A. Konsep Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Beberapa definisi keluarga, antara lain sebagai berikut :
a) Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan
darah, adopsi, perkawinan, atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan
adanya hubungan psikologis / ikatan emosional (Siti Nur
Kholifah, 2016)
b) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998) dalam Salvari Gusti
(2013)
c) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suamiistri,
suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No.10
tahun 1991) dalam Salvari Gusti (2013)
b. Karakteristik Keluarga
a) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi
b) Anggota keluarga hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
c. Tipe Keluarga
1. The Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,
istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat
2. The dyadic family (keluarga dyad), keluarga baru yang terbentuk dari
pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya.
3. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4. Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5. Extended family, keluarga yang terdiri atas keluaga inti ditambah keluarga
lain, seperti paman, bibi, kakek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak
dianut oleh keluarga indonesia terutama di daerah pedesaan.
1. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua
dan anak dari hubungan tanpa nikah.
3. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyau persamaan jenis kelamin
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4. The non marital hetero sexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
d. Fungsi Keluarga
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang
secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis
jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada
orang lain (Santa Manurung, 2013).
Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian
dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidak efektifan respon imun.
b. Etiologi
Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terdiri dari atas asam lipid
(lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari berbagai
gangguan kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan
dingin (misalnya di dalam lemari es) karena sifatnya yang dormant ,yaitu dapat
bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu kuman ini bersifat aerob.
Tuberculosis paru merupakan infeksi pada saluran pernafasan yang vital. Basil
Mycobacterium masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infection) sampai alveoli dan terjadilah infeksi primer (Ghon). Kemudian di kelenjar
getah bening terjadilah primer kompleks yang di sebut tuberculosis primer. Dalam
sebagian kasus, bagian yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan.
Peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil
Mycobacterium pada usia 1-3 tahun. Sedangkan, post primer tuberculosis
(reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru yang disebabkan
oleh penularan ulang. (Ardiyansah ( buku Medikal Bedah ) , 2012 , p. 300)
c. Patofisiologi
Bakteri Tuberculosis masuk kedalam tubuh melalui udara ( droplet infection).
Dengan begitu masuk melalui jalan nafas dan menempel pada paru mengakibatkan
terjadinya infeksi primer. Infeksi primer dapat menyebakan kesembuhan dan
penyebaran bakteri secara bronkogen, limfogen dan hematogen. Infeksi primer
sembuh dengan fokus ghon (sarang dari mycobacterium). Infeksi pasca-primer
menyebabkan bakteri dorman. Bakteri muncul beberapa tahun kemudian setelah
sembuh dengan fibrotik mengakibatkan kurang pengetahuan. Reaksi infeksi terjadi
setelah sembuh mengakibatkan peningkatan produksi sekret dan menjadi batuk
sehingga terjadi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Selain itu juga terjadi
radang tahunan di bronkus, berkembang menghancurkan jarigan sekitar kemudian
menjadi batuk berat dan mengalami mual muntah dan terjadi masalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan. Setelah mengalami reaksi infeksi mengakibatkan
radang tahunan di bronkus dan berkembang menghancurkan jaringan sekitar,
membentuk jaringan keju kemudian keluar secret saat batuk. Batuk menjadi
produktif mengakibatkan droplet infeksion dan terhirup orang sehat yang
mengakibatkan resiko infeksi.
d. Manifestasi Klinis
1. Demam 40-41°c, serta ada batuk / batuk darah
2. Sesak nafas dan nyeri dada
3. Malaise, keringat malam
4. Anoreksia, Penurunan berat badan
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
6. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
e. Kalsifikasi
Menurut Kemenkes RI tahun 2011, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien
Tuberkulosis memerlukan suatu definisi kasus yang meliputi empat hal yaitu :
1) Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan lokasi atau organ tubuh yang sakit yaitu:
a) Tuberkulosis Paru adalah Tuberkulosis yang terjadi pada parenkim (jaringan
paru). Tuberkulosis Milier dianggap sebagai Tuberkulosis Paru karena adanya
lesi pada jaringan paru. Pasien yang menderita Tuberkulosis Paru dan
Tuberkulosis EkstraParu diklasifikasikan sebagai pasien Tuberkulosis Paru.
a) Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah menelan
OAT kurang dari satu bulan (empat minggu). Pemeriksaan BTA bisa positif
atau negatif.
b) Kasus kambuh
Adalah penderita tuberkulsis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didignosis
kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
e) Pindahan
Adalah pasien yang dipindahkan keregister lain untuk melanjutkan
pengobatannya.
f) Kasus Lain-lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, seperti yang tidak
diketahui riwayat pengobatan sebelumya, pernah diobati tetapi tidak diketahui
hasil pengobatannya, kembali diobati dengan BTA negatif.
f. Komplikasi
Menurut Wahid & Imam (2013), dampak masalah yang sering terjadi pada TB paru
adalah:
g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita TB paru adalah:
a. Pemeriksaan Diagnostik
6) Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan, berupa indurasi
kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara
antibody dan antigen tuberculin.
e. Rontgen dada, menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas,
timbunan kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang
menunjukkan perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area
fibrosa.
f. Pemeriksaan histology / kultur jaringan, Positif bila terdapat mikobakterium
tuberkulosis.
h. Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru terutama diobati dengan agens kemoterapi selama periode 6 –
12 bulan. 5 medikasi garis depan digunakan : Isoniasid (INH), Rifampin (RIF),
Streptomisin (SM), Etambutol (EMB), dan Pirasinamid (PZA).
(totalnya 6 bulan).
C. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus-menerus tentang keluarga yang dibina. Pengkajian merupakan langkah
awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari beberapa tahap
meliputi (Komang Ayu, 2010) :
a. Data Umum :
1) Identitas Kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
8) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan :
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur Keluarga :
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur Peran
4) Nilai dan Norma Keluarga
e. Fungsi Keluarga :
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Perawatan kesehatan
g. Stress / Penyebab masalah dan koping yang dilakukan keluarga :
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
h. Pemeriksaan fisik (Head to toe) :
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota kelurga tisak berbeda jauh
dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik atau rumah sakit yang meliputi
pemeriksaan head to toe.
i. Harapan Keluarga :
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial (Allen, 1998) dalam Salvari Gusti (2013)
a. Mengenal Masalah
b. Mengambil keputusan yang tepat
c. Merawat anggota keluarga
d. Memelihara / Memodifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Setelah data dianalisa dan dtetapkan masalah keperawatan keluarga, selanjutnya
masalah kesehatan keluarga yang ada perlu diprioritaskan bersama keluarga dengan
memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga. Prioritas
masalah asuhan keperawatan keluarga dibuat dengan menggunakan proses skoring.
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh (Bailon dan
Maglaya, 1978) dalam Suprajitno (2012) yaitu dengan cara:
4 Menonjolnya masalah :
Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skor Tertinggi
a. Diagnosa Aktual, menunjukkan keadaan yang nyata dan sudah terjadi saat
pengkajian keluarga
b. Diagnosa Resiko / Resiko Tinggi, merupakan masalah yang belum terjadi pada
saat pengkajian, namun dapat terjadi masalah aktual jika tidak dilakukan tindakan
pencegahan dengan cepat
f. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada diri sendiri (klien) berhubung dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
b. Intervensi Keperawatan
Intervensi / Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul
(Salvari Gusti, 2013)
b. Sikap (Afektif), intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah
yang dihadapi
menjelaskan di rumah
c. Implementasi Keperawatan
Implementasi / pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan
tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah
disusun (Salvari Gusti, 2013)
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila
hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang
baru.
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan
untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan, sistem penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan
kemajuan atau menggunakan sistem SOAP
b. Evaluasi Sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, sistem
penulisan sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan singkat (Salvari
Gusti, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, K. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga bagi Mahasiswa Keperawatan dan Praktisi
Perawat Perkesmas. Jakarta : Sagung Seto.
Gusti, S. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media.
R.I, Kemkes. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Ditjen P2PL
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia; Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia; Definisi dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia; Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Pathway