Anda di halaman 1dari 21

KONFERENSI KEPERAWATAN, TIMBANG TERIMA, DAN RONDE

KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Nama : 1. Devia Morens (20220002)


2. Maharani Eka Putri (20220008)
3. Sintia Gusnita (20220017)
Semester :7
Dosen P. : Yulinda Ariyani, S.Kep., Ners., M.Kep
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PRIGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
T.A 2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas


berkat rahmat dan inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga
kami dapat menyusun Makalah Keperawatan bencana dengan judul ”
KONFERENSI KEPERAWATAN, TIMBANG TERIMA, DAN RONDE
KEPERAWATAN ”
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengajar , yang dengan iikhlas
telah mengajar dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman di kelas yang selalu memberi
dukungan kepada kami dalam penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam Makalah ini, kami terdapat banyak hambatan
yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras kami serta dengan bantuan
dari teman- teman sehingga Alhamdulillah segala sesuatu dapat teratasi. Kritik dan
saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan
Makalah ini.

Palembang, 10 Desember2023
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI .........................................................................................................3
2.1 KONSEP DASAR KONFERENSI ..............................................................................3
2.2 KONSEP DASAR TIMBANG TRIMA .......................................................................8
2.3 KONSEP DASAR RONDE KEPERAWATAN ..........................................................13
BAB III ...........................................................................................................................18
PENUTUP ......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................18
3.2 Saran ..........................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran danfungsimandiri
merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalismepelayanan
keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dantuntutan global
bahwa setiap perkembangan danperubahan memerlukanpengelolaan secara
professional dengan memperhatikan setiap perubahanyang terjadi. Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakansebagai suatu fenomena yang
harus direspon oleh perawat. Respon yang adaharus bersifat kondusifdengan
belajar tentang konsep pelayanan keperawatandan langkah-langkah konkret
dalam pelaksanaannya. Profesionalisme dalampelayanan keperawatan dapat
dicapai dengan mengoptimalkan peran danfungsi perawat, terutama perandan
fungsi mandiri perawat.
Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektifantar
pearawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentukkomunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantianshift, yaitu dengan adanya coference, timbang terima, dan ronde
keperawatanpada klien. Conference merupakan pertemuan tim yang di lakukan
setiap hari.Conference di lakukan sebelum atau setelah melakukan operan
dinas, soreatau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat pelaksana,
sedangkantimbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
danmenerima seuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbangterima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secarasingkat yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep dari konferensi, timbang terima, dan ronde keperawatan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dari konferensi
2. Mengetahui konsep dari timbang terima
3. Mengetahui konsep dari ronde keperawatan

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui mengenai konferensi, timbang terima
dan ronde keperawatan
2. Institusi
Dapat dijadikan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR KONFERENSI


A. Konferensi
1. Pengertian Konferensi
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik
dan kegiatan konsultasi (Syah Putra, C, 2016).Menurut Suarli dkk, (2002)
Conference adalah diskusi kelompok tentang penyusunan asuhan
keperawatan dengan tujuan untuk mempertahankan asuhan keperawatan
agar tetap terbaru dan dapat di pergunakan secara konstan.
Menurut Sain, 1 (2010) Conference merupakan pertemuan tim yang
di lakukan setiap hari. Conference di lakukan sebelum atau setelah
melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawat pelaksana.Adapun panduan bagi perawat pelaksana dalam
melakukan conference adalah Sebagai berikut Conference dilakukan setiap
hari segera setelah di lakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan
jadwal perawat pelaksana, conference dihadiri oleh perawat pelaksana
dalam timnya masing-masing. Penyampaian perkembangan dan masalah
klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang di laporkan
dinas malam (Sitorus, R, 2006).

2. Tujuan Konferensi
a. Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi akan membahas bentuk asuhan klien secara individual
dan komprehensif setiap staf yang terlibat dapat memberikan
masukan.
b. Mengkoordinasi semua pelayanan yang sesuai
Hal ini bertujuan agar kelompok menjadi lebih mengerti tentang
pelayanan yang di berikan kepada pasien agar dapat di gunakan
secara maksimal.

3
c. Meningkatkan semangat kooperatif
Selama konferensi staf dapat bekerja sama dan belajar lebih
banyak serta terlibat dakam perencanaan dan pemberian asuhan
keperawatan. Hal ini bertujuan agar masing-masing anggota
mampu bekerja dengan baik sehingga akan meningkatkan
semangat yang kooperatif.
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman staf keperawataan
Dalam konferensi semua hal tentang klien di diskusikan bersama
sehingga tergambar peran dari masing-masing komponen yang
terlibat dalam asuhan klien. Semua instruksi dan informasi serta
etika dalam menjaga kerahasiaan informasi tentang klien di
bicarakan dalam konferensi ( Suarli dkk, 2002)

3. Pedoman Pelaksanaan Konferensi


a. Sebelum di mulai tujuan konferensi harus dijelaskan
b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok.
c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga focus diskusi tanpa
mendiminasi dan memberi umpan balik. Pemimpin harus
merencakan topik yang penting secara periodic.
d. Waktu yang digunakan 20-30 menit
e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta
pendapat yang berbeda.
f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi.
g. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilakukan oleh dinas
malam.
h. Perawat primer mendiskusikan dan mengarahkan perawat
pelaksana tentang masalah yang terkait dengan keperawatan klien.
i. Mengingatkan Kembali standar prosedur yang ditetapkan

4
j. Mengingatkan Kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran,
dan kemajuan masing-masing perawat pelaksana.
k. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan maslaah yang dapat
diselesaikan
l. Pada saat menyimpulkan konferensi ringkasan di berikan oleh
pemimpin dan kesesuaian dengan situasi lapangan.

B. Pre Konferensi
1. Pengertian Pre Konferensi
Menurut Syah Putra (2016) pre konferensi adalah diskusi tentang
aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien,
sementara Post Konferensi adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Hasil penelitian Amalia E, dkk (2015) meneliti tentang hubungan
pre dan post konferensi keperawatan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan di RSUD DR. Achamd Mochtar Bukit Tinggi, dari
pelakanaan asuhan keperawatan oleh ketua tim dan supervise
keperawatan oleh kepala ruangan akan lebih efektif bila kegiatan pre
post konferensi terlaksana dengan baik. Perawat pada sift selanjutnya
akan lebih mengerti rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan.

2. Tujuan Pre Konferensi


a. Membantu mengidentifikasi maslah-masalah pasien agar dapat
merencanakan asuhan dan evaluasi hasil
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.

3. Langkah-langkah pelaksanaan Pre Konferensi


a. Waktu : Setelah operan
b. Tempat : Meja masing-masing
c. Penanggung Jawab : Ketua tim atau Pj tim

5
d. Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau Pj tim menanjakan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindak lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

C. Post Konferensi
1. Pengertian
Menurut Modul MPKP (2016), post Konferensi adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang sift dan
sebelum operan kepada sif berikutnya. Isi post konferensi adlah hasil
askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
Menurut Sugiharto, dkk (2012) kemampuan berkomunikai dapat
dilihat dari kualitas post konferensi dan operan setiap pergantia sif. Post
konferensi merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim
dan perawat pelaksana mengenai kegiatan selama sif sebelum dilakukan
operan sif berikutnya. Kegiatan post konferensi sangat diperlukan dalam
pemberian pelayanan keperawatan karena ketua tim dan anggota harus
mampu mendiskusikan pengalaman klinik yang baru
dilakukan,menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah
dengansituasi yang ada, mengidentifikasi masalah, menyampaikan
danmembangun system pendukung antar perawat, dalam bentukdiskusi
formal dan professional. Proses diskusi pada postconference dapat
menghasilkan strategi yang efektif danmengasah kemampuan berfikir
kritis untuk merencanakankegiatan pada pelayanan keperawatan
selanjutnya agar dapat berkesinambungan.

6
2. Tujuan Post Konferensi
Menurut Nursalam, (2002) Untuk memberikan kesempatan
mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah
yang dijumpai. Pre conference yang di lakukan adalah :
a. Menentukan waktu post konferensi
b. Medniskusikan mengenai penyelesaian maslah klien
c. Mendiskusikan kesenjangan yang di temukan antara perencanaan
dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
d. Mediskusikan dan menetapkan perencanaan tindakan selanjutnya.

3. Langkah-langkah pelaksanaan Post Konferensi


a. Waktu : Sebelum operan dinas
b. Tempat : Meja masing-masing
c. Penanggung Jawab : Ketua tim atau Pj tim
d. Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan.
3) Ketua tim atau ptim yang menanyakan tindakan lanjutasuhan
klien yang harus dioperkan kepada perawat shif berikutnya.
4) Ketua tim atau PJ menutup acara.
Kemampuan berkomunikasi dapat di lihat dari kualitas pre dan post
conference dan operan setiap pergantian sif. Pre dan post conference
merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat
pelaksana mengenai kegiatan selama sif sebelum di lakukan operan sif
berikutnya yang di pimpin oleh kepala ruangan. Kegiatan pre dan post
conference sangat di perlukan dalam pemberian pelayanan keperawatan
karena ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan
pengalaman klinik yang baru di lakukan,menganalisis, mengidentifikasi
keterkaitan antara masalah dengan situasi yang ada, mengidentifikasi
masalah,menyampaikan dan membangun sistem pendukung antar

7
perawat dalam bentuk diskusi formal dan professional.Kegiatan pre dan
post conference berpengaruh terhadap operan. Apabila pre dan post
conference dilakukan dengan tidak baik maka informasi yang di berikan
akan tidak baik,maka informasi yang di berikan pada saat operan tidak
akan efektif.

4. Syarat Pre dan Post Konferensi


Syarat pre dan post confrence menurut Somantri (2011) yaitu:
a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian
asuhan keperawatan.
b. Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit.
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan dan data-data yang perlu ditambahkan
jumlah anggota harus cukup.
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim.

2.2 KONSEP DASAR TIMBANG TRIMA


1. Definisi Timbang Trima
Agustin, Wijaya dan Habibi (2014) timbang terima adalah proses
transfer atau perpindahan informasi penting untuk asuhan keperawatan
pasien secara holistic dan aman yang bertujuan agar pelayanan yang
diberikan oleh setiap perawat saling berkesinambungan. Overan merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Overan pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudahdan yang
belumlakukan serta perkembangan pasien saat itu.Informasi disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Overan dilakukan oleh perawat primer keperawatan

8
kepada perawat primer (penanggungjawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan(Nursalam,2021).

2. Tujuan Timbang Trima


Menurut Australian Health Cre and Hospitals Association/AHHA
(2009) tujuan timbang terima adalah untuk mengindetifikasi,
mengembangkan dan meningkatkan timbang terima klinis dalamberbagai
pengaturan kesehatan. Menurut Nursalam (2021) tujuan dilaksanakan
timbang trima adalah
a. Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting.
b. Menyampaikan keadaan dan kondisi keadaan pasien (datafokus).
c. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
d. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnva.
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
1) Tujuan Bagi perawat
• Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
• Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggng jawab antar
perawat.
• Pelaksanaan asuhan keperawatan terhada pasien yang
berkesinambungan.
• Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna
2) Tujuan bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yan
belum terungkap (Nursalam,2012). Pelayanan keperawatan
merupakan pelayanan yang kompleks sehingga aktivitas timbang
terima dalam pelayanan memiliki berbagai bentuk atau tipe yang
saling berhubungan dengan tujuan pelayanan yang akan diberikan

9
pada pasien selama dalam perawatan. Beberapa bentuk atau timbang
terima antara lain
• On call responsibility yang merupakan timang terima dalam
bentuk pertanggung jawaban atas informs melalui
telepon/informasi lisan.
• Critical report yaitu bentuk pencatatan atas infromasi hasil
pemeriksaan penunjang seperti catatan laboratorium.
• Hospitas to community handover yaitu bentuk timang terima
dari fasilitas pelayanan rumah sakit rumah fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat.Perpindahan pasien pada
tingkat perawatan merupakan suatu bentuk timbang terima
yang dirujukan pada perpindahan pasien dari perawatan
kritikal ke perawatan medical
• Nursing shift merupakan bentuk timbng terima yang
berhubungan dengan pergantian shift dalam pelayanan
keperawatan seperti pergantian dari dinas pagi ke dinas sakit.
• Other transitioncare yang merupakan perpindahan dalam
kegiatan pelayanan yang bersifat sementara seperti
kepemeriksaan radiologi, fisiotherapy atau ruang operasi
dikutip dari penelitian (Hidayaturahhman, 2006).
3) Persiapan
• Operan (Handover) dilaksanaksetiap pergantianshift/operan.
• Prinsip operan terutama pada semua pasien baru masuk dan
pasien yang dilakukan operan khususnya pasien yang
memliki perasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
• PP menyampaikan operan pada PP berikutnya mengenai hal
yang perlu disampaikan dalam operan antara lain :
a) Jumlah pasien
b) Identitas pasien dan diagnosa medis.
c) Data (keluhan/subjektif dan objektif).

10
d) Masalah keperawatan yang masih muncul, intervensi
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum)
e) Intervensi kolaborasi dan independent
f) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-
lain).
4) Pelaksanaan
• Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga).
• Keompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
• Kepala ruangan membuka acara operan.
• Perawat yang melakukan acara operan dapat melakukan
klarifikasi,
• Tanya jawab dan melakukan validari terhadap hal-hal yang
terlah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai di hal-
hal yang kurang jelas.
• Kepala ruangan atau PP menannyaan kebutuhan dasar pasien
• Penyampaian yang jelas, singkat padat.
• Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan
yang telah/belum dilaksanakan serta ha-hal penting lainnya
selama masa perawatan.
• Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
yang matangg sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
• Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus yang memerlukan keterangan
yang rumit.

11
5) Post timbang terima (Handover)
• Diskusi
• Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada
format operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga itu
atau pp yang jaga berikutnya diketahui oeh kepala ruang.
• Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada
format operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat
dan pp yang jaga berikutnya diketahi oleh kepala ruang.
• Ditutup oleh karu (Nursalam, 2012)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbang terima


Faktor penghambat terdiri dari 7 elemen utama yaitu :
a. Hambatan komunikai
b. Masalah yang berhubungan dengan standar
c. Ketersediaan sumber daya
d. Faktor lingkungan
e. Efektifitas waktu
f. Kesulitan yang berhubungan dengan komplesitas keadaan pasien
g. Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor individu
Sedangkan faktor pendukung terdiri dari 6 elemen yaitu :
a. Keterampilan komunikasi
b. Strategi standar timbang trima
c. Penggunaan teknologi
d. Dukungan lingkungan
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Keterlibatan staf serta kepemimpinan

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima


a. Dilaksanakan tepat waktu pergantian shift.
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pergantian jawab pasien (PP).
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.

12
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
e. Operan (handover) harus berorientasi pada permasalahan pasien.
f. Pada saat operan dikamar pasien menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi pasien. Sesuatu yang d anggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
g. Sesuatu yang mungking membuat pasien terkejut dan syoksebaiknya
dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2012).

2.3 KONSEP DASAR RONDE KEPERAWATAN


1. Pengertian Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klie yang dilaksanakan oleh perawat,disamping klien
dilibatkan untuk meembahas dan yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh
penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim ( Nursalam
2002).

2. Karakteristik Ronde Keperawatan


a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. Perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama.
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas.
e. Perawat primeruntuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.

13
3. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
c. Meningkatkan vadilitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencanal perawatan.

4. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional.
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.

5. Karakteristik Pasien
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus bartu atau langka.

6. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Persarata administrative (informed consent, alat dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

14
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah pasien dapat teratasi
3) Perawat dapat:
• Menumbuhkan cara berikir yang kritis.
• Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
• Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
• Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan.
• Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
• Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
• Meningkatkan kemampuan justifikasi.
• Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

7. Metode
Diskusi

8. Peran Perawat
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang
bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara
lain :
1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
4) Menjelaskan tindakan selanjtunya.
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

15
6) Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler.
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.

9. Langkah-langkah Kegiatan Ronde Keperawatan

16
10. Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2) Pemberian informed consent kepada klien atau keluarga.
b. Pelaksanaan
Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan
difokuskan.
1) Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan.
3) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.
1) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Conference adalah diskusi kelompok tentang penyusunan asuhan
keperawatan dengan tujuan untuk mempertahankan asuhan keperawatan agar
tetap terbaru dan dapat di pergunakan secara konstan. Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien, sementara Post Conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Dengan adanya ini kualitas
pemberian asuhan keperawatan akan mengalami peningkatan yang baik.

3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan konsep dari conference
dan post conference untuk menciptakan manajemen keperawatan yang lebih
professional demi terciptanya pelayanan yang optimal terhadap klien.

18

Anda mungkin juga menyukai