php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
Abstrak
Pengobatan menggunakan terapi komplementer akhir-akhir ini berkembang dan menjadi sorotan di
berbagai negara. Beberapa pengobatan komplementer yang telah ditemukan untuk membantu
menurunkan tekanan darah diantaranya dengan tanaman tradisional,akupuntur,akupressur, bekam,
dan lain-lain. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari beberapa jenis terapi
komplementer terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Pencarian literature review ini
menggunakan database pubMed dan google scholar. Pencarian dilakukan dengan keywords:
Complementary Therapy AND Hypertention, Complementary Therapy AND Blood Pressure,
Complementary Therapy OR Acupunture OR Music Therapy OR Rose Aromatherapy OR Wet-
Cupping, Effect of ”Complementary therapy”Hypertention Patients”+Journal. Didapatkan hasil 7
Jurnal dari rentang waktu 2016-2019 yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil dari 7 jurnal yang
direview secara penuh melalui literature review ini didapatkan 6 jurnal pada terapi komplementer
(Rose Aromaterapy, Meditasi & yoga, akupresure, bekam, akupuntur pada thaicong acupoint)
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap keefektifan dari terapi komplementer dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sedangkan 1 jurnal pada terapi musik
menunjukan hasil yaitu terjadi peningkatan pada tekanan darah sistolik setelah diberikan terapi.
kesimpulan dari literature revies ini bahwa terapi komplementer seperti, rose aromaterapy, meditasi
& yoga, akupresure, bekam basah, akupuntur pada thaicong acupoint efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi
Abstract
[Complementary Therapy for High Blood Pressure in Patients with Hypertension : A Literature
Review] The treatment using complementary therapy has flourished recently and become an attention
wordwide. Some complementary treatments such as using traditional plants, acupuncture,
acupressure, cupping therapy and etc are proven effective in reducing high blood pressure. This
literature review aims to find out the effectiveness of some types of complementary therapy to reduce
high bloood pressure in patients with hypertension. The literature search for this review uses
database pubMed and Googlescholar were used in this literature review study. The search was done
by using these keywords: Complementary Therapy and Hypertention, Complementary Therapy and
Acupunture or Music Therapy or Rose Aromateraphy or Wet-Cupping, Effect of “Complementary
theraphy”Hypertension Patients”+Journal. 7 journals from 2016-2019 in line with the inclusion
criteria were obtained. The results of this literature from seven journals reviewed completely, 6
journals on complementary therapy (Rose Aromatherapy, Meditation and yoga, acupressure, cupping
therapy, acupuncture of thaicong accupoint) show a significant result in the effectiveness of
complementary therapy to reduce high blood pressure in patients with hypertension. Meanwhile, 1
journal on Music therapy shows an increase in systolic blood pressure aften the therapy is given.
Conclusion this paper is complementary therapy such as rose aromatherapy, meditation and yoga,
acupressure, wet cupping therapy, acupuncture of thaicong accupoint is found to be effective in
reducing high blood pressure in patients with hypertension.
Article info: Sending on May 24, 2019; Revision August 22, 2019; Accepted on September 09, 2019
--------------------------------------------
*) Corresponding author:
Email; ellytrisnawati16@yahoo.com
641
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
Total (n=1.796)
(n=46)
memenuhi kriteria inklusi
(n=39)
analisis akhir
(n=7)
642
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
Type of
Type of
No Author Title Sample Complementary Outcome
Research
Therapy
Intervention Using Rose Rose Aromatherapy sangat efektif untu
Aromatherapy to lowering Quasi- Rose menurunkan tekanan darah pada lansia
1. 1 (Astuti.R, et al., 2018)
blood pressure of elderly Experiment
30 Lansia hipertensi
Aromatherapy hipertensi
with hypertention
pasien dewasa yang meditasi dan yoga dapat mengurangi
berusia > 18 tahun TD sistolik dan diastolik, yang berada
dengan dalam kisaran baseline yang sama, dan
prehipertensi, atau pengurangannya signifikan secara
hipertensi stadium 1 statistik; namun,beberapa hasil
atau stadium 2. dan menunjukkan sedikit perbedaan.
Blood Pressure Response pasien yang Setelah analisis mendalam dari hasil
Systematic
to Meditation and Yoga:A berusia> 60 tahun tersebut, kisaran TD dan usia pasien
2. 2 (Park.,et al., n.d., 2017)
Systematic Review and
Review &
dengan sistolik
Yoga
sebagai faktor yang mempengaruhi
Meta-Analysis
Meta-Analysis antara 140 - 159 hasil yang berbeda dalam beberapa
mmHg atau laporan. Secara khusus, meditasi
diastolic 90 - 99 memainkan peran nyata dalam
mmHg pada 13 mengurangi TD pada subjek yang
jurnal yang berusia > 60 tahun, sedangkan yoga
dianalisis. mengurangi TD pada subjek yang
berusia < 60 tahun.
Effect of dance therapy on
Terapi tarian secara significant dapat
blood pressure and
Systematic Pasien hipertensi menurunkan tekanan darah sistolik dan
( Conceição., et al., exercise capacity
3. 3 2016) ofindividuals with
Review & pada 4 jurnal yang Dance Therapy diastolik bila dibandingkan dengan
Meta-Analysis dianalisis subyek kontrol.
hypertension: A systematic
review and meta-analysis
Effect of music therapy on
blood pressure of
individuals with Systematic Pasien hipertensi
( Amaral., et al., n.d., Musik menghasilkan peningkatan pada
4. 4 2016)
hypertension: A Review & pada 4 jurnal yang Music Therapy
tekanan darah sistolik
5systematic review and Meta-Analysis dianalisis
Meta-analysis
643
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
Effectiveness of
Acupressure on the
Rata-rata TD sistolik dan diastolik pada
Taichong Acupoint in Acupressure on
(Hon.,Ghon.L.,et al., A Randomized 80 pasien dengan kelompok eksperimen menurun pada 0,
5. 5 2016)
Lowering Blood Pressure
Clinical Trial hipertensi
the Taichong
15, dan 30 menit setelah dilakukan
in Patients with acupoint
akupresur
Hypertension: A
Randomized Clinical Trial
Acupuncture lowers blood
31 pasien dengan
pressure in mild A Randomized, Hasil penelitian ini menunjukkan
tekanan sistolik
hypertension patients: Controlled, bahwa akupunktur dapat menurunkan
6. 6 (Liu.Y., 2015)
Arandomized, controlled, Assessor-
120-159 mmhg dan Acupunture
tekanan darah pada prehyper-tension
diastolic 90-99
assessor-blinded pilot Blinded Study dan hipertensi stadium I,
mmhg
trialYan
Bekam basah memberikan
pengurangan langsung tekanan darah
sistolik. Setelah 4 minggu masa tindak
Effects of wet-cupping on lanjut, tekanan darah sistolik rata-rata
blood pressure pada kelompok intervensi adalah 8,4
inhypertensive patients: a A Randomized mmHg kurang dari pada kelompok
7. 7 (Aleyeidi1.,et al.,2018)
randomized controlled Controlled Trial
40 pasien hipertensi Wet-cupping
kontrol. Setelah 8 minggu, tidak ada
trial perbedaan signifikan dalam tekanan
darah antara kelompok intervensi dan
kontrol. Dalam penelitian ini, Bekam
basah tidak menghasilkan efek
samping yang serius
644
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
Kriteria Inklusi dan Ekslusi hipertensi mulai dari 6 hingga 8 minggu, 2 atau 5 kali
Kriteria inklusi & ekslusi yang digunakan dalam seminggu (Flachskampf, 2007).
pemilihan literatur review ini yaitu: Terapi Akupunktur merupakan pengobatan
a. Kriteria Inklusi traditional Chinese atau metode non-invasive berupa
1) Penelitian yang orisinil (jurnal asli atau penekanan pada titik-titik tubuh tertentu dengan
memang dilakukan oleh peneliti) menggunakan jarum. (Longhurst, 2013). Efek
2) Full text. akupunktur dalam menurunkan tekanan darah
3) intervensi dengan terapi komplementer diantaranya dengan mengatur regulasi subtansi
4) Penelitian dapat memberikan informasi vasioaktif pada endotel pembuluh darah. Salah
tentang keefektifan terapi satunya yaitu aktivasi dan pengeluarannya Nitrit
5) komplementer terhadap takanan darah pada Oksida. Penusukan jarum pada titik akupunktur akan
pederita hipertensi menstimulasi tonus saraf parasimpatis dan menekan
6) Rentang waktu 2016-2019 tonus saraf simpatis. Parasimpatis dominan akan
7) Research artikel memproduksi asetilkolin dimana ikatan asetilkolin
b. Kriteria Ekslusi pada sel endotel akan menginduksi terbentuknya
1) Judul penelitian yang tidak fokus pada terapi Nitrit Oksida (NO) lokal dan di endotel, yang
komplementer untuk kemudian berdifusi ke dalam otot polos pembuluh
2) Penyakit hipertensi darah kemudian merubah aliran darah dan sirkulasi
3) Jurnal Bahasa Indonesia local dan terjadi relaksasi otot polos pembuluh darah
(Hasnah, 2016). Hal tersebut sejalan dengan
Penyeleksian penelitan yang dilakukan oleh Tsuhiya M, 2007
Hasil pencarian pada PubMed diperoleh 935 artikel dalam Nyimas Rodiah dkk,2013 yang mengatakan
dan google scholar 861 artikel, sehingga didapatkan bahwa akupunktur meningkatkan NO dan
total keseluruhan yaitu 1.796 artikel. Selanjutnya meningkatkan fungsi sirkulasi darah local pada
artikel diskrining melalui judul dan abstrak sehingga lokasi tubuh yang dilakukan penusukan titik
menjadi 80 jurnal, kemudian dilakukan review akupunktur dan meningkatkan fungsi sirkulasi darah
dengan kategori full text dalam rentang waktu 2016- lokal. Sedangkan Cai (1998), menyelidiki 28 kasus
2019 ditemukan hasil 46 jurnal. Sebanyak 39 jurnal hipertensi dan menemukan bahwa setelah terapi
ditolak karena tidak memenuhi kriteria inklusi dan akupunktur terjadi penurunan tekanan darah yang
jumlah akhir yang didapatkan untuk dilakukan disertai dengan peningkatan signifikan kadar NO
analisis literatur review yaitu 7 jurnal penelitan. serum.
645
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
sebagai mediator kimia untuk mengatur banyak Terapi tarian merupakan modalitas aktivitas
fungsi tubuh termasuk fungsi termasuk suasana hati, fisik yang mengacu pada gerakan tubuh, dan biasanya
metabolisme serta pertumbuhan dan perkembangan tergantung pada musik dan ritme yang secara positif
(Astuti & Nugrahwati,2018). terkait dengan integrasi kognitif, emosional dan
sosial. (Strassel.,et al, 2011).
c. Terapi Meditasi & yoga
Hasil penelitian systematic review pada 13 e. Music therapy (terapi musik)
studi RCT ini menunjukan bahwa terapi meditasi & Hasil dari tinjauan sistematis dan meta-
yoga dapat menurunkan TD sistolik dan diastolik, analisis uji coba terkontrol secara acak (RCT) yaitu
yang berada dalam kisaran baseline yang sama, dan menghasilkan peningkatan pada tekanan darah
pengurangannya signifikan secara statistic ; sistolik WMD (-6,58 95% CI: -9,38 hingga -3,79),
namun,beberapa hasil menunjukkan sedikit perbedaan yang tidak signifikan dalam tekanan darah
perbedaan. Setelah analisis mendalam dari hasil diastolik ditemukan untuk peserta dalam kelompok
tersebut, kisaran TD dan usia pasien sebagai faktor Musik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
yang mempengaruhi hasil yang berbeda dalam Terapi Musik merupakan terapi yang berupa
beberapa laporan. Secara khusus, meditasi rangsangan audio yang didalamnya terkandung
memainkan peran nyata dalam mengurangi TD pada unsur ritme, melodi, harmoni serta timbre (Reed
subjek yang berusia > 60 tahun, sedangkan yoga sidnell, 1978). Musik yang diperdengarkan pada
mengurangi TD pada subjek yang berusia < 60 tahun subjek penelitian akan merangsang organ-organ
(Park, S.-H., Han, K.S., 2017). pendengaran dan menstimulasi bagian otak lobus
Terapi Meditasi & yoga merupakan terapi temporal (cortex auditorius), dan diikuti dengan
yang mengkombinasikan antara teknik bernapas stimulasi dari sistem limbik yaitu Hipocampus,
(pranayama), relaksasi dan meditasi serta latihan Amigdala, dan Hipothalamus. Disini Hipothalamus
peregangan atau postur dengan mekanisme penyatuan yang terstimulasi dari gelombang suara akan
dari tubuh (body), pikiran (mind) dan jiwa (soul) merangsang pengeluaran gelombang otak pada
(asana) (Meditasi & yoga , 2016) ; Jain, 2011). bagian frontal dan parietal cortex cerebri. Beberapa
Sindhu (2014) mengatakan bahwa melakukan yoga teori menyebutkan bahwa perangsangan dari sistem
setiap hari dapat memperlancar peredaran darah, limbik akan menstimulasi RAS (Reticuler Activated
karena rasa rileks yang didapat dari yoga membantu System). Gelombang yang dikeluarkan dari otak
melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga untuk stimulasi dari musik relaksasi adalah
sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi. Yoga ini gelombang alfa. Gelombang alfa ini menyebabkan
terbukti dapat meningkatkan kadar b-endhorpin pengeluaran dari 2 substansi kimia yaitu,
empat sampai lima kali didalam darah. Ketika neurotransmiter serotonin yang akan menimbulkan
seseorang melakukan latihan, maka b-endorphin akan rasa tenang dan hormon endorfin yang merupakan
keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam sistem aktif opium. Kedua substansi kimia ini akan
hiphothalamus dan sistem limbik yang berfungsi merangsang sistem saraf parasimpatis sehingga
untuk mengatur emosi. Peningkatan bendorphin terjadilah perubahan pada sistem cardiovascular (do
terbukti berhubungan erat dengan tekanan darah dan Amaral et al., 2016).
pernafasan. ketika tubuh dalam kondisi tenang maka
akan mengalami relaksasi dan pada akhirnya f. Terapi Akupresure
mengalami kondisi keseimbangan, sehingga relaksasi Hasil dari terapi dengan metode akupresur
pada yoga maupun meditasi berpusatkan pada pikiran taichong acupoint pada kelompok eksperimen (n =
dan pengontrolan pernafasan yang akan 40) dan metatarsal pertama (shup acupoint) pada
meningkatkan sirkulasi oksigen ke otot-otot, sehingga kelompok kontrol (n= 40) yaitu ada perbedaan yang
otot-otot akan mengendur, tekanan darah akan signifikan dalam TD sistolik dan diastolik antara
menurun. kelompok eksperimen dan kontrol segera dan 15 dan
30 menit setelah akupresur (𝑝 <0,05). Rata-rata TD
d. Dance therapy (terapi menari) sistolik dan diastolik pada kelompok eksperimen
Hasil penelitian dari terapi tarian yaitu menurun pada 0, 15, dan 30 menit setelah akupresur
terdapat penurunan yang signifikan pada tekanan (165.0 / 96.3, 150.4 / 92.7, 145.7 / 90.8, dan 142.9 /
darah sistolik (WMD −12,01 mm Hg; 95% CI: 88.6mmHg). (Lin et al., 2016)
−16,08, −7,94 mm Hg; P <0,0001) dan tekanan darah Terapi Akupresur merupakan metode non-
diastolik (WMD −3.38 mm Hg; 95% CI: −4.81, invasif berupa penekanan pada titik akupunktur tanpa
−1.94 mm Hg; Pb 0.0001). Pada orang dewasa yang meng-gunakan jarum, biasanya hanya menggunakan
lebih tua, terapi menari dapat meningkatkan jari atau benda tertentu yang dapat memberikan efek
kekuatan, keseimbangan, dan daya tahan otot penekanan sehingga lebih bisa diterima dan
sedangkan pada individu dengan gagal jantung, terapi ditoleransi oleh pasien. dibandingkan akupunktur
dansa dapat meningkatkan peakVO2 dan kualitas yang menggunakan jarum (Alkaissi, Stalnert,&
hidup (Conceição, L.S.R, 2016). Kalman, 2002; Black & Hawk, 2009; Lemone &
Burke, 2008; & Ming et al., 2002). Rice (2006)
646
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
647
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), September 2019, 641-648
648
Copyright ©2019, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728