Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME

PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN SUATU UNIT RAWAT


SESUAI DENGAN TAHAPAN PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN
STANDAR AKREDITASI PELAYANAN

Mata Kuliah

Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu

Ns, Frengki Apriyanto. S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh

Yurike iswari

NIM 181014201666

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2022
A. Konsep Perencanaan
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat
pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan
professional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat
sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
(Asmuji, 2014).
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah
pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang
suatu rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai,
bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan,
bagaimana indicator/ tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan apa
yang harus dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan. (Asmuji, 2014).
Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa
komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan
oleh 5 elemen, yaitu: input, proses, output, control dan mekanisme umpan
balik.
1. Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya
merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem
prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah
dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.
2. Output
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran
yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan
keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk
menindaklanjuti hasil atau keluaran. Output yang menjadi tolak ukur
pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien
yang dioperasi, kebersihan ruangan.
3. Control
Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan
melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan
kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan
akreditasi.
4. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan,
audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja
perawat.
5. Proses
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa
sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan
komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan
kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen
Keperwatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis
bagi semua kelompok pasien. Proses yang dapat mengukur perubahan
pada saat pelayanan misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan
dengan rumah dan lain-lain.

Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat


Inap

1. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja
dengan pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai
contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Asosiet.

Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan
misi Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model
asuhan keperawatan sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya
yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada
pengumpulan data sebelumnya.

2. Rencana Strategi Perencanaan


Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan
bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai
tujuan didalam Manajemen Keperawatan. Organisasi mulai
menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek
keperawatan yang professional, bagaimana format dan
pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat, mengatur
tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal
kerja dari masingmasing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,
bagaimana system kepemimpinannya, instalasi instalasi yang
menunjang idalam proses keperawatan seperti farmasi, radiologi,
laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian
lain yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini
(anggaran, karyawan, non medis).
3. Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai
dilakukan penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan
kapan waktunya. Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula
ditentukan waktu pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan
persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen
untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya,
sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
4. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan
antara lain bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format
pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.
Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian
format yang dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah
sudah sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan, apakah
mudah atau dipahami semua perawat yang ada di ruangan, apakah
efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
5. Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi
dan sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil
kegiatannya secara umum.
B. Isi Standar Perencanaan Asuhan Keperawatan Sesuai Standar JCI
Pada bagian selanjutnya merupakan standard manajemen organisasi
kesehatan.

Standard ini mencakup mengenai :

a. Quality Improvement and Patient Safety

1) Leadership and planning

2) Design of new and modified processes

3) Data collection for quality monitoring

4) Analysis of data

5) Process improvement

Integral untuk peningkatan kualitas secara keseluruhan adalah


penurunan terus menerus risiko untuk pasien dan staf. Risiko dapat
ditemukan dalam proses klinis dan lingkungan fisik. Pendekatan ini
meliputi : memimpin dan merencanakan peningkatan kualitas dan
proses keselamatan pasien, merancang proses klinis dan manajerial
yang efektif, monitoring seberapa baik proses berlangsung, analisa
data, implementasi dan mempertahankan peningkatan.

b. Prevention and Control of Infections

1) Program leadership and coordination

2) Focus of the program

3) Isolation procedure

4) Barrier techniques and hand hygiene

5) Integration of program with quality

6) Education of staff about the program


Program pencegahan dan pengendalian infeksi berupaya untuk
mengurangi resiko tertular dan transmisi infeksi. Program yang efektif
memiliki : identifikasi pemimpin, staf yang terlatih, metode untuk
mengidentifikasi dan proaktif mengatasi resiko infeksi, kebijakan dan
prosedur yang tepat, edukasi staf, koordinasi seluruh organisasi.

c. Governance, Leadership and Direction

1) Governance of the organization


2) Leadership of the organization

3) Direction of Departments and Services

4) Organization Ethics

Pelayanan yang excellent memerlukan kepemimpinan yang efektif.


Kepemimpinan harus : mengidentifikasi misi organisasi dan
memastikan sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
itu, mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan, memahami
bagaimana anggota staf bekerja sama, bersama dengan tanggung
jawab masing- masing, mengatasi hambatan dan perselisihan antara
departemen.

d. Facility Management and Safety

1) Leadership and planning

2) Safety and security

3) Hazardous materials

4) Emergency management

5) Fire safety

6) Medical equipment

7) Utility Systems

8) Staff education

Dalam rangka untuk memberikan fasilitas yang aman dan


fungsional bagi semua, fasilitas fisik, peralatan medis, dan tenaga
manusia harus efektif. Manajemen harus berupaya untuk : mengurangi
dan mengendalikan risiko dan bahaya, mencegah kecelakaan dan
cedera, menjaga kondisi aman.

e. Staff Qualifications and Educations

1) Planning

2) Orientation and education

3) Medical staff

4) Nursing staff

5) Other professional staff

Kepemimpinan berkolaborasi untuk mengidentifikasi jumlah dan


jenis staf yang dibutuhkan untuk memenuhi misi organisasi. Merekrut,
mengevaluasi, dan menunjuk staf yang terbaik melalui proses yang
terkoordinasi dan seragam. Dokumentasi merupakan bagian penting
dari proses ini : aplikasi keterampilan/skill, pengetahuan, pendidikan,
pengalaman kerja sebelumnya, credential review (untuk staf klinis)

f. Management of Communication and Information


1) Communication with community

2) Communication with patients and families

3) Communication between providers within and outside the


organization

4) Leadership and planning

5) Patient clinical record

6) Aggregate data and information

Kegagalan dalam komunikasi adalah salah satu akar penyebab


paling umum dari insiden keselamatan pasien. Seiring waktu organisasi
harus meningkatkan kemampuan mereka untuk : mengidentifikasi
kebutuhan informasi, desain sistem informasi manajemen, lakukan analisis
data dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat dilaporkan,
mengintegrasikan dan menggunakan informasi Standar JCI Rumah Sakit,
terdiri dari : a. Patients Centered Standards

1) International Patient Safety Goals (IPSG)


IPSG disusun dengan cara yang sama seperti standar JCI
lainnya. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah
suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan (Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah sakit, Depkes R.I. 2008).

Goals:

a) Identify patient correctly

b) Improve effective communication

c) Improve the safety of high alert

d) Ensure correct site, correct procedure, correct patient surgery

e) Reduce the risk of health care association infection

f) Reduce the risk of patient harm resulting from fall

2) Access to Care and Continuity of Care (ACC)


a) Admission to the organization

b) Continuity Care

c) Discharge, referral, and follow-up

d) Transfer of patient

e) Transportation

3) Patients and Family Rights (PFR)

a) Identify, protect, and promote patients rights

b) Informed consent

c) Research

d) Organ donation
4) Assessment of Patients (AOP)

a) Collecting analyzing patient data and information

b) Laboratory service

c) Radiology and diagnostic imaging service

5) Care of Patients (COP)

Pelayanan pasien adalah tujuan utama pelayanan organnisasi


kesehatan. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, organisasi
harus : merencanakan dan memberikan pelayanan, memonitor
pasien untuk memahami hasil pelayanan, modifikasi pelayanan bila
diperlukan, melengkapi pelayanan, rencana tindak lanjut (follow
up). a) Care delivery for all patient

b) Care of high risk patient and provision of high risk service

c) Food and nutrition therapy

d) Pain management and end of life care

6) Anesthesia and Surgical Care (ASC)

Anestesi, sedasi (obat penenang), dan intervensi bedah yang


umum dan kompleks. Hal di atas membutuhkan : assessment /
penilaian lengkap dan komprehensif, perencanaan perawatan
terpadu, pemantauan lanjutan pasien, kriteria penentuan transfer
untuk melanjutkan perawatan, rehabilitasi, diakhiri transfer dan
pulang. a) Organization and Management

b) Sedation care

c) Anesthesia care

d) Surgical care

7) Medication Management and Use (MMU)


Manajemen obat meliputi sistem dan proses yang digunakan RS
untuk memberikan farmakoterapi kepada pasien. Hal ini biasanya
meliputi : koordinasi upaya staf, proses desain yang efektif,
pengadaan dan penyimpanan, transkripsi, dispensing, monitoring.
a) Organization and Management
b) Selection and Procurement

c) Storage

d) Ordering and Transcribing

e) Preparing and Dispensing

f) Administration

g) Monitoring

8) Patient and Family Education (PFE)

Edukasi membantu pasien dan keluarga mereka mengambil


keputusan pelayanan. Proses yang terbaik : menggunakan
pendekatan multidisipliner, sesuai preferensi belajar individu, nilai,
dan kemampuan bahasa, memberikan edukasi pada waktu yang
tepat. a) Education to support patient decision

b) Education tailored to each patient (video could be use but make


sure the patient understood)

c) Collaborative delivery of education

d) Education to support care at home


DAFTAR PUSTAKA

Erita. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan. 117.

Lestari, S., & Aini, Q. (2020). Pelaksanaan Identifikasi Pasien Menurut JCI di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Jurnal Medicoeticolegal Dan
Manajemen

Rumah Sakit, 4(1), 1–20. https://journal.umy.ac.id/index.php/mrs/article/view/3402

Riski, K., & Wijaya, A. (2018). Managemen keperawatan. 1–92.

Anda mungkin juga menyukai