Di Susun Oleh
KELOMPOK 3
A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2011). Muninjaya dalam Nursalam (2011) menjelaskan bahwa
manajemen keperawatan merupakan gabungan antara ilmu dan seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional untuk
mencapai tujuan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen
keperawatan dalam rumah sakit adalah tindakan perawat yang meliputi
penanganan administratif pasien seperti pengurusan pasien saat masuk ke rumah
sakit, pengisian dokumen catatan medik dan membuat penjadwalan proses
pemeriksaan dan pengobatan pasien. Selain itu dalam manajemen keperawatan,
seorang perawat membuat penggolongan pasien sesuai dengan berat atau
ringannya penyakit dan kemudian mengatur pekerjaan perawat secara optimal
sekaligus memonitor mutu pelayanan kepada pasien serta melakukan manajemen
ketenagaan dan logistik keperawatan yang meliputi staffing, schedulling,
assigment dan budgeting (Adhitama, 2009). Menurut Gillies dalam Adhitama
(2009)
Manajemen Keperawatan dijelaskan sebagai tugas khusus yang harus
dilaksanakan pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan serta mengawasi sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut
mencakup sumber daya manusia dan dana sehinggga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik pada pasien, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka manejemen keperawatan adalah
suatu proses manajemen yang dilakukan oleh anggota staf keperawatan yang
dilakukan dengan merencanakan, mengorganisasikan dan menggunakan sumber
daya manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan, oleh sebab itu pelayanan keperawatan mempunyai tujuan yaitu
dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit,
meningkatkan penerimaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, mendidik
perawat agar profesional dan bertanggung jawab, dapat meningkatkan hubungan
dengan pasien atau keluarganya dan masyarakat, meningkatkan kegiatan umum
2
3
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktek manajemen Keperawatan, Mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip – prinsip Manajemen Keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara
bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang professional
serta langkah - langkah Manajemen Keperawatan.
Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek Kepemimpinan dan Manajemen
peserta mampu :
a. Melaksanakan pengkajian masalah kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Ruang Perinatologi
b. Melaksanakan analisa masalah kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Ruang Perinatologi
c. Menyusun analisa dengan menggunakan metode Hanlon (PEARL) dan
menemukan proiritas masalah sesuai dengan kebutuhan Ruang Perinatalogi
d. Menyusun perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan
berdasarkan prioritasnya.
e. Melaksanakan atau mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
f. Mengevaluasi hasil kegiatan yang dilakukan
4
C. MANFAAT
1. Bagi Pasien
Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien
memperoleh pelayanan dan Keperawatan yang optimal dan sesuai dengan
standart Asuhan Keperawatan yang berlaku
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
3. Bagi Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah – masalah yang ada di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Professional
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategis
c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional yang
sesuai dengan ruangan.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam penerapan teori
kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan secara langsung di ruangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Organizing
Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
5
6
perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis
intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.
b. Model Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan
berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif.
c. Model Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
d. Manajemen Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani
seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan
khusus seperti : isolasi, intensive care.
C. Actuating
Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakan adalah
proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
Elemen penggerak meliputi:
1. Memberi motivasi.
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang member kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk factor yang menyebarkan,
menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad
tertentu ( Stoner, Freman 2008 ).
8
a) Segalanya dibantu
b) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
d) Pemakaian suction
e) Gelisah atau disorientasi
b. Kebutuhan tenaga keperawatan
Untuk memperkirakan kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruang
rawat inap dapat ditinjau dari:
1) Waktu keperawatan langsung, dihitung berdasarkan tingkat
ketergantungan.
2) Waktu keperawatan tidak langsung, waktu yang dibutuhkan perawat
dalam perawatan tidak langsung adalah 60 menit, meliputi: membaca
status, menulis, membuat rencana, kolaborasi dengan tim kesehatan
lain.
3) Waktu penyuluhan atau pendidikan kesehatan, waktu yang
dibutuhkan adalah 15-30 menit meliputi: aktivitas sehari-hari, obat-
obatan, kelanjutan perawatan dan lain-lain.
Rumus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga keperawatan
menurut Gillis untuk Rumah Sakit di Indonesia:
Tenaga Perawat: A x B x 365
( 365-C )x jam kerja/hari
Keterangan:
A : Jam perawatan/24 jam: rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien
B : Sensus harian: BOR x jumlah tempat tidur
BOR: Jumlah pasien x 100%
Jumlah TT
Agar supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu personil
yang libur dan yang masuk secara adil, harus ada departemen atau divisi
luas kebijaksanaan penjadwalan untuk memandu pembuatan keputusan.
Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan berikut tidak ada, maka
manajer perawat harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk
menyusunnya:
a. Orang, dengan jabatan, yang bertanggung jawab mempersiapkan
jadwal untuk personil di masing-masing unit.
b. Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk/libur.
c. Banyaknya pemberitahuan di muka yang diberikan para pekerja
menyangkut jadwal masuk/libur.
d. Waktu masuk/libur total yang diperlukan untuk masing-masing pekerja
perhari, minggu, atau bulan.
e. Hari dimulainya minggu kerja.
f. Dimulainya dan diakhirinya waktu untuk masing-masing penggiliran tugas
g. Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-masing
pekerja.
h. Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian.
i. Keperluan pergiliran dari satu unit ke unit lain unit da frekuensi pergiliran
tersebut.
j. Keperluan penjadwalan dua hari libur per minggu atau rata-rata dua hari
libur per minggu.
k. Frekuensi libur akhir pekan untuk masing-masing kategori personil
l. Definisi dari ”libur akhir pekan” untuk personil tugas malam
m. Perlunya perluasan hari libur yang nerurutan dan tidak berurutan.
n. Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan.
o. Jarak waktu minimumyang diharuskan antara urutan pergantian tugas.
p. Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing
pekerja.
q. Jumlah hari libur yang diharuskan per tahun saat pegawai harus
dijadwalkan libur kerja.
r. Panjangnya pemberitahuan di muka untuk diberikan pagawai mengenai
jadwal tugas liburan masuk/libur.
s. Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari libur
tertentu.
11
D. Kontroling
1. Definisi
Controlling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang terahkir dari fungsi manajemen
lainnya., terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasaan
dan pengendalian, standart keberhasilan selalu harus dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan
atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara
dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan
pengendalian bertujuan agar efisien penggunaan sumber daya dapat lebih
berkembang dan efektivitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program
dapat lebih terjamin.
2. Peran leader shift dalam controling
a. Mendorong staf untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu pelayanan
kesehatan
b. Mengkomunikasikan secara jelas standart yang diharapkan terhadap staf
c. Mendorong dan memotivasi standart tertinggi untuk kualitas maksimal
dengan menyediakan standart keamanan minimum.
d. Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif dan reaktif.
e. Menggunakan pengawasan sebagai metode menentukan tujuan yang tidak
tercapai.
f. Secara aktif mengesahkan pengawasan mutu yang ditemukan yang
mempunyai kesatuan profesi dan konsumen.
g. Menghargai standart klinis dengan menggunakan sumber yang meyakinkan
pasien menerima perawatan sesuai harapan.
h. Menjadi role model bagi staf terhadap tanggungjawab dan tanggunggugat.
i. Berpartisipasi dalam penelitian keperawatan.
13
14
15
A. INPUT
1. Man
a. Tenaga Kesehatan
Tenaga Keperawatan
No Klasifikasi Pendidikan Jumlah
1. Perawat D III 8
2. Perawat S1 Ners 0
3. SI Kep 2
b. Struktur Organisasi
Bagan terlampir
.
c. Program Pengembangan Kinerja Staf
Perawat mendapatkan program pelatihan pada saat ada program
pelatihan dari diklat, bidang keperawatan atau pelatihan dari luar. Perawat
yang didelegasikan berdasarkan pilihan dari kepala ruang berdasarkan
kinerja, peran di ruangan yang kemudian diajukan kepada bidang
keperawatan.
Berikut ini adalah daftar pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat-
perawat di ruang Nusa Inda berdasarkan data yang ada di ruangan:
16
17
Kepala Ruang
Perawat Perawat
Pengobatan Pengobatan
Klien/ Pasien
IGD Poli
MRS
Tabel 1
Tabel Tingkat Ketergantungan Pasien
Tingkat Ruang Perinatologi
ketergantunga Hari I Hari II Hari III Rata-rata
n
Minimal 0 0 0 0
Intermediet/ 0 0 0 0
Parsial
Total 11 9 9 1
2. Money
a. Sumber Pemasukan
23
3. Methods
a. Metode dalam Pemberian Asuhan Keperawatan pada Pasien
Metode keperawatan yang digunakan di Ruang Perinatologi
menggunakan metode fungsional. Metode fungsional merupakan
metode yang berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan
yang dilakukan. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama .
b. Pendokumentasian Askep
Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruangan sudah
efektif karena sudah terdapat form asuhan keperawatan mulai dari
assesment, diagnosa, analisa data, kriteria hasil sampai rencana
tindakan keperawatan dan evaluasi sesuai dengan kondisi pasien.
24
Kelebihan sistem ini, perawat bisa bekerja lebih cepat karena tidak
memerlukan banyak waktu untuk melakukan pendokumentasian,
sedangkan kelemahan sistem ini adalah tidak semua hal yang
ditemukan pada pasien tersedia dalam checklist.
Lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara
lain:
1) Lembar assesment beserta diagnosa keperawatan, tujuan dan
kriteria hasil serta rencana keperawatan.
2) Lembar catatan keperawatan dan catatan perkembangan.
3) Lembar resume keperawatan
4) Lembar formulir pasien meninggal
5) Lembar survey infeksi nosokomial (INOS)
c. Discharge Planning
Hasil observasi tanggal 5 – 7 Oktober 2019 pendokumentasian
form discharge planning dalam rekam medik tidak ada. Untuk pasien
pulang yang diisi resum pulang dan diberi surat kontrol.
d. Timbang Terima
Hasil wawancara dengan kepala ruang pada tanggal 5 – 7
Oktober 2019, kegiatan ronde keperawatan sudah ditulis
pendokumentasiannya di lembar hand over pasien. Saat pergantian di
shif jaga selalu dilalukan operan jaga diruangan. Timbang terima di
ruang anak belum berjalan sepenuhnya hanya perpindahan shift
malam ke pagi aja dan kalau ada pasien yang membutuhkan
pengawasan khusus.
26
Persiapan
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan
Pre Conference
TIDAK
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN
DILAKUKAN
Post Conference
Dari hasil pengkajian didapatkan untuk Di ruang Perinatologi
untuk pelaksanaan post conference belum dilakukan,hal ini karena
waktu serah terima pasien sekaligus post conferencedan membahas
hasil tindakan yang telah dilakukan.
Form Evaluasi Post Conference
NO Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak dilakukan
TOTAL NILAI 0
e. Ronde Keperawatan
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan
A.PERSIAPAN
B. PELAKSANAAN
Ruang perawat
kegiata deng
6 Membuka n ronde an Tidak
mengucapkan salam
kegiatan,waktu,tuj
7 Menjelaskan tentang uan Tidak
ronde ruangan
30
perkemban
bisa dipecahkan) catatan gan,
Ruang pasien
berdiskusipadapesertayanglain,
keluarga/pasien
pasien/
14 Memberikan pujian pada keluarga Tidak
melaksanak
atas kerjasamanya dalam an
C. EVALUASI
Ruang Perawat
Ruangan
TOTAL NILAI 0
32
Dokter
Perawat
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Tersedia Baik Rusak
1. Sprei √ 29 29 -
2. Perlak √ 29 29 -
3 Sarung bantal √ 29 29 -
4 Taplak Meja √ 29 29 -
8 E-care √ 3 3 -
9 Standart Infus √ 2 2 -
10 Manometer oksigen √ 3 3 -
11 Bantal √ 3 3 -
2. TV dan remote √ 1 1 -
3 AC dan remote √ 1 1 -
4. Lemari √ 1 1 -
5 Gayung √ 1 1 -
6 Kursi √ 2 2 -
7 Jam dinding √ 1 1 -
8 AC dan Remote √ 1 1 -
9 E-care √ 1 1 -
10 Standart Infus √ 1 1 -
11 Manometer oksigen √ 1 1 -
12 Bantal √ 1 1 -
Fasilitas untuk pasien di R. Perinatologi 9 yang Tersedia Unit rawat inap Shofa
RS.PKU Muhammadiyah Cepu
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Tersedia Baik Rusak
1. Bed Paramount √ 1 1 -
2. TV dan remote √ 1 1 -
3. Lemari √ 1 1 -
4 Bantal √ 1 1 -
5 Gayung √ 1 1 -
6 Kursi √ 1 1 -
7 Jam dinding √ 1 1 -
8 Kipas Angin √ 1 1 -
9 E-care √ 1 1 -
10 Standart Infus √ 1 1 -
11 Manometer oksigen √ 1 1 -
Fasilitas untuk pasien di R. Perinatologi 10 yang Tersedia Unit rawat inap Shofa
RS.PKU Muhammadiyah Cepu
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Tersedia Baik Rusak
1. Bed Paramount √ 2 2 -
2. TV dan remote √ 1 1 -
3 AC dan remote √ 1 1 -
4. Lemari √ 2 1 -
39
5 Gayung √ 1 1 -
6 Kursi √ 2 2 -
7 Jam dinding √ 1 1 -
8 Kipas angin √ 1 1 -
9 E-care √ 2 2 -
10 Standart Infus √ 2 2 -
11 Manometer oksigen √ 2 2 -
12 Bantal √ 2 2 -
Fasilitas Untuk Perawat yang Tersedia Unit Ruang rawat inap Shofa RS PKU Cepu
Kondisi
No. Nama barang Standart Jumlah
Baik Rusak
1 Nurse station 1/unit 1 Baik -
2 Meja racik obat 1/unit 1 Baik -
3 Unit Kamar mandi 1/unit 1 Baik -
Fasilitas Peralatan Kesehatan dan Instrumen yang Tersedia di Unit Ruang rawat inap
Perinatologi RS PKU Cepu
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Tersedia Baik Rusak
1 Kursi Plastik √ 3 3 -
2 Kursi besi √ 3 3 -
3 Komputer Set √ 1 1 -
4 Lemari status klien √ 1 1 -
5 Lemari Obat √ 1 1 -
6 Troli Obat √ 2 2 -
7 Tempat sampah √ 2 2 -
40
infeksius
8 Tempat sampah non √ 2 2 -
infeksius
Pengadaan barang alat tulis kantor (ATK), form rekam medic dan
bahan habis pakai.
b) Ronde
Hasil wawancara dengan kepala ruang pada tanggal 5 - 7 Oktober
2019, kegiatan ronde keperawatan dilakukan setiap pergantian shift.
3) Bulanan
a) Rapat Bulanan
Rapat bulanan dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk membahas dan
mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan..
4) Tahunan
a) Inventaris Alat
Inventaris alat dilakukan setiap ada pembelian sarana dan
prasarana. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap akhir tahun.
b) Pembuatan Program Kerja Tahunan
Program kerja dibuat oleh kepala ruang setiap tahun yang meliputi:
(1) Pelayanan pada Pasien
Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien
menggunakan 5 tahap proses perawatan, mengelompokkan
pasien sesuai dengan kasus dalam rangka meminimalkan
kejadian infeksi nosokomial, memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
kondisi klien.
(2) Bimbingan Mahasiswa Praktek
Orientasi mahasiswa, bimbingan klinik, pre conference,
pengelolaan kasus, bedset teaching, evaluasi penilaian akhir
praktek dan buku bimbingan klinik mahasiswa.
(3) Ketenagaan
Pengarahan dan motivasi kerja karyawan, melakukan evaluasi
kinerja pegawai per tahun dan dilaporkan ke kasie Mutu
Pelayanan keperawatan, membuat usulan penambahan tenaga
serta mengikutsertakan staf dalam pelatihan untuk menunjang
pelayanan.
44
(4) Peralatan
Membuat rencana kebutuhan alat, mengajukan permohonan
alat-alat kedokteran, melakukan inventaris peralatan secara
rutin, mengajukan perbaikan alat yang rusak, mencatat semua
pemakaian alat terutama untuk alat mesin dalam buku
pemakaian alat dan membuat usulan Standart pelayanan
Minumal Peralatan ke direktur melalui Ka Instalasi.
(5) Dokumentasi Askep
Melakukan bimbingan dan motivasi tentang dokumentasi askep
oleh kepala ruang setiap pre conference, mengevaluasi
pelaksanaan dokumentasi askep dan melakukan audit
dokumentasi askep.
(6) Output Pelayanan
Meningkatkan efisiensi ruang perawatan dan tim kerja dalam
kelompok serta mencatat kejadian infeksi nosokomial dan
dilaporkan ke tim Pandalin RS.
c) DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan)
DP3 merupakan rekapitulasi pangkat dan golongan dari seluruh
pegawai yang ada di ruang Perinatalogi.
2. Staffing
a. Sistem Perekrutan Pegawai
Sistem perekrutan tenaga dilakukan berdasarkan kebijakan dari Rumah
Sakit yang disebut dengan tenaga kontrak, tenaga magang dan penerimaan
pegawai baru melalui tahapan proses perekrutan tenaga kontrak khususnya
perawat meliputi tahap formasi dari bidang kepegawaian (mempublikasikan
kebutuhan tenaga di masing-masing unit/bagian dan persyaratan di media),
tahap seleksi oleh tim penguji dari bidang keperawatan dan komite
keperawatan meliputi ujian tulis, psikotes, wawancara dan uji kesehatan dan
tahap pengumuman hasil seleksi. Bagi calon tenaga keperawatan yang lolos
seleksi akan ditempatkan di seluruh ruang dengan proporsi sesuai dengan
kebutuhan. Sedangkan tenaga keperawatan yang lolos seleksi tes calon
karyawan juga akan ditempatkan di seluruh ruangan dengan proporsi sesuai
kebutuhan masing-masing ruangan.
b. Sistem Penjadwalan
45
3. Directing
a. Rewards untuk Pegawai Berprestasi
Reward yang disampaikan untuk pegawai di RS PKU Muhammadiyah
Cepu adalah berupa financial echievement dan kenaikan pangkat
berdasarkan EKK (Evaluasi Kinerja Karyawan) yang meliputi aspek perilaku,
aspek kinerja dan aspek kompetensi dan profesionalisme. Sedangkan dari
Ruang Perinatologi belum ada pemberian reward untuk pegawai di ruangan
b. Punishment bagi Pegawai yang Melanggar Aturan
Pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai RS PKU Muhammadiyah
Cepu diterapkan sistem punisment dengan peringatan dan pertimbangan
52
4. Organizing
a. Struktur Organisasi Ruang Perinatalogi
Kasi Rawat Inap : Rindung ,S.Kep
Kepala ruang : Fitri,AMK
Penanggung Jawab Shiff : - Lilik W, AMK
- Sri Wahyuni, AMK
- Ika Listya, AMK
Perawat Pelaksana : - Sapta W, S.Kep
- Ima Susanti, AMK
- Sumartini, AMK
- Gravita, AMK
- Luluk, AMK
5. Coordinating
a. Sistem Timbang Terima Pasien
1) Perawat yang Hadir
Timbang terima pasien yang dilakukan di Ruang Perinatologi
diikuti oleh perawat yang akan berdinas selanjutnya dan perawat yang
telah selesai berdinas. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak semua
perawat yang jaga mengikutinya. Jika ada perwakilan dari perawat yang
yang akan berdinas maka timbang terima akan segera dilakukan.
53
C. OUTCOME
1. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Perinatologi cukup
efektif, di ruangan sudah disediakan form asuhan keperawatan efektif mulai
dari assesment, diagnosa, kriteria hasil sampai rencana tindakan
keperawatan sehingga perawat tinggal melakukan cek list sesuai dengan
kondisi pasien. Kelebihan sistem ini, perawat hanya memerlukan waktu
singkat untuk menentukan diagnosa serta Intervensi yang harus dilakukan
untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada klien
berdasarkan dengan pengkajian yang dilakukan kepada paisen baru,
sedangkan kelemahan sistem ini adalah tidak semua masalah
keperawatan yang ditemukan ada pada pasien ditemukan pada lembar
chek list.
Lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara
lain:
56
2. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien di Ruang Perinatologi tentang pelayanan cukup
memuaskan namun perawat belum semua memperkenalkan diri kepada
pasien, perawat seharusnya menjelaskan peraturan atau tata tertib rumah
sakit saat pertama pasien masuk ke RS, perawat menjelaskan fasilitas
yang tersedia di Rumah sakit. Perawat menjelaskan letak tempat – tempat
57
setiap minggu, bulan dan tahun terutama untuk alat yang belum ada dan yang rusak baik alat medis
maupun non medis.
B. METHODE
1. MAKP-METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
a. RS PKU Muhammadiyah Cepu memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan
pelayanan
b. Metode keperawatan yang digunakan di Ruag Perinatologi menggunakan metode fungsional yang
telah diatur dalam protap penugasan tenaga keperawatan .
c. Berdasarkan wawancara pada penanggung jawab shiff menyatakan bahwa peran sebagai
penanggung jawab shiff belum optimal karena kasus yang ada multisystem sehingga managemen
kasus tidak bisa focus dan program yang harus dilaksanakan banyak dengan ketenagaan yang
terbatas sehingga peran penanggung jawab shiff bisa merangkap menjadi perawat pelaksana.
d. Iklim kerja yang dirasakan di Ruang Perinatologi merasakan iklim kerja yang baik
2. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Perinatologi menggunakan metode checklist form
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, kriteria hasil sampai rencana tindakan
keperawatan
b. Terdapat dokumentasi catatan perkembangan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP serta
resume pulang menjelang pasien pulang
c. Adanya lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara lain: lembar resume
60
3. DISCHARGE PLANNING
a. Tersedianya lembar resume pulang
b. Adanya surat control obat
c. Memberikan penkes kepada pasien/ keluarga selama dirawat atau pulang.
4. RONDE KEPERAWATAN
a. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya ronde keperawatan
b. Ada kebijakan penatalaksanaan ronde keperawatan
c. Ronde keperawatan belum terlaksana sepenuhnya hanya pada kondisi pasien tertentu
5. DESENTRALISASI OBAT
a. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan desentralisasi obat
b. Kepala ruang mendukung desentralisasi obat.
a. Adanya buku injeksi di Ruang Perinatologi
b. Adanya lembar control obat setiap pasien
c. Berdasarkan observasi sudah terdapat alur pemberian dan penerimaan obat yang tercantum dalam
buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang sesuai advice
61
dokter.
6. TIMBANG TERIMA
a. Berdasarkan observasi, kepala ruang memimpin timbang terima setiap pagi.
b. Adanya laporan jaga setiap shift.
c. Timbang terima merupakan kegiatan rutin harian yang telah dilaksanakan.
d. Untuk post conference belum terlaksana
.
C. MATERIALS
a. Ruang Perinatologi memiliki fasilitas untuk pasien Ruang Kelas Utama A, B, kelas 1,2,3
b. Ruang Perinatologi memiliki fasilitas staf terdiri dari 1 nurse station, 1 kamar mandi dan 1 gudang
c. Terdapat tempat sampah yang sudah dipisahkan antara tempat sampah Infeksius dan non Infeksius
bahkan sudah diberi label
D. MACHINE
1. Terdapat alat-alat teknologi pendukung pendokumetasian berupa computer sebanyak1 buah
2. Terdapat 1 telpon sebagai penghubung atau komunikasi dengan instalasi lain
3. Terdapat buku timbang terima yang dapat menginformasikan tentang identitas pasien, diagnose
medis, farmakoterapi, kondisi pasien, dan program tindakan
II. WEAKNESS
A. MAN DAN MONEY
62
1. Sumber daya manusia diruang Perinatologi sebanyak 9 orang termasuk kepala ruang
2. Kepala ruang belum memiliki pelatihan Management bangsal
B. METHODE
1. MAKP-METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
a. Berdasarkan wawancara pada katim menyatakan bahwa peran sebagai katim belum optimal karena
kasus yang ada multisystem sehingga managemen kasus kurang focus dan program yang harus
dilaksanakan banyak dengan ketenagaan yang terbatas sehingga peran kashif bisa merangkap
menjadi perawat pelaksana.
b. Berdasarkan observasi, peran kashif hanya bisa dilaksanakan pada pagi hari sedangkan pada sore
dan malam hari tidak bisa dilaksanakan.
2. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keperawatan
1) Lembar pengkajian sebagian besar sudah diisi lengkap.
2) Diagnosa keperawatan yang diangkat disesuaikan dengan keluhan utama klien, namun untuk
pemantauan diagnosa keperawatan apakah diagnosa tersebut sudah teratasi atau bahkan
muncul diagnosa yang lain. Pada realitanya diagnosa yang diangkat hanyalah diagnosa utama,
terkadang diagnosa yang diangkat juga tidak disesuaikan dengan kondisi klien, prioritas diagnosa
belum dimunculkan, jarang sekali nama diagnosa ditulis di kolom diagnosa keperawatan.
3) Hasil observasi kelompok pada tanggal 5 – 7 Oktober 2019, pendokumentasian implementasi dari
pergantian shift dan pergantian hari kelolaan pasien tertulis sama, meskipun diagnosa berbeda.
63
4) Hasil observasi pada tanggal 5 – 7 Oktober 2019 kelompok pendokumentasian SOAP dari
pergantian shift dan pergantian hari kelolaan pasien tertulis sama sehingga perkembangan
pasien tidak bisa dilihat secara optimal.
3. RONDE KEPERAWATAN
a. Hasil wawancara dengan kepala ruang kegiatan ronde keperawatan jarang dilakukan dengan alasan
kurangnya pengetahuan tentang pelaksanaan kegiatan ronde.
b. Berdasarkan observasi, ronde keperawatan belum rutin dilaksanakan sesuai dengan keadaan
pasien pasien.
4. DESENTRALISASI OBAT
a. Berdasarkan observasi, belum optimalnya penatalaksanaan supervisi terhadap sentralisasi obat.
b. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sehingga pengaturan obat pada loker
pasien belum tertata.
c. Belum tersedianya petunjuk penataan obat dalam loker pasien
5. TIMBANG TERIMA
a. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima belum berfokus pada masalah keperawatan
b. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima antara lain identitas pasien, diagnosa medis,
program yang akan dilaksanakan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan.
c. Berdasarkan observasi, timbang terima dilakukan di nurse station dan kadang kadang berkeliling ke
pasien
64
C. MATERIALS
a. Hasil observasi di Ruang Perinatologi didapatkan bahwa tidak terdapat ruang isolasi
b. Hasil observasi belum ada timbangan bayi
D. MACHINE
1. Berdasarkan Observasi di ruang Perinatologi tidak memiliki korsi roda buat pasien
III. OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktik manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat klinik
3. Adanya kerjasama yang baik antara institusi dengan Ruang Perinatologi
4. Terdapat peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
5. Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik
6. Adanya jadwal supervise oleh pengawas keperawatan dari rumah sakit setiap hari
IV. THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
3. Meningkatnya tingkat kesadaran pasien dan keluarga akan tangguang jawab dan tanggung gugat
terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan Rumah Sakit semakin meningkat
65
4. Persaingan antar rumah sakit swasta yang semakin ketat yang mengutamakan kepuasan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit.
PROSES I. STRENGTH
A. PLANNING
1. Terdapat perencanaan harian, mingguan dan bulanan serta tahunan
2. Rencana harian diantaranya Pre Conference, Bimbingan Mahasiswa, Jadwal Shift; rencana mingguan
pengadaan barang, ronde keperawatan, sedangkan rencana bulanan adalah rapat bulanan, serta
rencana tahunan yaitu inventaris alat, pembuatan program kerja tahunan seperti pelayanan pada
pasien, bimbingan mahasiswa praktek, ketenagaan, peralatan, dokumentasi askep, fungsi manajemen
kepala ruang, output pelayanan, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.
3. Perencanaan logistik diurus oleh seorang penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap
inventaris ruangan dan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan.
B. STAFFING
1. Sistem perekrutan tenaga dilakukan berdasarkan kebijakan dari rumah sakit yang disebut dengan
tenaga HTT (Harian Tidak Tetap), tenaga kontrak, dan karyawan tetap.
2. Penjadwalan dinas perawat ditentukan oleh kepala ruang yang telah disusun selama kurang lebih 2
minggu sebelum awal bulan. Perawat pun dapat bernegosiasi dengan kepala ruang untuk menentukan
jadwal dinasnya apabila ada kepentingan di satu waktu tertentu.
3. Penanggung Jawab Shiff yang bertugas langsung bertanggung jawab kepada kepala ruang. Sedangkan
66
untuk perawat pelaksana shift bertugas pada shift pagi, siang dan sore.
4. Jadwal dinas perawat di Ruan Perinatologi dibagi 3 shift yaitu: pagi 1 kepala ruang,1 ka shif,1 perawat
pelaksana, sore terdiri dari 1 ka shift dan 1 orang perawat pelaksana, malam terdiri atas 1 kashift dan 1
orang perawat pelaksana
5. Pengembangan staff secara informal yaitu melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh internal RS
PKU Muhammadiyah Cepu dan lembaga/institusi luar
6. Hasil wawancara dengan kepala ruang menyatakan Sistem kontrol untuk meminimalisir ketidakhadiran
pegawai adalah bagi pegawai yang terlambat masuk dinas atau tidak masuk dinas adalah dengan
sistem pemberitahuan kepada kepala ruang dan surat izin keterangan dokter. Apabila tanpa
pemberitahuan dan surat izin keterangan dokter akan diberikan peringatan lisan sebanyak 3x, dapat
berlanjut pada pemberian surat peringatan dan pertimbangan pemberian angka kredit.
7. Adanya evaluasi kinerja perawat langsung oleh kepala ruang pertahun berdasarkan aspek perilaku,
aspek kinerja dan aspek kompetensi dan profesionalisme.Tugas kepala ruang, kashif dan perawat
pelaksana sesuai dengan perannya
C. DIRECTING
1. Reward yang disampaikan untuk karyawan di RS PKU Muhammadiyah Cepu adalah berupa financial
echievement dan kenaikan pangkat berdasarkan EKK (Evaluasi Kinerja Karyawan) yang meliputi aspek
perilaku, aspek kinerja dan aspek kompetensi dan profesionalisme.
2. Pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan RS PKU Muhammadiyah Cepu diterapkan dengan
peringatan dan pertimbangan ulang pemberian nilai dalam EKK. Sistem control untuk menghindari
pelanggaran dan bolos kerja adalah bagi pegawai yang terlambat masuk dinas atau tidak masuk dinas
67
adalah dengan sistem pemberitahuan kepada kepala ruang dan surat izin keterangan dokter
3. Motivasi kerja pegawai diberlakukan sistem reward yang dinilai dan diusulkan oleh kepala ruangan
kepada kepala bidang keperawatan
4. menyatakan bahwa iklim kerja yang dirasakan perawat di Ruang Perinatologi yaitu menyatakan iklim
kerja baik.
D. COORDINATING
1. TIMBANG TERIMA
a. Berdasarkan observasi adanya pre conference mengenai program selama satu hari dari setiap
pasien oleh masing-masing kepala tim. Dalam pre conference juga membahas tentang informasi
baru atau pengumuman yang diberikan oleh kepala ruang.
b. Berdasarkan observasi, Setiap musyawarah atau diskusi yang dilakukan di Ruang Perinatologi
biasanya dipimpin oleh kepala ruang. Akan tetapi semua anggota diskusi kepala ruang memimpin
timbang terima setiap pagi.
c. Timbang terima merupakan kegiatan rutin harian yang telah dilaksanakan.
2. RONDE KEPERAWATAN
a. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya ronde keperawatan
b. Adanya kebijakan penatalaksanaan ronde keperawatan
c. Adanya kerangka acuan ronde keperawatan
E. CONTROLLING
a. Berdasarkan wawancara pada kepala ruang menyatakan bahwa sudah ada supervise setiap hari ke
pasien oleh kepala ruang
68
b. Adanya evaluasi kinerja perawat langsung oleh kepala ruang pertahun berdasarkan criteria: aspek
perilaku, aspek kinerja dan aspek kompetensi dan profesionalisme. Adanya Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan dari seluruh karyawan
c. Ada kemauan dari pihak perawat untuk berubah
d. Koordinator rawat inap dan kepala Ruang Perinatologi mendukung kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan keperawatan
e. Berdasarkan hasil observasi bahwa kinerja perawat di Ruang Perinatologi sudah bagus namun perlu
dioptimalkan lagi
II. WEAKNESS
A. PLANNING
1. Ruang Perinatologi belum memiliki visi misi ruangan dan hanya memiliki visi misi rumah sakit
2. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang rencana yang telah disusun selama satu tahun hanya
sedikit yang bisa terlaksana
B. STAFFING
1. Hasil wawancara dengan kashif metode pembagian tugas yaitu pelaksanaan system berjalan sesuai
protap, sedangkan saat shift sore dan malam, system kashif tidak berjalan karena keterbatasan
tenaga keperawatan, sehingga perawat pelaksana bertanggungjawab pada kashift dalam merawat
seluruh pasien Pengembangan staff secara formal adalah dengan memberikan kesempatan ijin
belajar
.
C. DIRECTING
69
1. Dari Ruang Perinatologi belum ada pemberian reward untuk pegawai di ruangan
2. Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana menyatakan bahwa bekerja dengan rajin atau
tidak sama saja karena system reward yang kurang dari kepala ruang sehingga bisa menurunkan
semangat dan etos kerja
D. COORDINATING
1. TIMBANG TERIMA
a. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima belum berfokus pada masalah
keperawatan
b. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima antara lain identitas pasien, diagnosa
medis, program yang akan dilaksanakan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan.
c. Berdasarkan observasi, timbang terima dilakukan di nurse station dan kadang kadang
berkeliling ke pasien
2. RONDE KEPERAWATAN
a. Hasil wawancara dengan kepala ruang, kegiatan ronde keperawatan jarang dan dilakukan
dengan alasan kurangnya pengetahuan tentang pelaksanaan kegiatan ronde.
b. Berdasarkan observasi, ronde keperawatan belum rutin dilaksanakan hanya pada kondisi
pasien tertentu
E. CONTROLLING
1. Berdasarkan observasi Kunjungan kepada pasien belum optimal seperti hanya melakukan
kunjungan saat perawat mengganti linen pasien dan saat perawat melakukan injeksi, dan sebagian
besar perawat tidak menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien.
70
2. Berdasarkan hasil observasi bahwa pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
kepada pasien lebih mengarah pada tindakan pemberian terapi kolaboratif, sedangkan untuk
tindakan pemenuhan kebutuhan dasar manusia masih belum maksimal dikarenakan perbandingan
jumlah perawat dan pasien yang tidak seimbang
3. Catatan implementasi dan evaluasi yang dituliskan di catatan perkembangan sebagian besar sama
dari hari ke hari sehingga catatan perkembangan kurang bisa menggambarkan perkembangan
kondisi pasien yang sebenarnya.
III. OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktik manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus dengan perawat
klinik
3. Adanya kerjasama yang baik antara institusi pendidikan dengan RS PKU MUHAMMADIYAH CEPU
4. Terdapat peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
5. Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan
masiswa praktik
6. Adanya jadwal supervise oleh pengawas keperawatan dari rumah sakit setiap hari
IV. THREATENED
1. Menurunnya Kinerja perawat tanpa adanya supervise yang optimal dari kepala ruang
2. Belum berlakunya system reward and phunisment yang diterapkan secara konsisten yang dapat
mempengaruhi motivasi perawat dalam bekerja
71
PERINATOLOGI
resiko jatuh
PERINATOLOGI
ANALISA DATA
b. Discharge Planning
1) Keterbatasan waktu perawat untuk memberikan penkes
74
c. Sentralisasi obat
1) Berdasarkan observasi, belum optimalnya penatalaksanaan
supervisi terhadap sentralisasi obat.
2. Man and money
a. Kurangnya sumber daya manusia dimana jumlah tenaga kerja
dari perawat tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pasien.
b. Jumlah sumber daya manusia atau ketenagaan di Ruang
Perinatologi sebanyak 9 orang dengan kualifikasi :
Tenaga keperawatan Perawat S1 sekitar 1 orang, Perawat D3
keperawatan sebanyak 8 orang. Dengan pembagian pada sift
pagi 3 perawat, dan sift siang 2 perawat dan sift malam 2
perawat
c. Kepala Ruang belum memiliki pelatihan management bangsal
Process
1. Timbang Terima Kurang optimalnya Keterbatasan waktu bagi
a. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima belum pelaksanaan timbang perawat dan kurangnya
berfokus pada masalah keperawatan terima pasien pemahaman perawat
b. Berdasarkan observasi, timbang terima dilakukan di nurse mengenai metode timbang
station dan kadang kadang berkeliling ke pasien terima yang ideal
c. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima antara
75
Input:
1. Method Manajemen penataan Tidak ada sistem controlling
Sentralisasi obat alat dan ruang yang sarana di ruang pasien.
a. Belum tersedianya petunjuk penataan obat dalam loker pasien kurang sistematis
2. Material.
a. Sebagian besar belum ada tulisan (label) yang menunjukkan isi
dalam almari.
b. Hasil observasi di Ruang Perinatologi didapatkan bahwa tidak
terdapat ruang isolasi
c. Hasil observasi belum ada timbangan bayi
76
PRIORITAS MASALAH
Penetapan prioritas masalah didasarkan pada metode CARL, yaitu sebagai berikut:
Masalah Capability Acessibility Readiness Laverage Perkalian Skor
Kurang optimalnya
7 4 6 7 1176
pelaksanaan metode tim
Kurang optimalnya
pelaksanaan timbang terima 4 9 7 8 2016
pasien
Kurang optimalnya penataan
5 7 5 5 875
alat dan ruang
Berdasarkan skoring masalah, kurang optimalnya penataan alat dan ruang mempunyai skor tertinggi yaitu 2016, sehingga
masalah ini menjadi prioritas utama dalam penyelesaian masalah. Prioritas kedua yaitu Kurang optimalnya pelaksanaan
metode fungsional dan kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima pasien.
77
program
pasien,
intervensi yang
telah dan
belum
dilakukan.
Kurang optimalnya Pelaksanaan 1. Merumuskan Karu,kashif, 1. Menerapkan formula 1. Evaluasi struktur:
pelaksanaan metode fungsional formula perawat optimalisasi tenaga Terbentuk formula
metode fungsional. menjadi optimal, optimalisasi pelaksana keperawatan di Ruang optimalisasi tenaga
dengan kriteria tenaga Ruang Perinatologi keperawatan
hasil: keperawatan di Perinatologi 2. Memberikan masukan 2. Evaluasi proses:
1. Perawat dapat Ruang kepada karu untuk Formula optimalisasi
bekerja sesuai Perinatologi mengangkat tema tenaga keperawatan
peran dalam sharing metode dapat diterapkan.
tugasnya fungsional saat rapat Evaluasi hasil:
2. Jadwal dinas koordinasi bulanan Perawat dapat bekerja
perawat dalam sesuai peran dalam
satu tim tugasnya.
terdistribusi
pagi, siang dan
malam
3. Setiap perawat
80
memiliki
tanggungjawab
dalam satu shif
Manajemen 1. Penataan alat 1. Menyusun alat Karu, katim, 1. Sosialisasi 1. Evaluasi struktur:
penataan alat dan dapat tersusun sesuai tempat perawat 2. Memberikan labeling Konsultasi rencana
ruang yang kurang rapi sehingga dan labelingnya. pelaksana dan dan sosialisasi pada program penataan
sistematis memudahkan 2. Bersama-sama mahasiswa yang keluarga klien tentang peralatan medis disetujui
proses perawat praktik di Ruang penggunaan lemari oleh kepala ruang,
pencarian jika menatakan Perinatologi klien yang benar. mempersiapkan labeling
sewaktu-waktu sarana yang Klien dan untuk trolly tindakan dan
dibutuhkan. dibutuhkan keluarga klien dokumentasi.
2.Memberi 2. Evaluasi proses:
saran Karu, kashif, perawat
pengadaan pelaksana dan praktikan
srana dan mahasiswa terlibat
fasilirtas dalam implementasi.
Evaluasi hasil:
81
Waktu dan
Masalah Program Sasaran Evaluasi Dukungan Hambatan
Tempat
Kurang 1. Penerapan Karu, Kashif dan Ruang 1. Evaluasi Stuktur: 1. Kepala ruang dan 1. Hambatan waktu,
optimalnya timbang terima perawat Perinatologi a. Peralatan yang terdiri kashif mendukung dimana
pelaksanaan (operan jaga) pelaksana di dari: bagan alur timbang penuh semua kedatangan
timbang terima keliling Ruang terima sudah dibuat program yang pegawai saat
pasien a. Membuat Perinatologi RS b. Adanya buku operan telah pergantian dinas
bagan alur PKU yang digunakan sebagai direncanakan. belum tepat
timbang terima Muhammadiah media timbang terima 2. Adanya dukungan waktu
pasien yang Cepu oleh mahasiswa dari kepala bidang 2. Kurangnya
dipublikasikan 2. Evaluasi Proses: pengawasan mutu evaluasi
diskusi a. Mahasiswa melakukan layanan pelaksanaan
b. Melakukan kegiatan sosialisasi keperawatan. timbang terima.
kegiatan bagan alur timbang 3. Adanya supervisi 3. Komitmen yang
sosialisasi terima dari bidang kurang dari
bagan alur b. Mahasiswa melakukan pelayanan mutu perawat tentang
timbang terima kegiatan sosialisasi layanan penerapan
yang telah melalui kegiatan pre keperawatan timbang terima
dibuat melalui conference pada pagi mengenai keliling ke pasien
kegiatan pre hari yang diikuti oleh pelaksanaan
82
terima dilakukan
berkeliling ke ruang
perawatan dan di ners
station sebanyak 77 %
dan sebanyak 23 %
menyatakan tidak.
g. Persentase perawat yang
menyatakan timbang
terima dilakukan di setiap
pergantian shift malam
dan pagi sebanyak 31 %
sedangkan 69 %
menyatakan di semua
pergantian sift.
h. Persentase perawat yang
menyatakan timbang
terima adalah sama
dengan ronde
keperawatan sebanyak
46 % sedangkan 46 %
lainnya menyatakan tidak
dan 8 % abstain.
85
menyatakan motivasi
sebagai hambatan
timbang terima adalah 69
% dan waktu atau
kedisiplinan sebagai
hambatan adalah 31 %.
m. Persentase perawat yang
menyatakan belum
adanya evaluasi
penerapan timbang
terima sebanyak 77 %
dan 23 % menyatakan
sudah.
n. Hasil observasi
didapatkan data bahwa
perawat telah melakukan
timbang terima dengan
berkeliling di kamar
pasien, menanyakan
keluhan dan
menginformasikan
perawat yang shift
87
selanjutnya.
o. Ruang Perinatologi
setelah 1 minggu
dilakukan implementasi
memiliki program
greeting yaitu program
untuk menyapa dan
menanyakan klien dalam
setiap operan jaga.
Program ini telah
dijalankan pada minggu
itu juga.
Kurang 1. Merumuskan Kepala bidang 1. Evaluasi struktur: 1. Kasi Keperawatan, Perumusan formula
optimalnya formula keperawatan, 27/06/2019 Mempersiapkan formulasi Karu Perinatologi optimalisasi tenaga
pelaksanaan optimalisasi bidang mutu Tempat: optimalisasi tenaga memberikan kerja memerlukan
metode tenaga pelayanan, Ka. Ruang keperawatan di Ruang arahan saran dan pengkajian lebih
fungsional/shiff keperawatan di Instalasi Karu, Perinatologi Perinatologi kritik selama mendalam dalam
Ruang kashif, perawat 2. Evaluasi proses: diskusi formulasi hal tanggung jawab
Perinatologi pelaksana Ruang Kegiatan diskusi antara optimalisasi dan tanggung gugat
2. Melakukan diskusi Perinatologi mahasiswa dengan pihak tenaga kerja perawat, hak pasien
terbuka mengenai Kasi Keperawatan, Kepala Ruang Perinatologi terhadap pelayanan
formulasi Ruang Perinatologi serta 2. Kasi Keperawatan, dan sistematika
88
pembersihan Perawat Perinatologi a. Rencana program sudah memberikan ijin bergabung dengan
tempat spoelhoek pelaksana, dan RS PKU selesai dibuat dan untuk pelaksanaan tempat alat
mahasiswa Muhammadiy dikonsultasikan dengan program yang cleaning servise
praktik. ah Cepu kepala ruang, beberapa direncanakan sehingga terdapat
hari sebelum 2. Staf cleaning alat-alat selain
implementasi. service bersedia untuk pencucian
b. Waktu pelaksanaan untuk berbagi ruang alat medis yang
program belum sesuai dan menjaga tempat kurang tertata
dengan rencana yang spoelhoek tetap dengan rapi.
dibuat karena tempat bersih dan rapi
spoelhoek berbagi dengan
tempat alat cleaning
service sehingga penataan
kembali spoelhoek harus
dikomunikasikan juga
dengan kepala cleaning
service.
2.Evaluasi proses
a. Penataan dan
pembersihan kembali
tempat spoel hook
dilakukan oleh mahasiswa
92
2. Pengadaan system √
rotasi atau mutasi
ketenagaan
Kurang optimalnya 1. Timbang terima √ Pagi : Kepala Ruang dan kashif
pelaksanaan timbang dilakukan oleh semua Sore dan Malam : Ketua Shift
terima pasien perawat pada setiap
96
. pergantian shift
2. Pengoptimalan isi √
timbang terima dengan
menambahkan masalah
keperawatan yang
masih muncul serta
intervensi yang belum
dan yang sudah
dilakukan secara umum
dengan catatan
tercukupinya jumlah
ketenagaan
3. Efesiensi waktu dan √
tenaga pada timbang
terima tanpa
pengulangan pemberian
informasi program yang
sama pada
preconference
4. Pengoptimalan √
penggunaan blangko
program sebagai
97
pengganti komunikasi
antar shif
5. Mensosialisasikan alur √
timbang terima sesuai
dengan standar melalui
pemasangan poster alur
timbang terima.
Manajemen penataan alat 1. Pemberian labeling dan √ Kepala ruang, kashif dan perawat
dan ruang yang kurang penyusunan alat pelaksana
sistematis keperawatan sesuai
tempat dan labelingnya
dengan ketentuan
labeling
1. Manajemen ketenagaan
a. Peran perawat dalam a. Pemberdayaan mahasiswa keperawatan dengan system part time, yaitu memberikan
memberikan asuhan tanggungjawab yang telah disepakati kepada mahasiswa keperawatan dari berbagai
keperawatan di ruangan kurang institusi dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh pihak RS dalam merawat pasien ,
optimal karena ketidaksesuian bekerjasama dalam menyelesaikan kegiatan ruangan serta memiliki tanggung jawab
antara jumlah perawat dan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
beban kerja ruangan b. Pengubahan system konsultasi pasien ke luar ruangan menjadi sytem kunjungan ke
dalam ruangan untuk mengatasi keterbatasan ketenagaan.
b. Kedisplinan perawat a. Pemberian Reward bagi perawat terbaik dengan kategori tertentu yang dievaluasi setiap
periode tertentu dan Punishment dari Kepala Ruang Perinatalogi bagi pegawai yang
tidak disiplin.
3. Manajemen Obat
a. Pemeriksaan persediaan obat, a. Perawat melakukan pencatatan nama, jumlah obat serta perlengkapan medis yang
dan perlengkapan medis pada tersedia pada loker pada shift malam sehingga pemberian resep setiap pagi
loker kurang optimal. menyesuaikan kebutuhan pemberian obat dalam 1 hari.
b. Pengontrolan pemberian obat b. Perawat shift malam menyediakan obat oral untuk jadwal obat pagi dan dikomunikasikan
oral kurang optimal. pada keluarga pada saat memberikan injeksi obat malam, aturan ini berlaku untuk shift
berikutnya.
5. Manajemen pelaksanaan tatib
ruangan. a. Peningkatan ketegasan satpam, dalam membatasi jumlah pengunjung yang masuk dan
a. Pembatasan jumlah pengunjung, keluar.
jenis pengunjung dan jam b. Pengontrolan tatib ruangan tentang jumlah dan jenis pengunjung (pengunjung dibawah
100
kunjung ruangan belum optimal usia 14 tahun dilarang masuk ruangan) yang dilakukan oleh kepala ruang saat timbang
terima keliling.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil praktik manajemen keperawatan di ruan
Perinatalogi RS PKU Muhammadiyah Cepu Lantai 2 yang dilaksanakan pada tanggal
28 Oktober 2019
A. EVALUASI PROSES
Praktek belajar lapangan managemen merupakan proses pengejawantahan
pemahaman keilmuan dari berbagai teori atau pendapat para ahli yang didapat
melalui proses belajar dari perkuliahan. Pengalaman belajar lapangan
managemen keperawatan harus dimiliki oleh semua calon tenaga kesehatan
terutama oleh mahasiswa keperawatan pada jenjang strata satu (S1) sehingga
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus wajib menyelesaikan praktek
keperawatan managemen sebanyak 3 SKS. Proses pembelajaran lapangan
tersebut dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu :
1. Persiapan lapangan
Persiapan dilakukan berdasarkan buku pedoman praktek. Setelah terjun
dilapangan yaitu di Ruang Perinatalogi diberikan pengarahan dan
orientasi tentang struktur program dan metode kerja selama berada
dilahan praktek, selain itu didapatkan beberapa hal :
a. Pelaksanaan tindakan keperawatan belum sesuai SOP.
b. Frekuensi pelaksanaan supervise dalam pendokumentasian belum
optimal.
c. Penetapan diagnosa keperawatan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan belum sesuai dengan keluhan pasien pada saat itu.
d. Selama ini dokumentasi keperawatan berisikan advise (nasehat)
dokter dan tindakan keperawatan mandiri, tetapi belum semua
tindakan didokumentasikan. Asuhan keperawatan tidak dilaksanakan
secara lengkap segera setelah pasien datang bahkan kadang-kadang
dilengkapi waktu pasien mau pulang. Sehingga evaluasi dan catatan
perkembangan pasien belum terlihat, yang berakibat pada
pendokumentasian yang kurang optimal.
e. Ronde keperawatan belum dilaksanakan secara optimal di Ruang
Perinatalogi Lantai 2
102
B. EVALUASI HASIL
1. Evaluasi Hasil Supervisi pelaksanaan metode tim
Evaluasi hasil supervisi pelaksanaan tim yang dilakukan pada tanggal
28 Oktober 2019 didapatkan hasil bahwa Metode keperawatan yang
digunakan di Ruang Perinatalogi Lantai 2 menggunakan metode fungsional.
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya
merawat luka kepada semua pasien di bangsal.
Selama mahasiswa praktek di Ruang Perinatalogi mahasiswa
melakukan Kegiatan diskusi antara dengan pihak Kasi Keperawatan,
Kepala Ruang ,serta Kepala Shift mengenai formulasi optimalisasi tenaga
keperawatan Ruang Perinatalogi dapat terlaksana
2. Evaluasi Hasil Timbang Terima
Timbang terima (operan) adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima suatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien atau
pasien.
Evaluasi hasil timbang terima yang dilakukan pada tanggal 20 – 22
Oktober 2019 didapatkan hasil bahwa kegiatan timbang terima sudah
menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh perawat di Ruangan setiap
pergantian shift, namun kegiatan timang terima tidak diikuti dengan
pendokumentasian yang lengkap. Selama mahasiswa praktek di Ruang
Perinatalogi mahasiswa sudah bermain peran untuk menjadi kepala ruang,
kashif, dan Perawat Pelaksana. Dalam kegiatan timbang terima mahasiswa
103
A. Kesimpulan
Hasil dari praktek managemen keperawatan di Ruang Perinatalogi RS PKU
Muhammadiyah Cepu yang dimulai dari tahap pengkajian sampai dengan
evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pre dan post conference sudah menjadi kegiatan rutin yang
dilakukan oleh perawat di Ruang Perinatalogi setiap pergantian shift,
namun kegiatan timbang terima tidak diikuti dengan pendokumentasian
yang lengkap.
2. Metode pembagian tugas di Ruang Perinatalogi menggunakan metode
fungsional. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang
dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai
dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien di
bangsal.
B. Saran
1. Sistem pendokumentasian Asuhan Keperawatan sebaiknya menggunakan
pedoman terbaru yaitu NIC dan NOC.
2. Pelaksanaan metode Asuhan Keperawatan agar lebih diperjelas
pelaksanaannya
3. Tugas dan Fungsi masing2 personil masih serabutan
105
DAFTAR PUSTAKA