Anda di halaman 1dari 17

RESUME

PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN SUATU UNIT RUANG


RAWAT SESUAI DENGAN TAHAPAN PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN
STANDAR AKREDITASI PELAYANAN

Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen pengampu ;
Ns. Frengki Apryanto, S.Kep.,M.Kep

Nama Mahasiswa
Maria Yustina Suprihatining Tyas
181014201632

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
202
PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN SUATU UNIT RUANG
RAWAT SESUAI DENGAN TAHAPAN PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN
STANDAR AKREDITASI PELAYANAN

A. Jenis peencanaan yang disusun kepala ruang rawat


Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat
tergantung kepada jenis perencanaan yang disusun kkepala ruangan
diantaranya adalah :
1. Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan
2. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelunya
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan klien Bersama ketua tim, mengatur
penugasan atau penjadwalan
5. Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
Tindakan, medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
8. Membantu dan mengembangkan niat Pendidikan dan Latihan diri
9. Membantu pembimbing terhadap peserta didik keperawatan
10. Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit

Menurut asmuji (2014) jenis perencanaan yang disusun kepala ruang


rawat selain yang sudah disebutkan dan dijelaskan di atas, kegiatan
perencanaan dalam manajemen keperawatan adalah membuat
perencanaan jangka Panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
Perencanaan jangka pendek atau disebut juga “perencanaan
operasional” dalah perencanaan jangka menengah adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun, sedangkan
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai denga 20 tahun

Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk


jangka pendek. Menurut Keliat, dkk (2006), rencana jangka yang dapat
diterapkan diruang perawatan adalah rencana harian, rencana bulanan,
dan rencana tahunan.
a. Rencana harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing
perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini
dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer, dan perawat
pelaksana.
b. Rencana bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu
bulan. Rencana bulan ini harus disinkronkan dengan rencana harian.
Rencana bulanan dapat dibuat oleh kepala ruang dan ketua
tim/perawat primer
c. Rencanan tahunan
Rencanan tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali.
Rencana tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh kepala ruang
Ada dua jenis perencanaan, yaitu:
a) Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya
jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan
umum suatu organisasi. Perencanaan jangka panjang digunakan
untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang
sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
b) Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur
yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian
tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab
untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta
menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja
dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.
B. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan
banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari
proses ini, langkah teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana
keperawatan mampu memetakan masalah dengan suatu metode analisis
tertentu seperti mengguanakan analisis SWOT dan TOWS.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan
adalah:
1. Pengumpulan data.
2. Analisis lingkungan
a. Analisis Situasi
Jika keperawatan ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir
besar. Oleh karena itu, keperawatan harus memulai bertindak
berdasarkan tujuan. Perawat sebagai manusia seringkali
melewatkan hal-hal semestinya perawat lakukan dan
melakukan hal-hal yang mestinya perawat lewatkan. Hal ini
terjadi karena sebagian besar perawat lupa merumuskan tujuan
dari setiap langkah yang diambilnya sehingga sering kali terjadi
perawat tersesat ditengah jalan dan hanya berputar-putar.
Selalu diperlukan upaya untuk memusatkan konsentrasi
organisasi layanan keperawatan untuk melihat apa yang
diinginkanya, bagaimana cara mencapainya dan melakukan
evaluasi sejauh mana hal tersebut terlaksana. Proses
manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan
banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah,
langkah teknis yang dapat dilaksanakan adalah bagaimana
keperawatan dapat memetakan masalah dengan suatu metode
analisis tertentu seperti SWOT< TOWS dan analisis “tulang
ikan”.
b. Analisis SWOT: Strenght, Weakness, Opportunities, Threats.
Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai factor
masukan, yang kemudian di kelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus di ingat baik
– baik oleh para pengguna analisis SWOT bahwa analisis
SWOT adalah semata – mata alat analisis yang di tujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang di hadapi atau
yang mungkin akan di hadapi oleh organisasi, dan bukan
sebuah alat analisis “ajaib” yang mampu memberikan jalan
keluar yang “ajaib” bagi masalah – masalah yang di hadapi oleh
organisasi layanan keperawatan.
Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar berikut:
1) Srength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari keperawatan pada saat ini.
2) Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang
merupakan kelemahan dari keperawatan atau program
layanan asuhan keperawatan pada saat ini.
3) Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang
merupakan peluang berkembang bagi layanan
keperawatan di masa depan.
4) Threat (T).
Tabel 2.1 contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi.

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


Perawat di ruangan Jumlah anggota yang besar
saat ini memiliki menurunkan tingkat
S W
jumlah anggota yang efektivitas koordinasi dan
sangat besar. komunikasi antar – anggota

Tabel 2.2 Contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi.
Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen
Tersedianya
pendidikan Lulusan perawat yang di
keperawatan hasilkan tidak sesuai
membuat makin dengan
O T
banyak perawat kompetensi yang di
yang bersekolah harapkan dari seorang
hingga perguruan perawat.
tinggi.

Tabel 2.3 Contoh analisis SWOT model kualitatif


Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen
S 1. Organisasi W 1. Budaya organisasi
memiliki anggota adalah budaya
yang banyak. tradisional yang
2. Organisasi menghambat
memiliki tercapainya kondisi kerja
cadangan dana
yang besar.
3. Organisasi
memiliki
peraturan yang
lengkap.
4. Organisasi yang efisien.
memiliki 2. Keinginan anggota untuk
sekertariat yang belajar dari
representatif. kesalahan
5. Organisasi sangat rendah.
memiliki anggota 3. Budaya organisasi
yang banyak. adalah budaya
6. Organisasi tradisional yang
memiliki menghambat
cadangan dana tercapainya kondisi kerja
yang besar. yang efisien.
7. Organisasi 4. Keinginan anggota untuk
memiliki belajar dari kesalahan
peraturan yang sangat rendah.
lengkap.
8. Organisasi
memiliki
sekertariat yang
representatif.
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di
masa depan. Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula
beberapa subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada
kondisi organisasi. Sebenarnya masing – masing subkomponen adalah
pengejawatahan dari masing – masing komponen, seperti komponen Strength
mungkin memiliki 12 subkomponen, komponen weakness mungkin memiliki 8
subkomponen, dan seterusnya. Terdapat 2 model analisis SWOT yang umum di
gunakan dalam melakukan analisis situasi antara lain model kuantitatif dan
model kualitatif.
a. Model kualitatif
Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara
S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena di
asumsikan bahwa dalam setiap kekuatan, selalu ada kelemahan yang
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka, selalu ada
ancaman
yang harus di waspadai. Ini berartibahwa setiap satu rumusan Srength (S),
harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W), dan setiap satu
rumusan Opprtunity (O) harus memiliki pasangan satu Threat (T).
b. Model kualitatif, unit urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif, tidak
berbeda jauh dengan urut – urutan model kuantitatif. Perbedaan besar di
antara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing

masing komponen. Apabila pada model kuantitatif, setiap subkomponen S
memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen T. Akan
tetapi, dalam model kualitatifhal tersebut tidak terjadi. Selain itu,
subkomponen pada masing – masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri
bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.
Matriks TOWS Strenghts Weaknesses

Srategi WO
Srategi SO
Opportunities Tanggulangi
Gunakan kekuatan
Susun daftar kelemahan dengan
untuk memanfaatkan
peluang memanfaatkan
peluang
peluang

Strategi ST Strategi WT
Threats
Gunakan kekuatan Perkecilan
Susun daftar
untuk menghindari kelemahan dan
ancaman
ancaman hindari ancaman

Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan


pembuatan peta. Ketika berhasil membuat peta, langkah tidak boleh
berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat
menggambarkan banyak jalan yang dapat di temput jika ingin
mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah di
tetapkan. Tujuan dapat di tetapkan dengan membangun visi – misi atau
program dalam layanan keperawatan yang akan di bahas. (Simamora,
2012). Pada analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Pengisian Item Internal Dactors (IFAS) dan External factors (EFAS)
Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang
ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan
contoh pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini).Data
tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu IFAS yang meliputi aspek
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) dan EFAS yang
meliputi aspek peluang (opportunity) dan ancaman (Threatened).
2) Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap strategi perusahaan.
3) Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil
pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung.
Faktor kekuatan dan peluang menggambarkan nilai kinerja positif,
sebaliknya faktor kelemahan dan ancaman menggambarkan nilai
kinerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali dengan peringkat untuk
mendapatkan nilai masing-masing faktor.
4) Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, untuk mendapatkan
nilai IFAS adalah: kekuatan dikurangi kelemahan (S – W) dan EFAS
adalah peluang dikurangi ancaman (O – T). Hasil dari nilai IFAS dan
EFAS kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Kuadran)
untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak
kuadran.
a) Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn
around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk
mendapatkan kesempatan (peluang).
b) Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan
tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk
mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi persaingan.
c) Pada kuadran ST, strategi perencanaan bersifat diversifikasi
dengan tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk
mengantisipasi faktor ancaman dari luar.
d) Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dnegan
tujuan mempertahankan eksistensi supaya institusi/perusahaan
tetap ada dan dapat menjalankan fungsinya secara minimal.
c. Analisis TOWS
Menurut Simamora (2012) model ini di kembangkan oleh david
(1989) yang tidak menggunakan singkatan SWOT seperti yang lazimnya,
namun menggunakan TOWS David tampaknya ingin mendahulukan
analisis ancaman dan peluang, untuk kemudian melihat sejauh mana
kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan factor – factor eksternal
tersebut. Terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis TOWS
tersebut.
Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang
yang tersedia dalam lingkungan eksternal. Para manager tidak akan
meninggalkan kesempatan untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar
peluang yang di maksud . Sering di jumpai dilema bahwa ada peluang
terlihat, namun organisasi tidak mampu mengejarnya. Strategi ST akan di
gunakan organisasi untuk menghindari, setidaknya memperkecil dampak
ancaman yang datang dari luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan
yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan
menghindari
ancaman eksternal. Dalam hal ini, aktivitas organisasi mungkin harus
menghentikan sementara dan membubarkannya, lalu organisasi yang
baru
atau melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain, mengadakan
rasionalisasi, dan lain – lain
Matriks TOWS Strenghts Weaknesses
Srategi SO Srategi WO
Opportunities
Gunakan kekuatan Tanggulangi kelemahan
Susun daftar
untuk dengan memanfaatkan
peluang
memanfaatkan peluang

Threats Strategi ST Strategi WT


Gunakan kekuatan
Susun daftar Perkecilan kelemahan
untuk menghindari
ancaman dan hindari ancaman
ancaman

d. Analisis Tulang Ikan

Analisis tulang ikan digunakan untuk mengategorikan berbagai


sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara
yang mudah dimengerti dan rapi. Cara ini juga membantu dalam
menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu
dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan lain-lain. Menfaat analisis tulang
ikan adalah memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan.
Langkah-langkah dalam membuat analisis tulang ikan:
1) Mengidentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau masalah
yang akan ditangani pada kotak paling kanan diagram tulang ikan,
misalnya laporan keperawatan akhir bulan terlambat
2) Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis
horizontal utama, terdapat empat garis diagonal yang menjadi
“cabang”. Sebab tipa cabang mewaliki “sebab utama” dari
masalah yang ditulis.
3) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saram.
Setiap kategori memiliki penyebab yang perlu diuraikan dengan
menggunanakan curah pendapat. Bila penyebab dikemukakan,
tentukan bersama-sama karena penyebab tersebut harus
ditempatkan pada diagram tulang ikan. Sebab-sebab dituliskan
pada garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari
garis horizontal utama.
4) Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setelah setiap
kategori diisi, cari sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu
kategori. Sebab sebab inilah yang merupakan petunjuk :sebab
yang tampaknya paling mungkin”. Catat jawabanya pada kertas
flipchart terpisah.
5) Mencapai kesepakatan atas sebab yang paling mungkin. Di antara
sebab sebab harus dicari sebab yang paling mungkin. Kaji kembali
sebab yang telah didaftarkan dan tanyakan, “mengapa ini
sebabnya?”. Tanyakan mengapa sampai pertanyaan itu tidak
dapat dijawab lagi, dan pada tahap ini sebab pokok teridentifikasi.
C. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat
dan puskesmas yang sesuai dengan standar akreditasi nasional dan
internasional
1. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat
inap
a. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja
dengan pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai
contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran
sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan.
2) Perawat Primer
3) Perawat Asosiet.

Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi


dan misi Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan
model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaimana kekuatan
sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah
diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.

b. Rencana Strategi Perencanaan


Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai
merencanakan bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan
untuk mencapai tujuan didalam Manajemen Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan
penerapan praktek keperawatan yang professional, bagaimana
format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing
perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing-masing perawat,
bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system
kepemimpinannya, instalasi instalasi yang menunjang didalam
proses keperawatan seperti farmasi, radiologi, laboratorium, gizi
(jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain yang turut
mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran,
karyawan, non medis).
c. Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka
mulai dilakukan penentuan kegiatan apa saja yang harus
dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai contoh dibawah ini akan
diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan model
asuhan keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu
bulan.

Minggu Uraian rencana kerja


I 1. Pembuatan struktur
organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan
perkenalan
3. Analisa situasi dan
perumusan masalah
4. Penyusunan progam
kerja
5. Penyusunan proposal
pelaksanaan model
asuhan keperawatan
professional
6. Penyusunan jadwal dan
rancangan pembagian
peran dalam penerapan
model praktek
keperawatan
professional
7. Penyusunan format
pengkajian khusu dan
sistim dokumentasi
asuhan keperawatan.
8. Penyusunan proposal,
prosedur sentralisasi
obat dan kelengkapan
administrasinya.
9. Penyusunan format
supervise
10. Penyusunan format
penunjang kegiatan
lainnyaa seperti format
kegiatan harian
11. Uji coba peran
1. Penerapan model
asuhan keperawatan
professional : aplikasi
peran, pendelegasian
tugas dan proses
dokumentasi
keperawatan
2. Penyempurnaan format
II kajian dan dokumentasi
keperawatan
3. Penyelengaraan
supervise keperawatan
4. Penyelenggaraan
sentralisasi obat
5. Persiapan
penyelengaraan rotasi
dinas 24 jam
III 1. Penerapan model
asuhan keperawatan
professional : aplikasi
peran, pendelegasian
tugas, dan proses
dokumentasi
keperawatan
2. Penerapan semua
progam
3. Penyelengaraan rotasi
24 jam
1. Evaluasi penerapan
model asuhan
IV keperawatan
professional
2. Penyusunan laporan

d. Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan


waktu pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan
untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk
pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya,
sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
e. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan
antara lain bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format
pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.
Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian
format yang dipergunakan selama ini berdasarkan criteria :
apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan,
apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari
pertanyaan pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang
model pendokumentasian yang sesuai.
f. Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat
evaluasi dan sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian
hasil kegiatannya secara umum.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan
dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan
bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.
1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari:
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola
oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan
manajerial, yaitu:
a. Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)
b. Manajemen menengah (kepala unit
pelayanan/supervisor)
c. Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)
d. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan
menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya
menggunakan konsep-konsep manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2008).
2) Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen
keperawatan menurut Nursalam (2007) yaitu:
a. Pengkajian- pengumpulan data
Pada tahap ini seseorang manajer dituntut tidak hanya
mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien,
melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit atau
puskesmas):’’ tenaga keperawatan, administrasi, dan
bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi
organisasi keperawatn secara keseluruhan. Manajer
perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses
manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha
orang lain.
b. Perencanaan
Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan anggaran
belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan
yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan
kerja melalui orang lain, maka tahap implementasi dalam
proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer
memimpin orang lain untuk menjalankan Tindakan yang
telah direncanakan.
d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi
adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan organisasi yang
telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Marquis dan husto (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori


dan Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi
4.EGC

Okthafiani, dkk. makalah manajemen asuhan keperawatan di rumah sakit sesuai


standar nasional akreditasi di rumah sakit. 2018-2019. cilacap. Prodi S1
keperawatan, okhtatiari. tgl 20 februari

Renaldi, dkk. 2017. Makalah Kepemimpinan Dan Manajemen. Stikes Budi Luhur.
Cimahi tgl 21 februari

Windyastuti, dkk. MODUL KEPERAWATAN MANAJEMEN DAN


KEPEMIMPINAN. Semarang, Prodi Ners Stikes Widya Husada.
Semarang, tgl 20 februari.

Anda mungkin juga menyukai