PROPOSAL PENELITIAN
PUTRIA DAMAYANTI
18010023
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penyusunan proposal penelitian dengan judul “Self Management Behavior Hipertensi”
dapat diselesaikan dengan tepat waktu.Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing saya ibu Ns. Silvia Nora
Anggreini, M.kep yang telah sabar membimbing saya dalam mengerjakan proposal penelitian ini. Serta
ucapan terimakasih kepada kerabat dan orang tua yang senantiasa memberikan support kepada saya.
Dengan ini saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan proposal penelitian ini dan saya
juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca maupun Dosenuntuk bahan pertimbangan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................... iv
DAFTAR SKEMA......................................................................... v
BAB I PENDAHULAN
B. Kerangka Teori…………………………………………........... 24
C. Kerangka Konsep…………………………………………........ 25
D. Hipotesa …………………………………………………......... 25
B. Partisipan/informa ……………………………........................ 27
iii
D. Waktu Dan Lokasi Penelitian....................................................28
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR SKEMA
vi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan tingginya angka kejadian hipertensi yang ada di Indonesia, perlu adanya
berbagai macam upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan angka kejadian hipertensi
yang tinggi tersebut sehingga dapat menekan angka hipertensi. (Andri et al., 2018; Sartika etal.,
2018). Menurut penelitian Sumartini & Miranti (2019) pernapasan dalam lambat
merupakansalah satu teknik relaksasi yang mempengaruhi sistem saraf dan mempengaruhi
pengaturan tekanan darah, selain itu dapat digunakan sebagai terapi alternatif non-obat, olahraga
atau pengobatan untuk pasien hipertensi. Menurut penelitian Samosir & Triyulianti (2021)
perbedaan antara pre-test dan post-test dapat dilihat dari tekanan darah sistolik, dan diperoleh p-
1
value 0,027. Untuk tekanan darah diastolik nilainya berubah dari sebelum tes dan setelah tes p-
value 0,015, yang berarti ada perbedaan antara dan mempengaruhi setelah Intervensi dan pijat
punggung lambat memiliki efek menurunkan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi.
Hipertensi menempati urutan nomor 4 dari 10 penyakit terbanyak rawat inap di
Rumah Sakit Provinsi Riau tahun 2018 yaitu 5148 kasus. Penyakit hipertensi merupakan urutan
pertama jenis penyakit kronis tidak menular yang dialami oleh kelompok usia lanjut di Provinsi
Riau dan di Kota Pekanbaru (Riskesdas, 2018). Salah satu cara untuk mencegah komplikasi dari
penderita hipertensi yakni penderita harus memiliki tanggung jawab dalam prilaku management
diri ( self management behavior). Menurut (Hayes, 2010) kurangnya self management behavior
dapat berpotensi terjadinya komplikasi. Pentingnya self management behavior karena
meningkatkan kepuasan pada pasien dalam menjalankan hidupya, dapat juga menurunkan biaya
perawatan, meningkatkan percaya diri, kemandirian pasien, dan meningkatkan kualitas hidup
pada pasien (Lia mulyati dkk, 2013). Self management behavior merupakan kemampuan
seseorang dalam berprilaku efektif dari diet dan olahraga, penggunaan obat yang diresepkan,
pemantauan mandiri dan koping emosional. Self management behavior tujuannya adalah untuk
mengubah gaya hidup seperti monitoring tekanan darah, minum obat dengan teratur, konsumsi
makan yang sehat yang kaya khasiat ini juga membantu pasien dalam meminimalkan komplikasi
dari hipertensi (Galuh,2018).
Tahun 2014 kasus hipertensi essensial (primer) dari 18 puskesmas di kota Pekanbaru
diperoleh bahwa wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya menduduki peringkat tertinggi dari
tahun 2013 hingga 2014 (Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, 2014). Jumlah kasus hipertensi
tahun 2015 sebanyak 0,15 % yang dilaporkan dari bulan Januari hingga September meningkat
di tahun 2015 yaitu 0,14% kasus. Pada 3 bulan terakhir terjadi peningkatan dratis yaitu bulan
Juli sebanyak 0,09% kasusAgustus sebanyak 0,095% kasus dan September sebanyak 0,096%
kasus(Dinkes,2015)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka rumusan masalah ini
meneliti tentang self management behavior hipertensi yang dilakukan, upaya dan
presepsi terhadap penyakit
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana prilaku self management behavior pada penderita
hipertensi dipuskesmas Harapan Raya
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang self management behavior hipertesi dipuskesmas Harapan
Raya
b. Mengetahui tentang bagaimana upaya penderita mengetahui penyakitnya
c. Mengetahui presepsi terhadap penyakit hipertensi
D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan
memperluas pengetahuan tentang prilaku selfcare management pada penderita
hipertensi
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan menambah ilmu pengetahuan tentang
prilaku self management behavior pada penderita hipertensi
b. Bagi institut pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna
untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi referensi bahan
penelitian selanjutnya
c. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk masyarakat agar
dapat menambah pengetahuan tentang prilaku self management behavior
penderita hipertensi
3
d. Bagi tempat peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan yang
bermanfaat untuk mengetahui prilaku selfcare management penderita
hipertensi
F. Keaslian penelitian
kerja puskesmas
4
management behavior management behavior
dengan tingkat
dengan tingkat hipertensi pada
penderita tekanan
hipertensi pada darah tinggi didesa
semowo
penderita tekanan darah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg(Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H.,& Kusuma H. (2016) Hipertensi adalah sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit
lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya.
Sedangkan menurut Hananta (I.P.Y., & Freitag H. (2011), Hipertensi adalah suatu
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti
usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi
garam, rokok dan kopi.Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018),
hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu
dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat
ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau
tinnitus dan mimisa
6
2. Klasifikasi
7
3. Manifestasi Klinis Hipertensi
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan
gejala pada hipertensi dibedakan menjadi
1.Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
darah tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
8
faktor resiko Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi
2 kelompok yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
Faktor yang tidak dapat berubaha adalah :
a. Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak
kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih
berisiko untuk terkena hipertensi.
b. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada
wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c. Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d. Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri
hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada
Kaukasia atau Amerika Hispanik
9
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas
fisik merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis dan
secara keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara
global (Iswahyuni, S., 2017).
c. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida,
yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental
dan jantung dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar darah
sampai ke jaringan mencukupi Maka dapat disimpulkan bahwa
konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, (Komaling,
J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013)
d. Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi
mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat
yang dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein
didalam tubuh manusia bekerja dengan cara memicu produksi hormon
adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah, pengaruh dari konsumsi
kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan bertahan hingga 12 jam
(Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018)
e. Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam
Garam merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk
memasak. Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan
tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D.,
Kiha, R.R. (2018), natrium merupakan kation utama dalam cairan
ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.
Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f. Kebiasaan konsumsi makanan lemak
10
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh
M.I,2016) lemak didalam makanan atau hidangan memberikan
kecenderungan meningkatkan kolestrol darah, terutama lemak hewani
yang mengandung lemak jenuh, kolestrol yang tinggi bertalian dengan
peningkatan prevalensi penyakit hiperten
6. Komplikasi
a. Krisis hipertensi, penyakit arteri perifer, PJK, angina, infark miokard, gagal
jantung, aritmia dan kematian mendadak
11
B. Self care Management
12
apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya, serta menilai
seberapa jauh klien mampu memenuhinya secara mandiri.
Perawatan diri disebut sebagai kebutuhan perawatan diri dimana individu
diharuskan mengetahui cara atau tindakan yang dilakukan. Orem telah
membagi keharusan perawatan diri ke dalam tiga kategori, diantaranya yaitu
keharusan universal yang bersifat umum bagi seluruh individu dimana
individu diharuskan melakukan perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti kebutuhan oksigenasi, kebutuhan nutrisi cairan,
kebutuhan istirahat tidur, kebutuhan relaksasi, kebutuhan aman nyaman, dan
meningkatkan fungsi hidup normal. Kategori selanjutnya yaitu keharusan
perkembangan dimana individu diharuskan melakukan perawatan diri sesuai
dengan perubahan citra tubuh yang dialami akibat bertambahnya usia.
Kategori yang terakhir adalah keharusan akibat perubahan kesehatan akibat
dari penyakit, cedera, atau dampak penanganan penyakit(Kozier, 2010).
13
medis, apakah klien mengetahui perawatan diri yang dapat membantu
menangani penyakitnya selain perawatan medis, apakah klien menerima dan
mengetahui perawatan diri yang dapat membantu menangani penyakitnya
selain perawatan medis, apakah klien menerima dan melaksanakan perawatan
medis secara teratur, apakah klien menyadari akan adanya efek samping dari
perawatan medis yang diterima, apakah klien mengetahui cara mengatasi efek
samping yang timbul (Saraswati, 2015).
14
Mengacu pada kemampuan pasien untuk peduli terhadap kesehatan dengan
menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti
diet yang tepat, olahraga, dan kontrol berat badan. Pasien dengan hipertensi
harus mampu:
a. Mengelola porsi dan pilihan makanan ketika makan
b. Makan lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan
c. Mengurangi konsumsi lemak jenuh
d. Mempertimbangkan efek pada tekanan darah ketika membuat pilihan
makanan untuk dikonsumsi
e. Menghindari minum alkohol
f. Mengkonsumsi makanan rendah garam atau menggunakan sedikit garam
ketika membumbui masakan
g. Mengurangi berat badan secara efektif
h. Latihan/olahraga untuk mengontrol tekanan darah dan berat badan dengan
berjalan kaki, jogging, atau bersepeda selama 30-60 menit perhari
i. Berhenti merokok
j. Mengontrol stres dengan mendengarkan musik, istirahat, dan berbicara
dengan anggota keluarga
2. Regulasi diri
Mencerminkan perilaku mereka melalui pemantauan tanda dan gejala yang
dirasakan oleh tubuh, penyebab timbulnya tanda dan gejala yang dirasakan,
serta tindakan yang dilakukan. Perilaku regulasi diri meliputi:
a. Mengetahui penyebab berubahnya tekanan darah
b. Mengenali tanda-tanda dan gejala tekanan darah tinggi dan rendah
c. Bertindak dalam menanggapi gejala
d. Membuat keputusan berdasarkan pengalaman
e. Mengetahui situasi yang dapat mempengaruhi tekanan darah
f. Membandingkan perbedaan antara tingkat tekanan darah.
3. Interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya
15
Didasarkan pada konsep yang menyatakan bahwa kesehatan (dalam kasus
hipertensi tekanan darah yang terkontrol dengan baik) dapat tercapai karena
adanya kolaborasi antara klien dengan tenaga kesehatan dan individu lain
seperti keluarga, teman, dan tetangga. Perilaku yang mencerminkan interaksi
dengan tenaga kesehatan dan lainnya adalah sebagai berikut:
a. Nyaman ketika mendiskusikan rencana pengobatan dengan penyedia
layanan kesehatan
b. Nyaman ketika menyarankan perubahan rencana perawatan kepada
penyedia layanan kesehatan
c. Nyaman ketika bertanya
d. Berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi
alasan berubahnya tingkat tekanan darah
e. Meminta orang lain untuk membantu dalam mengontrol tekanan darah
f. Nyaman ketika bertanya pada orang lain terkait teknik manajemen yang
dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
16
d. Perilaku pengelolaan self management
17
perempuan. Takaran satu minuman, yaitu 13,6 gram atau 17,2 ml etanol atau
sekitar 44 ml [1.5 oz] dari 40% wiski, 355 ml [12 oz] dari 5% bir, atau 148 ml
[5 oz] dari 12% anggur.
5. Berhenti merokok
Berhenti merokok sangat penting untuk dilakukan oleh klien hipertensi,
karena dapat mengurangi efek jangka panjang hipertensi. Bahan kimia dalam
tembakau dapat merusak lapisan dinding arteri, sehingga dapat menyebabkan
arteri menyempit dan meningkatkan tekanan darah. Asap rokok diketahui juga
dapat menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung (Akhter, 2011).
self care management dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor external
faktor internal yaitu faktor yang mempengharuhi dari lingkungan dan
dukungan sosial yang diterima oleh klien (Nwinee 2010)
1. faktor internal
18
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri klien dalam self care
management. Faktor internal terdiri dari keyaninan atau nilai klien terhadap
penyakit, pengetahuan, usia, jenis kelamin dan efikasi diri klien.
a. Nilai
nilai adalah pertimbangan secara etika yang mengatur perilaku seseorang.
Nilai merupakan keyakinan dan sikap peribadi seseorang mengenai
kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran atau perilaku
yang berorientasi pada tindakan yang berpengaruh pada kehidupan seseorang
terhadap. Nilai merupakan keyakinan seseorang terhadap suatu yang
berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, obyek atau perilaku
khusus. (Prasetyo 2012)
Kosa dan Robertson menjelaskan bahwa perilaku kesehatan seseorang
cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan seseorang terhadap kondisi
kesehatan yang diinginkan.Nilai pada klien hipertensi dalam hal ini terkait
dengan keyakinan tentang pentingnya melakukan self care management
hipertensi. Rosentock menjelaskan bahwa klien akan melaksanakan kegiatan
self care management didasarkan atas 4 keyakinan, yaitu dirasakannya
kerentanan terhadap komplikasi, keparahan dari penyakit, manfaat dari self
care management serta hambatan untuk melakukan self care management.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa self care
management pada klien hipertensi akan dipengaruhi oleh nilai atau keyakinan
terhadap komplikasi yang muncul, keparahan dari penyakit hipertensi yang
dialami, adanya arti penting terhadap pelaksanaan self care management yang
harus dilakukan dan hambatan yang dihadapi oleh klien dalam melakukan self
care management (Nwinee, 2011).
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang diperoleh seseorang setelah
mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan
merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.Dalam self care management, pengetahuan seseorang merupakan
19
suatu dasar dari perilaku seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang akan
berakibat pada hasil dari perilaku atau gaya hidup yang dilakukan oleh orang
tersebut. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang termasuk
juga perilaku seseorang terhadap pola hidup terutama dalam memotivasi
seseorang untuk bersikap. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan
semakin mempermudah orang tersebut dalam menerima informasi.
c. Usia
Usia merupakan salah satu faktor penting pada self care. Bertambahnya usia
sering dihubungkan dengan berbagai keterbatasan maupun kerusakan fungsi
sensoris. Pemenuhan kebutuhan self careakan bertambah efektif seiring
dengan bertambahnya usia dan kemampuan.
Faktor usia juga dapat berpengaruh pada pengetahuan seseorang. Menurut
Huclok menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, maka
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja(Wawan & Dewi, 2010).
d. Efikasi diri
Bandura (2015) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang
terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Efikasi diri seseorang dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pengalaman
seseoarang. Dari aspek jenis kelamin, laki-laki cenderung memiliki efikasi
diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Dari aspek usia, efikasi
diri dipengaruhi oleh pengalaman hidup. Seseorang yang lebih tua tentunya
akan memiliki lebih banyak pengalaman dalam menghadapi masalah,
sehingga akan berpengaruh terhadap kepercayaan atau keyakinan yang
dimiliki orang tersebut terhadap dirinya dalam bertindak untuk mengatasi
masalah atau mencapai tujuan tertentu. Tingkat pendidikan juga dapat
mempengaruhi efikasi diri seseorang, karena orang yang lebih banyak
20
mengikuti pendidikan formal akan memperkuat efikasi dirinya (Prasetyo,
2012).
e. Jenis Kelamin
Jenis kelamin mempunyai kontribusi dalam kemampuan perawatan diri.Pada
laki-laki banyak melakukan penyimpangan kesehatan seperti kurangnya
manajemen berat badan dan kebiasaan merokok dibandingkan perempuan
(Arif , 2010).
2. Faktor Eksternal
21
Faktor eksternal yang berpengaruh pada self care management hipertensi
yaitu :
a. Dukungan sosial
Dukungan sosial sangat berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan self
care management seseorang.Lewis dan Rook menyatakan bahwa integrasi,
dukungan dan kontrol sosial merupakan hal penting yang berpengaruh dalam
merubah perilaku seseorang. Dukungan sosial yang dapat diberikan oleh
anggota keluarga adalah dengan membantu klien, seperti mempersiapkan
makanan yang sehat, mengingatkan klien untuk minum obat, mencegah
penggunaan rokok dan alkohol (Nwinee, 2011)
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
dapat berpengaruh terhadap perkembangan serta perilaku seseorang atau
kelompok.Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat juga dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi (Wawan & Dewi,
2010).
d. Sosial ekonomi
22
Sosial ekonomi berpengaruh terhadap self care hipertensi. Adapun hubungan
yang dapat dilihat adalah hubungan yang bersifat positif dimana pada klien
dengan status sosial ekonomi yang tinggi maka perilaku self care hipertensi
akan meningkat
(Bai et al, 2007). Hipertensi merupakan penyakit kronik yang membutuhkan
biaya cukup mahal dalam perawatannya. Jika status ekonomi klien kurang
memadai akan menyebabkan klien mengalami kesulitan untuk melakukan
kunjungan kepusat pelayanan kesehatan secara teratur, sehingga sulit untuk
memantau bagaimana perkembangan status kesehatan klien dan klien akan
mengalami kecenderungan terjadinya resiko komplikasi hipertensi (Nwanko
et al, 2010).
23
C. Kerangka Teori
Skema 1.1
D. Kerangka Konsep
Skema 1.2
E. Hipotesis
25
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
26
Walaupun pendekatan naratif berasal dari sastra, sejarah, antropoogi,
sosiologi, sosio-linguistik dan pendidikan, disiplin ilmu yang lain juga telah
mengadopsinya. Keperawatan termasuklah satu disiplin yang belakangan ini
dimulai menggunakan pendekatan ini. Sandelowski (2009) menyatakan
bahwa kerangka narasi ini memberikan akses kepada pengalaman individu
dengan menggunakan dorongan manusia untuk menceritakan kisah. Dia
mengamati bahwa studi narasi telah mengaitkan ilmu dengan sejarah, sastra
dan kehidupan sehari-harui
B. Partisipan/informa
Partisipan dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif
menggunakan purposive sample yaitu dimana sample dipilih dengan
berorientasi dengan tujuan penelitian. Individu diseleksi atau dipilih secara
sengaja karena memiliki pengalaman yang sesuai fenomena yang diteliti,
sample ini menetapkan terlebih dahulu kreteria-kreteria inklusi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Individu yang dipilih untuk berpartisipasi menjadi
partisipan/informa dalam riset adalah mereka yang memiliki berbagai
pengalaman yang telah dipersyaratkan oleh riset yang sedang dilakukan.
Riset naratif membutuhkan sample purposive, yaitu pertisipan yang memiliki
pengalaman sesuai dengan fenomena yang diteliti (sample/berdasarkan
kreteria/criterion based sampling) (Richards&morse,20013)
27
Maka partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipan
yang memiliki riwayat hipertensi. Jumlah partisipan dalam penelitian
kualitatif ini tidak ditentukan besaran ukuran partisipan, maka saat
penyusunan usulan peneliti, menyatakan jumlah pasti dari yang diperlukan
tidak dianjurkan, tetapi kita dapat menyebutkan rentang estimasi banyaknya
yang dibituhkan.
Menurut Dukes (1984) menyatakan ukuran untuk sampel tidak banyak, dan
ukuran untuk 1 sampai 2 partisipan untuk usulan penelitian naratif. Dengan
menggunakan teknik stastik hanya menentukan perkiraan jumlah sampel
berdasarkan sampel dengan jenis sample homogen yaitu informan
(Creswel,2014)
C. Sasaran Penelitian
Sasaran pada penelitian ini adalah partisipan yang memiliki riwayat
hipertensi di puskesmas harapan Raya pekanbaru-Riau
E. Tahap Penelitian
1. persiapan peneliti
28
dalam penelitian ini mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian diantaranya fokus permasalahan dan objek penelitian.
Selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan
apa yang akan diteliti. Setelah proposal penelitian disetujui oleh
pembimbing skripsi maka peneliti melakukan pra riset sebagai upaya
menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian
2. perizinan penelitian
perizinan penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat dengan mudah
melakukan penelitian sesuai dengan objek serta subjek penelitian.
Ada beberapa perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:
a. mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian
kepada Waket 1 STIKes PMC untuk mendapatkan surat
rekomendasi survey pendahuluan.
b. Dengan membawa surat rekomendasi dari waket 1 untuk izin
survey pendahuluan, peneliti meminta izin penelitian kepada
kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu pintu
Provinsi Riau
c. Setelah mendapatkan surat permohonan izin dari pihak
pemerintah provinsi riau dinas penanaman modal dan pelayanan
terpadu satu pintu provinsi Riau
d. Dengan membawa surat rekomendasi dari dinas Penanaman
Modal dan Layanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Riau peneliti
memberikan surat tersebut kepuskesmas harapan raya pekanbaru-
riau.
F. Pelaksanaan Peneletian
Tahap penelitian ini inti dari penelitian yang dilakukan, penelitian mencari
jawaban untuk memecahkan fokus pada masalah.
Berikut langkah-langkah yang akan ditempuh penelitian adalah sebagai
berikut.
29
1. Menghubungi kepala puskesmas untuk meminta informasi dan meminta
izin melaksanakan penelitian.
2. Menghubungi kepala puskesmas harapan raya untuk penelitian
3. Menghubungi informan yang akan wawancara
4. Mengadakan wawancara dengan informan
5. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti
30
diantisipasi. Kegiatan pengumpulan data pada pendekatan kualitatif menurut
creswel (2003) merupakan kegiatan yang memiliki siklus proses yaitu:
1. Menentukan fenomena atau situasi yang akan diteliti, seperti menentukan
lokasi atau setting penelitian dan menentukan individu yang memiliki
pengalaman tentang fenomena yang diteliti.
2. Memperoleh akses untuk menemui para calon partisipan atau informan
yang memiliki pengalaman sesuai dengan fenomena yang diteliti
kemudian membina rapport (hubungan saling percaya) terlebih dahulu
atau memperoleh akses tentang lokasi dan setting yang diteliti pada
kegiatan ini memperoleh izin dari institut/komite etik tertentu dan
memperoleh persetujuan dari partisipan
3. Menentukan cara pengambilan sampel atau cara merekrut para
partisipan yang dapat berpartisipasi pada penelitiannya, menentukan jenis
sampel dan menentukan estimasi besar sampel yang akan diiktsertakan.
4. Menentukan cara mengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti
menentukan bentuk data yang dikumpulkan, yaitu dalam bentuk
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi
5. Merekam dan mencatatat data tersebut. Kegiatan ini dilakukan penelitian
sampai titik menemukan data baru
6. Menyimpan data yang telah dicatat dan direkam dapat disimpan dalam
bentuk file dikomputer atau dalam bentuk transkrip atau catatan
lapangan.
31
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang paling sering
digunakan pada banyak peneliti kualitatif. Wawancara pada penelitian
sedikit berbeda dengan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti
wawancara pada penerimaan pegawai atau lainnya, wawancara pada
penelitian ini merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan
didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara ini meneliti lebih
sekedar percakapan dan berkisar dari pertanyaan-pertanyaan informal ke
formal. (rahmawati 2007).
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan atau dianogsis. Observasi adalah adanya
perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang akan digapai.
Perilaku yang terlihat langsung oleh mata , dapat didengar, dapat dihitung,
dan dapat diukur (herdiansyah, 2010)
Observasi yang dilakukan dalam penelitan ini adalah bagaimana sikap
peduli, perhatian terhadap self management yang dilakukan penderita
hipertensi, prsepsi tentang penyakit yang dideritanya. Tujuan dari
observasi ini adalah memperkuat bukti penelitian kepada partisipan atau
sampel. Observasi lakukan 2minggu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
peneliti dengan metode kualitatif untuk mendapat gambaran dari sudut
pandang subjek melalui suatu media tertuis dan dokumen lain yang yang
ditulis atau dibuat oleh subjek yang bersangkutan (herdiansyah 2009)
32
2012:331) juga menjelaskan bahwa triangulasi dapat diulakukan dengan
cara:
1. Membadingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang .
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi, Ria; MAULINA, Maulina; MULYATI, Dini. PERILAKU SELF-CARE PADA USIA DEWASA
DENGAN MASALAH HIPERTENSI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2021, 5.1.
MULYATI, Lia; YETTI, Krisna; SUKMARINI, Lestari. Analisis faktor yang memengaruhi self
management behaviour pada pasien hipertensi. Jurnal keperawatan padjadjaran, 2013, 1.2.
SILAEN, Jesika Br, et al. Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan
Creswell, John W., et al. "Qualitative research designs: Selection and implementation." The counseling
CRESWELL, John W. Qualitative, quantitative and mixed methods approaches. Sage, 2014.
34
HASHIMOV, Elmar. Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook and The Coding Manual for
Qualitative Researchers: Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña. Thousand
Oaks, CA: SAGE, 2014. 381 pp. Johnny Saldaña. Thousand Oaks, CA: SAGE, 2013. 303 pp. 2015.
HAYES, Avery, et al. Preliminary description of the feasibility of using peer leaders to encourage
MAHARANI, Riri; SYAFRANDI, Dary Putri. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pengendalian
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun
2016: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Komunitas,
ZHONG, Xuefeng, et al. Awareness and practices of self-management and influence factors among
individuals with type 2 diabetes in urban community settings in Anhui Province, China. Southeast
Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health, 2011, 42.1: 184.
35
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
A. Identitas Informan:
1. Nama/inisial :
2. Usia :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Agama :
6. Alamat :
B. Orientasi:
1. Memperkenalkan diri
2. menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat
penelitian dan menjelaskan kerahasiaan informan terjamin
3. meminta calon informan menandatangani surat pernyataan kesediaan
menjadi informant
36
4. melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 15-30
menit
C. Inti
NO PEDOMAN WAWANCARA
darah bapak tinggi atau tidak stabil? (contoh: kebiasaan minum kopi,
lemak)
3. Apakah bp/ibu tau apa saja tanda dan gejala pada hipertensi?
dalam sebulan?
37
8. Apakah ada perubahan setelah mengkonsumsi obat yang telah
D. Terminasi
38