H
Dengan Hipertensi
Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU
i
LEMBAR PENGESAHAN / VERIFIKASI
Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia Nya semata jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Kegiatan
Praktik Profesional yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. H dengan
Hipertensi .Modul berupa Asuhan Keperawatan ini dibuat guna memenuhi persyaratan
pemenuhan SKP terutama pada Ranah A di PKB Online yaitu Kegiatan Praktik Profesional
dimana pada Ranah A tersebut merupakan Ranah yang wajib untuk disikan setiap tahunnya
dengan jumlah sebanyak 5 SKP dalam 5 tahun ( satu tahun 1 SKP ) selama masa STR
berlaku.
Penulisan Modul ini merupakan salah satu alternatif pemenuhan SKP bagi perawat
yang belum atau berhenti bekerja dalam kurun waktu tertentu dimana saat tersebut
bersamaan dengan masa berlaku STR. Selain itu, dengan pembuatan modul merupakan
salah satu cara bagi perawat untuk agar tetap terus mengembangkan ilmu dan kompetensi
dengan baik tentunya berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
Praktik Profesional ini. Namun demikian adanya, semoga Modul Kegiatan Praktik
Profesional ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada ilmu keperawatan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN/VERIFIKASI.............................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 3
1. Tujuan Umum......................................................................................... 3
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 4
C. Manfaat........................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Penyakit................................................................................. 5
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................ 16
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................. 23
B. Analisa Data................................................................................................. 29
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 30
C. Rencana Tindakan Keperawatan.................................................................. 30
D. Implementasi dan Evaluasi.......................................................................... 32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 37
B. Saran ............................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. v
DOKUMENTASI.................................................................................................... vii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dan menjadi penyebab
salah satu kematian paling tinggi di dunia. Data Riskesdas (2010) menyebutkan
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jum-
lahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indone-
sia (Depkes, 2010). Menurut WHO pada tahun 2018 menujukkan bahwa sekitar
26,4% penduduk dunia mengalami hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan
26,1% wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara
Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah akibat kontraksi jantung dan dipengaruhi oleh elastisitas dinding pem-
buluh. Secara klinis, pengukuran tekanan dalam arteri adalah pada saat sistol ventrike
l dan diastol ventrikel (Tortora & Derrickson, 2009). Pengukuran tekanan darah pada
seseorang tidak dapat diukur dengan adekuat melalui satu kali pengukuran saja.
Tekanan darah berubah dengan cepat bahkan pada kondisi kesehatan yang optimal.
Perubahan tekanan darah bisa terjadi pada seseorang, hal ini dipengaruhi oleh usia,
stres, etnik, jenis kelamin, variasi harian, obatobatan, merokok, aktivitas dan berat
badan.Kemungkinan seseorang mengalami hipertensi akan semakin tinggi saat usia se-
yang tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan
1
hipertensi bila tekanan darahnya >140/90 mmHg (Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser,
Longo, Jameson, et al, 2012). Seseorang yang hipertensi akan mengalami keluhan
seperti sakit kepala, pandangan kabur, sering berkemih, dan bahkan kadang-kadang
obatan, 30% menggunakan herbal terapy dan 10% fisikal terapi (Kusmana, 2006).
Hipertensi dapat menyerang semua usia, namun lebih sering terjadi pada lansia.
Dengan tingkat kesadaran akan kesehatan masih rendah maka banyak lansia yang
tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak minum obat den-
gan patuh kemungkinan lebih besar. Dalam penatalaksanaan hipertensi terutama pada
lansia, perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran dalam mengubah perilaku
sakit yang diderita dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko
Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena yang terjadi diatas, maka
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
C. Manfaat
1. Klien
hipertensi yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang lengkap dan terper-
serta pengalaman dan kepada pihak civitas akademika di Kota Banjarbaru tentang
hipertensi serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun asuhan
keperawatan berikutnya.
3. Penulis
keperawatan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipertensi
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif
ingkatan tekanan darah di atas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90 mmHg dan
dapat digolongkan menjadi klasifikasi normal bila tekanan sistolik <120 mmHg dan
diastolik <80 mmHg, pre hipertensi bila tekanan sistolik 120-139 mmHg dan dias-
tolik 80-89 mmHg, hipertensi grade 1 bila tekanan sistolik 140-159 mmHg dan
tekanan diastolik 90-99 mmHg serta hipertensi grade 2 bila tekanan sistolik ≥160
rarif dan Kusuma, 2015). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
2. Klasifikasi
Sistolik Diastolik
No. Kategori
(mmHg) (mmHg)
5
2. Normal 120 – 129 80 – 84
4. Hipertensi
3. Etiologi
polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
6
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
perubahan-perubahan pada :
4. Patofisiologi
faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk
oblongata di otak. Dari pusat vasomotor yaitu di saraf simpatis yang berlanjut ke
bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumba medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan ini dihantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
jantung dan vasokontriksi arteriol kemudian merangsang kelenjar anak ginjal untuk
7
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat,
tekanan darah di dalam pembuluh darah arteri yang secara terus menerus lebih dari
suatu periode. Hal ini terjadi jika arteriol-artriol berkontraksi yang berakibat
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri
bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat
terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan
tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada
malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema
gejala sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan
tajam penglihatan. Gejala lain yang sering ditemukan yaitu epistaksis, mudah
marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata
Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak
8
b. Penyakit jantung/hipertensi vaskular seperti cepat capek, sesak napas, sakit
dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut.
keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat
6. Pemeriksaan Penunjang
B. Kalium serum
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar kreatinin dalam
D. Urinalisa
diabetes.
9
E. EKG
berlangsung.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Farmakologi
kategori, yaitu:
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
10
c. Beta bloker
mengikat pada reseptor beta pada syaraf. Terutama adalah beta 1 dan beta 2.
d. Kalsium Antagonis
Nifedipine
e. Alfa bloker
alfa pada otot polos arteri peripheral diseluruh jaringan. Contoh: Terazosin,
Doxazosin
g. Vasodilator
golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan obat anti hipertensi
11
lainnya. Merelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi dinding pembuluh
1) Pengaturan Diet
Salah satu bentuk diet untuk Hipertensi yang terkenal adalah DASH
DASH merupakan salah satu rencana pola makanan sehat yang terbukti
menurunkan tekanan darah yang kita miliki (CDC, 2014). Pada dasarnya
komponen DASH sama dengan makan sehat lainnya, hanya saja DASH
ditandai dengan proporsi yang tinggi sayur dan buah- buahan, lemak yang
rendah, protein tanpa lemak. Jumlah kalori disesuaikan dengan berat badan,
jika obesitas akan dikurangi kalorinya. Selain itu dianjurkan juga penurunan
masukan kadar natrium. Penurunan rata- rata natrium masyarakat dari 3.300
3) Olahraga
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
12
dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar
jantung.
6) Pemberian kalium dalam bentuk makanan dengan konsumsi buah dan sayur.
7) Mengurangi asupan garam dan lemak jenuh.
8) Menciptakan keadaan rileks.
8. Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kerusakan organ- organ target yang umum ditemui pada
terkontrol dapat menyebabkan peluang tujuh kali lebih besar terkena stroke, enam
kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan tiga kali lebih besar terkena
komplikasi lain seperti DM, kolesterol yang tinggi, kelebihan berat badan atau
13
a. Penyakit Jantung
Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan pembuluh darah secara terus-
sulit untuk jantung memompa darah ke dalam pembuluh darah. Jika dibiarkan
Karena darah tidak melakukan perjalanan yang jauh, tekanan di sisi jantung dan
di arteri membawa darah dari ventrikel kanan ke paru-paru biasanya rendah dan
jauh lebih rendah dari tekanan darah sistolik atau diastolik. Ketika tekanan
dalam arteri ini terlalu tinggi, arteri di paru-paru dapat mempersempit pembuluh
darah dan kemudian darah tidak mengalir sehingga menghasilkan darah yang
Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan pembuluh sulit
meregang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen, biasanya ini terjadi
bisa terjadi adalah serangan iskemik otak sementara (transient ischaemic attack).
keluar dan masuk ke dalam otak. Hal itu dapat menyebabkan stroke (WHO,
14
bahwa penderita dengan tekanan diastolik di atas 95 mmHg mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk terjadinya infark otak dibandingkan dengan tekanan
diastolik kurang dari 80 mmHg, sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180
mereka yang bertekanan darah kurang dari 140 mmHg (Bustan, 2015).
Fungsi ginjal akan lebih cepat mengalami kemunduran jika terjadi Hipertensi
kerja ginjal menurun hingga dapat mengalami penyakit gagal ginjal. Diketahui
(endstage renal disease) yang paling besar (Price dan Wilson, 2006).
cabang, oklusi vena retina cabang, oklusi vena retina sentral, oklusi arteri retina
sentral, dan terjadinya makroaneurisma pada arteri. Iskemik sekunder oklusi ena
retina cabang dapat menyebabkan neovaskularisasi dari retina, pre retinal dan
15
Salah satu faktor risiko penyakit DM terutama DM tipe 2 adalah penyakit
1. Pengkajian
pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat klien guna mengetahui
berbagai permasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada klien hipertensi yang
a. Data biografi : Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
b. Riwayat kesehatan :
1) Keluhan utama :Alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau pelayanan
kesehatan.
melakukan pengkajian.
yang sudah lama dialami oleh pasien dan biasanya dilakukan pengkajian
katagori penyuluhan dan pembelajaran perawat harus mengkaji data tanda dan
16
gejala mayor dan minor yang sudah tercantum dalam buku Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), yaitu : Tanda dan
gejala mayor
1) Subyektif :
2) Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
tentang respons seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah
keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Tujuan
pasien yang sedang dialami pasien saat ini dan meruakan tanggung jawab sesorang
17
- Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertensi
3. Perencanaan Keperawatan
18
Edukasi
- Jelaskan manfaat
dan efek samping
pengobatan
- Informasikan fasili-
tas kesehatan yang
dapat di gunakan se-
lama pengobatan
- Anjurkan pengob-
atan melakukan pen-
gobatan mandiri
Intoleransi aktifitas Toleransi aktifitas Manajemen energi
berhubungan dengan Ekspektasi : meningkat Tindakan :
hipertensi Kriteria hasil : Observasi
- Frekuensi nadi menurun - Identifikasi
- Saturasi oksigen meningkat gangguan fungsi
- Kemudahan dalam melakukan tubuh yang
asktivitas sehari-hari mengakibatkan
meningkat kelelahan
- Kecepatan berjalan meningkat - Monitor kelelahan
- Jarak jalan meningkat fisik dan emosional
- Kekuatan tubuh bagian atas - Monitor pola dan
meningkat jam tidur
- Kekuatan tubuh bagian bawah - Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan
- Keluhan lelah menurun selama melakukan
- Perasaan lelah menurun aktifitas
- Frekuensi nafas membaik Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis.
Cahaya, suara,
kunjungan)\
19
- Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
- Berikan aktifitas
yang menenangkan
- Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Ekspektasi : Menurun Observasi
agen pencedera Criteria hasil: - Observasi tanda-tanda
fisiologis - Kemampuan menuntaskan ak- vital
tivitas meningkat - Identifikasi lokasi,
- Keluhan nyeri menurun karakteristik, durasi,
- Meringis menurun frekuensi, kualitas,
20
dan intensitas nyeri
dan skal nyeri ..
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis
- Kontrol lingkungan
yang memperat rasa
nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan teknik non
farmakologis (teknik
napas dalam)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
berhubungan dengan Ekspektasi membaik Observasi:
kurang terpapar Kriteria hasil : - Identifikasi kemam-
informasi - Perilaku sesuai anjuran puan dalam mener-
- Perilaku sesuai dengan penge- ima informasi
trahum Terapeutik
- Persepsi yang keliru terhadap - Sediakan materi dan
masalah menurun media dalam
menyampaikan in-
formasi
- Berikan kesempatan
bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor re-
siko yang dapat
mempengaruhi kese-
21
hatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan se-
hat
- Ajarkan strategi
yang dapat dilakukan
untuk menigkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir
dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan
hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama
masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria
hasil.
BAB III
TINJAUAN LAPANGAN
22
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Nama : Ny.H
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
2. Keluhan Utama
Dari hasil wawancara yang dilakukan saat bangun tidur klien mengatakan
seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul dengan skala nyeri 5 biasanya terjadi
23
Klien mengatakan baru mengetahui penyakitnya sekitar 1 tahun yang lalu, klien
mengatakan tidak ada penyakit kronis lainnya, klien tidak memiliki riwayat
Puskesmas.
Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis
6. Kebiasaan Sehari-hari
Selama klien mengalami penyakit hipertensi, klien sudah melakukan pola hidup
sehat seperti mengatur pola makan dan mulai melakukan aktivitas fisik yang
ringan secara rutin seperti jalan kaki di pagi hari di sekitaran rumah
Klien menyadari bahwa penyakit yang dideritanya berasal dari Tuhan, klien
meyakini klen dapat sembuh setelah berikhtiar dan menganggap penyakit ini
b. Suasana hati/perasaan
Klien memiliki rasa cemas terhadap penyakitnya karena takut akibat dari
c. Daya kosentrasi
24
Klien mengatakan mengalami penurunan konsentrasi juga dikarekan dengan
faktor umur
d. Memori
e. Orientasi
g. Konsep diri :
1. Gambaran diri
tubuhnya
2. Harga diri
3. Ideal diri
Klien mengatakan akan berusaha menjadi ibu dan anggota kelurga yang
penyakitnya.
4. Identitas diri
Klien mengatakan klien sudah tua dan menyadari tentang penyakit yang
akan diderita
25
h. Data Spiritual
Klien menganut agama Islam, melakukan sholat lima waktu dan berdzikir
8. PemeriksaanFisik
a. Keadaan Umun
3) Berat badan : 55 kg
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 79 x /m
RR : 22 x/m
rambutnya sebahu, agak sedikit beruban, wajah klien tampak simetris, sedikit
pucat, ekspresi klien tampak sesekali menyeringai ketika rasa nyeri itu datang
d. Mata
Klien mengggunakan alat bantu kaaca mata, mata klien tampak simetris,
e. Hidung
26
Hidung mancung dan tampak baik, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,
tidak ada rasa nyeri, lubang hidung simetris, tidak ada perdarahan, fungsi
f. Telinga
Bentuk telinga klien normal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri, tidak ada
Bibir klien tampak kering, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
perdarahan pada mulut dan bibir, lidah tidak kotor, gigi klien tampak bersih,
suara normal, klien bisa mengunyah dengan baik, fungsi menelan baik, klien
h. Leher
Leher tampak normal, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, vena jugularis
i. Dada
1) Pernafasan
Bentuk dada normal, pola nafas irama teratur, tidak ada gangguan irama
vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada penggunaan oto
bantuan nafas
2) Kardiovaskuler
Klien mengatakan tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur, pulsasi :
kuat, posisi ics 5 mid clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra, bunyi
27
jantung : s1 s2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada
3) Abdomen
pembengkakan pada abdomen, tidak ada lesi, tidak kembung dan tidak
ada asites.
4) Ekstremitas
Tangan : Normal, tidak ada bengkak, tidak ada lesi, tidak ada
Kaki : Normal, tidak ada lesi , tidak ada pembengkakan, tidak ada
9. Pengobatan
Amlodipine : 2 x 10 mg
c. Klien tidak memiliki kegiatan rutin, klien hanya melakukan aktivitas ringan
28
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawtan
1 DS : Agen Pencedera Nyeri Akut
1. Klien mengatakan nyeri Biologis
kepala bagian belakang
terutama pada tengkuk
2. P : Nyeri terjadi secara
mendadak
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri kepala bagian
belakang terutama pada
tengkuk
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri dirasakan hilang
timbul
DO :
1. K/u tampak seikit lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak menyeringai
4. Klien tampak menunjuk
daerah nyeri
5. TTV :
Suhu tubuh : 36,50c
Tekanan darah :180/100
mmHg
Nadi : 79 x /m
RR : 22 x/m
2 DS : Hipertensi Resiko Penurunan
1. Klien mengatakan nyeri Curah Jantung
kepala bagian belakang
terutama pada tengkuk
DO :
1. TTV :
Suhu tubuh : 36,50c
Tekanan darah :180/100
mmHg
Nadi : 79 x /m
RR : 22 x/m
3. DS : Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan
1. Klien mengatakan baru Informasi
mengetahui penyakitnya 1
tahun yang lalu
2. Klien mengatakan ingin
29
cepat sembuh
DO :
-
C. Diagnosa Keperawatan :
Berdasarkan analisa data diatas, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
Ny. H adalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
30
-Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Risiko penurunan Perfusi serebral Edukasi program pengobatan
curah jantung Ekspektasi : Meningkat Kriteria hasil :
berhubungan Kriteria hasil : Observasi :
dengan hipertensi - Tingkat kesadaran - Identifikasi pengetahuan ten-
meningkat tang pengobatan yang di
- Sakit kepala menu- rekomendasikan
rurn - Identifikasi pengobatan tradi-
- Rata – rata tekanan sional
darah membaik Terapeutik
- Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
- Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada
pasien selama pengobatan
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
- Informasikan fasilitas kese-
hatan yang dapat di gunakan
selama pengobatan
- Anjurkan pengobatan
melakukan pengobatan
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
terapi obat
3 Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
pengetahuan Ekspektasi membaik Observasi:
berhubungan Kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan dalam
dengan kurang - Perilaku sesuai anju- menerima informasi
31
terpapar ran Terapeutik
informasi - Perilaku sesuai den- - Sediakan materi dan media
gan pengetrahum dalam menyampaikan infor-
- Persepsi yang keliru masi
terhadap masalah - Berikan kesempatan bertanya
menurun Edukasi
- Jelaskan factor resiko yang da-
pat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat di-
lakukan untuk menigkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
32
makologis (teknik napas Tekanan darah :167/93 mmHg
dalam) Nadi : 81 x /m
RR : 24 x/m
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan agen
Planning
Lanjutkan Intervensi
Manajemen Nyeri
Observasi
- Observasi tanda-tanda vital
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensi-
tas nyeri dan skal nyeri .
Edukasi
- Anjurkan teknik non farmakologis
(teknik napas dalam)
Rabu, 10 2 Edukasai Program Pengobatan Subjektif
mei 2023 Observasi : 1. Klien mengatakan paham apa yang
(14.00) - Mengidentifikasi penge- diedukasi oleh perawat
tahuan tentang pengobatan 2. Klien mengatakan akan meminum
yang di rekomendasikan obat rutin sesuai jadwal yang sudah
Terapeutik ditentukan
- Memfasilitasi informasi ter- Objektif
tulis atau gambar untuk 1. K/u tampak lebih baik
meningkatkan pemahaman 2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak paham apa yang
- Melibatkan keluarga untuk
disampaikan
memberikan dukungan pada 4. Klien dapat menyebutkan ulang
pasien selama pengobatan tentang penyakit dan pengobatan
hipertensi
Edukasi
5. TTV :
- Menjelaskan manfaat dan efek Suhu tubuh : 36,60c
samping pengobatan Tekanan darah :167/93 mmHg
- Menginformasikan fasilitas
Nadi : 81 x /m
RR : 24 x/m
kesehatan yang dapat di gunakan
33
selama pengobatan Assesment
Kolaborasi Risiko penurunan curah jantung berhubungan
- Berkolaborasi dalam dengan hipertensi belum teratasi
34
karakteristik, durasi,
R : Nyeri kepala bagian belakang
frekuensi, kualitas, dan inten- terutama pada tengkuk
S : Skala nyeri 1
sitas nyeri dan skal nyeri
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
Edukasi Objektif
- Menganjurkan teknik non 1. K/u tampak lebih baik
farmakologis (teknik napas dalam) 2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak segar
4. TTV :
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 65 x /m
RR : 20 x/m
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan agen
Planning
Intervensi di hentikan
Kamis, 2 Kolaborasi Subjektif
11 Mei - Berkolaborasi dalam 1. Klien mengatakan sudah rutin
2023 pemberian terapi obat meminum obat sesuai jadwal
(08.30) Amlodipine 2x10 mg Objektif
1. K/u tampak lebih baik
2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak segar
5. TTV :
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 65 x /m
RR : 20 x/m
Assesment
Risiko penurunan curah jantung berhubungan
dengan hipertensi sudah teratasi
Planning
Intervensi di hentikan
35
BAB IV
A. Kesimpulan
data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi, maka kesimpulan yang di dapat:
1. Pengkajian telah dilakukan pada Ny. H dengan hipertensi dengan hasil Ny. H telah
mengetahui penyakit hipertensi 1 tahun yang lalu, saat dilakukan pengkajian klien
2. Perencanaan dalam proses asuhan keperawatan dimulai setelah data - data hasil
SIKI. Kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan
4. Dari tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Ny. H, pada hari pertama
diagnosa 1 dan 2 belum teratasi, namun diagnosa ke 3 sudah teratasi. Di hari kedua
37
B. Saran
Sebagai bahan informasi bagi klien dan keluarga untuk lebih memahami tentang
hipertensi dan mematuhi pengobatan dengan meminum obat secara rutin sesuai
dengan jadwal
38
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, komang ayu henny. (2007). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Ardiansyah, Muhammad. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA
Press.
Barbara, Kozier dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Bulchek, G. M. (2017). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC.
Bustan MN. (2015). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
CDC. 2014. Family History and Other Characteristics That Increase Risk for High Blood
Pressure
Chanif & Khoiriyah. (2016). Efektivitas terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2010). Masalah Hipertensi di Indonesia
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Grahame-Smith and Aronson. (2014). Oxford Textbook of Clincal Pharmacology and
Drug Therapy,3rd Edition, Oxford University press.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Jameson JL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, dan Loscalzo J.
(2012).Harrison's Principles of Internal Medicine. Edisi 19. New York NY,
McGraw Hill Education.
Kementerian kesehatan RI (2014). Pusat Data dan Informasi. Jakarta selatan
Kusmana, D. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung
Trias Sok &Senam 10 Menit Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2012). Keperawatan
Kritis.Jakarta: EGC.
Nurarif, A.H.. Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: MedAction Publishing.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Ed 7 Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definsi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
39
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Skuta, G. L. (2010) American Academy Of Ophthalmology, Lens and Cataract.
Tortora, G. J., Derrickson, B. H. (2009). Principlesof Anatomy and Physiology:
Maintenance and Continuity of the Human Body, Twelfth Edition, Volume 2.
Hoboken: John Wiley & Sons.
Tuminah S, Rahajeng E. Prevalensi hipertensi dan determinasinya di Indonesia. MKI
2009;59: 581-82.
WHO. (2013). A Global Brief on Hypertension: Silent Killer, Global Public Health
Crisis.
WHO. World Health Statistics: 2018. Geneva; 2018
Yogiantoro, Muhammad. Hipertensi Essensial : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
FK UI; 2010
40
DOKUMENTASI
41