Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab IV,
maka pada bab ini di uraikan pembahasan univariat. Analisa data
univariat digunakan untuk memberikan garambaran karakteristik
responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan.
B. Analisa univariat
1. Usia/umur
Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat kelahiran
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja
(Herawati,Cucu,dkk,2021)hasil penelitian ini di dapatkan responden
dengan usia termuda 17 tahun dan usia tertua 35 tahun.kelompok
responden terbanyak yauitu umur 26-35 tahun yaitu 42 responden
(85,7%).dan kelompok yang terdikit yaitu umur 17-25 tahun yaitu 7
responden (14,3%) mur dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang
sehingga seiring dengan pertambahan umur maka cara berpikir akan
berkembang. Selain itu, pada umur produktif kemungkinan untuk
terjadinya penurunan dalam tingkat intelektual dan verbal dinilai tidak
ada karena umur produktif merupakan fase dimana seseorang aktif
dalam berbagai hal kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sosial
serta masa depan. Sehingga dalam prosesnya memungkinkan
seseorang untuk memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.
Sama halnya dengan pernyataan Apriluana et al., (2016)
menyatakan bahwa usia 20-25 tahun merupakan periode pertama
pengenalan dengan dunia orang dewasa, seseorang dalam periode ini
akan mulai mencari tempat dunia kerja dan dunia hubungan sosial.
Sedangkan usia 26-35 tahun berdasarkan periode kehidupan, usia ini
menjadi penting karena pada periode ini struktur kehidupan menjadi
lebih tetap dan stabil. Semakin cukup usia seseorang, tingkat
kemampuan 47 dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja (Apriluana et al., 2016).
Hasil ini didukung oleh pendapat Notoatmodjo (2007) dalam
Utami (Utari, 2018), usia seseorang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk menerima informasi dan pola pikir seseorang
terhadap informasi yang diberikan. Semakin bertambahnya usia maka
kemampuan menerima informasi dan pola pikir seseorang semakin
berkembang. Kemampuan seseorang untuk menerima informasi yang
diberikan kepadanya berhubungan dengan maturitas dari fungsi tubuh
baik indera maupun otak dan kesehatan seseorang.
Menurut Potter & Perry dalam Utari et al., (2014) bahwa usia
dewasa merupakan masa dimana seseorang dianggap telah matur, baik
secara fisiologis, psikologis, dan kognitif, sehingga usia 18-30 tahun
(dewasa awal) merupakan usia yang tepat dalam menganalisa dan
menerima sesuatu informasi. Usia dewasa awal berdasarkan
perkembangan psikososialnya merupakan masa dimana seseorang
individu mulai membina rumah tangga dan menjadi orang tua. Secara
kognitif, kebiasaan berpikir rasional meningkat pada usia dewasa awal
dan tengah (Utari et al., 2014).

2. Pendidikan
Menurut Hurlock dalam Utari et al., (2014) menyatakan bahwa
pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
kualitas manusia, dengan pendidikan manusia memperoleh
pengetahuan dan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan semakin berkualitas hidupnya.
Hasil penelitian ini didapatkan mayoritas responden tamatan
SMA sebanyak 44 responden (89,8%) dan terendah tamatan SMP
sebanyak 5 responden (10,2%)..
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang untuk sikap berperan serta dalam pembangunan,
pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi. Pendidikan merupakan bimbinganyang peroleh
seseorang yang dapat mempengaruhi perilakunya terhadap pola hidup,
terutamadalam memotivasi sikap yang memilikiperan serta dalam
perkembangan kesehatan (Risnawaty, 2017).

3. Jenis kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jenis kelamin pada
kedua kelompok memiliki jumlah yang sama. Jenis kelamin paling
dominan pada penelitian ini adalah perempuan.
Berdasarkan Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan
pernyataan Ganong (2003) dalam Satyaningrum (2011), bahwa
perempuan jauh lebih patuh penrapan protokol kesehatan daripada laki
laki dikarenakan perempuan lebih banyak. Dari hasil kelompok
tertinggi pada perempuan yaitu 32 responden ( 65,3%), dan hasil
kelompok terendah yaitu pada laki laki yaitu 17 responden (34,7%).

C. Mean dan median


1. Mean
Data hasil tabulasi di olah dengan menggunakan program SPSS
versi 23.0 yang menghasilkan deskripsi statistik variabel penelitian.
Tabel 4.4 menunjukan stastistik deskriptif antar variabel penelitian
berupa mean yaitu mempunyai hasil 10,62.
2. Median
Data hasil tabulasi di olah dengan menggunakan program SPSS
versi 23.0 yang menghasilkan deskripsi statistik variabel penelitian.
Tabel 4.4 menunjukan stastistik deskriptif antar variabel penelitian
berupa median yaitu mempunyai hasil 11,00.

D. Data patuh dan tidak patuh responden


1. Patuh
Data hasil tabulasi di olah dengan menggunakan program SPSS
versi 23.0 yang menghasilkan deskripsi statistik variabel penelitian.
Tabel 4.5 menunjukan stastistik deskriptif antar variabel penelitian
penerapan protokol yang mematuhi ada 24 responden (51,1%)
2. Tidak patuh
Data hasil tabulasi di olah dengan menggunakan program SPSS
versi 23.0 yang menghasilkan deskripsi statistik variabel penelitian.
Tabel 4.5 menunjukan stastistik deskriptif antar variabel penelitian
penerapan protokol yang tidak mematuhi ada 23 responden
(48,9%).

E. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)


merupakan sebuah instrumen penting yang digunakan pemerintah
guna mengendalikan laju penyebaran Covid-19 di tengah
masyarakat. Dalam penerapannya, PPKM menunjukkan hasil yang
cukup baik, terutama dalam mengubah kepatuhan masyarakat
terhadap protokol kesehatan.
 Menurut data yang ditunjukkan oleh Satgas Penanganan
Covid-19, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap penerapan
protokol kesehatan 3M mengalami peningkatan secara konsisten
sejak diterapkannya program PPKM di tengah masyarakat pada
tanggal 3 Juli 2021.
 
Dengan hasil capaian tersebut, pemerintah akan terus berusaha
meningkatkan kepatuhan
masyarakat dengan berbagai cara. dr. Sonny Harry B. Harmadi
selaku Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas
Penanganan Covid-19 menjabarkan strategi pemerintah dalam 4
poin :
1. Membangun komunikasi melalui kampanye pentingnya
menerapkan protokol kesehatan 3M dan risiko apabila
protokol kesehatan tidak diterapkan dengan baik.
2. Melakukan gerakan di lapangan secara langsung oleh para Duta
Perubahan Perilaku (DPP).
3. Satgas Penanganan Covid-19 bersama dengan BNPB akan
menyelenggarakan mobil masker untuk masyarakat.. 
4. melakukan penguatan kepada posko desa/kelurahan oleh hampir
10 ribu DPP untuk penguatan fungsi pencegahan di tingkat
komunitas.
 
Melihat strategi tersebut, diharapkan usaha tersebut bisa lebih
meningkatkan kesadaran dan kerjasama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat dalam berjuang memutus rantai
penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai