Anda di halaman 1dari 44

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.

H
Dengan Hipertensi

Modul Kegiatan Praktik Profesional


Untuk Memenuhi Kelengkapan
Pemenuhan SKP pada Ranah A PKB Online

Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


KOTA BANJARBARU
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN / VERIFIKASI

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. H dengan Hipertensi

Modul Kegiatan Praktik Profesional


Untuk Memenuhi Kelengkapan
Pemenuhan SKP pada Ranah A PKB Online

Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU

Telah diverifikasi dan disetujui oleh


Verifikator SKP PPNI Kota Banjarbaru
Pada tanggal
Verifikator DPD Kota Banjarbaru

Herry Setiawan, S.Kep., Ners, M.Kep.


NIRA. 63720050770

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia Nya semata jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Kegiatan

Praktik Profesional yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. H dengan

Hipertensi .Modul berupa Asuhan Keperawatan ini dibuat guna memenuhi persyaratan

pemenuhan SKP terutama pada Ranah A di PKB Online yaitu Kegiatan Praktik Profesional

dimana pada Ranah A tersebut merupakan Ranah yang wajib untuk disikan setiap tahunnya

dengan jumlah sebanyak 5 SKP dalam 5 tahun ( satu tahun 1 SKP ) selama masa STR

berlaku.

Penulisan Modul ini merupakan salah satu alternatif pemenuhan SKP bagi perawat

yang belum atau berhenti bekerja dalam kurun waktu tertentu dimana saat tersebut

bersamaan dengan masa berlaku STR. Selain itu, dengan pembuatan modul merupakan

salah satu cara bagi perawat untuk agar tetap terus mengembangkan ilmu dan kompetensi

keprofesiannya. Penyusunan Modul Kegiatan Praktik Profesional ini dapat terlaksana

dengan baik tentunya berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih untuk beberapa pihak yang terlibat.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Modul Kegiatan

Praktik Profesional ini. Namun demikian adanya, semoga Modul Kegiatan Praktik

Profesional ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada ilmu keperawatan.

Banjarbaru, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN/VERIFIKASI.............................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 3
1. Tujuan Umum......................................................................................... 3
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 4
C. Manfaat........................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Penyakit................................................................................. 5
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................ 16
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................. 23
B. Analisa Data................................................................................................. 29
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 30
C. Rencana Tindakan Keperawatan.................................................................. 30
D. Implementasi dan Evaluasi.......................................................................... 32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 37
B. Saran ............................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. v
DOKUMENTASI.................................................................................................... vii

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dan menjadi penyebab

salah satu kematian paling tinggi di dunia. Data Riskesdas (2010) menyebutkan

hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jum-

lahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indone-

sia (Depkes, 2010). Menurut WHO pada tahun 2018 menujukkan bahwa sekitar

26,4% penduduk dunia mengalami hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan

26,1% wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara

berkembang, termasuk Indonesia.

Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan oleh darah terhadap dinding

pembuluh darah akibat kontraksi jantung dan dipengaruhi oleh elastisitas dinding pem-

buluh. Secara klinis, pengukuran tekanan dalam arteri adalah pada saat sistol ventrike

l dan diastol ventrikel (Tortora & Derrickson, 2009). Pengukuran tekanan darah pada

seseorang tidak dapat diukur dengan adekuat melalui satu kali pengukuran saja.

Tekanan darah berubah dengan cepat bahkan pada kondisi kesehatan yang optimal.

Perubahan tekanan darah bisa terjadi pada seseorang, hal ini dipengaruhi oleh usia,

stres, etnik, jenis kelamin, variasi harian, obatobatan, merokok, aktivitas dan berat

badan.Kemungkinan seseorang mengalami hipertensi akan semakin tinggi saat usia se-

makin bertambah (Perry & Potter, 2010).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan kronik pada tekanan darah,

yang tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90

mmHg. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan

sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap

1
hipertensi bila tekanan darahnya >140/90 mmHg (Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser,

Longo, Jameson, et al, 2012). Seseorang yang hipertensi akan mengalami keluhan

seperti sakit kepala, pandangan kabur, sering berkemih, dan bahkan kadang-kadang

terjadi pembengkakan akibat tekanan kapiler (Corwin, 2009). Pada penderita

hipertensi di Indonesia menunjukkan 60% tatalaksana terapi menggunakan obat-

obatan, 30% menggunakan herbal terapy dan 10% fisikal terapi (Kusmana, 2006).

Hipertensi dapat menyerang semua usia, namun lebih sering terjadi pada lansia.

Dengan tingkat kesadaran akan kesehatan masih rendah maka banyak lansia yang

tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak minum obat den-

gan patuh kemungkinan lebih besar. Dalam penatalaksanaan hipertensi terutama pada

lansia, perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran dalam mengubah perilaku

sakit yang diderita dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko

dari penyakit yang diderita.

Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena yang terjadi diatas, maka

penulis termotivasi untuk membuat Modul Kegiatan Praktik Profesional

tentang“Asuhan Keperawatan Pada PasienNy. H Dengan Hipertensi”.

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan Modul Kegiatan Praktik Profesional ini bertujuan untuk menerapkan

“Asuhan Keperawatan Pada PasienNy. H Dengan Hipertensi”

2. Tujuan Khusus 

Tujuan khusus penulisan laporan ini yaitu :

a. Penulis mampu memahami konsep dasar teoritis tentang Hipertensi

b. Penulis mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada klien yang

mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru.

c. Penulis mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada klien

yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjar baru.

d. Penulis mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada klien

yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru.

e. Penulis mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan pada klien yang

mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru.

f. Penulis mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada klien yang

mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru.

3
C. Manfaat

1. Klien

Diharapkan klien dapat mengetahui informasi dan penanganan seputar penyakit

hipertensi yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang lengkap dan terper-

caya sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.

2. Pengembangan ilmu keperawatan

Diharapkan hasil asuhan keperawatan dapat memberikan wawasan, pengetahuan

serta pengalaman dan kepada pihak civitas akademika di Kota Banjarbaru tentang

hipertensi serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun asuhan

keperawatan berikutnya.

3. Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan serta mengasah kemampuan dan

keterampilan penulis sehingga dapat membentuk pola berfikir kritis dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien hipertensi dan memperoleh

pengalaman dalam melaksanakan aplikasi riset keperawatan di tatanan pelayanan

keperawatan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan

darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif

Muttaqin dalam Ardiansyah,M. 2012).

Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan pen-

ingkatan tekanan darah di atas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90 mmHg dan

dapat digolongkan menjadi klasifikasi normal bila tekanan sistolik <120 mmHg dan

diastolik <80 mmHg, pre hipertensi bila tekanan sistolik 120-139 mmHg dan dias-

tolik 80-89 mmHg, hipertensi grade 1 bila tekanan sistolik 140-159 mmHg dan

tekanan diastolik 90-99 mmHg serta hipertensi grade 2 bila tekanan sistolik ≥160

dan diastolik ≥100 (Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Nu-

rarif dan Kusuma, 2015). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan

diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmHg.

2. Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :

Sistolik Diastolik
No. Kategori
(mmHg) (mmHg)

1. Optimal <120 <80

5
2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High Normal 130 – 139 85 – 89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

(Nurarif dan Kusuma, 2015)

3. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik kerena tidak diketahui penyebabnya.

Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf

simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol, dan

polisitemia.

b. Hipertensi Sekunder

Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

6
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140

mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160

mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada :

1) Elastisitas dinding aorta menurun.

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun.

(Nurarif dan Kusuma, 2015)

4. Patofisiologi

Proses terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk

memunculkan gejala hipertensi. Mekanisme yang mengontrol vasokontriksi dan

vasodilatasi pada pembuluh darah berada di pusat vasomotor yaitu di medulla

oblongata di otak. Dari pusat vasomotor yaitu di saraf simpatis yang berlanjut ke

bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumba medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan ini dihantarkan dalam bentuk implus yang

bergerak ke bawah melalui sistem saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

pada saat dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh

darah (guyton & Hall, 2007).

Stress dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan

vasokontriksi dan menstimulasi sistem saraf simpatis yang meningkatkan curah

jantung dan vasokontriksi arteriol kemudian merangsang kelenjar anak ginjal untuk

7
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat,

sehingga tekanan darah akan meningkat (Chanif dan Khoiriyah, 2016).

Peningkatan tekanan darah di karenakan adanya peningkatan abnormal pada

tekanan darah di dalam pembuluh darah arteri yang secara terus menerus lebih dari

suatu periode. Hal ini terjadi jika arteriol-artriol berkontraksi yang berakibat

membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri

(Chanif dan Khoiriyah, 2016).

Sebagian besar gejala klinis yang timbul setelah mengalami hipertensi

bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat

terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan

darah intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, ayunan langkah

tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada

malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema

dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah di otak

dapat menyebabkan stroke atau serangan iskemik transien yang menimbulkan

gejala sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan

tajam penglihatan. Gejala lain yang sering ditemukan yaitu epistaksis, mudah

marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata

berkunangkunang (corwin, 2009).

5. Tanda dan Gejala

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak

ada keluhan. Bila simtomatik, maka biasanya disebabkan oleh:

a. Peninggian Tekanan Darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa melayang

(dizzy) dan impoten

8
b. Penyakit jantung/hipertensi vaskular seperti cepat capek, sesak napas, sakit

dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut.

Gangguan vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur

karena perdarahan retina, transient serebral ischemic.

c. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, dan

kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan berat badan dengan

emosi yang labil pada sindrom cushing. Feokromositoma dapat muncul

keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat

berdiri (postural dizzy).

(Morton, Gallo, Hudak, 2012)

6. Pemeriksaan Penunjang

A. Hematrokit (lk=40-58%, pr=37-43%)

Pada penderita hipertensi kadar hematrokit dlm darah meningkat seiring

dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah. pemeriksaan hematokrit

diperlukan juga untuk mengikuti perkembangan pengobatan hipertensi.

B. Kalium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

C. Kreatinin serum (0,9-1,3)

Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar kreatinin dalam

darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi ginjal.

D. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya

diabetes.

9
E. EKG

Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat dideteksi dengan

pemeriksaan ini. dapat juga menggambarkan apakah hipertensi telah lama

berlangsung.

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Farmakologi

Obat-obatan antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau

dicampur dengan obat lain, obat-obatan ini diklasifikasikan menjadi beberapa

kategori, yaitu:

a. Diuretik (thiazid) HCT

Biasanya obat pilihan utama yang diberikan untuk mengobati

hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan

mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan

berkurang. Yag harus diperhatikan dalam pemberian diuretik adalah

kehilangan kalium dalam tubuh, sehingga harus diberikan tambahan kalium

atau obat penahan kalium. Contoh obat : Hidroklortiazid (HCT),

Furosemide, Spironolakton ( hemat kalium), Manitol

b. ACE Inhibitor Kaptopril, benazepril, enapril

Merupakan obat yang memperlambat aktivitas enzim ACE, yang

mengurangi produksi dari angiotensin II. Sehingga mengakibatkan

melebarnya pembuluh darah dan tekanan darah berukurang.Contoh :

Enapril, Kaptopril, Lisinopril, Benazepril, Quinapril

10
c. Beta bloker

Obat ini bekerja dengan menghalangi noreprin dan eprinefrin

mengikat pada reseptor beta pada syaraf. Terutama adalah beta 1 dan beta 2.

Sehingga akan mengurangi denyut jantug, tekanan darah serta melebarkan

pembuluh darah. Contoh : Atenolol, Propanolol, Acebutolol, Bisoprolol

d. Kalsium Antagonis

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang

benar-benar berbeda. Kalsium antagonis menghalangi gerakan kalsium dari

jantung dan arteri menuju otot. Kalsium antagonis menyebabkan kekuatan

pompa jantung berkurang dan mengendurkan otot-otot dinding arteri,

sehingga tekanan darah akan menurun.Contoh: Amlodipine, Felodipine,

Nifedipine

e. Alfa bloker

Menurunkan tekanan darah dengan menghalangi reseptor-reseptor

alfa pada otot polos arteri peripheral diseluruh jaringan. Contoh: Terazosin,

Doxazosin

f. Angiotensin reseptor bloker

Obat ini menghalangi angiotensin II mengikat pada reseptor-reseptor

angiotensin II di pembuluh darah. Sehingga pembuluh darah akan melebar,

darah mengalir lancar yang mengakibatkan tekanan darah menurun. Contoh:

Losartan, Irbesartan, Valsartan

g. Vasodilator

Langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari

golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan obat anti hipertensi

11
lainnya. Merelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi dinding pembuluh

darah. Contoh: Hidralazin, Minoksidil Diazoksid.

(Grahame-Smith and Aronson, 2014).

b. Penatalaksanaan Non Farmakologi

1) Pengaturan Diet

Salah satu bentuk diet untuk Hipertensi yang terkenal adalah DASH

( Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang terutama berisi komponen

gizi berserat tinggi (sayur dan buah) (Bustan, 2015).

DASH merupakan salah satu rencana pola makanan sehat yang terbukti

membantu orang menurunkan tekanan darah yang dimilikinya, dengan

mengonsumsi makanan rendah garam (natrium) dan tinggi kalium dapat

menurunkan tekanan darah yang kita miliki (CDC, 2014). Pada dasarnya

komponen DASH sama dengan makan sehat lainnya, hanya saja DASH

ditandai dengan proporsi yang tinggi sayur dan buah- buahan, lemak yang

rendah, protein tanpa lemak. Jumlah kalori disesuaikan dengan berat badan,

jika obesitas akan dikurangi kalorinya. Selain itu dianjurkan juga penurunan

masukan kadar natrium. Penurunan rata- rata natrium masyarakat dari 3.300

mg ke 2.300 mg per hari dapat mengurangi kasus Hipertensi (Bustan, 2015).

2) Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan

mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga berkurang

3) Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk

menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung. Olahraga

teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat

12
dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar

HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.

4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui

menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja

jantung.

5) Mengkonsumsi tanaman herbal

Penyakit hipertensi dapat diturunkan melalui tanaman herbal seperti daun

salam, seledri, mengkudu dan bawang putih.

6) Pemberian kalium dalam bentuk makanan dengan konsumsi buah dan sayur.
7) Mengurangi asupan garam dan lemak jenuh.
8) Menciptakan keadaan rileks.

8. Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kerusakan organ- organ target yang umum ditemui pada

pasien Hipertensi adalah : penyakit jantung, penyakit menyerang otak, penyakit

ginjal, penyakit arteri perifer, dan retinopati (Yogiantoro, 2010).

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit Hipertensi yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan peluang tujuh kali lebih besar terkena stroke, enam

kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan tiga kali lebih besar terkena

serangan jantung (Rahajeng dan Tuminah, 2009). Hipertensi dapat meyebabkan

komplikasi lain seperti DM, kolesterol yang tinggi, kelebihan berat badan atau

obesitas, dan gangguan kognitif lain (WHO, 2013).

13
a. Penyakit Jantung

Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan pembuluh darah secara terus-

menerus meningkat. Semakin tinggi tekanan dalam pembuluh darah semakin

sulit untuk jantung memompa darah ke dalam pembuluh darah. Jika dibiarkan

tidak terkendali, Hipertensi bisa menyebabkan serangan jantung dan

pembengkakan jantung yang pada akhirnya menjadi penyakit gagal jantung

(WHO, 2013). Hipertensi dapat mengganggu saluran pernapasan sehingga

menyebabkan beberapa penyakit saluran pernapasan sering disebut dengan

Hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal terjadi ketika tekanan di dalam

pembuluh darah yang menuju jantung ke paru-paru terlalu tinggi. Jantung

memompa darah dari ventrikel kanan ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen.

Karena darah tidak melakukan perjalanan yang jauh, tekanan di sisi jantung dan

di arteri membawa darah dari ventrikel kanan ke paru-paru biasanya rendah dan

jauh lebih rendah dari tekanan darah sistolik atau diastolik. Ketika tekanan

dalam arteri ini terlalu tinggi, arteri di paru-paru dapat mempersempit pembuluh

darah dan kemudian darah tidak mengalir sehingga menghasilkan darah yang

kurang banyak mengandung oksigen (CDC, 2014).

b. Gangguan Pada Otak (Stroke)

Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan pembuluh sulit

meregang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen, biasanya ini terjadi

secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak. Gangguan penyakit yang

bisa terjadi adalah serangan iskemik otak sementara (transient ischaemic attack).

Tekanan di dalam pembuluh darah juga bisa menyebabkan darah merembes

keluar dan masuk ke dalam otak. Hal itu dapat menyebabkan stroke (WHO,

2013). Hipertensi dianggap sebagai faktor risiko utama stroke. Dikemukakan

14
bahwa penderita dengan tekanan diastolik di atas 95 mmHg mempunyai risiko

dua kali lebih besar untuk terjadinya infark otak dibandingkan dengan tekanan

diastolik kurang dari 80 mmHg, sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180

mmHg mempunyai risiko tiga kali terserang stroke iskemik dibandingkan

mereka yang bertekanan darah kurang dari 140 mmHg (Bustan, 2015).

c. Gangguan Pada Ginjal

Fungsi ginjal akan lebih cepat mengalami kemunduran jika terjadi Hipertensi

berat. Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal

menyempit dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi

kerja ginjal menurun hingga dapat mengalami penyakit gagal ginjal. Diketahui

bahwa diabetes dan Hipertensi bertanggung jawab terhadap proporsi ESRD

(endstage renal disease) yang paling besar (Price dan Wilson, 2006).

d. Gangguan Pada Mata

Komplikasi Hipertensi pada mata dapat berupa perdarahan retina, gangguan

penglihatan sampai dengan kebutaan, diantaranya adalah oklusi arteri retina

cabang, oklusi vena retina cabang, oklusi vena retina sentral, oklusi arteri retina

sentral, dan terjadinya makroaneurisma pada arteri. Iskemik sekunder oklusi ena

retina cabang dapat menyebabkan neovaskularisasi dari retina, pre retinal dan

perdarahan vitreus, pembentukan epiretinal membran, dan tractional retinal

detachment. Hipertensi dan diabetes melitus secara bersamaan dapat

menyebabkan retinopati yang lebih berat (Skuta et al, 2010).

e. Diabetes Mellitus (DM)

DM adalah gangguan kesehatan berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh

peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin.

15
Salah satu faktor risiko penyakit DM terutama DM tipe 2 adalah penyakit

Hipertensi. Dua pertiga penderita DM menderita Hipertensi (Bustan, 2015)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan

pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat klien guna mengetahui

berbagai permasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada klien hipertensi yang

harus dikaji pada klien hipertensi adalah :

a. Data biografi : Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,

nama penanggung jawab dan catatan kedatangan.

b. Riwayat kesehatan :

1) Keluhan utama :Alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau pelayanan

kesehatan.

2) Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan pasien yang dirasakan saat

melakukan pengkajian.

3) Riwayat kesehatan terdahulu : Biasanya penyakit hipertensi adalah penyakit

yang sudah lama dialami oleh pasien dan biasanya dilakukan pengkajian

tentang riwayat minum obat klien.

4) Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji riwayat keluarga apakah ada yang

menderita riwayat penyakit yang sama.

c. Data fisiologis, respirasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktifitas/istirahat,

neurosensori, reproduksi/seksualitas, psikologi, perilaku, relasional dan

lingkungan. Pada klien dengan ketidakpatuhan dalam katagori perilaku, sub

katagori penyuluhan dan pembelajaran perawat harus mengkaji data tanda dan

16
gejala mayor dan minor yang sudah tercantum dalam buku Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), yaitu : Tanda dan

gejala mayor

1) Subyektif :

a) Mengungkapkan minat dalam belajar

b) Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic

c) Menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topic

2) Obyektif

a) Perilaku sesuai dengan pengetahuan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons

pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik

yang berlangsung actual mapun potensial. Diagnosis keperawatan merupakan

langkah kedua dalam proses keperawatan yaitu mengklasifikasi masalah kesehatan

dalam lingkup keperawatan. Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis

tentang respons seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah

kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial.

Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi resons klien individu,

keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Tujuan

pencatatan diagnosa keperawatan yaitu sebagai alat komunikasi tentang masalah

pasien yang sedang dialami pasien saat ini dan meruakan tanggung jawab sesorang

perawat terhada masalah yang diidentifikasi berdasarkan data serta

mengidentifikasi pengembangan rencana intervensi keperawatan (Tim Pokja SDKI

DPP PPNI, 2016).

Diagnosa yang biasa di angkat pada pasien hipertensi antara lain

17
- Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertensi

- Intoleransi aktiivitas berhubungan dengan hipertensi

- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

- Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

3. Perencanaan Keperawatan

Intervensi keerawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam

proses keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, dan memecahkan

masalah yang tertulis (Bulchek, 2017).

Diagnosa SLKI SIKI


keperawatan
Risiko penurunan Perfusi serebral Edukasi program
curah jantung Ekspektasi : Meningkat pengobatan
berhubungan dengan Kriteria hasil : Kriteria hasil :
hipertensi - Tingkat kesadaran meningkat Observasi :
- Sakit kepala menururn - Identifikasi penge-
- Rata – rata tekanan darah tahuan tentang pen-
membaik gobatan yang di
rekomendasikan
- Identifikasi pengob-
atan tradisional
Terapeutik
- Fasilitasi informasi
tertulis atau gambar
untuk meningkatkan
pemahaman
- Libatkan keluarga
untuk memberikan
dukungan pada
pasien selama pen-
gobatan

18
Edukasi
- Jelaskan manfaat
dan efek samping
pengobatan
- Informasikan fasili-
tas kesehatan yang
dapat di gunakan se-
lama pengobatan
- Anjurkan pengob-
atan melakukan pen-
gobatan mandiri
Intoleransi aktifitas Toleransi aktifitas Manajemen energi
berhubungan dengan Ekspektasi : meningkat Tindakan :
hipertensi Kriteria hasil : Observasi
- Frekuensi nadi menurun - Identifikasi
- Saturasi oksigen meningkat gangguan fungsi
- Kemudahan dalam melakukan tubuh yang
asktivitas sehari-hari mengakibatkan
meningkat kelelahan
- Kecepatan berjalan meningkat - Monitor kelelahan
- Jarak jalan meningkat fisik dan emosional
- Kekuatan tubuh bagian atas - Monitor pola dan
meningkat jam tidur
- Kekuatan tubuh bagian bawah - Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan
- Keluhan lelah menurun selama melakukan
- Perasaan lelah menurun aktifitas
- Frekuensi nafas membaik Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis.
Cahaya, suara,
kunjungan)\

19
- Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
- Berikan aktifitas
yang menenangkan
- Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Ekspektasi : Menurun Observasi
agen pencedera Criteria hasil: - Observasi tanda-tanda
fisiologis - Kemampuan menuntaskan ak- vital
tivitas meningkat - Identifikasi lokasi,
- Keluhan nyeri menurun karakteristik, durasi,
- Meringis menurun frekuensi, kualitas,

20
dan intensitas nyeri
dan skal nyeri ..
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis
- Kontrol lingkungan
yang memperat rasa
nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan teknik non
farmakologis (teknik
napas dalam)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
berhubungan dengan Ekspektasi membaik Observasi:
kurang terpapar Kriteria hasil : - Identifikasi kemam-
informasi - Perilaku sesuai anjuran puan dalam mener-
- Perilaku sesuai dengan penge- ima informasi
trahum Terapeutik
- Persepsi yang keliru terhadap - Sediakan materi dan
masalah menurun media dalam
menyampaikan in-
formasi
- Berikan kesempatan
bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor re-
siko yang dapat
mempengaruhi kese-

21
hatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan se-
hat
- Ajarkan strategi
yang dapat dilakukan
untuk menigkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat melaksanakan

intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya ( Kozier, 2010).

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir

dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan

hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama

program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program

selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi

asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,

assesment, planing) (Achjar, 2007). Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan

masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria

hasil.

BAB III
TINJAUAN LAPANGAN

22
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum

Nama : Ny.H

JenisKelamin : Perempuan

Umur : 60 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu RumahTangga

Alamat : Komplek Mustika Griya Permai Blok B N0.190

Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2023

Diagnosa Medis : Hipertensi

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri kepala bagian belakang terutama pada tengkuk

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Dari hasil wawancara yang dilakukan saat bangun tidur klien mengatakan

badannya lemas, kadang-kadang keringat dingin, nyeri pada daerah tengkuk

seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul dengan skala nyeri 5 biasanya terjadi

secara mendadak, ekspresi klien tampak menyeringai

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

23
Klien mengatakan baru mengetahui penyakitnya sekitar 1 tahun yang lalu, klien

mengatakan tidak ada penyakit kronis lainnya, klien tidak memiliki riwayat

operasi maupun riwayat akergi. Sejak mengalami hipertensi klien telah

mengkonsumsi obat amlodipine sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter di

Puskesmas.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis

hipertensi seperti dirinya

6. Kebiasaan Sehari-hari

Selama klien mengalami penyakit hipertensi, klien sudah melakukan pola hidup

sehat seperti mengatur pola makan dan mulai melakukan aktivitas fisik yang

ringan secara rutin seperti jalan kaki di pagi hari di sekitaran rumah

7. Data Psikologis, sosial dan spiritual

a. Persepsi terhadap penyakit :

Klien menyadari bahwa penyakit yang dideritanya berasal dari Tuhan, klien

selalu memohon kesembuhan dengan melakukan sholat 5 waku, klien

meyakini klen dapat sembuh setelah berikhtiar dan menganggap penyakit ini

sebagai ujian baginya.

b. Suasana hati/perasaan

Klien memiliki rasa cemas terhadap penyakitnya karena takut akibat dari

penyakit hipertensi ini dapat menyerang organ tubuh lainnya

c. Daya kosentrasi

24
Klien mengatakan mengalami penurunan konsentrasi juga dikarekan dengan

faktor umur

d. Memori

Klien mengatakan masih memiliki daya ingat yang baik

e. Orientasi

Orientasi klien terhadap orang dan lingkungannya masih baik.

f. Mekanisme koping Efektif

Semenjak terdiagnosa hipertensi klien mengalami sering mengalami stress,

namun klien dapat mengalihkannya dengan melakukan aktivitas lain

g. Konsep diri :

1. Gambaran diri

Klien sangat bersyukur dan mengatakan menyukai semua organ

tubuhnya

2. Harga diri

Klien mengatakan banyak mendapat dukungan dari semua keluarga yang

selalu memperhatikan dirinya mulai dari mengkonsumsi obat dan

mengatur pola makannya

3. Ideal diri

Klien mengatakan akan berusaha menjadi ibu dan anggota kelurga yang

baik bagi lingkungan sekitranya dan berharap bisa sembuh dari

penyakitnya.

4. Identitas diri

Klien mengatakan klien sudah tua dan menyadari tentang penyakit yang

akan diderita

5. Klien adalah seorang lansia.

25
h. Data Spiritual

Klien menganut agama Islam, melakukan sholat lima waktu dan berdzikir

8. PemeriksaanFisik

a. Keadaan Umun

1) Tingkat Kesadaran : Kompos Mentis

2) Tinggi Badan : 153 cm

3) Berat badan : 55 kg

4) Ciri-ciri tubuh : Kulit sawo matang, rambut sedikit beruban, hidung

mancung, gaya berjalan baik

b. Tanda-tanda Vital

Suhu tubuh : 36,50c

Tekanan darah : 180/100 mmHg

Nadi : 79 x /m

RR : 22 x/m

c. Kepala dan wajah

Saat pengkajian klien menggunakan kerudung, namun klien mengatakan

rambutnya sebahu, agak sedikit beruban, wajah klien tampak simetris, sedikit

pucat, ekspresi klien tampak sesekali menyeringai ketika rasa nyeri itu datang

d. Mata

Klien mengggunakan alat bantu kaaca mata, mata klien tampak simetris,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, lapang pandang normal,

pergerakan mata normal, tidak ada peradangan.

e. Hidung

26
Hidung mancung dan tampak baik, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,

tidak ada rasa nyeri, lubang hidung simetris, tidak ada perdarahan, fungsi

penciuman normal dan tidak ada keluhan.

f. Telinga

Bentuk telinga klien normal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri, tidak ada

pembengkakan, pendengaran baik, telinga tampak bersih, tidak memakai alat

bantu pendengaran, tidak ada serumen

g. Mulut dan Kerongkongan

Bibir klien tampak kering, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada

perdarahan pada mulut dan bibir, lidah tidak kotor, gigi klien tampak bersih,

suara normal, klien bisa mengunyah dengan baik, fungsi menelan baik, klien

tidak ada mengeluh masalah mulut dan kerongkongan

h. Leher

Leher tampak normal, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, vena jugularis

tidak menonjol dan pergerakan leher normal.

i. Dada

1) Pernafasan

Bentuk dada normal, pola nafas irama teratur, tidak ada gangguan irama

pernafasan, frekuensi nafas 22x/m, kualitas nafas normal, bunyi nafas

vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada penggunaan oto

bantuan nafas

2) Kardiovaskuler

Klien mengatakan tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur, pulsasi :

kuat, posisi ics 5 mid clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra, bunyi

27
jantung : s1 s2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada

cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada pembesaran jvp

3) Abdomen

Klien mengatakan tidak ada nyeri abdomen, Kebiasaan BAB 1x sehari,

konsistensi lembab, warna kuning, bau khas feses, tempat yang

digunakan kamar mandi, peristaltic usus 17x/mnt, tidak ada masalah

eliminasi , abdomen tampak simetris, tidak ada benjolan dan

pembengkakan pada abdomen, tidak ada lesi, tidak kembung dan tidak

ada asites.

4) Ekstremitas

Tangan : Normal, tidak ada bengkak, tidak ada lesi, tidak ada

gangguan pada otot, pergerakan bebas

Kaki : Normal, tidak ada lesi , tidak ada pembengkakan, tidak ada

gangguan pada kaki, pergerakan bebas

9. Pengobatan

Amlodipine : 2 x 10 mg

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a. Tidak ada masalah pada Pola Makan dan Minum klien.

b. Perawatan Diri / Personal Hygiene pasien bagus, klien melakukan aktifitas

perawatan diri secara mandiri tidak dibantu oleh orang lain

c. Klien tidak memiliki kegiatan rutin, klien hanya melakukan aktivitas ringan

seperti jalan kaki di lingkungan sekitarnya.

28
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawtan
1 DS : Agen Pencedera Nyeri Akut
1. Klien mengatakan nyeri Biologis
kepala bagian belakang
terutama pada tengkuk
2. P : Nyeri terjadi secara
mendadak
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri kepala bagian
belakang terutama pada
tengkuk
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri dirasakan hilang
timbul
DO :
1. K/u tampak seikit lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak menyeringai
4. Klien tampak menunjuk
daerah nyeri
5. TTV :
Suhu tubuh : 36,50c
Tekanan darah :180/100
mmHg
Nadi : 79 x /m
RR : 22 x/m
2 DS : Hipertensi Resiko Penurunan
1. Klien mengatakan nyeri Curah Jantung
kepala bagian belakang
terutama pada tengkuk
DO :
1. TTV :
Suhu tubuh : 36,50c
Tekanan darah :180/100
mmHg
Nadi : 79 x /m
RR : 22 x/m
3. DS : Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan
1. Klien mengatakan baru Informasi
mengetahui penyakitnya 1
tahun yang lalu
2. Klien mengatakan ingin

29
cepat sembuh
DO :
-

C. Diagnosa Keperawatan :
Berdasarkan analisa data diatas, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
Ny. H adalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

2. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertensi

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

D. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa SLKI SIKI
Diagnosa keperawatan
1 Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan Ekspektasi : Menurun Observasi
dengan agen Criteria hasil: - Observasi tanda-tanda vital
pencedera - Kemampuan menun- - Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisiologis taskan aktivitas durasi, frekuensi, kualitas, dan
meningkat intensitas nyeri dan skal nyeri ..
- Keluhan nyeri menu- Terapeutik
run - Berikan teknik non farmakolo-
- Meringis menurun gis
- Kontrol lingkungan yang mem-
perat rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan ny-
eri
- Anjurkan teknik non farmakolo-
gis (teknik napas dalam)
Kolaborasi

30
-Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Risiko penurunan Perfusi serebral Edukasi program pengobatan
curah jantung Ekspektasi : Meningkat Kriteria hasil :
berhubungan Kriteria hasil : Observasi :
dengan hipertensi - Tingkat kesadaran - Identifikasi pengetahuan ten-
meningkat tang pengobatan yang di
- Sakit kepala menu- rekomendasikan
rurn - Identifikasi pengobatan tradi-
- Rata – rata tekanan sional
darah membaik Terapeutik
- Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
- Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada
pasien selama pengobatan
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
- Informasikan fasilitas kese-
hatan yang dapat di gunakan
selama pengobatan
- Anjurkan pengobatan
melakukan pengobatan
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
terapi obat
3 Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
pengetahuan Ekspektasi membaik Observasi:
berhubungan Kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan dalam
dengan kurang - Perilaku sesuai anju- menerima informasi

31
terpapar ran Terapeutik
informasi - Perilaku sesuai den- - Sediakan materi dan media
gan pengetrahum dalam menyampaikan infor-
- Persepsi yang keliru masi
terhadap masalah - Berikan kesempatan bertanya
menurun Edukasi
- Jelaskan factor resiko yang da-
pat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat di-
lakukan untuk menigkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

E. Implementasi Dan Evaluasi


Hari /
No
Tanggal/ Implementasi Evaluasi
DX
Jam
Rabu, 10 1 Manajemen Nyeri Subjektif
Mei Observasi 1. Klien mengatakan masih nyeri di
2023 - Mengobservasi tanda-tanda daerah tengkuk namun sedikit
(13.00) vital berkurang setelah minum obat
- Mengidentifikasi lokasi, 2. P : Nyeri terjadi secara mendadak
karakteristik, durasi, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
frekuensi, kualitas, dan inten- R : Nyeri kepala bagian belakang
terutama pada tengkuk
sitas nyeri dan skala nyeri
S : Skala nyeri 3
Terapeutik T : Nyeri dirasakan hilang timbul
- Memberikan teknik non far- Objektif
makologis, manajemen nyeri 1. K/u tampak lebih baik
2. Kesadaran compos mentis
tarik nafas dalam
3. Klien tampak masih sedikit
Edukasi menyeringai
- Menjelaskan strategi 4. Klien tampak menunjuk daerah
nyeri
meredakan nyeri
5. TTV :
- Menganjurkan teknik non far- Suhu tubuh : 36,60c

32
makologis (teknik napas Tekanan darah :167/93 mmHg
dalam) Nadi : 81 x /m
RR : 24 x/m
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedera fisiologis belum teratasi

Planning
Lanjutkan Intervensi
Manajemen Nyeri
Observasi
- Observasi tanda-tanda vital
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensi-
tas nyeri dan skal nyeri .
Edukasi
- Anjurkan teknik non farmakologis
(teknik napas dalam)
Rabu, 10 2 Edukasai Program Pengobatan Subjektif
mei 2023 Observasi : 1. Klien mengatakan paham apa yang
(14.00) - Mengidentifikasi penge- diedukasi oleh perawat
tahuan tentang pengobatan 2. Klien mengatakan akan meminum
yang di rekomendasikan obat rutin sesuai jadwal yang sudah
Terapeutik ditentukan
- Memfasilitasi informasi ter- Objektif
tulis atau gambar untuk 1. K/u tampak lebih baik
meningkatkan pemahaman 2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak paham apa yang
- Melibatkan keluarga untuk
disampaikan
memberikan dukungan pada 4. Klien dapat menyebutkan ulang
pasien selama pengobatan tentang penyakit dan pengobatan
hipertensi
Edukasi
5. TTV :
- Menjelaskan manfaat dan efek Suhu tubuh : 36,60c
samping pengobatan Tekanan darah :167/93 mmHg
- Menginformasikan fasilitas
Nadi : 81 x /m
RR : 24 x/m
kesehatan yang dapat di gunakan

33
selama pengobatan Assesment
Kolaborasi Risiko penurunan curah jantung berhubungan
- Berkolaborasi dalam dengan hipertensi belum teratasi

pemberian terapi obat Planning


Lanjutkan Intervensi
Amlodipine 2x10 mg Edukasi program pengobatan
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian terapi
obat Amlodipine 2x10 mg
Rabu, 10 3 Edukasi kesehatan Subjektif
Mei Observasi: 1. Klien mengatakan paham apa yang
2023 - Mengidentifikasi kemam- diedukasi oleh perawat
(14.30) puan dalam menerima infor- 2. Klien mengatakan akan meminum
masi obat rutin sesuai jadwal yang sudah
Terapeutik ditentukan
- Menyediakan materi dan me- Objektif
dia dalam menyampaikan in- 1. K/u tampak lebih baik
formasi 2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak paham apa yang
- Memberikan kesempatan
disampaikan
bertanya 4. Klien dapat menyebutkan ulang
Edukasi tentang penyakit dan pengobatan
hipertensi
- Menjelaskan factor resiko
5. TTV :
yang dapat mempengaruhi Suhu tubuh : 36,60c
kesehatan Tekanan darah :167/93 mmHg
Nadi : 81 x /m
- Mengajarkan perilaku hidup
RR : 24 x/m
bersih dan sehat
Assesment
- Ajarkan strategi yang dapat Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
dilakukan untuk terpapar informasi sudah teratasi
menigkatkan perilaku hidup Planning
Intervensi di hentikan
bersih dan sehat
Kamis, 1 Manajemen Nyeri Subjektif
11 Mei Observasi 1. Klien mengatakan nyeri daerah
2023 - Mengobservasi tanda-tanda tengkuk sudah sangat berkurang
(08.00) vital 2. P : Nyeri terjadi secara mendadak
- Mengidentifikasi lokasi, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

34
karakteristik, durasi,
R : Nyeri kepala bagian belakang
frekuensi, kualitas, dan inten- terutama pada tengkuk
S : Skala nyeri 1
sitas nyeri dan skal nyeri
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
Edukasi Objektif
- Menganjurkan teknik non 1. K/u tampak lebih baik
farmakologis (teknik napas dalam) 2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak segar
4. TTV :
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 65 x /m
RR : 20 x/m
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedera fisiologis sudah teratasi

Planning
Intervensi di hentikan
Kamis, 2 Kolaborasi Subjektif
11 Mei - Berkolaborasi dalam 1. Klien mengatakan sudah rutin
2023 pemberian terapi obat meminum obat sesuai jadwal
(08.30) Amlodipine 2x10 mg Objektif
1. K/u tampak lebih baik
2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak segar
5. TTV :
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 65 x /m
RR : 20 x/m
Assesment
Risiko penurunan curah jantung berhubungan
dengan hipertensi sudah teratasi
Planning
Intervensi di hentikan

35
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. H dengan hipertensi dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mencangkup pengkajian, analisa

data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi, maka kesimpulan yang di dapat:

1. Pengkajian telah dilakukan pada Ny. H dengan hipertensi dengan hasil Ny. H telah

mengetahui penyakit hipertensi 1 tahun yang lalu, saat dilakukan pengkajian klien

mengeluhkan nyeri di bagian tengkuk

2. Perencanaan dalam proses asuhan keperawatan dimulai setelah data - data hasil

observasi dan wawancara terkumpul, dianalisa dan kemudian ditetapkan diagnosa

keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan

yang disesuaikan dengan kondisi klien dengan menggunakan SDKI,SLKI, dan

SIKI. Kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan

yang disusun pada rencana keperawatan.

3. Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah dibuat,

dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien

4. Dari tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Ny. H, pada hari pertama

diagnosa 1 dan 2 belum teratasi, namun diagnosa ke 3 sudah teratasi. Di hari kedua

semua masalah keperawatan sudah teratasi.

37
B. Saran

1. Bagi Pasien dan Keluarga

Sebagai bahan informasi bagi klien dan keluarga untuk lebih memahami tentang

hipertensi dan mematuhi pengobatan dengan meminum obat secara rutin sesuai

dengan jadwal

2. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan pertimbangan oleh seluruh tenaga kesehatan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan khusunya dengan penyakit hipertensi.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi pembelajaran khususnya asuhan

keperawatan dengan penyakit hipertensi

38
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, komang ayu henny. (2007). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Ardiansyah, Muhammad. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA
Press.
Barbara, Kozier dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Bulchek, G. M. (2017). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC.
Bustan MN. (2015). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
CDC. 2014. Family History and Other Characteristics That Increase Risk for High Blood
Pressure
Chanif & Khoiriyah. (2016). Efektivitas terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2010). Masalah Hipertensi di Indonesia
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Grahame-Smith and Aronson. (2014). Oxford Textbook of Clincal Pharmacology and
Drug Therapy,3rd Edition, Oxford University press.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Jameson JL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, dan Loscalzo J.
(2012).Harrison's Principles of Internal Medicine. Edisi 19. New York NY,
McGraw Hill Education.
Kementerian kesehatan RI (2014). Pusat Data dan Informasi. Jakarta selatan
Kusmana, D. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung
Trias Sok &Senam 10 Menit Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2012). Keperawatan
Kritis.Jakarta: EGC.
Nurarif, A.H.. Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: MedAction Publishing.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Ed 7 Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definsi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI

39
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Skuta, G. L. (2010) American Academy Of Ophthalmology, Lens and Cataract.
Tortora, G. J., Derrickson, B. H. (2009). Principlesof Anatomy and Physiology:
Maintenance and Continuity of the Human Body, Twelfth Edition, Volume 2.
Hoboken: John Wiley & Sons.
Tuminah S, Rahajeng E. Prevalensi hipertensi dan determinasinya di Indonesia. MKI
2009;59: 581-82.
WHO. (2013). A Global Brief on Hypertension: Silent Killer, Global Public Health
Crisis.
WHO. World Health Statistics: 2018. Geneva; 2018
Yogiantoro, Muhammad. Hipertensi Essensial : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
FK UI; 2010

40
DOKUMENTASI

41

Anda mungkin juga menyukai