Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH:
NOVITA PRASTIWI (230101021P)

PROGRAM S1 KEPERAWATAN KONVERSI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS


AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI

A. KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri
sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama.

2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman
1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
a. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.

2
c. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan
untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu
orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
h. Tahap VIII: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,

3
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

3. Tipe Keluarga
Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang
yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada
anak yang tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal
di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang
tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya
terdiri dari ibu dan anaknya).
2. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
3. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah
4. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan
mempunyai pengalaman yang sama. Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.

4
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama
dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu
rumah tangga

4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang
boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan
papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

5
5. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga
mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan
biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga.
Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga
terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab
dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan
keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut
terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga
dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

B. Hipertensi
Pengertian

Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang artinya
tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi
adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat
dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008).

6
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140mmHg dan
tekanan diastolik sama dengan atau lebih dari 90mmHg (WHO, 1999). Pada populasi
manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Mansjoer Arief, 1999).
Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial


atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga
hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin,
defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor yang risiko
seperti obesitas, alkohol, merokok.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi aldosteronisme
primer, dan sindrom chusing, feokromositoma, koarkfasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
(Mansjoer, Arif dkk, 2001)
Klasifikasi Hipertensi

Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu. Namun disepakati

bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar dari 140/90 mmHg adalah

hipertensi (WHO, 1999 dan JNC, 2007). Tabel pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat

dibawah ini :

Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO


Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

7
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC7 (Joint National Committee 7)
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 140-159 Atau 90-99
1
Hipertensi tahap ≥ 160 Atau ≥ 100
2

Tanda dan Gejala


a. Gelisah
b. Nadi Cepat
c. Sukar Tidur
d. Sesak Nafas
e. Sakit Kepala
f. Lemah dan Lelah
g. Rasa Pegal di bahu
h. Jantung berdebar-debar
i. Pandangan menjadi kabur
j. Mata berkunang-kunang

Faktor Resiko Hipertensi

 Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi


a. Keturunan/ genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Ras/ etnis
e. Tipe Kepribadian
 Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
a. Makan berlebihan
b. Obesitas
c. Tidak berolahraga
d. Merokok
e. Minum alkohol

8
Bahaya Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
a. Penyakit ginjal kronis
b. Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
c. Otak
- Strok
- Transient Ischemic Attack (TIA)
d. Penyakit arteri perifer
e. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut
dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek
tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress
oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar
dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β) (Yogiantoro, 2006).
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
f. Penyakit ginjal kronis
g. Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
h. Otak
- Strok
- Transient Ischemic Attack (TIA)
i. Penyakit arteri perifer
j. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut
dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek
tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II,
stress oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain.

9
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh
darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β) (Yogiantoro,
2006).

Cara Pencegahan
Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :
a. Hindari Obesitas
b. Hindari merokok
c. Usahakan pikiran selalu tenang dan santai
d. Berolahraga secara teratur
e. Sering memakan buah-buahandansayuran
f. Kurangi minuman yang mengandung kafein (Kopi)
g. Hindari minuman beralkohol
h. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (Asin)
i. Rutin Kontrol ke tenaga kesehatan terdekat jika memang mempunyai riwayat
hipertensi

C. ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk mengkaji
dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan
keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah
direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi
oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status
kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota
keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
(1) Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
(2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
(3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
(4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau
menyebar.
(5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
(6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang

10
nyata ataupun tidak nyata.
(7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan
penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
i. Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
1. Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
2. Komunikasi dari tiap anggota keluarga
3. Peran dari tiap anggota keluarga
4. Keadaan rumah dan lingkungan
ii. Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
1. Aspek fisik
2. Aspek mental
3. Sosial budaya
4. Ekonomi
5. Kebiasaan

11
6. Lingkungan
iii. Studi dokumentasi antara lain
1. Perkembangan kesehatan anak
2. Kartu keluarga
3. Catatan kesehatan lainnya
iv. Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
dan keperawatan antara lain :
1. Tanda-tanda penyakit
2. Kelainan organ tubuh
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah dalam family
healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Contoh :
(1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
b) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Contoh:
(1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
(2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
c) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim scoring
berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut

No Kriteria Skala Bobot Skoring Rasional


1 Sifat Masalah 1
- Aktual 3
- Resiko 2
- Potensial/ weliness 1
2 Kemungkinan 2
Masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Sebagian 1

12
- Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah 1
untuk dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
- Segera 2
- Tidak perlu segera 1
- Tidak dirasakan 0
Total
Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
skor
×bobot =¿
angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot
b. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas
kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan
krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan
tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan
keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada
keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat
penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan
penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara

13
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS,dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya.
diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien hipertensi :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan
diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet
bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-
hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan
dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing-masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien
hipertensi adalah :
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet
yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi
anggota kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan

14
makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .

4) Rasional
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi
yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah
khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang
rendah garam.
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap anggota
keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
3) Rencana tindakan
a. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi.
b. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara
pengaturan diet untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam
jumlah yang benar .
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan untuki
klien hipertensi.

15
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan
dengan jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara
pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b)Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah
yang tepat kilen dan keluarga mampu melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
1) Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan
yang rendah garam.
2) Kriteria Hasil
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam.
3) Rencana Tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap
klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak
mengandung garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan
untuk merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh
garam terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya
dari yang tidak sehat menjadi sehat

16
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat
keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu untuk
pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman
yang dapat membantu menurunkan tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki tanaman
obat keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat menurunkan
tekanan darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat
tersebut kapan saja diperlukan.
5) Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
a) Deteksi dini kasus baru.
b) Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c) Melakukan rujukan
d) Bimbingan dan penyuluhan.
( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)

5. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan
penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input
dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
a) Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan
keperawatan.
b) Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat

17
dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c) Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI

PENGKAJIAN KELUARGA

A. DATA UMUM KELUARGA


a. Nama kepala keluarga: Tn. H
b. Umur : 57 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Pns
f. Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
g. Alamat : Sukadamai DSN IX RT 027 RW 009
h. Komposisi keluarga :
No Umu
Nama Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.
. r
1 Tn. H 57 L 05/08/1966 SMA PNS
2 Ny. S 54 P 14/04/1968 SMA IRT Klien
3 An. P 26 L 07/04/1997 SMK Swasta

i. Tipe keluarga : Keluarga inti


j. Genogram :

1 2

Keterangan :

: Laki-laki 1 : Tn. H

18
: Perempuan 2 : Ny. S

: Laki-laki meninggal 3 : An. P

: Perempuan meninggal

----- : Tinggal serumah

k. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan
Bp. H sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil keputusan utama dalam
keluarga.
2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur / istirahat
Keluarga Tn. H mengupayakan agar kebutuhan istirahat terpenuhi, mereka
berusaha meluangkan waktu untuk tidur siang kurang lebih 1-2 jam dan tidur
malam tidak terlalu larut.
b) Kebiasaan rekreasi
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi
bersama di rumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang.
c) Kebiasaan makan keluarga
Istri Tn. H selalu menyediakan makanan tepat waktu untuk keluarganya, serta
mengurangi makanan yang asin dan pedas

l. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Sumber pendapatan sejumlah Rp. 5.000.000,- didapatkan dari satu belah pihak yaitu Tn.
H Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Barang-barang yang dimiliki : televisi, kulkas, sepeda motor, mesin cuci,
kipas angin.
m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Keluarga Tn. H berasal dari suku Jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa
Jawa.
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Seluruh anggota keluarga Tn. H beragama Islam dan taat beribadah, sering beribadah
berjamaah di masjid dekat rumah serta berdoa agar keluarga selalu diberikan kesehatan.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

19
Tahap perkembangan keluarga Tn. H saat ini merupakan tahap IV (keluarga dengan anak
dewasa).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. H merupakan keluarga pada tahap Melepas Anak ke Masyarakat. Dimana
tugasnya adalah mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri,
mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan
menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditingalkan anak-anak.

c. Riwayat keluarga inti


Tn. H mengatakan saat menikah dengan istrinya atas dasar suka sama suka dan setelah
menikah mereka dikaruniai 2 orang anak. Ny. S sebagai istri memiliki hipertensi sejak
kurang lebih 4 tahun yang lalu, namun tidak rutin kontrol ke puskesmas setempat dan
tidak rutin konsumsi obat hipertensi. Ny. S tidak memiliki masalah dengan istirahat,
makan maupun kebutuhan dasar lainnya.Tn. H tidak menderita suatu penyakit, tidak ada
masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya. An. P juga tidak
menderita suatu penyakit, tidak ada masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya.
d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
Orang tua Tn. H tidak ada yang memiliki riwayat hipertensi, namun orang tua Ny. S yaitu
ibu Ny. S memiliki riwayat hipertensi.

C. LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)


Tipe rumah yang dimiliki oleh Tn. H adalah rumah permanen dan milik sendiri, luas
rumah yang ditempati ±54m3 (6mx9m) dan 63m3 (7mx9m) terdiri dari 1 ruang tamu, 1
ruang TV, 3 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 2 kamar mandi. Sumber air minum, mandi
dan cuci pakaian menggunakan air sumur terletak di belakang rumah. Keluarga ini
memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.
b. Ventilasi dan penerangan
Rumah yang dihuni oleh keluarga Tn. H memiliki ventilasi yang dapat berfungsi dengan
baik, begitupun halnya dengan pencahayaannya. Rumah ini memiliki banyak jendela dan
beberapa pintu arah keluar. Dengan ini terlihat jelas bahwa rumah yang ditempati oleh
keluarga ini cukup terpapar dengan cahaya matahari.
c. Persediaan air bersih
Keluarga Tn. H memiliki persediaan air yang berasal dari sumur untuk keperluan sehari-
hari seperti mencuci, memasak, dan mandi.
d. Pembuangan sampah
Keluarga ini membuang sampah 2-3x seminggu, sampah ambil oleh petugas kebersihan
setempat.
20
e. Pembuangan air limbah
Air limbah rumah tangga disalurkan ke got.
f. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)
Rumah keluarga ini memiliki WC leher angsa, jarak septik tank dari sumber air bersih
cukup jauh (>10 meter).

g. Denah rumah

10
2 5 6

Keterangan :

1 : kamar mandi 1 6 : ruang tv


2 : ruang dapur 7 :kamar mandi 3
3 : ruang makan 8 : kamar tidur 2
4 : kamar mandi 2 9 : ruang tamu
5 : kamar tidur 1 10 : kamar tidur 3

h. Lingkungan sekitar rumah


Disekitar rumah terlihat lingkungan yang cukup bersih dan terawat, lingkungan jauh dari
polusi udara dan jauh dari bahaya.
i. Sarana komunikasi dan transportasi
Dalam berkomunikasi, keluarga ini menggunakan bahasa Indonesia. Alat transportasi
yang sering digunakan adalah sepeda motor milik pribadi.
j. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)
Fasilitas hiburan yang terdapat di rumah keluarga ini adalah televisi.
k. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang berada dekat dengan lingkungan rumah keluarga ini
adalah praktik klinik dokter, praktik klinik perawat dan bidan.

D. SOSIAL

a. Karakteristik tetangga dan komunitas


Tetangga keluarga ini mayoritas bersuku Jawa, hubungan antar tetangga cukup baik,
keluarga ini sering terlihat berbincang-bincang bersama ketika pagi hari sembari berbelanja

21
di tukang sayur. Tetangga sebelah kanan dan kiri adalah saudara sendiri, Tn. H termasuk
warga asli sehingga sudah dikenal lingkungannya dengan baik.
Profesi di komunitas mayoritas adalah wiraswasta dan pedagang. Kawasan ini terbilang
aman karena sangat jarang terjadi kejahatan.

b. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga ini memiliki 3 jiwa, Tn. H dan istri . Istri Tn. H adalah warga pendatang di
lingkungan ini namun mampu bersosialisasi dengan warga sekitar dengan baik.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
Anggota keluarga Tn. H sering berkumpul sekeluarga dan menonton televisi bersama.
Apabila ada keluarga yang sakit seperti demam tidak langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan namun dirawat dahulu dengan memberi kompres. Tn. H mengikuti perkumpulan
para bapak di lingkungan sekitar tiap 1 minggu sekali dan ikut dalam kelompok yasin.
d. Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga yang berperan sebagai pendukung keluarga yaitu Ny. S dan apabila
merasa ada masalah atau kesulitan keluarga selalu membagi dan menceritakan dengan
anggota keluarga lainnya.

E. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola Komunikasi Keluarga


Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga ini ada komunikasi terbuka antara
suami, istri dan anak. Setiap ada masalah pasti dibicarakan dan dipecahkan secara bersama
sebelum mengambil keputusan.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga ditntukan oleh Tn. H sebagai kepala keluarga,
namun itupun sesuai dengan hasil musyawarah semua anggota keluarga dan dalam
mengatur anggaran keluarga diserakan kepada istri Tn. H
c. Struktur Peran (formal dan informal)
b) Tn. H
Formal : Tn. H berperan sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab
dalam menafkahi keluarga.
Informal : Tn. H berperan sebagai pembimbing keluarganya yaitu
pembimbing bagi istri dan anaknya. Pada posisi ini tidak ada
masaah yang ditemukan oleh Tn. H. Dan Tn. H pun menyadari
semua itu harus dilakukan dan ia pun menjalankan perannya
dengan baik.

22
c) Ny. S
Formal : Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga menjaga dan merawat
keluarga. Dalam menjalankan peran ini Ny. S tidak memiliki
masalah dan mampu menjalankan dengan baik.
Informal : Dalam menjalankan peran ini Ny. S tidak memiliki masalah dan
mampu menjalankan dengan baik.
d) An. P
Formal : An. P berperan sebagai anak
Informal : An.P bekerja di perusahaan swasta. Dalam menjalankan peran ini
An.P tidak memiliki masalah dan mampu menjalankan dengan
baik

d. Nilai dan Norma Keluarga


Nilai kebudayaan yang dianut yaitu budaya Palembang. Keluarga sangat mendukung
nilai dan budaya mereka seperti saling menghormati satu sama lain dan berpakaian yang
sopan. Keluarga menganut nilai-nilai tersebut secara sadar dan tidak ada konflik yang
menonjol dalam keluarga ini.

F. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif
Keluarga ini saling memperhatikan anggota keluarganya satu sama lain. Keluarga saling
mendukung dengan hubungan yang akrab.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. S selalu memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan
membersihkan rumah serta menyiapkan keperluan suami dan anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga meyakini pengobatan yang disediakan di pelayanan kesehatan, jika ada anggota
keluarga yang sakit dan tidak bisa ditangani di rumah maka dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat, saat ini Ny. S sudah kurang lebih 5 bulan menderita hipertensi dengan
gejala yang muncul yaitu kepala pusingan tengkuk kaku. Ny. S tidak ingat dengan obat
yang pernah diminum karena sudah lama tidak pernah konsumsi dan memeriksakan
kesehatannya.

Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:

1).Mengenal masalah Kesehatan

23
Ny. S hanya tau hipertensi adalah darah tinggi, gejala yang ia ketahui ialah kepala
pusing dan tengkuk kaku, keluhan itu timbul ketika terlalu banyak beraktifitas, terlalu
banyak memakan daging-dagingan, olahan makanan yang dibakar dan terlalu banyak
minyak. Ny. S mengetahui jika penyebab hipertensi adalah sering konsumsi makanan
asin. Ny. S mengatakan pertama kali mengetahui tensinya tinggi ketika akan berobat
ke puskesmas sekitar tahun 2022.
2). Memutuskan untuk merawat
Istri Tn. H mengatakan tidak mengetahui dengan pasti bagaimana cara merawat
anggota keluarganya yang sakit, jika Ny. S mengeluh sakit kepala maka Tn. H
menyarankan untuk beristirahat.

3).Mampu merawat
Keluarga Tn. H mengatakan hanya mengetahui untuk mengurangi makanan asin untuk
penderita hipertensi, dan jika Ny. S mengeluh sakit kepala dan tengkuk kaku maka
suaminya menyarankan agar Ny. S beristirahat dan berhenti melakukan aktivitas,
terkadang juga Tn.H memberi seduhan air lemon hangat serta menganjurkan untuk
banyak minum air putih sampai keluhan mereda. Ny. S mengatakan apabila pusing
Ny.S mengonsumsi paracetamol. Setelah keluhan sembuh, NyM tidak mengonsumsi
obat dan tidak mengontrol kesehatannya kembali di pelayanan kesehatan terdekat.
4).Modifikasi lingkungan
Ny. S mengatakan hanya mengetahui hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi,
namun belum mengetahui bagaimana cara tepat untuk pengobatannya. Ny. S mengaku
agak terganggu dengan suara bising salah satunya riuh anak tetangga bermain. Dalam
keluarga ini memiliki komunikasi yang terbuka dan saling mendukung satu sama lain.
5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Tn. H mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit akan dirawat
sebisanya dahulu misalnya demam, langkah awal yang ditempuh adalah kompres
hangat, bila tidak kunjung mereda maka keluarga memutuskan untuk memeriksakan
kesehatannya ke fasilitas kesehatan. Ny. S juga tidak rutin kontrol di puskesmas.

d. Fungsi reproduksi
Sistem reproduksi Tn. H dan Ny. S masih baik yaitu memiliki anak dari perkawinannya.
e. Fungsi ekonomi
Kebutuhan pokok keluarga sehari-hari cukup terpenuhi dari penghasilan Tn. H.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

24
1). Stresor jangka pendek
Ny. S mengatakan mudah lelah ketika pekerjaan terlalu banyak dilakukan.
2). Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. H mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres jangka panjang (>6
bulan)
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga sangat khawatir dalam menghadapi masalah kesehatan yang cukup serius jika
dialami oleh salah satu anggota keluarga, dan untuk mencari jalan keluarnya keluarga
menempuh jalur medis apabila tidak dapat disembuhkan dengan obat tradisional atau
perawatan non medis.

c. Strategi koping yang digunakan


Keluarga Tn. H akan memecahkan masalah secara bersama-sama, selain itu juga mencari
informasi dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Keluarga Tn. H
juga selalu berdoa kepada Tuhan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Setiap anggota keluarga selalu membicarakan masalah yang mereka hadapi kepada
angota keluarga yang lain.

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

a). Ayah
Tn. H tidak memiliki riwayat penyakit serius.
b). Ibu
Ny. S memiliki penyakit hipertensi sejak 5 bulan yang lalu
c). Anak
An. P tidak memiliki riwayat penyakit serius.

b. Keluarga berencana

Keluarga ini tidak memiliki rencana menambah momongan lagi dan Ny. S tidak

mengunakan KB apapun saat ini.

c. Imunisasi
Riwayat imunisasi pada An. P adalah lengkap sampai dengan usianya saat ini. Untuk Ny.
S terakhir melakukan imunisasi covid 19.
d. Tumbuh kembang

a). Pemeriksaan tumbuh kembang anak

25
Anak :Tumbuh kembangnya anak baik ditandai dengan mulai merangkak, berjalan,

dan berlari sesuai usianya bisa membaca dan menulis serta berbicara sampai saat ini

dengan bekerja.

b). Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak


Sebagai orangtua, Tn. H dan istri selalu mendukung keperluan anak demi menunjang
tumbuh kembang agar menjadi optimal. Salah satu hal yang dilakukan Ny. S adalah
membatasi kegiatan yang kurang bermanfaat seperti bermain HP dan menonton
televisi. Tn H dan Ny. S selalu mencurahkan perhatian dan kasih sayang demi
mendukung proses perkembangan anaknya.

I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

a. Pemeriksaan fisik bapak


1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/85 mmHg
b) N : 93 x/menit
c) RR : 21 x/menit
d) T : 36,7 oC
4). Kepala : Bentuk bulat, tidak ada benjolan
a) Rambut : Bersih, beruban, tidak ada ketombe
b) Mata : Simetris kiri dan kanan, reflek pupil positif, tidak anemis
c) Hidung : Betuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan
d) Telinga : Bersih, tidak ada lesi dan perdarahan, pendengaran baik
e) Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi ada sedikit caries
5). Dada / Thorax :
- I : Pengembangan dada simetris, ictus cordis tidak tampak
- P : Tidak ada nyeri tekan
- P : Sonor pada paru, lup dup pada jantung
- A :Vesikuler
6). Perut / Abdomen :
- I : Tidak ada jejas
- P : Peristaltik usus 16 x/menit
- P : Tidak ada nyeri tekan
- A : Tympani
7). Genetalia / Anus : Tidak ada benjolan dan lesi
8). Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada edema

26
b. Pemeriksaan fisik Ibu …….
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 168/105 mmHg
b) N : 87 x/menit
c) RR : 23 x/menit
d) T : 36.5 oC
4). Kepala : Bentuk buat, tidak ada benjolan
a) Rambut : Bersih, tampak beruban, tidak ada ketombe
b) Mata : Simetris kiri dan kanan, reflek pupil positif, tidak anemis
c) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada lesi
d) Telinga : Simetris, bersih tidak tampak ada serumen, tidak ada lesi
e) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries
5). Dada / Thorax :
- I : Pengembangan dada simetris, ictus cordis tidak tampak
- P : Tidak ada nyeri tekan
- P : Sonor pada paru, lup dup pada jantung
- A : Vesikuler
6). Perut / Abdomen :
- I : Tidak ada jejas
- P : Peristaltik usus 16 x/menit
- P : Tidak ada nyeri tekan
- A : Tympani
7). Genetalia / Anus : Tidak ada benjolan dan lesi
8). Ekstremitas : Tidak ada

c. Pemeriksaan fisik Anak …… (1)


1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 109/76mmHg
b) N : 80 x/menit
c) RR : 23 x/menit
d) T : 36,7 oC
4). Kepala : Bentuk bulat dan tidak ada benjolan
a) Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe
b) Mata : Simetris kiri dan kanan, reflek pupil positif, tidak anemis

27
c) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada lesi
d) Telinga : Bersih, tidak ada perdarahan, tidak tampak serumen
e) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries
5). Dada / Thorax :
- I : Pengembangan dada simetris, ictus cordis tidak tampak
- P : Tidak ada nyeri tekan
- P : Sonor pada paru, lup dup pada jantung
- A : Vesikuler
6). Perut / Abdomen :
- I : Tidak ada jejas
- P : Peristaltik usus 14 x/menit
- P : Tidak ada nyeri tekan
- A : Tympani
7). Genetalia / Anus : Tidak ada lesi dan benjolan
8). Ekstremitas : Tidak ada edema dan lesi

J. HARAPAN KELUARGA

Keluarga Tn. H mengharapkan agar semua keluarga sehat dan semua keluarga dapat berperan
sesuai dengan perannya masing-masing.
K. ANALISA DATA

MASALA
TGL DATA
H
Data Subjektif : Manajeme
04/01/20 - Ny. S mengatakan terkadang sakit kepala & tengkuk kaku n
23 - Ny. S mengatakan menderita hipertensi sejak kurang lebih 5 kesehatan
bulan yang lalu dan tidak rutin konsumsi obat hipertensi keluarga
- Ny. S mengatakan hanya tahu bahwa hipertensi adalah tensi tidak
tingi, efektif
- Ny. S dapat mengira tensinya tinggi bila terasa sakit kepala dan
tengkuk kaku
- Ny. S mengatakan tidak rutin memeriksakan kesehatannya ke
fasilitas kesehatan
- Keluarga mengatakan selama di rumah Ny. S dirawat sebisanya
karena keluarga kurang mengerti cara merawat
- Keluarga mengatakan hanya mengurangi makanan asin untuk
diet hipertensi dan masih sering mengonsumsi olahan makanan

28
yang dibakar dan berminyak
- Ny. S mengetahui jika penyebab hipertensi adalah sering
konsumsi makanan asin
- Ny. S mengaku agak terganggu dengan suara bising
Data Objektif :
- Keluarga tampak bingung ketika ditanyai mengenai hipertensi
- Keluarga terlihat bingung ketika ditanya mengenai cara merawat
Ny. S
- Tekanan darah Ny. S 168/105 mmHg, frekuensi nadi 87 x/menit
- Keluarga memiliki BPJS

L. SKALA PRIORITAS MASALAH

Masalah 1: Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

BOBO PERHITUNG
KRITERIA PEMBENARAN
T AN
1. Sifat masalah Masalah adalah actual karena
 Aktual: 3 3/3x1=1 sudah terjadi pada Ny. S
1
 Resiko: 2
 Potensial: 1
2. Kemungkinan masalah Ny. S memiliki BPJS, Sumber
dapat diubah daya keluarga ada, finansial
1/2x2=1
 Mudah: 2 2 keluarga Tn. H cukup baik
 Sebagian: 1 namun mengalami keterbatasan
 Tidak dapat: 0 karena kesibukan
Masalah sudah terjadi, Ny. S
3. Kemungkinan masalah sudah mengurangi konsumsi
dapat dicegah garam, tidak ada komplikasi
 Tinggi: 3 1 2/3x1=2/3 namun upaya yang dilakukan
 Cukup: 2 masih belum maksimal seperti
 Rendah: 1 masih sering mengonsumsi
makanan yang berminyak
4. Menonjolnya masalah 1/2x1=1/2 Keluarga mengatakan merawat
 Segera: 2 1 Ny. S dengan kemampuan
 Tidak segera: 1 sebisanya, Ny. S mengatakan

29
jika kambuh minum paracetamol
 Tidak dirasakan: 0 dan istirahat sudah cukup
mengurangi gejala yang terjadi
Skor 3,17

M. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

30
N. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan SLKI SDKI


1. Manajemen kesehatan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
keluarga tidak efektif
keluarga mampu : Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Mengenal masalah kesehatan informasi
Outcome : 2. Kaji pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
Kemampuan menjelaskan pengetahuan Terapeutik :
tentang hipertensi meningkat 1. Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya
dan penghargaan
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
5. Gunakan bahasa yang sederhana
Edukasi :
1. Jelaskan pengertian, tanda gejala, penyebab dan
komplikasi hipertensi

Memutuskan untuk merawat Terapeutik :


Outcome : 1. Libatkan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi

31
1. Keluarga bersedia berpartisipasi dalam 2. Beri dukungan pada keluarga membuat keputusan
perawatan kesehatan Ny. S yang yang tepat dalam merawat Ny. S
mengalami hipertensi Edukasi :
1. Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan
saat stres

Mampu merawat Terapeutik :


Outcomes : 1. Motivasi Ny. S untuk berolahraga, misalnya senam
1. Verbalisasi kesulitan menjalankan hipertensi (Hariawan & Tatisina, 2019)
perawatan yang ditetapkan menurun Edukasi :
2. Kemampuan melakukan tindakan 1. Jelaskan diit hipertensi yang tepat
pencegahan masalah kesehatan 2. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
meningkat keluarga, misalnya penggunaan obat tradisional
3. Aktivitas keluarga mengatasi masalah bagi penderita hipertensi, yaitu pemberian jus
kesehatan tepat meningkat tomat (Cholifah, 2021)
4. Suplai makanan bernutrisi meningkat
5. Perilaku sesuai anjuran meningkat

Modifikasi lingkungan Terapeutik :


Outcome : 1. Motivasi keluarga untuk memberikan harapan pada
1. Verbalisasi harapan positif antar anggota Ny. S pada proses pengobatan hipertensi

32
keluarga meningkat Edukasi
2. Keluarga mampu menyiapkan 1. Jelaskan kepada keluarga untuk memodifikasi
lingkungan rumah yang aman dan lingkungan seperti lingkungan yang nyaman,
nyaman tenang dan jauh dari kebisingan

Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang Observasi :


ada 1. Identifikasi efisiensi dan efektivitas penggunaan
Outcome : jaminan kesehatan
1. Memanfaatkan tenaga kesehatan untuk Terapeutik :
mendapatkan informasi meningkat 1. Beri dukungan untuk menjalani program
2. Memanfaatkan sumber daya di pengobatan dengan baik dan benar
komunitas meningkat 2. Motivasi keluarga dan Ny. S memeriksakan
kesehatan secara teratur di fasilitas kesehatan
Edukasi :
1. Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan selama pengobatan
2. Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi

33
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Waktu Diagnosa kep Implementasi Evaluasi

34
29/01/2023 (D.0115) TUK: 1 S:
08.00 wib Manajemen Observasi 1.Ny. S mengatakan belum memahami secara
kesehatan keluarga 1.Mengidentifikasi spesifik terkait penyakit yang dideritanya
2.keluarga mengatakan belum memahami terkait
tidak efektif b.d masala kesehatan
penyakit yang diderita oleh Ny. S
kompleksitas pada Ny.S, dan
3.Ny. S dan keluarga menyatakan kesiapan untuk
program perawatan keluarga Tn. H . menerima informasi yang diberikan
/ketidakmampuan 2.Mengidenfitikasi O:
keluarga mengenal kesiapan dan 1.Ny. S tampak kebingungan saat ditanya tentang
masalah kesehatan kemampuan Ny.S penyakitnya
2. keluarga tampak bingung ketika ditanya tentang
anggota keluarga dan keluarga serta
penyakit yang diderita oleh Ny. S
menerima informasi
A:
yang diberikan. Ny. S dan keluarga belum mampu mengenal
3.Mengidentifikasi masalah
faktor-faktor yang P:
dapat meningkatkan 1.identifikasi masalah yang belum dipahami
2.edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dan menurunkan
pngertian, tanda gejala penyakit
motivasi Ny. S dan
keluarga serta
perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS
(D.0115)
Manajemen
kesehatan keluarga TUK: 2
S:
35
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical

Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta

Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

36

Anda mungkin juga menyukai