OLEH :
KELOMPOK 1
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas makalah
ini yang merupakan syarat dalam pengambilan nilai untuk ujian osce Profesi
Ners di Program Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar pada mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
B. Tujuan Materi
C. Topik Materi
D. Latar Belakang Materi
A. KETERAMPILAN UMUM
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Implementasi)
4. Pengawasan (Evaluasi)
B. KETERAMPILAN KHUSUS
1. Supervisi
2. Pendelegasian
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Pada materi fungsi- fungsi manajemen, terdapat beberapa materi yang
akan dibahas , yaitu meliputi dua bagian diantaranya, keterampilan umum
yang meliputi (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi),
pada bagian kedua yaitu keterampilan khusus yang meliputi (supervisi dan
pendelegasian).
Sama halnya dengan kepemimpinan, manajemen merupakan salah satu
jawaban terhadap setiap tantangan didalam pelayanan keperawatan serta
menjadi elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam praktik pelayanan
keperawatan. Kondisi tingginya tuntutan pekerjaan dan belum idealnya rasio
antara jumlah pasien dan perawat yang mendorong perawat untuk
mengembangkan ide dan peran manajerial dalam mengatasi kompleksnya
tantangan yang ada. Manajemen dalam bidang keperawatan utamanya
dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan sumber daya dan menjaga jalannya
operasional rumah sakit secara umum (Nursalam, 2015)
Secara umum, konsep manajemen dibagi atas empat fungsi utama yaitu
planning, organizing, actuating, dan controlling. Dalam mengintegrasikan
keempat fungsi diatas, seorang manager keperawatan akan dituntut untuk
menjalankan peran ganda, yaitu sebagai klinisi dan sebagai manager.
Sehingga perawat manager sudah seharusnya meningkatkan pengetahuan,
mengembangkan keterampilan dan berkoordinasi dengan baik dalam
kolaborasi intraprofesi maupun interprofesi. Planning atau fungsi perencanaan
adalah proses fundamental dalam menetapkan sasaran, prioritas, capaian
hasil dan metode yang akan digunakan (Nursalam, 2015)
Secara spesifik dijelaskan bahwa perencanaan akan melibatkan proses
identifikasi sasaran atau tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi,
menyusun kerangka atau strategi dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan, mengkaji kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan serta proses
implementasi rencana yang akan dilaksanakan. Organizing atau fungsi
pengorganisasian mengacu pada distribusi kebutuhan tenaga, sumber daya
dan hak pendukung lainnya seperti peralatan, lingkungan, pembiayaan dan
system yang relevan dengan tujuan perencanaan. Contoh sederhana dari
fungsi pengorganisasian dalam tatanan keperawatan di unit rawat adalah
alokasi atau perhitungan kebutuhan tenaga dan penjadwalan. Actuating atau
fungsi penggerak disebut juga sebagai fungsi pengarahan. Optimalisasi
kinerja dan pencapaian tujuan adalah tujuan dari fungsi penggerakan.
Langkah konkrit manajerial yang dapat dijalankan dalam tahapan ini adalah
dengan menciptakan iklim kerja yang kondusif, memotivasi dan membuka
kesempatan sebesar-besarnya terhadap potensi yang dimiliki staf namun
tetap dalam supervise dan sesuai dengan program kerja serta visi misi
organisasi (Nursalam, 2015)
Proses pendelegasian dan penjadwalan merupakan contoh kegiatan dalam
fungsi pegarahan perawat di ruangan. Fungsi manajemen yang terakhir
adalah controlling atau evaluasi yaitu melihat sejauh mana pencapaian yang
diperoleh. Audit atau fungsi evaluasi juga dapat bermanfaat sebagai
parameter standard pencapaian organisasi, serta melihat kesesuaian dari
berbagai aspek sumber daya yang terlibat. (Huber, 2018)
B. Tujuan
1. Mengetahui, memahami dan menerapkan fungsi manajemen
kesehatan dalam bidang kesehatan khususnya bidang keperawata
2. Mengetahui pengertian manajemen keperawatan
3. Mengetahui tujuan pembagian fungsi manajemen keperawatan
C. Topik
“ Fungsi- Fungsi Manajemen “
D. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan sedang mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat, sehingga kebutuhan akan tenaga perawat yang profesional dan
kompeten di bidangnya meningkat pula. Bila tenaga keperawatan Indonesia
tidak segera berbenah diri baik dari segi kompetensi maupun maupun
administrasi, maka kesempatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan
seefektif mungkin hingga bidang keperawatan Indonesia akan ketinggalan
dibandingkan tren dunia internasional. (Marquis dan Huston, 2010)
Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
tatanan layanan kesehatan, maupun tatanan pendidikan yang sesuai dengan
konsep manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan dapat diartikan
sebagai proses pelaksanaan layanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gilies, 1985 dalam Asmadi,
2008). Fungsi manajemen keperawatan sendiri, memiliki fungsi manajemen
yaitu, Perencanaan (Planing), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan
(Implementation), dan Pengawasan (Evaluation) (Marquis dan Huston, 2010)
Perencanaan (Planning) dalam fungsi manajemen mencakup
penetapan tujuan dalam pelaksanaan tugas dan menentukan strategi
kebijakan sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Area perencanaan meliputi tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan, produktivitas kerja keperawatan, pengembangan
staf dan pendaaan. Pengorganisasian (Organizing) meliputi, penugasan
tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melakukan tugasnya serta peneglompokan kegiatan.
Pelaksanaan (Implementasi) merupakan kegiatan mempengaruhi/memotivasi
orang lain untuk mau bekerja dalam mencapai tujuan, ciri-ciri yang dilihat
diantaranya adalah kepemimpinan dan motivasi kerja. Pengawasan
(Evaluation) adalah proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana, pedoman, tujuan, yang telah ditentukan.
Dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan, fenomena yang
terjadi di rumah sakit seringkali fungsi manajemen terabaikan, disebabkan
oleh kepala ruangan yang menjadi supervisor klinis fungsi manajemen
keperawatan, sering disibukan dengan kegiatan rapat yang diadakan
manajemen rumah sakit, sehingga pelaksanaan fungg si manajemen
keperawatan diabaikan (Kuswantoro dan Iwan, 2010). Dalam analisis yang
dilakukan oleh Warsito dan Mawarni, 2007 tentang pengaruh persepsi
perawat pelaksana tentang fungsi menejerial kepala ruangan, menunjukan
adanya hubungan tentang persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatan. Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penting dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang fungsi manajemen dalam
keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan
rumah sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama
24 jam kepada pasien yang membutuhkannya. Berbeda dengan pelayanan
medis dan pelayanan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif
singkat dalam membeikan pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan
demikian pelayanan keperawatan perlu diingatkan kualitasnya secara terus
menerus dan berkesinambungan sehingga pelayanan rumah sakit akan
meningkatjuga seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan
fungsi dari manajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
manajer yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun sumber
dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan
efisien baik kepda pasien, keluarga dan masyarakat (Warsini, 2018)
Fungsi manajemen keperawatan adalah meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan dalam bidang kesehatan sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh pemerintah. Namun realitanya manajemen keperawatan pada
beberapa rumah sakit belum maksimal dan tidak terkoordinir dengan baik
dalam merealisasikan lingkungan yang nyaman dan harmonis antara perawat
dan pasien untuk melakukan tindakan keperawatan dan asuhan keperawatan
(Nursalam, 2015)
Manajemen keperwatan juga berfungsi sebagai struktur kegiatan
operasional dalam melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung
proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama
24 jam. Hal ini menunjukkan urgensi dari manajemen kesehatan karena
membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Oleh karena itu
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang kondusif karena posisinya
sebagai lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi
perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya. Manajemen keperawatan
harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di rumah sakit, sehingga
perawat harus memahami konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan (Warsini, 2018)
Mengingat pentingnya peranan manajemen pelayanan keperawatan,
maka dalam makalah ini penulis akan menguraikan tentang pengertian dan
fungsi manajemen pelayanan sehingga dapat menggambarkan bagaimana
fungsi manajemen keperawatan seharusnya dilaksanakan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat masalah
tentang Fungsi manajemen keperawatan dan contoh penerapan dalam fungsi
manajemen keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengorganisasian (Organizing)
1. Definisi
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan
tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruang rawat
merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua
tenaga termasuk perawat bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah
kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal
akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
pengorganisasian manajemen keperawatan meliputi struktur organisasi ruang
rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan
dan evaluasi kegiatan kelompok kerja.
2. Manfaat pengorganisasian
Ada beberapa manfaat pengorganisasian dalam manajemen keperawatan,
yaitu
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya
3) Pendelegasian wewenang
4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
3. Tahapan pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah teruang dalam
fungsi manajemen
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis
4) menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas dan
6) Mendelegasikan wewenang
4. Contoh penerapan
Ns. Novi sudah selesai dengan perencanaan yang dibuatnya, kemudian Ns.
Novi melanjutkan dengan penyusunan struktur organisasi ruangan cinta
beserta pembagian tugas masing-msing perawat pelaksana.
Kepala Instalasi
Tim Lembut
Tim Sabar Tim Bersih
Ns. Kiki (Ka. Tim)
Ns. Daya (Ka. Tim) Ns. Dina (Ka. Tim)
Ns. Fatma (Pelaksana)
Ns. Sinar (Pelaksana) Ns. Sri (pelaksana)
Ns. Nurul (Pelaksana)
Ns. Mega (Pelaksana) Ns. Rina (Pelaksana)
Pembagian di tiap ruang Al-Ihklas adalah tim Sabar menangani Pasien yaang
berada di ruangan VIP dengan total 2 bed, tim Lembut menangani ruangan rawat
wanita dengan total 3 bed, dan tim Bersih menangani ruangan rawat pria dengan
total 4 bed.
C. Pelaksana/Penggerak (Implementation)
1. Definisi
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan
dan menggerakkan semua sumber daya manusia (manusia dan yang bukan
manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan
dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi, peranan
kepemimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer
organisasi. Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk
mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke arah
pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam suatu kegiatan yang unik dan
tertentu. Di dalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam
sistem pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut
adalah seorang pemimpin.
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan
keterampilan seorang perawat dalam mempengaruhi perawat lain di bawah
pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan
keperawatan tercapai. Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan
dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi,
manajemen konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya. Program motivasi
dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan
mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap orang yang
bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi
merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing
anggota. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan menimbulkan konflik
yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang berbeda.
Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan
keperawatan bagi semua SDM yang ada. Komunikasi yang terbuka diarahkan
kepada penyelesaian konflik dengan winwin solution. Supervisi / pengawasan
merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan
asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan.
Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi
lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi
pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau
keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi.
Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan.
Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih
berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan
kegiatan atau tindakan. Agar hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka
sebaliknya disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa
penghargaan, penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk
tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan
harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah
ditetapkan.
2. Contoh penerapan
Untuk tetap menjaga semangat kerja semua staf yang ada di ruangan Al-
Ihklas, Ns. Putri selalu memberikan reward buat setiap perawat pelaksana
yang ada di ruangan Al-Ihklas. Reward yang diberikan berupa penambahan
gaji buat setiap perawat yang selalu melengkapi semua laporan asuhan
keperawatannya. Dan disetiap minggu saat akhir pekan Ns. Putri selalu
membawakan makanan untuk semua perawat di ruangan Al-Ihklas Ns. Putri
adalah seorang pemimpin yang selalu mendengarkan setiap masukan dari
perawat pelaksana, dalam hal ini dia adalah seorang pemimpin yang
demokratis yang selalu mengambil keputusan dengan terlebih dahulu
mendengar pertimbangan dari perawat pelaksana.
D. Pengawasan (Evaluation)
1. Definisi
Evaluasi adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan,
serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang dituangkan
dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu
dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan
oleh staf.
Adapun tugas seorang manajer keperawatan dalam menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip pengawasan, yaitu :
1) Pengawasan yang akan dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh
staf dan hasilnya mudah diukur
2) Fungsi pengawsan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi
3) Standar untuk kerja (standard of performance) harus dijelaskan kepada
semua staf karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai
bahan pertimbangan untuk memberi reward kepada mereka yang
dianggap mampu bekerja.
Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa kondisi yang
harus diperhatikan yaitu:
a. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang
dipergunakan dalam system Pelayanan kesehatan, yaitu relevansi,
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
b. Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan. Ada dua
tujuan pokok, yaitu: untuk memotivasi, dan untuk dijadikan patokan guna
membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif akan
dapat memotivasi seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi.
c. Pengawasan hendaknya desesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi. Di sini perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti
susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas yang telah digariskan
dalam uraian tugas (job discription).
d. Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya jika pengawasan terhadap
karyawan terlampau sering, ada kecenderungan mereka kehilangan
otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekangan.
e. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering controls) tanpa
mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel,
artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan dimana tindakan
korektif harus diambil.
f. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak
hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan
alternatif perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.
g. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah,
yaitu: menemukan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan
penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan,
mengecek timbulnya masalah yang serupa.
2. Contoh penerapan.
Ns. Novi selalu disiplin dengan setiap pendokumentasian asuhan
keperawatan. Setiap hari Ns. Novi selalu mengecek kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan dari setiap tim. Dan setiap sebulan
sekali Ns. Novi selalu melaksanakan pertemuan bulanan untuk mengevaluasi
kinerja staf yang ada di ruang Cinta dan mengkoordinasikan apa yang akan
dilakukan dalam sebulan. Setiap ada kesalahan yang ditemukan di ruang
Cinta¸ selalu menjadi laporan Ns. Novi kepada kepala Instalasi untuk
kemudian dibicarakan solusinya bersama.
E. Supervisi
Superfisi merupakan salah satu bagian dari proses atau kegiatan dari
fungsi pengawasan dan pengendalian, Supervisi merupakan bagian dari
fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen yang berperan untuk
mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah diprogram dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai
hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor
yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari
jalan pemecahannya. Sukar seorang manajer keperawatan untuk
mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan supervisi,
karena masalah –masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya
dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan
oleh staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan
supervisi keperawatan. (Sitorus R dan Panjaitan. 2011)
Pitman (2011) mendefinisikan supervisi sebagai suatu kegiatan yang
digunakan untuk menfasilitasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek
yang sudah dilakukan, refleksi ini memungkinkan staf mencapai,
mempertahankan, dan kreatif dalam menigkatkan kualitas pemberian
asuhan keperawatan melalui sarana pendukung yang ada. Dalam supervisi
keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level
seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang
perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Sistem supervisi akan
memberikan kejelasan tugas, feedback dan kesempatan perawat pelaksana
mendapatkan promosi. Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan
suatu bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang bertujuan pada
pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang
berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas. Kunci supervisi menurut Nursalam (2015) meliputi pra
(menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan kompetensi
yang akan di nilai), pelaksanaan (menilai kinerja, mengklarifikasi
permasalahan, melakukan Tanya jawab, dan pembinaan), serta
pascasupervisi 3F (F-fair yaitu memberikan penilaian, feedback atau
memberikan umpan balik dan klarifikasi, reinforcement yaitu memberikan
penghargaaan dan follow up perbaikan).
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai
dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. (Rigolosi ELM. 2013)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
yakni :
a. Faktor internal Faktor internal adalah suatu hal yang berhubungan
dengan kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, emosi serta sifat
individu( sikap, kepribadian, fisik, keinginan, motivasi, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang dan budaya dan
lain sebagainya).
b. b. Faktor eksternal Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja perawat yang dapat berasal dari luar individu tersebut meliputi
peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, kondisi
ekonomi, kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan rekan kerja, jenis
latihan dan pengawasan, reward, dan lingkungan sosial. (Rigolosi ELM.
2013)
1. Ketika operan pagi kepala ruangan yang memimoin keluhan dari keluarga
pasien, dua perawat tidak masuk dan izin karena urusan tugas lain, lampu
kamar mandi pasien mati, kipas angina di ruangan perawat rusak sehingga
perawat harus menggunakan kamar mandi di ruangan bangsal lain atau di
ruangan pasien. Setelah memberi pengarahan, kepala ruangan berkata
“Tetap ciayoo ya teman-teman dalam melakukan pelayanan ke pasien dan
keluarga, Ciayoo”.
Pertanyaan soal:
Apakah fungsi kepemimpinan yang ditampilkan kepala ruangan tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Mempengaruhi orang lain
B. Sebahgai motivator
C. Sebagai pembuat keputusan
D. Sebagai komunikator
E. Sebagai model
Pilihan jawaban:
A. Planning
B. Organizing
C. Coordinating
D. Directing
E. Controlling
3. Yang bukan termaksud dari fungsi manejemen keperawatan menurut marquis
dan Huston (2010) adalah
A. Perencanaan
B. Pengorganisasian
C. Ketenagaan
D. Pengarahan
E. Kerja sama
8. Seorang kepala ruang Bangsal Penyakit Dalam pada hari yang sama harus
menghadiri beberapa kegiatan, pada pukul 08.00 WIB
rapat dengan direktur, kemudian pukul 10.00WIB memimpin Ronde
keperawatan, dan pukul 08.30 WIB harus mengikut rapat
rutin bulanan di ruangan. Apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala
ruangan tersebut ?
A. Kecerdasan Emosional yang bagus
B. Pengelolaan waktu yang efektif
C. Pengetahuan yang luas
D. Stamina yang bagus
E. Kerja cepat selesai3.
Sri Mugiati (2016). Manajemen dan dan kepemimpinan dalam praktek keperawatan.
Jakarta.pusdik SDM Kesehatan Badan pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan.
Rigolosi ELM. 2013. Management and Leadership in Nursing and Health Care : An
Experiential Approach. Third Edition. Springer Publishing Company, New York.
Sitorus R dan Panjaitan. 2011. Managemen Keperawatan: Managemen keperawatan
di Ruang Rawat.