Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP KELUARGA

DOSEN PENGAMPU: NS. ANDRE UTAMA SAPUTRA. S.KEP, M.KEP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

1. HUSNAINI NIM: 20220007


2. MAHARANI EKA PUTRI NIM: 20220008
3. MEKA ALFIONA NIM: 20220009
4. ROMI SYAHRIAL NIM: 20220015
5. TRIONO NIM: 20220020

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami.
Shalawat serta salamselalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW,beserta sahabt dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini Mengenai Asuhan
Keperawatan Konsep Keluarga. Makalah ini ditulis dari hasil yangdiperoleh dari diskusi
kelompok kami, dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing mata
kuliah " Keperawatan Keluarga " dalam penulisan makalah ini sehingga dapat kami
selesaikan makalah ini.Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua dalam memahami materi tentang "Asuhan Keperawatan Konsep Keluarga"
kami menyadari dalam penulisan makalah ini kami masih jauh dari sempurna. Maka kami
mengharapkan adanya masukan,pendapat, kritik maupun saran dari pembimbing, pembaca
dan rekan-rekan mahasiswi demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.Semoga hasil
makalh ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Palembang,8 April 2023
Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman,
2013).
Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat. Suatu keluarga terdapat
ayah, ibu, anak dan kesemuanya itu mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, apabila
tidak di jalankan tugas serta fungsinya dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan
antar anggota keluarga yang terkadang memicu konflik. Salah satu anggota keluarganya
yang kurang paham bahkan tidak melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik,
maka keluarga tersebut akan mengalami gangguan dalam perjalanan kehidupan
berkeluarga. Keluarga tersebut akan mengalami berbagai persoalan yang membuat
hubungan kekeluargaan tersebut retak dan tidak sehat. Keluarga dapat dikatakan harmonis
yaitu apabila keluarga tersebut saling mengerti dan paham akan tugas, fungsi dan
tanggungjawabnya.
Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga oleh keluarga. Keluarga
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk merawat dan mengasuh anak sampai akhir
hayat. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan seorang anak, karena
keluarga mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan dengan lembaga yang lainnya.
Tentu saja keluarga mempunyai peran yang besar dalam proses perkembangan anak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari konsep Keluarga?
2. Apa saja bentuk keluarga ?
3. Apa fungsi dari keluarga?
4. Bagaimana tahap perkembangan keluarga ?
5. Bagaimana peran perawat keluarga?
6. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ?

4
C. TUJUAN
1) Mengidentifikasi konsep keluarga
2) Mengidentifikasi bentuk-bentuk keluarga
3) Mengetahui Fungsi Keluarga
4) Mengidentifikasi tahap perkembangan keluarga
5) Mengetahui peran perawat keluarga
6) Mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan keluarga

D. MANFAAT
1) Institusi Pendidikan Keperawatan
Manfaat penelitian bagi institusi pendidikan keperawatan adalah sebagai bahan
masukan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan keluarga.
2) Pelayanan Kesehatan
Manfaat penelitian bagi pelayanan kesehatan adalah sebagai informasi tambahan bagi
perawat atau petugas kesehatan tentang pentingnya pendidikan promosi kesehatan bagi
kesehatan masyarakat dan perilaku masyarakat.

5
BAB II
KONSEP KELUARGA
A. Pengertian
Keluarga menurut UU No. 52 Tahun 2009 adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman,
2013).
Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga oleh keluarga. Keluarga
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk merawat dan mengasuh anak sampai akhir
hayat. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan seorang anak, karena
keluarga mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan dengan lembaga yang lainnya.
Tentu saja keluarga mempunyai peran yang besar dalam proses perkembangan anak.
B. Bentuk Keluarga
a) Keluarga tradisional
1. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak,
baik anak kandung maupun anak angkat.
2. The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri
tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak
atau tidak mempunyai anak.
3. Single parent yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe ini dapat
terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5. Extended family yaitu keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh
keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
6. Middle-aged or elderly couple yaitu orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik
suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri atau
sudah menikah.

6
7. Kin-network family yaitu beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan
dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

b). Tipe keluarga nontradisional


1. Unmarried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
3. Gay and lesbian family yaitu seorang pasangan yang mempunyai persamaan jenis kelamin
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family yaitu keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Foster family yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya(Kholifah & Widagdo, 2016).
C. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2013) ada lima fungsi keluarga:
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial
anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai
tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,
stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan
harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara lanjut
mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang
mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami
oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran
sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi

7
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.Perawatan kesehatan dan
praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
D. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman & Marylin (2010) adalah berikut :
a. Tahap I ( Keluarga dengan pasangan baru )
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru dengan
pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini
juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara
harmonis dengan jaringan kekerabatan, perencanaan keluarga.
b. Tahap II (Childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai berusia 30 bulan.Transisi
ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci menjadi siklus kehidupan keluarga.
Tugas perkembangan tahap II adalah membentuk keluarga muda sebagai suattu unit yang
stabil ( menggabungkan bayi yang baru kedalam keluarga), memperbaiki hubungan setelah
terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan dan kebutuhan berbagai keluarga,
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan, memperluas hubungan dengan
hubungan dengan keluarga besar dengan menambah peran menjadi orang tua dan menjadi
kakek/nenek.
c. Tahap III (Keluarga dengan anak prasekolah)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½
tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki,
dan putri-saudara perempuan.
Tugas perkembangan keluarga tahap III adalah memenuhi kebutuhan anggota
keluarga akan rumah, ruang, privasi dan keamanan yang memadai menyosialisasikan anak,
mengintegrasi anak kecil sebagai anggota keluarga baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak lain, mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga dan diluar
keluarga.

8
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,
biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun.
Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga maksimal dan hubungan keluarga
pada tahap ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV adalah
menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan restasi, mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh
tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan
keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.
f. Tahap VI ( keluarga melepaskan anak dewasa muda)
Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak pertama dari
rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah.
Tugas keluarga pada tahap ini adalah memperluas lingkaran keluarga terhadap anak
dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan
anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
g. Tahap VII (Orang tua paruh baya)
Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara
orangtua yang telah menua dan anak mereka, memperkuat hubungan pernikahan.
h. Tahap VIII (Keluarga lansia dan pensiunan)
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau
kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan pasangan dan berakhir dengan
kematian pasangan lain.Tujuan perkembangan tahap keluarga ini adalah mempertahankan
penataan kehidupan yang memuaskan.

9
E. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto dalam Fajri (2017) adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga,
terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki
masalah kesehatan
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif.Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama
dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.Dengan demikian,
anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisi pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui
kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak,
sehingga perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh
perawat.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hakhak keluarga
klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system pada
perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga. Pemahaman yang
baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas
perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta
dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.

10
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh angota keluarga.Masalah kesehatan yang muncul didalam
keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting dalam upaya
pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya penyakit pada
kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat.
Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga segera dapat
dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan
perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah
merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji
riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi luasnya dan
keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan ketidakmampuan dan
memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi
meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga
mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional
(Kholifah & Widagdo, 2016).

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 69 Tahun
c. Pendidikan : STM
d. Pekerjaan : Pensiunan
e. Alamat : Wiroguna RW 09
f. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hubungan Umur Pendidikan
1. Ny. E P Istri 65 th SMP

g. Genogram :

Ket :
: laki-laki : Perempuan meninggal

: Perempuan : Klien

: Laki-laki meninggal : Satu Keluarga

h. Tipe Keluarga

12
Tipe Keluaga TN. A adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
i. Suku dan Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa
Jawa
j. Agama
Seluruh anggota Tn. A beragama Islam dan taat beribadah, sering mengikuti pengajian
yang ada di RT serStatus sosial ekonomi keluarga :ta berdoa agar Tn. A dapat sembuh dari
penyakit.
k. Status sosial ekonomi keluarga :
Sumber pendapatan keluarga sejumlah Rp. 3.000.000,00
Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :
Makan : 1.500.000,00
Listrik : 200.000,00
Beli bensin : 200.000,00
Barang-barang yang dimiliki : televisi, kulkas, sepeda motor, 2 almari, 1 set kursi tamu.
l. Aktifitas dan Rekreasi Keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi bersama
dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
c. Riwayat keluarga
1) Tn. A sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, rutin kontrol
ke puskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit
hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 120/80 mmhg S : 36,2 celcius
BB : 54 Kg N : 80 x/m
R : 20 x/m TB : 162 cm

13
2) Ny. E menderita DM, kontrol rutin di Puskesmas Mergangsan tidak mempunyai masalah
dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lainnya.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. A menderita hipertensi tapi keluarganya Tn. A dari pihak Bapak/Ibu ada yang
menderita hipertensi.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik, dan memiliki
sistem penerangan ruang yang baik.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang membangun rumah
dikerjakan saling gotong royong.
c. Mobilitas geografis keluarga
Sebagai penduduk kota Yogyakarta, tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kebiasaan Tn. A dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. A selalu berkumpul dan
berkomunikasi dengan tetangga pada waktu siang hari, dan setiap dengan tetangganya
selalu melakukan kumpulan arisan, kebiasaan lain dari masyarakat di lingkungan sekitar
rumah selalu melaksanakan kerja bakti.
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 2 orang, ke puskesmas bersama, saling mendukung satu
sama lain.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan
mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn.A menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam saling mendukung.
c. Struktur peran (formal & informal) :
Formal : Tn.A sebagai kepala keluarga, Ny.E sebagai istri.
Informal : Tn.A dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.
d. Nilai dan norma keluarga

14
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat dan
sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit
dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang terdekat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Hantara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas atau
petugas kesehatan
b. Fungsi sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu
mentaati norma yang baik.
c. Fungsi perawatan keluarga
Menurut Tn. A keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap keadaan
kesehatannya. Tn. A selalu mendukung untuk selalu berobat ke puskesmas secara teratur,
dan anggota keluarga yang lain selalu mengingatkan hal-hal yang dapat memperberat
sakitnya, misalnya jangan terlalu lelah.
d. Fungsi reproduksi
Tn. A mempunyai 3 orang anak perempuan.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian dan biaya untuk berobat.

6. Stres dan Koping Keluarga


a. Stresor jangka pendek dan panjang :
Stresor jangka pendek : Tn. A mengatakan dirinya menderita penyakit hipertensi.
Stresor jangka panjang : Tn. A mengidap penyakit hipertensi semenjak tahun 2010 dan ia
ingin penyakitnya ini sembuh total.
b. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan petugas
kesehatan.
c. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. A menyampaikan atau membicarakan
dengan anggota keluarganya.
7. Pemeriksaan Fisik

15
Dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2018
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,20 C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 54 kg
Tinggi badan : 162 cm
Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata : tidak ada keluhan.
Hidung : lubang hidung normal simetris.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada : dada kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan.
Perut : simetris, tidak ada keluhan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari

8. Harapan Keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan
membantu masalah Tn. A.

16
B. Analisa Data
No Data Subyektif Masalah Penyebab
1 DS : Manajemen kesehatan Ketidakmampuan
Tn.A mengatakan : keluarga tidak efektif keluarga
- ingin segera sembuh dari merawat dalam
penyakitnya mengenal
- setiap pagi olah raga rutin masalah anggota
- ikut kegiatan kampung keluarga dengan
seperti kerja hipertensi
bakti,pengajian danlainlain
- mengikuti macapat bahasa
jawa
- tidak makan daging
- kontrol teratur di
puskesmas
- ikut olah raga prolanis
- siap mengikuti pola hidup
sehat
DO :
Klien kooperatif, konsentrasi

C. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosis Keperawatan Kesiapan Peningkatkan Manajemen Kesehatan DS : TN.A
mengatakan :
- ingin segera sembuh dari penyakitnya
- setiap pagi olah raga rutin
- ikut kegiatan kampung seperti kerja bakti,pengajian dan lain-lain
- mengikuti macapat bahasa jawa
- tidak makan daging
- kontrol teratur di puskesmas
- ikut olah raga prolanis
- siap mengikuti pola hidup sehat
DO :
- klien kooperatif , konsentrasi baik

17
b. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi. Skoring
data :

18
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan dan
manajemen kesehatan kunjungan diskusikan pada keluarga
rumah 3x diharapakan tentang
keluarga hipertensi ;pengertian
Tn. A mengalami tanda dan gejala,factor
peningkatan yang mempengaruhi cara
tentang manajemen pencegahan ,komplikasi
kesehatan

2. Melatih dan
mengajarkan
senam hipertensi

3. Motivasi atau anjurkan


kepada keluarga
memeriksakan Tn. A
secara teratur dan rutin ke
pelayanan kesehatan

19
E. Implementasi dan Evaluasi
Tanggtal dan Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jam

03 Juli 2020 Kesiapan peningkatkan 1. Memberikan S : Keluarga


10:00 WIB manajemen penyuluhan pada mengatakan cukup
kesehatan keluarga tentang mengerti tentang
penyakit Hipertensi. Hipertensi dan akan
2. Melatih dan kontrol secara rutin
mengajarkan senam
hipertensi O : Keluarga tampak
3. Menganjurkan mengerti dan dapat
pada keluarga menyebutkan 3 dari 5
memeriksakan Tn. A tanda Hipertensi
secara teratur setiap
minggu dan minum
obat secara teratur. .A : Masalah teratasi
4. Memberikan sepenuhnya
penjelasan tentang
diet hipertensi P : Lanjutkan
Intervensi
04 Juli 2020 Kesiapan peningkatan 1. Memberikan S : Keluarga
09:00 WIB Manajemen penyuluhan pada mengatakan cukup
kesehatan keluarga tentang mengerti tentang
penyakit Hipertensi. Hipertensi dan akan
2. Melatih dan kontrol secara rutin
mengajarkan senam
hipertensi O : Keluarga tampak
3. Menganjurkan mengerti dan dapat
pada keluarga menyebutkan 3 dari 5
memeriksakan Tn. A tanda Hipertensi

20
secara teratur setiap
minggu dan minum
obat secara teratur. .A : Masalah teratasi
4. Memberikan sepenuhnya
penjelasan tentang
diet hipertensi P : Lanjutkan
Intervensi
05 Juli 2020 Kesiapan peningkatan 1. Memberikan S : Keluarga
10:30 WIB Manajemen penyuluhan pada mengatakan cukup
kesehatan keluarga tentang mengerti tentang
penyakit Hipertensi. Hipertensi dan akan
2. Melatih dan kontrol secara rutin
mengajarkan senam
hipertensi O : Keluarga tampak
3. Menganjurkan mengerti dan dapat
pada keluarga menyebutkan 3 dari 5
memeriksakan Tn. A tanda Hipertensi
secara teratur setiap .A : Masalah teratasi
minggu dan minum sepenuhnya
obat secara teratur.
4. Memberikan P : intervensi di
penjelasan tentang hentikan
diet hipertensi

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi
pada Tn. A di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta, penulis dapat
mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian didapatkan Tn.A mengalami riwayat hipertensi, kontrol rutin di
Puskesmas untuk kontrol dan mengambil obat serta tidak pernah ikut senam hipertensi atau
olahraga.
2. Setelah dirumuskan masalah maka didapatkan 1 diagnosa yang Kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan
3. Implementasi yang dilakukan pada Tn. A mulai pada tanggal 2 Juli s/d
4 Juli 2018 sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan
dengan metode tanya jawab, berdiskusi, melatih senam hipetensi, dan penyuluhan. Pada
tahap akhir peneliti melakukan evaluasi pada Keluarga Tn. A dengan masalah utama adanya
riwayat hipertensi pada tanggal 2 Juli s/d 4 Juli 2018, mengenai tindakan keperawatan yang
telah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan dengan metode SOAP.

Saran

1. Bagi Penulis
Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai
bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga
khususnya pada pasien riwayat hipertensi, serta sebagai perbandingan dalam
mengembangkan kasus asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama riwayat
hipertensi.
2. Bagi Puskesmas Mergangsan
Melalui pimpinan puskesmas dan tenaga kesehatan yang memegang program perkesmas
diharapkan hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dalam
mengembangkan program perkesmas di keluarga dengan riwayat hipertensi sebulan

22
DAFTAR PUSTAKA

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan


Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Ranomut Kota
Manado.Beevers, D.G. (2002). Bimbingan Dokter PadaTekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat.
Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan
Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanudin Makasar. Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah
Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji Parama. Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC Heniwati. (2008). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Irianto, Koes. (2014).
Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
ITB, (2001). Pengendalian Hipertensi, Bandung: ITB. Mansjoer, Arief. (2000). Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Auskulapius. Muttaqin, A. Editor Nurachmach, E.
(2009). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika Nanda, (2014). Diagnosis Keperawatan Definisidan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta:
EGC. Sarkomo.(2016). Mencegah Stroke Berulang. Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/1444261/ gambaran tingkat kecemasan keluarga
pasien stroke yang dirawat di ruang mawar, tanggal 06-09-2016 Jam 09.00 WIB.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi SecaraTerpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu. WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the
prevalence of reise blood pressure or contain the according to national circumstances.

23

Anda mungkin juga menyukai