Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


KELUARGA DENGAN LANJUT USIA

“ Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Belajar Lapangan Keperawatan


Komunitas II (Keperawatan Keluarga) ”
Dosen Pengampu : Riyanto S. Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh:
Yudistira Nur Yoga
R.20.01.057

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2023
A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh


kebersamaan dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya
bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Menurut UU No. 10 Tahun 1992
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dikatakansebagai keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan
sistem sosial yang terdiri dari 2 orang atau lebih, adanya ikatan
perkawinan yang sah/pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan setiap anggota keluarga menjalankan
perannya masing-masing untuk menciptakan menciptakan atau
mempertahankan kebudayaan.

2. Tipe Keluarga

Tipe keluarga diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tipe keluarga


secara tradisional dan tipe keluarga secara modern (Setiawan, 2016).
Berikut penjelasan dari masing-masing tipe keluarga tersebut :
1) Secara Tradisional

a. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh
dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih


mempunyai hubungandarah (kakek-nenek, paman-bibi).
2) Secara Modern

a. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali,


suami / istri tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak –
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Middle Age /Aging Couple

Keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri dirumah atau
kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah / menikah / meniti karier.
c. Dyadic Nuclear

Keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai


anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah.
d. Single Parent

Keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat


perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah atau di luar rumah.
e. Dual Carrier

Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan


tanpa memiliki anak.
f. Three Generation

Keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam
satu rumah.

g. Communal

Keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suami
istri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-
sama dalam penyediaan fasilitas.
h. Cohabiting Couple

Keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa ikatanperkawinan.
i. Composite

Keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara


bersama-sama dalam satu rumah.
j. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam


satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak – anak.
k. Unmarried Parent and child

Ibu dan anak dimana perkawinannya tidak dikehendaki, anak


diadopsi.

l. Institutional

Anak – anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti.

m. Commuter Married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentukeduanya saling mencari pada waktu – waktu tertentu.

3. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar


pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Menurut
Friedman (2010) berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi
anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya,
disamping itu juga ibu berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

4. Tugas Keluarga

Menurut Friedman (2010) pada dasarnya ada delapan tugas pokok


keluarga, tugaspokok tersebut adalah :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan


kedudukannyamasing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.

5. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010) fungsi keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi afektif

Fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu


untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu
dan psikososial keluarga.
b. Fungsi sosialisasi

Fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk


berkehidupan sosialsebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma – norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai
– nilai budaya keluarga.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan


keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi


dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan

Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga


agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluargadi bidang kesehatan.

6. Tahap dan Perkembangan Keluarga

Menurut Harmoko (2012) perawat keluarga perlu mengetahui tentang


tahapan dantugas perkembangan keluarga, untuk memberikan pedoman
dalam menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan
keluarga serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk
kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya :
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru

Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina


hubungan yangharmonis dan kepuasan bersama dengan membangun
perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan dengan
orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, merencanakan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi
orang tua.
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk


keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orangtua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-
6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi


kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetapmemenuhi kebutuhan
anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan,
mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan
beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu


mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu


menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dananak-
anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggungjawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertamasampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas
siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapat melalui perkawinan anak,melanjutkan untuk memperbaharui
hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami maupundari istri, membantu anak mandiri,
mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara
orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggalkan anak.
g. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan


lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia,
memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman,
merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan
masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-
anak.
h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu


mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan,
mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk
memahami eksistensi mereka, saling memberi perhatian yang
menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

7. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan


Kesehatan, keluarga mempunyai tugas - tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan,yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi


keluarga.

c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak


mampumembantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatandengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.

B. Konsep Keluarga dengan Lanjut Usia

1. Pengertian

Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari


suami istri yang berusia lanjut. Keluarga Lanjut Usia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai
kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain menurut Duvall dan Miller (1985 dalam
Friedman, 2010).
2. Klasifikasi Lansia
Batasan Usia Lansia Menurut WHO meliputi (Santi, 2009):
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai
59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.
Batasan Lansia menurut Depkes RI (2009) meliputi:
a. Menjelang usia lanjut (45-54 thn) : masa vibrilitas 22
b. Kelompok usia lanjut (55 – 64 thn) : masa presenium
c. Kelompok usia lanjut (> 64 thn) : masa senium
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial
membagi lansia kedalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan
usia lanjut non potensial. Usia lanjut potensial adalah usia lanjut
yang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan
membantu sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah
usia lanjut yang tidak memperoleh penghasilan dan tidak dapat
mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya sendiri (Hayati,
2010).

3. Ciri-ciri Lansia

Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut: (Kholifah, 2016)

a. Lansia merupakan periode kemunduran Kemunduran pada


lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi menjadi salah satu peran yang penting dalam
kemunduran lansia. Contohnya lansia yang memiliki motivasi
rendah dalam melakukan kegiatan maka dapat mempercepat
proses kemunduran fisiknya. Tetapi terdapat juga lansia yang
memiliki motivasi tinggi dalam kegiatan maka kemunduran
fisiknya akan lebih lama terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas Kondisi ini sebagai
akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik.
Misalnya jika lansia lebih senang dalam mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial dimasyarakat akan menjadi
negatif dan begitu pula sebaliknya, jika lansia mempunyai
tenggang rasa kepada orang lain maka sikap sosial masyarakat
akan menjadi positif.

c. Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran yang


terjadi dilakukan karena lansia mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan
atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia Perlakuan yang buruk


pada lansia membuat mereka cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibatnya membuat penyesuaian diri
pada lansia menjadi buruk. Misalnya lansia yang tinggal
bersama keluarga sering tidak dilibatkan dalam mengambil
keputusan karena dianggap berpikiran kuno, kondisi seperti ini
yang menyebabkan lansia berperilaku menarik diri dan cepat
tersinggung.

4. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut


Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut Tugas
perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting
dalam konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu
memahami setiap tahap perkembannganya yaitu menerima
penurunan kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan
masa pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima
kehilangan dan kematian dengan tentram (Mubarak, 2006).
a. Tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut.

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan


2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi 14
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka
(diadaptasi dari caeter dan McGoldrik (1988 ), Duval dan
Miller (1985).

b. Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut

1) Memurunnya fungsi dan kekuatan fisik

2) Sumber-sumber finansial yang tidak memadai

3) Isolasi sosial

4) Kesepian (kelley et al, 1977 dalam friedman)

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Fokus Pengkajian

Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang


diaplikasikan ke kasusdengan masalah utama hipertensi meliputi :
a. Data umum

Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :

1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis


kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan.
2) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta


kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe
keluarga.
3) Status sosial ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik


dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari


keluarga ini.

2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,


menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluargaserta kendala-kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat


penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak


suami dan istri.

c. Pengkajian lingkungan

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah, jumlah


ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septictank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan, tanda chat yang sudah
mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman,
2010).
d. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan
saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,
menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan
(Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,


sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan,
hukuman serta memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan

a) Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan : menjelaskan


nilai yang dianutkeluarga, pencegahan, promosi kesehatan
yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman,
2010).
b) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit
yang dirasa: keluarga mengkaji status kesehatan, masalah
kesehatan yang membuat keluarga rentan terkena sakit dan
jumlah kontrol kesehatan (Friedman, 2010).
c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber
makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan,
banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan kudapan (Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan
yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan,
pencegahan penyakit, perawatan keluarga dirumah dan
keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah (Friedman,
2010).
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga


adalah : berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan
dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
(Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi

Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam


memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan
peningkatan status kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode


yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.

2. Fokus Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis


ke system keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosa keperawatan keluarga termasuk masalah
kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki
kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk
menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman ( Friedman,
2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah:
a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan
kesehatan).

b. Diagnosa keperawatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan


apabila sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan
suatu keadaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Skala Prioritas Masalah (Baylon & Maglaya, 1978 dalam Padila, 2012)

Kriteria Skor Bobot


1) Sifat masalah :

a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3


1
b) Ancaman kesehatan 2
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
2
a) Mudah 2

b) Sebagian 1

c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :

a) Tinggi 3
1
b) Cukup 2
c) Rendah 1
4) Menonjolnya masalah:

a) Masalah dirasakan dan perlu 2


segera ditangani
1
b) Masalah dirasakan tapi tidak perlu
1
segera ditangani 0
c) Masalah tidak dirasakan
Total Skor
Keterangan :

Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =


Nilai Angka tertinggi dalam skor Cara melakukan Skoring adalah :
a. Tentukan skor untuk setiap criteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

c. Jumlah skor untuk semua criteria

d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa


keperawatan keluarga.

3. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,


diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga,
dengan merumuskan t ujuan, mengidentifikasi strategi intervensi
alternatif dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat
rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan
siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penyakit Hipertensi Dan Cara Penanganannya. Diakses 5 Maret


2019 Dari https://health.detik.com/berita-
detikhealth.ac/3503396/penanganahipertensi6789sebut-kasus-hipertensi-di-
indonesia-terus-089/unfiles/sehat.html

Friedman.2005.Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC Nugroho,

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka


Pelajar. Yogyakarta

Black & Hawk. 2014. Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive
outcomes(Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.

Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2. Jakarta:


Rineka Cipta Doengoes. M. E, Et. Editor Monica, E. 2010. Nursing Care
Plans Guidelines for Planning and

Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: Kariasa IM. Jakarta: EGC

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori
& Praktik. Jakarta : EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Koes Irianto. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular


Panduan Klinis. Bandung: IKAPI

Nanda. 2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :


EGCRobbins. 2007. Buku ajar : Patologi. Jakarta : EGC

Muttaqin A. 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


SistemKardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes


RI Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara


Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wijaya, Andra S & Putri, Yesi M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.


Yogyakarta: NuhaMedika

Yonatan., Satya, A. 2016. Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.


MajorityYusuf, I. 2008. Hipertensi Sekunder. Jurnal Medicines.

Anda mungkin juga menyukai