Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN DESIMINASI AWAL DIRUANGAN VK RS.

BHAYANGKARA KUPANG

OLEH

1. Zeasly T. Neolaka 8. Fredik I. Welem


2. Sosipater Otu 9. Aryanto Natonis
3. Maria Snae 10. Irwin O. Sose
4. Martina Ratuarat 11. Detri Oematan
5. Yuris Pola Pado 12. Marimar Kokplau
6. Elisabeth Renda 13. Richard A. Ngonggoek
7. Robeka Tanesab

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi,
tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Perawat profesional tidak hanya mengelola
orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan
tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju
ke arah kesembuhan. (Nursalam,2014)
Seperti halnya keperawatan, ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu,
seperti bisnis, psikologi, sosiologi, dan antropologi. Karena organisasi bersifat kompleks dan bervariasi,
maka pandangan teori manajemen adalah bagaimana manajemen dapat berhasil dan apa yang harus
diperbaiki/diubah dalam mencapai suatu tujuan organisasi. (Nursalam,2014)
Frederick W. Taylor adalah salah seorang tokoh dari bidang ilmu manajemen. Pada awal tahun
1900-an, ia mengemukakan bahwa teori manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan
utamanya adalah produksi yang efisien dan cepat. Motivasi pekerja dan manajemen dipengaruhi
kepuasan dalam bekerja sama untuk meningkatkan produksi. (Nursalam,2014)
Taylor dalam bukunya The Principles of Scientific Management (1911) menganjurkan bahwa
pekerjaan harus dipelajari secara ilmiah untuk menentukan jalan terbaik dalam melaksanakan setiap
tugas. Prinsip yang dianut adalah menghasilkan produksi semaksimal mungkin dengan pengeluaran
energi yang minimal. Manajemen ilmiah ini membutuhkan revolusi mental dan tanggung jawab moral
yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, semua kegiatan harus
direncanakan sebaik mungkin baik dari segi keuntungan maupun kerugiannya berdasarkan parameter-
parameter ilmiah yang telah ditetapkan. (Nursalam,2014)
Upaya untuk mncapai kemampuan manajerial pada tahap yang lebih besar dapat dimulai dari ruang
lingkup yang lebih kecil. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan manajerial yang handal
selain didapatkan dibangku kuliah juga harus melalui pembelajaran praktikal dilahan praktik.
Berdasarkan ulasan tersebut diatas, mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Maranatha Kupang diarahkan untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya
di RS.Bhayangkara Kupang. Dengan adanya praktik ini diharapkan mahsiswa mampu mengelola suatu
ruangan perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

1.2 TUJUAN PENULISAN


A. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan stase manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
prinsip manajemen keperawatan dalam melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) ditatanan RS.Bhayangkara Kupang
B. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan stase manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan model MAKP
2. Melakukan Evaluasi Program pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

1.3 MANFAAT
A. Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam mengelola manajemen suatu ruangan dan asuhan pasien
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model MAKP di
ruangan VK
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana ruangan

B. bagi perawat
1. teridentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP
2. tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
3. terbinanya hubungan yang baik antara perawat dan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain,
dan perawat dengan pasien dan keluarga pasien
C. bagi pasien dan keluarga
pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal dan memuaskan
D. bagi institusi dan pendidikan
sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan model
MAKP
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP MANAJEMEN


A. Definisi Manajemen

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989).
Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas-batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Sri Mugianti, 2016).
Selanjutnya Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkansebelumnya (Sri Mugianti, 2016).
B. Tujuan Manajemen Keperawatan
1. Mengarahkan seluruh kegiatan yangdirencanakan.
2. Mencegah/mengatasi permasalahanmanajerial.
3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh
komponen yangada.
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan bekerja lebih
efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, mengurangi duplikasi
tenaga dan upaya
Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan ialah:
1. Terselenggaranya pelayanan.
2. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Pengembangan staf.
4. Budaya riset bidangkeperawatan
C. Fungsi Manajemen Keperawatan
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Kepegawaian), Directing (Pengarahan),
controlling (Pengendalian/evaluasi).
Planning ( Perencanaan) Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukanfungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya (1999), fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara
keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya aka dapat
dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberi pola pandang secara menyeluruh terhadap semua perencanaan
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntunan terhada prosespencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Dibandingkan kesehatan perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut
D. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :


1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah
yang afektif danterencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukansebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai situasi maupun
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbagai tingkatmanajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini
daningini.Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapaitujuan,
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
7. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi staf untuk
memperlihatkan penampilan kerja yangbaik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan
mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian
diantara bawahan
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya mempersiapkan perawat
pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuankaryawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip
melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaikikekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer, administrator dan bawahan seyogianya
bekerja bersama-sama dalam merencanakan dan pengorganisasian serta fungsi- fungsi manajemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Sri Mugianti, 2016).
2.2 KONSEP KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Dedi 2019, Leaders (Pemimpin) adalah orang yang
mendapatkan tugas dan kepercayaan dari lembaga, konstituen atau
seseorang baik formil maupun non formal. Untuk menjalankan fungsi
kepemimpinan dengan memberikan pengaruh, motivasi, teladan dan
membuat keputusan akan organisasi atau lembaga yang dipimpinpinnya.
Memiliki sense of crisis, sense of belonging and dignity, konstituen dengan
sukarela mengikutinya. Leadership ruang lingkupnya lebih luas, karena
menyakut tatanan formal dan non formal. Leaders dan manager satu paket
komplit yang harus dimiliki seorang profesional.
Profesi kesehatan memerlukan generasi muda yang mempunyai
kemampuan kemampuan leaders dan manager. Kemampuan leaders dan
manager harus bisa di implemantasikan dalam berbagai lingkup, bukan
saja lingkup keilmuan tapi tatanan kehidupan yang lebih luas ( Marquis,
2012; Nursalam, 2014).
B. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Dedi 2019, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain,
mengerakan mereka untuk mencapai tujuan. Efektive nurse leader are
those who, trought, sense of possibility, and willingness to take risks,
engage others to work together effective in pursuit of a shared goal. Great
man theory atau Threat Theory (Aristotle) menyatakan; bahawa seseorang
dilahirkan untuk memimpin, memiliki sifat dan kepribadian untuk
memimpin. Garners’s leadership studies mengemukakan: bahwa
pemimpin mempunyai tugas untuk memimpin (the taks of leadership),
pemimpin harus melakukan interaksi dengan para pengikut atau
constituent (constituent interaction). Kemampuan menggerakan orang
lain, mempengaruhinya, membuat mereka antusias bekerja sama, saling
mendukung dalam bekerjasama dan menjadi pengikutnya secara sukarela
(Nursalam, 2011).
Menurut ( Nursalam, 2011) Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Mempengaruhi orang lain
Kemampuan pemimpin menyampaikan ide-ide, pandangan, gagasan
dan ajakan, sehingga konstituen tertarik untuk menerima ide-usulan
dan gagasan tersebut. Bukan hanya itu saja, konstituen juga
menyetujui dan melakukan aktivitas yang disampaikan pemimpin.
Mempengaruhi orang lain bisa berupa hal-hal yang positif ataupun
negatif. Makanya seorang pemimpin perlu hati-hati menyampaikan
ide, usulan, pemikiran ataupun gagasan, supaya membawa dampak
yang positif bagi orang-orang yang dipimpinnya.
2. Motivator Selalu positif thingking kepada orang lain. Memberi kritik
dan saran dengan berkomentar yang positif terlebih dahulu baru
sarannya disampaikan dengan bahasa yang santun. Selalu memberikan
reinforcement pada keberhasilan stafnya. Bersemangat dan selalu
antusias (Euntusiame) dalam melakukan pekerjaan, tugas dan
tanggungjawabnya
3. Model/teladan
Menjadi orang yang bisa dicontoh dalam integritas personalitinya.
Integritas personaliti tersebut adalah: disiplin, komunikasi baik,
ramah, perhatian, peduli, selalu member jalan pemecahan masalah,
berkomitmen tinggi, konsekuen, jujur, terbuka terhadap saran dan
kritik, tanggungjawab, tanggunggugat, berwibawa, berpengatuan luas,
bijaksana. Menjadi contoh juga dalam hal pengembangan karier dan
tingkat pendidikan yang dicapai. Menjadi contoh dalam kehidupan
pribadi, keluarga dan spiritualitasnya. Cara berpakaian dan
kepatutannya dalam pekerjaan sehari-hari. Menginspirasi banyak
orang dalam aktivitas pekerjaan dan kariernya.
4. Membuat keputusan/Decition Maker
Membuat keputusan adalah fungsi pemimpin. Membuat keputusan
diperlukan kompetensi kepemimpinan, keberanian dan tanggung
gugat dalam menghadapi risiko organisasi sebagai inpact dari
keputusan. Keputusan (decision making) diperlukan pengetahuan yang
luas tentang substansi yang diputuskan. Mempertimbangkan berbagai
dimensi dari keputusan, baik substansi, sosial, psikologis, politik,
referensi kekinian, trends issue dan kebijakan. Keputusan harus lebih
banyak berorientasi secara exsternal. Berinpact pada customer, user
dan stake holder.
C. Gaya Kepemimpinan
Menurut Dedi 2019, Gaya kepemimpinan dibedakan, menurut Likers
dan menurut teori X dan Y. Pada bagian ini penulis mencoba
menguraikannya menurut, Nursalam (2010) Ada empat gaya
kepemimpinan klasik adalah:
1. Gaya demokratis
Seorang pemimpin selalu meminta pendapat dari staf. Segala
keputusan yang diambil atas pertimbangan dan masukan dari staf.
Pemimpin harus memiliki kritikal thinking, kecepatan dalam
mengambil keputusan menguasai substansi program kerja. Seorang
pemimpin yang mampu menghargai pendapat staf, menggali potensi
dan mengoptimalkan potensi dengan melibatkan seluruh staf dalam
aktivitas organisasi. Cocok diterapkan ketika memimpin orang-orang
yang memiliki potensi, tingkat pendidikan baik. Cocok diterapkan
ketika memimpin orang-orang yang memiliki potensi, tingkat
pendidikan baik, potensi dan memiliki kreativitas yang sangat tinggi.
2. Gaya otoriter
Kepemimpinan otoriter mempunyai ciri bahwa segala keputusan
berada dalam diri pemimpin (central of decition maker). Staf hanya
menerima instruksi akan suatu tugas, atau pekerjaan yang harus
dilakukan. Staf tidak diberikan kesempatan memberikan usulan, ide
dan gagasannya. Staf tidak tergali potensi dan kretivitasnya. Cocok
diterapkan dalam situasi darurat dan emergensi agar roda organisasi
dapat berjalan dengan baik, sesuai visi dan misi yang sudah
ditetapkan. Kepercayaan yang rendah kepada staf. Memotivasi staf
dengan ancaman dan hukuman.
3. Gaya leizes faire
Pemimpin dengan gaya leizes faire banyak para ahli menyatakan
sebagai pemimpin yang kurang memiliki kemampuan. Tidak
mempunyai kopetensi dalam memimpin. Tidak paham akan program-
program kerja organisasi yang dipimpinnya. Segala keputusan
diserahkan kepada para stafnya. Tanpa diberikan bimbingan yang
memadai dari pemimpin. Pada jaman modern abad ini gaya
kepemimpinan leizes faire bisa diterapkan oleh seorang pemimimpin
untuk menguji kemampuan stafnya dalam mengerjakan suatu
pekerjaan dan program organisasi, sehingga pemimpin bisa
memberikan evaluasi yang obyektif. Sangat cocok apabila diterapkan
untuk menguji kemampuan staf dalam suatu pekerjaan atau program
kerja.
4. Gaya kharismatik
Pemimpin dengan gaya ini memiliki kharisma atau aura yang sangat
positif. Aura ini terpancar dari wajah, tubuh dan segala integritas
dirinya. Pemimpin yang dilahirkan dari monarki biasanya memiliki
kharisma tertentu. Pemimpin dibeberapa Negara tertentu yang
menyebutkan bahwa rajanya adalah wakit Tuhan di Dunia, titisan
Dewa yang lahir ke Dunia. (Jepang, Inggris, Tibet dll).
Kepemimpinan pada era global dan digital saat ini, pemimpin
memiliki kharisma dan berwibawa, karena memiliki kompetensi,
pengetahuan luas dan strategi dalam memimpin. Pemimpin juga bisa
berwibawa karena caranya berpakaian, berperilaku dan memanfaatkan
kelebihan-kelebihan fisik sebagai anugrah yang diberikan Tuhan
kepadanya. Pemimpin dengan gaya kharismatik membuat semuai
konstituen, segan dan sangat menghormatinya.
Berikut gaya kepemimpinan hasil pengembangan dari gaya klasik
yaitu:
a) Gaya autokratis
Seorang pemimpin memberikan kepercayaan kepada stafnya sapai
pada level tertentu. Memotivasi staf denangan ancaman dan
hukuman, tetapi pemimpin membuka komunikasi antara staf
dengan dirinya sebagai pemimpin, meskipun dalam pengambilan
keputusan pemimpin masih melakukan pengawasan dengan ketat.
Gaya kepemimpinan ini mirip gaya dictator, tapi bobotnya agak
kurang. Pendapat staf tidak pernah dibenarkan.
b) Gaya pseudo demokratis
Seorang pemimpin ingin menunjukkan seolah-oleh demokratis.
Seolaholah pemimpin menghargai staf dan meminta pendapatnya.
Tetapi pada akhirnya keputusan menurut pemimpin.
c) Gaya militeristik
Gaya ini lebih banyak diterapkan dalam kemeliteren atau
ketentaraan sesuai dengan namanya. Kepemimpinan taat pada satu
komando pimpinan sebagai komandan. Mirip gaya otoriter dan
dictator. Instruksi pemimpin harus segera dilaksanakan. Gaya ini
dikembangankan karena pada lingkup aktivitas ketentaraan semua
serba kritis dan suasana perang sehingga semua harus mengikuti
komando pimpinan.
D. Karakteristik Seorang Pemimpin
Menurut Dedi 2019, Karakter yang diperlukan seorang pemimpin
adalah sebagai berikut :
1. Personality
Pemimpin yang punya kepribadian yang berkarakter. Personality yang
dimaksud adalah mempunyai sifat-sifat : jujur, bertanggungjawab,
disiplin.
2. Memiliki pengetahuan yang luas.
3. Kemampuan komunikasi yang efektif.
4. Bakat.
5. Keseimbangan emosi.
6. Sosial.
7. Spiritual.
E. Prinsip kepemimpinan yang efektif
Menjadi pemimpin yang efektif selain diperlukan kompetensi
kepemimpinan, pengalaman dan karakter personality yang kuat serta
memiliki integritas personality, tetapi diperlukan juga prinsip
kepemimpinan yang efektif. Prinsip-prinsip kepemimpinan dapat di
implementasikan pada berbagai multi disiplin atau profesi. Prinsip
kepemimpinan efektif tersebut adalah:
1. Intelegency :
a) Judgment,
b) Decisiveness (ketegasan),
c) Knowledge,
d) Fluency of speechs (komunikatif).
2. Personality;
a). Adaptabilility,
b). Alertness (waspada),
c). Creativity,
d). Cooperativeness,
e). Personal integrity,
f). Self confidance,
g). Emotional balance and control,
h). Independence.
3. Abilities :
a) Ability to enlist cooperation
b) Popularity and prestige,
c) Sociability (interpersonal skill),
d) Social participation,
e) Tact diplomasi,
f) Integrity,
g) Courage (keberanian),
h) Initiative,
i) Energy,
j) Optimism,
k) Perseverance (ketekunan),
l) Balance,
m) Ability to handle stress,
n) Self-awareness.
Ada 9 tugas pemimpin (the taks of leadership Garners dalam Dedi 2019)
a) evisioning goal,
b) affirming values,
c) motivasi,
d) managing,
e) achieving workable unit,
f) explaning,
g) serving a symbol,
h) representating the group,
i) renewing,
Adapun lingkup garapan kepemimpianan dalam pelayanan keperawatan
meliputi :
1. Ruang rawat nginap
2. Bidang keperawatan
3. Direktur keperawatan
4. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
5. Rektor Universitas
6. Ketua STIKes
7. Penanggungjawab tim
8. Penanggungjawab shif
9. Manajer kasus/case manager

F. Kepemimpinan penentu kualitas pelayanan keperawatan


Faktor-faktor kepemimpinan yang menentukan kualitas tersebut adalah :
1. Integritas.
2. Personaliti.
3. Latar belakang pendidikan.
4. Pengalaman.
5. Gaya kepemimpinan yang di implementasikan.
6. Kompetensi komunikasi pemimpin.
2.3 KONSEP ANALISIS SWOT
A. Defenisi Analisis SWOT
Menurut Freddy Rangkuti, analisis SWOT diartikan sebagai :
“analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”.
Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikenal luas. Analisis
ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
meminimalkan kelemahan danancaman. Bila diterapkan secara akurat,
asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu
strategi yang berhasil.
Analisis SWOT merupakan singkatan dari strength, opportunities,
weaknesesses, threats dimana penjelasannya sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength)

Kekuatan (strength) adalah sumberdaya keterampilan atau

keunggulan keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan

kebutuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan atau organisasi.

Kekuatan adalah kompetensi khusus yangmemberikan

keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.

Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan,

citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dengan pemasok,

dan faktor- faktor lain. Faktor-faktor kekuatan yang dimaksud

dengan faktor-faktor yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau

organisasi adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat

dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan

komparatif oleh unit usaha di pasaran.


2. Kelemahan (weakness)

Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau

kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas

yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan atau

organisasi. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas

manajemen, keterampilan pemasaran, citra merek dapat

merupakan sumber kelemahan.

3. Peluang (opportunity)

Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi.

Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu

sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya

terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan,

perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan

pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi

perusahaan atau organisasi. Faktor peluang adalah berbagai

situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.

4. Ancaman (threath)
Ancaman (threath) adalah situasi penting yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi.

Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang yang

diinginkan organisasi.

B. Manfaat Analisis SWOT

Manfaat ataukegunaan analisis SWOT adalah:


a. Mampu memberikan gambaran suatu organisasi dari empat sudut

dimensi yaitu strength, weaknesses, opportunities dan threats.

Sehingga pengambil keputusan dapat melihat dari empat dimensi

ini secara lebih komprehensif.

b. Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan

jangka panjang.

c. Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders yang

berkeinginan menaruh simpati bahkan bergabung dengan

perusahaan dalam suatu ikatan kerjasama yang saling

menguntungkan

d. Dapat dijadikan penilaian secara rutin dalam melihat progress

report dari setiap keputusan yang telah dibuat selama ini

C. Tujuan Analisis SWOT

Penerapan SWOT pada perusahaan bertujuan untuk memebrikan

suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih focus, sehingga dengan

penempatan analisis SWOT dapat dijadikan sebagai perbadingan

piker dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman. Tujuan lain diperlakukannya

analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang ditawarkan pasti

akan mengalami pasang surut atau yang lebih dikenal sebagai istilah

daur hidup produk (Life cycle product)

D. Formula Analisis SWOT

Untuk menganilisis secara lebih dalam tentang SWOT maka perlu


dilihat factor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam

analisis SWOT, yaitu :

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya

oppurtunites and threats (O and T). Dimana factor ini

menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi diluar

perusahaan. Factor ini mencakup lingkungan industry (Industry

environment), ekonomi, politik, hokum, teknologi, kependudukan

dan sosial budaya .

b. Factor internal

Faktor ini akan mempengaruhi terbentuknya strenght and

weakness (S and W) dimana factor ini menyangkut kondisi yang

terjadi dalam perusahaan, dimana hal ini turut mempengaruhi

terbentuknya pembuatan keputusan (decision making)perusahaan.

Factor internal ini meliputi semua manajemen fungsional :

pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian,

dan pengembangan, system informasi manajemen dan budaya

perusahaan (Corporate culture).

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi

organisasi atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas

peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi/ perusahaan

sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

organisasi/perusahaan. Matriks ini menghasilkan emoat

kemungkinan alternative strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O,


strategi S-T dan strategi W-T.

Tabel Matriks SWOT

IFAS Strenghts (S) Weakness (W)

EFAS
Opportunities (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Strategi yang Strategi yang

menggunakan meminimalkan

kekuatan untuk kelemahan untuk

memanfaatkan memanfaatkan

peluang peluang
Threats (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Strategi yang Strategi yang

menggunakan meminimalkan

kekuatan untuk kelemahan dan

mengatasi menghindari

ancaman ancaman
Keterangan :

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu

dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindarai ancaman.

2.4 KONSEP ANALISIS FISH BONE


A. Definisi Fishbone Analysis.
Menurut [ CITATION Sis17 \l 1057 ], diagram tulang ikan
(fishbone)adalah alat untuk menggambarkan penyebab-penyebab suatu
masalah secara rinci. Diagram tersebut memfasilitasi proses identifikasi
masalah sebagai langkah awal untuk menentukan fokus perbaikan,
mengembangkan ide pengumpulan data, mengenali penyebab terjadinya
masalah dan menganalisa masalah tersebut.
Diagram Fishbone akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial
dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.
Menurut Kathleen M. La Tour 2010, menyatakan bahwa “fishbone
diagram is a performance improvement tool used to identify or classify the
root causes of a problem or condition and to display the root causes
graphically”.
B. Faktor – Faktor Dalam Fishbone
Menurut [ CITATION Bla19 \l 1057 ]Fishbone analisis adalah proses analisis
penyebab masalah dengan menganalisis berbagai dimensi penyebab
masalah, dimensinya terdiri dari 5 M 1 E.Keterangan :
1. Faktor Man atau manusia
a) Pengetahuanya.
b) Sikapnya.
c) Keterampilannya.
2. Faktor Methode :
Cara/strategi yang digunakan untuk mengcreat suatu problem atau
masalah, tidak efektif sehingga masalah muncul. Metode yang sering
digunakan dalam lingkup keperawatan berupa; sosialisasi, desiminasi,
pelatihan, seminar, workshop, coaching, redemonstrasi, simulasi,
rapat, lounching program, bedah buku, dll yang sesuai.
3. Faktor Environment
a) Tidak kondusif: rame, berisik, tidak beraturan, udara panas, tidak
nyaman.
b) Tidak mendukung: kurang bersih, tidak rapih, sarana prasarana
tidak lengkap.
4. Faktor Material
Alat/bahan yang diperlukan tidak sesuai atau tidak mendukung,
sehingga timbul masalah: formulir, alat kesehatan, obat-obatan dll.
5. Faktor Machine :
Mesin-mesin apabila ada dan diperlukan: Alat-alat diagnostik, mesin
HD, ventilator, yang diperlukan dalam keperawatan dan kesehatan.
C. Langkah-Langkah Metode Tulang Ikan (Fishbone)
Menurut Kathleen M. La Tour 2010, menyatakan diagram tulang
ikan juga dikenal dengan diagram sebab akibat dapat membantu mencari
penyebab masalah. Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan prosedur atau
langkah-langkah pembuatan fishbone diagram di bawah ini.
Langkah-langkah melakukan analisa dengan diagram tulang ikan:
1. Menyepakati pernyataan masalah :
a. Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement).
Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau
secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
b. Tuliskan masalah tersebut di sebelah paling kanan, misal: “Rekam
medis terlambat”.
c. Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah
tersebut dan buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak.
d. Masalah yang akan dianalisis diletakkan di sebelah kanan (kepala
tulang ikan)
2. Mengidentifikasi kategori-kategori:
a. Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi
“cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang
ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara
visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
b. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi.

2.4 TINDAKAN KEPERAWATAN


Tahap implementasi atau tindakan keperawatan adalah wujud dari
pelaksanaan rencana keperawatan.
Komponen tahap tindakan terdiri dari 3 tahap yaitu
A. Tindakan mandiri
Tindakan mandiri dapat dilakukan tampa pesanan dokter,
ditetapkan sesuai dengan standar praktik dan kebijakan masing-masing
institusi. Contoh tindakan mandiri; mengkaji klien, mendengarkan
ketakutan dan kekuatiran klien, observasi respon klien terhadap
perawatan.
B. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota Tim perawatan kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah-
maslah klien. Contoh; membahas perencanaan pulang klie dengan Tim
multidisiplin, membahas ketakutan klien dengan kerohanian dan lain-lain.
C. Tindakan dokumentasi
Tindakan dokumentasi keperawatan merupakan pernyataan dari
kejadian atau aktivitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-
catatan yang tertulis merupakan wahan untuk komunikasi dari satu
professional ke professional lainnya tentan g status klien

BAB III
ANALISA SITUASI

3.1 KAJIAN SITUASI RUANGAN


A. Profil Rumah Sakit Dan Ruangan
1. Profil dan Gambaran Rumah Sakit
Menurut UU No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
RS. Bhayangkara Titus Uly Kupang adalah sebuah rumah sakit tipe C
dengan kepemilikan POLRI, Terletak di Jl.Nangka No.84 kupang.
Rumah sakit ini memiliki visi, misi, tujuan dan motto sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi rumah sakit terpercaya sebagai pemberi pelayanan
kesehatan prima di daratan timor.
b. Misi
1) Meningkatkan sumber daya manusia rumah sakit yang
profesional serta meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas
kesehatan yang mendukung pelayanan
2) Mengembangkan pelayanan trauma centare dan kompartemen
dokpol untuk mendukung tugas pokok kepolisian
3) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan
anggaran
4) Membina kemitraan dengan instansi terkait
c. Tujuan
1) Terwujudnya rumah sakit Bhayangkara Kupang yang
terakreditasi dan mampu memberikan pelayanan prima
2) Meningkatnya derajat kesehatan polri dan masyarakat umum di
Nusa Tenggara Timur
d. Motto
“SENYUMMU ADALAH KEPUASANKU”
B. KAJIAN M1-M5
M1 MAN/KETENAGAKERJAAN
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi diruang VK rumah sakit Bhayangkara kupang
terdiri dari kepala ruangan, ketua tim, dan beberapa staf perawat yang
dibantu oleh tenaga administrasi dan pekerja rumah sakit. Adapun
struktur organisasi sebagai berikut: (struktur terlampir)
Tugas pokok dan fungsi
a. Kepala ruangan

Pengertian seorang tenaga keperawatan yang di beri tanggung


jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruangan rawat inap. Kepala ruangan
mempunyai beberapa tugas pokok dan fungsu sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kerja pelayanan di ruang rawat inap.
2) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan.
3) Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan.
4) Menyusun dan membuat jadwal dinas.
5) Mengikuti timbang terima pasien dan memimpin doa
sebelum bekerja
6) Melaksanakan orientasi pada perawat baru.
7) Melaksanakan program bimbingan mahasiswa.
8) Mengatur dan mengkordinasikan alat agar dalam keadaan siap
pake.
9) Mengatur dan mengendalikan pemberian asuhan keperawatan.
10) Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain.
11) Melakukan program bimbingan dengan para staf
yang mengalami kesulitan.
12) Mendelegasikan tugas katim pada saat karu tidak ada.
13) Mengatur tugas PRS.
14) Mengadakan pertemuan berkala setiap bulan dengan staf.
15) Mengecek kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.
16) Mengendalikan mutu pelayanan keperawatan
dengan pemantauan angka flebitis dan angka
dekubitus.
17) Mengadakan diskusi dengan staf apa bila ada masalah.
18) Membuat penilaian kinerja karyawan.
19) Merencanakan dan mengevaluasi mutu asuhan
keperawatan dengan istrumen A, B, C.
20) Mebuat laporan tahunan atau akuntabilitas kinerja.

b. Ketua Tim
Pengertian : seorang perawat yang di beri wewenang dan tanggung
jawab dalam mengola satu tim pelayanan keperawatan pada setiap
shift jaga.
Uraian tugas ketua tim:
1) Bertanggung jawab atas keterselenggaranya pelayanan shift
jaga.
2) Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima pasien.
3) Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.
4) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
5) Mengukuti visite dokter.
6) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan
bersama anggota tim.
7) Mengorientasi pasien baru.
8) Menjelaskan renpra yang telah di tetapkan pada perawat
pelaksana atau perawat penanggung jawab pasien.
9) Memonitor pemdokumentasian askep yang di lakukan perawat
pelaksana atau perawat penanggung jawab pasien
10) Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana
atau perawat penanggung jawab pasien
11) Melakukan tindakan keperawatan yang tidak dapat di lakukan
oleh perawat pelaksana atau perawat penganggung jawab pasien
12) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
13) Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada shift jaga
14) Memberi health education pada pasien di bawa tanggung
jawab nya
15) Membuat rencana pasien pulang
16) Menyelenggarakan diskusi bila ada masalah pasien setiap shift
jaga
17) Membuat laporan kerja
18) Melaksanakan tugas limpah yang di berikan kepala ruangan
c. Perawat pelaksana (perawat penanggung jawab pasien)
Pengertian: Seorang tenaga keperawatan yang di beri wewenang
untuk melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan perawatan
Uraian tugas perawat pelaksana:
1) Mengikuti timbang terima pasien dengan katim dan karu
2) Membaca renpra yang telah di tetapkan
3) Menerima pasien baru dan memberikan informasi
tentang pasien dan keluarga
4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang akan di lakukan
5) Melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan
6) Mengikuti visiti dokter
7) Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien
8) Mengkomunikasikan kepada katim bila ada masalah
9) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium,
pengobatan dan tindakan
10) Berperan serta dalam pendidikan kesehatan
11) Melakukan inventaris fasilitas yang di lakukan dalam pelayanan
12) Membantu tim lain apa bila di perlukan
13) Meberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien
14) Melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh katim atau karu

d. Pekerja rumah sakit


Pengertian: Seorang tenaga non keperawatan yang di berikan
wewenang untuk melaksanakan administrasi di ruangan dan
membantu keperawatan di ruang perawatan.
Uraian tugas pekarya rumah sakit
1) Melakukan timbang terima dengan PRS jaga sebelumnya
2) Memantau kebersihan dan melakukan pekerjaan yang tidak
menjadi tugas clining service
3) Memantau pemberian makanan pada pasien
4) Mengantar dan mengambil cucian dilaundri
5) Mengantar bahan dan mengambil hasil pemeriksaan
laboratorium
6) Mengantar pasien dan mengambil hasil untuk pemeriksaan
radiologi
7) Mengantar blanko bon dan mengambil permintaan obat
atau/alkes, o2, ATK, alat kebersihan, alat rumah tangga, alat
linen, meubelir, blanko-blanko yang diperlukan
8) Mengantar berbagai laporan keinstalasi rawat inap bidang
keperawatan dan lainnya
9) Melakukan inventaris alat rumah tangga alat linen ke dan
dari loundri
10) Melaksanakan tugas administrasi diruangan
11) Mengantar pasien ke ruangan lain untuk tindakan konsul dan
pindah ruangan
12) Mengantar pasien dari OK dan ICU
13) Mengantarkan pasien menuju ke kendaraan saat pulang sesuai
permintaan
14) Mengantar dan mengambil alat-alat yang perlu diperbaiki
15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan perawat dan karu
Pada ruangan VK Bhayangkara, tugas kepala ruangan
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan
pengarahan di bantu oleh KATIM. Asuhan kebidanan yang di
lakukan di ruangan dilakukan secara berkesinambungan dengan
mengatur daftar dinas pagi, sore, dan malam. Pelaksanaan asuhan
kebidanan klien pada pagi hari dibawah tanggung jawab kepala
ruangan. Kepala ruangan kemudian menunjuk ketua tim yang
bertanggung jawab atas kondisi klien, dan dalam pelaksanaan
tugas nya ketua tim dibantu oleh perawat pelaksana beserta
pekarya.
Rumah sakit Bhayangkara kupang sebagai salah satu rumah
sakit pendidikan juga menerima mahasiswa keperawatan dalam
melaksanakan praktik klinik. Kepala ruangan bertindak sebagai
pembimbing mahasiswa (clinical instructure) yang melakukan
praktik klinik di ruangan VK terutama mahasiswa program DIII
Kebidanan dan s1 keperawatan dan NERS, kepala ruangan juga
di bantu oleh ketua tim sebagai pembimbing (clinical instructure)
2. Jumlah tenaga
a. Tenaga keperawatan
No Nama Status pendidikan Masa pelatihan jabatan
kepegawaia kerja
n
1 Betseba PNS Amd.Keb 21 Kepala
Tuati tahun ruangan
2 Santi PNS Amd.Keb 14 Wakil
susanty tahun kepala
Edoh ruangan
3 Maria J.D. Honorer Amd.Keb 7 katim
Due
4 Maria P. Honorer Amd.Keb 3 anggota
Elsa
5 Marlin Honorer Amd.Keb 4 Anggota
Liem
6 Fadilla Honorer Amd.Keb 4 Anggota
poloopodan
7 Elisabet Honorer Amd.Keb 5 Katim
Malafu
8 Yesli Honorer Amd.Keb 2 Katim
Tarigan
9 Dindy Siga Honorer Amd.Keb 2 Anggota
10 Ni Ketut P. Honorer Amd.Keb 1 Anggota
Ningsih

3. Komposisi ketenagaan non keperawatan


No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Tenaga administrasi 1 Terpusat
diruangan
2 Cleaning servis 2 Out source
3 Ahli gizi 1 Terpusat
Total 4 orang

4. Pengaturan ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Perawatan minimal, memerlukan waktu 1 sampai 2 jam sehari
b. Perawatan partial, memerlukan waktu 3 sampai 4 jam sehari
c. Perawatan total, memerlukan waktu 5 sampai 6 jam sehari
Tanggal 12
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
Tingkat Jumlah pagi sore malam
ketergantunga pasien
n
Minimal 2 2x 0.17= 2x0.14= 2x0.07=
0.34 0.28 0.14
Partial 3 3x0.27= 3x0.15= 3x0.10=
0.81 0.45 0.3
Total 3 3x0.36= 3x0.30= 3x0.20=
1.08 0.9 0.6
jumlah 8 2.23 1.63 1.04
Tota tenaga bidan 4.9= 5 orang
Pagi =2
Sore =2
Malam =1

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:


86 x 5 =1.44 = 1 orang
297
Jadi jumlah bidan yang dibutuhkan perhari untuk bertugas diruang VK
adalah kepala ruangan dan pembantu kepala ruangan + 5 orang + 1
orang lepas dinas = 8 orang
Tanggal 13
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
Tingkat Jumlah pagi sore malam
ketergantunga pasien
n
Minimal - - - -
Partial 3 3x0.27= 3x0.15= 3x0.10=
0.81 0.45 0.3
Total 3 3x0.36= 3x0.30= 3x0.20=
1.08 0.9 0.6
jumlah 6 1.89 1.35 0.9
Tota tenaga bidan 4.14= 4 orang
Pagi =2
Sore =1
Malam =1

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:


86 x 4 =1.15 = 1 orang
297
Jadi jumlah bidan yang dibutuhkan perhari untuk bertugas diruang VK
adalah kepala ruangan dan pembantu kepala ruangan + 4 orang + 1
orang lepas dinas = 7 orang

5. Analisis beban kerja


6. Alur pasien masuk
7. BOR

M2 MATERIALS
1. Lokasi dan Denah

Lokasi penerapan proses profesi manajemen mahasiswa Ners STIKes


Maranatha Kupang dilakukan di ruangan VK Bhayangkara kupang. Di
uraikan sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan ruangan melati
 Sebelah selatan berbatasan dengan ruangan ICU dan Radiologi
 Sebelah barat berbatasan dengan kali
 Sebelah timur berbatasan dengan ruangan mawar dan cempaka
2. Data Tempat tidur pasien
3. Peralatan dan Fasilitas
No Nama barang/alat Jumlah Kondisi barang
yg ada baik rusak
Ringan berat
Alat Tenun
1 Baju pasien (untuk operasi) 3 3
2 Baju ganti petugas 5 5
3 Gorden panjang 20 20
4 Perlak sedang 10 10
5 Sarung bantal kepala 5 5
6 Skort perawat kain 5 5
Alat Rumah Tangga
1 AC 4 3 1
2 Bantal kepala 5 5
3 Ember sedang 2 2
4 Ember pel 2 2
5 Gayung wc/kamar mandi 2 2
6 Alat pel 1 1
7 Jam dinding 1 1
8 Kasur busa 2 2
9 Keset kaki 3 3
10 Kulkas satu pintu 1 1
11 Troli obat 1 1
12 Hp ruangan 1 1
13 Wastafel 2 2
14 Serok sampah 1 1
15 Sikat lantai 1 1
16 Sikat kloset 2 2
17 Sapu lantai 2 2
18 Sepatu bot 5 5
19 Box bayi 1 1
20 Tempat pidur partus 3 3
21 Tempat tidur kuret 2 2
22 Tempat tidur USG 1 1
23 TV 1 1
24 Sapu lidi 1 1
25 Vas bunga 2 2
26 Buku partus 1 1
27 Buku rujukan 1 1
28 Buku vaksin 1 1
29 Buku registrasi 1 1
Alat-alat meubeler
1 Bangku penunggu pasien 1 1
2 Kursi plastik 10 10
3 Kursi kayu 2 2
4 Kursi besi 1 1
5 Lemari 5 5
6 Meja perawat 3 3
7 Tempat sampah 5 5
Alat medis
1 amubag 1 1
2 Alat EKG 1 1
3 Lampu sorot 2 2
4 Tensimeter 3 3
5 stetoskop 2 2
6 Suction 1 1
7 Termometer 2 2
8 Pinset
9 Sterilisator 1 1
10 Standar infus 5 5
11 Timbangan dewasa 1 1
12 Timbangan bayi 1 1
13 Korentang 1 1
14 Urinal 2 2
15 Troli 3 3
16 Flow meter 3 3
17 Gunting
18 Spuit
19 Kursi roda 2 2
20 Nebulizer 1 1
21 Nierbeken 4 4
22 Meter 1 1
23 Alat DJJ 2 2
24 Alat USG 1 1

4. Consumabel
Nama Obat sediaan
Phytomenadine
Ondansentron
Procines
Metoclopramide
Ranitidine
Bledstop
Sanbe
Totedef
Diphoneltydramine HCL
Rotivol
Ketorolax trometramine
Duvadilan
Cedoxine
Lidocain HCL Monotridate
Lidocaian HCL
Taxegram
Cefotaxime
santoclyne

5. Administrasi dan penunjang


6. Pengolahan sampah
Tempat sampah Jumlah
Tempat sampah infeksius 1 buah
Tempat sampah non infeksius 1 buah
Tempat sampah plabot infeksius 1 buah
Tempat sampah safety box 3 buah
Tempat sampah umum dalam 3 buah
ruangan
Tempat umum di luar ruangan 3 buah
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
peralatan di ruangan sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh RS
Bhayangkara Kupang. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah
dimanfaatkan oleh ruangan sesuai dengan kebutuhan klien. Pengadaan
alat-alat kesehatan di ruangan dikoordinasi oleh kepala ruangan.

M3 METHOD
1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan

Dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner dan observasi yang


dilakukan kepada perawat diruangan VK mengenai penerapan MAKP
didapatkan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) yang
digunakan diiruangan saat ini adalah MAKP tim dengan modifikasi.

Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang


berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelempok pasien. Dengan ketua tim tidak mempunyai anggota tetap
pada tim. Perawat ruangan dibagi menjadi 3 tim dalam satu kelompok
kecil yang saling membantu.

Kegiatan pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan tidak


berdasarkan pada tingkat ketergantungan pasien. Berdasarkan hasil
pengumpulan data dengan kuisioner dari kepala ruangan menyatakan
MAKP yang diterapkan diruangan adalah tim modifikasi, memahami
dan menyatakan cocok dengan model MAKP yang diterapkan diruangan
dan MAKP yang digunakan sesuai dengan kondisi dimana pasien yang
masuk hanya beberapa jam diruangan lalu dipindahkan keruang rawat
inap.

Secara teori Metode tim merupakan suatu metode pemberian


asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatifdan kolaburatif
(Hidayah, 2014).

Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota


kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab
perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat(Hidayah, 2014).

2. Timbang terima

Hasil pengumpulan data melalui kuisioner, observasi, dan


wawancaraa yang dilakukan kepada perawat diruangaan VK didapatkan
timbang terima dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian sift pagi
ke sift sore, sift sore ke sift malam dan sift malam ke sift pagi. Timbang
terima dilakukan di ners station yaitu antara perawat dipimpin oleh
kepala ruangan dan dihadiri oleh seluruh perawat yang bertugas,
kemudian perawat akan kepasien untuk menfalidasi data saat timbang
terima.
Timbang terima dilaksanakan tiga kali selalu tepat waktu
pelaksanaan yang dipersiapkan sebelumnya, semua perawat mengethui
hal-hal yang harus disampaikan saat timbang terima tersedianya buku
catatan hasil timbang terima tidak mengalami kesulitan dalam
pendokumentasian timbang laporan terima, adanya interaksi antra
pasien dan perawat saat timbang terima berlangsung, waktu timbang
terim 5-10 menit setiap perggantian sift dan selalu dievaluasi oleh
kepala ruangan.
Secara teori Timbang terima merupakan teknik atau cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien.Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan. Antara shift satu dan shift yang lainnya (shift
yang bertugas kepada shift berikutnya).(Asmuji.2012).

3. Ronde keperawatan
4. Sentralisasi obat

Hasil pengumpulan data melalui kuesioner, observasi dan


wawancara yang dilakukan diruangan mengenai pengelolaan sentralisasi
obat yang menyediakan kebutuhan obat pasien selama 24 jam. Pada
sentralisasi obat, pasien biasanya tidak mendapat obat oral, untuk obat
injeksi dan cairan infus diambil langsung oleh keluarga pasien ke apotik
sesuai dengan yang diresepkan dokter. Namun ada beberapa obat injeksi
yang memang selalu disediakan didalam ruangan untuk keperluan
sewaktu-waktu.

Resep dokter

Perawat/bidan Keluarga pasien

apotik

perawat

pasien

5. Supervisi keperawatan
Hasil pengumpulan data melalui kuisioner observasi dan
wawancara yang dilakukan kepada perawat diruangan VK didapatkan
pelaksanaan supervisi dilaksankan sewaktu-waktu tidak terencana dan
diakukan oleh kepala ruangan dan ketua tim alur supervisi yang ada
yaitu dari kepala ruangan keketua tim selanjutnya ke perawat.

Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk dari


kegiatan manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan
peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.

Kunci supervise menurut Nursalam (2015) meliputipra


(menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan kompetensi
yang akan di nilai), pelaksanaan(menilai kinerja, mengklarifikasi
permasalahan, melakukanTanya jawab, dan pembinaan), serta pasca
supervisi 3F (F-fair yaitu memberikan penilaian, feedback atau
memberikan umpan balik dan klarifikasi, reinforcement yaitu
memberikan penghargaaan dan follow up perbaikan).

Supervisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari


kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif, mendahulukan
penghargaan terhadap pencapaian hasil positif dan memberikan jalan
keluar terhadap hal yang masih belum dapat dilakukan. Perawat tidak
sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan
pekerjaannya secara benar.

Supervisi keperawatan berdasarkan penjelasan diatas dapat


disimpulkan sebagai suatu proses berkesinambungan yang dilakukan
oleh manajer keperawatan atau pemimpin untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan seseorang, sehingga hal ini dapat
meningkatkan kualitas kinerja melalui pengarahan, observasi dan
bimbingan yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.
6. Penerimaan pasien baru

Hasil pengumpulan data melalui observasi dan wawancara


diruangan VK mengenai penerimaan pasien baru didapatkan bahwa ada
standar penerimaan pasien baru pada proses penerimaan pasien baru
diruangan sudah dilakukan sesuai standar namun belum maksimal, dari
hasil observasi perawat kadang lupa tidak memperkenalkan diri ke
pasien. Ketika ada pasien baru yang akan masuk keruangan, perawat
yang bertugas sift saat itu segera menerima pasien baru setelah pasien
datang.

Diruangan VK pasien biasanya datang sendiri dengan membawa


rujukan dari dokter praktek untuk bersalin atau pasien terlbih dahulu
masuk ke UGD sebelum akhirnya dibawa oleh perawat keruangan VK.
Saat pasien datang petugas melakukan rapid test-antigen, sambil
menunggu hasilnya keluar pasien dapat menunggu diluar hingga
dipersilahkan untuk masuk. Setelah itu perawat yang bertugas
diruangan memberikan penjelasan mengenai poin-poin yang berada
dilembar penerimaan pasien baru kepada pasien dan keluarga, setelah
pasien ataupun keluarga menandatangani lembar tersebut.

Adapun sarana dan prasarana yang telh disediakan untuk menerima


pasien baru masuk diruang VK yaitu:

1. Tempat tidur pasien baru

2. Lembar/format pengkajian pasien

3. Alat pemeriksaan kesehatan

tata tertib pasien dan ruangan serta hak dan kewajiban serta hak
kewajiban pasien sudah ada secara tertulis sehingga pada pelaksaanaan
keluarga pasien dapat mengikuti aturan tata tertib penunggu pasien
secara disiplin karena keluarga pasien ingin menunggu keluarga yang
sakit secara bersamaan dan perawat juga kesulitan mengaturnya karena
keterbtasan tenaga dan waktu

alur penerimaan pasien baru


pra
Pasein datang keruangan

Lembar pasien masuk rumah sakit


Lembar pengkajian pasien
Nursing kit
Lembar informed consent
Kamar pasien dan tempat tidur

KARU , PP dan PA menerima pasien baru


pelaksana

Anamesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang


tercantum dalam lembar penerimaan
pasien baru
post

Terminasi

Evaluasi

7. Discharge planning
8. Dokumentasi keperawatan

M4-MONEY / KEUANGAN

Dari hasil data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:


Tarif Tindakan Nominal
1 Injeksi Rp.13.000
2 Pasang drain Rp.60.000
3 Aff drain Rp.40.000
4 Aff implant Rp.100.000
5 Aff IUD Rp.60.000
6 ANC Rp.50.000
7 Control IUD Rp.50.000
8 Cross check (sampel darah) Rp.35.000
9 Digital plasenta Rp.90.000
1 Doopler Rp.30.000
0
1 Hacting tingkat (kebidanan) Rp.55.000
1
1 Irigasi vagina Rp.50.000
2
1 Kristeler Rp.35.000
3
1 Manual placenta Rp.172.500
4
1 Memandikn bayi Rp.35.000
5
1 Memandikan ibu Rp.35.000
6
1 Obs.induksi Rp.30.000
7
1 Obs. 2 jam post partum Rp.30.000
8
1 Pasang/lepas tampon vagina Rp.35.000
9
2 Pasang implant Rp.35.000
0
2 Pasang IUD Rp.90.000
1
2 Rawat luka perineum Rp.60.000
2
2 Reparasi vagina Rp.250.000
3
2 Rujuk bayi Rp.50.000
4
2 Suntik KB Rp.30.000
5
2 Suppositoria Rp.20.000
6
2 Transfusi Rp.40.000
7
2 Vagina touche Rp.40.000
8
2 Vulva hygiene Rp.50.000
9
3 Persalinan normal oleh bidan Rp.800.000
0
3 Persalinan abnormal oleh bidan Rp.1.000.000
1 tanpa alat
3 Persalinan abnormal oleh bidan Rp.1.200.000
2 menggunakan alat
3 Persalinan normal oleh dokter Rp.900.000
3 umum
3 Persalinan abnormal oleh dokter Rp.1.100.000
4 umum tanpa alat
3 Persalinan abnormal oleh dokter Rp.1.300.000
5 umum menggunakan alat
3 Persalinan normal oleh dokter Rp.1.200.000
6 spesialis
3 Persalinan abnormal oleh dokter Rp.1.300.000
7 spesialis tanpa alat
3 Persalinan abnormal oleh dokter Rp.1.500.000
8 spesialis menggunakan alat
Tarif Ruangan
1 Kelas III Jasa sarana Rp.120.000,
visite dokter umum
Rp.35.000 Visite dokter
spesialis Rp.55.000
2 Kelas II Jasa sarana Rp.160.000,
visite dokter umum
Rp.35.000 Visite dokter
spesialis Rp.55.000
3 Kelas I Jasa sarana Rp.240.000,
visite dokter umum
Rp.40.000 Visite dokter
spesialis Rp.70.000
Tarif laboratorium Berkisar antara 30.000-
320.000
Tarif Radiologi Berkisar antara 60.000-
4.300.000
M5-MARKETING
1. Standar Keselamatan Pasien
1. Identitas pasien
Berdasarkan data pengkajian tentang indentifikasi pasien diruangan
VK didapatkan bahwa semua pasien sudah menggunakan gelang
identitas
2. Komunikasi efektif
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan didapakan bahwa komunikasi
efektif antara perawat dan pasien sudah dilakukan secara verbal, dan
tertulis.
3. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal dengan SBAR
S: situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
B: background (info penting yang berhubungan dengan kondisi terkini
pasien
A: assesment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
R: recommendation (komunikasi verbal dengan read back, komuikasi
tertulis, komunikasi elektronik
4. Ketepatan operasi
Tenaga medis diruang VK selalu menjaga komunikasi yang baik dengan
tenaga medis lain termaksud dengan tenaga perawat dan dokter diruangan
operasi. Sehingga belum ditemukan adanya kesalahan operasi.
5. Pengendalian infeksi
1) Hand hygine
Setelah dilakukan pengkajian secara observasi diapatkan data bahwa
a) Sebagian perawat sudah melakukan teknik 6 langkah mencuci
tangan dan memperhatikan 5 momen mencuci tangan
b) Sudah ada edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
tentang 6 langkah menuci tangan yang baik dan benar
dilakukan oleh mahasiswa praktek dan didampingi clinical
instruktur
2) Perawat sudah menggunakan APD saat melakukan tindakan
terhadap pasien
3) Manajemen sampah
a) Kuning : sampah infeksius
b) Hitam : sampah noninfeksius
c) Safety box : sampah tajam
d) Glass box : sampah boto kaca
4) Isolasi pasien tidak ada
6. Pengurangan pasien jatuh
Berdasarkan risiko jatuh yang dilakukan didapatkan data:
No Variabel Tanggal
12 13 14
1. Jumlah pasien 0 0 0
jatuh
2. Jumlah pasien 8 6 0
yang beresiko
jatuh
Angka kejadian jatuh = jumlah pasien yang jatuh X 100%
Jumlah pasien yang beresiko
= 0 X 100%
14
= 0%
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai 0% pada angka kejadian
jatuh diruangan VK

2. Evaluasi kepuasan klien terhadap kinerja perawat

Setelah dilakukan pengkajian menggunakan kuisioner diruangan VK


didapatkan data seperti tabel dibawah ini:
Kode Hasil presentase kepuasan Kategori
Pasien %
1. 14,28 Sangat puas
2. 57,14 Puas
3. 28,57 Tidak puas
Total 100
Pelaksanaan evaluasi kepuasan pasien yang telah dilakukan adalah
dengan mengguankan instrumen kepuasan pasien dari nursalam tahun
2014 yang berisi 25 soal pertanyaan berbentuk piihan dengan jawaban
sangat puas, puas, tidak puas, berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa 6 pasien mengelami kepuasan pada pelayanan rumah sakit
diantaranya terdapat 14,28 % pasien yang sangat puas 57,14 % pasien
yang puas dan 28,57 % pasien tidak puas dengan pelayanan rumah sakit.
3. Perawatan diri

4. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data tentang perawatan diri


pada pasien seperti tabel dibawah ini berdasrkan indeks KATZ
Kategori Deskripsi Jumlah pasien
A Mandiri dalam hal makan, 5
BAK/BAB mengenakan pakian
pergi ketoilet, berpindah dan
mandi
B Mandiri semuanya, kecuali 9
salah satu dari fungsi diatas
C Mandiri kecuali mandi -
berpakian salah satu dari fungsi
diatas
D Mandiri kecuali mandi 9
berpakian ke toilet dan salah
satu dari fungsi diatas
F Mandiri kecuali mandi, 9
berpakian, ke toilet, berpindah
dan salah satu dari fungsi diatas
G Ketergantungan untuk semua -
fungsi diatas

5. Average Length of stay

C. ANALISIS SWOT
D. ANALISIS FISHBONE
E. PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN
3.2 PERENCANAAN (PLANNING OF ACTION)
3.3 IMPLEMENTASI
3.4 EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai