Anda di halaman 1dari 133

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI POLI RAWAT JALAN


RUMAH SAKIT ISLAM “SUNAN KUDUS”

DI SUSUN OLEH:

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kelompok manajemen dapat

menyelesaikan laporan Stase Manajemen Keperawatan ini. Penyusunan laporan

Stase Manajemen Keperawatan ini dimaksudkan untuk memenuhi prasyarat stase

Manajemen Keperawatan guna memperoleh Kompetensi Ners pada jurusan Ilmu

Keperawatan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS. Dengan

terselesaikannya laporan Stase Manajemen Keperawatan ini, banyak bimbingan dan

saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu kelompok

manajemen ini mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu memberikan saran dan kritikan pada laporan ini.

Kelompok Manajemen menyadari bahwa laporan Stase Manajemen

Keperawatan I ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dapat menghasilkan laporan

yang lebih baik. Semoga laporan Stase Manajemen Keperawatan ini bermanfaat serta

dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkannya.

Kudus , Juli 2019

Penulis

BAB I
2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut hasil lokakarya nasional pada tahun 1983, keperawatan


sebagai sebuah profesi didefinisikan sebagai suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko,
sosio, spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut
untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada
paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia, yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan,
dilakukan melalui proses pengkajian terhadap penyebab utama tidak
terpenuhi kebutuhan dasar manusia, penentuan diagnosis keperawatan,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengevaluasian. Seluruh
proses diatas disebut proses keperawatan
Perawat sebagai salah satu profesi yang berperan penting dalam
penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan
keperawatan di rumah sakit merupakan bagian dari integral dari pelayanan
kesehatan yang mempunyai konstribusi yang sangat menentukan kualitas
pelayanan rumah sakit. Sehingga setiap upaya untuk peningkatan pelayanan
rumah sakit juga diikuti upaya peningkatan profesionalitas dan kualitas
pelayanan keperawatan.
Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu
dilakukan pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan,
sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan,
diakui dan dihargai keprofesionalannya yang dapat dicapai melalui penerapan
sistem manajemen keperawatan. Penerapan sistem manajemen keperawatan
membutuhkan kemampuan manajerial yang tangguh dimana dapat dimiliki
melalui berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan keterampilan

3
melalui bangku kuliah yang harus dilalui lewat pembelajaran di lahan
praktik.
Manajemen menurut Nursalam (2007) merupakan suatu pendekatan
yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi, di
dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controling) terhadap staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai
tujuan organisasi. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan
memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia,
konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya
guna dan berhasil guna bagi masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Menejer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat
(Nursalam cit Gillies, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di
masa depan karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus, 2006). Model ini merupakan
penataan struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan pada tingkat
ruang rawat sehingga memungkinkan pemberian asuhan keperawatan
profesional. Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan
professional, yaitu sebagai berikut : ketenagaan Keperawatan, metode
pemberian asuhan keperawatan, proses keperawatan, dokumentasi
Keperawatan

4
Disamping jumlah perawat, perlu ditetapkan pula jenis tenaga di suatu
ruang rawat yaitu kepala ruangan, Clinical Care Manager (CCM), Perawat
Primer (PP), dan Perawat Asosiet (PA) sehingga peran dan fungsi masing-
masing tenaga sesuai dengan kemampuannya dan terdapat tanggung jawab
yang jelas dalam sistem pemberian asuhan keperawatan. Tugas pokok PP
adalah mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif, membuat tujuan dan
rencana keperawatan, melaksanakan rencana yang telah dibuat selama
praktek bila diperlukan, mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
Sedangkan tugas PA memberikan perawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan, melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun,
mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan, mencatat dan
melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada catatan
perawatan.
Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di
dalam proses keperawatan, di dalam Manajemen Keperawatan-pun terdiri
dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil. Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer
ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien
dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat
Mahasiswa UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS dituntut
mampu mengaplikasikan langsung pengetahuan dan kemampuannya dalam
bidang managerial di Ruang Poli Rawat Jalan RSI Sunan Kudus dengan
bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing lapangan/klinik.
Dengan adanya praktik di lapangan ini, mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah untuk mengelola
ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

5
B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Tempat praktek mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen
Keperawatan dilaksanakan di Ruang Poli rawat Jalan RSI Sunan Kudus,
berlangsung selama 3 minggu mulai 24 Juni - 13 Juli 2019.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik managemen keperawatan, mahasiswa
diharapkandapat memahami dan mampu menerapkan konsep teori
dalam aplikasi prinsip- prinsip manajemen keperawatan dalam
pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dan manajemen
pelayanan keperawatan di ruang Poli Rawat Jalan di RS Islam “
SUNAN KUDUS” .
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian di ruang Poli Rawat Jalan .
b. Merumuskan hasil pengkajian kedalam analisa SWOT di ruang
Poli Rawat Jalan .
c. Merumuskan masalah sesuai dengan pengkajian di ruang Poli
Rawat Jalan.
d. Menyusun rencana tindakan berdasarkan konsep dan teori di
ruang Poli Rawat Jalan.
e. Mengaplikasikan rencana penyelesaian masalah yang telah
disusun di ruang rawat Poli Rawat Jalan.
f. Mengevaluasi hasil aplikasi yang telah dilakukan di ruang Poli
Rawat Jalan.

D. Manfaat
1. Dapat membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian dalam menerapkan asuhan keperawatan.
2. Dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan penggunaan waktu

6
secara efektif.
3. Dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Dapat memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien..
5. Tercipta komunikasi yang efektif.
6. Dapat melakukan pengembangan satff.

7
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT

A. SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT ISLAM “SUNAN KUDUS”


Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS“ merupakan institusi
pelayanan kesehatan milik Yayasan Kesehatan Islam Kudus (YAKIS).
Yayasan ini didirikan pada tanggal 08 Juni 1985 M / 17 Ramadhan 1405 H
dengan Akte Notaris No.15 tanggal 08 Juni 1985 Notaris Benyamin Kusuma,
SH. Jl. Tanjung No.03 A Telp (0291) 431242 Kudus.

Tujuan utama didirikannya YAKIS adalah untuk menyelenggarakan


usaha kesehatan masyarakat sebagai perwujudan amaliyah sesuai dengan
ajaran Islam, turut membantu pemerintah dalam rangka menyediakan sarana
dan prasarana kesehatan di Kudus.

Nama Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS“ dipetik dari sejarah


besar di Kota Kudus Propinsi Jawa Tengah. Dimana di lokasi Menara Kudus
yang berada di sekitar pusat kota Kudus, telah dimakamkan seorang ulama
besar yang berjasa dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Pulau Jawa.
Beliau merupakan salah seorang dari kesembilan Wali/ Sunan yang terkenal
di Indonesia yaitu Syaikh Dja’far Shodiq atau yang dikenal dengan sebutan
Kanjeng Sunan Kudus. Beliau tinggal di Kudus dan berjasa mendirikan Kota
dan Kabupaten Kudus dan hidup dipertengahan Abad XVI.

Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS“ secara resmi dioperasionalkan


pertama kalinya pada tanggal 01 Oktober 1990 M / 12 Rabiul Awwal 1411 H
yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak H.Moh. Ismail Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah. Menempati luas tanah dengan status
tanah wakaf sekitar 38.550 M2, yang lebih tepatnya yaitu di Jalan Kudus
Permai No.01 Kudus Telp.(0291) 432008, 434008 Kudus–59361 E-mail:
rsi_sunankudus@yahoo.com Website: www.rsisunankudus.com

8
Sejarah Manajemen Rumah Sakit
1. Rumah Sakit Umum swasta type Madya (type C) berdasarkan penetapan
kelas oleh Dirgen Yanmed Nomer : YM.00.02.3.4.312 tanggal 28 April 1990
M.
2. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tanggal 27
September Tahun 2002 terakreditasi 12 Pelayanan dengan status Akreditasi
Penuh tingkat lanjut
3. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tanggal 6
Februari 2008 terakreditasi 16 bidang Pelayanan dengan status Akreditasi
Penuh tingkat lengkap
4. Berdasarkan Keputusan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Nomor
KARS-SERT/ 231/I/ 2012 tanggal 3 Januari 2012 terakreditasi 16 Pelayanan
5. Surat Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU-AH.
01.06.835 tanggal 02 Oktober 2013 tentang Yayasan Kesehatan Islam Kudus
(YAKIS);
6. Akta Notaris Lianty Achwas, SH Nomor 33 tanggal 13 Maret 2013 tentang
Pernyataan Keputusan Rapat Pembina YAKIS;
7. Berdasarkan Keputusan Bupati Kudus No. 445/474.1/2013, tentang
Pemberian Perpanjangan Izin Operasional Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS” berlaku mulai 5 Desember 2013 sampai 5 Desember 2018
8. Surat Keputusan Pengurus YAKIS Nomor : 18/YAKIS/SK/II/2017 tertanggal
08 Februari 2017 tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS”
9. Surat Direktur Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” Nomor :
2456/RSI.SK/VIII/2017 tertanggal 15 Agustus 2017 perihal Pengajuan Revisi
SOTK, Persyaratan Jabatan dan Uraian Tugas di Rumah Sakit Islam “
SUNAN KUDUS”.

9
B. NAMA DIREKTUR DAN MASA KEPEMIMPINAN
NO NAMA PERIODE
1 Dr. H. Zaenuri Khosim, SpPD 1990 – 2006
2 Dr. Soekasno, SpAn 2006 – 2012
3 Dr. Farid Noor, M.Kes 2012 – 2016
4 Dr. Sunaryo Gana 2017 – sekarang

C. GAMBARAN UMUM
1. Internal Rumah Sakit
a. Status Kepemilikan : Yayasan Kesehatan Islam Kudus
b. Kode rumah sakit :-
c. Kelas Rumah Sakit : Kelas C Non Pendidikan
d. Luas tanah : 38.559 m2
e. Luas Bangunan : 8.402 m2 terdiri dan 15 gedung.
f. Fasilitas listrik : - PLN, 650 KVA : 1 gardu
- Generator set 2 buah, 250 KVA dan 650 KVA
g. Fasilitas air : - Sumur pompa 2 buah
(sobnersible)
- PDAM 13,2 m3/bulan, Air bersih : 4547m3/bulan
h. Fasilitas gas : Sentral oksigen, jumlah pemakaian th.
2017
O2 liquid = 650 ml3/ bulan
i. Fasilitas pengolahan limbah :
- Ipal Biofilter kapasitas 300 - 1000 bed (150 – 200 m3/hr)
- WWT Pautomatic bantuan Austria tahun 2000b (Metode
Lumpur Aktif) 1 unit
j. Komunikasi :
- 2 (dua) unit : 73 extension
- 2 (dua) unit saluran telp: (0291) 432008/ 434008
- 1 telpon call center IGD : (0291) 4248300
- Nomor Saluran fax (0291) 432008/ 434008
- E-mail: rsi_sunankudus@yahoo.com

10
- Website: www.rsisunankudus.com
k. Tata Udara (AC) : AC sentral sistem multiV 184 unit
AC Split 105 unit
l. Transportasi : Mobil Ambulance 3 unit, mobil
jenazah 2 unit, mobil operasional 2 unit
m. Lahan Parkir :
Depan Gedung Induk : 9000 m2

2. Eksternal Rumah Sakit


a. Luas Wilayah Kabupaten Kudus : 425,2 Km2
b. Secara administrasi terdiri dari 9 Kecamatan, 123 desa, 9 kelurahan
c. Kependudukan (Sumber: BPJS Cabang Kudus, tanggal 1 Desember
2017) peserta BPJS sebanyak 632.180 jiwa ( 76%) dari total
penduduk Kudus 830.221 jiwa.

D. Visi

“Rumah Sakit Terkemuka Di Kudus”

E. Misi
Rumah Sakit:
a. Memberikan pelayanan yang menyenangkan dan terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dilandasi
moral dan etika profesi yang berorientasi pada keselamatan pasien.
b. Menerapkan nilai-nilai Islam menjadi basis corporate culture.
c. Mengembangkan Sumber Daya Manusia menuju standar kompetensi
Nasional yang handal
d. Meningkatkan sarana prasarana sesuai tuntutan terkini.
e. Memanfaatkan teknologi informasi demi tercapainya good corporate
governance

F. Motto Rumah Sakit


"Melayani Sepenuh hati”

11
G. Tujuan Rumah Sakit
- Tujuan Umum

Meningkatkan fungsi rumah sakit melalui peningkatan pemanfaatan


rumah sakit, peningkatan rujukan dan sumber daya manusia baik
kualitas maupun kuantitas yang lebih proporsional dalam hubungannya
dengan fusngsi rumah sakit sebagai penyelenggara upaya kesehatan
yang bersifat penyembuhan (curratif), dan pemulihan (rehabilitatif)
yang meliputi pemeriksaan, pengobatan dan asuhan penderita, yang
disukung dengan upaya promotif dan preventif.

- Tujuan Khusus:

a. Mewujudkan pelayanan rumah sakit yang lengkap,


berkualitas dan bertanggungjawab dengan sarana yang
memadai, memiliki sumber daya aparatur yang profesional
dengan biaya yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
b. Melaksanakan RS Tipe C dan mewujudkan sistem informasi
rumah sakit yang tepat guna untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan.
c. Meningkatkan kinerja sumber daya aparatur dan manajemen
Rumah Sakit, menciptakan budaya kerja yang cepat, tepat dan
cermat serta kesejahteraan aparatur agar menjadi rumah sakit
andalan masyarakat.
H. Gambaran umum management keperawatan di Rumah Sakit Islam
“SUNAN KUDUS”
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan . Pelayanan keperawatan
menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang memnentukan
kwalitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit . Keberadaan keperawatan
dalam memberikan ASKEP dalam situasi yang komplek selain 24 jam secara
berkesinambungan melibatkan klien , keluarga maupun profesi atau tenaga
kesehatan yang lain .

12
Menurt Huber ( 1996 ) pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan
keperawatan , sedangkan menurut Gillies ( 1994 ) sekitar 40% - 60%
pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan . Oleh karena itu
pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih
dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik
buruknya citra Rumah Sakit .
Untuk meujudkan pelayanan keperawatan yang berkwalitas sesuai
dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen ,
yang merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan organisasi . Didalam organisasi keperawatan , pelaksanaan
manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan
oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan ASKEP secara
professional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk
melakukan limafungsi utama yaitu POAC agar dapat memberikan ASKEP
yang efektif dan efisien bagi pasien dan keluarganya ( Nursalam 2002,Gillis,
1996 ) . Proses manajemen keperawatan dilaksanakan dalam tahap – tahap
yaiti pengkajian ( kajian situasional ) ,perencanaan ( strategi dan operasional),
implementasi dan evaluasi.
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan ádalah
manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan
yaitu manusia , keperawatan , kesehatan dan lingkungan , Dengan demikian
fokus tela perawatan ádalah respon manusia dalam menghadapi masalah
kesehatan baik actual maupun potencial , sehingga lingkup garapan perawat
ádalah penyimpangan pemenuhan KDM .Proses manajemen satu unit
pelayanan kesehatan mencakup manajemen asuhan dan manajemen
pelayanan
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan kegiatan
organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai bersama. Sedangkan
manajemen keperawatan merupakan pengalokasian aktivitas keperawatan
yang merupakan bagian yang dilaksanakan oleh para perawat dalamupaya
memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian yang integral
dari pelayanan kesehatan.

13
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan pelayanan , dimana kedua manajemen tersebut saling
terkait dan terintegrasi aplikasinya. Konsep manajemen keperawatan,
perencanaan, berupa rencana strategi melalui pendekatan : pengumpulan data,
analisa SWOT dan menyusun langkah – langkah perencanaan. Pelaksanaan
secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan metode asuhan
keperawatan, melakukan pengawasan dan pengendalian serta dokumentasi
yang lengkap.

I. Fungsi manajemen
1. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih
cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
2. Pengorganisasian
Beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama
b. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama
c. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih

14
Dari berbagai pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan
organisasi adalah dua orang atau lebih yang punya tujuan visi dan misi
yang telah disepakati bersama dalam rangka mencapai tujuan.
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Jadi actuatingartinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau
bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan
pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya
perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang
manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah
itu menjadi semakin besar.

J. Timbang terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
1) Tujuan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.

15
b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah-langkah
a) Kedua shif dalam keadaan siap.
b) Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang
akan disampaikan.
c) Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang
selanjutnya meliputi kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e) Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a – e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse Station
tidak di depan pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit, kemudian
keliling melihat keadaan semua klien untuk memperkenalkan petugas
(perawat/bidan) yang jaga selanjutnya (sore/malam).
3) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
 Kedua kelompok sudah siap.
 Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b) Pelaksanaan
 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
 Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
serah terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan dengan masalah keperawatan, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lainya.
 Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan
kepada perawat jaga berikutnya.
 Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima :
identitas dan diagnosa medis, masalah keperawatan,
tindakan yang sudah dan belum dilakukan, intervensi.

16
4) Alur Timbang Terima

PASIEN

Diagnosa Medis Diagnosa


Masalah Keperawatan
Koburatif
Rencana Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan


Perkembangan
Keadaan Klien

Masalah : Teratasi ,belum teratasi,teratasi sebagian


Gambar. Alur Timbang Terima

K. Pre dan Post Conference


Definisi Pre dan Post Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam
sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya
dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
1. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi

17
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanyakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut.
Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj
tim
(Modul MPKP, 2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

18
3. Tujuan Pre dan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi
masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif
(McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi
pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien
Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah
dan membandingkan masalah yang dijumpai.
4. Syarat Pre dan Post Conference
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
5. Panduan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP ( ka tim )dan perawat pelaksanaan dalam
melakukan konferensi adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).
a) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian
dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.

19
b) Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing
– masing.
c) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
a. Utama klien
b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini.
g. Perubahan keadaan terapi medis.
h. Rencana medis.
d) Perawat Primer ( ka tim ) mendikusikan dan mengarahkan perawat
asosiet ( perawat pelaksana tentang masalah yang terkait dengan
perawatan klien yang meliputi :
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
g. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
h. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing –masing perawatan asosiet.
i. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang
tidak dapat diselesaikan.

i. Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien

20
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat profesional dengan kepala
ruang, dan juga melibatkan seluruh anggota tim.
1) Tujuan
a) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
c) Meningkatkan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
2) Peran
a) Ketua Tim dan Anggota Tim
 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
 Menjelaskan masalah keperawatan utama.
 Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
 Menjelaskan tindakan selanjutnya.
 Menjelaskan alasan ilmiah yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
 Memberikan justifikasi.
 Memberikan Reinforcement.
 Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional.
 Mengarah pada koreksi.
 Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3) Persiapan
a) Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
b) Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
4) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat profesional ( ketua tim ).
Dalam hal ini penjelasan difokuskan dalam masalah

21
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat profesional/ketua
tim/perawat konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta
tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
akan ditetapkan.

M. Dokumentasi Proses keperawatan


1. Pengertian
Dokumentasi berasal dari kata ” document ” yang berarti semua
warkat asli yang dapat dibuktikan dalam persoalan hukum yang bersifat
kebenaran ( Jon ME, 1975 ). Dokumentasi proses keperawatan adalah bahan
komunikasi yang terulis untuk mendukung informasi atau kejadian.
( Fiosbach, 1991 )
Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang
fakta – fakta terhadap penyakit klien, gejala – gejala, diagnosa,
penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan tersebut harus lengkap, akurat dan
terbaru, mudah dan cepat diakses serta sistematis sehingga dapat memberikan
informasi yang akurat.

2. Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan


a. Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
b. Memastikan kemajuan hasil yang berfokus pada klien
c. Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi tujuan
dan kemajuan pengobatan
d. Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian
terhadap perawatan yang telah diberikan pada klien dan dapat
dipastikan apakah rencana yang diimplementasikan sudah mencapai
kemajuan
e. Pembayaran kembali ( Reinforcement ).

22
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi
tentang penanganan klien dan memberikan bukti adanaya pelayanan.
f.  Akreditasi.
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut
lembaga pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam
medik, termasuk dokumentasi asuhan keperawatan
3. Hal – hal yang Penting diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan
Keperawatan
a. Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan eveluasi
b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta
berdasarkan sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format
yang dirancang oleh institusi
d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan,
hasil yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan
berdasarkan diagnosa keperawatan
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang membuat
klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan restorasi
kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi kesehatan
g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau
kurangnya perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan
h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien terhadap
perawatan atau perubahan dalam kondisi klien.
4. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan
a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi
subjektif
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil
pengamatan khusus
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca

23
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
g. Ejaan harus jelas
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk
data biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-
obatan
i. Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis
horizontal atau vertikal sepanjang bagian yang kosong
j. Jika ada kesalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat
dibaca selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan
tanda tangan, nama jelas serta jabatan perawat.
5. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota
tim pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan :
 Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari klien
melalui pengkajian
 agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan
b. Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan
yang kreatif antara klien dan provider
c. Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan
keperawatan dapat ditentukan
d. Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan
tanggungjawab serta tanggung gugat
e. Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan
klien dan tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat diperkirakan
jumlah kebutuhan teaga perawat
f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga
dan bukti tuntutan hukum
6. Unsus-Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan,
dimana pada fase ini perawat mengumpulan data tentang status

24
kesehatan klien secara sistematis menyeluruh, akurat dan
berkesianambungan.
b. Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang klien :
 Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap
makanan atau obat tertentu, riwayat pernah dilakukan
tindakan bedah, riwayat menderita penyakit kronis dan lain-
lain
 Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri,
mual, gangguan tidur dan lain-lain
 Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan
teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA ) dengan
prinsip pemeriksaan ” head to toe ” atau berdasarkan sistem
tubuh seperti sistem pernapasan, pencernaan, eliminasi dan
lain-lain
 Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan
laboratorium, radiologi, CT scan dan lain-lain.
Tipe data yang dikumpul yaitu :
 Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh
klien ,kebiasaan dan persepsi klien terhadap kesehatannya saat
ini. Selain klien,informasi juga didapatkan dari
keluarga ,teman, dan orang terdekat pasien atau tenaga
kesehatan yang mengetahui keadaan klien.
 Data objektif yaitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat
dilihat ,didengar ,dirasakan atau dicium serta data – data lain
yang dapat diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik.
c. Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan format
pengkajian atau disebut juga pengkajian perawat .format pengkajian
dapat dimodifikasi dengan keadadan klien .Da;lam keperawatan

25
format pengkajian yang di gunakan dapat didasarkan ada berbagai
teori keperawatan ,diantaranya:
 teori gordon tentang fungsi kesehatan
 teori orem tentang perawatan diri
 teori roy tentang model adaptasi
 teori maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia
d. Validasi data
Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan sesuai
dengan keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi atau
pemeriksaan kembali terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut
e. Pencatatan data
Untuk melengkapi pengkajian ,dokumentasi data akurat dan
mencakup semua keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan hasil
intervensi perawat
f. Diagnosa keperawatan
Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang
individu ,keluarga atau masyarakat yang aktual ,resiko dari status
kesehatan seseorang. Diagnosa keperawatan ini merupakan dasar
untuk melakukan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan dan
dapat dievalusi ( NANDA ,1990).
Tipe diagnosa keperawatan yaitu:
1. Aktual
Pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini
berdasarkan hasil pengkajian yang meliputi tanda dan gejala seperti
jalan nafas tidak efektif dan ansietas
2. Resiko
Resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana
masalah lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien tersebut
dibanding dengan orang lain pada kondisi atau situasi yang sama.
Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu:
 Problem

26
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya
terhadap terapi yang diberikan oleh perawat yang di tuliskan
dalam beberapa kata antara lain:
1. perubahan ( perubahan dari sebelumnya )
2. gangguan ( kelemahan , kerusakan dan pengurangan )
3. penurunan (pengecilan , dari segi ukuran , jumlah atau
tingkat /derajat )
4. tidak efektif ( tidak menghasilkan efek yang sesuai )
5. akut ( terjadi dalam waktu yang mendadak dan pendek )
6. kronis ( terjadi dalam waktu yang lama , berulang dan
tetap )
 Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah
kesehatan dalam melakukan intervensi keperawatan yang
mencakup tingkah laku , lingkungan disekitar atau gabungan
dari keduanya .
 Signtom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari
diagnosa keperawatan.
g. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik pross keperawatan yang
melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah . Dalam
perencanaan , perawat mengacu pada pengkajian dasar klien dan
pernyataan diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan tujuan klien
dan mendesain strategi keperawatan untuk mencegah ,mengurangi
masalah kesehatan klien .
Proses perencanaan keperawatan meliputi
1. Membuat prioritas perencanaan
Prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan
strategi keperawatan
2. Membuat tujuan dan kriteria hasil
Tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari
intervensi keperawatan .Kriteria hasil adalah pernyataan yang

27
lebih spesifik , dan diukur untuk mengevaluasi apakah tujuan
tercapai.
h.  Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap
dimana perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu
tindakan .implementasi terdiri dari melaksanakan tindakan
keperawatan mandiri atau pendelegasian dan mencatat apa yang
dilakukan . dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat
mencatat tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien.
i. Evaluasi
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan .evaluasi
merupakan perencanaan , pelaksanaan ,kemajuan aktivitas yang mana
klien dan profesional kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan
kemajuan klien sesuai tujuan dan keefektifan rencana keperawatan.

7.  Metode Pemberian Pelayanan Keperawatan


Metode yang dilaksanakan di keperawatan Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS” adalah Metode keperawatan Modular.
Metode keperawatan modular adalah suatu variasi metode keperawatan
primer dan metode tim. Metode ini memiliki kesamaan dengan metode
primer dan metode tim (Gillies, 1994). Metode ini sama dengan metode
keperawatan tim karena baik perawat profesional maupun non
profesional bekerjasama dalam memberikan askep di bawah kepemimpinan
seorang perawat profesional. di samping itu dikatakan memiliki kesamaan
dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat
bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam
perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu Follow up care.
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memberikan metode
keperawatan modular, satu tim yang terdiri dua hingga perawat memiliki
tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien sekitar 8-12 orang
(Magargal, 1987). Hal ini tentu saja dengan suatu persyaratan perawatan yang
di butuhkan perawat cukup memadai.

28
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung
jawab paling besar tetap ada pada perawat profesional/ketua tim. Perawat
profesional/ketua tim juga memiliki kewajiban untuk membimbing dan
melatih non profesional/anggota tim. Apabila perawat profesional sebagai
ketua tim tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh
perawat profesional lainya. Peran perawat Kepala Ruang diarahkan dalam hal
membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk
bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta motivator.
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan pada konsep berikut :
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan teknik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila di dukung oleh kepala ruang.
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan
seluruh kegiatan asuhan keperawatan untuk dikoordinasikan dengan anggota
tim. Tujuan penugasan keperawatan modular untuk memberikan keperawatan
yang berpusat pada pasien, dan anggota tim bertanggung jawab
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah dibuat. Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-sama oleh
kelompok, maka ketua tim sering kali melakukan pertemuan bersama dengan
anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadan-kejadian yang
dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group atau sesuai kondisi ruangan
yang terdiri dari tenaga profesional, vokasional dalam satu tim yang
saling membantu.
Peran kepala ruangan :

29
1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.
2. Membatu staf menetapkan sasaran dalam unit/ruangan.
3. Memberi kesempatan ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan.
4. Mengorientasikan tenaga baru tentang fungsi metode tim keperawatan.
5. Menjadi narasumber bagi ketua tim.
6. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan.
7. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
Tanggung jawab kepala ruang :
1. Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim pengganti/kepala jaga/ Penanggungjawab
Shif ( PJ Shif ) yang akan bertugas di ruangan masing-masing
jika ketua tim tidak ada.
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan
aktifitas kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang dilakukan, progam pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk RS.
h) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

30
2. Pengorganisasian
b) Memutuskan metode penugasan yang digunakan.
c) Merumuskan tujuan metode penugasan.
d) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
e) Membuat rentang kendali kepala ruang membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
f) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
g) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
h) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
i) Mendelegasikan tugas kepala ruang jika tidak berada di tempat,
kepada ketua tim.
j) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
k) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
c) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
e) Melibatkan bawahan sejak awal hinggan akhir kegiatan.
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam tugasnya.
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya.

2) Pengawasan
a) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b) Melalui supervisi :

31
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.
d) Audit keperawatan.
Komunikasi diantara anggota tim sangat penting, meliputi :
 Penugasan asuhan secara tertulis.
 Rencana asuhan keperawatan tertulis.
 Laporan kepada dan dari ketua tim.
 Konferensi tim : membahas asuhan pasien dan masalah tim.
 Umpan balik informal yang sering di antara anggota tim.
Tugas dan Tanggung jawab ketua tim :
1. Bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan keperawatan klien sejak
masuk sampai pulang.
2. Mengorientasikan keluarga yang baru dan keluarganya.
3. Mengkaji kesehatan klien dan keluarganya.
4. Membuat diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan.
5. Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim.
6. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan
tindakan keperawatan.
7. Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.
8. Melaksanakan tindakan dan rencana tertentu
9. Mengembangkan perencanaan pulang.
10. Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh anggota tim.

32
11. Membagi tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota kelompok
dan memberikan bimbingan melalui konferensi.
12. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai
serta pendokumentasiannya.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Tim :
1. Melaksanakan kegiatan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim.
2. Mendokumentasikan kegiatan keperawatan yang telah dilakukan.
3. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan dan membuat rencana keperawatan.
4. Membantu ketua tim mengevaluasi hasil keperawatan.
5. Membantu/bersama ketua tim mengorientasikan pasien baru.
6. Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu.
Tugas dan tanggung jawab Administrasi :
1. Membersihkan ruangan dan meja pasien.
2. Menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam tindakan keperawatan.
3. Membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.
4. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan.
5. Mengurus pemberangkatan dan pemulangan pasien konsul.
6. Mengatur urinal dan pispot pasien.
Dalam keperawatan tim modifikasi ( modular ), perawat profesional
dapat mempraktekan kemampuan kepemimpinanya secara maksimal.
Kepemimpinan perawat ini menjadi kunci keberhasilan praktek keperawatan
dan menjamin asuhan keperawatan bermutu bagi pasien.

33
STRUKTUR ORGANISASI
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN TIM – PRIMER ( MODULAR )

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim


Prwt Profesional/PP Prwt Profesional/PP

Anggota Tim
Anggota Tim
Pwt Profesional/PJS
Pwt Profesional/PJS
PJA/ PA
PJA/ PA

PASIEN /
PASIEN /
Klien
Klien

8. Strategi Kerja Tim


Saat pasien baru masuk di ruang rawat, Pasien dan keluarga akan diterima
oleh ketua tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian
ketua tim akan memberikan orientasi tentang ruangan, Perawat
bertanggung jawab (ketua tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian,
kemudian membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan
yang sudah ada setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi
terhadap rencana keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua
tim menjelaskan rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim,
selanjutnya anggota tim akan melaksanakan rencana keperawatan tersebut
dan rencana tindakan medis yang dituliskan pada format tersendiri. Tindakan
yang dilakukan oleh anggota tim lalu didokumentasikan pada format yang
tersedia.
Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore atau malam
hari atau pada saat hari libur, pengkajian awal dilakukan oleh anggota tim

34
terutama yang terkait dengan masalah kesehatan pasien, anggota tim
membuat masalah keperawatan yang utama dan melakukan tindakan
keperawatan dengan terlebih dahulu mendiskusikannya dengan Kepala
Jaga/(PJ Shift) sore/malam/hari libur. Saat ketua tim ada, pengkajian
dilengkapi oleh ketua tim, kemudian membuat rencana yang lengkap dan
akan menjadi panduan bagi anggota tim dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan
dari dinas malam (hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan).
Selanjutnya dengan anggota tim pagi melakukan konferensi tentang
permasalahan pasien, pembagian pengelolaan pasien untuk tiap anggota tim,
dan mengkoordinasikan tugas yang harus dilakukan oleh anggota tim.
Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi
langsung dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain untuk membahas
perkembangan pasien dan perencanaan baru yang perlu di buat. Selain itu
mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang perlu
dilakukan selanjutnya. Bila ada rencana baru atau ada tindakan tertentu yang
harus di lakukan, maka ketua tim akan mengkomunikasikan kepada anggota
tim untuk melaksanakanya. Jika ada tindakan yang spesifik yang mungkin
tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka ketua tim yang akan langsung
melakukan tindakan tersebut. Terutama dalam melakukan tindakan intervensi
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga akan dilakukan oleh ketua
tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada kebutuhan peningkatan
pengetahuannya. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua
tim atau kolaborasi, misalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet
pasien yang benar.
Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien ketua tim
akan memonitor tindakan yang dilakukan dan memberi bimbingan pada
anggota tim. Anggota tim selama melakukan asuhan keperawatan harus
mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan pada format-
format yang terdapat di papan dokumentasi. Kemudian ketua tim akan
memonitor dan mengevaluasi dokumentasi yang dibuat oleh anggota tim.

35
Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan
mendokumentasikan pada format catatan perkembangan dengan metode
SOAP (data Subjekti, data Objektif, Analisa, dan Perencanaan) catatan
perkembangan pasien ini juga menuntun anggota tim dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien.
Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah ke unit perawatan lain,
ketua tim akan membuat resume keperawatan informasi tentang asuhan
keperawatan yang telah diberikan keadaan pasien selama dirawat, yang berisi
masalah-masalah pasien yang timbul dan masalah yang telah teratasi,
tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan pendidikan kesehatan yang
telah diberikan.
Pada saat pergantian dinas Pagi dan Sore dilakukan operan jaga dari
Ketua Tim pagi dan anggota timnya dengan Kepala Jaga/(PJ Shift) sore dan
anggota timnya yang didampingi oleh Kepala Ruang. Sedangkan pergantian
dinas Sore dan Malam dilakukan operan jaga oleh Kepala Jaga/(PJ Shift) sore
dan anggota timnya dengan Kepala Jaga/(PJ Shift) Malam dan anggota
timnya. Dan pergantian dinas Malam dan Pagi dilakukan operan jaga dari
Kepala Jaga/(PJ Shift) malam dan anggota timnya dengan Ketua Tim pagi
dan anggota timnya yang didampingi oleh Kepala Ruang. Komponen utama
yang diinformasikan dalam operan antara lain keadaan umum pasien,
tindakan / intervensi yang telah dilakukan dan atau tindakan yang belum
dilakukan, hal-hal penting yang harus di perhatikan perawat dinas sore dan
malam yang berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang telah
dibuat oleh ketua tim.
Selanjutnya bila perlu, ketua tim melengkapi informasi-informasi
penting yang belum disampaikan kepada dinas sore. Ketua Tim/Kepala
Jaga/(PJ Shift) juga menulis laporan pagi/siang/malam pada buku laporan
dan ditandatangani oleh pembuat laporan dan penerima operan.

36
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. HASIL PENGKAJIAN
I. 5 M ( Man, Material & Machine, Method, Money, Market )
1. MAN
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul
karena adanya orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

37
a. Struktur Organisasi Ruang Poli Rawat Jalan

KEPALA RUANG
Apriliyani SBU, Amk

PPJA
Ricca Andriyani, Skep

Penanggungjawab klinik THT Penanggungjawab Klinik Bedah


Abdullah Kholif, Amk Abdullah Saad, Skep.Ners

Penanggungjawab klinik Anak Penanggungjawab Klinik Urologi


Atik Anggraini, Amk Anita Fitrianingrum, Amk

Penanggungjwab Klinik Obsgin 1 Penanggungjawab Klinik Gigi


Farida Isnaeni, Amd Yunita Setyaningsih, Amkg

Penanggungjawab Klinik Obsgin 2 Penanggungjawab Klinik Orthopedi


Ismi Nor Eva, Amd.Keb Muhammad Ali Ridho, Amk

Penanggungjawab Klinik Obsgin 3 Penanggungjawab Klinik Umum


Darmiyati, AmKeb Tutik Emi Tapiyah, Amk

Penanggungjawab KLinik Mata Penanggungjawab KLinik ku-kel


Paramastuti Juniarsih,Amk Puji Indarti, Amk

Penanggungjawab Klinik Jantung


Penanggungjawab Klinik Syaraf 1
Rita Nurhayati, Amk
Etik windarwati, Amk

Penanggungjawab Klinik Dalam 1


Penanggungjawab Klinik Syaraf 2
Siti Musyarofah, Amk
Yuliasih, Amk

Penanggungjawab Kinik Dalam 2 Penanggungjawab Klinik Syaraf 3


Fitri Riyanti, Amk Aan Taufiqil, Amk

Penanggungjawab Klinik Dalam 3 Penanggungjawab Klinik Psikiatri


Anik Ratnawati, Amk Mariana WIdi Astuti, Amk

Penanggungjawab Klinik Paru Penanggungjawab Klinik Tumbang


Fenti Mulyahastuti, Amk Dian Khotijah, Amk

Administrasi 1
Badriyah

Administrasi 2
Noor Ludfiyati, Skep

Administrasi 3
Noorhidayah
38
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin (n = 36 ) menunjukkan mayoritas
perawat berjenis kelamin perempuan, sebanyak 30 orang (83%) dan laki – laki sebanyak
6 orang (17%).

Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Poliklinik RSI


Sunan Kudus

NO JENIS PENDIDIKAN ∑ %

1 SI NERS 6 16,7%

2 SI keperawatan 11 30,6%

3 DIII KEPERAWATAN 16 44,4%

4 SMA 3 8,3%

Jumlah 36 100

Sumber: Kepegawaian RSI SUNAN KUDUS 2019

b. Pendidikan
Karakteristik pendidikan perawat di Poliklinik RSI Sunan Kudus sampai
bulan Januari 2019 rata – rata berpendidikan S1 Ners jumlah 6 orang, S1
Keperawatan 11 orang , D3 Keperawatan dengan jumlah 16 orang, SMA 3
orang.

Tabel Pendidikan Formal Pegawai Poliklinik RSI Sunan Kudus


Tabel: 3.1.
PENDIDIKAN
NO. NAMA
JABATAN YANG DIMILIKI
1. Apriliani SBU,AMK Karu D3 Kep
2. Ricca Andriani ,Skep Wakaru S1 Kep
3. Anik R,AMK PJS D3 Kep
4. Fenti MH,AMK PJS S1 Kep
5. Abd kholip,AMK PJS D3 Kep

39
6. Ety W,AMK PJS D3 Kep
7. Yuliasih,AMK PJS D3 Kep
8. Paramastuti,AMK PJS D3 Kep
9. Abd Saad,Skep Ns PJS S1 Kep,Ners
10. Fitri Riyanti ,AMK PJS D3 Kep
11. Rita NS,AMK PJS D3 Kep
12. Siti Musyarofah,AMK PJS D3 Kep
13. Anita F,AMK PJS D3 Kep
14. Sunarsih Skep Ners PJS S1 Kep, Ners
15. Dodi Irawan, AMK PJS D3 Kep
16. Puji Indarti, AMK PJS D3 Kep
17. M Ali Ridlo, AMK PA D3 Kep
18 M Maulid Skep Ners PA S1 Kep, Ners
19 Atik Anggraini, AMK PA D3 Kep
20 Tutik Emi T, AMK PA D3 Kep
21 Mariana, AMK PA D3 Kep
22 Dian Khadijah, AMK PA D3 Kep
23 Aan Taufiqil, AMK PA D3 Kep
24 Wahyu D, Skep Ners PA S1 Kep, Ners
25 Diah Ayu, Skep Ners PA S1 Kep, Ners
26 Widda F, Skep Ners PA S1 Kep, Ners
27 Indah P, AMD,REF PA D3 Refraksi
28 Farida,AMD KEB PA D3 Keb
29 Ismi Nor E, AMD KEB PA D3 Keb
30 Darmiati,AMD KEB PA D3 Keb
31 Uffiani Desy, AMKG PA D3 Gigi
32 Dian Rosida, AMKG PA D3 Gigi
33 Yunita, AMKG PA D3 Gigi
34 Nor Hidayah ADM SLTA
35 Badriyah ADM SLTA
36 Nur Lutfiyati AMD SLTA

40
41
1) Pendidikan Non Formal Perawat poliklinik RSI Sunan Kudus
Tabel: 3.2.
JABATAN PELATIHAN
KEBUTUHAN
STANDART
No Nama PELATIHAN MASALAH
PELATIHAN YANG DIMILIKI

1 Apriliyani SBU, Kepala  Managemen bangsal  Managemen Ada yang


Poliklinik bangsal Akreditasi RS
AMK  Pelatihan K3 Bagi Pegawai Masa berlaku
 Pelatihan Sasaran Keselamatan  Pelatihan Sasaran habis dan
Pasien Keselamatan belum ada
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Pasien penyelenggara
 Manajemen Nyeri  Pelatihan PPI an lagi
 BLS Rumah Sakit
 Manajemen Nyeri
 BLS

 Managemen
bangsal belum ada
2 Rica Andriyani, Akreditasi RS
PP  Managemen bangsal  Pelatihan Sasaran pelatihan,
S.Kep., dan CI
 Pelatihan K3 Bagi Pegawai Keselamatan
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Pasien
Pasien  Pelatihan PPI
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Rumah Sakit
 Manajemen Nyeri  Manajemen Nyeri
 BLS  BLS
 PPGD
 Pelatihan Geriatri

42
3 Anik R, AMK PJS
belum ada
Akreditasi RS
 Pelatihan K3 Bagi Pegawai  Pelatihan Sasaran pelatihan,
dan, CI
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Keselamatan
Pasien Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit  Pelatihan PPI
Rumah Sakit
 Manajemen Nyeri
 Manajemen Nyeri
 BLS
 BLS

4 Fenti M H, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai belum ada


Akreditasi RS
 Pelatihan Sasaran Keselamatan pelatihan,
 Pelatihan Sasaran dan, CI
Pasien Keselamatan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Pasien
 Manajemen Nyeri  Pelatihan PPI
 BLS Rumah Sakit
 Manajemen Nyeri
 BLS

5 Ety W, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai  Pelatihan Sasaran BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Keselamatan program
Pasien Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit  Pelatihan PPI pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Rumah Sakit RSI SUNAN
 BLS  Manajemen Nyeri

43
 BLS

6 Abdul Kholip, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Keselamatan program
Pasien Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri
 Manajemen Nyeri  BLS RSI SUNAN
 BLS

7 Yuliasih, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada


a. Pelatihan K3 Bagi
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Pegawai program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri b. Pelatihan Sasaran RSI SUNAN
 BLS KeselamatanPasie
n
c. Manajemen Nyeri
d. BLS
8 Paramastuti, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 Bagi BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan Sasaran
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Keselamatan pelatihan dari

44
 Manajemen Nyeri Pasien RSI SUNAN
 BLS c. Manajemen Nyeri
d. BLS

9 Abdullah Saad, Skep PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 Bagi BTCLS Belum ada
Ners  Pelatihan Sasaran Keselamatan Pegawai
program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit b. Pelatihan Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen Nyeri
d. BLS
e. Pelatihan
Endoscopi
10 Fitri Riyanti, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 Bagi BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Pegawai program
Pasien b. Pelatihan Sasaran
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Keselamatan pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Pasien RSI SUNAN
 BLS c. Manajemen Nyeri
d. BLS
PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
11 Rita N S, AMK  Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
e. Pelatihan jantung

45
12 Siti Musyarofah, PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
a. Pelatihan K3
AMK  Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
Sasaran
 Manajemen Nyeri Keselamatan RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
13 Anita F, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
14 Dodi Irawan, AMK PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
15 Puji Indarti, AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan

46
 BLS Pasien RSI SUNAN
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
16 M Ali Ridlo .AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
a. Pelatihan K3
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
Sasaran
 Manajemen Nyeri Keselamatan RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
17 Atik Anggraini AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
a. Pelatihan K3
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
Sasaran
 Manajemen Nyeri Keselamatan RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
18 Tutik Emi T,AMK PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS

47
Dian Khadijah, AMK PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
19  Pelatihan Sasaran Keselamatan a. Pelatihan K3 program
Pasien Bagi Pegawai
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
b. Pelatihan
 Manajemen Nyeri Sasaran RSI SUNAN
 BLS Keselamatan
Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS

20 M Maulid, Skep Ners PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada


a. Pelatihan K3
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
Sasaran
 Manajemen Nyeri Keselamatan RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
21 Mariana, AMK PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS

48
22 Aan Taufiqil,AMK PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

23 Wahyu D ,Skep Ners PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
24 Diah Ayu, Skep Ners PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

25 Widda F, Skep Ners PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai a. Pelatihan K3 BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai
program
Pasien b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Sasaran pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Keselamatan
RSI SUNAN
 BLS Pasien
c. Manajemen

49
Nyeri
d. BLS

Indah P, AMD REF PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada


26  Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada


a. Pelatihan K3
27 Sunarsih,Skep Ns  Pelatihan Sasaran Keselamatan Bagi Pegawai program

50
Pasien pelatihan dari
b. Pelatihan
 Pelatihan PPI Rumah Sakit
Sasaran RSI SUNAN
 Manajemen Nyeri Keselamatan
 BLS Pasien
c. Manajemen
Nyeri
d. BLS
28 Farida,AMD KEB PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

29 Ismi Nor E,AMD PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada


KEB  Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

30 Darmiati,AMD KEB PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai  Pelatihan K3 Bagi BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Pegawai program
Pasien  Pelatihan Sasaran
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Keselamatan pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Pasien RSI SUNAN
 BLS  Pelatihan PPI
Rumah Sakit
 Manajemen Nyeri

51
 BLS
31 Yunita,AMKG PJS  Pelatihan K3 Bagi Pegawai  Pelatihan K3 Bagi BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan Pegawai program
Pasien  Pelatihan Sasaran
 Pelatihan PPI Rumah Sakit Keselamatan pelatihan dari
 Manajemen Nyeri Pasien RSI SUNAN
 BLS  Manajemen Nyeri
 BLS
32 Uffiani Desy,AMKG PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai  BLS BTCLS Belum ada
 Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

33 Dian Rosida,AMKG PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai BTCLS Belum ada


 Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

34 Nor Hidayah PA  Pelatihan K3 Bagi Pegawai Belum ada


 Pelatihan Sasaran Keselamatan program
Pasien
 Pelatihan PPI Rumah Sakit pelatihan dari
 Manajemen Nyeri RSI SUNAN
 BLS

35 Badriyah • Pelatihan K3 Bagi Pegawai


• Pelatihan SasaranKeselamatan

52
Pasien
• Pelatihan PPI Rumah Sakit
• Manajemen Nyeri
• BLS

• Pelatihan K3 Bagi Pegawai


• Pelatihan Sasaran Keselamata
Pasien
• Pelatihan PPI Rumah Sakit
• Manajemen Nyeri
• BLS
36 Nur Lutfiyati

53
Kebutuhan Tenaga Keperawatan Poliklinik Tahun 2019
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

No Klasifikasi dan Kriteria


1 Minimal Care
1. Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan
bantuan
a.Mampu naik turun tempat tidur
b Mampu ambulasi dan berjalan
sendiri
c.Mampu makan dan minum sendiri
e.Mampu membersihkanmulut (sikat gigi sendiri)
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit
bantuan
g.Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
2. Status psikologis stabil
3. Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
2 Partial Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian
a.Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun tempat
tidur
b.Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c.Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan
makanan
d.Membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi)
e.Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g.Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat
tidur/kamar mandi)
2. Post op minor
3. Melewati fase akut dari post op mayor

54
4. Fase awal dari penyembuhan
5. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3 Total Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawatan yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk memobilisasi dari
tempat tidur kekereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latihan fisik
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus/ NGT)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
2. 24 jam post op mayor
3. Pasien tidak sadar
4. Keadaan klien tidak stabil
5. Observasi TTV tiap kurang dari 1 jam
6. Perawata luka bakar
7. Perawatan kolostomi
8. Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
9. Menggunakan WSD

Menurut RUMUS THAILAND PHILIPINE kebutuhan tenaga


perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan perhitungan sbb:

TP = Jam prwtn yg diperlukan / ps x jmlh mngg/ th x jmlh hr kerja /


minggu x jmlh kunjungan ps + KOREKSI 20%
Jmlh mggu efektif /thn x jmlh jm krj/ mggu

Keterangan :
Tp : tenaga perawat yang dibutuhkan
Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu: 79 hari (hari
minggu/libur = 52 hari (untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah

55
sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus
diperhitungkan, begitu juga sebaliknya), hari libur nasional tahun 2015
= 15 hari, dan cuti tahunan =12 hari).
Adapun untuk menentukan jam efektif perawatan secara khusus dapat
dikategorikan sebagai berikut :
 Minimal care membutuhkan waktu 1-2 jam/ 24jam
 Partial care membutuhkan waktu 3-4 jam/ 24jam
 Total care membutuhkan waktu 5-6 jam/ 24jam
Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 28-30 januari 2018
didapatkan efektifitas Ruang Saad sebagai berikut:
i. Rata-rata klasifikasi ketergantungan pasien Ruang Saad pada
tanggal 28-30 januari 2018 :
 Minimal care = 6 orang
 Partial care = 15 orang
 Total care = 14 orang
Jadi, rata-rata jumlah pasien perhari sebanyak 35 orang.
ii. Jumlah jam perawatan/efektif/hari ruang Saad :
 Askep minimal : 6 orang x 2 jam = 12 jam
 Askep partial : 15 orang x 4 jam = 60 jam
 Askep total : 14 orang x 6 jam = 84 jam +
= 156 jam

Jadi, jam efektifnya 156 jam/24jam= 6,5 jam, BOR Januari 2018 :
80,26 %

iii. Jumlah hari libur (Hari minggu + cuti tahunan + libur nasional)
=52 +12 + 15 = 79 hari
Ketenagaan menurut Gillies (x) =
X = (BOR x TT) x jam efektifx hari dalam 1 tahun
(Hari dalam satu tahun– hari libur) x 7

56
X =( 80,26% x44) x6,5 x 365 = 41,84
(365– 79 hari)x7
X = 42 orang
Berdasarkan perhitungan Gillies, maka jumlah perawat yang
dibutuhkan di Ruang Saad adalah sebanyak 42 orang ditambah
kepala ruang 1 orang dan 1 orang admin, jadi total tenaga yang
dibutuhkan adalah 44 orang.
Tabel 3.3
Jumlah Jumlah
No Spesifikasi
Tenaga Kebutu Masalah Dasar / Rumus Penghitungan
. Tenaga
Saat Ini han
1. S Kep Ns 2 orang X = (BOR x TT) x jam efektif x hari dalam 1 tahun
Belum ada
2. S1 Kep 3 orang 44 (Hari dalam satu tahun – hari libur) x 7
Pola
3. D3 Kep 29 orang Orang
Ketenagaan
= 44 orang
yang di
tetapkan oleh
Rumah Sakit
Total 44 orang Kurang 10 orang
34 orang
Sumber : penghitungan kebutuhan tenaga keperwatan Rumus Gillies (1982)

KESIMPULAN:
Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan bahwa
SDM ketenagaan ruang Saad masih kurang dari segi kuantitas dan kualitas.
Secara kwalitatif, pendidikan formal kepala ruang, PP dan PJS (Penanggung jawab
Shift) masih belum sesuai dengan standart. Yaitu masih AMK dan Skep yang
seharusnya S.Kep Ns. Namun berjalannya program pendidikan ners yang ada saat ini
diharapkan sudah memenui standart yang diharapkan. Adapun pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh dengan cara pelatihan masih kurang. Pemerataan tenaga
berdasarkan kompetensi belum merata sesuai masing- masing level kompetensi, saat ini
yang ada didominasi oleh PK I dan Pra PK.

57
Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia berkisar masih 90% dari kebutuhan
tenaga yang direkomendasikan standart RS sedang sisa 10% nya tentunya menjadi
pemikiran managemen ruangan untuk segera memenuhinya yang tentunya akan
ditindaklanjuti oleh pihak RS.
Masalah yang dapat kami simpulkan di ruang Saad :
1. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita
simpulkan bahwa SDM ketenagaan ruangan Saad masih kurang memenuhi
standart, baik dalam kwantitatif maupun kwalitatif.
2. Secara kwalitatif, pendidikan formal kepala ruang dan katim masih belum
sesuai dengan standart, yaitu masih S Kep. Namun berjalannya program
pendidikan ners yang ada saat ini diharapkan sudah memenui standat yang
diharapkan. Adapun pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dengan cara
pelatihan
3. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia berkisar masih 90% dari
kebutuhan tenaga yang direkomendasikan standart RS sedang sisa 10% nya
tentunya menjadi pemikiran managemen ruangan untuk segera memenuhinya yang
tentunya akan ditindaklanjuti oleh pihak RS.

Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 28-30 januari 2018 dapat
disimpulkan bahwa ruang SAAD menerapkan metode MPKP dengan metode Moduler,
Metode Moduler adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan modifikasi
antara tim dan primer.
Skoring penilaian hasil evaluasi menggunakan skala ordinal yang dikatagorikan
dengan interpretasi nilai sebagai berikut (Nursalam, 2009):
≤ 56 % : kategori rendah
56-75% : kategori sedang
76-100% : kategori tinggi/baik

58
Analisa Data
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang SAAD
RSI SUNAN KUDUS
No. Uraian Tugas Sll Srg Kdg Tp
1 Membagi staf ke dalam grup metode Moduler sesuai √
dengan kemampuan dan beban kerja.
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP √
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan √
ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk laporan
dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindak √
lanjuti masalah yang ada yang diawali dan diakhiri dengan
do’a
5 Membagi pasien ke dalam grup metode Moduler sesuai √
dengan kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PP dan PA √
7 Melakukan supervisi dan memberi motifasi seluruh staf √
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf √
termasuk pada saat mengakhiri meeting morning pada
dinas malam dan dinas pagi
9 Mendelegasikan tugas kepada coordinator shift pada jaga √
sore dan malam
10 Berperan sebagai konsultan √
11 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui √
daftar yang ada di ruang
12 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan √
keluarga
13 Mengadakan CNE (Conituining Nursing Education) √

59
JUMLAH 2 6 4 1
SUB TOTAL 6 12 4 0
TOTAL 13/39=33,3%

Interpretasi data:
Tugas kepala ruang di Ruang Saad dalam kategori cukup dengan prosentase sebesar
33,3% sehingga perlu di tingkatkan. Kepala ruang perlu mengefektifkan kerjanya sesuai
tugas dan peran sebenarnya sebagai supervise dan mengkoordinasikan kegiatan kepada
perawat yang lain untuk mengevaluasi kinerja anggotanya dan melakukan meeting
morning serta pre post conference.

Pelaksanaan Tugas Perawat Primer/ Koordinator Shift


Di Ruang SAAD RSI SUNAN KUDUS

No. Variabel yang dinilai SL SR KD TP


1 Bertugas pada pagi hari 
2 Bersama PA menerima operan jaga dari PA yang
tugas malam 

3 Bersama PA melakukan konfirmasi/supervise tentang


kondisi pasien segera setelah selesai operan jaga 
malam
4 Bersama PA melakukan do’a bersama sebagai awal
dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan jaga 
malam
5 Melakukan pre conference dengan semua PA yang
ada dalam groupnya setiap awal dinas pagi 

6 Membagi tugas atau pasien kepada PA sesuai


kemampuan dan beban kerja 

7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah dan


diagnose dan perencanaan keperawatan kepada semua
pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di 
rekam medis keperawatan

60
8 Memonitor dan membimbing tugas PA 
9 Membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien  

10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan


keperawatan yang dilakukan oleh PA yang ada 
dibawah tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan 
keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan
12 Melakukan post conference pada setiap akhir dinas
dan menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk 
persiapan operan tugas jaga berikutnya
13 Mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA
yang tugas jaga kepada PA yang tugas jaga berikutnya 

14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu group atau


yang akan merawat selama pasien dirawat atau 
kepada pasien dirawat atau kepada pasien baru
15 Mendelegasikan tugas kepada PA pada sore malam
hari 

16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi


hari tidak bertugas 

17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin


keperawatan diruangan 

18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA 


19 Membantu melakukan bimbingan PK kepada peserta
didik keperawatan 

20 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada


mahasiswa praktik yang ada dalam groupnya dalam
rangka orientasi dan pelaksanaan praktik keperawatan 
(ronde keperawatan/ bed site teaching)
JUMLAH 7 4 8 2
SUB TOTAL 21 8 8 0
TOTAL 36/60 x 100% = 60%

61
Intepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada perawat primer atau koordinator shift
didapatkan bahwa koordinator shift melaksanakan tugas sudah baik sebagai koordinator
shift dengan hasil penilaian 60 %, tetapi kinerja koordinator shift perlu ditingkatkan.
Penyelenggaraan diskusi terhadap suatu masalah yang dilakukan rutin setiap minggu
dengan tim kesehatan lain perlu diadakan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan.

Pelaksanaan Tugas Perawat Assosiete


Di Ruang SAAD RSI SUNAN KUDUS

No. Variabel yang dinilai SL SR KD TP


1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga
dari dan kepada PA yang ada dalam satu group 

2 Melakukan konfirmasi atau supervise tentang kondisi


pasien segera setelah selesai operan pasien 

3 Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap


awal tugas 

4 Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas


dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga 

5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang


menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam  
keperawatan
6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
rekam keperawatan  

7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga


kepada PP 

8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan


kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan  
ada bukti di rekam keperawatan

62
9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha
mengatasinya  

10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua √


pasien yang menjadi tanggung jawabnya 

11 Melakukan evaluasi catatan asuhan keperawatan pada


semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya 

12 Melakukan post conference yang diadakan oleh PP √


pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung 
jawabnya kepada PP
13 Bila tidak ada PP wajib mengenalkan PA yang ada √
dalam group yang akan memberikan asuhan
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore
malam libur 

15 Berkoordinasi dengan PJS/dokter/tim kesehatan lainnya


bila ada masalah pasien pada sore malam libur 

16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatn


lain setiap seminggu sekali 

17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin √


keperawatan di ruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai tugas PA 
Jumlah 2 7 7 2
SUB TOTAL 6 14 7 0
TOTAL 27/54x100% = 50%

Intepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan PA di
ruang SAAD, secara keseluruhan item pelaksanaan tugas PA di ruang SAAD
sudah dilaksanakan dengan hasil penilaian 50 % dengan kategori cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa tugas dan peran PA perlu ditingkatkan terutama berkaitan
dengan diskusi masalah yang rutin diadakan.

63
Pelaksanaan Pre Conference
Di Ruang SAAD RS Islam “SUNAN KUDUS”
No Variabel yang dinilai SL SR KD T
D
1 Menyiapkan ruangan / tempat √
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi √
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre-conference √
4 Memandu pelaksaan pre-conference √
5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, √
keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
6 Membagi tugas kepada PA sesuai kemampuan yang √
dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan √
pasien / tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan √
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan PA untuk melaksanakan √
asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada PA √
11 Menyimpulkan hasil pre conference √
Jumlah 3 1 3 4
Sub total 9 2 3 0
Total % 14/33 x100 % = 42%
Sumber : observasi tanggal 28 – 30 januari 2018
Intrepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang Saad pada kegiatan pre
conference sebesar 42% dengan kategori kurang.

64
2. MATERIAL DAN MACHINE
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan / materi – materi sebagai
salah satu sarana. Sebab, materi dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau mesin digunakan untuk
memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja.

a. Lokasi dan Denah Ruang Saad

Bangsal SAAD merupakan salah satu bangsal rawat inap yang berada di
wilayah RS Islam “SUNAN KUDUS” yang berdekatan dengan Ruang Ali dan
Ruang Loundry. Bangsal SAAD merupakan bangsal rawat inap kelas III khusus
untuk dewasa watina Pria dan anak-anak, baik minimal care, intermediate care,
maupun total care.
Bangsal SAAD RS Islam “SUNAN KUDUS” mempunyai kapasitas 44
tempat tidur dan mempunyai 3 ruangan, yaitu ruang Pria mempunyai 18 tempat
tidur, ruang wanita mempunyai 18 tempat tidur, ruang Anak mempunyai 8 tempat
tidur.
Bangsal SAAD RS Islam “SUNAN KUDUS” dipimpin oleh seorang
Kepala Ruang yang dibantu oleh 3 orang perawat penanggung jawab asuhan
keperawatan, penanggung jawab shift (PJS) 12 orang, perawat Associet 18 orang
dan 1 orang Administrasi. Bangsal SAAD dijadikan salah satu ruangan untuk
praktik S1 Keperawatan dan D3 Keperawatan.

65
66
a. DENAH BANGSAL SAAD
U

Ruang rawat anak Ruang rawat pria Ruang rawat


wanita
kantor
perawat

67
1. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a. Nurse station
b. Ruang obat dan tindakan
c. Kamar mandi
d. Dapur

2. Fasilitas untuk pasien


Tempat tidur ruang Saad terdiri dari 18 TT Pria Dewasa dan 18TT Wanita
Dewasa daN 8 TT anak.
3. Fasilitas ruangan
Setiap TT pasien dilengkapi dengan meja dan kursi penunggu 1, . Berdasarkan
wawancara dengan sebagian pasien dan keluarga, fasilitas diruangan belum
sesuai karena belum ada tirai / korden sebagai privasi pasien dan jarak antar
tempat tidur terlalu sempit.
4. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat pasien berada diruang tersendiri dengan menggunakan
almari loker untuk masing-masing pasien. Pemberian obat dengan dosis yang
telah diberikan dokter dan jam pemberian sesuai jadwal.
5. Inventaris ruangan

Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Saad Pada Bulan Januari 2018

68
KAJIAN DATA

NO NAMA ALAT AWAL Saad ANAK JML KET


1 Baskom kompres 5 5 2 7  
2 Baskom sibin stenleis 16 21 0 21  
3 Baskom sibin stenleis anak 10 0 12 12  
4 Baskom alumunium 22 22 0 22  
5 Baterai 2 2 1 3  
6 Bengkok 19 14 2 16  
7 CORONG sonde 1 1 0 1 rusak
8 Ceret plastik 6 5 1 6  
9 Eskap 2 6 0 6  
10 Eskrah 2 2 1 3  
11 Gunting plester 1 1 0 1  
12 Gunting cukur bulu mata 1 1 0 1  
13 Humer 1 1 0 1  
14 Kasur decubitus 1 1 0 1  
15 Kom kassa 1 1 0 1  
16 Kursi roda 3 3 1 4  
17 Oksimetri 2 1 1 2  
18 Manometer O2 SENTRAL DWS 24 24 0 24  
19 Manometer O2 SENTRAL ANAK 4 0 4 4  
20 Manometer transport 1 1 0 1  
21 Martil 1 1 1 2  
22 Nebulizer 2 1 1 2  
23 Pispot 13 13 2 15  
24 Penghangat darah 1 1 0 1  
25 Stetoskop dewasa 4 6 0 6  
26 Stetoskop Anak 2 0 2 2  
27 Suction pump 2 1 1 2  
28 Tensimeter air raksa 4 5 0 5  
29 Tensimeter air raksa anak 1 0 0 0  
30 Termometer digital 4 2 4 6  
31 Urinal 8 6 1 7  
32 WWZ 3 2 1 3  
33 Syringe pump. 1 1 0 1  
34 Gelas ukur 2 2 0 2  
35 Hand anti septik 10 8 2 10  
36 Glukotes 1 1 0 1  
37 HP Frend Android 2 1 1 2  
38 Troli sibin 2 2 1 3  
39 Dispenser 1 1 0 1  

69
Alat Rumah Tangga Ruang Saad
NO NAMA ALAT JUMLAH
1
Calkulator 10 Digit 1
2 Lemari Es 2
3 Meja tulis / Kerja 1
4 Meja tulis / Kerja 1
5 Kipas angin 1
6 Almari kaca 1
7 Lampu baca Rontgen 1
8 Rak dorong besi ukuran besar 1
9 Rak dorong besi ukuran kecil 1
10 Wastafel 2
11 Alat Pemadam Kebakaran ( APAR ) 2
12 Jam dinding 5
13 Kursi duduk 6
14 Water heater
1
15 Telhephone 1
16 Tempat sampah 12
17 Almari susun ( tempat rukuh) 1
18 Ember linen pasien uk 60 liter 2
19 Ember linen pasien uk 1
20 Tatakan tabung Gas Elpigi 12 kg 1
21 Tatakan kulkas 2
22 gayung 1
23 layar komputer, CPU,keybort,Muse 2 Set
24 Telhephone 2

70
Alat Tenun Ruang Saad

SUSUT/
PENGURANGAN
 
 
BARU  
         

DIBAWA PASIEN PULANG


STANDAR KEBUTUHAN

Σ AKHIR BULAN
Σ AWAL BULAN

PENGGANTIAN

KETERANGAN
DROPING
 

HILANG
RUSAK
N SA
O JENIS LINEN T
                       
Pc 2
1 L. 12 Jas Operasi Besar s   22           2  
Pc 2
2 L. 27 Perlak Pasien s   30       9   1  
Ls 4
3 Kasur + Bantal n   45       1   4  
Pc 10 3 7
4 L. 29a Sarung Bantal Pasien ( Hijau ) s   5       5   0  
Pc 2 1
5 L. 29b Sarung Bantal Pasien ( Putih ) s   40       8   2  
Pc
6 L. 30 Sarung Bantal Utama s                  
Pc
7 L. 31 Sarung Bor s                  
Pc
8 L. 32 Sarung Guling Pasien ( Hijau ) s                  
Pc
9 L. 33 Sarung Guling Utama s                  
1 Pc
0 L. 34 Sarung Hand Scoon s                  
1 L. 35 Selimut Gedong Bayi ( 90 X Pc
1 90 ) Boneka s                
1 Pc 13 3 9
2 L. 36 Selimut Pasien Lerek s   0       1   9  
1 Pc
3 L. 37 Selimut Pasien Tebal s                  
1 Pc
4 L. 38 Selimut Utama s                  

71
1 Pc
5 L. 39 Sprei Brankar Jenazah s                  
1 Pc
6 L. 40 Lurup Jenazah s                  
1 Pc 5
7 L. 41 Sprei Pasien ( Hijau ) s   53           3  
1 Pc 5
8 L. 41 Sprei Pasien ( Putih ) s   50           0  
1 Pc
9 L. 42 Sprei Utama s                  
2 Pc
0 L. 43 Stik Laken ( Hijau ) s   14       8   6  
2 Pc 7
1 L. 43 Stik Laken ( Putih ) s   76           6  
2 Pc
2 L. 43 Stik Laken ( Utama ) s                  
2 Pc 13 ret
3 L. 44 Taplak Meja Pasien s   9           0 ur
2 Pc
4 jas Operasi kecil Pasien s                  
2 Pc
5 L. 46 Tutup Saji Pasien Kecil s                  
2 Pc
6 L. 47 Tutup Saji Pasien Besar s                  
2 Pc
7 L. 48 Sarung Botol Oxygen s                  
2 Pc
8 L. 49 Celemek plastik s   6           6  
2 Pc
9 L. 50 Pakaian Petugas Sanitasi s                  
3 Pc
0 L. 51 Sarung Mikroskope s                  
3 Pc
1 L. 52 Alas Balut/ Alas tindakan s   4           4  
3 L. 54 Duk Meja Operasi ( Perlak Pc
2 bungkus Blaco ) s                  
3 Pc
3 L. 55 Duk Besar s                  
3 Pc
4 L. 56 Duk Sedang s                  
3 L. 57 Perlak Meja Operasi OK ( 240 Pc
5 X 75 ) s                  
3 Pc
6 Sarung sketsel s   2           2  
3 Pc
7 L. 59 Kantung Linen s                  
3 L Kantong Linen Z Anak                    

72
8
3 Pc 1 1
9 L. 74 Tali Pasien s   6 1       , 7  
4
0 Handuk Cuci Tangan                    

LAPORAN INVENTARISASI BARANG


Tabel 3.6

Satua Aw Bo Pak Sis


NO NAMA BARANG n Harga al n ai a
Alat Tulis Kantor
        0    
1 Bantalan Stempel Pcs 5.000 0 1 0 0
18.00
2 Binder Clips Besar ( 260 ) Doz 0 0 2 2 0
3 Binder Clips Kecil ( 155 ) Doz 7.200   0   0
4 Bolpoin STANDAR Pcs 1.400   0   0
5 Box File Pcs 9.900 0 2 2 0
6 Buku Expedisi Pcs 7.500   0   0
13.90
7 Buku Folio Pcs 0 3 7 4 6
8 Buku Kwarto Pcs 7.500 3 0 1 2
9 Buku Skrip Pcs 2.000   0   0
12.50
10 Cutter (besar/kecil) Pcs 0   0   0
11 Double Clip Pcs 3.500   0   0
12 Drawing Pen / Spidol OHP Snowman F Pcs 7.000   0   0
13 Fastener Clip (isi 50 pcs) Pack 9.500   0   0
10.00
14 Gunting Kertas Pcs 0   0   0
15 Gunting Kuku Pcs 4.500   0   0
65.00
16 Kalkulator Pcs 0   0   0
17 Kapur Tulis Btng 66   0   0
18 Karbon Paper Lbr 480   1   0
19 Karet Gelang (0.5 kg / 1 pack = 15 gdl) Ikat 2.333 1 2 2 1
29.00
20 Kertas HVS 60 Gr Rim 0   0   0
31.50
21 Kertas HVS 70 Gr Rim 0 1 0 1 0
22 Kertas HVS Hijau Rim 29.00   0   0
0

73
28.00
23 Kertas HVS Kwarto Rim 0   0   0
31.50
24 Kertas HVS Potongan U/ Keuangan Rim 0   0   0
25 Kwitansi Toko Bk 1.900   0   0
26 Label 123 (Hasil pemeriksaan laborat) Pack 2.000 0 1 1 0
27 Lakban Bening Besar Rol 9.500   0   0
28 Lakban Bening Kecil Rol 3.000   0   0
12.50
29 Lakban Jilid Besar Rol 0   0   0
30 Lakban Jilid Kecil Rol 8.500   0   0
31 Lem O glue botol Pcs 2.500 2 2 2 2
32 Map Status Pasien Transparan Merah Kuning Pcs 2.083 16 12 18 10
15.50
33 PLATIK 2 KG Pcs 0   2 2 0
34 Pencil 2B Pcs 3.500 0 1 0 1
35 Pencil Warna / Pencil merah biru Pcs 900 2 0 1 1
36 Penggaris Pcs 2.000 1 0 1 0
37 Penghapus Papan Tulis WB Pcs 3.500 0 0   0
38 Penghapus Pensil Pcs 2.000   0   0
10.90
39 Perforator / Pelubang kertas Pcs 0   0   0
40 Pisau Silet Tatra Pcs 4.000   0   0
41 Snailhecter Plastik Pcs 7.500   0   0
42 Spidol Board Marker Pcs 6.500 2 1 1 2
43 Spidol Snowman Besar (Permanent) Pcs 5.500 2 1 1 2
44 Spidol Snowman Kecil Pcs 900 3 1 1 3
20.50
45 Stapler Besar Pcs 0   0   0
46 Stapler Kecil Pcs 8.900   0 0 1
47 Isi Staples Besar Pcs 3.000 2 0 0 2
48 Isi Staples Kecil Pcs 2.200 5 0 0 5
49 Tip-Ex Tube 4.500 2 4 3 2
50 Etiket besar 0 2 2 0
Percetakan 0  
1 Form P 02 Lembar Rekap Pasien Rim     0    
Lbr
2 Form P 03 Lembar Monitor I C U ( Flow Sheet ) *) 1.500   0    
3 Form P 04 Surat Keterangan Dokter Bk   1 0 1 0
Bk 12.50
4 Form P 05 Resep Luar *) 0   0    
Bk 12.50
5 Form P 06 Resep Dalam *) 0 0 1 1 0
  Form P 06 b Resep Dalam ( RESEP BPJS )     0 1 1 0

74
6 Form P 07 Bukti Pembebanan Biaya Bk     0    
7 Form P 08 Resume Medis Psn Irja Bk     0    
8 Form P 09 Lap. Keg. Poliklinik Bk     0    
9 Form P 10 Surat Keterangan Meninggal Bk   1 0   1
10 Form P 11 Surat Keterangan Dokter Bk   1 0   0
Bk 10.00
11 Form P 12 Pembebanan Biaya Perawatan *) 0   5   0
12 Form P 13 Blanko RR OK ( Rim ) Rim     0    
Bk 20.00
13 Form P 15 Anesteshi Sebelum Operasi *) 0   0    
Form P 16 Pengiriman Pasien Kembali
14 ( Balasan ) Bk     0    
15 Form P 17 Lembar Observasi Bk     0    
Form P 18 Pengantar Pasien Pulang (1rim 30
16 16pack) Pack   1 0 1 0
Form P 19 Kartu Kontrol Pembebanan Pasien 20
17 Pulang Pack   1 0 200 0
18 Form P 20 Timbang Terima Jaga Bk     0    
19 Form P 21 S P O Bk     0    
20 Form P 22 Pemeriksaan P A Bk     0    
21 Form P 23 Program Operasi Bk   1 0 0 1
22 Form P 24 Angket Pasien Rim     0    
23 Form P 25A Laporan Operasi Bk     0    
24 Form P 26 Rujukan Pasien Bk   0 2 0 2
25 Form P 27 Balance Cairan Bk     0    
26 Form P 28 BB 2 - 01 OK (R1) Bk     0    
27 Form P 29 Slading Scale Rim     0    
Bk
28 Form P 30 Resep Askes *)     0    
29 Form P 31 Permintaan Foto U S G Bk     0    
30 Form P 32 Surat Kontrol Pasien ( Rim ) Rim     0    
31 Form P 33 Stock Opname Farmasi Bk     0    
32 Form P 34 Monitoring Inos Bk     0    
33 Form P 35 Surat Kelahiran Rim     0    
34 Form P 36 Angket I G D Rim     0    
35 Form P 37 Catatan Pemberian Obat Bk     0    
36 Form P 38 Angket Keperawatan Bk     0    
37 Form P 39 Jadwal Mingguan Rim     0    
38 Form P 40 Pemantauan Inos Bk     0    
39 Form P 41 Permintaan Foto Rontgent Bk 6.500 1 1 0 1
40 Form P 42 Permintaan Desinfeksi Ruangan Bk     0    
41 Form P 43a Blanko Surat Kontrol Rawat Jalan Bk     0    
42 Form P 43b Blanko Surat Kontrol Rawat Inap Bk     3    
43 Form P 44 Persetujuan Perawatan di Ruang Rim     0    

75
ICU
44 Form P 45 Jadwal Poliklinik di RS Lbr 160   0    
Form RM 16.3 Verifikasi Penandaan Psn Pra Op
45 /non akt Lbr 400 1 0 1 0
46 Form P 48 Resume Medis Bk     0    
47 Form P 49 Blanko Pendaftaran Operasi Bk     0    
48 Form P 50 Angket Ruang ICU Lbr     0    
Lbr
49 Form P 51 Leaflet IGD *)     0    
50 Form P 52 Bukti Pemakaian Obat IBS Rim     0    
51 Form PM 01 Hasil Pemeriksaan Darah Bk     0    
52 Form PM 02 Hasil Pemeriksaan Urine Bk     0    
53 Form PM 03 Hasil Pemeriksaan Feaces Bk     0    
54 Form PM 04 Hasil Pemeriksaan Kimia Darah Bk     0    
55 Form PM 05 Pemeriksaan Darah Bk     0    
56 Form PM 06 Pemeriksaan Urine Bk     0    
57 Form PM 07 Pemeriksaan Feaces Bk     0    
58 Form PM 12 Persetujuan Tindakan Radiologi Bk     0    
Bk 60.00
59 Form PM 13 Laporan Harian Laborat *) 0 1 0 1 0
60 Form PM 18 Pernyataan Keluarga Bk     0    
61 Form PM 24 Leaflet DM ( Rim ) Rim     0    
62 Form PM 25 Leaflet Bahan Penukar DM ( Rim ) Rim     0    
Lbr
63 Form PM 26 A Leaflet Haemodialisa Askes *)     0    
Lbr
64 Form PM 26 B Leaflet Haemodialisa Non Askes *)     0    
Form PM 28 Data Induk Morbiditas Pasien
65 Rwt. Jalan Bk     0    
66 Form PM 30 Permintaan Darah Bk   1 0 1 0
Lbr
67 Form PM 34 Kertas Penempelan Hasil EKG *) 450   0    
68 Form PM 36 Permintaan Pemeriksaan Laborat Bk   1 10 7 4
69 Form PM 37 KMS / Kartu Menuju Sehat Bk 3.000   0    
70 Form PM 43 Format Logbook Perawatan Rim     0    
71 Form K 16 Pengantar Pasien Pulang Rim     0    
72 Form K 19 Surat Perintah Mondok Bk     0    
73 Form K 20 Pernyataan ASKES Rim     0    
Form UM 06 Kartu Penggunaan Oksigen (O2) 12.50
74 Pasien RI Bk 0   0    
75 Form UM 10 Blanko Cuti Bndl     0    
76 Form UM 11 Surat Tugas       0    
77 Form UM 15 Blangko Lembur Bk     0    
78 Form UM 17 Bon Permintaan Barang Bk   1 2 2 1

76
Bk 45.00
79 Form UM 18 Daftar Diet *) 0   0    
12.00
80 Form UM 26 Amplop RSI Pack 0 1 1 1 1
81 Form UM 29 Jadwal Kerja Karyawan Rim     0    
82 Form UM 33 Kop Surat Yakis Rim     0    
83 Form UM 36 Serah Terima Cucian Bk     0    
84 Form UM 37 Papan Nama Pasien Bndl     0    
85 Form UM 42 Perbaikan Barang Inventaris Bk   1 0 1 0
86 Form UM 43 Blanko Pemakain Linen Bk     0    
87 Form UM 45 Persetujuan Untuk Dirawat Rim     0    
88 Form UM 46 Berita Acara Fooging Bk     0    
Form UM 48 Serah Terima Linen Kotor / Bersih
89 ICU Bk     0    
90 Form UM 49 Serah Terima Linen Kotor / Bersih Bk   1 2 1 2
Form UM 50 Serah Terima Linen Kotor / Bersih
91 VK Bk     0    
Form UM 51 Serah Terima Linen Kotor / Bersih
92 OK Bk     0    
Form UM 52 Serah Terima Linen Kotor / Bersih
93 Bag. Bk     0    
Form UM 53 Berita Acara Kehilangan Barang
94 Linen Bk     0    
95 Form UM 54 Usulan Kebutuhan Linen Baru Bk     0    
96 Form UM 55 Pemberitahuan Kerusakan Linen Bk   1 0 1 0
97 Form RM 27 Surat Rujukan Rawat Jalan Rim     0    
50.00
98 Register Kematian Perinatal (dr. Antin Yohana) Bk 0   0    
50.00
99 Register Kematian Ibu (dr. Antin Yohana) Bk 0   0    
10 100.0
0 Register Partus (dr. Antin Yohana) Bk 00   0    
10 100.0
1 Register Perinatologi (dr. Antin Yohana) Bk 00   0    
10
2 Resep kaca mata       0    
Lain - Lain
        0    
139.0
1 Gas LPG Tanggung ukuran 12 Kg Tab 00   1    
11.50
2 Kapstok Pcs 0   0    
65.00
3 Stempel Pcs 0   0    
4 Spalk Bayi bahan Kertas Dos (25 x 25cm) Pcs 500   1    
5 Spalk Pasien Dewasa bahan Papan Randu Lbr 10.00   0    

77
(50,100cm) 0
200.0
6 Timer Digital Pcs 00   0    
7 Tinta Stempel       0    
etiket kecil 2  
Listrik & Sanitasi 0  
1 Batu A4 kecil (Remote bel pintu) Pcs 9.000   0    
12.00
2 Batu Alkalin A2 Set 0   0    
11.00
3 Batu Dopler/Batu Kotak 9V Pcs 0   0    
35.50
4 Batu HP Smartfren Pcs 0   0    
5 Batu Kalkulator (non aktif) Pcs 7.000   0    
6 Batu Remote AAA (set) Set 3.600   0    
20.00
7 Charger HP Smartfren   0   0    
20.00
8 Bateray Electric   0   0    
9 Batu ABC Big   4.500   0    
10 Batu ABC Kecil AA   1.500 1 12 5 8
11 Batu ABC Sedang   3.300   0    
12 spidol merah 2  
Cleanning Service & Sanitasi 0  
1 Alat Semprot Baygon Pcs     0    
53.20
2 Automatic Dispenser Aerosol Pcs 5   0    
10.83
3 Bayclean Botol Ltr 3 1 1 2 0
17.66
4 Bayfresh Spray / Stella Aerosol Pcs 9   0    
31.41
5 Baygon / Hit Aerosol (Semprot) Pcs 2   0    
22.47
6 Baygon / Hit Cair Refil Ltr 5   0    
7 Baygon Electrik / Hit Electrik Pcs 7.208   0    
8 Baygon Mate/Hit Mate Pcs 4.000   0    
9 Benang Bool Pcs 2.250   0    
10 Cidex Ltr     0    
Sache
11 Clear Kaca / Pembersih Kaca t 3.500 1 2 3 0
16.25
12 Detergen / Smart / Rinso / Nobla / Daia Kg 0   0    
13 Dettol GR_Antiseptik Desinfektan Pcs     0    
14 Dettol GR_Hand Sanitizer Pcs     0    

78
15 Dettol GR_Hand Soap Pump       0    
16 Dettol GR_Hand Soap Refil 200 ml Pcs     0    
17 Dettol GR_Mother Sampling Pcs     0    
40.00
18 Ember Plastik (Cangking) Pcs 0   0    
140.0
19 Ember Plastik (Sibin) 40-60 liter Pcs 00   0    
20 Gayung (Ciduk Air) Pcs 7.000   0    
35.00
21 Hand Sanitizer Bratamed + botol Pcs 0   0    
22 Kapur Ajaib Doz     0    
Sache
23 Kiss Spray t     0    
24 Kolokan Botol Pcs     0    
25 Korek Api Pcs 500   0    
73.00
26 Kursi Plastik Penunggu Pcs 0   0    
10.00
27 Lem Lalat Lbr 0   0    
28 Molto (Pewangi) Reffil Ltr 9.333   0    
12.02
29 Pengharum Ruangan Glade Refill (HD VIP) Pcs 8   0   0
24.88
30 Pewangi Ruang Refil / Stella Matic Aerosol Pcs 5   0   0
31 Plastik Es (untuk pasien RI) Pack 9.000   1 1 0
32 Plastik Kresek hitam Pack 4.500 3 5 8 3
25.00
33 Plastik Kresek JUMBO (BL Hitam) Pack 0   0   0
34 Plastik Kresek putih logo RSI (Obat Apotek) Pack 9.000 5 5 8 2
Shace
35 platik 2 KG t     2   2
Shace 23.18
36 Sabun Cuci Tangan Cair (Lifbouy+Detol) t 0 5 22 17 10
Shace
37 Sabun Sunlight Cream isi 24 (shacet) t 4.500   1 0 1
19.36
38 Safety Box Of Spuit / Disposible Pcs 0 7 17 19 5
35.00
39 Sarung Tangan Karet Pcs 0   0   0
40 Scaren / Alat Cukur Rambut (144 pcs) Pcs 6.500 11 29 22 18
41 Sedotan bengkok Pack 760   1 1 0
42 klakban besar putih Pcs     1 0 1
43 otner Pcs     4 4 0
44 Senar Pancing untuk IBS Pcs     0   0
45 Sepatu Booth (Sepatu Lapngan) Pcs 95.00   0   0

79
0
46 Shampo Conditioner PANTENT Btl     0   0
47 Shampo Rambut untuk Pasien Rawat Inap Btl     0   0
48 Sikat Senar (CS) Pcs 5.000   0   0
90.00
49 Softanol (Cairan cuci tangan) /alhohol Ltr 0   0   0
50 Super Pell / SOS Lantai Reffil Ltr 8.550   0   0
51 Tapas/Saput biru Pcs 485   0   0
Tempat Sampah / Bak Sampah Plastik Besar C- 145.0
52 1 Pcs 00   0   0
43.00
53 Tempat Sampah / Bak Sampah Plastik Kecil C-4 Pcs 0   0   0
Tempat Sampah / Bak Sampah Plastik Sedang 55.00
54 C-2 Pcs 0   0   0
Tempat Sampah Plastik (tempat handuk cuci 15.00
55 tangan) Pcs 0   0   0
12.50
56 Vixal Botol 0   0   0
11.40
57 Wipol / Trisol Reffil Ltr 0   0   0
58 Kapur barus       0   0
59 Ember Linen Kotor Besar Bh     0   0
60 Tissu cuci tangan     6 65 58 13

Buku Administrasi Penunjang


Tabel 3.7
NO NAMA BUKU PELAKSANAAN MASALAH

1 Buku TTV Setiap shift mengisi data – data Tidak ada masalah
pasien meliputi tekanan darah, nadi,
dan suhu

2 Buku pasien pulang Perawat selalu mengisi buku Tidak ada masalah
tersebut bila ada pasien yang
pulang.

3 Buku injeksi Setiap shift malam menulis injeksi Tidak ada masalah
dilembar kertas injeksi dan setelah
ada visite dokter ada perubahan
terapi perawat langsung mengganti
lembar injeksi.

80
4 Buku timbang Tidak ada
terima, pre dan post
conferen

5 Buku tukar dinas Tidak ada

6 Buku teguran Sudah disediakan, diisi bilamana Tidak ada masalah


ada kejadian atau pelanggaran oleh
staff
7 Buku serah terima Buku sudah tersedia, diisi bila ada Tidak ada masalah
rontgen pasien pulang dan perawat
menyerahkan hasil rontgen
kemudian keluarga tanda tangan.

81
8 Buku kebutuhan Buku sudah tersedia, diisi setiap Tidak ada masalah
logistik bulan
9 Buku diet makanan Buku sudah tersedia, dibuat setiap Tidak ada masalah
shif sesuai kebutuhan diet pasien.

Masalah yang dapat kami simpulkan di ruang Saad :


1. Jarak antar TT pasien terlalu sempit
2. Tirai / korden privasi pasien belum sesuai standart Hak pasien dan
Keluarga (HPK)
3. Kamar mandi terlalu sempit.
4. Penataan lokasi kamar mandi kurang strategis.
5. Masih banyak alat kesehatan yang belum memenuhi standar yang
berlaku baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.
6. Tidak ada musholla
7. Tidak ada ruang ganti perawat
8. Ners station terlalu sempit
9. Tidak ada ruang kepala ruang
10. Tidak ada ruang konsultasi pasien dan handling komplain.
11. Ruang spoolhock rusak
12. Tidak ada wastafel di ruang pasien.

3. METHOD
a. Model Asuhan Keperawatan
Dari wawancara dengan kepala ruang Saad menggunakan asuhan
keperawatan moduler melalui kombinasi model tim dan primer. Metode
Modular. Yaitu ada 3 tim ( Dewasa Pria, Dewasa wanita dan Anak ) masing-
masing tim di bawah koordinasi PP (Perawat Primer) sedangkan pada shift
siang dan malam tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan adalah PJS
(Penanggung Jawab Shift) dengan koordinator PP.
Didalam pelaksanaannya anggota tim Dewasa Pria, Dewasa wanita dan
Anak tidak tetap (fleksibel sesuai kondisi yang ada), jika pasien anak diatas 4
orang yang dinas di ruang Anak 2 orang. dalam pelaksanaan kegiatan

82
pelayanan masih terkesan menggunakan metode fungsional. Misalnya dalam
memberikan obat injeksi dilakukan oleh 1-2 orang pada pasien secara
keseluruhan.
Peran dari masing-masing orang masih kurang jelas. Misal peran kepala ruang
yang masih terjun langsung melakukan tindakan keperawatan sendiri sehingga
tugas dan peran kepala ruang yang seharusnya kurang maksimal.. Tugas ka
tim masih kurang jelas dalam pre dan post konfern. Pendokumetasian asuhan
keperawatan banyak yang kurang lengkap dan terkesan masih acak-acakan
dan tidak sesuai pembagian tim. Dengan alasan visit dokter sering bersamaan
sehingga banyak staf yang mengikuti visit sehingga kegiatan lain tertinggal
dan tertunda.
Pelaksanaan ronde keperawatan tidak pernah dilakukan karena kepala
ruang dan katim masih bingung dalam pelaksanaan ronde keperawatan masih
kurang jelas.
Ruang Saad adalah ruang perawatan rawat inap pria, wanita dan anak kelas
3C dan 3B dengan fentilasi terbuka.
b. Pengaturan Jadwal
Menurut karu jadwal dinas dibuat oleh kepala ruang setiap bulan
sekali.dan jadwal mingguan tiap minggu sekali.
Pelaksanaannya dinas pagi terdiri dari 1 kepala ruang, 3 oarang perawat
primer dan 3 orang anggota PJS Jaga sore terdiri dari 3 orang anggota PJS
( tim 1 terdiri 1 PJS dan 2 PA). Untuk tukar jaga masuk di jadwal mingguan
sebelum dibuat staff koordinasi dengan kepala ruang.. Petugas tukar jaga
setiap bulan sudah dievaluasi oleh kepala ruang. Tukar jaga kadang-kadang
tidak sesuai dengan levelnya yg senior tukar jaga dengan yunior.
Pengaturan cuti belum terencana dengan baik, cuti diberikan sesui dengan
permintaan masing-masing anggota. Dalam pelaksanaanya anggota masing-
masing tim pada sheef pagi tidak tetap.

c. Konpetensi staff perawat.

83
Menurut karu jadwal kepala ruang saad kwalitas kompetensi
tenaga perawat yang ada di ruang saad belum sesuai. Dikarenakan antara
jumlah Pra PK, PK 1, PK II, dan PK III belum imbang.

d. Pendelegasian
Pendelegasian tugas diruangan belum ada di rumah sakit.

e. Timbang Terima dan Operan


1) Timbang terima pasien
Timbang terima pasien dilakukan setiap pergantian shift. Yaitu antar
shift telah dilaksanakan di ruang Saad sesuai SOP. Operan dinas
malam ke pagi & pagi ke sore dipimpin oleh kepala ruang.
Sedangkan dinas sore ke malam dipimpin oleh penanggungjawab
shift. Timbang terima pasien diawali di lokasi ners stasiun
dilanjutkan keliling disemua kamar ( tempat tidur ) pasien. Namun
operan jaga tidak sesuai dengan pembagian tugas yang telah dibuat
oleh kepala ruang.
2) Timbang terima alat
Timbang terima alat meliputi peralatan medis, alat rumah tangga,.
Buku timbang terima dulu sudah disediakan namun sekarang tidak
berjalan.
f. Pre dan Post Conference
Pre Conference hanya dilakukan oleh jaga pagi dipimpin oleh kepala
ruang setelah operan jaga. Dalam pelaksanaannya peran dari masing-
masing perawat kurang jelas. Pre Conference jaga sore maupun jaga
malam dilakukan.
Post Conference jaga pagi dilakukan tidak dengan formal begitu juga
dengan shift sore dan malam.

g. Supervisi

84
Dari wawancara dengan kepala ruang : kepala ruang telah melakukan
supervise management terhadap staf sesuai dengan SPO dan panduan
progam kerja ruang Saad yang telah berlaku antara lain : supervisi salam
prima ,etika bertelepon , supervisi pre-post conference, supervisi terhadap
staf, supervisi terhadap katim telah dilakukan sesuai. Sedangkan
supervise klinik belum dilakukan.
Masalah : dalam pelaksanaan supervisi, kepala ruang sudah memberikan
bimbingan dan arahan kepada staf. Namun dalam pemberian reword dan
punismen hanya sebatas ucapan terima kasih dan teguran.

h. Pendokumentasian Askep
Pada form pendokumentasian asuhan keperawatan sudah mencakup
seluruh proses keperawatan pasien yang meliputi:
1) Pengkajian yang terdiri dari keluhan pasien, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
Assesmen awal nyeri, nutrisi dan resiko jatuh sudah dilakukan,
Namun belum semuanya terisi karena keterbatasan waktu saat
pengkajian.
2) Analisa data sudah terisi secara ceklist pada form catatan
keperawatan.
3) Diagnosa keperawatan sudah terisi secara ceklist.
4) Intervensi sudah terisi secara ceklist.
5) Implementasi sudah terisi secara singkat pada form catatan
keperawatan.

Masalah :
Masalah methode adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi metode moduler belum sesuai teori (ada Perawat Primer dan
Penanggung Jawab Shift)
2. Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas
pada penugasan metode moduler, peran kepala ruang belum sepenuhnya

85
sesuai dengan uraian tugasnya, masih rancunya peran antara PP ( Perawat
Primer ) dan PJS (Penanggung Jawab Shift), diantaranya ada kepala
ruang, PP dan PJS yang masih melakukan tindakan keperawatan, ada
anggota tim / Perawat Asosiated yang melakukan pengkajian dan
membuat perencanaan asuhan keperawatan.
3. Pelaksanaan kerjanya masih menggunakan metode fungsional.
4. Belum Ada format pendelegasian di ruangan
5. Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak
poin yang belum dilengkapi antara lain masih ditemukan tanggal, jam,
tanda tangan, identitas pasien, juga ceklist penerimaan pasien baru,
discharge planning yang formatnya sudah baku masih ada yang belum
diisi begitu juga edukasi pasien masih ditemukan kosong. Untuk
pengisian CPPT yang dilakukan perawat & dokter telah menggunakan
SOAP dan pengisian SBAR dilakukan setiap shift jaga.
6. Evaluasi sudah terisi secara singkat per shift pada form catatan
keperawatan.
7. Belum adanya pemerataan kwalitas staff sesuai dengan kompetensi staff.
8. Kegiatan Pre dan pos Conference belum dilakukan secara formal.

4. MONEY
1. Anggaran Keuangan Karyawan
Sumber keuangan ruang Saad mendapat dari gaji bulanan saja belum ada
insentif perawat / karyawan.
2. Anggaran Sarana dan Prasarana
Untuk perencanaan pengusulan baik barang alat kantor, kebutuhan
rumah tangga, alat kesehatan sesuai Rencana Anggaran Belanja.
Sumber dana yang lain adalah hasil dari pelayanan terhadap pasien
rawat jalan dan rawat inap, baik dari pasien umum, BPJS PBI dan NON
PBI maupun dari asuransi yang lain.
3. Anggaran SDM (Sumber Daya Manusia)

86
Anggaran SDM untuk pelatihan staf didapat dari rencana anggaran
rumah sakit dan ada yang biaya sendiri. Setiap pelatihan yang diadakan
di Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” atau In House Training (IHT)
dibiayai oleh rumah sakit.

Masalah yang ada :


1. Tidak ada Jasa tindakan perawat / insentif tenaga perawat
2. Biaya pelatihan untuk peningkatan SDM belum sepenuhnya dibiayai oleh
rumah sakit.

5. MARKET
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang
perawatan kasus penyakit dalam baik selama dirawat maupun bagi pasien
yang akan pulang dan yang akan kontrol sesuai jadwal serta perawatan
mandiri di rumah.
sasaran market layanan kesehatan dan asuhan keperawatan adalah pasien yang
memerlukan asuhan keperawatan berbagai kasus-kasus penyakit. yang berasal
dari masyarakat umum dengan klasifikasi pembayaran pasien dengan
menggunakan pembayaran umum, PBJS PBI dan non PBI, serta asuransi yang
lain.
masalah :
klaim pasien BPJS dengan menggunakan sistem INA CBGs yang mana
pembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien yang kadang kala
kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.

B. Daftar Masalah 5 M
Dari hasil pengkajian di ruang Saad dapat kita peroleh masalah- masalah sebagai
berikut :
1. MAN
Masalah yang dapat kami simpulkan di ruang Saad :

87
1. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita
simpulkan bahwa SDM ketenagaan ruangan Saad masih kurang memenuhi
standart, baik dalam kwantitatif maupun kwalitatif.
2. Secara kwalitatif, pendidikan formal kepala ruang dan katim masih belum
sesuai dengan standart, yaitu masih S Kep. Namun berjalannya program
pendidikan ners yang ada saat ini diharapkan sudah memenui standat yang
diharapkan. Adapun pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dengan
cara pelatihan
3. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia berkisar masih 90% dari
kebutuhan tenaga yang direkomendasikan standart RS sedang sisa 10%
nya tentunya menjadi pemikiran managemen ruangan untuk segera
memenuhinya yang tentunya akan ditindaklanjuti oleh pihak RS.

2. MATERIAL DAN MACHINE


Masalah yang dapat kami simpulkan di ruang Saad :
1. Jarak antar TT pasien terlalu sempit
2. Tirai / korden privasi pasien belum sesuai standart Hak pasien dan
Keluarga (HPK)
3. Kamar mandi terlalu sempit.
4. Penataan lokasi kamar mandi kurang strategis.
5. Masih banyak alat kesehatan yang belum memenuhi standar yang berlaku
baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.
6. Tidak ada musholla
7. Tidak ada ruang ganti perawat
8. Ners station terlalu sempit
9. Tidak ada ruang kepala ruang
10. Tidak ada ruang konsultasi pasien dan handling komplain.
11. Ruang spoolhock rusak
12. Tidak ada wastafel di ruang pasien.

3. METHOD

88
Masalah methode adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi metode moduler belum sesuai teori (ada Perawat Primer dan
Penanggung Jawab Shift)
2. Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas
pada penugasan metode moduler, peran kepala ruang belum
sepenuhnya sesuai dengan uraian tugasnya, masih rancunya peran
antara PP ( Perawat Primer ) dan PJS (Penanggung Jawab Shift),
diantaranya ada kepala ruang, PP dan PJS yang masih melakukan
tindakan keperawatan, ada anggota tim / Perawat Asosiated yang
melakukan pengkajian dan membuat perencanaan asuhan keperawatan.
3. Pelaksanaan kerjanya masih menggunakan metode fungsional.
4. Belum Ada format pendelegasian di ruangan
5. Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih
banyak poin yang belum dilengkapi antara lain masih ditemukan
tanggal, jam, tanda tangan, identitas pasien, juga ceklist penerimaan
pasien baru, discharge planning yang formatnya sudah baku masih ada
yang belum diisi begitu juga edukasi pasien masih ditemukan kosong.
Untuk pengisian CPPT yang dilakukan perawat & dokter telah
menggunakan SOAP dan pengisian SBAR dilakukan setiap shift jaga.
6. Evaluasi sudah terisi secara singkat per shift pada form catatan
keperawatan.
7. Belum adanya pemerataan kwalitas staff sesuai dengan kompetensi
staff.
8. Kegiatan Pre dan pos Conference belum dilakukan secara formal.

4. MONEY
1. Tidak ada Jasa tindakan perawat /
insentif tenaga perawat
2. Biaya pelatihan untuk peningkatan
SDM belum sepenuhnya dibiayai oleh rumah sakit.

89
5. MARKET
klaim pasien BPJS dengan menggunakan sistem INA CBGs yang mana
pembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien yang kadang kala
kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.

90
C. ANALISA MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN SWOT
1. ANALISA SWOT MAN

SRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHNED


( KEKUATAN) ( KELEMAHAN) ( PELUANG ) ( ANCAMAN )

1. Adanya tenaga keperawatan 1. Sesuai dengan standart 1. Terbukanya jenjang karier yang 1. Peningkatan kemampuan
sebanyak 34 orang rumah sakit dan berdasarkan jelas untuk pegawai yang penilaian secara kritis klien
Skep Ns : 2 org data diatas kita simpulkan memiliki prestasi dan terhadap pelayanan yang
Skep : 3 org bahwa SDM ketenagaan pengalaman. diberikan oleh tenaga
D3 Kep : 29 org ruangan Saad masih kurang 2. Terbukanya kesempatan keperawatan yang
2. Adanya tenaga keperawatan yang memenuhi standart melanjutkan pendidikaan pada memungkinkan masyarakat
berkompetensi dibidang kwantitatif . program S1 kep dan profesi untuk memutuskan
keperawatan. 2. Secara kwalitatif, pendidikan ners. penggunaan pada rumah sakit
3. Tersedia fasilitas keperawatan formal kepala ruang, PP dan 3. Tersedianya program pelatihan lain.
seperti nurse station. PJS masih belum sesuai seminar khusus tentang 2. Makin tingginya kesadaran
4. Adanya tugas, peran dan wewenang dengan standart. Yaitu masih keperawatan seperti pelatihan masyarakat akan hukum.
yang jelas. D-3 Perawatan, Namun BTCLS. 3. Adaya hukuman sesuai
5. Adanya peraturan diruangan. berjalannya program 4. Adanya mahasiswa profesi ners peraturan yang berlaku.
6. Adanya dukungan dari pihak direksi pendidikan ners yang ada Distase manajemen
dan adanya kesempatan bagi saat ini diharapkan sudah keperawatan.
perawat untuk melanjutkan memenui standatr yang 5. Adanya kerja sama yang baik
pendidikan dan pelatihan. diharapkan. Adapun antara mahasiswa profesi dan

91
7. Adanya kebijakan dari direktur pengetahuan dan ketrampilan perawat klinik.
rumah sakit dalam perekrutan yang diperoleh dengan cara
tenaga keperawatan. pelatihan
8. Jumlah SDM ruang saad sudah 3. Secara kwantitatif, jumlah
sesuai dengan standart tenaga yang tersedia berkisar
penghitungan (kuantitatif) masih 90% dari kebutuhan
tenaga yang
direkomendasikan standart
RS sedang sisa 10% nya
tentunya menjadi pemikiran
managemen ruangan untuk
segera memenuhinya yang
tentunya akan ditindaklanjuti
oleh pihak RS.
4. Kompetensi tenaga perawat
masih banyak pra PK dan
PK 1

2. ANALISA SWOT MATRIAL DAN MACHINE

SRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHNED


( KEKUATAN) ( KELEMAHAN) ( PELUANG ) ( ANCAMAN )

92
1. Tempat tidur ruang Saad terdiri dari 1. 1. Peluang untuk menjalin kerjasama Banyak rumah sakit lainnya yang
18 TT Pria Dewasa dan 18TT standart Jarak antar TT dalam bidang pelayanan sudah memiliki fasilitas yang
Wanita Dewasa daN 8 TT anak. pasien terlalu sempit, Tirai / kesehatan lain yang ada di dalam memadai dan bertaraf pelayanan
Setiap TT pasien dilengkapi dengan korden privasi pasien belum RS Islam “SUNAN KUDUS” . internasional.
meja dan kursi penunggu 1, . sesuai standart Hak pasien 2. Adanya tempat untuk
Berdasarkan wawancara dengan dan Keluarga (HPK) memperbaiki tempat tempat yang
sebagian pasien dan keluarga, 2. rusak.
fasilitas diruangan belum sesuai kurang strategis. Kamar
karena belum ada tirai / korden mandi terlalu sempit.
sebagai privasi pasien dan jarak 3.
antar tempat tidur terlalu sempit. yang belum memenuhi
2. Fasilitas staf yang terdiri dari ners standar yang berlaku baik
station kamar mandi, dan kamar dalam kualitas maupun
solat, dapur. kuantitasnya.
3. Terdapat buku penunjang yaitu 4.
buku TTV,buku pasien 5.
pulang,buku 6.
4. Terdapat alat alat tehnologi 7.
pendokumentasian berupa 8.
komputer sebanyak dua buah pasien dan handling komplain
dengan sistem informasi billing 9.
pasien. 10.

93
5. Terdapat dua buah telpon sebagai pasien.
pendukung atau komunikasi
dengan instalasi lain.
6. Sudah ada pemisahan tempat
pembuangan sampah medis dan
non medis.

3. ANALISA SWOT METHOD


Tabel 3.11
SRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED

1. Semua perawat sudah tahu 1. Kepala Ruang dan perawat belum 1. SDM masih cukup memadai 1. Adanya tuntutan yang lebih
tentang semua jadwal dinas. memiiki pengetahuan tentang untuk melakukan tinggi dari masyarakat untuk
2. Kepala ruang telah metode moduler. pendokumentasian. mendapatkan pelayanan
melaksanakan pendelegasian 2. Peran dari masing – masing 2. Perubahan tuntutan masyarakat yang lebih profesional.
dalam asuhan keperawatan. individu tidak sesuai dengan uraian akan pelayanan yang lebih pada 2. Apabila operan tidak
3. Perawat Saad memiliki tugas pada penugasan metode saat ini. maksimal maka hanya
pengetahuan timbang terima moduler, peran kepala ruang belum 3. Mengembangkan berbagai beberapa perawat yang
dalam asuhan keperawatan dan sepenuhnya sesuai dengan uaraian pelayanan baru dan diminati mengerti kondisi pasien dan
operan dalam asuhan tugasnya, peran antara katim dan masyarakat. dapat merugikan pasien.
keperawatan. anggota tim masih kurang jelas,
4. Sebagian besar perawat diantaranya ada kepala ruang dan

94
memiliki pengetahuan baik katim yang masih melakukan
tentang pendokumentasian tindakan keperawatan, ada anggota
askep. tim yang melakukan pengkajian dan
5. Komunikasi antar karyawan membuat perencanaan asuhan
berjalan dengan baik, yang keperawatan.
dipimpin oleh kepala ruang. 3. Pelaksanaan kerjanya masih
6. Buku panduan PPK (Panduan menggunakan metode fungsional.
Praktek Klinik keperawatan) 4. Belum ada format pendelegasian di
sudah ada. ruangan.
5. Secara umum pendokumentasian
sudah cukup baik namun masih
banyak poin yang belum dilengkapi
antara lain masih ditemukan
tanggal,jam,tanda tangan, identitas
pasien, juga ceklist penerimaan
pasien baru, discharge planning
yang formatnya sudah baku masih
ada yang belum diisi begitu juga
edukasi pasien masih ditemukan
kosong. Untuk pengisian CPPT
yang dilakukan perawat & dokter
telah menggunakan SOAP dan

95
pengisian SBAR & CABAK jarang
dilakukan karena diluar jam kerja
bila ada masalah pada pasien
langsung dilaporkan kepada dokter
jaga oleh koass.

4. ANALISA SWOT MONEY


Tabel 3.11
SRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED

1. Gaji didapat dari 1. Penerimaan JHK belum sesuai 1. Pengeluaran 1. Perawat bekerja dengan suasana
rumah sakit sesuai dengan harapan perawat ruang Saad sebagian besar dibiayai institusi. kerja yang tidak menyenangkan.
golongan dan masa 2. Adanya 2. Perawat tidak puas karena tidak
2. Belum ada Insentif perawat di rumah
kerja. rencana perubahan tarif rumah ada pembagian insentif.
sakit Islam “SUNAN KUDUS”
2. Pengajuan sakit. 3. Etos kerja perawat menurun
pengadaan alkes 3. Penggajian belum sesuai dengan karena tidak ada reward
kebutuhan rumah jenjang tingkat pendidikan

tangga dan kantor 4. Tidak ada Reward untuk yang


oleh kepala ruang berprestasi kerja.
sesuai dengan RBA.

96
5. ANALISA SWOT MARKET
Tabel 3.12
SRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED

Market dalam penerapan penghasilan Klaim pasien BPJS dengan Adanya status rumah sakit sebagai 1. Adanya tuntutan masyarakat
rumah sakit didapat dari hampir 80% menggunakan sisten INA CBGs yang rumah sakit swasta yang islami. untuk mendapatkan
dilakukan oleh pembiayaan BPJS mana pembayarannya sesuai dengan pelayanan yang lebih baik.
dan sisanya oleh pembiayaan mandiri kelompok diagnose pasien yang kadang 2. Banyaknya rumah sakit di
/ umum. kala kurang dari biaya yang telah sekitar kita yang lebih bagus
dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat dalam hal pelayanan
waktu.

6. ANALISA SWOT FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN


Tabel 3.13

97
SRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED

1. Dalam perencanaan manajemen 1. Belum terdokumentasi dengan baik 1. Adanya buku – buku 1. Pelayanan keperawatan
kepala ruang sudah ada dan dalam implementasinya. dokumentasi sebagai bukti tidak berjalan secara
sudah tertuang dalam uraian 2. Masih ditemukan kepala ruang tindakan. komprehensif dan optimal.
tugas kepala ruang, mengerjakan tugas yang bukan 2. Sudah ada form – form yang 2. Terjadinya ketidakpuasan
diantaranya : penunjukkan tupoksinya. disediakan pihak rumah sakit. pelanggan akan pelayanan
Clinical Instructure (CI) untuk 3. Kurang maksimalnya keberanian 3. Adanya SOP pelayanan yang kita berikan.
membimbing peserta didik pada manajemen ruangan dalam keperawatan dari hasil akreditasi
shift pagi, dan PJS pemberian punishman / teguran rumah sakit.
membimbing peserta didik pada bila anggota tim tidak melakukan
shift siang dan malam sesuai dengan yang direncanakan.
keperawatan sehingga terwujud 4. Belum adanya konsep mengenai
visi dan misi keperawatan RS. pengendalian dalam manajemen
2. Pengorganisasian dalam kepala ruang dari RS.
ruangan sudah berjalan dengan
baik dan sesuai aturan SOP
manajemen ruangan.
3. Komunikasi serta pengarahan
staff sudah berjalan dengan
baik.

98
7. ANALISA SWOT PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Tabel 3.14
SRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED

1. Tersedia panduan dan kebijakan 1. Komitmen dari tenaga yang kurang. 1. Tersedia tenaga terlatih untuk 1. Jumlah SDM yang
PMKP. 2. Pembagian tugas pemantauan dan input data. teredukasi hand hygiene
2. Tersedia format pelaporan pelaporan indicator mutu selama 24 2. Semua staf sudah dilatih 5 dasar hanya 68%
PMKP dalam bentuk manual jam tidak jelas. pilar akreditasi 2. Mutu dan keselamatan
maupun software. 3. Ketrampilan dan kemampuan staf pasien rendah.
dalam menggunakan software 3. Predikat akreditasi
belum optimal. madya.
4. Pemantauan dan pelaporan kurang
sesuai dengan kondisi pasien yang
sebenarnya.

99
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN
POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Sebelum menentukan prioritas masalah sebaiknya membuat daftar masalah.
Setelah daftar masalah ada kemudian menentukan prioritas masalah dengan
menggunakan unsur :
1. Magnitude ( Mg )
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi.
2. Saverity ( Sv )
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Manageability ( Mn )
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
4. Nursing Consent ( Nc )
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
5. Affardability ( Af )
Ketersediaan sumber daya
Dari daftar masalah yang muncul kemudian diberikan rentang nilai 1 – 5, yaitu :
5 : Sangat penting
4 : Penting
3 : Cukup penting
2 : Kurang penting
1 : Sangat kurang penting

100
DAFTAR MASALAH
1. MAN
a) Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita
simpulkan bahwa SDM ketenagaan ruangan Saad masih kurang
memenuhi standart, baik dalam kwantitatif maupun kwalitatif.
b) Secara kwalitatif, pendidikan formal kepala ruang dan katim masih belum
sesuai dengan standart, yaitu masih S Kep. Namun berjalannya program
pendidikan ners yang ada saat ini diharapkan sudah memenui standat
yang diharapkan. Adapun pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
dengan cara pelatihan
c) Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia berkisar masih 90% dari
kebutuhan tenaga yang direkomendasikan standart RS sedang sisa 10%
nya tentunya menjadi pemikiran managemen ruangan untuk segera
memenuhinya yang tentunya akan ditindaklanjuti oleh pihak RS.

2. MATRIAL dan MACHINE


a) Jarak antar TT pasien terlalu sempit
b) Tirai / korden privasi pasien belum sesuai standart Hak pasien dan
Keluarga (HPK)
c) Kamar mandi terlalu sempit.
d) Penataan lokasi kamar mandi kurang strategis.
e) Masih banyak alat kesehatan yang belum memenuhi standar yang berlaku
baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.
f) Tidak ada musholla
g) Tidak ada ruang ganti perawat
h) Ners station terlalu sempit
i) Tidak ada ruang kepala ruang
j) Tidak ada ruang konsultasi pasien dan handling komplain.
k) Ruang spoolhock rusak
l) Tidak ada wastafel di ruang pasien.
3. METHOD

101
a) Aplikasi metode moduler belum sesuai teori (ada Perawat Primer dan
Penanggung Jawab Shift)
b) Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas
pada penugasan metode moduler, peran kepala ruang belum sepenuhnya
sesuai dengan uraian tugasnya, masih rancunya peran antara PP ( Perawat
Primer ) dan PJS (Penanggung Jawab Shift), diantaranya ada kepala
ruang, PP dan PJS yang masih melakukan tindakan keperawatan, ada
anggota tim / Perawat Asosiated yang melakukan pengkajian dan
membuat perencanaan asuhan keperawatan.
c) Pelaksanaan kerjanya masih menggunakan metode fungsional.
d) Belum Ada format pendelegasian di ruangan
e) Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak
poin yang belum dilengkapi antara lain masih ditemukan tanggal, jam,
tanda tangan, identitas pasien, juga ceklist penerimaan pasien baru,
discharge planning yang formatnya sudah baku masih ada yang belum
diisi begitu juga edukasi pasien masih ditemukan kosong. Untuk
pengisian CPPT yang dilakukan perawat & dokter telah menggunakan
SOAP dan pengisian SBAR dilakukan setiap shift jaga.
f) Evaluasi sudah terisi secara singkat per shift pada form catatan
keperawatan.
g) Belum adanya pemerataan kwalitas staff sesuai dengan kompetensi staff.
h) Kegiatan Pre dan pos Conference belum dilakukan secara formal.

4. MONEY
a) Tidak ada Jasa tindakan perawat / insentif tenaga perawat
b) Biaya pelatihan untuk peningkatan SDM belum sepenuhnya dibiayai oleh
rumah sakit.
5. MARKET
klaim pasien BPJS dengan menggunakan sistem INA CBGs yang mana
pembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien yang kadang kala
kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.

102
PRIORITAS MASALAH MANAJEMN PELAYANAN KEPERAWATAN

NO MASALAH M S Mn Nc Af Skor Prioritas


1 Aplikasi metode moduler belum 5 4 5 5 5 2.500 I
sesuai dengan teeori ( adap
perawat primer/PP dan
Penanggung Jawab Shift/PJS )
2 Sistem pendelegasian tugas belum 4 4 3 5 4 960 III
optimal
3 Kegiatan Pre dan Post Conferen 4 5 4 5 5 2.000 II
dilakukan belum optimal
4 Jarak antar tempat tidur pasien 4 3 3 5 3 540 V
terlalu sempit
5 Tidak ada jasa tindakan perawat / 4 5 3 3 4 720 IV
Insentif tenaga perawat

B. TUJUAN DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH


Rencana seleksi alternatif penyelesaian masalah dengan menggunakan
pembobotan CARL, yaitu :
1. C : Capability
Kemampuan melaksanakan alternatif
2. A : Accesability
Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
3. R : Readiness
Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
4. L : leverage
Daya ungkit alternatif tersebut dalam penyelesaian masalah
Dengan menggunakan rentang nilai 1 – 5, yaitu :
5 : Sangat mampu
4 : Mampu

103
3 : Cukup
2 : Kurang mampu
1 : Tidak mampu
Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 4.2

No Alternatif Masalah C A R L Jumlah Prioritas

1 Aplikasi metodee moduler 4 4 4 4 256 I


belum sesuai dengan teeori
( adap perawat primer/PP dan
Penanggung Jawab Shift/PJS )
2. Kegiatan Pre dan Post Conferen 3 3 3 2 54 II
dilakukan belum optimal

3. Sistem pendelegasian tugas 3 3 2 2 36 III


belum optimal

4 Tidak ada jasa tindakan 3 2 2 2 27 IV


perawat / Insentif tenaga perawat

5 Jarak antar tempat tidur pasien 3 2 1 1 6 V


terlalu sempit

104
C. SELEKSI TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH
Penyelesaian Masalah
Tabel 4.3
NO Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Penanggung
jawab

1 Aplikasi metode 1. Mendiskusikan setiap ada Mampu Kepala Ruang, PP, Minggu ke Susilowati,
moduler belum sesuai hambatan pelaksanaan model meningkatkan PJS dan staff. II S.Kep
dengan teeori ( ada moduler. penerapan MAKP Rukati, S.Kep
perawat primer/PP 2. Merencanakan kebutuhan tenaga moduler. Sri Wahyuni,
dan Penanggung sesuai system moduler. S.Kep
Jawab Shift/PJS ) 3. Menentukan tugas dan tanggung
jawab peran perawat sesuai
dengan model moduler.
4. Membantu penerapan model
MAKP yg sudah ada dengan cara
memberi masukan pendampingan
dan evaluasi pelaksanaannya.

2. Belum optimalnya 1. Mendiskusikan dan Mampu Kepala Ruang Minggu ke Setiyono,S.Kep


pelaksanaan timbang menyampaikan hasil pengkajian melaksanakan PP II Suryani, S.Kep
terima dan Pre Post dan pelaksanaan timbang terima timbang terima PJS
Conferen dilakukan dan Pre Post Conferen dan dan Pre Post
105
belum optimal hambatan – hambatan yang Conferen sesuai
sudah berjalan. dengan prosedur.
2. Mengajarkan prosedur timbang
terima an Pre Post Conferen
3. Melakukan pendampingan
pelaksanaan timbang terima dan
Pre Post Conferen.
4. Menginventaris hambatan-
hambatan timbang terima dan Pre
Post Conferen
3. Sistem pendelegasian 1. Menyampaikan dan Agar semua Kepala Ruang Minggu ke Miftakhiyah,
tugas belum optimal mendiskusikan hasil pengkajian perawat PP II S.kep
dan pelaksanaan pendelegasian mengetahui PJS Sri Susilowati,
tugas tentang Staff S.kep
2. Membuat format pendelegasian pendelegasian
tugas tugas dan
a. Tuju terdokumentasinya
an delegasi dan target waktu evavuasi
b. Tug pendelegasian
as tehnis dan tugas tugas.
manajerial
3. Sosialisasi tentang

106
pendelegasian.
4. Mengevaluasi terdokumentasinya
pendelegasian tugas.
4. Tidak ada jasa 1. Peningkatan jenjang pendidikan Meningkatkan Kepala Ruang Minggu ke Sunarsih,S.kep
tindakan perawat / pegawai yang lebih tinggi. kualitas dan PP II Rati.S,S.kep
Insentif tenaga 2. Peningkatan skill pegawai kuantitas sumber PJS
perawat melalui pendidikan dan pelatihan daya. Staff
secara berkala.
3. Penyegaran ilmu keperawatan
oleh tenaga yang berkompeten
secara periodik.
4. Pemberian insentif tambahan atas
suatu prestasi atau kerja ekstra.
5. Perbaikan fasilitas rumah sakit.
5. Jarak antar tempat 1. Mengidentifikasi kebutuhan jarak Mengupayakan Direktur Minggu ke Sulistiyo,S.kep
tidur pasien terlalu tempat tidur antar pasien terpenuhinya Wadir pelayanan II Susilowati,S.kep
sempit 2. Mengusulkan Jarak antar tempat kebutuhan Kepala Ruang
tidur pasien sesuai dengan PMK Jarak antar
no 24 tahun 2016 tempat tidur
pasien sesuai
dengan PMK
no 24 tahun

107
2016

108
BAB V
LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI –EVALUASI
DAN TINDAK LANJUT

A. RENCANA KEGIATAN IMPLEMENTASI –


EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Perencanaan Secara Garis Besar Diartikan Sebagai Proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktifitas kerja organisasi.pada dasarnya yang dimaksut perencanaan yaitu
memberi jawaban atas pertanyaan peertanyaan apa ( what ) siapa ( who ) kapan
( when ) dimana ( where ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( how ). Jadi perencanaan
yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan
kegiatan-kegiatan serta program-program yang dilakukan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan tidak
dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu orgabisasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam sebuah
perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat
menjawab 6 pertanyaan yang disebut sebagai unsur- unsur perencanaan. Unsur
pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya tindakan
tersebut harus dilakukan, ketiga diman tindakan tersebut dilakukan, keempat kapan
tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang melakukan tindakan tersebut, dan
yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Mengacu dari POA yang ditetapkan maka ditetapkan rencana kegiatan meliputi :
1. Aplikasi metode moduler belum
sesuai dengan teeori ( ada perawat primer/PP dan Penanggung Jawab Shift/PJS )
2. Belum optimalnya pelaksanaan
timbang terima dan Pre Post Conferen dilakukan belum optimal
3. Sistem pendelegasian tugas belum
optimal
4. Sistem pendelegasian tugas belum
optimal

109
5. Jarak antar tempat tidur pasien
terlalu sempit

110
A. RENCANA KEGIATAN STASE MENAJEMEN DI RUANG SAAD

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU PENANGGUN KRITERIA HASIL


G JAWAB
1 1. Mendiskusikan setiap ada Mampu Kepala Ruang, Minggu ke II Susilowati, Meningkatkan
hambatan pelaksanaan model meningkatkan PP, PJS dan S.Kep penerapan MAKP
moduler. penerapan staff. Rukati, S.Kep moduler sesuai
2. Merencanakan kebutuhan MAKP Sri Wahyuni, dengan standar.
tenaga sesuai system moduler. S.Kep
moduler.
3. Menentukan tugas dan
tanggung jawab peran
perawat sesuai dengan model
moduler.
4. Membantu penerapan model
MAKP yg sudah ada dengan
cara memberi masukan
pendampingan dan evaluasi
pelaksanaannya.

2 1. Mendiskusikan dan Mampu Kepala Ruang Minggu ke II Setiyono,S.Kep Melaksanakan

111
menyampaikan hasil melaksanakan PP Suryani, S.Kep Timbang Terima
pengkajian dan pelaksanaan timbang PJS Dan Pre Post
timbang terima dan Pre Post terima dan Conferen Sesuai
Conferen dan hambatan – Pre Post Dengan Prosedur
hambatan yang Conferen
sudah berjalan. sesuai dengan
2. Mengajarkan prosedur prosedur.
timbang terima an Pre Post
Conferen
3. Melakukan pendampingan
pelaksanaan timbang terima
dan Pre Post Conferen.
4. Menginventaris hambatan-
hambatan timbang terima dan
Pre Post Conferen
3 1. Menyampaikan dan Agar semua Kepala Ruang Minggu ke II Miftakhiyah, semua perawat
mendiskusikan hasil perawat PP S.kep mengetahui tentang
pengkajian dan pelaksanaan mengetahui PJS Sri Susilowati, pendelegasian
pendelegasian tugas tentang Staff S.kep tugas dan
2. Membuat format pendelegasian terdokumentasinya
pendelegasian tugas tugas dan evavuasi
a. Tujuan delegasi dan terdokumenta pendelegasian

112
target waktu sinya tugas.
b. Tugas tehnis dan tugas evavuasi
manajerial pendelegasian
3. Sosialisasi tentang tugas.
pendelegasian.
4. Mengevaluasi
terdokumentasinya
pendelegasian tugas.
4 1. Peningkatan jenjang Meningkatkan Kepala Ruang Minggu ke II Sunarsih,S.kep kualitas dan
pendidikan pegawai yang kualitas dan PP Rati.S,S.kep kuantitas sumber
lebih tinggi. kuantitas PJS daya.dapat
2. Peningkatan skill pegawai sumber daya. Staff meningkat
melalui pendidikan dan
pelatihan secara berkala.
3. Penyegaran ilmu
keperawatan oleh tenaga
yang berkompeten secara
periodik.
4. Pemberian insentif tambahan
atas suatu prestasi atau kerja
ekstra.
5. Perbaikan fasilitas rumah

113
sakit.
5 1. Mengidentifikasi kebutuhan Mengupayak Direktur Minggu ke II Sulistiyo,S.kep Jarak antar tempat
jarak tempat tidur antar an Wadir pelayanan Susilowati,S.kep tidur pasien sesuai
pasien terpenuhinya Kepala Ruang dengan PMK no
2. Mengusulkan Jarak antar kebutuhan 24 tahun 2016
tempat tidur pasien sesuai Jarak antar 6
dengan PMK no 24 tahun tempat tidur
2016 pasien sesuai
dengan PMK
no 24 tahun
2016
B KEGIATAN IMPLEMENTASI STASE MANAJEMEN DI RUANG SAAD
NO KEGIATAN SASARAN WAKTU PENANGGUNG KRITERIA HASIL
JAWAB
1 1. Mendiskusikan setiap ada Kepala Ruang, Minggu ke II Susilowati, S.Kep Meningkatkan
hambatan pelaksanaan model PP, PJS dan staff. Rukati, S.Kep penerapan MAKP
moduler. Sri Wahyuni, S.Kep moduler sesuai
2. Merencanakan kebutuhan tenaga dengan standar di
sesuai system moduler. ruang saad RSI
3. Menentukan tugas dan tanggung “SUNAN KUDUS”
jawab peran perawat sesuai dengan
model moduler.

114
4. Membantu penerapan model
MAKP yg sudah ada dengan cara
memberi masukan pendampingan
dan evaluasi pelaksanaannya.

2 1. Mendiskusikan dan menyampaikan Kepala Ruang Minggu ke II Setiyono,S.Kep Melaksanakan


hasil pengkajian dan pelaksanaan PP Suryani, S.Kep Timbang Terima
timbang terima dan Pre Post PJS Dan Pre Post
Conferen dan hambatan – Conferen Sesuai
hambatan yang Dengan Prosedur di
2. sudah berjalan. ruang saad RSI
3. Mengajarkan prosedur timbang “SUNAN KUDUS”.
terima an Pre Post Conferen
4. Melakukan pendampingan
pelaksanaan timbang terima dan
Pre Post Conferen.
5. Menginventaris hambatan-
hambatan timbang terima dan Pre
Post Conferen
3 1. Menyampaikan dan mendiskusikan Kepala Ruang Minggu ke II Miftakhiyah, S.kep semua perawat
hasil pengkajian dan pelaksanaan PP Sri Susilowati, S.kep mengetahui tentang
pendelegasian tugas PJS pendelegasian tugas

115
2. Membuat format pendelegasian Staff dan
tugas terdokumentasinya
3. Tujuan delegasi dan target waktu evavuasi
4. Tugas tehnis dan tugas manajerial pendelegasian tugas
5. Sosialisasi tentang pendelegasian. di ruang saad RSI
6. Mengevaluasi terdokumentasinya “SUNAN KUDUS”.
pendelegasian tugas.
4 1. Peningkatan jenjang pendidikan Kepala Ruang Minggu ke II Sunarsih,S.kep kualitas dan
pegawai yang lebih tinggi. PP Rati.S,S.kep kuantitas sumber
2. Peningkatan skill pegawai melalui PJS daya.dapat
pendidikan dan pelatihan secara Staff meningkat di ruang
berkala. saad RSI “SUNAN
3. Penyegaran ilmu keperawatan oleh KUDUS”.
tenaga yang berkompeten secara
periodik.
4. Pemberian insentif tambahan atas
suatu prestasi atau kerja ekstra.
5. Perbaikan fasilitas rumah sakit.
5 1. Mengidentifikasi kebutuhan jarak Direktur Minggu ke II Sulistiyo,S.kep Jarak antar tempat
tempat tidur antar pasien Wadir pelayanan Susilowati,S.kep tidur pasien sesuai
2. Mengusulkan Jarak antar tempat Kepala Ruang dengan PMK no 24
tidur pasien sesuai dengan PMK tahun 2016 di ruang

116
no 24 tahun 2016 saad RSI “SUNAN
KUDUS”.
7

C. EVALUASI (HASIL PENYELESAIAN MASALAH) STASE MANAJEMEN DI RUANG SAAD

NO KEGIATAN HASIL EVALUASI


1 1. Mendiskusikan setiap ada Mampu meningkatkan penerapan MAKP moduler di Ruang saad, staff
hambatan pelaksanaan model penerapan MAKP moduler. ruang saad masih belum satu persepsi.
moduler.
2. Merencanakan kebutuhan tenaga
sesuai system moduler.
3. Menentukan tugas dan tanggung
jawab peran perawat sesuai dengan
model moduler.
4. Membantu penerapan model
MAKP yg sudah ada dengan cara
memberi masukan pendampingan
dan evaluasi pelaksanaannya.

2 1. Mendiskusikan dan menyampaikan Mampu melaksanakan pelaksanakan timbang terima dan Pre Post Conferen
hasil pengkajian dan pelaksanaan timbang terima dan Pre Post

117
timbang terima dan Pre Post Conferen sesuai dengan sesuai dengan prosedur.
Conferen dan hambatan – prosedur.
hambatan yang
2. sudah berjalan.
3. Mengajarkan prosedur timbang
terima an Pre Post Conferen
4. Melakukan pendampingan
pelaksanaan timbang terima dan
Pre Post Conferen.
5. Menginventaris hambatan-
hambatan timbang terima dan Pre
Post Conferen
3 1. Menyampaikan dan mendiskusikan Agar semua perawat 1. semua perawat mengetahui tentang pendelegasian
hasil pengkajian dan pelaksanaan mengetahui tentang tugas dan terdokumentasinya evavuasi
pendelegasian tugas pendelegasian tugas dan pendelegasian tugas.
2. Membuat format pendelegasian terdokumentasinya evavuasi 2. format pendelegasian tugasditerima kepala ruang
tugas pendelegasian tugas. saad.
3. Tujuan delegasi dan target waktu
4. Tugas tehnis dan tugas manajerial
5. Sosialisasi tentang pendelegasian.
6. Mengevaluasi terdokumentasinya
pendelegasian tugas.

118
4 1. Peningkatan jenjang pendidikan Meningkatkan kualitas dan Direkomendasikan
pegawai yang lebih tinggi. kuantitas sumber daya.
2. Peningkatan skill pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan secara
berkala.
3. Penyegaran ilmu keperawatan oleh
tenaga yang berkompeten secara
periodik.
4. Pemberian insentif tambahan atas
suatu prestasi atau kerja ekstra.
5. Perbaikan fasilitas rumah sakit.
5 1. Mengidentifikasi kebutuhan jarak Mengupayakan Direkomendasikan
tempat tidur antar pasien terpenuhinya kebutuhan
2. Mengusulkan Jarak antar tempat Jarak antar tempat tidur
tidur pasien sesuai dengan PMK pasien sesuai dengan PMK
no 24 tahun 2016 no 24 tahun 2016

D. TINDAK LANJUT.

119
Tindak lanjut adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematik kegiatan kegiatan yang akan didahulukan
untuk mencapai tujuan tertentu, perhitungan dan penentuan dari apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai
suatu obyek tertentu, dimana, bila mana, oleh siapa dan bagaimana caranya. Dari hasil pelaksanaan yang telah
dilakukan ada beberapa kegiatan yang bisa dicapai dan ada beberapa kegiatan yang belum terarasi. Untuk itu
diperlukan adanya kegiatan tindak lanjut dari apa yang telah dilakukan mahasiswa Ners stase Manajemen
Keperawatan.

TINDAK LANJUT HASIL KEGIATAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SAAD

NO EVALUASI TINDAK LANJUT KENDALA


BISA DIATASI TIDAK BISA DIATASI
1 penerapan MAKP moduler di Ruang Pelaksanaan metode Belum apersepsi tentang
saad, staff ruang saad masih belum Moduler di Ruang Saad metode Moduler.
satu persepsi.

2 Pelaksanakan Timbang Terima Dan Terlaksananya Timbang Bisa diatasi dengan


Pre Post Conferen Sesuai Dengan Terima Dan Pre Post komitmen bersama serta
Prosedur. Conferen Sesuai Dengan melakukan follow up
Prosedur. terhadap pelaksanaan.

120
3 Semua Perawat Mengetahui Tentang Semua perawat mengetahui Semua staf perawat
Pendelegasian Tugas Dan tentang pendelegasian tugas memahami arti
Terdokumentasinya Evavuasi pendelegasian yang
Pendelegasian Tugas. sebenarnya

4 Format pendelegasian tugas diterima Format pendelegasian Dapat dilaksanakan dengan


kepala ruang saad. diteruskan kepada staf untuk cara sosialisasi pengisian
di isi format

121
BAB VI
PEMBAHASAN

A. HASIL PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan di ruang Saad dengan berbagai metode dan cara
dari masing-masing anggota kelompok 3 stase manajemen dengan memakai
bentuk pencarian data melalui wawancara atau temuan data di lapangan, dan
observasi. Pengkajian meliputi : MAN, MATERIAL, MACHINE, METODE,
MONEY dan MARKET.
MAN di ruang Saad untuk kwalifikasi pendidikan masih kurang melului standar
yaitu : S.Kep.Ners 5,8%, D III Keperawatan : 85,2%, SI Keperawatan : 8,82%.
Hal ini menggambarkan untuk SDM dan kwalifikasi pendidikan masih belum
sesuai konsep dan teori Gilles. Untuk MATERIAL dan MECHINE ditemukan
jarak antar tempat tidur pasien belum sesuai standar PMK no 24 Th 2016.
METODE ditemukan pendelegasian tugas di ruangan sudah dilaksanakan, namun
dalam pelaksanaannya masih kurang lengkap. Karena tidak ada evaluasi dari
pembagian tugas. Timbang terima pre dan post conferens belum berjalan dengan
baik. MONEY anggaran pengusulan pelatihan SDM belum semuanya ditanggung
oleh anggaran Rumah Sakit. MARKET, klaim pasien BPJS dengan
menggunakan sistem INA CBGs yang mana pembayarannya sesuai dengan
kelompok diagnose pasien yang kadang kala kurang dari biaya yang telah
dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.

B. RENCANA TINDAK LANJUT DAN EVALUASI HASIL


Data yang didapatkan selama pengkajian dibuat suatu model bentuk
pendataan masalah yang terjadi selama di ruang Saad. Dan kita lakukan
inventarisasi masalah dibuat prioritas masalah. Diantara masalah yang didapat
dan diangkat sebagai masalah utama atau prioritas adalah belum optimalnya
metode penugasan Moduler. Dari data dukung terkait masalah di lapangan kami
berusaha menginventarisasi penyebab dan kemudian kita cari solusi kedepannya.
Tentunya kita berpegang dengan kaidah dan konsep standar dari peraturan

122
Depkes, PMK yang ada. Dengan analisa SWOT kita berusaha mengkaji dan
menilai selanjutnya menentukan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditimbulkan.
Dari masalah metode penugasan Moduler, kita berusaha melakukan
sosialisasi dan mengusulkan untuk dilaksanakan workshop. Kita melakukan
sosialisasi minggu ke II kepada Kepala ruang dan Katim untuk melakukan
metode penugasan Moduler di ruang Saad. Minggu ke III Kita melakukan
penerapan inovasi metode penugasan Moduler dengan melakukan pendampingan
bersama Kepala ruang dan staf ruang Saad untuk saling melengkapi demi
kebaikan dan peningkatan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam
“SUNAN KUDUS”. Selanjutnya kelompok III akan mengevaluasi inovasi ini,
mengkaji ulang tingkat keberhasilan dan mengevaluasi kendala, masalah terkait
dengan metode penugasan Moduler di ruang Saad Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS”.

123
BAB VII
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Kami dari kelompok III stase manajemen melakukan pengkajian dan
pengumpulan data sampai menentukan prioritas masalah serta dan juga pemecahannya.
Dan evaluasi di ruang Saad Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS”kurang lebih 3
minggu dengan menggunakan metode dan konsep yang sudah diberikan oleh pihak Stikes
Muhammadiyah Kudus. Data di atas dapat disimpulkan bahwa di ruang Saad, kepuasan
pasien pasien terhadap pelayana keperawatan masih di bawah standar, dikarenakan belum
optimalnya metode penugasan Moduler, belum optimalnya timbang terima pre dan post
conferens, serta pendelegasian tugas. Setelah dilakukan sosialisasi dan evaluasi dari
masalah tersebut, sudah mengalami peningkatan, namun masih ada kekurangan. Dari
kekurangan tersebut, kita mengambil masalah, belum optimalnya metode penugasan
Moduler, dimana staf belum memahami konsep dan pelaksanaan metode penugasan
Moduler. Kami berusaha membuat perubahan yang bermanfaat khususnya untuk ruang
Saad dan untuk Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS”.

B.SARAN
Daya dan upaya sudah kami lakukan sesuai konsep yang ada dan tentunya diantara
upaya itu pasti ada kekurangan. Untuk itu kami kelompok III mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya
makalah ini, dan mohon maaf bila selama ini ada yang kurang berkenan selama kami
melakukan tugas stase manajemen di ruang Saad Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS”. Demikin makalah ini kami buat dan atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terima kasih.

124
Inovasi
Tabel 1.1
NO KEGIATAN WAKTU KET

1 Pemaparan hasil 5 – 2 - 2018


pengkajian kepada kepala
ruang Sa’ad
Menyampaikan rencana
inovasi

3 -Menyampaikan skenario 6 - 2 - 2018


dan aturan main metode
penugasan moduler kepada
kepala ruang, ka tim dan
anggota tim
- Membantu menyiapkan
sarana dan prasarana terkait
pelaksanaan metode
moduler

5 Melakukan pendampingan 8- 2 -2018


pelaksanaan metode
moduler.
Mendiskusikan hambatan-
hambatan pelaksanaan
metode moduler

7 Mengakomodasikan 14- 2 -2017


masalah-masalah dengan

125
fihak terkait

,B. Rencana Tindak Lanjut.


RENCANA TINDAK PENANGGUNG
NO TEMUAN MASALAH LANJUT JAWAB

1. Bila karu cuti siapa yg Akan ditindaklanjuti Sri wahyuni


membuat pembagian tugas tentang pendelegasian
tugas yg jelas

2 Bila ka tim cuti siapa yng Akan ditindaklanjuti Miftakhiyah


menggantikan tentang pendelegasian
tugas yg jelas

3 Bila dr visite dalam waktu Pembuatan buku visite Miftakhiyah


bersamaan membingungkan yang baku sehingga
pembagian tugasnya mudah dipahami
semua anggota tim

126
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, C Y, 2003. Manajemen Adinistrasi Rumah Sakit. Jakarta : UI Press Alimul, H


Aziz
Bidang Keperawatan, 2017. Pedoman Pengorganisasian Bidang Keperawatan RSI
“SUNAN KUDUS”. Kudus
Darmawan, 2008. Kebutuhan Dasar Manusia: Salemba Medika
Nursalam, 2015. Managemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional Ed. 5. Jakarta. Salemba Medika
Ratminta dan Winarsih, AS. 2008. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sabarguna. 2005. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Informasi. Yogyakarta:
Konsri
Sitorus, R. & Winarsih, AS. 2008. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat. Jakarta: EGC
Suyanto, 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Swanburg. R.C dan Swansbrug, R.J. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan : Untuk Perawat Klinis. Alih Bahasa : Samba, S. Jakarta: EGC
Tomey, Aan Marinner, 2005. Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan.
Terjemahan: Nurrachmah. Jakarta. EGC

127
128
129
130
131
132
133

Anda mungkin juga menyukai