KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
Kelompok 5
i
KATA PENGANTAR
Palembang, 10 Desember2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dari konferensi
2. Mengetahui konsep dari timbang terima
3. Mengetahui konsep dari ronde keperawatan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Tujuan Konferensi
a. Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi akan membahas bentuk asuhan klien secara individual
dan komprehensif setiap staf yang terlibat dapat memberikan
masukan.
b. Mengkoordinasi semua pelayanan yang sesuai
Hal ini bertujuan agar kelompok menjadi lebih mengerti tentang
pelayanan yang di berikan kepada pasien agar dapat di gunakan
secara maksimal.
3
c. Meningkatkan semangat kooperatif
Selama konferensi staf dapat bekerja sama dan belajar lebih
banyak serta terlibat dakam perencanaan dan pemberian asuhan
keperawatan. Hal ini bertujuan agar masing-masing anggota
mampu bekerja dengan baik sehingga akan meningkatkan
semangat yang kooperatif.
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman staf keperawataan
Dalam konferensi semua hal tentang klien di diskusikan bersama
sehingga tergambar peran dari masing-masing komponen yang
terlibat dalam asuhan klien. Semua instruksi dan informasi serta
etika dalam menjaga kerahasiaan informasi tentang klien di
bicarakan dalam konferensi ( Suarli dkk, 2002)
4
j. Mengingatkan Kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran,
dan kemajuan masing-masing perawat pelaksana.
k. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan maslaah yang dapat
diselesaikan
l. Pada saat menyimpulkan konferensi ringkasan di berikan oleh
pemimpin dan kesesuaian dengan situasi lapangan.
B. Pre Konferensi
1. Pengertian Pre Konferensi
Menurut Syah Putra (2016) pre konferensi adalah diskusi tentang
aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien,
sementara Post Konferensi adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Hasil penelitian Amalia E, dkk (2015) meneliti tentang hubungan
pre dan post konferensi keperawatan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan di RSUD DR. Achamd Mochtar Bukit Tinggi, dari
pelakanaan asuhan keperawatan oleh ketua tim dan supervise
keperawatan oleh kepala ruangan akan lebih efektif bila kegiatan pre
post konferensi terlaksana dengan baik. Perawat pada sift selanjutnya
akan lebih mengerti rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan.
5
d. Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau Pj tim menanjakan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindak lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
C. Post Konferensi
1. Pengertian
Menurut Modul MPKP (2016), post Konferensi adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang sift dan
sebelum operan kepada sif berikutnya. Isi post konferensi adlah hasil
askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
Menurut Sugiharto, dkk (2012) kemampuan berkomunikai dapat
dilihat dari kualitas post konferensi dan operan setiap pergantia sif. Post
konferensi merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim
dan perawat pelaksana mengenai kegiatan selama sif sebelum dilakukan
operan sif berikutnya. Kegiatan post konferensi sangat diperlukan dalam
pemberian pelayanan keperawatan karena ketua tim dan anggota harus
mampu mendiskusikan pengalaman klinik yang baru
dilakukan,menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah
dengansituasi yang ada, mengidentifikasi masalah, menyampaikan
danmembangun system pendukung antar perawat, dalam bentukdiskusi
formal dan professional. Proses diskusi pada postconference dapat
menghasilkan strategi yang efektif danmengasah kemampuan berfikir
kritis untuk merencanakankegiatan pada pelayanan keperawatan
selanjutnya agar dapat berkesinambungan.
6
2. Tujuan Post Konferensi
Menurut Nursalam, (2002) Untuk memberikan kesempatan
mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah
yang dijumpai. Pre conference yang di lakukan adalah :
a. Menentukan waktu post konferensi
b. Medniskusikan mengenai penyelesaian maslah klien
c. Mendiskusikan kesenjangan yang di temukan antara perencanaan
dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
d. Mediskusikan dan menetapkan perencanaan tindakan selanjutnya.
7
perawat dalam bentuk diskusi formal dan professional.Kegiatan pre dan
post conference berpengaruh terhadap operan. Apabila pre dan post
conference dilakukan dengan tidak baik maka informasi yang di berikan
akan tidak baik,maka informasi yang di berikan pada saat operan tidak
akan efektif.
8
kepada perawat primer (penanggungjawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan(Nursalam,2021).
9
pada pasien selama dalam perawatan. Beberapa bentuk atau timbang
terima antara lain
• On call responsibility yang merupakan timang terima dalam
bentuk pertanggung jawaban atas informs melalui
telepon/informasi lisan.
• Critical report yaitu bentuk pencatatan atas infromasi hasil
pemeriksaan penunjang seperti catatan laboratorium.
• Hospitas to community handover yaitu bentuk timang terima
dari fasilitas pelayanan rumah sakit rumah fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat.Perpindahan pasien pada
tingkat perawatan merupakan suatu bentuk timbang terima
yang dirujukan pada perpindahan pasien dari perawatan
kritikal ke perawatan medical
• Nursing shift merupakan bentuk timbng terima yang
berhubungan dengan pergantian shift dalam pelayanan
keperawatan seperti pergantian dari dinas pagi ke dinas sakit.
• Other transitioncare yang merupakan perpindahan dalam
kegiatan pelayanan yang bersifat sementara seperti
kepemeriksaan radiologi, fisiotherapy atau ruang operasi
dikutip dari penelitian (Hidayaturahhman, 2006).
3) Persiapan
• Operan (Handover) dilaksanaksetiap pergantianshift/operan.
• Prinsip operan terutama pada semua pasien baru masuk dan
pasien yang dilakukan operan khususnya pasien yang
memliki perasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
• PP menyampaikan operan pada PP berikutnya mengenai hal
yang perlu disampaikan dalam operan antara lain :
a) Jumlah pasien
b) Identitas pasien dan diagnosa medis.
c) Data (keluhan/subjektif dan objektif).
10
d) Masalah keperawatan yang masih muncul, intervensi
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum)
e) Intervensi kolaborasi dan independent
f) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-
lain).
4) Pelaksanaan
• Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga).
• Keompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
• Kepala ruangan membuka acara operan.
• Perawat yang melakukan acara operan dapat melakukan
klarifikasi,
• Tanya jawab dan melakukan validari terhadap hal-hal yang
terlah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai di hal-
hal yang kurang jelas.
• Kepala ruangan atau PP menannyaan kebutuhan dasar pasien
• Penyampaian yang jelas, singkat padat.
• Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan
yang telah/belum dilaksanakan serta ha-hal penting lainnya
selama masa perawatan.
• Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
yang matangg sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
• Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus yang memerlukan keterangan
yang rumit.
11
5) Post timbang terima (Handover)
• Diskusi
• Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada
format operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga itu
atau pp yang jaga berikutnya diketahui oeh kepala ruang.
• Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada
format operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat
dan pp yang jaga berikutnya diketahi oleh kepala ruang.
• Ditutup oleh karu (Nursalam, 2012)
12
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
e. Operan (handover) harus berorientasi pada permasalahan pasien.
f. Pada saat operan dikamar pasien menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi pasien. Sesuatu yang d anggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
g. Sesuatu yang mungking membuat pasien terkejut dan syoksebaiknya
dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2012).
13
3. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
c. Meningkatkan vadilitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencanal perawatan.
4. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional.
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
5. Karakteristik Pasien
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus bartu atau langka.
6. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Persarata administrative (informed consent, alat dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
14
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah pasien dapat teratasi
3) Perawat dapat:
• Menumbuhkan cara berikir yang kritis.
• Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
• Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
• Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan.
• Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
• Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
• Meningkatkan kemampuan justifikasi.
• Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7. Metode
Diskusi
8. Peran Perawat
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang
bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara
lain :
1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
4) Menjelaskan tindakan selanjtunya.
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
15
6) Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler.
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
16
10. Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2) Pemberian informed consent kepada klien atau keluarga.
b. Pelaksanaan
Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan
difokuskan.
1) Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan.
3) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.
1) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Conference adalah diskusi kelompok tentang penyusunan asuhan
keperawatan dengan tujuan untuk mempertahankan asuhan keperawatan agar
tetap terbaru dan dapat di pergunakan secara konstan. Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien, sementara Post Conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Dengan adanya ini kualitas
pemberian asuhan keperawatan akan mengalami peningkatan yang baik.
3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan konsep dari conference
dan post conference untuk menciptakan manajemen keperawatan yang lebih
professional demi terciptanya pelayanan yang optimal terhadap klien.
18