Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan pari purna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara
sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisikunci, yang
dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan
lain dilakukan oleh perawat (Wiwiek,2008).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Rumah
Sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh
karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga
perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan
bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,
dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-
alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional,
karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan.

1
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang.
Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen
keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap
tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses
keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa Profesi
Ners Universitas Imelda Medan yang sedang berpraktek manajemen keperawatan
di ruangan TULIP RSU IPI Medan, ditemukan data bahwa pengelolaan
manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih ada yang tidak
sesuai dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini dapat dilihat
mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).
Selain itu, masih ada masalah manajemen keperawatan yang ditemukan di
ruangan ini antara lain masalah kekurangan alat logistik, sehingga hal ini dapat
menghambat kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Tapi hal ini
sudah direkomendasikan ruangan kepada pihak Rumah Sakit.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi
prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruang TULIP RSU IPI
Medan.

2
1.2.2 Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen
keperawatan yang terdapat di ruang TULIP RSU IPI Medan.
2. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik
manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan.
3. Mengaplikasikan model keperawatan modular dengan cara bermain peran
(Role play) di ruang TULIP RSU IPI Medan.
4. Memudahkan perawat yang ada di ruangan TULIP RSU IPI Medan dalam
mengatasi masalah yang terkait dengan manajemen keperawatan dengan
metode 4M (Man, Methode, Material, dan Money) yang dipaparkan dalam
analisa SWOT.
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan
memberikan manfaat kepada ;
1.3.1 Mahasiswa
Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip
manajemen keperawatan di lapangan.
Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan
manajemen keperawatan.
1.3.2 Perawat
Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek berlangsung di
ruang TULIP RSU IPI Medan. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang
manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain
peran oleh mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
1.3.3 Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan
masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial pelayanan
rumah sakit.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Manajemen adalah proses ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya (Swanburg, 2000).
Manajemen keperawatan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan institusional yang spesifik dan obyektif.
(Huber, 2000).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para
pasien (Gillies, 1989).
Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam
menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien
dengan mengaitkan pada fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian. Setiap fungsi ini tidak dapat dipisah-pisahkan
antara yang satu dengan yang lainnya. Implementasi menerapkan fungsi
pengorganisasian dan pengarahan, dan evaluasi menerapkan fungsi pengendalian
(Keliat, 2000).

2.1.1 Tujuan dan Prinsip Keperawatan


1. Memberikan askep secara professional.
2. Meminimalkan penderitaan pasien hingga mencapai kemandirian.
3. Mencegah terjadinya komplikasi.
4. Menjamin kebutuhan dasar pasien selama perawatan
5. Membina peran serta atau kerja sama keluarga pasien.
6. Membantu pasien agar dapat meninggal dengan damai

4
2.1.2 Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya oranglain untuk mencapai bersama. Sedangkan manajemen
keperawatan merupakan pengalokasian aktivitas keperawatan yang merupakan
bagian yang dilaksanakan oleh para perawat dalam upaya memberikan pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian yang integral dari pelayanan kesehatan.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata, yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami
konsep dan aplikasinya. Konsep manajemen keperawatan, perencanaan, berupa
rencana strategi melalui pendekatan: pengumpulan data, analisa SWOT dan
menyusun langkah-langkah perencanaan. Pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam pelaksanaan metode Asuhan Keperawatan, melakukan
pengawasan dan pengendalian serta dokumentasi yang lengkap.

2.1.3 Fungsi manajemen


A. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Secara umum perencanaan dapat ditinjau dari sisis:
- Proses : Pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling
menguntungkan untuk mencapai tujuan.
- Fungsi : Kepemimpinan dengan kewenangan yang dapat
mengarahkan kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi.
- Keputusan : Apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
1. Pentingnya Perencanaan
Perencanaan sangat penting karena: menghilangkan atau mengurangi
ketidak pastian dimasa datang, memusatkan perhatian pada setiap unit yang

5
terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan dilakukanya
pengawasan.
2. Unsur-Unsur Perencanaan
Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan adalah:
a. Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan kecenderungan
masa depan (peluang dan tantangan).
b. Menetapkan tujuan (establishing objectives), misalnya menyusun
acara yang urutan kegiatanya berdasarkan skala prioritas.
c. Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya menetapkan
atau memperhitungkan waktu dengan tepat.
d. Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan sumber
yang tersedia (uang,alat,manusia) dengan memperhitungkan waktu
dengan tepat.
e. Mengembangkan prosedur, misalnya menetukan tata cara yang paling
tepat.
f. Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and estabilissing
policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan dan menetapkan
kebijakan operasional.
3. Sifat-Sifat Perencanaan
Ada beberapa sifat perencanaan yang harus diperhatikan agar dapat
dihasilkan rencana yang baik, yaitu: melihat jauh kedepan, sederhana,
jelas, fleksibel, stabil, ada dalam keseimbangan, tersedianya sumber-
sumber untuk pelaksanaan.
a. Sasaran (goal)
Setiap pimpinan harus mempunyai sasaran yang jelas, dan
bawahannya juga harus mengetahuinya. Sasaran ini akan memberikan
arah kegiatan. Perencanaan berdasarkan sasaran pada intinya sendiri atas
tujuan (objective), anggaran dan batas waktu, sasaran kegiatan (operating
goal).
b. Rencana tunggal (single use plan)
Rencana tunggal digunakan untuk menentukan langkah-langkah suatu
kegiatan. Lalu, apa bila tujuan sudah tercapai, selesailah rencana itu.

6
Rencana tunggal pada intinya terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Program utama, yaitu tugas utama organisasi.
2. Proyek, yaitu bagian dari program tersusun yang dilaksanakan secara
berdiri sendiri dan ada titik akhirnya.
3. Program khusus, yaitu rencana yang mendapat perhatian secara khusus
kerena sifat masalahnya juga yang khusus.
4. Rencana rinci, yaitu penjabaran secara rinci dari suatu program agar
penggunaan sumber dan lain-lainnya menjadi jelas dan terarah.
c. Rencana induk (standing plan, master plan)
Rencana induk ialah rencana yang bersifat luas dan menyeluruh serta
digunakan terus menerus. Selain itu, rencana yang lain dalam hal ini harus
sinkron dan sesuai dengan rencana induk. Hal ini yang membedakan
rencana induk dengan rencana lain yaitu :
1. Kebijakan, yaitu pedoman organisasi dalam menjalankan tugas
pekerjaan yang berupa pola organisasi.
2. Prosedur, yaitu proses yang harus diketahui mengenai apa dan
bagaimana melaksanakan kegiatan yang disusun, agar efisien dan
efektif
3. Metode, yaitu cara terbaik untuk melaksanakan kegiatan. Umumnya
prosedur yang digunakan berganti-ganti.
4. Teknik Perencanaan
Beberapa teknik perencanaan yang sering dipakai adalah:
a. PPBS, yaitu sistem perencanaan, pembuatan program, dan pembuatan
anggaran (planning,programming,and budgating system).
b. Nwp, yaitu perencanaan jaringan kerja (network planning).
c. Perencanaan tradisional berdasarkan jenis pengeluaran.
d. Perencanaan hasil kerja yang berorientasi pada sasaran atau hasil yang
ingin dicapai (Suarli, 2009).
B. Pengorganisasian
1) Pengertian organisasi
a) Organisasi Menurut Stoner

7
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama
b) Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama
c) Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.
Maka dapat disimpulkan organisasi adalah Dua orang atau lebih yang
punya tujuan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
2) Ciri-ciri Organisasi
Lima hal yang menjadi ciri-ciri organisasi adalah : terdiri atas sekelompok
orang, ada kegiatan-kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan, tiap anggota
mempunyai sumbangan usaha, adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
adanya suatu tujuan.
3) Prinsip-prinsip organisasi
Setiap organisasi kemungkinan besar mempunyai prinsip-prinsip seperti :
tujuan yang jelas, skala hierarki, kesatuan komando/perintah, pelimpahan
wewenang, pertanggung jawaban, pembagian kerja, rentang kendali,
fungsionalisasi, pemisahan, tugas, fleksibilitas/kelunturan, keseimbangan,
kepemimpinan.

8
4) Proses pengorganisasian
Proses pengorganisasia pada intinya dapat dibagi menjadi dua pokok analisis,
yaitu analisis tujuan dan analisis jabatan.
1. Analisis tujuan organisasi
Analisis tujuan organisasi menjelaskan seperti piramida terbalik. Artinya,
analisis ini dimulai dari tujuan, kemudia dijabarkan menjadi tugas-tugas
pokok, kemudian tugas pokok, kemudia tugas pokok dijabarkan menjadi
fungsi-fungsi. setelah itu,fungsi dijabarkan menjadi uaraian pekerjaan, dan
terakhir uraian pekerjaan dianalisis beban kerjanya.
2. Analisis jabatan (persyaratan-persyaratan untuk jabatan)
Analisis jabatan terdiri atas pengelompokkan jabatan, pengelompokkan
fungsi, pengelompokkan tugas, penetuan bentuk organisasi, penetapan
organisasi, dan penyempurnaan organisasi.
5) Bentuk dan Tipe Organisasi
Ada tiga bahasan yang terkait dengan bentuk dan tipe organisasi, yaitu dasar
pengorganisasian serta bentuk organisasi dan tipe organisasi itu sendiri.Berikut
ini penjelasan :
1. Dasar pengorganisasian
Dasar pengoganisasian terbagi atas lima kelompok,yaitu :
a. pengelompokan kerja atas fungsi.
b. Pengelompokan kerja atas dasar proses
c. Pengelompokan kerja atas dasar pelanggan/klien
d. Pengelompokan kerja atas dasar produk
e. Pengelompokan kerja atas dasar daerah/wilayah
2. Bentuk organisasi
Bentuk organisasi terbagi menjadi empat kelompok, yaitu organisasi lini
(line organization), organisasi lini dan staf (line and staff organization),
organisasi fungsi (function organization), dan kepanitiaan (committee)
3. Tipe organisasi
Tipe organisasi ,terbagi menjadi tiga,yang di ilustrasikan dalam bentuk
piramida, yaitu piramida mendatar, piramida kerucut, dan piramida
terbalik.

9
C. Pergerakan (Actuating)
Pergerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang
lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas, demi
terciptanya tujuan bersama. Dalam hal ini, diusahakan agar orang yang
diperintah jangan hanya semata-mata menerima perintah dari atasan, tetapi
tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan kesadaran sendiri.
Sering kali terjadi hambatan pada pergerakan karena yang digerakkan
adalah manusia, yang mempunyai keinginan pribadi, sikap, dan perilaku
manusia, dan perilaku yang khusus. Oleh sebab itu, kepemimpinan yang
dapat meningkatkan motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang
penting.
Ada tiga tipe pergerakkan yang dapat dijadikan bahan acuan, yaitu
kepemimpinan, motivasi kerja, serta kiss dan komunikasi.
1. Kepemimpinan
Ada tiga kepemimpinan yang menjadi acuan, yaitu :
a. Suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar
mau bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Seni yang berdasar dari kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mau berperilaku seperti apa yang
dikehendakinya.
c. The proces Of influencing people to accomplish goals (Huber D)
Kepemimpinan juga dapat ditinjau dari empat sisi, yaitu :
pola dasar kepemimpinan, dan komponen peristiwa, tipe
kepemimpinan, dan figur kepemimpinan.
2. Pola dasar kepemimpinan
Ada dua pola dasar dalam kepemimpinan, yang pertama adalah :
kepemimpinan formal, yang dapat diartikan kepemimpinan yang
bersifat resmi dalam organisasi, diatur sesuai dengan pangkat, jabatan,
hirearki, dan struktur dalam organisasi. Yang keduaa adalah
kepemimpinan informal, yang dapat diartikan kepemimpinan yang
tidak didasarkan atas hirearki, akan tetapi lebih didasarkan pada

10
pengakuan nyata dari orang-orang disekitarnya karena kemampuan
memikat, kemampuan ilmu, kemampuan membina hubungan kerja.
3. Komponen peristiwa kepemimpinan (kison, 1989) terdiri atas :
a. Pemimpin : nilai, ketrampilan, gaya/tipe kepemimpinan, serta
persepsi terhadap diri dan perannya.
b. Pengikut : persiapan untuk dipengaruhi, kepercayaan pada
pemimpin, serta pengalaman kerja sama.
c. Situasi : harapan, system control,struktur tugas, waktu, dan budaya
kerja.
d. Proses komunikasi : tingkat keterbukaan
e. Tujuan-tujuan : tujuan organisasi dan tujuan pribadi.
4. Tipe kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan, yaitu : otokratis, paternalitis,
militeritis, kharismatis, demokratis, dan liberalistis (laisses faire).
a. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga
ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-
pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan
yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa.
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan
kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
b. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan
dengan sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
2. Mereka bersikap terlalu melindungi,
3. Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri,

11
4. Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif,
5. Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
6. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe
kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih
lebihan.
c. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun
sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
1. lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat
otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,
2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
3. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan,
4. Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
5. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya,
6. Komunikasi hanya berlangsung searah.
d. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi,
2. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
3. Berambisi untuk merajai situasi,
4. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
5. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana
dan tindakan yang akan dilakukan,

12
6. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi,
7. Adanya sikap eksklusivisme,
8. Selalu ingin berkuasa secara absolut,
9. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
10. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
e. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya.
Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki
keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak
buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan
suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme.
Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau
balau.
f. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang
luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
g. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya
biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena
itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam
pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan
teknis yaitu teknologi, indutri, modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.

13
h. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas
setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
i. Figur kepemimpinan
Figur kepemimpinan dalam hal ini diistilahkan harus mempunyai
karakter “raja pandita”. Bila diartikan raja artinya memiliki ilmu dan
wawasan substitusi, sedangkan pandita memiliki ilmu dan wawasan
keagamaan/moralitas.
2. Motivasi kerja
a. Motivasi kerja
Yang dimaksud dengan motivasi kerja ialah dorongan yang
menyebabkan seseorang mau melaksanakan sesuatu pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya . motivasi kerja terbagi menjadi
tiga , yaitu jenis motivasi , faktor motivator , dan faktor demotivator.
1. Jenis motivasi
Ada tiga jenis motivasi jika ditinjau dari asalnya , yaitu: motivasi
eksternal : dari luar ada yang menyuruh , motivasi social : norma
masyarakat , motivasi internal (diri): prakarsa / kehendak sendiri.
2. Faktor motivator
Faktor-faktor motivator adalah faktor yang menyebabkan seseorang
senang untuk bekerja , yaitu : pengakuan sebagai seorang manusia ,
perlakuan yang adil dan pantas , ada jaminan kerja , kondisi atau
lingkungan yang cocok , kemungkinan untuk didengar / diperhatikan ,

14
kebanggaan , pengetahuannya memadai , bantuan kepemimpinan ,
merupakan suatu tantangan , rasa keanggotaan atau memiliki.
3. Faktor demotivator
Faktor-faktor demotivator adalah faktor yang menyebabkan seseorang
menjadi berkurang atau hilang motivasinya yaitu: sikap dan kondisi
lingkungan yang tidak cocok , kebanggaan dan kewenangan menjadi
berkurang , tidak ada bantuan dari pimpinan , perintah dari atasan
yang seenaknya , sasaran yang terlalu tinggi , kekurangan peralatan /
bahan kerja , penghargaan yang tidak memadai.
3. Kiss dan Komunikasi
Kiss dalam hal ini bukan sebuah kata kerja dalam bahasa inggris,
tetapi sebuah akronim yang berarti koordinasi, integrasi, sikronisasi, dan
simflikasi, sedangkan komunikasi merupakan penambahan. Berikut ini
penjelasannya :
a. Koordinasi : pola kerja sama yang merupakan satu kesatuan yang
teratur . sasaran utama koordinasi adalah agar
pekerjaan bisa dilakukan secara efisiensi   dan efektif
serta mencapai tujuan
b. Integrasi :  kesatuan terpadu dalam suatu system kerja yang
bertujuan untuk   efisiensi.
c. Sinkronisasi :  penyesuaian dan penyelarasan gerak pekerjaan-
pekerjaan sesuai   dengan tugas dan fungsi masing-
masing .
d. Simplikasi : penyederhanaan proses dan prosedur kerja untuk
penghematan dalam   arti luas .
e. Komunikasi : untuk mewujudkan KISS , maka faktor komunikasi
sangat berperan    untuk menciptakan komunikasi yang
baik diperlukan arus informasi    yang lancar (Suarli,
2009).

15
4. Pengawasan (Controling)
1. Defenisi pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan rencana , pedoman,
ketentuan, kebijakan, tujuan sasaran yang sudah ditentukan
sebelumnya (suarli,2009).
Menurut WHO (world health organization ), pengawasan adalah
suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan
suatu program , termasuk mengecek secara reguler untuk melihat
apakah kegiatan / program itu berjalan sesuai rencana , sehingga
masalah yang dilihat/ ditemui dapat diatasi (WHO SEA-NURSE,
2003).
Pengontrolan merupakan alat managemen dalam proses
pengukuran tingkatan dimana telah ditetapkan sebelumnya untuk
memperbaiki kinerja, kebijakan-kebijakan serta prosedur digunakan
sebagai standar.
Unsur – unsur managemen keperawatan antara lain :
a. Man (sumber daya manusia / ketenagaan perawat )
b. Money (keuangan )
c. Material (sarana dan prasarana )
d. Metode (metode asuhan keperawatan )
e. Machine
f. Manage
g. Market ( BOR)
2. Manfaat pengawasan
Organisasi dapat memperoleh manfaat dari fungsi pengawasan ,
yaitu : dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah
dilaksanakan oleh staf, dapat mengetahui adanya penyimpangan pada
pemahaman staf melaksanakan tugas-tugas nya , dapat mengetahui
apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah
dimanfaatkan secara efisiensi , dapat mengetahui sebab-sebab

16
penyimpangan, dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,
dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan (Ziddu, 2010).
3. Prinsip pengawasan
tugas dari seorang menejer dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi manajemen perlu memperhatikan prinsip
pengawasan , yaitu : pengawasan yang akan dilakukan oleh pemimpin
harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur , fungsi
pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi , standar untuk bekerja (standard of
performance) harus dijelaskan kepada semua staf . standar pengawasan
itu sendiri ada dua jenis yaitu:
a. Standar Norma
Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
kegiatan program yang sejenis atau melaksanakan dalam situasi
yang sama dimasa lalu .
b. Standar kriteria
Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas yang
sudah mendapatkan pelatihan dan berkaitan dengan
profesionalisme staf ( Muninjaya, 2004).
4. Tipe Pengawasan
Menurut Handoko (2003), ada tiga tipe pengawasan yang perlu
diperhatikan oleh manajer yaitu :
a. Pengawasan pendahuluan (steering control).
Dirancang untuk mengantisipasi masalah–masalah atau
penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan yang
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan .
b. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(concurrent control).
Sering disebut dengan ya-tidak atau berhenti-terus , dilakukan selama
suatu kegiatan berlangsung .
c. Pengawasan umpan balik (feedback control).

17
Sering juga dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-
hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan .
( S.Suarli dan Yanyan Bahtiar,Erlangga hal 8-17)
5. Pengevaluasian
a. Defenisi Evaluasi
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan
pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa
jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional kemudian memecahkannya sebelum masalah itu
menjadi semakin besar.
World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi
adalah suatu proses dari pengumpulan dan analisis informasi
mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap
tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga menkaji pencapain
program. Defenisi lain dikemukakan oleh Swansburg (2004), yang
menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses
pengendalian dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan
standart-standart tertentu.
Evaluasi adalah suatu penilaian yang digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai hasil-hasil yang telah dicapai,
faktor pendukung, dan hambatan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan (Arwani,2005).
b. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi yang dilakukan oleh manager yaitu:
meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan
kinerja, mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan,
memberikan peluang karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau
terthadap pekerjaan yang diembannya sekarang, mendefenisikan atau
merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan
termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan prestasinya, memeriksa

18
rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian
menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah
(WHO Sea-Nurse,2003)
c. Evaluasi Pelaksanaan Kinerja (Deskripsi Pekerjaan)
Evaluasi yang dilakukan manager meliputi beberapa kriteria,
yaitu: membina pegawai dan melakukan tindakan kedisiplinan yang
sesuai, menasehati dan memberitahukan pegawai mengenai
kebijakan dan prosedur yang sekarang dan yang harus diperbaiki,
menampilkan perubahan dan inovasi kepada staf dengan cara positif
(Gillies, 1996).
d. Aspek yang dievaluasi
Evaluasi terhadap kinerja perawat dapat dilakukan dengan
menilai berbagai kualitas pekerjaan yang diselesaikan, tanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan, pengetahuan yang dimiliki,
berhubungan dengan staf lain (kerjasama), kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Pelaksana Evaluasi
Pelaksana evaluasi pada umumnya disesuaikan dengan
kebutuhan penilaian. Evaluasi terhadap kinerja perawat dapat
dilakukan oleh berbagai unsur, yaitu: Atasan langsung, perawat
sendiri, perawat lain, dan dapat juga dilakukan oleh pasien atau
keluarga pasien.
f. Standart Kualitas pelayanan Keperawatan
Menurut Nursalam (2007), dalam menilai kualitas pelayanan
keperawatan pada pasien (klien), digunakan standart keperawatan
yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Standart praktik keperawatan telah dijabarkan oleh
PPNI ( Persatuan Perawat Nasional Indonesia) yang mengacu dalam
tahapan roses keperawatan, yang meliputi: pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi.

19
2.2 Timbang Terima
2.2.1 Pengertian Timbang Terima
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antar perawat, maupun dengan tim kesehatan lainnya. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang teriam pasien).
Timbang terima pasien (overan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/ belum dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan lisan.
2.2.2 Manfaat Timbang Terima
a. Bagi Perawat
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antarperawat
2) Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggungjawab antar perawat.
3) Pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
4) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
a. Bagi Pasien
Klien bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
2.2.3 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Timbang Terima
a. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggungjawab pasien.
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
d. Hal-hal yang harus dilaporkan harus sesuai dengan kondisi klien.
e. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.

20
2.3 Dokumentasi Proses Keperawatan
2.3.1 Pengertian
Dokumentasi berasal dari kata ” document ” yang berarti semua warkat
asli yang dapat dibuktikan dalam persoalan hukum yang bersifat kebenaran (Jon
ME, 1975). Dokumentasi proses keperawatan adalah bahan komunikasi yang
terulis untuk mendukung informasi atau kejadian (Fiosbach, 1999).
Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang fakta-
fakta terhadap penyakit klien, gejala-gejala, diagnosa, penatalaksanaan serta
evaluasinya. Catatan tersebut harus lengkap, akurat dan terbaru, mudah dan cepat
diakses serta sistematis sehingga dapat memberikan informasi yang akurat.
2.3.2 Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan
a. Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien .
b. Memastikan kemajuna hasil yang berfokus pada klien.
c. Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi tujuan
dan kemajuan pengobatan.
d. Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian
terhadap perawatan yang telah diberikan pada klien dan dapat
dipastikan apakah rencana yang diimplementasikan sudah mencapai
kemajuan.
e. Pembayaran kembali ( Reinforcement )
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi
tentang penanganan klien dan memberikan bukti adanay pelayanan.
f. Akreditasi
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut
lembaga pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam
medik, termasuk dokumentasi asuhan keperawatan.
2.3.3 Hal-hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan
Keperawatan.
a. Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan eveluasi.

21
b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta
berdasarkan sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format yang
dirancang oleh institusi.
d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan.
e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan, hasil
yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan berdasarkan
diagnosa keperawatan.
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang membuat
klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan restorasi
kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi kesehatan.
g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau kurangnya
perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan.
h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien terhadap
perawatan atau perubahan dalam kondisi klien.

1. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan.


a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi subjektif.
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil pengamatan
khusus.
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda.
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas.
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca.
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin.
g. Ejaan harus jelas.
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk data
biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan.
i. Apaila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis horizontal
atau vertikal sepanjang bagian yang kosong.
j. Jika ada ksalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat dibaca
selanjutnya diparaf.

22
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan tanda
tangan, nama jelas serta jabatan perawat.
2. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota tim
pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang terlibat
dalam pelayanan kesehatan:
1) Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari klien
melalui pengkajian.
2) Agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan
b. Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan yang
kreatif antara klien dan provider.
c. Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan
keperawatan dapat ditentukan.
d. Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan
tanggungjawab serta tanggung gugat.
e. Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan
klien dan tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat diperkirakan jumlah
kebutuhan teaga perawat.
f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga dan
bukti tuntutan hukum.
3. Unsus-Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan, dimana
pada fase ini perawat mengumpulan data tentang status kesehatan klien
secara sistematis menyeluruh, akurat dan berkesinambungan.
b. Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang klien:
1) Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan atau
obat tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah, riwayat
menderita penyakit kronis dan lain-lain.
2) Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri, mual,
gangguan tidur dan lain-lain.

23
3) Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi (IPPA) dengan prinsip pemeriksaan
” head to toe ” atau berdasarkan sistem tubuh seperti sistem pernapasan,
pencernaan, eliminasi dan lain-lain.
4) Pemeriksaan penunjang seperti meliputi: pemeriksaan laboratorium,
radiologi, CT scan dan lain-lain.
Tipe data yang dikumpul yaitu:
a) Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh klien kebiasaan dan
persepsi klien terhadap kesehatannya saat ini. Selain klien ,informasi
juga didapatkan dari keluarga, teman dan orang terdekat pasien atau
tenaga kesehatan yang mengetahui keadaan klien.
b) Data objektif yaitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat dilihat,
didengar, dirasakan atau dicium serta data-data lain yang dapat
diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik.
c. Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan format
pengkajian atau disebut juga pengkajian perawat. format pengkajian dapat
dimodifikasi dengan keadadan klien. Dalam keperawatan format pengkajian
yang digunakan dapat didasarkan ada berbagai teori keperawatan,
diantaranya:
1) Teori Gordon Tentang Fungsi Kesehatan.
2) Teori Orem Tentang Perawatan Diri.
3) Teori Roy Tentang Model Adaptasi.
4) Teori Maslow Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Manusia
d. Validasi data
Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan sesuai
dengan keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi atau pemeriksaan
kembali terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut.
e. Pencatatan Data

24
Untuk melengkapi pengkajian, dokumentasi data akurat dan mencakup
semua keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan hasil intervensi
perawat.
f. Diagnosa keperawatan
Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang individu, keluarga
atau masyarakat yang aktual, resiko dari status kesehatan seseorang. Diagnosa
keperawatan ini merupakan dasar untuk melakukan intervensi keperawatan dalam
mencapai tujuan dan dapat dievalusi.
(NANDA, 2007).
1. Tipe diagnosa keperawatan yaitu:
1) Aktual
Pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini
berdasarkan hasil pengkajian yang meliputi tanda dan gejala seperti jalan
nafas tidak efektif dan ansietas.
2) Resiko
Resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana
masalah lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien tersebut dibanding
dengan orang lain pada kondisi atau situasi yang sama.
2. Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu:
1) Problem
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya terhadap terapi
yang diberikan oleh perawat yang di tuliskan dalam beberapa kata antara
lain:
a) Perubahan (perubahan dari sebelumnya).
b) Gangguan (kelemahan, kerusakan dan pengurangan).
c) Penurunan (pengecilan, dari segi ukuran, jumlah atau tingkat /derajat).
d) Tidak efektif (tidak menghasilkan efek yang sesuai).
e) Akut (terjadi dalam waktu yang mendadak dan pendek).
f) Kronis (terjadi dalam waktu yang lama, berulang dan tetap)
2) Etiologi

25
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah kesehatan dalam
melakukan intervensi keperawatan yang mencakup tingkah laku ,
lingkungan disekitar atau gabungan dari keduanya .
3) Symptom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari diagnosa
keperawatan.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik proses keperawatan yang
melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam
perencanaan, perawat mengacu pada pengkajian dasar klien dan pernyataan
diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan tujuan klien dan mendesain
strategi keperawatan untuk mencegah, mengurangi masalah kesehatan
klien.
Proses perencanaan keperawatan meliputi
1) Membuat prioritas perencanaan
prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan strategi
keperawatan.
2) membuat tujuan dan kriteria hasil
tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari intervensi
keperawatan. Kriteria hasil adalah pernyataan yang lebih spesifik, dan
diukur untuk mengevaluasi apakah tujuan tercapai.
4. Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap dimana
perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu tindakan. implementasi
terdiri dari melaksanakan tindakan keperawatan, mendelegasi dan mencatat apa
yang dilakukan. dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat mencatat
tindakan apa saja yang dilakukan serta respon klien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. evaluasi merupakan
perencanaan, pelaksanaan, kemajuan aktivitas yang mana klien dan profesional
kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan
keefektifan rencana keperawatan.

26
2.4 Metode pemberian pelayanan kesehatan
Menurut Ann Marriner Tomei (1991) Grat & Massey (1997) dan
Marquis& Huston (1998) metoda pemberian Asuhan Keperawatan Profesional
yang sudah ada dan akan terus di kembangkan di masa depan dalam menghadapi
trend pelayanan keperawatan yaitu:
1. Metode fungsional
a. perawat melakukan tugas tertentu sesuai jadwal kegiatan yang ada
b. perawat senior akan sibuk melakukan tugas manajerial sesangkan asuhan
keperawatan pasa pasien dilakukakn oleh perawat yunior atau yang belum
punya pengalaman.
c. penanggung jawab askep dibebankan kepada perawat yang bertugas pada
tindakan tertentu.
Kelebihan
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pemberian tugas yang jelas
dan pengawasan yang baik
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang yenaga dengan perbandingan tenaga
perawat profesiaonal(pelaksana lanjutan atau penyedia) yang lebih sedikit di
bandingkan dengan tenaga perawat pelaksana san perawat pembantu
(pemula)
Kekurangan
a. Tidak memberikan kepuasan pasa pasien ataupun perawat
b. Pelayanan keperawatan silakukan terpisah-pisah sehingga tidak dapat
menerapkan proses keperawatan
c. Perawat cebdrung berorientasi pasa tindakan yang berkaitan debgab
keterampil saja
2. Metode Tim
Metoda ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3
grup yang terdiri dari tenaga profesional teknikal pembantu dalam satu grup
kecil yang saling membantu bengan jumlah tenaga 6-7 orang dalam satu tim.
a. Konsep metoda tim

27
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana dan
pelaksanaan pemberiab pelayanan keperawatan terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruangan penting dalam model ini model tim akan berhasil
baik bila di dukung oleh KARU
Tanggung jawab ketua tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat koordinasi, penugasan, superpisi, dan evaluasi
c) Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
Tanggung jawab anggota tim
a) Memberikan askep kepada pasien sesuai tanggung jawab secara
langsung
b) Kerja sama antar anggota tim dan antar tim
c) Memberikan laporan
d) Mengembangkan kepemimpinan anggota
e) Menyelenggarakan konferensi selama 15-20 menit setiap hari untuk
pengembangan dan revisi rencana askep
Kelebihan
a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan .
c) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi
dan memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kekurangan
a) Komunikasi antar tim bisa membutuhkan waktu dimana sulit
melaksanakan di waktu sibuk.
3. Metode primer
Metoda penugasan dimana satu perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap askep pasien mulai pasien masuk sampai keluar
rumah sakit, mendorong pratik mandiri perawat, ada kejelasan antar si

28
pembuat rencana askep pelaksana. Metoda primer ini di tandai dengan adanya
keterkaitan kuat yang terus menerus antara pasien dan perawat yang di
tugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi askep selama pasien
di rawat
Konsep dasar model askep ini adalah adanya tanggung jawab,
tanggung gugat serta otonomi dari perawat serta melibatkan keterlibatan
pasien dan keluarga
Tugas perawat primer
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah di buat selama dinas
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan
dokter maupun perawat lain
e. Mengevaluasi keberhasilan yang di capai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan pulang
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
masyarakat
i. Membuat jadwal perjanjian klinik
j. Mengadakan kunjungan rumah sakit
Ketenagaan metoda primer
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed side
b. Beban kasus pasien 4-6 orang perawat atau debgan rasio perawat dan
pasien sebesar 1:4 atau 1: 5 disesuaikan dengan jumlah yang ada di
ruangan dan jumlah perawat yang ada.
Kelebihan
a. Bersifat kontiniunitas dan komprehensif
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, doter dan rumah
sakit (gillies, 1989).

29
d. Keuntungan yang di rasakan adalah pasien merasa di manusiawikan
karena terpenuhi kebutuhan secara individu
e. Asuhan yang diberikan bermutu tinngi dan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan,dukungan,proteksi informasi dan
advokasi
f. Pertukaran informasi tentang kondisi pasien selalu di perbaharui dan
kolprehensif kekurangan
g. Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria insertif, sel direction.
Kemampuan pengambilan keputusan yabg tepat menguasai
keperawatan clinik accountable serta mampu berkolaborasi dan
berbagai disiplin.
4. Metode Pengelolaan Kasus
Model ini menggunakan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan
dimana setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien selam jam dinasnya. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan di
rawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat. Dalam hal ini umunya
dilaksanakan oleh perwat privat atau untuk keperawatan khusus seprti
isolasi. Intensive care
Kelebihan
a. perawat lebih memahami kasus per kasus
b. sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah
Kekurangan
a. belum dapat di identifikasinya perawat penanggung jawab
b. perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama
2.5 Pengelolaan Pemberian Pelayanan Kesehatan
A. kepala ruangan
1) Pengertian

30
Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan
kegiatan keperawatan di ruang rawat.
2) Tanggung jawab kepala ruangan
a) Mengatur pembagian tugas pegawai
b) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
c) Mengatur dan mengendalikan logistik /administrasi ruangan
d) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
e) Mengikuti ronde tim medis
f) Mengadakan ronde keperawatan
g) Membimbing siswa/mahasiswa dalam proses keperawatan di
ruang rawat
h) Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan
pangkat.
i) Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dan surat
menyurat.
j) Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasukkepada
residen, mahasiswa kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang
akan melakukan praktek di ruangan dan melakukan pembinaan
tenaga keperawatan.
k) Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan klien,
keluarga,dan tim kesehatan lain.
3) Wewenang seorang karu adalah
a) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
b) Memberi pentunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf
keperawatan
c) Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang
rawat.
d) Menanda tangani surat dan ketepatan yang menjadi keputusan
ruangan.

31
e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi atau kepala RS
untuk kelancaran pelaksaan keperawatan.
Peran kepala ruangan menurut burges (1988) dan Swanaburg (1990)
1. Peran Interpersonal
Seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan organisasi dengan
pekerjaan rutin organisasi .seorang pemimpin bertanggung jaewab memberikan
motivasi dan mengaktifkan anggotannya.
2. Peran Informasional
Peran monitor, mencari dan menerima berbagai informasi intuk
mengembangkan organisasi. Merupakan pusat informasi internal dan eksternal.
Peran deseminator, menginterpestasikan dan mentransfornmasikan informasi
yang diperoleh dari luar maupun dari dalam organisasi. Peran pembicara:
meruskan informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi dan lain-lain.
Peran decisional, yaitu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.

A. Uraian Tugas Karu


a. Perencanaan
1) Menunjukan ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing.
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah perawatyang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan /
penjadwalan.
5) Merencanakan stategi pelaksaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter, untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendikusikan
dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
b) membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.

32
c) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
d) Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru masuk.
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri .
9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawaratan dan RS.
11) Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan
dalam ruangan keperawatan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana.
a. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas PP dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 PP dan PP membawahi
2-3 PP.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.
6) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
7) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
8) Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat, kepada PP.
9) Memberikan wewenang tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
10) Mengatur penugasan jadwal post dan prakarya.
11) Identifikasi masalah dan cara penanganan
b. Pengarah dan Pengawasan
1) Pengarahan:
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada PP.
b) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
yang baik.
c) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan
dan sikap.
d) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan .
e) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain
2) Pengawasan.

33
a) Melakukan komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan PP maupun pelaksana askep yang diberikan kepada pasien.
b) Melalui super visi : pengawasan langsung, mengamati sendiri /
laporan langsung secara lisan. Pengawasan tidak langsung yaitu
mengecek daftar hadir PP, membaca dan memeriksa intervensi serta
semua catatan dokumentasi, mendengarkan laporan PP tentang
pelaksanaan tugas.

B.    Ketua Tim
1) Pengertian
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai
sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung langsung
kepada karu.
2) Tanggung jawab ketua tim
a) Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang
tepat.pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan
berkesinangan, dapat melakukan serah terima tugas.
b) Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu
membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan
yang telah di lakukan.
c) Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien terhadap
tindakan keperawatan.
d) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung /
laporan anggota tim.
3) Ketua tim harus memiliki kemampuan :
a) mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
b) menjada kesultan dalam asuhan keperawatan
c) melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien.
d) menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.
e) merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan
pasien.

34
f) melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim
g) menjadi guru atau pengajar
h) melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.
Uraian tugas
1. Perencanaan
a. Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan
ketergantungan klien.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, intervensi dan kriteria evaluasi
d. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi
e. Menyiakan format pencatatan
f. Menyiakan alat untuk pemantauan pasien
g. Menyiakan peralatan obat
h. Mengikuti vissite dokter
i. Menilaai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan
permasalahan yang ada
j. Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara
anggota tim
k. Memberikan pertolongan segera pada klien dan kdaruratan
l. Membuat laporan klien
m. Melakukan ronde kperawatan bersama dengan karu
n. Memberikan orientasi pada klien baru.
2. Pengorganisasian
a. Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan yaitu
tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
secara profesional melaluai pembagian kerja yang tepat,
pemamfaatan alat dan barang yang tersedia tampa mnyimpang dari
prinsip tindakan.

35
b. Melakukan pembagian tugas bersaaama kepala ruangan sesuai
dengan perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawab
nya.
c. Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien
dimana seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2-3 orang klien
dan saling bekerja sama dengan perawat lain serta tidak mengabaikan
klien yang bukan menjadi tanggung jawab nya.
d. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
e. Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada
anggota kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi
wewenang mengambil keputusan, wewenang dalam menggunakan
sumber daya seperti sesama perawat, pasien termasuk keluarga
pasien.
Membuat rincian tugas meliputi:
a. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana
b. Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah di laksanakan.
c. Membuat laporan tentang keadaan klien dan asuhan keperawatan.
d. Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah di berikan.
e. Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya.
3. Pengarahan
a. Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim dalam waktu
melakukan askep
b. Memberikan petunjuk kepada anggota tim dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
c. Memberikan teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melakukan
tugas / berbuat kesalahan
d. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugasnya
tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional dan
sesuai dengan kebutuhan serta kondisi klien.
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi

36
Ketua tim mengawasi dan berkomunikasi langsung terhadap pelaksana
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
b. Melalui supervisi
1) Secara langsung
Melihat aatau mengawasi proses asuhan keperawatan yang di
laksanakan oleh anggota
2) Secara tidak langsung
Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa cover,
membaca catatan perawat yang di buat selama proses
keperawatan, mendengar laporan secara lisan dari anggota tim
tentang tugas yang telah di lakukan.
c. Melalui evaluasi
1) Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota tim
2) Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahauaan) dan
kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan
pengarahan.
3) Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep yang
di lakukan oleh anggota tim
4) Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang di lakukan.

C.   Perawat Pelaksana
1) Defenisi
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi
wewenang untuk melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan
diruang rawat.
2) Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana
a) Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat
primer, sore dan malam.
b) Mengikuti pre-conference / post conference dengan perawat
primer.
c) Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer
tidak ada ditempatnya.

37
d) Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang telah dibuat oleh perawat primer.
e) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
f) Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format
dokumentasi keperawatan yang ada diruangan.
g) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik / laboratorium,
pengobatan dan tindakan.
h) Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien / keluarga dengan
kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan, dan ramah tamah.
i) Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien
dan keluarga.
j) Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang
rawat.
k) Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawatan yang
diperlukan sehingga siap pakai.
l) Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat
oleh kepala ruangan rawat.
m) Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat.
Uraian tugas perawat pelaksana
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan proses kasih sayang.
1) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
4) Mencatat / melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada catatan keperawatan.
b. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
1) Pemberian obat
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Persiapan klien yang akan dioperasi.
c. Memerhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan
spiritual dari klien

38
1) Memelihara kebersihan klien dengan lingkungan.
2) Penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan dan komunikasi teraupetik.
d. Memepersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan / diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya
f. Memeberikan pertolongan segera pada klien gawat/ sakratul maut.
g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan / pulang
secara administratif.
1) Menyiapakan data klien baru meninggal / pulang misalnya :
menyediaakn surat izin pulang,surat keterangan istirahat sakit,
petunjuk diet, resep obat untuk dirumah jika diperlukan, kartu
control, surat rujukan atau pemeriksaan ulang dan lain-lain.
2) Sensus harian / formulir.
3) Rujukan harian / formulir.
h. Mengatur dan menyiapkan ala-alat yang ada diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
j. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam/ hari libur secara bergantian
sesuai harian tugas.
k. Memeberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS)
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara
lisan/tulisan.
m. Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan keperawatan dirumahnya,
misalnya : perawatan luka, melatih anggota gerak.
n. Melatih pasien untuk menggunakan alat Bantu yang dibutuhkan, seperti
rodstool, tongkat penyangga, protesa.
2. Wewenang pelaksana

39
a. Membina informasi dan petunjuk pada atasan, Memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien atau keluarga pasien sesuai kemampuan dan
batas kewenangannya.

40
BAB III
TINJAUAN LAHAN

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit


3.1.1 Sejarah Singkat
RSU Imelda Medan terletak di lokasi strategis di kota Medan telah
memiliki fasilitas penuh. Rumah Sakit Umum Imelda (RSU Imelda), Jalan Bilal
No 24 Medan, sebuah rumah sakit swasta yang berdiri sejak tahun 1983. Rumah
sakit pelayanan kesehatan yang lengkap dan didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. Sebagai bukti kepercayaan dari publik,
pemerintah juga telah meningkatkan kelas RSU Imelda menjadi kelas B Non
Pendidikan. Selain itu, RSU Imelda juga telah lulus akreditasi dari Komite
Akreditasi Rumah Sakit (KARSU).
Nama perusahaan : Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU
IPI) Rumah sakit yang terletak di lokasi strategis di kota Medan telah memiliki
fasilitas penunjang pelayanan kesehatan yang lengkap dan didukung oleh Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sebagai bukti kepercayaan dari publik,
pemerintah juga telah meningkatkan kelas RSU Imelda Pekerja Indonesia menjadi
kelas B Non Pendidikan. Selain itu, RSU Imelda Pekerja Indonesia juga telah
lulus akreditasi dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARSU).

41
3.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan
1. Falsafah
Pelayanan bermutu, berkeadilan dan berkemanusiaan
2. Motto
Memberikan pelayanan “PRIMA” Profesional, Ramah, Ikhlas, Mutu
Antusias.
3. Visi
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit
rujukan dengan pelayanan berkualitas sesuai standar nasional.
4. Misi
a. Memberikan pelayanan sesuai standar nasional
b. Memberikan pelayanan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien
c. Menumbuhkan budaya keselamatan pasien.
3.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Tugas dan Wewenang Personel Bagian
1. Tugas Pokok Direktur
Memimpin, merumuskan kebijakan pelaksanaan, membina pelaksanaan,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Ketua Satuan Pengawasan Intern
Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya rumah
sakit.
3. Ketua Komite Medis
Memberikan pertimbangan kepada direktur tentang penerimaan tenaga
medis untuk bekerja di rumah sakit dan bertanggungjawab tentang etika
profesi.
4. Wadir Pelayanan Medis dan Pendidikan
Mengelola pelayanan medis, asuhan dan pelayanan keperawatan pada
instalasi rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, bedah pusat,
kegiatan pendidikan dan pelatihan serta urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
5. Wadir Penunjang Medis

42
Mengelola pelayanan penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Instalasi
Pusat, Diagnostik Terpadu, penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah Sakit,
kegiatan penelitian dan pengembangan serta urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
6. Wadir Umum dan Keuangan
Mengelola kegiatan Kesektariatan, Perencanaan dan Informasi, Keuangan,
Akuntansi, Teknik Sipil, Tatausaha Rawat Pasien dan Farmasi, Keuangan dan
Akuntansi kepada semua satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit.
7. Kepala Bidang Pelayanan Medis
Mengkoordinasi seluruh kebutuhan Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap,
Rawat Intensif dan Bedah Pusat.
8. Kepala Bidang Keperawatan
Melakukan bimbingan pelaksanaan pelayanan keperawatan, logistik
keperawatan serta etika dan keperawatan.
9. Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan
tenaga medis, Paramedis dan Nonmedis.
10. Kepala Bidang Medis
Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Instalasi Radiologi, Rehabilitasi
Medis, Farmasi, Gizi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Kesehatan
Masyarakat Rumah Sakit.
3.1.4 Jenis- jenis Pelayanan Kesehatan
RSU Imelda Pekerja Indonesia merupakan rumah sakit umum yang telah
terakreditasi dan diakui kredibilitasnya dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada para pasiennya. RSU Imelda Pekerja Indonesia memberikan jasa
pelayanan kesehatan dengan cepat dan baik kepada pasiennya didukung oleh
sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap dan mutahir. Berikut jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSU Imelda Pekerja Indonesia meliputi:
1. Fasilitas Pelayanan Medis
a. Instalasi Gawat Darurat IGD 24 Jam
b. Klinik Umum Klinik Rawat Jalan
c. Klinik Spesialis :

43
- Klinik Penyakit Dalam
- Klinik Spesialis Anak
- Klinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
- Klinik Spesialis Bedah
- Klinik Spesialis Mata
- Klinik Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan THT
- Klinik Spesialis Saraf
- Klinik Spesialis Paru
- Klinik Spesialis Penyakit Jantung
2. Fasilitas Penunjang Diagnostik Medis Unggulan
a. Radiologi
- X-Ray
- CT Scan
- Ultrasonography USG
- EKG Elektro Cardiography Rekam Jantung
- EEG Electro Enchepalography Rekam Otak
- Bedah Katarak Fekoemulsifier sistem sedot rawat jalan
b. Laboratorium Klinik 24 Jam
c. Treadmill
d. Endoscopy : Gastroscopy, Colonoscopy
3. Penunjang Pelayanan
a. Mobil Ambulans 24 Jam
b. Apotek 24 Jam
c. Unit Gizi
d. Lapangan Parkir Luas 
4. Ruang Perawatan Inap Untuk perawatan rawat inap, RSU Imelda Pekerja
Indonesia menyediakan berbagai pilihan kelas perawatan antara lain :
a. Ruang Rawat Inap Umum :
- Kamar VIP
- Kamar Kelas I
- Kamar Kelas II
- Kamar Kelas III

44
b. Ruang Rawat Inap Kebidanan :
- Kamar VIP
- Kamar Kelas I
- Kamar Kelas II
- Kamar Kelas III
c. Dokter dan Jadwal Praktek
- dr. Religus Pinem, Sp.PD, K-GEH
- dr. Zuhrial, Sp.PD
- dr. Lili Syarief, Sp.PD
- dr. Ayu Nurul Zakiah, Sp.PD
- dr. Mansyur Sinuhaji, Sp.A
- dr. Fitri Yanti, Sp.A
- dr. Yeni Halim, Sp.A
- dr. Hanry Anta, Sp.A
- dr. Mahrani Lubis,M.Ked (Ped),Sp.A(K)
- dr. Kristina Nadeak, Sp.KK
- dr. Lesus Eko Sakti, Sp.M
- dr. Darwin Firmansyah Siregar, Sp.B
- dr. Fitri Agus Shanty, Sp.OT
- dr. Endi Prilansa, Sp.U
- dr. Silvana Asrini, Sp.S
- dr. Monalisa remanasitinjak, Sp.S
- dr. Nuryunita Nainggolan, Sp.P(K)
- dr. Andika Pradana, Sp.P
- dr. Naek Silitonga, Sp.THT-KL
- dr. Arfian Amin, Sp.JP
- dr. Imam Kukuh Darmawan, Sp.JP
- dr. Defry Rivandra Utama, Sp.BP
- dr. Saut, Sp.BA
- dr. Andrew Handi, Sp.KJ
- dr. Andres Marolop, Sp.BS
- dr. Cyntia Yaputri, Sp.KRM

45
- dr. Rilie Ritonga, Sp.OG
- dr. Hedy Tan, Mars, MOG, Sp.OG
- dr. E.H Putri Sulung Sinaga, Sp.OG
- dr. M. Rizki Yaznil, Sp.OG (K)Onk

3.2 Pengumpulan data


3.2.1 Data umum ruang praktek
1. Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
a. Karakteristik Ketenagaan Berdasakan Spesifikasi Pekerjaan
Tabel 2.1.1 distribusi ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan di
ruang Tulip Rumah Sakit Umum Imelda pekerja Indonesia tahun 2022.
No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen
1 Perawat 9 64,5%
2 Gizi 1 7%
3 Sirs 1 7%
4 Inventarisasi 1 7%
6 Cleaning Servis 2 14,5 %
Total 14 100 %
Berdasarkan tabel 2.1 di atas, sebagian besar ketenagaan di Ruang Tulip
adalah tenaga perawat yaitu sebanyak 9 Orang ( 64,5%) dan ketenagaan
gizi, Sirs, Administrasi, Inventaris berjumlah sama yaitu sebanyak 1 Orang
(7 %) dan Cleaning Servis sebanyak 2 orang (14,5 %).

b. Karakteristik Ketenagaan Keperawatan Berdasakan Tingkat


Pendidikan.
Tabel 2.2 distribusi ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di ruang
Tulip Rumah Sakit Umum Imelda pekerja Indonesia tahun 2022.
No Pendidikan Jumlah Persen
1 S1 Keperawatan 1 11,1%
2 DIII Keperawatan 6 66,7%
3 DIII Kebidanan 2 22,2%
Total 9 100%

46
Berdasarkan tabel 2.2 di atas, sebagian besar ketenagaan keperawatan di
ruang Tulip berpendidikan S1 Keperawatan 1 orang (11,1%), DIII Keperawatan 6
Orang (66,7%), DIII Kebidanan 2 Orang (22,2%).

c. Karakteristik Ketenagaan Berdasakan Pelatihan yang di Peroleh


Tabel 2.3 distribusi ketenagaan berdasarkan Pelatihan yang diperoleh di
ruang Tulip Rumah Sakit Umum Imelda pekerja Indonesia tahun 2022.
Berdasarkan tabel 2.3 di atas, sebagian besar ketenagaan keperawatan
di ruang Tulip yang belum memperoleh sertifikat pelatihan BTCLS
sebanyak 4 Orang (44,4%) dan yang sudah memperoleh setifikat pelatihan
BTCLS sebanyak 5 orang (55,6%).

d. Karakteristik Tenaga Keperawatan


Perawat di Ruangan Tulip Imelda Medan, 1 orang kepala ruangan
dengan jenjang pendidikan D-III Keperawatan , katim1 (1 orang)
dengan jenjang pendidikan D3 Keperawatan, katim2 (1 orang) dengan
jenjang pndidikan D3 Kebidanan, katim3 (1 orang) dengan jenjang D3
Keperawatan, 1 orang perawat pelaksana dengan jenjang pendidikan S1
Keperawatan, 3 orang perawat pelaksana dengan jenjang pendidikan D-
III Keperawatan, dan 1 orang perawat pelaksana dengan jenjang
pendidikan D3 Kebidanan.

e. Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja


Metode rekruitmen yang diterapkan di Ruangan Tulip Imelda
Pekerja Indonesia Medan, melalui ujian tulis dan wawancara dari
Keperawatan dan di rekrut oleh pihak rumah sakit. Proses rekruitmen
dan seleksi tenaga kerja di ruang Tulip melalui training 3 bulan untuk
dapat beradaptasi. Diruang Tulip terdapat 9 perawat, hampir seluruh
perawat sudah mengikuti pelatihan BTCLS (Basic trauma cardiac life
support) sebanyak 5 orang, dan 4 orang diantaranya sedang dalam
proses pelatihan.

47
Berdasarkan observasi yang dilakukan kelompok, masing- masing
perawat bertanggung jawab pada seluruh pasien. seharusnya satu
perawat hanya bertanggung jawab pada beberapa pasien saja, sesuai
yang sudah dibagi dan ditetapkan oleh kepala ruangan. Tetapi karena
kurangnya tenaga perawat yang ada, mengakibatkan setiap perawat
termasuk karu dan katim bertanggung jawab pada seluruh pasien yang
ada.
2. Material (Bangunan, Sarana dan Prasarana)
Pengadaan barang logistik di ruangan Tulip seluruh pegawai
bertanggung jawab dalam logistik yang ada di ruangan Tulip. Barang
logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala ruangan lalu
dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis, maka penanggung
jawab peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada kepala
ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang logistik
diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin. Lokasi dan denah
ruangan Tulip terdiri dari : Nurse Station, Kamar Pasien, Ruang Pantri,
Kamar Mandi dan gudang yang digunakan untuk penyimpanan tempat
tidur bantal, rostul, standart infus dan barang” lain yang digunakan untuk
keperluan pasien dirang Tulip.

48
DENAH RUANG TULIP RSU IMELDA MEDAN

K. 314 K.313 K.312 K.311 K.310 K.309 K.308 K.307 K.306 K.305 K.304 K.303 K.302 GUDANG

PANTRI POS PERAWAT LIFT


TULIP

K.
MANDI

RUANG TUNGGU ICU

LIFT

K. BEDAH

(OK) ICU
PICU NICU

49
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan
sampah yang terpisah di ruang Tulip, yaitu tempat pembuangan sampah infeksi,
tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda
tajam, identitas pasien menggunakan gelang tangan sebagai identitas pasien dan
buku rawatan pasien. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan medis yang
dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan
kebutuhan ruangan. Jumlah kamar diruang Tulip sebanyak 14 kamar dan hanya
digunakan 13 kamar karena kamar 301 sudah dijadikan gudang penyimpanan
barang dan alat-alat. Setiap kamar terdapat 2 tempat tidur, jadi jumlah keseluruhan
tempat tidur diruang Tulip sebanyak 26 tempat tidur dan semuanya dalam kondisi
yang baik.

Daftar Nama Alat Kesehatan, Jumlah dan Standar yang tersedia di Ruangan
Tulip RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan:
NO Nama Alat Jumlah Keterangan
Baik Rusak
1 Tensi Meter 1  -
2 Alat KGD 1  -
3 Stetoskop 2  -
4 Oksimetri 1  -
5 Thermometer 2  1

50
Daftar Alat Rumah Tangga dan Jumlah yang tersedia di ruangan Tulip RSU
Imelda Pekerja Indonesia Medan:
N Nama Barang Jumlah
O
1 Tempat tidur 26
2 AC 13
3 Standart Infus 20
4 Lemari Alat 1
5 Lemari berkas 1
6 Hekter 1
7 Telefon pararel 1
8 Kursi biru 3
9 Computer 1
10 Tong sampah infus 1
11 Tong sampah infeksus 1
12 Tong sampah domestic 7
13 Tempat kapas alcohol steril 1
14 Meja obat pasies/lemari 1
15 Rosture 1
16 Stempel dokter 1
17 Stempel verifikasi 1
18 Stempel perawat 1
19 Stempel instruksi telefon 1
20 Stempel hand over 1
21 Jam dinding 1
22 Baskom 1
23 Kursii plastic biru 4

51
1. Metode
Dari pengkajain tanggal 24 januari – 5 Februari 2022 dapat disimpulkan
bahwa Ruangan Tulip menerapkan metode penugasan Asuhan Keperawatan
menggunakan metode tim modifikasi yang terdiri dari metode tim, dan Metode
primer dimana berfokus pada kesembuhan, mengurangi kecacatan dan
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
a. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
Sistem pendokumentasian yang berlaku diruangan Arafah adalah sistem
SOR (Source Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya dari dokter,
perawat, fisioterapi, kerohaniawan dan lain-lain. Pendokumentasian asuhan
keperawatan oleh perawat yang bertanggung jawab pada pasien bersifat
rutinitas.
Selain itu pendokumentasian yang berlaku di ruang Tulip sesuai dengan
KARS, 2022 dengan sisstem pendokumentasian asuhan untuk setiap pasien
direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat dan
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien masuk
rawat inap, rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data

52
asesmen awal pasien, rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam
bentuk kemajuan terukur pencapaian sasaran, Kemajuan yang diantisipasi
dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan; berdasarkan hasil asesmen ulang atas
pasien oleh praktisi pelayanan kesehatan, rencana asuhan untuk tiap pasien
direview dan di verifikasi oleh DPJP dengan mencatat kemajuannya, Asuhan
yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh
pemberi pelayanan
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 24 Januari 5 Februari 2022
diruang Arofah dengan menggunakan instrument dokumentasi penerapan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Ruang Tulip menurut Depkes adalah:

Hasil Evaluasi Penerapan standart Asuhan Keperawatan Dokumentasi Di


Ruangan Tulip
No Aspek yang N Persentase keterangan
dinilai
1. Pengkajain 10 75 % Pengkajian keperawatan yang
dilakukan belum maksimal
2. Diangnosa 10 70 % Diagnosa keperawatan yang
dirumuskan ada yang tidak sesuai
3. Intervensi 10 70 % Rencana tindakan ada yang tidak
sesuai dengan diagnosa
4. Implementasi 10 65 % Tindakan tidak sesuai dengan yang
direncanakan
5 Evaluasi 10 70 % Evaluasi tindakan belum maksimal
6 Dokumentasi 10 70% Dokumentasi keperawatan belum
menyeluruh
Rata-rata 10 70%

Hasil rata-rata pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu 70%. Dari hasil


observasi didapatkan data bahwa pengkajian yang dilakukan oleh perawat belum
lengkap sehingga diagnose keperawatan yang dirumuskan tidak sesuai dengan
prioritas. Selain itu, perencanaan tindakan yang dilakukan oleh perawat

53
kebanyakan menunggu instruksi dari dokter, perawat belum memiliki untuk
melakukan perencanaan sesuai dengan ilmu keperawatan, dengan intervensi yang
diberikan sesuai dengan petunjuk dari dokter dan belum semua perawat
memodifikasi asuhan keperawatan. Evaluasi tindakan dan pendokumentasian
sudah dilakukan oleh perawat.

Evaluasi kepuasan pasien terhadap kinerja perawat


No Daftar pertanyaan Jawaban Ket
YA TIDAK
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri dan 6 4
memberikan penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya,tata tertip yang
berlaku di Rumah Sakit.
2 Apakah perawat melarang anda/Pengunjung merokok di 5 5
ruangan
3 Apakah perawat menanggapi Keluhan yang disampaikan 7 3
oleh pasien
4 Apabila anda tidak mampu makan sendiri, 5 5
apakah perawat membantu menyuapinya bila tidak ada
keluarga
5 Apakah perawat selalu keliling ke pasien dan 6 4
mengontrol keadaan pasien
6 Apakah ruangan / kamar anda selalu Dijaga 7 3
kebersihanya
7 Apakah lantai KM/WC selalu bersih, 5 5
tidak licin, tidak berbau dan cukup terang
8 Selama anda belum mampu mandi (dalam keadaan 4 6
istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat
9 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, 3 7
Selimut dan lain-lain diganti setiap kotor
10 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah 6 4

54
11 Apakah perawat selalu memberi Penjelasan sebelum 3 7
melakukan tindakan perawatan / pengobatan
12 Apakah perawat memberikan penjelasan tentang 5 5
perkembangan pasien
13 Apakan perawat terampil dalam melakukan tindakan 6 4
keperawatan
14 Apakah perawat berpenampilan rapi dan sopan 5 5
15 Apakah perawat berbicara baik dan sopan 7 3

Analisa Data Hasil Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan


Keperawatan di ruang Tulip
Responden Presentase(%)
1 71
2 70
3 60
4 65
5 65
6 60
7 65
8 70
9 65
10 70
Rata-rata 66%

Analisa Data
Setelah dilakukan pembagian kuisioner mengenai kepuasan pasien berharap
kinerja perawat yang dilakukan pada 10 (sepuluh) pasien yang dirawat di ruang
Tulip dapat disimpulkan pasien merasa puas terhadap kinerja perawat dengan
pesentase rata-rata 88,9%, sehingga masuk kategori tinggi. Pasien merasa puas
dengan pelayanan perawat yang ramah. Hal ini karena pasien menilai perawat
selalu ramah, peduli terhadap pasien, dan tidak menbeda-bedakan status pasien,

55
selain itu juga pasien merasa puass terhadap informasi yang diberikan dan pasien
merasa puas terhadap penanganan keluhan.
pedoman kerja ruangan Tulip
a. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan SOP Sudah tersediah
Namun tersimpan di komputer
b. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan SAK Sudah tersediah
Namun tersimpan di komputer
2. Money (Pembiyaan)
Saat melakukan wawancara, pembiayaan dirumah sakit dapat dibayar secara
umum juga dapat menggunakan BPJS Kesehatan, BPJS Ketenaga kerjaan,
Asuransi, jasaraharja
Diketahui gaji dokter selama visit, adalah dokter umum Rp. 80.000/ satu
pasiennya dan dokter spesialis Rp.130.000/satu pasien dikalikan berapa jumlah
rawatan perharinya. Dan biaya Kamar kelas 1,Rp.600.000 / hari kelas 2
Rp.400.000/hari, , ditambahkan biaya pengobatan dan lain-lain.
3. Pemasaran (Marketing)
Tekhnik pemasaran RSU Imelda dapat dikatakan memiliki
promosi/pemasaran yang baik. Dapat dibuktikan dari berbagai banyak kunjungan
yang dilakukan oleh perwakilan pekerja Rumah Sakit Imelda ke Rumah Sakit
lainnya dan juga ke klinik- klinik sekitarnya, seperti promosi-promosi rumah
sakit:
a) Rumah sakit Se-Kota Medan
1. RS Mitra Medika Tanjung Mulia
2. RS Sufina Aziz
3. RS Wulan Windi
4. RS Bina Kasih
5. RS Royal Prima dan lain-lain.
b) Promosi Rumah Sakit Luar Kota
1. RS Vita Insani Siantar
2. RS Zulham binjai
3. RS Arta Medica
4. RS Tiga Bersaudara Rantau Parapet

56
5. RS Karya Bakti Rantau Parapat dan lain-lain.

3.2.2 Data Khusus ruang praktek (fungsi manajemen keperawatan


diruangan)
1. Fungsi Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa ruangan Tulip memiliki visi,
misi, motto dan falsafah tersendiri yang diterapkan diruangan selalu
berpedoman pada visi, misi, nilai dan falsafah RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan.

57
2. Fungsi Pengorganisasian
a. Struktur organisasi
Bagan pegawai Tulip

Kepala Ruangan
(Nopasari Magdalena)

Katim I Katim II Katim III


b. Yanti)
(Eka Putri (Rumondang Simbolon) (Fitri Andriani Rambe)

PP PP PP PP PP
Marida Ompusunggu Indah Putriani Rada Roslimda Wira Andriani Salim Ikhtiar Putra Halawa

Keterangan :
Karu : Kepala Ruangan
Katim : Kepala Tim
PP : Perawat Pelaksana

58
Ruangan Tulip Imelda Medan memiliki tenaga perawat dan bidan yang
terdiri dari:
No Nama J/K Jenjang Status Jabatan Masa Pelatihan yg
Pendidikan kepegaw Kerja pernah di
aian ikuti
1 Nopasari Magdalena PR D3 Keperawatan kontrak Karu 8 tahun BTCLS
2 Eka Putri Yanti PR D3 Keperawatan kontrak Katim 1 8 tahun -
3 Rumondang Simbolon PR D3 Kebidanan kontrak Katim 2 5 tahun PONEK
4 Fitri Andriani Rambe PR D3 Keperawatan kontrak Katim 3 9 tahun BTCLS
5 Marida Ompusunggu PR S1 Keperawatan kontrak PP 9 tahun BTCLS
6 Indah Putriani PR D3 Kebidanan Kontrak PP 3 tahun PONEK
7 Rada Roslimda PR D3 Keperawatan kontrak PP 3 tahun -
8 Wira Andriani Salim PR D3 Keperawatan kontrak PP 3 tahun BTCLS
9 Ikhtiar Putra Halawa LK D3 Keperawatan Kontrak PP 3 minggu -

Berdasarkan tingkat pendidikan 1 orang pendidikan S1 keperawatan, 6 orang


D-III keperawatan dan 2 orang D-III kebidanan. Berdasarkan pelatihan yang
pernah diikuti 4 orang yang mengikuti pelatihan BTCLS, 2 orang PONEK dan
tidak mengkikuti pelatihan 2 orang perawat.
a. Uraian Tugas
1. Kepala Ruangan Tulip
Kedudukan
Seorang perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan yang ada di ruang Tulip.
Tanggung jawab:
Secara structural bertanggung jawab atas persediaan sarana dan prasarana
yang ada di ruangan.
Tugas pokok
- bertanggung jawab atas persediaan sarana dan prasarana yang ada di ruang
Tulip.
- bertanggung jawab atas pengadaan barang farmasi, tehnik dan peralatan.

59
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi perawatan, meliputi:
1. Merencanakan pengadaan sarana dan prasarana di ruang Tulip
2. Merencanakan dan menyusun kegiatan perawatan seluruh peralatan Tulip
3. Memonitor dan melaksanaan pencatatan sarana dan prasarana serta
logistik yang digunakan.
4. Membimbing perawat baru dalam orientaasi kerja, penggunaan ssarana
dan prasarana yang ada di ruang Tulip.
5. Melakukan penilaian kinerja 1 tahun
6. Mengikuti rapat yang diadakan kepala ruang Tulip
7. Ikut membantu kepala ruangan Tulip menyusun dan mengembangkan
prosedur tetap (SPO)
8. Melakukan evaluasi kondisi sarana prasarana yang ada
9. Menyusun jadwal dinas pegawai
10. Mengusulkan ke kepala ruangan untuk peningkatan kemampuan anak
buah dengan memperhatikan keadaan ruangan
11. Melaksanakan sosialis peraturan-peraturan baru dari manajemen dan
direktur
12. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan diruang rawat.
13. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar mencapai pelayanan yang
optimal.
14. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.

2. Ketua Tim Tulip


Kedudukan
Seorang perawat professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengatur serta mengendalikan prasarana dan logistic di Tulip.
Tanggung jawab:

60
Secara strukutural bertanggung jawab kepada Kepala ruangan, dan kepala
rumah sakit
Tugas Pokok:
- Bertanggung jawab atas pelayanan diruang Tulip
- Bertanggung jawab atas perencanaan, koordinasi dan peningkatan mutu
pelayanan ruang Tulip
Uraian Tugas:
1. Menyiapkan sarana, prasarana dan logistic yang akan dipergunakan sesuai
dengan kebutuhan pelayanan
2. Bertanggung jawab memantau dan menilai kondisi pasien yang dirawat di
ruang Tulip, menerima dan mentransfer pasien keruangan atas persetujuan
dokter. Melaporkan semua kegioatan yang terjadi di lingkungan Tulip
kepada kepala ruangan
3. Menerima pasien dan memeriksa kelengkapan status pasien yang baru
dirujuk ke ruang Tulip
4. Mengontrol dan memeriksa kembali status pasien tentang : pengeluaran
obat-obatan dan catatan perawat
5. Mengingatkan kembali pada dokter yang merawat untuk menulis resume
apabila pasien telah pulang/meninggal

3. Perawat Pelaksana Tulip


Kedudukan:
Seorang perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan pada pasien
diruang Tulip
Tanggung jawab:
Secara structural bertanggung jawab kepada kepala ruang Tulip, kepala
rumah sakit
Uraian Tugas
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab, ramah, sopan, empati
dan siap menolong

61
2. Memantau dan menilai kondisi pasien saat, sebelum dan sesudah di rawat
di ruang Tulip
3. Menerima pendelegasian dari dokter tentang : pemasangan infus,
pemasangan NGT, pemasangan dawer chateter
4. Mengobservasi vital sign pasien setiap 1 jam sekali
5. Melakukan kolaborassi dengan dokter yang merawat
6. Melakukan pertolongan awal pada pasien yang mengalami kedaruratan
7. Menjalin hubungan kerja sama dengan baik dengan sesama petugas pasien
dan keluarga
8. Melakukan pembersihan ruang Tulip, harian dan bulanan
9. Melaporkan semua kegiatan ruang Tulip ke katim
10. Melaksanakan tugas sesuai dengan waktu tugasnya

b. Pengaturan jadwal dinas


Jadwal dinas dibuat oleh Kepala ruangan. Kemudian jadwal dinas
ditunjukkan kepada Kabid Keperawatan untuk meminta persetujuan.
c. Pengaturan Daftar Pasien
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan,
pengaturan daftar pasien ruang Tulip tertulis di buku rawatan. Adapun isi
buku rawatan meliputi nama pasien, nomor rekam medis, jenis
pembiayaan, jenis kelamin, usia, alamat, dokter yang menanganin,
diagnose medis, dan jenis diet.
d. Pengorganisasian Perawat Klien
Diruang Tulip, system pengorganisasian perawat klien tidak dibagi
tergantung banyaknya jumlah pasien, tetapi semua perawat bekerjasama
dalam merawat semua pasien yang ada setiap harinya sesuai jadwal dinas
yang sudah ditentukan. Selama periode dinas tanggal 24 Januari 2022- 5
Januari 2022 ditemukan pengorganisasian perawat klien yaitu seluruh
pasien yang ada dipantau dan dirawat oleh semua perawat yang ada saat
jam dinas yang sudah ditentukan.
a. Pasien

62
Pasien yang dirawat diruang tulip adalah pasien dengan berbagai
macam jenis penyakit. Rata-rata jumlah pasin pada tanggal 25- 27
Januari 2022 sebanyak 17 orang dengan rincian sebagai berikut:
Kalsifikasi keterfantungan pasien diruangan tulip menurut D.Orem
(Self Care Deficit).
Shift Klasifikasi Jumlah Pasien Rata-rata
ketergantunga
n
25/1/22 26/1/22 27/1/22
Pagi Minimal 16 15 15 15
Parsial 3 1 1 2
Total 1 1 1 1
Jumlah Pasien 20 17 17 18
Siang Minimal 14 16 14 15
Parsial 2 0 1 1
Total 1 1 1 1
Jumlah Pasien 17 17 16 17
Malam Minimal 14 15 14 14
Parsial 2 1 1 1
Total 1 1 1 1
Jumlah Pasien 17 17 16 17
Rata-rata Jumlah Pasien 18 17 16 17

Klasifikasi ketergantungan pasien


No Klasifikasi dan Kriteria
1 Minimal Care
1. Klien bisamandiri/hampir tidak memerlukan
bantuan a.Mampu naik turun tempat tidur
b Mampu ambulasi dan
berjalan sendiri c.Mampu
makan dan minum sendiri
e.Mampu membersihkanmulut (sikat gigi sendiri)

63
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit
bantuan g.M2ampu BAB dan BAK dengan sedikit
bantuan
2. Status psikologis stabil
3. Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
3. Partial Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian
a.Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun
tempat tidur b.Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c.Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan
makanan d.Membutuhkan bantuan untuk
makan (disuapi) e.Membutuhkan bantuan
untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g.Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar
mandi)
2. Post op minor
3. Melewatifase akut dari post opmayor
4. Faseawal dari penyembuhan
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
4. Total Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawatan yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk memobilisasi darI
tempat tidur kekereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latihan fisik
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi
intravena (infus/ NGT)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter

64
2. 24 jam post op mayor
3. Pasien tidak sadar
4. Keadaan klien tidak stabil
5. Observasi TTV tiap kurang dari 1 jam
6. Perawata luka bakar
7. Perawatan kolostomi
8. Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
Menggunakan WSD

Distribusi Penyakit Di Ruangan Tulip Di Bulan Desember2021 dan Januari


2022
No Jenis Penyakit Bulan Total
Desember Januari
1. Demam Thypoid 12 12 24
2. Diabetes Melitus (DM) 10 10 20
Type II
3. PSMBB 9 8 17
4. PSMBA 8 9 17
5. DHF 8 8 16
6. DBD 8 7 15
7. Sroke Hemoragik 6 5 11
8. CKD 5 5 10
9. PNEUMONIA 4 3 7
10. PPOK 3 2 5
11. CHF 2 2 4
12. PJK 2 2 4
13. BP 2 1 3
14. TB 1 1 2

e. Sistem Penghitungan Tenaga


Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat dan BOR (Bed Ocuping Rate)
pendistribusian tenaga keperawatan dan BOR (Bed Ocuping Rate) yang

65
ada di ruang Tulip sebagai berikut: pada shift pagi 3 orang, shift sore 3
orang , shift malam 2 orang Pembagian jam kerja:
Shift Pagi : 08.00-16.00 WIB
Shift Sore : 16.00-23.00 WIB
Shift Malam : 23.00-08.00 WIB
Metode Penghitungan
Rumus Douglas
Jumlah Tenaga Perawat yang dibutuhkan Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien Pada Tanggal 27 Januari 2022.
Shift Klasifikasi Jumlah Pasien Rata- Rata-rata x nilai Jumlah
ketergantun rata ketergantungan perawat
gan
25/1/2 26/1/2 27/1/2
2 2 2
Pagi Minimal 16 15 15 15 15 x 0,17=2,55 3
Parsial 3 1 1 2 2 x 0,27 =0,54 1
Total 1 1 1 1 1 x 0,36 = 0,36 0
Jumlah 20 17 17 18 4
Pasien
Siang Minimal 14 16 14 15 15 x 0,14 =2,1 2
Parsial 2 0 1 1 1 x 0,15 = 0,15 0
Total 1 1 1 1 1 x 0,30 =0,30 0
Jumlah 17 17 16 17 2
Pasien
Mala Minimal 14 15 14 14 14 x 0,07=0,98 1
m Parsial 2 1 1 1 1 x 0, 10= 0,10 0
Total 1 1 1 1 1 x 0,20 = 0,2 0
Jumlah 17 17 16 17 1
Pasien
Rata-rata Jumlah 18 17 16 17 7
Pasien

66
Rata- rata Kebuthan Tenaga Keperawatan Perhari Menurut Douglas
1. Sift pagi : 4
2. Sift siang : 2
3. Sift malam : 1
Total Kebutuhan Perawat Per 24 jam Di Ruangan Tulip Perhitungan Douglas
adalah :7 Perawat / 24 Jam.
Perawat Libur atau Cuti diketahui :
- Jumlah hari minggu tahun 2020 : 52 hari
- Jumlah hari libur Nasional 2020 : 15 hari
- Jumlah cuti : 13 hari
- Jumlah Perawat yang dibutuhkan : 7 Perawat / hari
- Jumlah tenaga keperawatan yang libur = 9 Perawat
Jumlah hari minggu pertahun + jumlah hari libur nasional pertahun x A
jumlah hari kerja per tahun
= ( 52 + 15 + 13 ) x 7
365-80
= 1,96 ( 2 )

No Tingkat Ketergantung Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
1 Minimal care 0 0 0 0
2 Partial care 17 17x 0,27 = 4,59 17x 0,15= 2,55 17 x 0,10 = 1,7
3 Total care 1 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,3 = 0,3 1 x 0,2 = 0,2
4 Jumlah 18 4,95 = 5 orang 2,85 = 3 orang 1.9 = 2 orang

Berdasarkan perhitungan diatas, maka secara keseluruhan jumlah perawat


per hari adalah 10 orang
Pagi : 5 orang
Sore : 3 orang

67
Malam : 2 orang +
10 orang
Faktor libur dan cuti = 25% x 10 = 2,5 atau 3 perawat
Jadi, jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan ketergantunga pasien
adalah:
P+S+M+L+1 Karu = 5+3+2+3+1= 14 perawat

Efisiensi ruang rawat


Efesiensi pelayanan meliputi 3 indikator mutu pelayanan kesehatan yaitu BOR,
LOS, TOI.
a. BOR
BOR (Bed Occupancy Rate), menunjukkan tinggi rendahnya pemanfaatan
tempat tidur yang tersedia dirumah sakit dalam jangka waktu tertentu, bila
nilai ini mendekati 100% berarti ideal. Standart Nacional untuk Rumah Sakit
dalam satu tahun adalah 75-85%.
b. LOS
LOS (Length Of Stay), menunjukkan rata-rata lama rawatan maksimum 12
hari, standart Nasional untuk Rumah Sakit dalam satu tahun adalah 7-10 hari.
c. TOI
TOI (Turn Over Interval), menunjukkan rata-rata suatu tempat tidur kosong
atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai dengan
diisi lagi. Standart 1-3 hari untuk Rumah Sakit dalam satu tahun.

BOR = Jumlah hari rawatan x 100%


Jumlah tempat tidur x hari

Diketahui Jumlah hari rawatan:


Bulan November : 443
Bulan Desember : 514 Rata Rata/ Bulan
Bulan Januari : 550

443
BOR November = x100%
26 x 30

68
443
= x100%
780
= 56,8 %

514
BOR Desember = x100%
26 x 31
514
= x100%
806
= 63,8 %

550
BOR Januari = x100%
26 x 31
550
= x100%
806
= 68,2%

BOR = jumlah BOR November + BOR Desember + BOR Januari


3
= BOR November 56,8 + Desember 63,8 + Januari 68,2
3
= 56,8 + 63,8 + 68,2
3
= 62,9%
Jadi, rata- rata jumlah BOR periode bulan November 2021 - Januari tahun 2022 di
ruangan Tulip yaitu 62,9 %

TOI = ({Jumlah tempa tidur x periode} – hari rawatan )}


Jumlah pasien keluar
Dikwtahui :
Jumlah tempat tidur di ruangan tulip yaitu 26 bed
Jumlah hari dalam bulan Januari 2022 yaitu 31 hari
Jumlah pasien keluar bulan Januari 2022 sebanyak 74 pasien
Jumlah hari rawatan selama bulan januari 2022 yaitu 550 hari
TOI bulan Januari 2022.

69
( 26 x 31 )−550
=
74
806−550
=
74
256
=
74
= 3,4 hari
Jadi, TOI bulan Januari 2022 di ruangan Tulip yaitu 3,4 hari.

LOS = Jumlah lama rawatan


Jumlah pasien keluar
Diketahui Jumlah hari rawatan:
Bulan November : 443
Bulan Desember : 514 Rata Rata/ Bulan
Bulan Januari : 550
LOS bulan November 2021
443
=
66
=6,7 hari
Jadi, LOS ruangan Tulip pada bulan November 2021 yaitu 6,7 hari.
LOS bulan Desember 2022
Jumlah hari rawatan = 514 hari
Jumlah pasien keluar = 85 pasien
514
=
85
= 6 hari
Jadi, jumlah LOS pada bulan Desember 2022 di ruangan Tulip yaitu 6 hari.

LOS bulan Januari 2022


Jumlah hari rawatan = 550 hari
Jumlah pasien keluar = 74 pasien
550
LOS = =
74
= 7,4 hari

70
Jadi, LOS bulan Januari 2022 ruangan Tulip yaitu 7,4 hari.

4. Fungsi Pengarahan
a. Operan
Selama mengikuti dan mengobservasi kegiatan dari tanggal 24
Januari – 5 Febuari 2022, operan dilakukan dengan menyampaikan
masalah medis dan masalah keperawatan serta tindakan yang sudah
ataupun yang akan dilakukan. Operan dilakukan dengan cara bed to bed
dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam,
dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk
mengetahui keadaan umum pasien sehingga perawat dapat mengetahui
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan
perawatan selanjutnya.
b. Pre dan post conference
Berdasarkan observasi periode 24 Januari- 5 Febuari, sudah
dilakukan oleh ketua tim, dimana ketua tim melakukan kegiatan pre-post
conference bersama anggota timnya dan membagi habis pasien sesuai
pasien kelolaan dan pasien titipan pada shifnya. Kelompok berdiskusi
dengan kepala ruangan tentang metode penugasan tim, bersama sama
dengan ketua tim menentukan tingkat ketergantungan pasien agar
mempunyai presepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas perawat
pelaksana disesuaikan tingkat ketergantungan pasien.
c. Motivasi kepada perawat
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh kelompok bahwa motivasi
kepada perawat selalu diberikan seperti perawat-perawat yang belum
mengikuti pelatuhan BTCLS, diklat rutin dan lain sebagainya.
d. Pendelegasian
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, pendelegasian dilakukan apabila
karu, katim serta perawat pelaksana mempunyai urusan mendadak. Tetapi
pendelegasian di ruang Tulip tidak memiliki format dalam bentuk tertulis.
e. Supervise

71
Hasil wawancara dengan kepala ruangan terkait kegiatan supervise sudah
dilakukan pada tenaga keperawatan. Memang tidak terjadwal, namun
setiap hari supervisi datang keruangan. Supervise dilakukan secara
observasi dan jika ada yang kurang tepat maka langsung diberitahukan
yang benarnya.
f. Ronde keperawatan
Hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 24 Januari- 5 Febuari 2022,
ronde keperawatan dilaksanakan apabila ada masalah pasien yang harus
diatasi dan didiskusikan bersama seluruh tenaga kesehatan yang terlibat.
i. Fungsi Pengendalian
a. Indikator Mutu
- Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang Tulip
- Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitor Dan Oksigen.
- Kepatuhan Terhadap Hand Hygiene
- Kejadian Infeksi Nosokomial Di Ruang Tulip
- Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Dengan Kasus Yang Sama
< 72 Jam
b. Audit dokumentasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan dokumentasi yang dilakukan oleh kelompok audit
dokumentasi diruangan dilakukan dengan mengevaluasi dokumen asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Di MPKP
ruangan, kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap
pasien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit dibuat rekapan
dalam1bulan.

72
3.3 Analisa Masalah
Analisa SWOT di Ruangan Tulip
Strenght/kekuatan Weakness/kelemahan Opportunity/kesempatan Threatened/ancaman
MAN - Masih adanya pegawai - Adanya mahasiswa - Masih belum
- Jumlah perawat sudah yang belum mengikuti praktek yang dapat optimal tingkat
mencukupi jumlah pelatihan. dijadikan role model. kepuasan pasien.
pasien. - Mayoritas pegawai
- Adanya perawat yang berpendidikan D3
sudah mengikuti Keperawatan dan
pelatihan BTCLS masih terdapat
(Basic Trauma Cardiac pegawai dengan latar
Life Support). belakang Kebidanan.

Strenght/kekuatan Weakness/kelemahan Opportunity/kesempatan Threatened/ancaman


Metode - Pada saat dilakukan - Adanya kerja sama - Adanya tuntutan
- Kepala ruangan telah pengkajian didapatkan dengan Rumah Sakit masyarakat yang
melakukan fungsinya bahwa diruang Tulip lain baik dari dalam tinggi tentang
sesuai dengan peran disaat pelaksanaan negri atau luar negri. pelayanan
pada fungsi tugas dalam tim belum - Rumah Sakit IPI keperawatan yang
pengendalian dan sesuai dengan Medan sudah professional.

73
evaluasi. Hal ini dilihat jabatannya masing terakreditasi Paripurna.
dari adanya operan dan masing.
pre post conference - BOR dibawah standart
(62,9%) sedangkan
menurut DEPKES (75-
85%).

Strenght/kekuatan Weakness/kelemahan Opportuyang tidak memadai Threatened/ancaman


(jumlah bed 26 standart infus
24).ity/kesempatan
Material - Pada hasil pengkajian - RSU Imelda Pekerja - Terdapat Rumah
- Ruangan Tulip telah didapatkan alat yang Indonesia Medan Sakit pesaing
memberikan fasilitas rusak yang kurang berlokasi di daerah disekitar Rumah
gelang tangan sebagai memadai seperti yang dekat dengan Sakit Imelda.
identitas pasien sebagai standar infus 1 dan kawasan industry
pengganti papan nama thermometer 1. sehingga berpeluang
identitas pasien Adapun jumlah ideal untuk menjadi rujukan
- Telah tersedia tempat thermometer menurut bagi pekerja-pekerja di
sampah yang berbeda DEPKES 2004, adalah industry tersebut.
untuk jenis sampah 2 untuk setiap ruangan. -

74
medis, domestik dan - Adanya SOP dan SAK
alat- alat tajam. Ruangan Tulip tapi
tidak tersedia dan
terlampir untuk di
pergunakan oleh
Perawat, namun hanya
tersimpan di Komputer
dan hanya petugas Sirs
yang bisa
membukanya.

75
3.4 Prioritas Masalah
1. Man
Mayoritas SDM dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan, dan terdapat
pegawai dengan latar belakang D3 Kebidanan.
2. Metode
Metode penugasan di ruangan adalah metode tim, namun dalam penerapannya
belum sesuai.
3. Material
Adanya peralatan yang ditemukan masih tidak sesuai dengan standart karena
rusak dan kurang.

76
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN MASALAH
4.1 Planning Of Action Manajemen keperawatan
No Masalah Kegiatan Indicator Tanggal Pelaksanaan Penanggung Jawab
1 Man - Berdiskusi dengan Karu dan - 4 dari 6 orang 25 Januari 2022 Mahasiswa Profesi
Mayoritas SDM dengan tingkat seluruh pegawai untuk pegawai (67%) Pukul 10.00 WIB NERS Kel. 3
pendidikan D3 Keperawatan, melanjutan pendidikan S1 mengatakan akan
dan terdapat pegawai dengan Keperawatan dan pegawai melanjutkan
latar belakang D3 Kebidanan. yang memiliki pendidikan S1 pendidikan ke
Keperawatan untuk jenjang S1
melanjutkan pendidikan ke Keperawatan.
Program Profesi Ners Di
Universitas Imelda Medan.
2 Metode - Berdiskusi dengan Karu dan - Karu, Katim dan 26 Januari 2022 Mahasiswa profesi
Metode penugasan di ruangan seluruh pegawai untuk Perawat Pelaksana Pukul 10.00 WIB Ners kel. 3
adalah metode tim, namun menerapkan pelayanan sesuai mengatakan sudah
dalam penerapannya belum dengan metode yang mengerti tentang
sesuai. digunakan diruang tersebut. pelaksanakan
metode tim.
3 Material - Menyerahkan 1 buah - Kebutuhan tentang 27 Januari 2022 Mahasiswa profesi

77
Adanya peralatan yang thermometer dan 1 buah peralatan yang Pukul 10.00 WIB Ners kel 3
ditemukan masih tidak sesuai standart infus kepada kepala kurang dan rusak
dengan standart karena rusak ruangan dan pegawai di telah terpenuhi
dan kurang. ruang Tulip lainnya.

78
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan kegiatan praktik manajemen keperawatan di ruang Tulip
RSU IPI Medan dari tanggal 24 Januari 2022 sampai 5 Februari 2022 didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. dari 6 orang pegawai (67%) mengatakan akan melanjutkan pendidikan ke
jenjang S1 Keperawatan.
2. Karu, Katim dan Perawat Pelaksana mengatakan sudah mengerti tentang
pelaksanakan metode tim.
3. Kebutuhan tentang peralatan yang kurang dan rusak telah terpenuhi.
5.2 Saran
1. Direktur RSU IPI Medan
Diharapkan dapat memberikan dukungan dalam memotivasi dan memberi
penghargaan kepada setiap ruangan RSU IPI Medan dalam mengembangkan
asuhan keperawatan profesional sesuai standart MPKP dan SAK serta
memfasilitasi sesuai kebutuhan ruangan.
2. Bidang Keperawatan
Memberikan bimbingan dan pelatihan apabila ada pembaruan terhadap
kepala ruangan. Perawat primer dan perawat pelaksana dalam penerapan
injektion safety dana patient safety. Guna meningkatkan mutu pelayanan.
3. Ruang Tulip
a. Alternatif pemecahan masalah yang telah ditemukan dan belum
terealisasi baik secara penuh atau sebagian dapat dijadikan menjadi
agenda ruang Tulip.
b. Penerapan patient safety tetap diterapkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan diruang Tulip.
c. Penerpan therapeutik commutation tetap diterapkan untuk
meningkatkan kepuasan pasien.
4. Profesi Ners
Diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam lagi untuk mendapatkan hasil
yang lebih maksimal dan dapat menerapkan hasil pada ruangan Tulip.

79
DAFTAR PUSTAKA
Bidang Keperawatan TULIP RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. (2019).
Pedoman Pelayanan Keperawatan di TULIP RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan. Medan:
Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2
Bahasan Indonesia), Jakarta : EGC
Depkes. (2002). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1,
Direktorat Pelayanan Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta : Depkes RI
Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: a system approach (3th Edition).
Philadelpia: W.B. Saunders
Komite Keperawatan RSUD Ibnu Sutowo. (2004). Pedoman Model Praktek
Keperawatan Profesional Yang disederhanakan (MPKPs). Baturaja
OKU: RSUD Ibnu Sutowo
Nursalam. (2001). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Edisi I. Jakarta : EGC
Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika
Priharjo, R (1995), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum.
Jakarta : EGC
Rahmulyono. A. (2008). Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien Puskesmas Depok I Sleman, Fakultas Ekonomi.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Surjawati. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan.
Disampaikan dalam Seminar Nasional Persi. Jakarta
Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher,
Toronto
Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan.
Dibuka pada website http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/
pada tanggal 31 Februari 2010
Wiyana, Muncul. (2008). Membangun Pribadi Caring Perawat. Dibuka pada
website www.uii.ac.id pada tanggal 28 Januari 2009.

80

Anda mungkin juga menyukai