Anda di halaman 1dari 13

TERAPI BEKAM PADA PENDERITA HIPERTENSI

Eva Mardiana1 Hidayatun Nufus2 Leo Yosdimyati R3


123
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email: evamardiana231998@gmail.com 2email: hidayatunnufus77@gmail.com 3email:
yosdim21@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Tekanan Darah pada penderita hipertensi sering tidak terkontrol dikarenakan
suatu keadaan dimana tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara tidak wajar.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai peningkatan abnormal tekanan darah baik peningkatan
darah sistolik ataupun diastolik. Dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.Tujuan dari Literature Review ini
ditujukan untuk mengidentifikasi terapi Bekam pada penderita hipertensi berdasarkan study
empiris 5 tahun terakhir. Desain literature review. Pencarian menggunakan database Google
Scholar, ProQuest, dan Science direct, artikel dengan topik yang diterbitkan dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris dari tahun 2015-2019. Metode: Pencarian menggunakan
PICOS dengan keyword yang sesuai dengan penulisan. Artikel dipilih dengan seleksi jurnal,
seleksi abstrak dengan kriteria inklusi, ekslusi sehingga ditemukan jurnal yang akan
direview.Hasil: Literature Review dari 11 jurnal yang sudah dipilih lalu dikategorikan
menjadi 2 karakteristik terapi komplementer. Terdiri dari 6 artikel bekam basah (Aleyeidi et
al., 2015), (Rosidawati & Nurahmi, 2016), (Indriani, 2017), (Artikel Khairul Anam real (1),
n.d.), (Miftahusyifa & Bengkulu, n.d.), (Lu et al., 2019) , dan 5 artikel terapi bekam (Poojar
et al., 2017), (Fatonah & Rihiantoro, 2015), (Susi Susanah, Ani Sutriningsih, 2017), (Sormin,
2019), (Lestari et al., 2017). Karakteristik tersebut menunjukkan penting bagi penderita
hipertensi.Kesimpulan: Secara keseluruhan menunjukkan bahwa terapi bekam secara
signifikan dapat menurunkan hipertensi. Saran: Diharapkan dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi dengan dilakukan terapi bekam.

Kata kunci : hipertensi, terapi bekam, terapi komplementer,

CUPPING THERAPY IN HYPERTENSIVE PATIENTS

ABSTRACT

Introduction: Blood pressure in people with hypertension is often uncontrolled in a situation


where blood pressure increases abnormally. Hypertension is also defined as an increase in
blood pressure, both systolic and diastolic. It is called hypertension when the systolic blood
pressure is 140 mmHg and the diastolic pressure is above 90 mmHg.The aim of this
Literature Review is to identify cupping therapy in hypertensive patients based on empirical
studies for the last 5 years. Review of the design literature. Search using the Google Scholar
database, ProQuest, and Science direct, articles on topics published in Indonesian and
English from 2015-2019. Method: uses PICOS with keywords that match the assessment.
Articles were selected by journal selection, abstract selection with inclusion criteria,
exclusion so that journals to be reviewed were found. Results: Literature Review from 11
selected journals were then categorized into 2 complementary therapies. Consists of 6
articles of wet cupping (Aleyeidi et al., 2015), (Rosidawati & Nurahmi, 2016), (Indriani,
2017), (Article Khairul Anam real (1), nd), (Miftahusyifa & Bengkulu, nd), ( Lu et al., 2019),
and 5 articles on cupping therapy (Poojar et al., 2017), (Fatonah & Rihiantoro, 2015), (Susi
Susanah, Ani Sutriningsih, 2017), (Sormin, 2019), (Lestari et al ., 2017). These criteria
indicate importance for people with hypertension. Conclusion: indicates that cupping
therapy can significantly reduce hypertension. Suggestion: it is expected to lower blood
pressure in patients with hypertension in the treatment of cupping.

Key words: hypertension,therapy cupping, complementary therapy,

PENDAHULUAN Tekanan darah yang tinggi dapat


membebani kerja jantung dan pembuluh
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang darah secara berlebihan dan dapat
sering terjadi di masyarakat, jika tidak mempercepat penyumbatan pembuluh
dikendalikan secara baik dapat arteri. Faktor-faktor penyebab hipertensi
menyebabkan kerusakan pada target organ salah satunya yaitu kekurangan asupan
misalnya pada brain, cardio, renal, serta makanan yang baik. Banyak orang-orang
peripheral vascular disease yang kurang mengkonsumsi sayuran dan
(Nurahmandani et al., 2016). Hipertensi buah-buahan dan lebih banyak
umumnya terjadi tanpa gejala mengkonsumsi makanan yang tinggi
(asimtomatis), sebagian besar orang tidak garam (Apriza Yanti & Muliati, 2019).
merasakan apapun, mesti tekanan darahnya Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
sudah jauh diatas normal. Hipertensi tinggi disamping asupan makanan yaitu
merupakan penyebab kematian nomer tiga keturunan, kebiasaan merokok, konsumsi
setelah stroke dan tuberkolosis (Apriza alkohol, obesitas, stress dan kurang
Yanti & Muliati, 2019). Hipertensi aktivitas fisik. Dampak dari kebiasaan
menjadi salah satu penyakit yang banyak tersebut yaitu peningkatan tekanan darah
dijumpai di Indonesia, dapat dikatakan tinggi dan penyakit komplikasi lainnya
hipertensi bila tekanan darah melebihi (Goyena & Fallis, 2019).
140/90 mmHg (Susi Susanah, Ani
Sutriningsih, 2017). Terapi bekam merupakan salah satu terapi
komplementer yang berfungsi untuk
Menurut World Health Organization menurunkan tekanan darah tinggi. Terapi
(WHO) pada tahun 2019 jumlah kasus bekam dilakukan dengan cara
hipertensi ada 839 juta dan diperkirakan mengeluarkan darah kotor dari dalam
menjadi 1.15 milyar taun 2025 sekitar tubuh melalui permukaan kulit (Putra,
(29%) dari jumlah penduduk didunia. 2019). Untuk menurunkan tekanan darah
Sedangkan di Indonesia pada tahun 2019 harus banyak mengkonsumsi makanan
angka kejadian hipertensi sebesar 185.857 tinggi serat dan kalium (Shanti & Zuraida,
jiwa. Penduduk jawa timur pada tahun 2016). Dari uraian diatas peneliti tertarik
2019 mengalami penyakit hipertensi untuk meneliti seberapa berpengaruhnya
sebanyak 20,45% sebesar 1.828.669 pemberian terapi komplementer pada
penduduk, laki-laki 20,83% sedangkan penderita hipertensi.
perempuan 20,11%
jiwa.(Dinkes,2019).Data di kabupaten
Jombang tahun 2019 yang mengalami BAHAN DAN METODE PENELITIAN
hipertensi sebesar 20,59%. Penderita
hipertensi tahun 2018 sebesar 60.607 Strategi dalam pencarian jurnal atau risalah
(20,59%) (Dinkes. Kab Jombang, 2019). dengan memakai PICOS framework, yaitu:
Dari data survey di Indonesia, prevelensi 1. Population/problem, adalah suatu
hipertensi orang dewasa sekitar 5-10% dan komunitas buat persoalan yang akan
angka tersebut akan jadi lebih tinggi dari direview atau dianalisis.
20% pada usia 50 tahun keatas, dan akan 2. Intervention, adalah suatu aktivitas atau
selalu meningkat setiap tahunnya.(Shanti perlakuan yang dilakukan untuk
& Zuraida, 2016). seorang atau masyarakat dan
dipaparkan sebagai pelaksanaan.
3. Comparation, adalah pengaturan lain inklusi.
yang dipakai buat penyelaras. Intervention Adanya Selain dari
4. Outcome, adalah suatu hasil buat faktor pada faktor pada
luaran yang didapat dari observasi. terapi terapi
5. Study design, adalah metode observasi komplement komplement
er. er.
yang dipakai buat jurnal yang akan
Comparation Tidak ada Tidak ada
direview atau dianalisis. faktor faktor
Pencarian risalah ataupun jurnal memakai pembanding pembanding
keyword dan boolean operator (AND, OR . .
NOT or AND NOT) yang dipakai buat Outcome Adanya Tidak
memperamba ataupun mensdesainkan suatu adanya
pencarian, makadari itu memudahkan hubungan suatu
daalam menentuan risalah buat jurnal yang atau hubungan
akan dipakai. Kata kunci yang dipakai pengaruh atau
daalam penelytian yaitu, “Cupping terhadap pengaruh
Therapy” AND “wet cupping” AND terapi terhadap
komplement terapi
“hypertension”
er terhadap komplement
penderita er terhadap
Data yang digunakan dalam penelitian ini hipertensi. penderita
yaitu data skunder yang diperoleh bukan hipertensi.
dari pengamatan langsung, akan tetapi Study design Quasy Systematic/
diperoleh dari hasil penelitian yang sudah Eksperimen literature
dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sumber t, pra- review.
data sekunder yang diperoleh berupa esperimenta
artikel atau jurnal yang relavan dengan l, one group
topik. Dilakukan dengan menggunakan pra-post test
design, Pre
database melalui, Google Scholar,
Esperimenta
ProQuest, dan Science direct. l Design

Dalam pencarian jurnal yang akan Tahun terbit Artikel atau Artikel atau
direview oleh penulis, penulis menetapkan jurnal yang jurnal yang
kriteria inklusi dan ekslusi yang sesuai terbit terbit
dengan topik penulis, sebagai berikut: setelah sebelum
Tabel Kriteria inklusi dan ekslusi dengan tahun 2015. tahun 2015.
format PICOS Bahasa Bahasa Selain
Kriteria Inklusi Ekslusi Inggris dan bahasa
Population/prob Jurnal Jurnal bahasa Inggris dan
lem internationa international Indonesia. bahasa
l dan dan nasional Indonesia.
nasional yang tidak
yang ada Berdasarkan hasil pencarian literature
berhubunga hubungan melalui publikasi Google Scholar,
n dengan dan ProQuest dan Science direct menggunakan
topik pengaruhny kata kunci“Complementary” AND
penelitian a dengan “Cupping therapy” AND “wet cupping”
yakni topik yang
AND hypertension”, peneliti menemukan
penderita akan
hipertensi. menghilang
2143 jurnal yang sesuai dengan kata kunci
kan atau tersebut. Jurnal penelitian tersebut
mengeluark kemudian di diskrining, sebanyak 1570
an subjek jurnal dieklusi karena terbitan tahun 2015
yang kebawah dan menggunakan bahasa selain
memenuhi bahasa Inggris dan Indonesia. Assesement
kriteria kelayakan terhadap 577 jurnal, jurnal yang
duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai D Instrumen
dengan kriteria inklusi dilakukan ekslusi, Penelitian
sehingga didapatkan 11 jurnal yang 1 Sphygmanometer 11 100
dilakukan review. dan Alat bekam
Jumlah 11 100
Literature review ini disintesis E Analisis
Statistik
menggunakan metode naratif dengan
Penelitian
mengelompokkan data-data hasil ekstaksi 1 One-way 1 9
yang sejenis sesuai dengan hasil yang analysis of
diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal variance
penelitian yang sesuai dengan kriterian 2 Uji Analisa 1 9
inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat Univariant-
ringkasan jurnal. Meliputi: nama peneliti, Bivariant
tahun terbit, judul, metode dan hasil 3 Uji Wilcoxon 4 37
penelitian serta database. 4 uji skewness 1 9
5 Uji T-dependent 1 9
6 uji t-berpasangan 1 9
HASIL PENELITIAN 7 Analysis data 1 9
8 student’s t-test 1 9
analyes
1. Karakteristik Umum dalam
Jumlah 11 100
penyelesaian studi (n=11)
No Kategori F %
A Tahun Publikasi Penelitian yang dilakukan diatas yaitu
1 2015 2 18 menggunakan literature review
2 2016 4 36,5 menunjukkan bahwa sebagian besar
3 2017 4 36,5 (36,5%) dipublikasikan pada tahun 2016
4 2019 1 9 dan 2017, dengan keseluruhan
Jumlah 11 100 menggunakan desain penelitian Quasy
B Desain Eksperiment sebesar (46%). Dan sampling
Penelitian penelitian diatas menunjukkan sebagian
1 Quasy 5 46 besar menggunakan Purporsive Sampling
Eksperiment sebanyak ( 37%), sebagian instrumen
2 Quasy 3 27 penelitian menggunakan Sphygmanometer
Experimental dan Alat bekam sebanyak (100%), dan
3 Pra 2 18 hampir keseluruhan analisa statistik dalam
Experimental
penelitian menggunakan Uji Wilcoxon
4 Observation 1 9
Studies
sebanyak (37%).
Jumlah 11 100
C Sampling 1. Karakteristik Terapi Bekam
Penelitian No Kategori F %
1 Random 2 18 A Jenis Terapi Bekam
Sampling 1. Terapi 5 45
2 Purporsive 4 37 Bekam
Sampling Basah
3 Consecitive 1 9 2. Terapi 6 56
Sampling bekam
4 Acidental 1 9 Jumlah 11 100
Sampling
5 Total Sampling 1 9 Penelitian literature review diatas
6 Probabilly 1 9 menggunakan beberapa karateristik Terapi
Sampling Bekam dalam penelitian, dan
7 convenience 1 9 menunjuukkan bahwa presentase sebagian
sampling besar menggunakan terapi bekam sekitar
Jumlah 11 100
(56%), dan terapi bekam basah sebanyak hiperte (Miftahus
(45%). nsi saat yifa &
1. Analisis Terapi Bekam ini Bengkulu
N Jenis Terapi Analisa Sumber yaitu , n.d.)
o. Komplementer Literature Empiris terapi
Pertama bekam.
1. Terapi Bekam 1. Bahwa (Aleyeidi Manfaa
Basah terapi et al., t terapi
bekam 2015) bekam
basah basah
(wet belum
cupping banyak
) diteliti
berfung di
si Indones
secara (Rosidaw ia.
signifik ati & Salah
an Nurahmi, satu (Lu et al.,
untuk 2016) manfaat 2019),
menuru dari
nkan terapi
tekanan bekam
darah basah
pada yaitu
penderi dapat
ta menuru
hiperte (Indriani, nkan
nsi. 2017) tekanan
darah
2. Berdasa pada
rkan penderi
studi ta
dari hiperte
peneliti nsi.
an ini
yang 4. Terapi
dilakuk bekam
an oleh basah
peneliti, berfung
pasien (Artikel si untuk
mengat Khairul mengel
akan Anam uarkan
bahwa real (1), semua
setelah n.d.) kotoran
diterapi dan
bekam endapa
tubuh n yang
mereka berada
terasa pada
lebih pembul
bugar uh
dan darah.
segar. Terapi
bekam
3. Trend basah
pengob yaitu
atan suatu
proses
dengan wawan
melaku cara
kan yang
sayatan dilakuk
dan an
penusu peneliti
kan bahwa
halus sebagia
untuk n
mengel pasien
uarkan mengal
darah ami
kotor penuru
yang nan
ada tekanan
ditubuh darah
. setelah
Sehing dilakuk
ga an
terapi terapi
bekam bekam.
basah
berfung 6. Hasil
si untuk peneliti
menuru an
nkan tersebut
hiperte menunj
nsi. ukkan
bahwa
5. Berdasa terapi
rkan bekam
data aman
pada dilakuk
klinik an
pengob untuk
atan menuru
alternat nkan
if hiperte
miftahu nsi.
l Shifa
dari 2. Terapi bekam 1. Bahwa (Poojar et
tahun pember al., 2017)
ketahun ian
mengal terapi
ami bekam
peningk menunj
atan. ukkan (Fatonah
Dari efek &
data dalam Rihiantor
terakhir menuru o, 2015)
terdapat nkan
4800 tekanan
pasien darah
yang pada
bekam penderi
disini. ta
Dari hiperte (Susi
hasil nsi. Susanah,
Ani komple
2. Pember Sutrinings menter
ian ih, 2017) yang
terapi ada saat
bekam ini.
pada
penderi 4. Peneliti
ta an ini
hiperte menggu
nsi nakan
dapat desain
menyeb (Sormin, quasy
abkan 2019) experi
penuru ment
nan dengan
tekanan sample
darah sebanya
tinggi k 40
sehingg orang.
a terapi Hasil
bekam peneliti
sengat an
berman diperol
faat dan eh
efisien bahwa
untuk (Lestari et respond
dilakuk al., 2017), en
an. terbany
ak
3. Pada berusia
peneliti 35
an ini tahun
sebagia yaitu 30
n besar orang
orang (75%),
menera terbany
pkan ak
terapi respond
bekam en laki-
sebagai laki 25
terapi orang
komple (62,50
menter %).
untuk
menuru 5. Dari
nkan hasil
tekanan studi
darah peneliti
mereka. an dari
Sehing hasil
ga wawan
mereka cara
menyuk pada
ai terapi penderi
bekam ta
ketimba hiperte
ng nsi
terapi kebany
akan Penelitian dari (Poojar et al., 2017),
warga dengan judul “Evaluasi of Bloodletting
putus Cupping Therapy in the Management of
pengob Hypertension”. Penelitian ini
atan
menggunakan 60 sample, dibagi menjadi 2
dengan
pengob
kelompok yaitu kelompok studi dan
atan kelompok kontrol. Hasil utama yang
hiperte diteliiti adalah penurunan SBP. Perbedaan
nsi setidaknya 10mmHg diantara kedua
dikaren kelompok dianggap signifikan dalam
akan penelitian ini. Ukuran sampel dihitung
biaya berdasarkan kekuatan studi 85% dengan
yang tingkat kesalahan a=0,05, dan deviasi
sangat standart populasi untuk hipertensi adalah
mahal.
13 mmHg.
Sehing
ga
mereka Penelitian dari (Fatonah & Rihiantoro,
beralih 2015), dengan judul “Pengaruh Terapi
mencari Bekam Terhadap Tekanan Darah
pengob Penderita Hipertensi”. Penelitian ini
atan menggunakan teknik Consective sampling
lain dengan 30 responden yang menderita
seperti hipertensi. Pengukuran tekanan darah
terapi sistole sebelum dilakukan bekam
bekam
didapatkan hasil mean 156,57 mmHg
yang
sudah
dengan standar deviasi 11,83 mmHg,
efektif sesudah terapi bekam diperoleh hasil mean
untuk 149 mmHg dengan standar deviasi 18,49
menuru mmHg. kemudian tekanan darah diastole
nkan sebelum bekam yaitu 95 mmHg dengan
tekanan standar deviasi 7, 31 mmHg, sesudah
darah. terapi bekam nilai mean 92, 67 mmHg
dengan standar deviasi 9,80 mmHg. dari
Penelitian dari (Aleyeidi et al., 2015), hasil uji statistik terdapat pengaruh pada
dengan judul “Effects of wet-cupping on tekanan darah sistole dan diastole pada
blood pressure in hypertensive patients: a pasien hipertensi sebelum dan sesudah
randomized controlled tria”. Penelitian ini dilakukan terapi bekam dengan nilai
menggunakan 40 responden dan dibagi p=0,000 (sistole) dan p=0,007 (MAP).
menjadi dua kelompok yaitu 20 responden
bekam basah dan 20 responden kelompok Penelitian dari (Susi Susanah, Ani
kontrol yang hanya menjalani pengobatan Sutriningsih, 2017), dengan judul
hipertensi konvensional. 3 sesi bekam “Pengaruh Terapi Bekam Terhadap
basah dilakukan setiap hari, rata-rata Penurunan Tekanan Darah pada
tekanan darah sistole dan diastole diukur Penderita Hipertensi di Klinik Husada
dengan spymamometer. Terapi bekam Malang”. Desain penelitian ini
basah langsung bisa menurunkan tekanan menggunakan quasy experimental dengan
darah sistolik setelah dilakukan selama 4 jumlah sample sebanyak 23 responden
minggu. Tekanan darah sistolik rata-rata sesuai dengan kriteria inklusi dengan
pada kelompok intervensi yaitu 8,4 mmHg melakukan satu kali intervensi sebelum
kurang dari pada kelompok kontrol dan sesudah terapi bekam. Distribusi
(p=0,0046). responden pada jenis kelamin responden
sebanyak 56,5% berjenis kelamin
perempuan dan 43,5% berjenis kelamin
laki-laki. Sebanyak 57% responden berusia bahwa terapi bekam dapat menurunkan
56-65 tahun, sebanyak 26% memiliki hipertensi.
riwayat genetik dan 74% responden tidak
memiliki riwayat genetik hipertensi. Dari Penelitian dari (Rosidawati & Nurahmi,
hasil uji statistik ditemukan adanya 2016), dengan judul “Pengaruh Terapi
perubahan pada tekanan darah dengan Bekam Basah terhadap Tekanan Darah
selisih mean pada sistole 11,74 mmHg dan pada Penderita Hipertensi”. Penelitian ini
diastole 7,39 mmHg. uji statistik yang menggunakan desain pra eksperimental
dipakai yaitu uji wilcoxon, sistole dan dengan jumlah sample 20 orang.
diastole menunjukkan nilai (p=0,000) yang Responden paling banyak yaitu laki-laki
berarti nilai p<0,50 sehingga H1 diterima (65%), rata-rata usia responden yaitu 53,55
yang berarti ada pengaruh terapi bekam tahun. Rata-rata dari hasil tekanan darah
terhadap penurunan tekanan darah pada sistole sebelum dibekam yaitu 146,35
penderita hipertensi. mmHg dan diastole yaitu 99,37 mmHg.
setelah dilakukan terapi bekam hasil dari
Penelitian dari (Sormin, 2019), dengan tekanan darah sistole yaitu 137,63 mmHg
judul “Pengaruh Terapi Bekam terhadap dan tekanan darah diastole yaitu 91,29
Tekanan Darah pada Penderita mmHg. Terdapat pengaruh yang signifikan
Hipertensi”. Penelitian ini menggunakan setelah dilakukan terapi bekam basah
desain quasy experiment dengan sample terhadap tekanan darah pada penderita
sebanyak 40 orang. Hasil penelitian hipertensi dengan nilai p value=0,001.
diperoleh bahwa responden terbanyak
berusia 35 tahun yaitu 30 orang (75%), Penelitian dari (Indriani, 2017), dengan
terbanyak responden laki-laki 25 orang judul “Pengaruh Bekam Basah terhadap
(62,50%). Sebelum dilakukan terapi Penurunan Tekanan Darah pada Pasien
bekam, rata-rata tekanan darah sistolik Hipertensi di Klinik Asy-Syifa
yaitu 152,50 mmHg dan rata-rata tekanan Prabumulih”. Penelitian ini menggunakan
diastolik yaitu 82,25 mmHg. setelah terapi metode cross-sectional yang hanya
bekam diperoleh hasil bahwa rata-rata menggunakan satu kelompok dengan 47
tekanan darah sistolik yaitu 134,25 mmHg responden. Pengukuran tekanan darah
dan rata-rata diastolik yaitu 80mmHg. sistole sebelum dan sesudah dilakukan
diperoleh hasil p-value= 0,000 yang berarti terapi bekam didapatkan rerata perbedaan
terdapat perbedaan tekanan darah sebelum 9,362 mmHg. sedangkan pada pengukuran
dan sesudah dilakukan terapi bekam. diastole didapatkan rerata sebelum dan
sesudah terapi bekam sebanyak 10,319
Penelitian dari (Lestari et al., 2017), mmHg.
dengan judul “Pengaruh Terapi Bekam
terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penelitian dari (Lu et al., 2019), dengan
Penderita Hipertensi di dusun Tambak judul “Wet Cupping for hypertension”.
Rejo desa Gayaman Mojokerto”.penelitian Hasil penelitian tersebut menunjukkan
ini menggunakan desain quasy experiment bahwa terapi bekam aman dilakukan
dengan jumlah sample sebanyak 28 untuk menurunkan hipertensi.
responden, yang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan Penelitian dari (Artikel Khairul Anam real
kelompok kontrol. Hasil penelitian (1), n.d.), dengan judul “Pengaruh Terapi
menunjukkan perbedaan rerata tekanan Bekam Basah terhadap Tekanan Darah
darah pretest dan post test. Sedangkan nilai Pada Penderita Hipertensi”. Desain
rata-rata perbedaan SBP kelompok penelitian ini menggunakan pra
eksperimen yaitu -28,57 mmHg, DBP - eksperimental dengan sample 10 orang.
10,71 mmHg dan MAP -16,66 mmHg. Proses pengolahan data menggunatan uji
pada kelompok kontrol SBP 8,57 mmHg, wilcoxon. Sebelum diberikan intervensi
DBP 3,57 mmHg, MAP 5,23 mmHg. nilai menunjukkan prehipertensi sebanyak 30%
p value=0,000 sehingga dapat disimpulkan dan hipertensi tahap satu berjumlah 70%.
Setelah dilakukan intervensi sebagian yang signifikan setetlah diberikan
responden mengalami perubahan tekanan terapi bekam basah sekitar sistole
darah keseluruhan menjadi normal, dengan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
nilai signifikan p value= 0,005 maka H1 bekam didapatkan rerata perbedaan
diterima yang berarti ada pengaruh terapi 9,362 mmHg. sedangkan pada
bekam basah terhadap tekanan darah pada pengukuran diastole didapatkan rerata
penderita hipertensi. sebelum dan sesudah terapi bekam
sebanyak 10,319 mmHg (Indriani,
Penelitian dari (Miftahusyifa & Bengkulu, 2017), (Rosidawati & Nurahmi,
n.d.), dengan judul “The Effect Of Bekam 2016),
Therapy on Blood Pressure Reduction in
Hypertension Patients in the Hospital Terapi bekam basah ini menunjukkan
Alternative Treatment Miftahusyifa, bahwa terapi ini sangat penting untuk
Bengkulu City”. Desain penelitian ini yaitu penderita hipertensi. Trend
quasy esperiment dengan 98 responden pengobatan hipertensi saat ini yaitu
dengan melakukan satu kali intervensi dengan menggunakan pengobatan
bekam. Dari hasil uji statistik ditemukan terapi alternatif dan komplementer
adanya perubahan pada tekanan darah semakin dilirik oleh masyarakat, salah
dengan selisih nilai mean pada sistole satunya adalah terapi bekam basah
12,143 mmHg dan diastole 8,265 mmHg. atau juga bisa disebut dengan terapi
nilai p value= 0,000 yang berarti H1 hijamah. Bekam basah sendiri
diterima sehingga ada pengaruh terapi merupakan suatu proses untuk
bekam terhadap tekanan darah pada membuang darah kotor dari
penderita hipertensi. permukaan kulit. Dengan melakukan
terapi bekam basah secara teratur
secara signifikan dapat menurunkan
PEMBAHASAN tekanan darah pada penderita
hipertensi.
1. Terapi Bekam Basah
2. Terapi Bekam
Penelitian ini menunjukkan banyak
dari penderita hipertensi yang masih Penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak patuh menjaga kesehatannya. hipertensi merupakan salah satu
Maka dari itu pemberian terapi bekam penyakit yang mematikan. Gaya
basah sangat diperlukan bagi hidup yang semakin kompleks tanpa
penderita hipertensi. Berdasarkan disadari telah menimbulkan berbagai
hasil dari penelitian diatas bahwa macam penyakit yang salah satunya
keseluruhan pasien menunjukkan yaitu hipertensi. Hipertensi biasanya
adanya pengaruh dalam menurunkan tidak memiliki gejala, kenyataannya
tekanan darah sistolik dan diastolik banyak orang yang memiliki tekanan
pada penderita hipertensi. darah tinggi selama beberapa tahun
tapi tidak menyadarinya. Pengobatan
Banyak dari penderita hipertensi yang hipertensi dapat dilakukan dengan dua
masih tidak peduli dengan cara yaitu pengobatan farmakologis
kesehatannya. Maka dari itu dan pengobatan komplementer.
pemberian terapi bekam basah sangat
diperlukan untuk menurunkan tekanan Pengobatan komplementer itu sendiri
darah pada penderita hipertensi. seperti terapi bekam (Lestari et al.,
Terapi bekam basah langsung bisa 2017). Tingginya hipertensi dapat
menurunkan tekanan darah sistolik merusak pembuluh darah diseluruh
setelah dilakukan selama 4 minggu. tubuh. Agar dapat menormalkan
Dari penelitian diatas menunjukkan tekanan darah dapat dilakukan dengan
bahwa rata-rata terdapat perbedaan terapi bekam. Setelah dilakukan terapi
bekam didapatkan nilai p value=0,000 dapat memberikan edukasi dan caregiver
(Susi Susanah, Ani Sutriningsih, terhadap penderita hipertensi maupun
2017). keluarga klien untuk terus menjalankan
pola hidup yang sehat dan teratur.
Terapi bekam sangat bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah
tinggi sehingga terapi ini sangat cocok KEPUSTAKAAN
untuk pengobatan alternativ bagi
penderita hipertensi. Akhir-akhir ini Aleyeidi, N. A., Aseri, K. S., Matbouli, S.
masyarakat menyukai pengobatan M., Sulaiamani, A. A., & Kobeisy, S.
komplementer dikarenakan biaya A. (2015). Effects of wet-cupping on
terjangkau, tidak menggunakan bahan blood pressure in hypertensive
kimia, dan efek penyembuhan secara patients: A randomized controlled
signifikan. Menginggat terapi trial. Journal of Integrative Medicine,
farmakologis dan tingginya angka 13(6), 391–399.
kejadian efek samping pada obat serta https://doi.org/10.1016/S2095-
harganya yang relativ mahal 4964(15)60197-2
menjadikan pengobatan
komplementer menjadi pilihan yang Apriza Yanti, C., & Muliati, R. (2019).
tepat. Salah satu pengobatan Pengaruh Pemberian Jus Semangka
komplementer yang dapat Merah dan Kuning Terhadap Tekanan
menurunkan hipertensi yaitu terapi Darah Lansia Menderita Hipertensi.
bekam. Jurnal Endurance, 4(2), 411.
https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4213
Artikel Khairul Anam real (1). (n.d.).
SIMPULAN DAN SARAN
Fatonah, S., & Rihiantoro, T. (2015).
Simpulan Pengaruh terapi bekam terhadap darah
penderita hipertensi. Jurnal
Hasil literature dari 11 artikel yang telah Keperawatan, XI(1), 56–62.
direview oleh peneliti di bab sebelumnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi Goyena, R., & Fallis, A. . (2019). 済無No
bekam secara signifikan dapat menurunkan Title No Title. Journal of Chemical
tekanan darah pada penderita hipertensi. Information and Modeling, 53(9),
Hal ini bisa dibuktikan dari sebelum dan 1689–1699.
sesudah diberikan intervensi yaitu terdapat https://doi.org/10.1017/CBO9781107
penurunan sistole dan diastole. Sehingga 415324.004
dapat disimpulkan bahwa terapi bekam ini
sangat direkomendasikan sebagai Indriani, S. A. (2017). Pengaruhterapi
pengobatan alternativ untuk pengobati Bekam Basah Terhadap
hipertensi. Penurunantekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Klinik Asy-Syifa
Saran Prabumulih. Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes, VII(3),
Saran dalam penelitian ini adalah lebih 152–155.
dipromosikan tentang terapi bekam sebagai https://doi.org/10.1017/CBO9781107
terapi alternativ untuk mengobati 415324.004
hipertensi. Dan dapat dijadikan sebagai
bahan perkuliahan bahwasannya masih Lestari, Y. A., Hartono, A., & Susanti, U.
banyak manfaat yang bisa didapatkan peda (2017). Pengaruh Terapi Bekam
terapi bekam jadi mahasiswa bisa Terhadap Perubahan Tekanan Darah
mempelajari cara pengobatan terapi bekam Pada Penderita Hipertensi Di Dusun
basah. Bagi tenaga kesehatan diharapkan
Tambak Rejo Desa Gayaman Pengaruh Terapi Bekam Basah
Mojokerto. Nurse and Health: Jurnal Terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Keperawatan, 6(2), 14. Hipertensi. Community of Publishing
https://doi.org/10.36720/nhjk.v6i2.16 in Nursing (COPING), 4(3).

Lu, S., Du, S., Fish, A., Tang, C., Lou, Q., Shanti, N. M., & Zuraida, R. (2016).
& Zhang, X. (2019). Wet cupping for Pengaruh Pemberian Jus Semangka
hypertension: a systematic review and Terhadap Penurunan Tekanan Darah
meta-analysis. Clinical and Lansia. Majority, 5, 117–123.
Experimental Hypertension, 41(5), http://juke.kedokteran.unila.ac.id/inde
474–480. x.php/majority/article/viewFile/896/8
https://doi.org/10.1080/10641963.201 04
8.1510939
Sormin, T. (2019). Pengaruh Terapi
Miftahusyifa, A., & Bengkulu, K. (n.d.). 1) Bekam Terhadap Tekanan Darah
, 2) , 3). Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 14(2), 123.
Nurahmandani, A. R., Hartati, E., https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.12
Supriyono, M., Studi, A. P., 94
Keperawatan, I., Telogorejo, S., Studi,
D. P., Keperawatan, I., Semarang, U., Susi Susanah, Ani Sutriningsih, W. (2017).
Kesehatan, E., Kesehatan, D., Influence of Cupping Therapy
Semarang, K., Hipertensi, A., Against Blood Pressure Drop on
Wredha, P., Gading, P., Wredha, P., Hypertension Patients At Polyclinic
& Gading, P. (2016). Efektivitas Trio Husada Malang. Journal Nursing
Pemberian Terapi Rendam Kaki Air News, 2(1), 281–291.
Jahe Hangat Terhadap Penurunan https://doi.org/10.1021/BC049898Y
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Hipertensi Di Panti Werdha Pucang
Gading Semarang. Ilmu Keperawatan
Dan Kebidanan, 1–13.

Poojar, B., Ommurugan, B., Adiga, S.,


Thomas, H., Sori, R. K., Poojar, B.,
Hodlur, N., Tilak, A., Korde, R.,
Gandigawad, P., In, M., Sleep, R.,
Albino, D., Rats, W., Article, O.,
Schedule, P., Injury, C. C., Sori, R.
K., Poojar, B., … Gandigawad, P.
(2017). Methodology Used in the
Study. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical
Research, 7(10), 1–5.
https://doi.org/10.4103/jpbs.JPBS

Putra, M. N. (2019). Pengaruh bekam


basah terhadap tekanan darah pada
pasien hipertensi di klinik holistik
medical center palembang.
Universitas Muhammadiyah
Palembang.

Rosidawati, I., & Nurahmi, I. (2016).

Anda mungkin juga menyukai