Oleh :
I GUSTI AYU WIKA ARPANDYANI
PO7120012101
3.3 REGULER
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2015
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial,: suami, isteri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggotanya.
B. Bentuk/ Type Keluarga
1. Tradisional
a. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anakanaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru.
c. Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau keduaduanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
d. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
e. Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
f. Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
h. Single Adult
jaringan perawat
Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
3.
pelayanan kesehatan
Pengkajian lanjutan (tahap kedua). Pengkajian lanjutan adalah tahap
pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah
kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Di sini perawat
perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah
kesehatan yang paling mendasar.
Pengumpulan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan metode
wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap
anggota keluarga, dengan menggunakan data sekunder (contoh: hasil
laboratorium, hasil foto rontgen, dan sebagainya). Dalam pengumpulan data
yang perlu dikaji adalah :
a. Data umum
Identitas kepala keluarga
1) Nama kepala keluarga (KK)
2)
3)
4)
5)
6)
Umur
Pekerjaan kepala keluarga
Pendidikan kepala keluarga
Alamat dan nomor telepon
Komposisi Keluarga
Nam
Umu
Se
Hub
dengan KK
Pendidika
Pekerjaan
Keterangan
waktu
digunakan
keluarga
untuk
berkumpul
serta
dimiliki
keluarga
untuk
menunjang
kesehatan.
Fasilitas
Kesanggupan
keluarga
didalam
melaksanakan
perawatan
kemampuan
keluarga
mengambil
keputusan
Kriteria
Sifat masalah
2.
Score
Bobot
1
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
1
2
3.
4.
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Prioritas masalah
Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai ke
skore terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga
terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera. Penentuan
prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan
seperti berikut ini :
1.
Sifat masalah, prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat
2.
3.
4.
kebutuhan kesehatan.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit
4.
5.
1.
2.
3.
D. Implementasi
Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada
keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara
terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di
rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi ini adalah
sebagai
koordinator.
Namun,
bila
keluarga
tidak
mampu
atau
tidak
E. Evaluasi
Evaluasi
merupakan
kegiatan
yang
membandingkan
antara
hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Bila evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun
rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu
dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula
direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan
pengertian Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya.
Pada tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat
meliputi:
1.
Evaluasi formatif/respons, bertujuan untuk menilai hasil implementasi
secadra bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak
2.
pelaksanaan
Evaluasi sumatif/hasil akhir, bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan
sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan
III.
mmHg
dinyatakan
sebagai
hipertensi.
Hipertensi
adalah
peningkatan tekanan darah di atas normal yaitu bila tekanan sistolik (atas)
140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau lebih.
Kategori
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
Diastolik
Normal
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih
c.
tinggi.
Pola Hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien
telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress
agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi.
Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang
sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner.
Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor utama untuk
perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.
vasokonstriktor
pembuluh
darah.
Vasokonstriksi
yang
d) Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan
meningkatkan kepatuhan.
e) Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih dini yaitu pada
tekanan darah normal tinggi.
IV.
Data objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. HR meningkat, perubahan irama jantung
3. Perubahan suara jantung, aksentuasi pada basis S2 (S2 awal CHF);
subventrofi ventrikel kanan)
4. Murmur, valcular stenosis
5. Takikardia, berbagai jensi elisritmia
6. Perubhana isi denyut nadi ada keterlambatan pada daerah tangan
7. Peregangan vena jugularis congesti vena
8. Nafas cepat
9. Hipotensi postural
10. Aksal dingin, refill kapiler lambat
11. Tampak pucat, banyak keringat
12. Ada tidaknya obesitas
13. Kadang ada edema
14. Suasana perasaan berubah-ubah
15. Perubahan status mental, perubahan orientasi, prines pikir, memori
16. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan refleks
tendon dalam dan perubahan retina mata.
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/fatique
3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan
dengan