PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji, 2012).
Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana
profesi keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan
perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan
masyarakat. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral.
Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistis,
menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntutan utama.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Proses registrasi dan legislasi
keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak
tumbuhnya pendidikan tinggi keperawatan (S1 Keperawatan dan Ners), serta
sejak berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Permenkes No. 1239/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat
Pengembangan MPKP merupakan upaya banyak negara untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja perawat. Di
berbagai negara, pengembangan ini mendapat dukungan yang besar dari
Departemen Kesehatan dan dari organisasi profesi (Hoffart dan Woods, 1996;
Pearson, 1997). Pengembangan MPKP juga menjadi strategi berbagai rumah
sakit untuk membuat perawat betah bekerja di suatu rumah sakit yang sering
dikenal dengan istilah magnet hospital. (Scott, Sochalski, dan Aiken, 1999
dikutip oleh Sitorus, 2006). Adapun rumah sakit yang menerapkan
pengembangan MPKP di berbagai negara seperti Professional Practice Home
(Iowa Veterans Home, 1967), Professional Nursing Practice Model (Beth
Israel Hospital, 1973), Unit Level Self Management Model (John Hopkins
Hospital, 1981), Nursing Development Units (Burford Hospital, 1983),
Professionally Advanced Care Team Model (Robert Wood Johnson
Hospital,1987), Shared Governance (St. Luke’s Hospital, 1988),
Transformational Model for the Practice of Professional Nursing (Shadyside
Hospital, 1993), dan Clinical Development Units Nursing (The Western
Sydney Area Health Service, 1996), (Sitorus, 2006).
Di negara Indonesia, Model Praktik Keperawatan Profesional pertama
kali dikembangkan oleh RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo
(RSUPNCM). MPKP FKUI – RSUPNCM ini dikembangkan oleh Sitorus
(1997), pengembangan model tersebut difasilitasi dengan surat Keputusan
Direktur RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Nomor:
2093/TU.K/VII/1996 (Sitorus, 2006). Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon,
khususnya pada ruangan (Interna) St.Agustinus/Angela telah menerapkan
komponen-komponen Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP).
Sistem yang telah digunakan diruangan yaitu kebutuhan ketenagaan
keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan, proses keperawatan,
dokumentasi keperawatan. Sistem penugasan di ruangan St.Agustinus/Angela
sendiri menggunakan metode Tim dengan metode pemberian asuhan
keperawatan adalah modifikasi keperawatan primer. Struktur organisasi
terdiri dari: Kepala Ruangan, CCM (Clinical Care Manager), Ketua Tim 1,
Ketua Tim 2 dan Perawat Pelaksana/Perawat Asosiet, yang menjalankan
peran dan fungsi masing – masing.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS