Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH SELF MANAJEMEN BEHAVIOR TERHADAP

KONTROl TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI


DIPUSKESMAS SIMPANG TIGA MARPOYAN

TAHUN 2021

PROPOSAL

Disusun Oleh:

IFTIANA

NIM: 18010015

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulilah Saya Panjatkan Kepada Allah SWT Yang


Telah Melimpahkan Rahmat Serta Hidayah –Nya Sehingga Penyusunan Proposal
Penelitian Ini Dengan Judul “Pengaruh Self Manajemen Behavior Terhadap
Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi” Dapat Diselesaikan Dengan
Tepat Waktu. Tujuan Penulisan Ini Adalah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mencapai Gelar S1 Keperawatan

Tidak Lupa Izinkan Saya Untuk Mengucapkan Terimakasih Kepada


Dosen Pembimbing Saya Ibu Ns. Silvia Nora Anggreni, M,Kep Yang Telah Sabar
Membimbing Saya Dan Memberikan Saya Masukan Dalam Pengerjaan Proposal
Penelitian Ini. Serta Ucapan Terimakasih Kepada Keluarga Dan Kerabat Yang
Selalu Memberikan Dukungan Dan Dorongan Kepada Saya. Dengan Ini Saya
Mengucapkan Mohon Maaf Apabila Terdapat Kesalahan Dalam Penulisan
Proposal Penelitian Ini Dan Saya Juga Mengharapkan Kritik Dan Saran Dari
Pembaca Maupun Dosen Untuk Bahan Pertimbingan Proposal.

Pekanbaru, januari, 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup Penelitian
F. Keaslian Penelitian

BAB II PENELITIAN

A. HIPERTENSI
a. Definisi hipertensi
b. Etiologi hipertensi
c. Klasifikasi hiperten
d. Manifetasi hipertensi
e. Faktor resiko hipertensi
f. Pathofisiologi hipertensi
g. Penatalaksanaan hipertensi
B. KONSEP SELF CARE MANAGEMEN
a. Definisi self care managemen
b. Tujuan self care managemen
c. Komponen self care managemen
d. Perilaku perilakukontro
e. Faktor yang mempengaruhi self care managemen
C. KONTROL TEKANAN DARAH
a. Definisi kontrol tekanan darah
b. Perilaku kontrol tekanan darah
c. Faktor yang mempengaruhi perilaku kontrol tekanan darah

BAB III METODE PENELITIAN


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi
naik karna gangguan pada pembulu darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi terganggu sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Puspita.,et al., 2019) Dapat Menyerang Siapa Saja Dan
Kapan Saja, Menimbulkan Penyakit Degeneratif Hingga Kematian.
Menurut Word Health Organization (WHO) Tahun 2019 diketahui
bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi meningkat dari 594 juta
pada tahun 1975 Menjadi Sekitar 1,13 Miliar pada tahun 2015. Penyakit
ini berkembang di Negara-negara yang berpenghasilan rendah dan
menegah.
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620
orang. Sedangkan angkat kematian di Indonesia akibat penderita hipertensi
sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44
tahun sekitar 31,6% umur 45-54 tahun 45,3%, umur 54-64 tahun yaitu
55,2%. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karna sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyadang
hipertensi dan baru diketahui ketika sudah terjadi komplikasi (Andri et al,
2021; sihotang et al., 2020)
Hipertensi menempati urutan nomor 4 dari 10 penyakit terbanyak di
rawat inap di rumah sakit provinsi riau tahun 2018 yaitu sekitar 5148 kasus.
Penyakit hipertensi merupakan urutan pertama jenis penyakit kronis tidak
menular yang dialami roleh kelompok usia lanjut di propvinsi riau dan di kota
pekanbaru (Riskesdas, 2018)
Hipertensi dapat di sebabkan oleh faktor yang dapat diubah dan
faktor tidak dapat di ubah. Faktor yang tidak dapat diubah diantaranya
seperti keturunan, jenis kelamin, dan usia. Sedangkan faktor yang dapat di
ubah seperti obesitas, diet hipertensi, stress, aktivitas fisik, dan merokok
(puspita et al.,2019)
Self Management Hipertensi Dapat Dilaksanakan Dengan
Menerapkan 5 Komponen Yaitu Integrasi Diri, Regulasi Diri, Interaksi
Dengan Tenanga Kesehatan Dan Lainya, Pemantauan Tekanan Darah, Dan
Kepatuhan Terhadap Aturan Yang Dianjurkan Dan Terdapat 5 Self
Managemen Behavior Yaitu Kepatuhan Terhadap Diet, Aktivitas Fisik,
Kontrol Stress, Membatasi Konsumsi Alcohol, Dan Berhenti Merokok (Sri
Mariana Dalam Akhter, 2019).
Konseling Behavioral adalah teori konseling yang menekankan
pada tingkah laku yang dikontrol oleh faltor-faktor di luar. Tingkah laku
seseorang ditentukan banyak dan macamnya yang diterima dalam situasi
hidupnya. (Siska Novra Elvina, 2019)
Self manajemen merupakan salah satu teknik dalam konseling
behavior, yang mempelajarai tingkah laku atau individu manusia yang
bertujuan merubah perilaku maladaptif menjadi adaptif (Siska Novra
Elvina, 2019)
Self managemen hipertensi sangat dibutuhkan agar pasien tidak
mengalami penurunan kesehatan dikarenakan penyakit sering berulang.
Self managemen mengarah pada tindakan untuk mempertahankan perilaku
yang efektif meliputi mengikuti diet dan olahraga, pemantaun secara
mandiri, dan koping emosional dengan penyakit yang diderita (Fernalia et
al., 2019 )
Menurut (rusmono hamzah irawan, 2017) perilaku mengontrol
tekanan darah ialah perilaku yang dilakukan penderita hipertensi untuk
mengotrol tekanan darah ke pelayanan kesehatan. Biasanya Pasien
hipertensi hanya akan datang untuk kontrol ke pelayanan kesehatan atau
puskesmas apabila sudah muncul gejala atau sudah terjadi kompikasi
seperti stroke. Kurangnya kesadaran bagi penderita hipertensi sangat
berpengaruh pada pentingnya mengotrol kesahatan terutama bagi penderita
hipertensi dengan melakukan pengotrolan darah secara rutin.
beberapa faktor yang menghambat penderita hipertensi dalam
melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan yaitu pengentahuan dari pasien
hipertensi itu sendiri, dukungan tenanga kesehatan, dukungan keluarga dan
pendidikan ria astute pertiwi dalam albherta 2021
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pekanbaru Tahun 2019
Pelayanan Kesehatan Dengan Hipertensi Paling Tinggi Pada Puskesmas
Simpang Tiga Sebesar 29,6% Di Ikuti Dengan Puskesmas Melur Sebesar
27,9% Sedangkan Pelayanan Kesehatan Dengan Hipertensi Paling Rendah
Pada Puskesmas Harapan Raya Sebesar 2,0%. (Dinkes Pekanbaru 2019).
Pada puskesmas rawat inap simpang tiga kota pekanbaru dimana
terdapat 10 penyakit terbanyak pada poli usila pada bulan November 2019
dan yang menduduki tingkat pertaman penyakit yaitu hipertensi dengan
jumlah kunjungan 369 pasien.( yulnefia, 2020
Hasil Yang Diambil Berdasarkan Latar Belakang Tingginya Angka
Kejadian Penyakit Hipertensi Di Wilayah Simpang Tiga Pekanbaru.
Peneliti Tertarik Melakukan Penelitian Tentang pengaruh self managemen
behavior terhadap kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi Puskesmas
Simpang Tiga Pekanbaru.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
pengaruh self manajemen behavior terhadap kontrol tekanan darah pada
pasien hipertensi diwilalayah kerja puskesmas simpang tiga pekanbaru
tahun 2021.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh self manajemen behavior terhadap
kontrol tekanan darah pada pasien hipetensi diwilayah kerja puskesmas
simpang tiga pekanbaru tahun 2021.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi responden hipertensi
b. Mengetahui karakteristik self manajemen behavior
c. Mengetahui kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini bisa dijadikan wawasan
pengetahuan, dan menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh self
manajemen behavior terhadap kontrol tekanan darah pada pasien
hipertensi
2. Manfaat praktis
a. Bagi puskesmas
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan
yang bermanfaat untuk mengetahui “pengaruh self manajemen
behavior terhadap kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi”.
b. Bagi peneliti
Untuk memberikan informasi dan pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya
c. Bagi instituti pendidikan
Sebagai tambahan pustaka untuk memberikan pengetahuan dalam
melaksanakan pembelajaran khususnya untuk mengetahui hubungan
anatara self care manajemen dengan kualitas hidup pasien hipertensi

E. Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini membahas tentang “pengaruh self manajemen
behavior terhadap kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi,”sasaran
penelitian ini pada pasien hipertensi yang berada di puskesmas simpang
tiga marpoyan.
Waktu penyusanan penelitian proposal ini dilakukan pada bulan
desember 2021- mai 2022 di puskesmas simpang tiga marpoyan,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh self manajemen
behavior terhadap kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi.
Penelitian ini dilakukan di puskesmas simpang tiga marpoyan
karna dalam data dinkes 2019 puskesmas dengan pasien hipertensi
terbanyak yaitu di puskesmas simpang tiga marpoyan dan penelitian ini
dilakukan dengan metode kuantitatif dalam pengarauh self manajemen
behavior terhadap kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi.
F. Keaslian penelitian

Keteranga fernalia, buyung desti puswanti, novi siska novra elvina


n keraman, rahmad satrio yanti, dekriani 2021
putra yuzela
2021 2021
judul faktor-faktor yang analisis self tenik self
berhubungan dengan self management dan managemen dalam
care management pada pengontrolan pengelolaan
pasien hipertensi tekanan darah pada strategi waktu
pasien hipertensi kehidupan pribadi
pada masa covid- di yang efektif
puskesmas lima
puluh kota
pekanbaru
tujuan Untuk mengetahui untuk menganalisis untuk mengetahui
faktor-faktor yang self managemen dan teknik self
berhubungan dengan self pengontrolan managemen dalam
care managemen pada tekanan darah pengelolaan
pasien hipertensi pasien hipertensi di strategi waktu
puskesmas lima kehidupan pribadi
puluh kota yang efektif
pekanbaru
metode Jenis penelitian metode penelitian metode penelitian
kuantitatif dengan desain ini kuantitatif ini kuantitatif
survey analitik yang dengan desain dengan desain
mengunakan rancangan deskriptif diskriptif
cross sectional pendekatan study pendekatan study
cross sectional cross sectional
hasil Berdasarkan hasil hasil yang diperoleh bentuk konseling
penelitian menujukan self managemen behavior melalui
bahwa 42 orang pasien dalam kategori tenik self
hipertensi mayoritas sedang 66,9% dan managemen yang
responden dengan self pengontrolan darah dirumuskan dalam
care managemen yaitu pada pasien studi literatur ini
sebanyak 24 orang (57, 4 hipertensi mayoritas adalah konseling
orang (33,3% dengan tidak terkontrol behavior melalui
pengetahuan kurang, 22 yaitu 68,2% teknik self
orang 954,4% dengan managemen .
nilai individu yang baik
dan 25 orang (59,5%
dengan efikasi baik
BAB II

TINJUAN PUSTAKA
A. HIPERTENSI
a. Definisi hipertensi
Hipertensi ialah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal beraneka ragam sesuai
dengan usia. Berbagai macam faktor yang memicu terjadinya hipertensi,
walaupun 90% penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential).
Adapun penyebab tekanan darah meningkat adalah ialah peningkatan
kecepatan deyut jatung, penigkatan resistensi(tahanan) dan pembuli darah
tepi dan peningkatan volume alaran darah (apriyani dalam kurniawan
2019).

b. Etiologi

Pada umumnya hipertensi adalah penyakit yang tidak diketahui


penyebabnya secara pasti, penyebab hipertensi setiap orang berbeda-beda
adapun faktor yang menyebabkan hipertensi ialah usia, faktor keturunan,
jenis kelamin, faktor olahraga, pola makan, mekonsumsi alcohol dan stress
(Hafidh dalam anise, 2021).
Penyebab hipertensi tergantung pada kecepatan deyut jatung,
volume sekuncup dan TPR. Peningkatan kecepatan volume jaringan dapat
terjadi akibat adanya rangsangan abnormal saraf. Peningkatan kecepatan
denyut jantung yang secara kronik sering menyebabkan keadaan
hipertiroidisme, peningkatan denyut jantung biasanya disertai oleh
penurunan volume sekuncup sehingga tidak menimbulkan hipertensi
(Hafidh dalam masjid,2021).

c. Klasifikasi hipertensi

a) Hipertensi esensial/primer
Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang
penyebabnya belum jelas. Namun sebagian besar hipertensi disebabkan
oleh ketidak normalan tertentu pada arteri. Kelainan hemodinamik utama
pada hipertensi esensial adalah peningkatan resistensi perifer (kekuatan
atau kekurangan elastisitas) pada arteri-arteri yang kecil yang paling jauh
dari jantung. Penyebabnya ialah multifaktor, penyebabnya yaitu faktor
genetik dan lingkungan. Faktor genetic dapat mempengaruhi kepekaan
terhadap natrium, stres, dan reaktifitas pembuluh darah terhadap
vasokonstriksi. Sedangkan faktor lingkungan adalah pola diet, kebiasaan
merokok, emosi, obesitas, dan penerapan pola hidup yang kurang baik
( wulan dalam Prasetyo, 2019)
b) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder ialah hipertensi yang disebabkan penyakit
lain, hipertensi ditadai dengan peningkatan tekanan darah disertai dengan
penyebab penyakit yang sepesifik yaitu penyempitan arteri renalis,
penyakit prenkim renal, hipertensi aldosteronisme, medikasi tertentu dan
kehamilan. Hipertensi bias juga bersifat akut yaitu adanya gangguan yang
menyebabkan perubahan resistensi perifer atau perubahan curah jantung
(padila,2017).
d. Manifestasi klinis
Gejala yang terjadi jika mederita hipertensi akan mengalami sakit
kepala disertai berat pada tengkuk leher, wajah akan menjadi kemerahan
da nada sebagian orang mengali jatung yang berdebar-debar, padangan
mata kabur dan sulit berkosentrasi, sering terjadi mimisan (anies,2018)
Hipertensi yang berat biasanya ditandai dengan komlikasi dan
beberapa gejala yaitu gangguan penglihatan, ganggun saraf, gangguan
jantung, dan gangguan serebral (otak). Beberapa komplikasi penyakit
hipertensi seperti penyakit jantung. Stroke, penyakit ginjal (sari,2017).

e. Faktor resiko hipertensi


faktor resiko Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Riwayat keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak
kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih
berisiko untuk terkena hipertensi.
b. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan
pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c. Jenis kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d. Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri
hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada
Kaukasia atau Amerika Hispanik
2. Faktor yang dapat di ubah
Kebiasan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi
antara lain :
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena
dalam rokok terdapat kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh
pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan ke otak. Di
dalam otak, nikotin memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyemptkan pembuluh
darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena tekanan darah
yang lebih tinggi (Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).
b. Kurang aktivitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas
fisik merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis dan
secara keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian
secara global (Iswahyuni, S., 2017)
c. Alcohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida,
yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih
kental dan jantung dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar
darah sampai ke jaringan mencukupi Maka dapat disimpulkan bahwa
konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, (Komaling,
J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013)
d. Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner,
termasuk peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah
karena kopi mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein.
Salah satu zat yang dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah
kafein. Kafein didalam tubuh manusia bekerja dengan cara memicu
produksi hormon adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa
didalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah,
pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit
dan bertahan hingga 12 jam
(Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018)
e. Kebiasaan konsumsi makanan yang banyak garam
Garam merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk
memasak. Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan
tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D.,
Kiha, R.R. (2018), natrium merupakan kation utama dalam cairan
ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.
Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan
tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f. Kebiasaan konsumsi makanan lemak
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh
M.I,2016) lemak didalam makanan atau hidangan memberikan
kecenderungan meningkatkan kolestrol darah, terutama lemak
hewani yang mengandung lemak jenuh, kolestrol yang tinggi
bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi.

f. Pathofisiologi
Pathofisiologi hipertensi belum diketahui dengan pasti. Sejumlah
orang sekitar 2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Tetapi belum ada penyebab
yang pasti yang dapat di identifikasikan kondisi ini yang disebut hipertensi
primer. Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi perifer murupakan
dua poin utama hipertensi, hipertensi memberatkan pembentukan plaque
(plak pada pembulu darah arteri) yang bias menyebabkan tekanan darah
meningkat (majid,2018).

g. Kompilkasi hipertensi
a) Krisis hipertensi, penyakit arteri perifer, PJK, angina, infark, miokard,
gagal jatung, aritmia dan kematian mendadak
b) Serangan iskemik sepintas ( transient ischemic attack, TIA.
c) Gagal ginjal ( mariana dan simanullang, 2019

h. Penatalaksanaan hipertensi
a) Pengobatan farmakologis
Sesuatu dikatakan fakmakologis apabila berhubungan dengan obat-
obatan, dalam penyakit hipertensi, obat-obatan tersebut disebut obat
antihipertensi yang tergolong menjadi lima bagian (Muttaqin, 2009).
Golongan pertama adalah obat diuretik, hidroklorotiazid dapat dikonsumsi
pasien hipertensi yang mengalami hipertensi ringan atau baru saja
mengalami hipertensi. Golongan kedua yaitu simpatolitik, yakni
penghambat adrenergik alfa yang digunakan sebagai penghambat neuron
adrenergik. Golongan ketiga merupakan Vasodilator arteriol, dimana
Vasodilator arteriol akan merangsang otot-otot polos pembulu darah
terutama arteri dimana hal tersebut membuat tekanan darah menurun.
Golongan keempat merupakan ACE inhibitor dan golongan terakhir
merupakan penghambat adrenergik alfa yang akan memblok reseptor
adrenergik alfa.
b) Pengobatan nonfarmakologis
Pengobatan nonfarmakologis tidak kalah penting dengan
pengobatan farmakologis, bahkan menguntungkan bagi penderita
hipertensi ringan untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi
nonfarmakologis ini dapat membantu penderita hipertensi ringan untuk
megontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis tidak
diperlukan atau kurang lebih ditunda. Pengobatan nonfarmakologis dapat
dijadikan pelengkap pengobatan farkmakologis sehingga menghasilkan
efek pengobatan yang baik dan kualitas hidup yang baik.

B. KONSEP SELF CARE MANAGEMEN


a. Definisi self care managemen
Self Management Ialah Kemampuan Individu Dalam Melakukan
Aktifitas Perawatan Diri Untuk Mempertahankan Hidup, Meningkatkan,
Dan Memelihara Kesehatan Serta Kesejahteraan Individu. Self
Management Merupakan Aktivitas Individu Untuk Mengontrol Gejala,
Melaksanakan Perawatan, Keadaan Fisik, Dan Psikologi Serta Merubah
Gaya Hidup Yang Disesuaikan Dengan Penyakit Yang Diderita Untuk
Memelihara Hidup, Kesehatan, Dan Kesejahteraan. Tujuan Utama
Dilakukannya Self Management Ialah Klien Dapat Efektif Memanajemen
Kesehatannya Secara Berkelanjutan, Terutama Pada Klien Dengan
Penyakit Kronis (Mariana & Simanullang,2019)
Self Care Management Sebagai Acuan Intervensi Sistemik Untuk
Penyakit Kronis Adalah Mengontrol Ego Seseorang Dan Mampu
Mengambil Keputusan Dalam Rencana Perawatan. Tekanan Darah Tinggi
Dapat Dikontrol Dengan Beberapa Hal, Yaitu Kepatuhan Terhadap
Pengobatan, Perubahan Gaya Hidup Dan Perilaku Kesehatan Yang Positif.
(Ni Putri Yunik Dalam Akhter,2021).

b. Tujuan self care managemen


Tujuan dari self care management yaitu untuk mengoptimalkan
status kesehatan, mengontrol dan mengelola tanda dan gejala yang
muncul, mencegah komplikasi, dan meminimalkan gangguan yang
disebabkan oleh fungsi fisik, emosi dan hubungan interpersonal dengan
orang lain, yang dapat mempengaruhi kehidupan klien.

c. Komponen self care managemen


Ada lima komponen penting self care managemen pada pasien
hipertensi (akhtar dalam ni putri yunik, 2021) yaitu :
a) Integerasi diri
Mengacu pada kemampuan pasien dalam menjaga kesehatan
dengan menerapkan perilaku gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari (seperti pola makan yang benar, olahraga, dan pengendalian berat
badan) dalam kehidupan sehari-hari.
b) Regulasi diri
Mencerminkan perilaku mereka dengan memantau tanda dan gejala
yang dirasakan oleh tubuh, penyebab munculnya tanda dan gejala yang
dirasakan serta tindakan yang dilakukan seperti mengetahui penyebab
berubahnya tekanan darah, dapat mengenali tanda dan gejala tekanan
darah serta mengetahui situasi yang dapat mempengeruhi tekanan darah.
c) Interaksi dengan tenaga kesehatan lainya
Berdasarkan konsep yang menyatakan bahwa tekanan darah yang
terkontrol dengan baik bisa tercapai karena adanya kolaborasi klien dan
tenaga kesehatan dan individu lain seperti keluarga, teman, tetangga.
Perilaku yang mencerminkan interaksi dengan tenaga kesehatan dan
lainnya yaitu nyaman ketika berdikusi tentang rencana pengobatan dan
penyedian layanan kesehatan, nyaman saat memberikan saran perubahan
rencana perawatan kepada staf medis serta bekerja sama dengan peyedia
layanan kesehatan untuk menentukan apa penyebab perubahan tekanan
darah.
d) Pemantauan tekanan darah
Dilakukan untuk mendeteksi tingkat tekanan darah sehingga
pelanggan dapat menyesuaikan langkah-langkah yang akan diambil dalam
self management yaitu dengan memeriksa tekanan darah saat klien
merasakan sakit, memeriksa tekanan darah saat mengelami gejala
hipotensi dan memeriksa tekanan darah untuk membantu membuat
kebijakan hipertensi perawatan diri.
e) Kepatuhan terhadap aturan yang di anjurkan
kepatuhan pasien dalam konsumsi obat antihipertensi dan
kunjungan klinik. Komponen ini juga mencakup minum obat sesuai
dengan dosis yang sudah ditentukan, waktu minum obat yang ditentukan,
dan waktu kunjungan klinik regular, rumah sakit atau puskesmas setiap 1-
3 bulan (akhtar dalam ni putri yunik,2021).

a. Self managemen bihavior


a) Kepatuhan terhadap diet
Beriakan saran kepada orang yang menderita hipertensi untuk
menerapkan pola diet dengan sehat dengan menekankan peningkatan
untuk mengonsumsi buah-buahan, sayuran dan produk susu rendah lemak,
tinggi serat, biji-bijian dan makanan berprotein nabati, serta mengurangi
konsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh.
b) Aktivitas fisik
Latihan fisik secara teratur dapat membantu menurunkan
hipertensi. melakukan olahraga secara intensitas sedang atau latihan
dinamis, seperti jalan kaki, jogging, bersepeda atau berenang 4-7 hari
seminggu, 30-60 menit sehari.Olahraga atau latihan dinamis intensitas
sedang yang rutin dilakukan selama 4-7 hari dalam seminggu diperkirakan
dapat menurunkan hipertensi 4-9 mmHg.
c) Control stress
Stress yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan saraf
simpatis, yang akan memicu kerja jantung, yang berujung pada
peningkatan tekanan darah. Oleh sebab itu, bagi yang sudah memiliki
riwayat hipertensi dianjurkan untuk melakukan latihan yang dapat
mengendalikan stres dalam hidup.
d) Membatasi konsumsi alcohol
Penderita hipertensi yang minum alkohol disarankan untuk
membatasi konsumsi alcohol. Konsumsi alkohol tidak lebih dari 2
minuman per hari atau tidak boleh lebih dari 14 kali minuman per minggu
untuk laki-laki, dan tidak lebih dari 1 kali minuman per hari atau tidak
lebih dari 9 kali minuman per minggu untuk perempuan.
e) Berhenti merokok
Berhenti merokok begitut penting bagi penderita hipertensi, Karena
bisa mengurangi efek jangka panjang dari hipertensi. Bahan kimia internal
tembakau menghancurkan dinding bagian dalam dinding arteri,
mengakibatkan Arteri menyempit dan tekanan darah naik.
a. Faktor Yang Mempengaruhi Self Care Managemen
a) Usia
Usia adalah salah satu faktor paling penting pada self care
management. Bertambahnya usia seseorang sering dihubungkan dengan
berbagai keterbatasan maupun kerusakan fungsi sensoris. Pemenuhan
kebutuhan self management akan bertambah efektif seiring dengan
bertambahnya usia dan kemampuan jenis kelamin.
b) Jenis kelamin
Mempunyai peran pentin dalam kemampuan perawatan diri. Self
care pada laki-laki lebih banyak melakukan penyimpangan kesehatan
seperti kurangnya manajemen berat badan dan kebiasaan merokok
dibandingkan pada perempuan.
c) Suku
Sistem yang saling berkaitan dengan lingkungan sosial seseorang,
yaitu keyakinan spiritual, hubungan sosial dan fungsi unit suatu keluarga.
d) Pendidikan
Pendidikan termasuk sebagai syarat penting untuk self care
management dari penyakit kronis. Tingkat pendidikan menjadi frekuensi
self care management.

C. KONTROL TEKANAN DARAH


a. Definisi kontrol tekanan darah
Kontrol tekanan darah adalah aktivitas yang dilakukan penderita
hipertensi dan mengontrol tekanan darah di pelayanan kesehatan (putu
yeni yunita dalam martins et, 2018). Amerika heart association/AHA
(2017 merekombinasikan pada penderita hipertensi untuk teratur
melakukan kontrol tekanan darah secara berkela ke tenaga kesehatan
dengan frekuensi 3 bulan sekali jika tekanan darah sistolik 140-159mmHg
dan distolik 90-99 mmHg. Tujuan dalam melakukan pengontrolan tekanan
darah secara teratur untuk memonitoring dan mencegah terjadi komplikasi.

b. Perilaku kontrol tekanan darah


1. Definisi perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap suatu
stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku kontrol tekanan darah
merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan penderita
hipertensi untuk memeriksakan tekanan darahnya secara terjadwal di
pelayanan kesehatan sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan
oleh pemberi pelayanan kesehatan. Perilaku kontrol tekanan darah
pada penderita hipertensi merupakan bagian dari perilaku kesehatan
yang dilakukan oleh masyarakat. Perilaku kesehatan adalah suatu
respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2011).
2. Bentuk-bentuk perilaku
Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap
stimulus,maka bentuk perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Bentuk pasif
Bentuk pasif yaitu respon yang terjadi dalam diri seseorang dan tidak
secara langsung dapat dilihat oleh orang lain seperti berfikir, sikap,
dan pengetahuan. Bentuk perilaku pasif ini juga disebut sebagai
perilaku tertutup (covert behavior), karena perilaku ini masih
terselubung atau tertutup.
b. Bentuk aktif
Bentuk aktif yaitu apabila respon seseorang jelas dapat diobservasi
secaralangsung oleh orang lain seperti tindakan nyata. Bentuk
perilaku aktif ini juga disebut sebagai perilaku terbuka (open
behavior), karena perilaku ini sudah tampak dalam bentuk tindakan
nyata.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kontrol tekanan darah


a. Faktor predisposisi (predisposing factor) adalah faktor yang melatar
belakangi perubahan perilaku yang menyediakan pemikiran rasional
atau motivasiterhadap suatu perilaku. Faktor ini meliputi
pengetahuan, sikap, keyakinan,kepercayaan, nilai, dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (enabling factor) adalah faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku individu atau
organisasi termasuk tindakan/ ketrampilan. Faktor ini meliputi
ketersediaan, keterjangkauan sumber daya pelayanan kesehatan,
prioritas dan komitmen masyarakat dan pemerintah dan tindakan
yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor) adalah faktor yang mendorong
atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor ini memberikan
penghargaan/ insentif untuk ketekunan atau pengulangan perilaku.
Faktor penguat ini terdiri dari tokoh masyarakat, petugas kesehatan,
guru, keluarga dan sebagainya.
4. cara mengukur perilaku kontrol tekanan darah
pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan. Subyek
memberi respon dengan dua kategori pada sub variabel pengetahuan
dan tindakan yaitu respon ya dan tidak. Sub variabel sikap meliputi
lima kategori, yaitu : sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju.
D. KERANGKA TEORI

Faktor resiko hipertensi

Yang dapat di ubah

a. Merokok
b. Kurang aktivitas fisik
c. Konsumsi alcohol
d. Kebiasan minum kopi
Yang tidak dapat di ubah
e. Riwayat keluarga
f. Usia
g. Jenis kelamin
h. Obesitas
i. Ras/etnik

5 komponen self
Komplikasi
managemen
a. Penyakit jantung Hipertensi
a. Integeritas diri
coroner
b. Regulasi diri
b. Gagal jantung
c. Interaksi dengan
c. Stroke
tenaga kesehatan
d. Infark mlokard
d. Pemantauan
e. Gagal ginjal Perilaku pengelolan self
tekanan darah
managemen

a. kepatuhan terhadap
diet

b. Aktivitas fisik

c. Control stress

d. Mengurangi konsumsi
alcohol

e. Berhenti merokok Kontrol tekanan darah


E. Kerangka konsep

Pengaruh self manajemen behavior Kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi
vv

variabel independen variabel


dependen

F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
peneliti (Nursalam, 2017)
Ha = ada pengaruh self management behavior terhadap kontrol tekanan
darah pada pasien hipertensi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desaian Penelitian


Penelitan Ini Adalah Jenis Penelitian Kuantitatif dengan metode
quasi experimental (eksperimen semu) Dengan Desaian Penelitian
Pendekatan nonequivalent control group design Penelitian Ini
Menganalisa Pengaruh Self Manajemen Behavior Terhadap Kontrol
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Simpang Tiga
Marpoyan. Desaian penelitian one-Group pretest-posttest design ini
merupakan penelitian eksperimen yang memiliki kelompok objek tertentu
dan dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan tau intervensi
dengan demikian hasil dari perlakuan dapat di ketahui lebih akurat, karna
dapat membandingkan keadaan sebelum di berikan perlakuan (Nenny ika
putri simamata dkk,2021)
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian Ini Dilakukan Di Puskemas Simpang Tiga Marpoyan.
Waktu Penelitianya Ini Dilakukan Pada Bulan Desember Sampai Bulan
Mei 2022. Waktu Pembuatan Dihitung Dari Pembuatan Skripsi.
C. Populasi Dan Subjek Penelitian
1) Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnya (DR. Sugiyono, Populasi
Dalam Penelitian Ini Yaitu Beberapa Pasien Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Simpang Tiga Marpoyan.
2) Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien Yang Menderita Hipertensi
b. Bersedia Menjadi Responden
c. Memiliki Kesadaran Penuh
2. Kriteria Eksklusi
a. Responden Yang Mengalami Keterbatasan Fisik
b. Respondn Yang Mengalami Gangguan Kesadaran

D. BESARAN SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (DR.sugiyono, 2019)

N
N≡
1+ N (e)2

E. Teknik Sampel
Teknik Pengambilan ampel Yang Digunkan Dalam Penelitian Ini
S
Menggunakan simple random Sampling. Simple random sampling samping
merupakan prosedur pengambilan sampel yang sangat sederhana yang di
lakukan secara fair artinya setiap unit punya kesempatan yang sama untuk di
pilih (Bagus sumsrgo, 2020)

F. Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional


1) Variabel Independen (Bebas)
Variabel Bebas Adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahanya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (DR.
Sugiyono,2019) Variabel Independen Dalam Penelitian Ialah Pengaruh Self
Manajemen Behavior
2) Variabel Dependen (Terikat)
Variabel Terkait Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (DR. sugiyono. Variabel Dependen Dalam
Penelitian Ini Adalah Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi
(Sugiyono,2019)
3) Definisi Oprasional
Definisi Oprasional Dalam Penelitian Ini Terdiri Dari Dua Variabel Yaitu
Variabel Independen Pengaruh Self Manajemen Behavior Dan Variabel
Dependen Pada Pasien Hipertensi. Definisi Oprasional Akan Lebih Di
Jelaskan Di Dalam Tabel

Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Oprasional
Variavel Independen: self 1. Integeritas Kuesioner Ordinal tidak pernah=1
Pengaruh Self managemen diri jarang=5
Manajemen Behevior atau 2. Regulasi diri kadang-kadang=3
perawatan diri 3. Interaksi selalu=4
adalah dengan
serangkaian tenaga
teknis untuk kesehatan
mengubah lain
perilaku, 4. Pemantauan
pikiran, dan tekanan
perasaan darah
5. Kepetahuan
terhadap
aturan yang
dianjurkan
Variabel Dependen: kontrol 1. pengetahuan Kuesioner Ordinal Skor 10= timggi
Kontrol Tekanan tekanan darah 2. sikap Skor 5= sedang
Darah Pada Pasien adalah 3. tindakan Skor= 1 rendah
Hipertensi aktivitas yang
dilakukan
penderita
hipertensi dan
mengontrol
tekanan darah
di pelayanan
kesehatan

G. instrumen penelitian
menurut (NS Taha, 2017) insturmen penelitian adalah untuk mengukur
variabel yang akan diteliti dengan demikian jumlah instrument yang digunakan
untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti.
Insturmen dalam penelitian ini mengunakan kuesioner untuk perilaku
manajemen diri hipertensi atau self managemen behavior dengan mengunakan
HSMBQ dan untuk instrument kontrol tekanan darah mengunakan kuesioner
dan leaft.

H. Jenis Dan Penggumpulan Data


1) Data Primer
Penelitian Ini Menggunakan Data Primer Yang Di Dapatkan Dari Kuesioner
Yang Di Berikan Kepada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Simpang Tiga
Marpoyan
2) Data Sekunder
Data Sekunder Dalam Penelitian Ini Di Dapatkan Dari Hasil Data Laporan
Pasien Yang Menderita Hipertensi Yang Di Catat Petugas Puskesmas
Simpang 3 Marpoyan.

I. Uji validitas dan reliabelitas


1. Uji validitas
Validitas ialah menujukan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu alat
ukur tersebut valid atau tidak valid, alat ukur yang dimaksud disini
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Sautu
kuesioner yang dikatakan valid jika pertanyaan tesebut pada kuesioner dapat
mengungkapkan sesuatu yang di ukur oleh kuesioner.
2. Uji reliabelitas
Reliabelitas adalah indeks yang menujukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabelitas yang digunakan adalah uji
Ekuivalen, pengujian reliabelitas dengan instrumenn dengan cara ini cukup
dilakukan sekali, tetapi dengan dua instrumen, pada responden yang sama,
instrumen berbeda. Hasil penelitian ini jika korelasi postif dan signifikan
maka insturmen dapat dinyatakan reliabel. (DR. Sugiyono, 2019)
J. Pengolahan Data
1) Editing
Editing Ialah Suatau Cara Untuk Memeriksa Kembali Kebenaran Data Yang
Di Peroleh Atau Kelengkapan Hasil Penelitian Yang Kita Buat Dalam
Kuesioner Pengaruh Self Manajemen Beharver Terhadap Kontrol Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi. Yang Bertujuan Untuk Mengevaluasi
Kelengkapan Data.
2) Coding
Coding Adalah Tahap Memberi Kode Dalam Penelitian, Kode Ialah Isyarat
Yang Di Buat Dalam Bentuk Angka Atau Hurup Yang Bertujuan
Memberikan Petujuk Pada Data Yang Akan Di Analisa

Tabel 1.1 Kode Penelitian

NO Pilihan Jawaban Kode


1 Jenis Kelamin
Laki-Laki 1
Perempuan 2
Tingkat Pendidikan
2 Tidak Sekolah A1
SD B2
Smp/Mts C3
Sma/Kuliah A4
Akademik A5
Pekerjaan
3 Tidak Bekerja B1
Ibu Rumah Tangga B2
Wiraswasta B3
PNS B4
Umur
4 Umur 30-40 Tahun C1
Umur 41-50 Tahun C2
Umur 51-60 Tahun C3

3) Scoring

Scoring Ialah Proses Pemberian Nilai Pada Lembar Kuesioner Yang Akan Di Jawab.
Skor 10 = Tinggi
Skor 5 = Sedang
Skor 1 = Rendah
4) Cleaning
Melakukan Pengecekan Data Yang Telah Dimasukan Di Dalam Komputer

K. Analisa Data
1) Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel
venelitian. Bentuk analisis univariat tergantung pada jenis data, untuk data
numberik digunakan mean, median dan standar deviasi (M ayu sundari
dalam Notoatmodjo, 2019) . Analisis univariat pada penelitian ini adalah
Jenis Kelamin,Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan pernikahan.
2) Analisa Bivariat
Analisis bivariate dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (M ayu sundari dalam Notoatmodjo,2019)
analisis dilakukan untuk melihat pengaruh antara dua variabel tersebut Pada
Penelitian Ini Analisa Bivariat Dilakukan Menggunakan Uji statistik Mc
Nemar’s, Untuk Mengetahui Pengaruh Self Manajemen Behavior Terhadap
Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Uji Mc Nemar’s
merupakan salah satu uji hipotesis yang digunakan ketika terdapat 2 sampel
yang saling berpasangan atau dependen atau before dan after salah satu
contoh yang paling umum adalah sebelum dan sesudah.

L. Etika Penelitian

Etika Penelitian Merupakan Perilaku Peneliti Atau Perlakuan Peneliti


Tehadao Subjek Penelitian Serta Suata Yang Di Hasilkan Peneliti Terhadap
Subjek Penelitian Serta Sesuatu Yang Dihasilkan Oleh Peneliti Bagi
Masyarakat (Notoatmojo, 2012). Langkah-Langah Yang Di Ambil Peneliti
Dalam Mematuhi Etika Penelitian Sebagai Berikut:

1) Menujukan Surat Izin Penelitian


Peneliti Dating Kepuskesmas Simpang Tiga Marpoyan Dengan Menujukan
Surat Izin Penelitian Yang Berisikan Permohonan Izin Penelitian Dari
Program Studi Keperawatan STIKES PMC Untuk Melakukan Penelitian Di
Puskesmas Tersebut.
2) Penjelasan Tentang Penelitian
Peneliti Memasukan Data Dengan Mengelompokan Sesuai Dengan
Variabel, Kemudian Peneliti Mengolah Data Tersebut.
3) Pengisi (Inform Consent)
Respoden Diberikan Lembar Persetujuan Yang Akan Ditanda Tangani
Sebagai Bukti Kesedian Menjadi Responden. Dalam Hal Ini Responden
Berhak Untuk Menolak Dan Terlibat Dalam Penelitian.
4) Tanpa Nama (Anonymity)
Peneliti Tidak Mencantumkan Nama Subjek Pada Penggumpulan Data
Untuk Menjaga Kerahasian Subjek.
5) Kerahasian (Confidentiality)
Peneliti Wajib Menjaga Kerahasian Identitas Responden, Data Yang
Diperoleh Dari Responden, Dan Data Penelitian. Kerahasian Informasi
Yang Diberikan Responden Akan Dijamin Oleh Peneliti Dengan Kuesioner
Tersebut Dibawa Pulang Sehingga Tidak Bisa Dilihat Oleh Orang Lain.
Semua Berkas Yang Mencantumkan Identitas Responden Hanya Digunakan
Untuk Keperluan Menggolah Data Dan Bila Tidak Digunakan Maka Akan
Dihilangkan Data Tersebut.
Lampiran
Kuesioner Self Management Behavior
A. Karakteristik responden
Isilah data-data dibawah ini
1. Nama/inisial =
2. Umur =
3. Jenis kelamin = laki-laki

Perempuan

4. Pendidikan =
5. Pekerjaan =
6. Alamat =
7. Riwayat merokok=
pernah merokok
masi merokok
tidak pernah
8. Konsumsi alcohol=
2-4x/bulan
2x-3x/bulan
kurang lebih 4x/bulam
setiap hari
tidak pernah

B. Kuesioner Self Managemen


Petujuk Pengisian
Kuesioner Ini Bertujuan Untuk Menilai Seberapa Sering Anda Melakukan
Aktifitas Untuk Mengotrol Hipertensi Dalam Beberapa Bulan Terakhir.
Tidak Ada Jawaban Benar Atau Salah, Karna Jawaban Secara Jujur Pada
Masing-Masing Pernyataan Untuk Mengembangan Perilaku Anda Yang
Sebenarnya Dengan Mengunakan Tanda (X) Pada Kolom Yang Sesuai.
Gunaya 4 Pilihan Jawaban Sebagai Berikut
1 =Tidak Pernah
2 =Jarang
3 =Kadang-Kadang
4 =Selalu
1. Integerasi diri

No Pernyataan Tp Jk Kk S
1 Saya Mempertimbangkan Porsi Dan
Pilihan Makanan Ketika Saya Akan Makan

2 Saya Makan Buah, Sayur, Kacang-


Kacangan, Gandum

3 Saya Mengurangi Makanan Yang


Mengandung Lemah Jenuh (Misalnya
Keju, Minyak Kelapa, Daging Kambing)
Semenjak Saya Di Diagnosa Hipertensi

4 Saya Memikirkan Tekanan Darah Saya


Saat Memilih Makanan

5 Saya Mencoba Berhenti Minum Minuman


Beralkohol

6 Saya Mengurangi Jumlah Makanan Setiap


Kali Saya Makan Untuk Menurunkan Berat
Badan

7 Saya Memilih Makanan Redah Garam

8 Saya Berolahraga Untuk Menurunkan


Berat Badan Misanya Jogging, Bersepeda,
Dan Jalan Kaki Sekitar 30-60 Menit

9 Saya Berfikir Bahwa Hipertensi Adalah


Bagian Dari Hidup Saya
10 Saya Melakukan Rutinitas Saya Sesuai
Dengan Hal-Hal Yang Harus Saya
Lakukan Untuk Mengontrol Hipertensi
Saya (Misalnya Pekerjaan Dan Periksa
Kedokter)

11 Saya Berhenti Merokok Atau Mencoba


Berhenti Merokok

12 Saya Mencoba Mengontrol Emosi Saya


Dengan Mendegarkan Music, Istirahat
Atau Bicara Dengan Keluarga Atau Teman

13 Saya Tidak Pernah Menggunakan Garam


Yang Lebih Untuk Membumbui Makanan
Semenjak Saya Terkena Hipertensi

2. Regulasi Diri

No Peryataan Tp Jr Kk Sl

14 Saya Mengetahui Kenapa Tekanan Darah


Saya Berubah.

15 Saya Mengenali Tanda Gejala Tekanan


Darah Tinggi.

16 Saya Mengotrol Tanda Dan Gejala


Hipertensi Dengan Tepa.

17 Saya Mengenali Tanda Dan Gejala


Tekanan Darah Rendah.

18 Saya Mengontrol Tanda Dan Gejala


Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)

19 Saya Membuat Tujuan Untuk Mencapai


Tujuan Saya Mengotrol Tekanan Darah

20 Saya Membuat Rencana Tindakan Untuk


Mencapai Tujuan Saya Mengontrol
Tekanan Darah

21 Saya Membandingkan Tekanan Darah Saya


Saat Ini Dengan Tekanan Darah Yang
Akan Saya Targetkan.

22 Saya Mengontrol Keadaan Yang Mungkin


Dapat Meningkatkan Tekanan Darah Saya

3. Interaksi Dengan Tenaga Kesehatan Dan Lainya

No Pernyataan T Jr Kk Sl
p
23 Saya Mendiskusikan Rencana Pengobatan
Saya Dengan Dokter Atau Perawat

24 Saya Memeberikan Masukan Pada Dokter


Untuk Mengubah Rencana Pengobatan Jika
Saya Tidak Bisa Menyesuaikan Diri Dengan
Rencana Tersebut.

25 Saya Bertanya Pada Dokter Atau Perawat Kita


Ada Hal-Hal Yang Saya Tidak Pahami.

26 Saya Membantu Dokter Atau Perawat Mencari


Tahu Kenapa Tekanan Darah Saya Tidak
Terkontrol Dengan Baik.

27 Saya Mendiskusikan Dengan Dokter Atau


Perawat Saat Tekanan Darah Saya Terlalu
Tinggi Atau Rendah

28 Saya Bertanya Kepada Dokter Atau Perawat


Dari Mana Saya Bisa Belajar Lebih Jauh
Tentang Hipertensi

29 Saya Meminta Bantuan Orang Lain (Misalnya


Teman, Tetangga, Pasien Lain) Terkait
Hipertensi Yang Saya Alami.

30 Saya Meminta Bantuan Orang Lain (Misanya


Teman, Tetangga, Atau Pasien Lain) Untuk
Memantu Mengontrol Tekanan Darah Saya.
31 Saya Bertanya Pada Orang Lain (Misalnya
Teman, Tetangga, Atau Pasien Lain) Apa Cara
Yang Mereka Gunakan Untuk Mengotrol
Tekanan Darah Tinggi Atau Hipertensi

4. Pemantauan Tekanan Darah

No Pernyataan T Jr Kk Sl
p

32 Saya Pergi Ke Dokter Untuk Mengecek


Tekanan Darah Saya Saat Merasakan Tanda
Dan Gejala Tekanan Darah Tinggi

33 Saya Pergi Kedokter Untuk Mengetahui


Tekanan Darah Saya Saat Merasa Sakit.

34 Saya Pergi Kedokter Untuk Mengecek


Tekanan Darah Saya Saat Merasakan Tanda
Dan Gejala Tekanan Darah Rendah.

35 Saya Mengecek Tekanan Darah Saya Secara


Teratur Untuk Membentu Saya Membuat
Keputusan Manajamen Diri.

5. Kepatuhan Terhadap Aturan Yang Diajurkan

No Pernyataan Tp Jr Kk Dl

36 Saya Sangat Ketat Dalam Minum Obat Anti-


Hipertensi.
37 Saya Minum Obat Anti-Hipertensi Sesuai
Dengan Dosis Yang Diberikan Dokter.

38 Saya Minum Obat Anti-Hipertensi Dalam


Waktu Yang Benar.

39 Saya Periksa Ke Dokter Sesuai Dengan Waktu


Yang Dijadwalkan

40 Saya Mengikuti Saran Dokter Atau Perawat


Dalam Mengotrol Tekanan Darah.

A. Kuesioner perilaku Kotrol tekanan darah


Petujuk pengisian
1. Pengetahuhan
Berikan tanda (v) pada salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan
klien yang sebenarnya. Setiap pertanyaan hanya satu jawaban yang
menurun anda paling sesuai. Semua pertanyaan harus di jawab, terdapat
dua jawaban pilihan yaitu ya atau tidak

n peryataan ya tidak skor


o

1 penyakit darah tinggi disebut juga dengan hipertensi

2 hipertensi adalah suatu penyakit dimana tekanan


darah mencapai kurang lebih 140/90 mmHg

3 penderita darah tinggi penting memeriksakan


tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat.
4 penyakit hipertensi selalui disertai keluhan dan gejala
seperti sesak nafas, susah tidur, mudah marah, mata
berkunang-kunang dan mudah lelah.

5 faktor penyebab terjadinya hipertensi yang tidak


dapat diubah adalah kebiasan minum alcohol.

6 hipertensi tidak mempengaruhi fungsi jantung dan


ginjal.

7 konsumsi garam yang berlebihan dapat


meningkatkan tekanan darah.

8 konsumsi garam maksimal 1 sendok the per hari


dianjurkan bagi penderita hipertensi.

9 konsumsi buah-buahan segar harus dihindari bagi


penderita hipertensi.

1 hipertensi memiliki dampak yang mengakibatkan


0 kematian

1 penyakit hipertensi merupakan penyakit keturunan


1

1 menurunkan berat badan secara bertahap bisa


2 mengurangi resiko hipertensi

1 stress merupakan salah satu penyebab hipertensi


3

1 minum susu dapat meningkatkan hipertensi


4

1 semangkin tua tekanan darah semangkin tinggi


5

2. Sikap
Berikan tanda centang pada salah satu kolom yang sesuai dengan
keadaan anda yang sebenernya. Setiap pernyataan hanya satu jawaban
yang menurut anda paling sesuai.
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan
yaitu:
Ss =sangat setuju
S =setuju
Tt =tidak tahu
Ts =tidak setuju
Sts =sangat tidak setuju

No Pernyataan Tanggapan Skor

S S T Ts Sts
s t

1 2 3 4 5 6 7 8

1 jika merasa pusing dan tengkuk terasa


berat dalam jangka waktu yang lama,
sebaiknya memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan terdekat

2 penderita hipertensi sebaiknya


memeriksakan tekanan daranya setiap
dua minggu sekali

3 jika mudah marah, suka tidur, serta


mudah lelah perlu dating ke puskemas
untuk cek tensi

4 konsumsi garam berlebihan baik bagi


penderita hipertensi

5 mengurangi makanan yang berkontribusi


meningkatkan tekanan darah seperti
keju, gorengan, dan santan kental perlu
dilakukan bagi pendeita hipertensi

6 penderita tekanan darah tinggi boleh


melakukan olahraga ringan seperti
jogging, bersepeda dan berenang.

7 jika tengkuk terasa pegal dan mata


berkunag-kunang, teruskan saja minum
obat anti-hipertensi, tidak perlu ke
puskesmas.

8 saya akan melakukan perawatan,


pengobatan, serta kotrol tekanan darah
minimal sekali dalam dua minggu di
pelayanan kesehatan.

9 mengkonsumsi makanan seperti daging


kambing baik untuk menurunkan
tekanan darah.

10 dukungan keluarga sangat penting


peranya dalam keberhasilan penderita
hipertensi dalam menjalankan dietnya.

11 usia saya saat ini merupakan usia rentan


menderita hipertensi

12 seorang penderita hipertensi harus


mempelajari segala hal yang berkaitan
dengan hipertensi

13 penderita hipertensi harus berhenti


merokok

14 pemeriksaan hipertensi cukup 1x dalam


1 tahun

15 saya tidak perlu khawatir menderita


hipertensi jika saya berbadan gemuk.

3. Tindakan
Berikan tanda centang pada salah satu kolom yang sesuai dengan
keadaan anda. Setiap pernyataan hanya satu jawaban yang menurut anda
paling sesuai .
Terdapat dua pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan ya
atau tidak.

n peryataan ya tidak skor


o
1 saya selalu mengontrol tekanan darah setiap
merasakan gejala.

2 saya melakukan perawatan, pengobatan, serta


kontrol tekanan darah minimal sekali dalam dua
minggu di puskesmas.

3 setiap hari saya mengkonsumsi salah satu buah


segar seperti tomat, jeruk, semangka, pisang, buah
naga.

4 saya selalu minum obat anti-hipertensi secara


teratur jika tekanan darah tinggi

5 saya berusaha untuk meluangkan waktu mengotrol


tekanan darah dengan cara berolahraga ringan
seperti jogging dan besepeda.

6 saya mengkonsumsi ikan asin dan kopi untuk


mencegah kambuhnya tekanan darah tinggi

7 saya mengkonsumsi minum-minuman keras seperti


anggur dan bir bila sedang mempunyai masalah

8 saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah


mengerjakan pekerjaan yang berat

9 saya berusaha mengontrol emosi jika sedang marah


atau banyak pikiran.
1 saya selalu minum obat anti hipertensi secara
0 teratur dan rutin

1 saya mengurangi kebiasan marah-marah dan


1 konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi
untuk menghindari kekambuhan penyakit
hipertensi.

1 saya tidur cukup +8 jam sehari


2

1 saya makan makanan yang mengunakan penyedap


3 rasa

1 saya mengurangi rokok setiap hari


4

1 saya minum kopi setiap hari


5
DAFTAR PUSTAKA

PUSWATI, Desti; YANTI, Novi; YUSELA, Dekriani. Analisis Self Management dan
Pengontrolan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Lima Puluh Kota
Pekanbaru. HEALTH CARE: JURNAL KESEHATAN, 2021, 10.1: 138-143.
FERNALIA, Fernalia; KERAMAN, Buyung; PUTRA, Rahmad Satrio. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Self Care Management Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Kabawetan. Jurnal Keperawatan Silampari, 2021, 5.1: 246-254.
ELVINA, Siska Novra. Teknik self management dalam pengelolan strategi waktu
kehidupan pribadi yang efektif. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Islam, 2019, 3.2: 123-138.
SARI, Ria Astuti Perwita. Gambaran Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di
Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. 2015. PhD Thesis. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
SIMANULLANG, S. M. P. Self Management Pasien Hipertensi Di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2019. 2019
KURNIAWATI, Wulan Dinni, et al. Hubungan Pengetahuan Dengan Kualitas Hidup
Pasien Hipertensi DI Poli Klinik Rs Tingkat III Baladhika Husada. PhD Thesis. Program
Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019.
YUNITASARI, Putu Yeni. HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN HIPERTENSI
DENGAN PERILAKU KONTROL TEKANAN DARAH DI UPT KESMAS GIANYAR I
TAHUN 2018. 2018. PhD Thesis. Jurusan Keperawatan 2018.
SUGIYONO, Dr. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
2019..
WIDYASARI, Domas Fitria; CANDRASARI, Anika. Peningkatan Pengetahuan Tentang
Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Dukuh Gantungan Desa Makamhaji
Kartasura Sukoharjo. Warta LPM, 2017, 13.1: 28-36.

Anda mungkin juga menyukai