Anda di halaman 1dari 1

Menurut Betran, AP dkk (2016), berdasarkan data dari 121 negara, menunjukkan bahwa

antara tahun 1990 dan 2014, tingkat persalinan sectio caesarea rata-rata global meningkat 12,4%
(dari 6,7% menjadi 19,1%) dengan tingkat kenaikan rata-rata tahunan sebesar 4,4%. Peningkatan
absolut terbesar terjadi di Amerika Latin dan Karibia (19,4%, dari 22,8% menjadi 42,2%), diikuti
oleh Asia (15,1%, dari 4,4% menjadi 19,5%), Oseania (14,1%, dari 18,5% menjadi 32,6%) ,
Eropa (13,8%, dari 11,2% hingga 25%), Amerika Utara (10%, dari 22,3% menjadi 32,3%) dan
Afrika (4,5%, dari 2,9% menjadi 7,4%). Asia dan Amerika Utara adalah daerah dengan tingkat
kenaikan tahunan rata-rata tertinggi dan terendah (masing-masing 6,4% dan 1,6%).
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa standar rata-rata persalinan
sectio caesarea adalah sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran di dunia, dengan kira – kira 11 %
persalinan di rumah sakit pemerintah dan lebih dari 30% persalinan di rumah sakit swasta
(Gibbson L. et all, 2010 dalam Ati, 2015).
Sedangkan tingkat persalinan sectio caesarea di Indonesia 15,3% sampel dari 20.591 ibu
yang melhirkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang di survey dari 33 provinsi. Gambaran
adanya faktor resiko ibu saat melahirkan atau di operasi caesarea adalah 13,4 % karena ketuban
pecah dini, 5,49% karena Preeklampsia, 5,14% karena Perdarahan, 4,40% Kelainan letak Janin,
4,25% karena jalan lahir tertutup, dan 2,3% karena rahim sobek (RISKESDAS, 2012 dalam
Aprina, 2015).

Anda mungkin juga menyukai