Anda di halaman 1dari 24

1

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA


“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK
PERTAMA”

Dosen Mata Kuliah : Prishilla Sulupadang, M.Kep., Sp.Kep.,An

OLEH:

ZAKIA NUR AULIA R.N.L (P00320020092)

ASRI WENDOUNA (P003200200 )

INTAN NURAINI (P003200200 )

YENI (P003200200 )

ILNA RAMADHANI (P003200190 )

TINGKAT II.B JURUSAN KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

TAHUN AJARAN 2022\2023


2

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karunianya sehinnga kami dapat menyusun makalah ini yang akan membahas “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PERTAMA” Makalah ini ditulis
berdasarkan beberapa kajian pustaka yang tertera pada daftar pustaka.

Dalam penyusunan Makalah “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


ANAK PERTAMA” kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan yang jauh dari
kata sempurna,dan kami berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak yang nantinya
dipergunakan untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis sangat berharap semoga penyusunan makalah ini dapat menambah
wawasan dan manfaat pembaca pada umumnya, dan bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Kendari.

Kendari, 14 Januari 2023

Penulis
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakukan perawat
untuk mengetahui keadaan keluarga tersubut baik yang sehat maupun sakit yang
berada dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang berikatan dengan
tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya baik anak kandung
maupun adopsi.
Tahap kedua dimulai dari kelahiran anak pertama dan berlangsung hingga anak
pertama berusia 30 bulan kedatangan bayi membawa perubahan transformatif bagi
anggota keluarga dan setiap kelompok kerabat. Pasangan yang sudah menikah perlu
mempersiapkan kehamilan dan persalinan melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting.
Pada tahap ini yang ditandai dengan kelahiran sang buah hati, pasangan tersebut
merasa terabaikan karena kedua belah pihak memusatkan perhatiannya pada sang buah
hati. Masalah kedua, pertengkaran yaitu pertengkaran antara suami dan istri sering
meningkat, dan ada interupsi terus menerus (selalu lelah), tanggung jawab utama perawat
keluarga adalah memeriksa peran orang tua bagaimana orang tua berinteraksi dengan bayi
dan merawat bayi serta tanggapan bayi, perawat perlu mengedepankan hubungan yang
positif dan ramah antara orang tua dan bayi untuk mencapai hubungan yang akrab antara
orang tua dan bayi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar keluarga?
2. Bagaimana konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak pertama?
3. Bagaimana tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak pertama?
4. Bagaiman asuhan keperawatan keluarga dengan anak pertama?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga
2. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak pertama
3. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak pertama
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan anak pertama
4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri atas suatu rangkaian
bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal maupun
eksteralnya (Friedmen, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan
istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi
orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan
personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Stuart, 2014).
Keluarga adalah salah satu aspek terpenting dari perawatan. Keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal. Keluarga juga disebut sebagai sistem sosial karena terdiri dari
individu-individu yang bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang
lain yang diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan dan berhubungan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, keluarga mempunyai anggota yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak atau sesama Keluarga adalah salah satu aspek terpenting dari
perawatan. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry
point dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Keluarga juga disebut
sebagai sistem sosial karena terdiri dari individu-individu yang bergabung dan
berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya
saling ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini,
keluarga mempunyai anggota yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sesama individu
yang tinggal di rumah tangga tersebut (Andarmoyo, 2012).
2. Fungsi Keluarga
Friedman (2010) menjelaskan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai segala
tujuan. Berikut adalah secara umum fungsi keluarga menurut Friedman:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga berhubungan dengan fungsi-fungsi internal
keluarga berupa kasih sayang, perlindungan, dan dukungan psikososial bagi para
anggotanya. Keberhasilan fungsi afektif dapat dilihat melalui keluarga yang gembira
5

dan bahagia. Anggota keluarga mampu mengembangkan gambaran diri yang positif,
perasaan yang dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang berperan untuk proses perkembangan individu
agar menghasilkan interaksi sosial dan membantu individu melaksanakan perannya
dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan.
e. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi yang berguna untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produtivitas tinggi. Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga
(Harnilawati, 2013).
3. Ciri – ciri Keluarga
a. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan anatara anggota
keluarga.
b. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing. Menurut Freadman dalam buku (Mubarak, 2012).
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
 Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas suami,
istri dan anak.
6

 Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun tidak
memiliki anak.
 Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak yang
terjadi akibat peceraian atau kematian.
 Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri dari satu
orang dewasa yang tidak menikah.
 Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
dengan anggota keluarga lainnya.
 Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri di rumah karena
anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
 Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan bersama.
b. Tipe keluarga non tradisional
 Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan
anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
 Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa
adanya ikatan perkawinan.
 Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis
kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri.
 Nonmarital hetesexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama tanpa
adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan.
 Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan darah
dalam waktu sementara. (Widagdo, 2016).
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing
tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan
meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.
Menurut Duvall (1977), terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-Stage Family
Life Cycle) :
a. Married couples (without children, pasangan nikah dan belum memiliki anak.
b. Childbearing family (oldest child birth-30 month), keluarga dengan seorang anak
pertama yang baru lahir.
7

c. Families with preschool children (oldest child 2,5- 6 years, keluarga dengan anak
pertama yang berusia prasekolah.
d. Families with school children (oldest child 6-13 years), keluarga dengan anak yang
telah masuk sekolah dasar.
e. Families with teenagers (oldest child 13- 20 years), keluarga dengan anak yang telah
remaja.
f. Families launching young adults (first child gone to last child’s leaving home,
keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah.
g. Middle aged parents (empty nest to retirement, keluarga dengan orang tua yang telah
pensiun.
h. Aging family members (retirement to death of both spouse), keluarga dengan orang
tua yang telah lanjut usia.
B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Perkembangan Keluarga Anak Pertama
Tahap II: Keluarga “Child-Bearing” (Kelahiran anak pertama)
Tahap kedua dimulai dari kelahiran anak pertama dan berlangsung hingga anak
pertama berusia 30 bulan kedatangan bayi membawa perubahan transformatif bagi
anggota keluarga dan setiap kelompok kerabat. Pasangan yang sudah menikah perlu
mempersiapkan kehamilan dan persalinan melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting.
Tugas perkembangannya yaitu:
 Siap menjadi orang tua
 Beradaptasi dengan anggota keluarga yang berubah: peran, interaksi, hubungan dan
aktivitas seksual
 Menjaga hubungan yang memuaskan dengan pasangan
Masalah yang dapat terjadi pada tahap ini adalah:
Sang suami diabaikan oleh istri dengan kelahiran anak pertama membawa perubahan
besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peran mereka agar
dapat memenuhi kebutuhan anak. Pada tahap ini yang ditandai dengan kelahiran sang
buah hati, pasangan tersebut merasa terabaikan karena kedua belah pihak memusatkan
perhatiannya pada sang buah hati. Masalah kedua, pertengkaran yaitu pertengkaran
antara suami dan istri sering meningkat, dan ada interupsi terus menerus (selalu lelah),
tanggung jawab utama perawat keluarga adalah memeriksa peran orang tua
bagaimana orang tua berinteraksi dengan bayi dan merawat bayi serta tanggapan bayi,
8

perawat perlu mengedepankan hubungan yang positif dan ramah antara orang tua dan
bayi untuk mencapai hubungan yang akrab antara orang tua dan bayi.
C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan keluarga anak pertama
1. Pengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu
perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga
yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi
vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga. Proses
pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus menerus dan
keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Dengan kata lain, data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian
keluarga, kemudian diklasifikasikan dan di analisis menginterpretasikan artinya
(freedman, 2015). Status keluarga adalah:
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Sosial, ekonomi, dan budaya
c. Faktor lingkungan
d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

Psikososial keluarga Pengkajian data pada asuhan keperawatan keluarga berdasarkan


format pengkajian keluarga meliputi :

a. Data Umum
1) Kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat kepala keluarga,
komposisi anggota keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin,
tanggal lahir, atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi
dari masingmasing anggota keluarga,dan genogram (genogram keluarga dalam
tiga generasi).
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa
keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan
kesehatan.
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk mengunjungi tempat rekreasi,
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
9

aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau
senggang keluarga.
b. Riwayat dan Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
3) Riwayat Keluarga Inti
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah ruangan, jumlah
jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan perabot rumah tangga, jenis WC,
serta jarak WC ke sumber air. Data karakteristik rumah disertai juga dalam
bentuk denah
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas Setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat, kebiasaan dan
budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Geografis Keluarga
Biasanya keluarga cenderung memiliki tempat tinggal yang menetap disuatu
tempat atau berpindah-pindah.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berkumpul, sejauh mana
keterlibatan keluarga dalam pertemuan dengan masyarakat.
d. Struktur Keluarga
1) Sistem Pendukung Keluarga
2) Pola Komunikasi Keluarga
3) Struktur Peran
4) Nilai/Norma Keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
f. Stres dan koping keluarga.
1) Stresor jangka pendek
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor.
3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi fungsional
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. metode yang
digunakan pada pemeriksaan Ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Pada pemeriksaan fisik kita juga bisa menanyakan mengenai status kesehatan dari
klien.
2. Diagnose Keperawatan
10

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau


masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data
secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan hipertermia
menurut SDKI tahun 2017 yaitu:
a. (D.0148) Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengidentifikasi masalah kesehatan.
b. (D.0117) Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
3. Intervensi Keperawatan
Nadirawati (2018) berpendapat bahwa intervensi keperawatan merupakan
tindakan yang diputuskan bersama oleh perawat dan objek sasaran (keluarga)
sehingga masalah kesehatan yang teridentifikasi dan masalah keperawatan dapat
diselesaikan. Langkah-langkah juga harus diambil untuk merancang alternatif dan
menentukan sumber kekuatan keluarga (kemampuan perawatan diri, sumber
dukungan / bantuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah keluarga).
Kegiatan apa yang direncanakan perawat keluarga, kapan, bagaimana, siapa yang
akan melakukannya, dan apa yang akan dilakukan.
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Nadirawati (2018), implementasi home care merupakan implementasi
dari rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat dan keluarga. Inti dari
menyediakan layanan perawatan di rumah adalah perhatian. Jika perawat tidak
memiliki filosofi yang harus diperhatikan, maka mustahil bagi perawat untuk ikut
bekerjasama dengan keluarga. Pada tahap ini perawat dihadapkan pada kenyataan
dimana keluarga harus menggunakan seluruh kreativitasnya untuk melakukan
perubahan, bukan frustasi, sehingga tidak berdaya. Perawat harus menunjukkan
keinginan untuk bekerja sama dalam operasi keperawatan.
11

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. A.H
2. Pekerjaan KK : Wiraswasta
3. Pendidikan KK : SLTA/SEDERAJAT
4. Agama KK : ISLAM
5. Alamat : Jl. Tapak Kuda
6. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama JK Umur Pddkn Status Imunisasi Penyakit/
BCG DPT POLIO Hepati Cam Keluhan
tis pak
1 Tn. A L 19 th SMA      Tidak
ada
2 Ny. N P 18 th SMA      Tidak
ada
3 An. A L 3 bln    Tidak
ada

7. Genogram

Keterangan :
12

: perempuan

: laki – laki
: pasien
: tinggal serumah

8. Tipe Keluarga
Keluarga diisi dengan seorang ayah dan seorang ibu, dengan satu orang anak
berusia 3 bulan, tipe keluarga yakni, keluarga inti.
9. Suku Bangsa
Tn A suku bugis, manado, Ny. N suku bugis, tolaki.
10. Agama
Islam
11. Status Sosial Ekonomi
(Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan atau penghasilan kepala
keluarga dan anggota keluarga lain, serta barang-barang yang dimiliki )
a. Kepala keluarga yang mencari nafkah
b. Penghasilan : Rp. 2.500.000 – 4.000.000/bulan
c. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 1, kebutuhan
yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2 juta.
12. Aktifitas Rekreasi Keluarga
(Aktifitas rekreasi tidak hanya meliputi aktivitas ke tempat rekreasi bersama
keluarga, namun juga aktivitas lain yang dilakukan yang memberikan rasa
senang, relaks dan terhibur, antara lain menonton TV atau mendengarkan
radio)
Keluarga senang menonton tv di waktu senggang, dan suka mengisi waktu luang
dengan jalan – jalan
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. A dan Ny. N memiliki satu
orang anak berumur 3 bulan, dan belum berencana untuk punya anak lagi dalam
waktu dekat, jadi keluarga Tn. A dan Ny. N berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak pertama.
2. Tugas Perkembangan Keluarga
13

Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :


Tahap perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi saat ini keluarga Tn. A dan
Ny. N sebagai keluarga yang baru memiliki satu anak yang berusia 3 bulan, semua
tahap perkembangan saat ini masih terpenuhi.
Riwayat keluarga inti
(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan dan riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga)
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. A, dan Ny. N serta An. A tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya
biasa terkena flu, atau nyeri kepala biasa.
b. Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah dengan
waktu yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A tidak ada yang
memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

No Nama BB Umur Keadaan Imunisasi Masalah kesehatan


kesehatan (BCG/POLIO/DPT/
HB/CAMPAK)

1 Tn.A 80kg 19 th - Lengkap Tn. A mengatakan


bahwa biasanya dia
merasa lelah setelah
bekerja dengan jam
lembur

2 Ny.N 65kg 18 th - Lengkap Ny. N kadang merasa


lelah karena menjaga
anak dirumah

3 An. A 6,3kg 9 th - Lengkap Ny. N mengatakan


anaknya jarang sakit
dan anaknya aktif,
kalaupun sakit hanya
seperti flu dan demam
14

itupun tidak sering

3. Riwayat keluarga sebelumnya


(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan isteri)
Tn. A : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah setelah bekerja
saja
Ny. N : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit
An. A : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu dan demam
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
(Jelaskan tentang jenis rumah, status kepemilikan rumah, luas rumah, jumlah
ruangan, penerangan, ventilasi, kebersihan, SPAL, sumber air minum, dan
jamban)
1) Luas rumah : 5 x 12 meter
2) Type rumah : semi permanen
3) Kepemilikan : pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 1 buah kamar
5) Ventilasi/jendela : Ada 1 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
6) Pemanfaatan ruangan : Dapur, wc/toilet, 1 kamar tidur.
7) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah
8) Sumber air minum : air galon dan air mineral botol yang dibeli dari toko
penyedia minuman isi ulang dan minimarket.
9) Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan
WC, dengan kloset jongkok didalam kamar.
10) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600
meter
11)
12) Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga
karena setiap bulan lingkungan rumah selalu dibersihkan.
13) Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny. N dan Tn. A tinggal dirumah
sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah semi permanen
dengan status kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 70
m2. Lantai rumah menggunakan marmer kecuali dapur yang masih
15

menggunakan semen kasar. Rumah tidak memiliki jendela. Rumah tidak


memiliki ruang tamu. Pada ruangan dalam kamar, dapur, cukup gelap karena
minim ventilasi udara. Penerangan di malam hari menggunakan listrik.
Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat
kekurangan ventilasi udara. Secara umum kebersihan rumah baik, hanya
penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam
rumah dan dapur.
14) Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas yang
digunakan untuk usaha jual beli mobil. Kebersihan pekarangan secara umum
baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan yang
mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban yang dipergunakan
setiap hari dengan septic tank di belakang rumah dengan jarak lebih dari 10
m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat
penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah
dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka.
Secara umum kebersihan rumah cukup.
2. Denah Rumah

3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT /RW/Dusun


(Jelaskan tentang karakteristik tetangga dan komunitas, kebiasaan/aturan
yang disepakati penduduk setempat, serta karakteristik lingkungan fisik)
16

Tn A tidak memiliki tetangga pada sebelah kanan dan kiri rumah, Tn. A hanya
memiliki tetangga diseberang, Tn. A dan Ny. N jarang berkomunikasi, karena Tn. A
sibuk bekerja dan Ny. N jarang keluar rumah, keluar rumah jika berbelanja saja.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
(Jelaskan adanya kebiasaan berpindah tempat yang dilakukan keluarga)
Keluarga ini pada awalnya tinggal di rumah kontrakan sebelum melahirkan anak
pertama, setelah melahirkan anak pertama keluarga ini berpindah tempat tinggal
dan tinggal di rumah keluarga dari Ny. N, setelah anak dari Tn. A dan Ny. N
berusia 2 bulan, keluarga Tn. A kembali berpindah tempat tinggal,dan tinggal di
tempat tinggal kepemilikan sendiri yang ditempati saat ini.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
(Jelasakan perkumpulan yang diikuti oleh keluarga dan bagaimana interaksi
keluarga dengan masyarakat)
Keluarga Tn. A dan Ny. N tidak pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dilingkungan
sekitarnya.
6. (Jelaskan tentang fasilitas yang dimiliki keluarga untuk berobat, dukungan
dari anggota keluarga, serta dukungan sosial atau masyarakat yang bisa
didapatkan)
Saat ini anggota keluarga dalam keadaan sehat, dengan tepat melaksanakan
posyandu, memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk
menggunakan fasilitas kesehatan, ketika ada anggota keluarga/anak yang sakit Tn.
A dan Ny. N bersama – sama membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
(Jelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga)
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka,bahasa yang dipakai setiap hari
adalah bahasa Indonesia. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga cukup baik,
karena usia dari Tn. A dan Ny. N terpaut cukup dekat jadi komunikasi di dalam
keluarga masih berjalan lancar.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
(Jelaskan cara pengambilan keputusan dalam keluarga dan kemampuan
anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku)
17

Pengendali keluarga adalah Tn. A sebagai kepala keluarga, keputusan diambil


seharusnya oleh kepala keluarga, akan tetapi karena kesibukan Tn. A maka
pengambilan keputusan yang mendesak diambil alih oleh Ny. N.
3. Struktur Peran
(Jelaskan peran formal dan peran informal masing masing anggota keluarga)
Peran kepala keluarga mencari nafkah, tugas istri merawat anak, dan biasa di bantu
oleh suami. Suami juga sering membantu istri untuk membuat susu di malam hari,
karena komunikasi yang baik suami dan istri memiliki peran yang seimbang dalam
mengurus rumah tangga.
4. Nilai dan Norma Keluarga
(Jelaskan nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
ataupun bertentangan dengan nilai kesehatan)
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Norma keluarga yang berkaitan
dengan kesehatan adalah selalu sigap membawa anggota keluarga ke rumah sakit
bila ada yang sakit. Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan
agama islam.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
(Jelaskan hubungan keakraban antar anggota keluarga, perasaan memiliki,
perhatian dan dukungan antar anggota keluarga, serta bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menyayangi dan menghargai)
Tn. A dan Ny. N saling mendukung antara satu sama lain. Mereka juga selalu
mengajak An. A untuk berbicara melatih komunikasi antara mereka berdua,
sebagai orang tua baru yang memiliki anak berusia 3 bulan.
2. Fungsi Sosialisasi
(Jelaskan bagaimana keluarga mengembangkan hubungan sosial dengan
lingkungan, dan bagaimana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku di masyarakat)
Interaksi antar anggota dalam keluarga berjalan lancar, sebelum berangkat kerja Tn.
A selalu berpamitan dan setelah Tn. A pulang kerja juga selalu berkomunikasi
dengan keluarga. Tn. A kurang mampu berkomunikasi dengan orang lain atau
lingkungan karena merupakan orang pemalu, sedangkan Ny. N lebih mampu
memulai komunikasi dengan lingkungannya.
18

3. Fungsi Reproduksi
(Jelaskan berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah
anak, dan metode apa yang digunakan keluarga untuk mengendalikan jumlah
anak)
Keluarga mengatakan masih berencana mempunyai anak lagi. Ny N mengikuti
program KB. Jumlah anak 1 orang laki-laki, dengan usia 3 bulan.
4. Fungsi Ekonomi
(Jelaskan bagaimana kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan serta sejauhmana keluarga memanfaatkan fasilitas dan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga)
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan tersedianya
kebutuhan seperti susu formula dengan pampers yang ada untuk An. A, dengan
kebutuhan hidup sehari – hari yang tersedia untuk keluarga.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
(Jelaskan sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan 5 fungsi perawatan
kesehatan keluarga meliputi :
Masalah/Penyakit : demam dan flu
Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang dialami An. A ketika sakit,
setelah tau jika An. A sakit, Tn. A dan Ny. N akan langsung membawa
ananknya ke doter untuk diperiksa
a. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat
Untuk masalah kesehatan anak A, biasanya Ny. N Lebih tau apa yang terjadi
pada anaknya karena Ny N lebih banyak waktu di rumah sdangkan Tn. A lebih
banyak waktu bekerja, oleh karena itu biasanya Ny N akan memberitahu tahu
pada Tn. A jika terjadi sesuatu/sakit pada An. A, dan bersama – sama membawa
An. A ke pelayanan kesehatan.
b. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu dan saling membantu dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
c. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara lingkungan
yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang sakit
19

Keluarga beranggapan bahwa dengan menyapu dan membersihkan pekarangan


rumah sudah dianggap bersih dan sehat. Kamar mandi dibersihkan 1 kali
seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk yang
bisa menyebabkan penyakit DBD.
d. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga biasanya membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan
kesehatan terdekat atau ke dokter spesialis yang jaraknya lebih dekat dari
rumah.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek (< 6 bln)
Ny. N mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah keadaan anak
A yang lagi demam karena bekas imunisasi.
b. Stressor jangka panjang (> 6 bln)
Belum ada
2. Respon keluarga terhadap stressor dan Mekanisme Koping yang digunakan
a. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga mengatasi dengan membawa anak ke dokter secepatnya ketika sakit.
b. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah Ny. N selalu membicarakannya dengan Tn. A untuk di
musyawarahkan.
3. Strategi adaptasi disfungsional
Semua masalah di dalam keluarga selalu dikomunikasikan agar mendapatkan
penyelesaian.
VII. HARAPAN KELUARGA
(Jelaskan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada dan mahasiswa
yang melakukan praktek)
Harapannya semoga pelayanan kesehatan menjadi lebih baik dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan untuk mahasiswa semoga dapat menambah ilmu
dari apa yang sudah di pelajari pada keluarga ini.
20

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


(Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, meliputi
pemeriksaan Head To Toe)
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

DATA Tn. A Ny. N An. A


TTV TD:120/80 TD:110/80 mmHg N:
mmHg N : 75x/m P:
N : 70x/m P : 22x/m S:
P : 20x/m S : 36,6℃
S : 36,3℃
Kepala 1. Rambur bersih. 1. Rambur bersih. 1. Rambur bersih.
2. Persebaran 2. Persebaran 2. Persebaran
rambut baik. rambut baik. rambut baik.
3. Tidak ada lessi. 3. Tidak ada lessi. 3. Tidak ada lessi.
Leher 1. Tidak ada 1. Tidak ada 1. Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
vena jugularis. vena jugularis. vena jugularis.
2. Mampu 2. Mampu 2. Mampu
bergerak ke bergerak ke bergerak ke
segala arah. segala arah. segala arah
Aksila 1. Bersih 1. Bersih 1. Bersih
2. Simetris kanan 2. Simetris kanan 2. Simetris kanan
dan kiri dan kiri dan kiri

Dada 1. Bentuk 1. Bentuk simetris 1. Bentuk


simetris kanan kanan dan kiri simetris kanan
dan kiri 2. Pengembangan dan kiri
2. Pengembangan dada normal 2. Pengembangan
dada normal 3. Tidak ada dada normal
3. Tidak ada tanda jejas. 3. Tidak ada
tanda jejas. 4. Tidak ada nyeri tanda jejas.
4. Tidak ada nyeri 4. Tidak ada
21

nyeri
Abdomen 1. Baik 1. Baik 1. Baik
2. Tidak ada 2. Tidak ada 2. Tidak ada
tanda jejas tanda jejas tanda jejas
3. Tidak ada nyeri 3. Tidak ada 3. Tidak ada
nyeri nyeri
Ekstremitas Atas Baik Baik Baik
EkstremitasBawah Baik Baik Baik
22

Analisa Data

Data Etiologi Masalah

Ds : Ketidakmampuan Risiko gangguan


- Ny. N mengatakan belajar perkembangan
anaknya terasa panas
Do :
- S : 38,1

1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Individu
a) Risiko gangguan perkembangan dibuktikan dengan Ketidakmampuan belajar
Diagnosa Keluarga
a) Defisit pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah

2. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi Keperawatan
Risiko gangguan Setelah dilakukan tidakan Promosi Perkembangan
perkembangan dibuktikan keperawatan selama 3 x Anak (I.10340).
dengan Ketidakmampuan 24 jam maka status Obervasi:
belajar perkembangan anak 1. Identifikasi
membaik dengan kriteria kebutuhan khusus
hasil: anak dan kemampuan
- Keterampilan atau adaptasi anak
perilaku sesuai usia
dari menurun menjadi Terapeutik :
cukup membaik 1. Fasilitasi hubungan
- Respon sosial dari anak dengan teman
menurun menjadi sebaya
cukup membaik 2. Dukung anak
berinteraksi dengan
anak lain
3. Dukung anak
mengekspresikannya
perasaannya secara
positif
4. Dukung anak dalam
bermimpi atau
berfantasi sewajarnya
5. Dukung partisipasi
23

anak disekolah
6. Berikan mainan yang
sesuai dengan usia
anak

Edukasi :

1. Jelaskan nama-nama
benda obyek yang ada
dilingkungan sekitar
2. Ajarkan sikap
kooperatif, bukan
kompetisi diantara
anak
3. Ajarkan anak cara
meminta bantuan dari
anak lain, jika perlu.

Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tidakan Edukasi Orang Tua: Fase


tentang tugas keperawatan selama 3 x Anak
perkembangan 24 jam maka tingkat Observasi:
keluarga dengan anak pengetahuan meningkat 1. Identifikasi
usia sekolah berhubungan dengan kriteria hasil: pemahaman orang
dengan Ketidakmampuan - Perilaku sesuai tua/keluarga tentang
keluarga mengenal anjuran dari menurun membesarkan anak
masalah tugas menjadi cukup 2. Identifikasi kesiapan
perkembangan meningkat orang tua dalam
keluarga dengan anak - Pernyataan tentang menerima edukasi
usia sekolah masalah yang serta faktor-faktor
dihadapi dari yang menghambat
menurun menjadi keberhasilan edukasi
cukup meningkat Terapeutik:
1. Minta orang tua
menjelaskan perilaku
anak
2. Dengarkan setiap
keluhan dan masalah
yang dihadapi orang
tua
Edukasi:
- Ajarkan teknik
pengasuhan dan
keterampilan
komunikasi
- Ajarkan
24

mengidentifikasi
sumber stresssor
keluarga
- Jelaskan tahapan
tumbuh kembang
anak
- Jelaskan pendekatan
orang tua yang dapat
digunakan untuk
membantu anak
mengekspresikan
perasaan secara
positif
- Jelaskan sikap atau
tindakan antisipasi di
tahapan usia anak

Anda mungkin juga menyukai