Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN SISTEM PENGHARGAAN DENGAN

KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI RS SUMBER


WARAS JAKARTA,06

Pengertian Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan ini yakni suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk dapat mencapai tujuan dan
obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.

Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber –
sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan suatu pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu tatanan pelayanan nyata,
yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasi.

Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana strategi melalui
pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam suatu pelaksanaan metoda
asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.

Pengertian Manajemen Keperawatan Menurut Para Ahli

1. Nursalam (2007)

Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.

2. Kelly dan Heidental (2004)


Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk dapat mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi
lima tahap yaitu suatu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian.

3. Swanburg (2000)

Manajemen Keperawatan adalah suatu kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi
dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi sebuah proses
dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan ini memahami
dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.

4. Gillies (1994)

Manajemen Keperawatan adalah salah satu proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah untuk
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan
sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien.

5. Anonim (2011)

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk dapat


merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.

Baca Juga :  Manajemen Kas

Agar dapat memberikan suatu pelayanan keperwatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperluikan
suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan
tersebut.
6. Suyanto (2009)

Manajemen Keperawatan adalah salah satu manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen
asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah suatu pelayanan di rumah sakit
yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak
(kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan
juga manajemen bawah (kepala ruang perawatan).

Elemen Manajemen Keperawatan

Elemen manajemen keperawatan, dalam sistem terbuka yaitu sebagai berikut :

1.  Input

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.

2.  Proses

Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi
sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk dapat melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

3.  Output

Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan, pengembangan staf dan
riset.
4.  Kontrol

Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget keperawatan, evaluasi penampilan
kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.

5.  Umpan Balik

Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit keperawatan.

Filosofi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan memiliki filosofi sebagai berikut ini :

 Mengerjakan pada hari ini lebih baik dari pada hari esok.
 Manajerial keperawatan merupakan suatu fungsi utama pimpinan keperawatan.
 Meningkatkan suatu mutu kinerja perawat.
 Perawat yang memerlukan pendidikan berkelanjutan.
 Proses keperawatan akan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
 Tim keperawatan akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
 Menghargai para pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
 Perawat adalah seorang advokat pasien.
 Perawat berkewajiban untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.

Misi Manajemen Keperawatan

Menurut Nursalam (2007) misi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :


 Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
 Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien
dan staf keperawatan atau non keperawatan
 Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan profesional
keperawatan
 Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim kesehatan yang ada di
rumah sakit atau tempat kerja.

Visi Manajemen Keperawatan

 Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam suatu pelaksanaan asuhan


keperawatan.
 Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah di berikan.
 Menerapkan suatu srtategi dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang efisien
kepada semua konsemen.
 Meningkatkan suatu hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan menilai kualitas
pelayanan yang di berikan berdasarkan standar kriteria yang ada.
 Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan memberikan sebuah
intervensi keperawatan kepada pasien.
 Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal) bagi perawat dalam
suatu usaha meningkatkan kinerjanya.
 Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan keperawatan dan
peningkatkan suatu kualitas pelayanan.
 Menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan keperawatan.
 Memberikan suatu penghargaan kepada staf yang dianggap berprestasi.
 Konsisten untuk selalu meningkatkan hasil produksi atau pelayanan yang terbaik.
 Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang suatu profesi keperawatan.
Pengantar Manajemen Keperawatan
        2.1.1 Pengertian Manajemen
                                Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain.
(P. Siagian, 2000)
                                Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989)
                                Jadi manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi
sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

2.1.2 Fungsi Manajemen


1.       Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
a.       Gambaran apa yang akan dicapai
b.      Persiapan pencapaian tujuan
c.       Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d.      Persiapan tindakan – tindakan
e.      Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
f.        Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
2.       Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
3.       Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi
secara interval
4.       Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
5.       Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan,
sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material,
methode, machine, minute dan market.

2.1.3 Prinsip Manajemen


          Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah
a.       Division of work (pembagian pekerjaan)
b.      Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
c.       Dicipline (disiplin)
d.      Unity of command (kesatuan komando)
e.      Unity of direction (kesatuan arah)
f.        Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada
kepentingan umum)
g.       Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h.      Centralization (sentralisasi)
i.         Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j.        Order (ketertiban)
k.       Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
l.         Equity (keadilan)
m.    Inisiative (prakarsa)
n.      Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)

2.1.4  Proses Manajemen Keperawatan


                                Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana
masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input,
proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
                                Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan
dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan
riset.
                                Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.

         2.1.5  Prinsip – prinsip yang mendasari Manajemen Keperawatan


a.       Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah
yang efektif dan terencana.
b.      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik
dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c.       Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d.      Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e.      Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f.        Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
g.       Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
h.      Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif
akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian
diantara pegawai.
i.         Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
j.        Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip
melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.2  Metode Asuhan Keperawatan


         2.2.1 Pengertian
                    Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
                    Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model pemberian
asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan
Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress,
maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
a.       Sesuai dengan visi dan misi institusi
b.      Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
c.       Efisien dan efektif penggunaan biaya.
d.      Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
e.      Kepuasan kinerja perawat.
2.2.2  Tujuan
a.       Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b.      Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh
tim keperawatan.
c.       Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d.      Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e.      Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota
tim keperawatan.

2.2.3  Macam-macam metode Asuhan Keperawatan


                         Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan:
1.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah
dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi
keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi
keperawatan, perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang
ada (Nursalam, 2002).

Kepala Ruangan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
 
                  
                                                                 
Pasien
 

2.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus


Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien
tertentu (Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan
Staf Perawat
Staf Perawat
Staf Perawat
Pasien
Pasien
Pasien
 
3.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan
bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate
nurse)

Kepala Ruangan
Dokter
Sarana RS
Perawat Primer

Pasien
Perawat Pelaksana evening
Perawat Pelaksana night
Perawat Pelaksana jika diperlukan
 
4.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu ( Douglas, 1984).

Kepala Ruangan
 

                                                                                                 
Ketua Tim
Ketua Tim
Ketua Tim
Anggota
Anggota
Anggota
Pasien / klien
Pasien / klien
Pasien / klien
 
2.3  Interdisciplinary Rounds or Case Conference
       2.3.1  Pengertian KonferensI
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan
pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala
yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk
kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.

1. Konferensi klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi antara berbagai antar profesi kesehatan seperti dokter,
perawat dan ahli gizi yang membahas tentang perkembangan pasien, ilmu-ilmu terbaru yang
bertujuan dalam perkembangan pelayanan kesehatan dan untuk kesehatan pasien.
2. Konferensi pra-klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok tentang praktik klinik yang akan dilakukan
keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana tindakan (mulai dari fokus
pengkajian, sampai kepada rencana evaluasi), serta tambahan didiskusikan bersama.

 2.3.2  Interdisciplinary Rounds Or Case Conference


               Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan
sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
              Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
1.       Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi ka tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan
PJ tim(Modul MPKP, 2006)
2.       Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep
tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Tujuan Pre dan Post Conference : Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).
Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
3. Peer review
                Peer Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi dengan
kemampuan yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek sejawatnya dengan
menggunakan standar kinerja yang baku. Ini adalah self-regulation dan mendukung prinsip
autonomi. Peer review terdiri dari sejawat yang memeriksa tujuan asuhan langsung dari
sejawatnya dengan standar yang khusus, indicator kritis dari asuhan yang ditulis oleh sejawat.
Tujuan peer review adalah untuk mengukur akontabilitas, evaluasi dan meningkatkan pemberian
asuhan, identifikasi kekuatan dan kelemahan, mengembangkan policy yang baru atau diubah.

2.4  Keselamatan Pasien (Patient Safety)


        Keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat membahayakan
keselamatan pasien seperti jatuh, kebakaran, dll.
a.       Pasien Safety
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.(Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit,
Depkes R.I. 2006)
b.      Universal precation
Tindakan pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk
semua pasien, setiap saat pada semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko
penyebaran infeksi (Nursalam dan Ninuk, 2007).
Standar keselamatan pasien wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan
menggunakan Instrumen Akreditasi rumah Sakit. Standar Keselamatan Pasien menurut (PMK
No. 1691 tentang keselamatan pasien Rumah Sakit) terdiri dari 7 standar yaitu :
Target 1 syarat 1
Identifikasi pasien secara tepat : tujuan dari sasaran ini adalah untuk mendapatkan identifikasi
yang setepatnya dari individu yang menerima perawatan tersebut
Target 2 syarat 2
Meningkatkan komunikasi yang efektif : komunikasi yang tidak efektif adalah hal yang paling
sering disebutkan sebagai penyebab dari kasus-kasus sentinel. Komunikasi harus tepat pada
waktunya, akurat, komplit, tidak rancu, dan di mengerti sang penerima.
Target 3 syarat 3
Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian : manajemen obat-
obatan yang tepat merupakan faktor penting dalam menjamin keselamatan pasien
Target 4 syarat 4, 5 dan 6
Mengurangi salah lokasi, salah pasien dan salah tindakan operasi : tujuan dari target ini adalah
untuk selalu mengenali tepat lokasi, tepat pasien dan tepat tindakan.
Target 5 syarat 7
Mengurangi risiko infeksi : penelitian telah membuktikan bahwa melakukan petunjuk cuci
tangan akan mengurangi transmisi infeksi dari staff ke pasien. Hal ini akan mengurangi insiden
kesehatan yang berhubungan dengan infeksi.
Target 6 syarat 8
Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh : jatuh menjadi salah satu bagian besar dari
penyebab cederanya pasien yang sedang dirawat dirumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai