Disusun Oleh :
1. Desnauli Sitompul
2. Elviona Tutupoly
3. Happy Fransiska Gultom
4. Juniati Regina M
5. Kristina Natalia Arianti
6. Lindawati siahaan
7. Taruli D Nainggolan
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas praktek Manajemen Keperawatan.
Kami telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan tugas
laporan praktek manajemen keperawatan ini dengan sebaik-baiknya, namun kami
menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari semua pihak. Kami
berharap semoga laporan praktek manajemen keperawatan ini bermanfaat bagi
kami khususnya para perawat di ruang rawata inap bagian G.
Dalam penyusunan laporan praktek manajemen keperawatan ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :
1) Dr. Tweggie Hellina, MM selaku direktur Rumah sakit Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat.
2) Ns. Kristina Sinuraya , M.Kep selaku devisi bidang perawatan.
3) Ns. Lasma Sitohang .S.Kep selaku sebagi Koordinator ruangan G
4) Lidya Maryani, S.Kep.,Ners.,MM.,M.Kep selaku pembimbing
koordinator mata kuliah Manajemen keperawatan
5) Ns. Lince siringoringo,M.kep.,Sp.Kep.An selaku sebagai pembimbing
klinik manajemen keperawatan.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan
pada kami mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Tuhan
yang maha Esa. Amin.
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah
sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non
kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan
posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah
sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
(Wiwiek, 2008).
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,
dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada
kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard professional
keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan
utama. Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung
jawab seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan,
yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada
manajemen pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan
merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu
pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999). Sedangkan
menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola
dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan
keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu
mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi
pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai
dengan adanya manajemen yang baik. (Arwani, 2002).
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan,
asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan
pengelolaan asuhan keperawatan yang profesional. Model pemberian
asuhan keperawatan merupakan salah satu pendekatan dalam
pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin
terwujudnya kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan
dan akuntabilitas. (Nursalam, 2002).
Ruangan G Rumah Sakit Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya menerapkan model
pemberian asuhan keperawatan dengan metode TIM, melalui kerja
kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat terwujud pemberian
asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap terhadap pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga
pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam
rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik
keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan manajemen
keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan alih jenjang, melakukan praktek
Manajemen Keperawatan di Ruangan G Rumah Sakit Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat dengan arahan pembimbing klinik dan pembimbing
akademik.
B. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajeman keperawatan di Ruangan G
Rumah Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat, mahasiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat
dasar secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap
kepemimpinan yang profesional.
2) Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajeman keperawatan selama 9
hari ( 17 – 25 Mei 2022) di Ruangan G Rumah sakit Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat, mampu :
a. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang
keperawatan, unsur input, unsur proses dan unsur output.
b. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input,
unsur proses dan unsur output.
c. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan
masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
d. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang
sudah disusun.
C. Manfaat Penulisan
1) Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program
study S1 keperawatan Alih jenjang, dalam aplikasi konsep
manajemen keperawatan secara langsung.
2) Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruangan G
Rumah sakit primaya PGI Cikini Jakarta Pusat, untuk meningkatkan
kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang mangacu kepada model
praktek keperawatan metode TIM.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II. PERSPEKTIF PELAYANAN KEPERAWATAN DI
RUANAGAN G
BAB III. KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Analisa Situasi Ruangan
B. Analisa SWOT
C. Perumusan dan Prioritas Masalah
BAB IV PERENCANAAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PERSPEKTIF PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN
MASUKAN/INPUT HASIL/OUTPUT
PROSES
Personalia
Persediaan
Riset
Informasi ttg : Tujuan Sistem : Bentuk Klasifikasi Pasien : Kekuasaan : Kendali mutu :
Pasien Standar Organisasi : Penentuan Pemecahan Audit
Pegawai Kebijakan Uraian kebutuhan masalah Penampilan
Sumber- Budget jabatan / pegawai Pengambilan kerja
sumber pekerjaaan Penjadwalan keputusan Disiplin
Evaluasi Penugasan Mengatasi Hubungan kerja
pekerjaan Pengurangan konflik Komputer
Kerja Tim / absen Komunikasi dan sistem
kelompok Pengurangan sistem analisis
pindah transaksional
Pengembangan
pegawai
Sumber : Gillies, 1985
Gambar 2.2 Proses Manajemen Keperawatan Mendukung Proses Keperawatan
Pengelolaan Kepegawaian
PROSES MANAJEMEN
Kepala Ruang
Pasien
2) Model Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang saling membantu.
Kepala Ruang
Pasien Pasien
3) Model Primer
Model penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit.
Primary Nurse
Pasien
2. Pengelolaan
a. Pengkajian awal post operasi termasuk monitoring keadaan umum,
tanda-tanda vital, aliran cairan IV, jumlah perdarahan, intake dan
output cairan dalam 24 jam pertama.
b. Pemenuhan KDM post operasi
c. Pemeriksaan penunjang post operasi (pemeriksaan darah)
d. Menginformasikan mengenai perkembangan keadaan klien kepada
keluarga dan klien.
e. Mencegah dan mendeteksi komplikasi post operasi.
f. Pencegahan infeksi (perawtan luka menggunakan teknik aseptik dan
antiseptik, pemberian profilaksis).
g. Memulihkan keadaan klien ke kesehatan maksimal dan
meminimalkan ketergantungan setelah operasi.
F. Perencanaan Pasien Pulang
Perencanaan pasien pulang merupakan bagian penting dari
pelayanan klien dan keluarga yang dimulai dari saat klien masuk rumah
sakit. Hal ini merupakan suatu bentuk kerjasama antara tim kesehatan,
klien maupun orang yang penting bagi klien yang dimulai pada tahap
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Carpenito, 1993)
Tujuan perencanaan pasien pulang adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan klien untuk menyesuaikan diri di rumah dan di masyarakat
setelah pulang dari rumah sakit.
2. Menyiapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap klien serta keluarga
tentang penyakit klien, pemberian obat, aktifitas dan perawatan sehari-
hari, pemberian nutrisi yang tepat, semua bertujuan untuk
mempertahankan status kesehatan klien setelah di rumah.
3. Menyiapkan diri klien dan keluarga baik dari segi fisik maupun
psikologis bila terdapat gejala sisa. (Stuart &Sundeen, 1995)
Tahap-tahap perencanaan pasien pulang adalah sebagai berikut :
1. Tahap pengkajian
a. Perawat mengkaji keadaan umum klien
b. Perawat mengkaji keadaan luka klien
c. Perawat mengkaji adanya penyakit herediter dalam keluarga
d. Perawat mengkaji status sosial klien
e. Perawat mengkaji tingkat ketergantungan klien
f. Perawat mengkaji pemenuhan kebutuhan klien
g. Perawat mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit klien terutama perawatan luka di rumah.
2. Tahap perencanaan
a. Perawat menyiapkan materi yang akan diberikan kepada klien sesuai
dengan kondisi penyakit yang diderita klien, seperti pengertian
penyakit, tanda dan gejala, cara penanganan, obat-obatan, diet dan
perawatan luka.
b. Perawat mempersiapkan metode pengajaran
c. Perawat mempersiapkan media pengajaran (alat peraga)
3. Tahap pelaksanaan
a. Perawat menjelaskan kepada klien tentang pengertian, tanda dan
gejala penyakit dan penanganan penyakit.
b. Perawat memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara
perawatan luka di rumah.
c. Pemberian informasi mengenai tanda dan gejala terjadinya infeksi
serta pencegahanya, diet, obat-obatan, aktifitas dan perawatan diri.
d. Memberitahukan dan menegaskan jadwal kontrol.
4. Tahap evaluasi
a. Perawat bertanya pada klien tentang pengertian penyakit.
b. Perawat bertanya kepada klien tentang tanda dan gejala penyakit.
c. Perawat bertanya kepada klien tentang tanda dan gejala terjadinya
infeksi.
d. Perawat bertanya kepada klien tentang cara perawatan luka di
rumah.
G. Lingkungan Fisik
1. Bagunan
a. Ruangan
Lingkungan kerja untuk pencapaian proses manajerial
keperawatan di ruang rawat inap bedah umum secara keseluruhan
mempunyai : ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur dan
kamar mandi klien, ruang perasat, ruang perawat/nurse station
berada di tengah ruang perawatan, ruang kepala ruangan, ruang
tamu, kamar mandi, ruang peralatan, ruang ganti perawat, kamar
mandi perawat, ruang konferensi, mushola, ruang administrasi, ruang
spuelhoke, dapur dan gudang serta depo farmasi.
b. Letak
Jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan kamar
operasi dan pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.
c. Posisi : dekat dengan nurse station.
d. Kondisi
Pencahayaan cukup dan sesuai dengan luas ruangan, besar ruangan,
sesuai dengan jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran jendela sesuai
dengan besar ruangan, warna cat lembut, tidak berjamur, bersih,
pintu pleksibel dan dapat dilalui brankar, bersih, letak terjangkau
oleh pasien, kasur bersih, dapat dirubah posisinya, terdapat side rails,
fasilitas ruangan tidak mengganggu delivery pasien.
2. Alat dan bahan
a. Alat tenun : Laken, boven laken, sarung bantal, sarung guling,
perlak, stik laken, selimut, baju pasien, wash lap, alas meja, alas
kaki, handuk, sarung buli-buli dan O2, sarung gorden.
b. Alat-alat perawatan luka : Kom besar, kom betadin, pinset anatomis,
pinset cirurgis, bengkok, gunting verban, gunting jaringan.
c. Alat-alat pemeriksaan tanda vital : Tensimeter, stetoskop,
termometer.
d. Alat-alat pemeriksaan fisik : Reflek hamer, tongue spatel, penlight,
midline.
e. Alat tansportasi : Brancard, kursi roda
f. Emergency trollY
g. O2 dan manometer
h. Bahan habis pakai : Alkohol 70%, betadin, aquadest, savlon, H2O2,
Nacl, cairan infus, lisol, spuit dengan berbagai ukuran, kapas, kasa,
plester, set infus, kateter, NGT, kondom kateter, urine bag dan obat-
obatan.
i. Alat-alat rumah tangga : Kasur, bantal, guling, meja, jam dinding,
kursi, lemari, lampu, alat makan, kompor, gayung, tempat sampah,
kapstok pakaian, rak handuk, keset, telephone, white board.
j. Alat tulis kantor : Amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku tulis,
lem, perporator, spidol, formulir (perencanaan, pengkajian,
implementasi, resume pasien pulang/dirujuk/meninggal, grafik suhu
nadi, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi).
H. Lingkungan Non Fisik
1. Hubungan perawat – klien
a. Hubungan perawat klien dimulai sejak klien masuk, selama
perawatan (pelaksanaan proses keperawatan) sampai pulang.
b. Pada profesi keperawatan, komunikasi jadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien sangat tergantung pada hubungan perawat dan
klien.
2. Hubungan perawat – perawat
a. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik
b. Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi.
c. Kegiatan serah terima pasien dilakukan setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
d. Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
e. Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
f. Media komunikasi antar perawat menggunakan buku laporan, buku
ronde dan white board.
g. Mempunyai protap timbang terima
3. Hubungan perawat – profesi lain
a. Bekerjasama sebagai sebuah tim kesehatan untuk menangani
masalah tim.
b. Komunikasi antar profesi berjalan baik.
c. Proses pendelegasian jelas dilakukan secara tertulis.
d. Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas.
e. Saling menghargai antar profesi.
4. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap yang positif yang menyangkut
penyesuaian diri yang positif sehat dari para karyawan terhadap kondisi
dan situasi kerja termasuk didalamnya upah, kondisi sosial, kondisi
fisik dan kondisi psikologis. (Anoraga, 2006)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut
Anoraga (2006) :
a. Faktor individual, berhubungan dengan sikap, umur, dan jenis
kelamin.
b. Faktor-faktor luar berhubungan dengan keadaan keluarga karyawan,
rekreasi dan pendidikan.
c. Faktor sosial berhubungan dengan interaksi sosial antar karyawan,
atasan, maupun antar karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya,
sugesti dari teman kerja, emosi dan situasi kerja.
d. Faktor fisik yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja dan
kondisi fisik karyawan termasuk didalamnya pekerjaan, pengaturan
waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan,
suhu, penerangan, kondisi kesehatan karyawan, dan lain-lain.
e. Faktor finansial yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besaran gaji,
jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,
promosi, dan lain-lain.
Beberapa alasan pentingnya kepuasan kerja yang tinggi dalam
sebuah organisasi :
a. Ada bukti bahwa kepuasan kerja yang rendah lebih sering mangkir
dan lebih besar kemungkinan mengundurkan diri.
b. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai
kesehatan yang lebih baik dalam usia yang lebih panjang.
c. Kepuasan kerja yang tinggi sejalan dengan produktifitas yang tinggi.
Penugasan:
18/ 05/ 22
Sr. Lindawati: PA
Sr. Desna: PA
Sr. Juniati: PA