41% - Fix Vertigo U Purnamasari
41% - Fix Vertigo U Purnamasari
Y
Dengan Vertigo
Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU
i
LEMBAR PENGESAHAN / VERIFIKASI
Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia Nya semata jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Kegiatan
Praktik Profesional yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.Y dengan
Vertigo .Modul berupa Asuhan Keperawatan ini dibuat guna memenuhi persyaratan
pemenuhan SKP terutama pada Ranah A di PKB Online yaitu Kegiatan Praktik Profesional
dimana pada Ranah A tersebut merupakan Ranah yang wajib untuk disikan setiap tahunnya
dengan jumlah sebanyak 5 SKP dalam 5 tahun ( satu tahun 1 SKP ) selama masa STR
berlaku.
Penulisan Modul ini merupakan salah satu alternatif pemenuhan SKP bagi perawat
yang belum atau berhenti bekerja dalam kurun waktu tertentu dimana saat tersebut
bersamaan dengan masa berlaku STR. Selain itu, dengan pembuatan modul merupakan
salah satu cara bagi perawat untuk agar tetap terus mengembangkan ilmu dan kompetensi
dengan baik tentunya berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
Praktik Profesional ini. Namun demikian adanya, semoga Modul Kegiatan Praktik
Profesional ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada ilmu keperawatan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN/VERIFIKASI.............................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
1. Tujuan Umum......................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Penyakit................................................................................. 5
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................ 14
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................. 24
B. Analisa Data................................................................................................. 30
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 31
C. Rencana Tindakan Keperawatan.................................................................. 32
D. Implementasi dan Evaluasi.......................................................................... 35
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 41
B. Saran ............................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. v
DOKUMENTASI.................................................................................................... vi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari sistem otonom,
yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau
penyakit (Misbach dkk.. 2006). Dengan demikian, vertigo bukan suatu gejala pusing
berputar saja, tetapi merupakan watu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri
dari gejala somatik nistagmus, unstable), otonomik (pucat peluh dingin, mual, dan
muntah), pusing dan gejala psikiatrik. Dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa
gerakan yang umum, tidak spesifik, rasa govali kepala ringan dan perasaan yang sulit
pliver Sedangkan giddiness betarts dizziness atau vertigo yang berlangsung singkat
(Sutarni, 2019).
hingga 79 tahun adalah 30%, sedangkan 24% diasumsikan sebagai kelainan vestibuler.
Prevalensi di Amerika, disfungsi vestibular sekitar 35% daerah dengan umur paling
banyak yaitu 40 tahun ke atas . Insiden vertigo dan ketidak seimbangan adalah 5-10%
sehingga bisa mencapai 40% pada pasien yang berusia lebih tua dari 40 tahun. Insiden
resiko jatuh adalah 25% pada pasien yang berusia lebih tua dari usia 65 tahun di
Amerika.
tahun adalah 50%, ini merupakan keluahan terbanyak ketiga dari pasien yang datang
berobat ke dokter umum setelah sakit kepala dan stroke (Putri et al., 2016).
1
Meningkatnya kasus vertigo sebagai petunjuk bahwa vertigo membutuhkan perhatian
serius dalam penanganannya, hal ini karena pasien yang mengalami vertigo akan
kebutuhan rasa nyaman yang dibutuhkan oleh pasien vertigo merupakan kebutuhan
perawat untuk membantu pasien yang mengalami gangguan keseimbangan dan risiko
jatuh pada kasus BPPV adalah teknik manuver brandt daroff (Widjajalaksmi, 2015)
Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena yang terjadi diatas, maka
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
c. Penulis mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada klien
C. Manfaat
1. Klien
vertigo yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang lengkap dan terpercaya
serta pengalaman dan kepada pihak civitas akademika di Kota Banjarbaru tentang
vertigo serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun asuhan
keperawatan berikutnya.
3. Penulis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Vertigo
dengan perasaan mual. Vertigo bisa berlangsung beberapa menit hingga belierapa
berputar putar, puyeng atau seolah-olah benda di sekitar pen- derita bergerak atau
berputar dan biasanya disertai dengan mual muntah, dan kehilangan keseimbangan.
Pada umumnya orang membahasakan vertigo dengan istilah pusing tujuh keliling
Vertigo merupakan sebuah gejala dari gangguan koordinasi tubuh dan bukan meru-
pakan penyakit Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa siat atau bisa berlanjut
sampal beberapa jam bahkan hari Penderita Ladang merasa lebih baik jika berba
ring, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita ndak bergerak sama
keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga
(Prasetyono, 2016).
5
2. Jenis Vertigo
a. Vertigo Subjektif
Penderita vertigo subjektif akan merasakan bahwa dirinya berputar putar ter-
b. Vertigo Objektif
terhadap dirinya
(Junaidi, 2021)
3. Etiologi
gangguan sistem vestibular telinga. Gangguan tersebut terjadi pada struktur telinga
bagian dalam, saraf vestibular, batang otak, dan otak kecil/cerebellum. Sistem
pancaindra dengan gerakan tubuh, sehingga tetap terkoordinasi dengan baik dan
stabil. Sistem vestibular bertugas untuk menjaga agar suatu objek tetap fokus
sebagai penglihatan utama saat tubuh bergerak. Ketika kepala bergerak, maka
informasi ke saraf vestibular yang kemudian diteruskan ke batang otak dan otak
koordinasi gerakan.
yang mengakibatkan kepala terasa ringan dan merasa seperti jatuh atau pingsan.
Vertigo, juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem vestibular perifer
6
(gangguan pada telinga bagian dalam). Gejala pusing juga bisa muncul sebagai
akibat dari gangguan sistem vestibular sentral (misalnya saraf vestibular, batang
otak, dan otak kecil). Pada beberapa kasus, penyebab vertigo tidak diketahui.
(BPPV), yaitu vertigo karena gangguan vestibular perifer yang paling banyak
ditemui, sindrom cogan (terjadi karena ada peradangan pada jaringan ikat di
(peradangan pada sel saraf vestibular dan karena infeksi virus) Beberapa obat dan
zat kimia atau logam berat seperti timbal, merkuri, dan timah dapat menyebabkan
ototoksisitas yang mengakibatkan kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf
kranial Vill dan menyebabkan ver tigo. Kerusakan dapat bersifat sementara
Penyebab lain dari vertigo adalah gangguan pada sistem saraf pusat dan
a. Vertigo Perifer
Vertigo jenis ini terjadi karena gangguan pada telinga bagian dalam yang
7
atau pada saraf vestibularis yang menghubungkan telinga dalam dengan batang
otak. Salah satu jenis dan vertigo perifer yang banyak dikeluhkan oleh
perubahan sisi tubuh dari miring kekanan maupun kekiri. Penyebab vertigo
intitis, cedera kepala, iskemia pada cabang arteri vestibularis anterior atau
penyakit meniere. Kelainan ini dapat dijumpai pada semua usia, tetapi sangat
jarang terjadi pada anak-anak dan hal ini akan meningkat pada usia
mengintegrasikan rangsangan pada indra dan gerakan tubuh. Selain itu sistem
vestibular bertugas untuk menjaga agar suatu objek ada di fokus penglihatan
ke saraf vestibular yang kemudi an diteruskan ke batang otak dan otak kecil
keluhan vertigo perifer adalah pandangan gelap rasa lelah dan stamina
berkonsentrasi perasaan seperti mabuk otot terasa sakit niual dan muntah
b. Vertigo Sentral
Vertigo ini disebabkan oleh penyakit yang berasal dari sistem saraf pusat.
8
otak kecil (cerebellum) atau batang otak, atau penyebab lain seperti tumor,
infeksi atau trauma kepala. Untuk vertigo sentral ini gejala yang mengikuti
wajah, sakit kepala yang berat, kesadaran terganggu, tidak mampu berkata kata
hilangnya koordinasi, mual dan muntah, serta tubuh terasa lemah atau
kesemutan
Selain penyebab di atas, vertigo dapat timbul karena kelainan psikis dan
niere, infeksi labirin, infeksi telinga, trauma kepala, tumor otak, efek samping
obat, gangguan fungsi mata gangguan psikis dan lain lain (Junaidi, 2021)
4. Patofisiologi
sindrom klinis yang relevan yaitu spatial hemineglect dan the pusher syndrome
yang terjadi apabila lesi terdapat di daerah thalamus atau di hemisfer otak.
Sindroma ini biasanya didapati pada pasien stroke. Spatial hemineglect terjadi
apabila terdapat gangguan atau kerusakan di bagian otak yang bertanggung jawab
atas orientasi ruang. Hal ini akan menyebabkan pasien tidak dapat mempersepsikan
objek di salah satu sisi. The pusher syndrome adalah sebuah gejala yang biasanya
badannya ke arah tubuh yang mengalami kelemahan. Pada sindroma ini terjadi
salah persepsi pada impuls yang disalurkan. Pasien dengan sindroma ini juga
9
memiliki gangguan pada persepsi visual, proprioseptif dan pergerakan motorik
tubuhnya. Kondisi ini merefleksikan disfungsi dari orientasi ruang, atensi dan
kontrol postur tubuh. Penyakit yang melibatkan fungsi vestibular sentral ini tidak
dengan memori spasial, orientasi, atensi, navigasi dan interaksi tubuh dan
lingkungan ketika bergerak Ketika ada kerusakan atau gangguan pada otak yang
terbentuk tentu tidak akan normal. Perubahan posisi dan gerak kepala yang
stabil ketika memandang. Hal ini yang mana telah disebutkan sebelumnya yaitu
dengan mekanisme VOR. Apabila terdapat gangguan pada salah satu komponen
VOR misalnya batang otak maka impuls yang diteruskan akan salah dipersepsikan.
Akibatnya pasien akan mengalami vertigo yang disertai dengan nistagmus dan
nocturna)
f. Tidak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena badan seperti tidak seimbang,
10
Beberapa jenis obat, seperti kina, streptomisin, dan salisilat, yang dapat
(Prasetyono, 2016).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
(Setiawati, 2016)
7. Penatalaksanaan
Misalnya, jika vertigo terjadi karena adanya gangguan pada telinga, maka
11
c. Terapi rehabilitatif atau Terapi vestibular exercise mencakup
Menurut Sutarni, Rusdi & Abdul (2019) pada pasien dengan gangguan vestibular,
1. Antikolinergik
jam.
2. Antihistamin
3. Ca entryblodsker
langsung sebagai depressor labirin. Bisa untuk vertigo central atau periver
contoh: flonarizin
12
4. Monuaminergik
5. Antidopaminergik
Bekerja pada chemoreseptor trigger zone dan pusat muntah dimedula contoh:
klopromazin, haloperidol
diazepam
8. Komplikasi
Apabila vertigo tidak segera ditangani dan dilakukan pengobatan, penderita bisa
saja mengalami gagar otak ringan maupun berat, itu merupakan akibat yang
ditimbulkan karena vertigo pada penderita yang sering kambuh (Yulianto et al.,
fungsi individu sebagai pekerja. Vertigo apabila terjadi saat berkendara juga akan
13
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
- Pengkajian
pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat klien guna mengetahui
berbagai permasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada klien vertigo yang harus
a. Data biografi : Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
b. Riwayat kesehatan :
1) Keluhan utama :Alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau pelayanan
kesehatan.
melakukan pengkajian.
yang sering dialami oleh pasien terkait dengan trauma kepala, perdarahan
katagori penyuluhan dan pembelajaran perawat harus mengkaji data tanda dan
gejala mayor dan minor yang sudah tercantum dalam buku Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), yaitu : Tanda dan
gejala mayor
14
1) Subyektif :
2) Obyektif
- Diagnosa Keperawatan
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
tentang respons seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah
keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Tujuan
pasien yang sedang dialami pasien saat ini dan meruakan tanggung jawab sesorang
15
- Nausea berhubungan dengan faktor psikologis
- Perencanaan Keperawatan
16
- Pola tidur membaik napas dalam)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Gangguan pola tidur Pola tidur
Observasi
Ekspektasi : Membaik
berhubungan dengan
Kriteria Hasil : - Identifikasi pola
kurang control tidur aktivitas dan tidur
- Keluhan sulit tidur
menurun - Identifikasi faktor
- Keluhan sering terjaga pengganggu tidur (fisik
menurun dan/atau psikologis)
- Keluhan tidak puas
- Identifikasi makanan
tidur menurun
dan minuman yang
- Keluhan pola tidur
mengganggu tidur
berubah menurun
(mis: kopi, teh, alcohol,
- Keluhan istirahat tidak
makan mendekati
cukup menurun
waktu tidur, minum
banyak air sebelum
tidur)
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan
(mis: pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
- Batasi waktu tidur
siang, jika perlu
- Fasilitasi
menghilangkan stress
17
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur
rutin
- Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis:
pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/atau Tindakan
untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu tidur
- Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
Nausea berhubungan Tingkat Nausea Manajemen Mual
Ekspektasi : menurun Observasi
dengan faktor
Kriteria hasil: - Identifikasi pengala-
psikologis
- Nafsu makan man mual
meningkat - Identifikasi dampak
- Keluhan mual menurun mual terhadap kualitas
- Perasaan ingin muntah hidup (mis: nafsu
menurun makan, aktivitas, kin-
18
- Perasaan asam dimulut erja, tanggungjawab
menurun peran, dan tidur)
- Wajah pucat membaik - Identifikasi faktor
- Takikardia membaik penyebab mual
- Monitor mual (mis.
Frekuensi, durasi dan
tingkat keparahan
- Monitor asupan nutrisi
dan kalori.
Terapeutik
- Kendalikan faktor
penyebab mual
- Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab
mual
- Berikan makanan
dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
- Ajarkan teknik nonfar-
makologis untuk men-
gatasi mual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
Ekspektasi membaik Observasi:
berhubungan dengan
Kriteria hasil : - Identifikasi kemam-
19
kurang terpapar - Perilaku sesuai anjuran puan dalam menerima
- Perilaku sesuai dengan informasi
informasi
pengetrahum Terapeutik
- Persepsi yang keliru - Sediakan materi dan
terhadap masalah media dalam menyam-
menurun paikan informasi
- Berikan kesempatan
bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor resiko
yang dapat mempen-
garuhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat dilakukan untuk
menigkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Risiko jatuh Tingkat jatuh ekspektasi : Pencegahan Jatuh
Menurun Observasi
berhubungan dengan
Kriteria hasil : - Identifikasi faktor re-
gangguan
- Jatuh dari tempat tidur siko jatuh (usia >65
menurun
keseimbangan tahun, penurunan
- Jatuh saat berdiri
menurun tingkat kesadaran, de-
- Jatuh saat duduk
fisit kognitif, hipotensi
menurun
- Jatuh saat berjalan ortostatik, gangguan
menurun
keseimbangan, gang-
guan penglihatan, neu-
ropati )
- Identifikasi resiko jatuh
setidaknya sekali setiap
atau sesuai kebijakan
institusi
20
- Identifikasi faktor
lingkungan yang
meningkatkan resiko
jatuh (mis, lantai licin,
penerangan kurang)
- Hitung resiko jatuh
dengan menggunakan
skala (mis , Fall Morse
Scall, Humty Dumty
Scal l) jika perlu.
- Monitor kemampuan
berpindah pindah dari
tempat tidur ke kursi
roda dan sebaliknya.
Terapeutik
- Orientasikan ruangan
pada pasien dan kelu-
arga
- Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda se-
lalu dalam kondisi
terkunci
- Pasang handrail tempat
tidur
- Atur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah
- Tempatkan pa tkan
pasien beresiko tinggi
jatuh dekat dengan pe-
mantauan perawat dari
nurse station.
- Gunakan alat bantu
21
berjalan (mis, kursi
roda, walker )
- Dekatkan bell pemang-
gil dalam jangkauan
pasien
Edukasi
- Anjurkan memanggil
perawat jika membu-
tuhkan bantuan untuk
berpindah
- Anjurkan menggu-
nakan alas kaki yang
tidak licin
- Anjurkan berkonsen-
trasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
- Anjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseim-
bangan saat berdiri
- Implementasi
- Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir
dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan
hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama
22
selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi
masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria
hasil.
BAB III
TINJAUAN LAPANGAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Nama : Ny.Y
23
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1 PGSD
2. Keluhan Utama
melakukan pergerakan, nyeri kepala seperti tertusuk – tusuk, Skala nyeri 5, nyeri
dirasakan terus menerus, pandangan klien kabur serta berbayang dan mual
Dari hasil wawancara yang dilakukan klien mengatakan ketika kepala pusing
Klien mengatakan pernah mengalami sakit yang sama seperti ini, klien tidak
memiliki riwayat penyakit kronis, klien tidak pernah menjalani operasi dan tidak
pernah mengalami kecelakaan, klien juga belum pernah dirawat di ruamh sakit,
24
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ibunya juga pernah mengalami penyakit vertigo, namun tidak
sesering dirinya. Sedangkan anggota keluarga lain tidak ada yang mengalami
6. Kebiasaan Sehari-hari
sekaligus mengajar di sekolah, waktu istirahat digunakan Ny.Y untuk tidur dan
sesekali Ny.Y pergi berlibur bersama keluarga. Namun jika penyakit nya kambuh
biasanya Ny.Y tidak bisa melakukan pekerjaan rumah, dan Ny.Y hanya tertidur
di kamar.
Klien menyadari bahwa penyakit yang dideritanya berasal dari Tuhan, klien
b. Suasana hati/perasaan
Klien memiliki rasa sedih karena ketika penyakit ini menyerang, aktifitas
waktunya.
c. Daya kosentrasi
d. Memori
25
e. Orientasi
g. Konsep diri :
1. Gambaran diri
tubuhnya
2. Harga diri
3. Ideal diri
Klien mengatakan sedang berusaha menjadi ibu yang baik yang dapat
4. Identitas diri
yang diderita serta mengetahui hal mana yang harus ia prioritaskan untuk
h. Data Spiritual
Klien menganut agama Islam, melakukan sholat lima waktu dan berdzikir
26
8. PemeriksaanFisik
a. Keadaan Umun
b. Ciri-ciri tubuh : Kulit sawo matang, klien mengatakan rambut lebat dan
c. Tanda-tanda Vital
Nadi : 76 x /m
RR : 23 x/m
Klien tidak memiliki kelainan pada kepala dan wajah, saat dikaji klien
e. Mata
Mata klien tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, ,
f. Hidung
Hidung klien tampak baik, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
rasa nyeri, lubang hidung simetris, tidak ada perdarahan, fungsi penciuman
27
g. Telinga
Bentuk telinga klien normal, klien sering merasa gatal didalam telinga,
Bibir klien tampak lembab, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
perdarahan pada mulut dan bibir, lidah tidak kotor, gigi klien tampak bersih,
suara normal, klien bisa mengunyah dengan baik, fungsi menelan baik, klien
i. Leher
Leher tampak normal, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, vena jugularis
j. Dada
1) Pernafasan
Bentuk dada normal, pola nafas irama teratur, tidak ada gangguan irama
vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada penggunaan otot
bantuan nafas
2) Kardiovaskuler
Klien mengatakan tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur, pulsasi :
kuat, posisi ics 5 mid clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra, bunyi
3) Abdomen
28
Tidak ada benjolan dan pembengkakan pada abdomen, BAB 1x sehari,
konsistensi sedikit keras, warna kuning, bau khas feses, tempat yang
simetris, , tidak ada lesi, tidak kembung dan tidak ada asites.
4) Ekstremitas
Tangan : Normal, tidak ada bengkak, tidak ada lesi, tidak ada
Kaki : Normal, tidak ada lesi , tidak ada pembengkakan, tidak ada
9. Pengobatan
Betahistine 3 x 1
Dimenhydrinate 2x1
a. Klien mengatakan nafsu makan baik, namun ketika penyakit menyerang klien
29
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawtan
1 DS : Gejala Penyakit Nyeri akut
1. Klien mengatakan kepala
pusing berputar
P : Nyeri ketika melakukan
pergerakan
Q : nyeri kepala seperti tertusuk –
tusuk
R : Nyeri dirasakan didaerah kepala
S : Skala nyeri 4
T :Nyeri dirasakan terus
menerus
DO :
1. K/u tampak lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Tampak meringis
4. TTV
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :140/80
mmHg
Nadi : 76 x /m
RR : 23 x/m
2 DS : Faktor Biologis Nausea
1. Klien mengatakan mual hebat
DO :
1. K/u tampak lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak mual
4. TTV
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :140/80
mmHg
Nadi : 76 x /m
30
RR : 23 x/m
3. DS : Gangguan Risiko Jatuh
1. Klien mengatakan kepala Keseimbangan
pusing berputar dan bertambah
parah jika digerakkan
DO :
1. K/u tampak seikit lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Klien tampak bingung saat
akan beraktifitas
4. TTV
Suhu tubuh : 36,60c
Tekanan darah :140/80
mmHg
Nadi : 76 x /m
RR : 23 x/m
C. Diagnosa Keperawatan :
Berdasarkan analisa data diatas, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
Ny.Y adalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
31
Diagnosa keperawatan
1 Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
Ekspektasi : Menurun Observasi
berhubungan
Kriteria hasil: - Observasi tanda-tanda vital
dengan gejala
- Keluhan nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik,
penyakit menurun durasi, frekuensi, kualitas, dan
- Meringis menurun intensitas nyeri dan skal nyeri ..
- Sikap protektif Terapeutik
menurun - Berikan teknik non farmakolo-
- Gelisah menurun gis
- Kesulitan tidur - Kontrol lingkungan yang mem-
menurun perat rasa nyeri
- Menarik diri menu- Edukasi
run - Jelaskan strategi meredakan ny-
- Berfokus pada diri eri
sendiri menurun - Anjurkan teknik non farmakolo-
- Diaforesis menurun gis (teknik napas dalam)
- Frekuensi nadi Kolaborasi
membaik -Kolaborasi pemberian analgetik,
- Pola nafas membaik jika perlu
- Tekanan darah
membaik
- Prilaku membaik
- Pola tidur membaik
2 Nausea Tingkat Nausea Manajemen Mual
Ekspektasi : menurun Observasi
berhubungan
Kriteria hasil: - Identifikasi pengalaman mual
dengan faktor
- Nafsu makan - Identifikasi dampak mual ter-
psikologis meningkat hadap kualitas hidup (mis:
- Keluhan mual menu- nafsu makan, aktivitas, kinerja,
run tanggungjawab peran, dan
- Perasaan ingin tidur)
muntah menurun - Identifikasi faktor penyebab
32
- Perasaan asam mual
dimulut menurun - Monitor mual (mis. Frekuensi,
- Wajah pucat mem- durasi dan tingkat keparahan
baik - Monitor asupan nutrisi dan
- Takikardia membaik kalori.
Terapeutik
- Kendalikan faktor penyebab
mual
- Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
- Berikan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
- Anjurkan makanan tinggi kar-
bohidrat dan rendah lemak
- Ajarkan teknik nonfarmakolo-
gis untuk mengatasi mual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
3 Risiko jatuh Tingkat jatuh Pencegahan Jatuh
ekspektasi : Menurun Observasi
berhubungan
Kriteria hasil : - Identifikasi faktor resiko jatuh
dengan gangguan
- Jatuh dari tempat (usia >65 tahun, penurunan
tidur menurun
keseimbangan tingkat kesadaran, defisit kog-
- Jatuh saat berdiri
menurun nitif, hipotensi ortostatik, gang-
- Jatuh saat duduk
guan keseimbangan, gangguan
menurun
- Jatuh saat berjalan penglihatan, neuropati )
menurun
- Identifikasi resiko jatuh seti-
daknya sekali setiap atau sesuai
kebijakan institusi
33
- Identifikasi faktor lingkungan
yang meningkatkan resiko
jatuh (mis, lantai licin, pen-
erangan kurang)
- Hitung resiko jatuh dengan
menggunakan skala (mis , Fall
Morse Scall, Humty Dumty
Scal l) jika perlu.
- Monitor kemampuan berpindah
pindah dari tempat tidur ke
kursi roda dan sebaliknya.
Terapeutik
- Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
- Pastikan roda tempat tidur dan
kursi roda selalu dalam kondisi
terkunci
- Pasang handrail tempat tidur
- Atur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
- Tempatkan pa tkan pasien
beresiko tinggi jatuh dekat
dengan pemantauan perawat
dari nurse station.
- Gunakan alat bantu berjalan
(mis, kursi roda, walker )
- Dekatkan bell pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
- Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan un-
tuk berpindah
- Anjurkan menggunakan alas
34
kaki yang tidak licin
- Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
- Anjurkan melebarkan jarak ke-
dua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
35
RR : 20 x/m
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan gejala
penyakit belum teratasi
Planning
Lanjutkan Intervensi
Manajemen Nyeri
Observasi
- Observasi tanda-tanda vital
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensi-
tas nyeri dan skal nyeri .
Edukasi
- Anjurkan teknik non farmakologis (teknik
napas dalam)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat betahistine
Rabu, 2 Manajemen Mual Subjektif
17 Mei Observasi - Klien mengatakan masih sedikit
2023 - Mengidentifikasi faktor mual
penyebab mual Objektif
- Memonitor mual (mis. - K/u tampak lebih baik
Frekuensi, durasi dan tingkat - Kesadaran compos mentis
- Klien tampak masih sedikit mual
keparahan
- TTV :
- Memonitor asupan nutrisi Suhu tubuh : 36,50c
Tekanan darah :135/89 mmHg
dan kalori.
Nadi : 66 x /m
Terapeutik RR : 20 x/m
- Mengendalikan faktor penye- Assesment
bab mual Nausea berhubungan dengan faktor
- Mengurangi atau hilangkan psikologis belum teratasi
keadaan penyebab mual Planning
- Memberikan makanan dalam Lanjutkan Intervensi
jumlah kecil dan menarik Manajemen Mual
36
Edukasi Observasi
- Menganjurkan istirahat dan - Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi
tidur yang cukup dan tingkat keparahan
- Menganjurkan makanan - Monitor asupan nutrisi dan kalori.
tinggi karbohidrat dan rendah Terapeutik
lemak - Berikan makanan dalam jumlah kecil
Kolaborasi dan menarik
- Berkolaborasi pemberian Di- Kolaborasi
menhydrinate - Kolaborasi pemberian Dimenhydri-
nate
Rabu, 3 Pencegahan Jatuh Subjektif
17 Mei Observasi - Klien mengatakan masih nyeri di
2023 - Mengidentifikasi faktor re- daerah kepala namun ada perubahan
siko jatuh (usia >65 tahun, sedikit
penurunan tingkat kesadaran, - Klien mengatakan lebih enakan namun
defisit kognitif, hipotensi or- belum dapat beraktifitas seperti biasa
tostatik, gangguan keseim- karena takut jatuh
bangan, gangguan pengli- Objektif
hatan, neuropati ) - K/u tampak lebih baik
- Mengidentifikasi resiko jatuh - Kesadaran compos mentis
- Klien masih tampak bingung saat
setidaknya sekali setiap atau
akan beraktifitas
sesuai kebijakan institusi - TTV :
Suhu tubuh : 36,50c
- Mengidentifikasi faktor
Tekanan darah :135/89 mmHg
lingkungan yang Nadi : 66 x /m
meningkatkan resiko jatuh RR : 20 x/m
(mis, lantai licin, penerangan Assesment
kurang) Resiko jatuh berhubungan dengan
- Memonitor kemampuan gangguan keseimbangan belum teratasi
berpindah pindah dari tempat Planning
tidur ke kursi roda dan seba- Lanjutkan Intervensi
liknya. Pencegahan Jatuh
Terapeutik Observasi
- Mengorientasikan ruangan - Monitor kemampuan berpindah
37
pada pasien dan keluarga pindah dari tempat tidur ke kursi roda
- Mengatur tempat tidur meka- dan sebaliknya.
nis pada posisi terendah Terapeutik
- Menggunakan alat bantu ber- - Atur tempat tidur mekanis pada posisi
jalan (mis, kursi roda, terendah
walker ) Edukasi
Edukasi - Anjurkan menggunakan alas kaki
- Menganjurkan menggunakan yang tidak licin
alas kaki yang tidak licin - Anjurkan berkonsentrasi untuk men-
- Menganjurkan berkonsen- jaga keseimbangan tubuh
trasi untuk menjaga keseim- - Anjurkan melebarkan jarak kedua
bangan tubuh kaki untuk meningkatkan keseimban-
- Menganjurkan melebarkan gan saat berdiri
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan
saat berdiri
Kamis 1 Manajemen Nyeri Subjektif
18 Mei Observasi - Klien mengatakan sudah tidak nyeri
2023 - Mengobservasi tanda-tanda di daerah kepala
vital Objektif
- Mengidentifikasi lokasi, - K/u tampak baik
karakteristik, durasi, - Kesadaran compos mentis
- TTV :
frekuensi, kualitas, dan inten-
Suhu tubuh : 36,90c
sitas nyeri dan skal nyeri Tekanan darah :130/80 mmHg
Edukasi Nadi : 70 x /m
RR : 21 x/m
- Menganjurkan teknik non
farmakologis (teknik napas dalam) Assesment
Kolaborasi Nyeri akut berhubungan dengan gejala
- Berkolaborasi pemberian obat penyakit sudah teratasi
betahistine Planning
Hentikan Intervensi
Kamis 2 Manajemen Mual Subjektif
18 Mei Observasi - Klien mengatakan sudah tidak mual
2023 - Memonitor mual (mis. lagi hari ini
38
Frekuensi, durasi dan tingkat Objektif
keparahan - K/u tampak baik
- Memonitor asupan nutrisi - Kesadaran compos mentis
- TTV :
dan kalori. Suhu tubuh : 36,90c
Terapeutik Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 70 x /m
- Memberikan makanan dalam
RR : 21 x/m
jumlah kecil dan menarik
Assesment
Kolaborasi
Nausea berhubungan dengan faktor
- Berkolaborasi pemberian
biologis sudah teratasi
Dimenhydrinate
Planning
Hentikan Intervensi
Kamis 3 Lanjutkan Intervensi Subjektif
18 Mei Pencegahan Jatuh - Klien mengatakan sudah tidak nyeri
2023 Observasi di daerah kepala
- Memonitor kemampuan - Klien mengatakan sudah tidak mual
berpindah pindah dari tempat lagi hari ini
tidur ke kursi roda dan seba- - Klien mengatakan sudah dapat
liknya. berpindah dari tempat tidur dan duduk
Terapeutik seperti biasa
- Mengatur tempat tidur meka- Objektif
nis pada posisi terendah - K/u tampak lebih baik
Edukasi - Kesadaran compos mentis
- Klien tampak sudah bisa berpindah
- Menganjurkan menggunakan
dan duduk
alas kaki yang tidak licin - TTV :
Suhu tubuh : 36,90c
- Menganjurkan berkonsen-
Tekanan darah :130/80 mmHg
trasi untuk menjaga keseim- Nadi : 70 x /m
bangan tubuh RR : 21 x/m
- Menganjurkan melebarkan Assesment
Resiko jatuh berhubungan dengan
jarak kedua kaki untuk
gangguan keseimbangan sudah teratasi
meningkatkan keseimbangan
Planning
saat berdiri
Hentikan Intervensi
39
40
BAB IV
A. Kesimpulan
data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi, maka kesimpulan yang di dapat:
1. Pengkajian telah dilakukan pada Ny.Y dengan vertigo didapatkan hasil Ny.Y telah
pernah mengalami penyakit ini, dan selalu kambuh karena klien sering
2. Perencanaan dalam proses asuhan keperawatan dimulai setelah data - data hasil
SIKI. Kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan
4. Dari tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Ny.Y, pada hari pertama
diagnosa 1,2 dan 3 belum teratasi. Di hari kedua terdapat perubahan kondisi
diagnosa 1, 2, dan 3 sudah teratasi, vertigo yang dialami Ny.Y dapat sembuh
41
B. Saran
Sebagai bahan informasi bagi klien dan keluarga untuk lebih memahami tentang
vertigo dan mengurangi pencetus vertigo serta rutin melakukan pengobatan dan
pemeriksaan
42
DAFTAR PUSTAKA
Benecke, H., Agus, S., Kuessner, D., Goodall, G., & Strupp, M. (2013). The burden and
impact of vertigo : findings from the REVERT patient registry. 4(October), 1–7.
https://doi.org/10.3389/fneur.2013.00136
Brandt T, & DIeterich M. (2017). The dizzy patient: Don’t forget disorders of the central
https://doi.org/10.1038/nrneurol.2017.58
Gunawan. (2017). Asuhan Keparawatan Pada Klien Dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Gombong Karya.
Offset;Yogyakarta.
Kusumaningsih, W., Mamahit, A. A., & Bashiruddin, J. (2015). Pengaruh latihan brandt
daroff dan modifikasi manuver Epley pada vertigo posisi paroksismal jinak, 45(1),
43–52.
Kusumastuti, & Sutarni, S. (2018). Sindroma Vertigo Sentral Sebagai Manifestasi Klinis
Misbach, J., dkk.(2006). Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur
v
Patri, C. M., Rahayu, & Sidharta B (2016) Hubungan Antara Cedera Kepala Dan
12(December), 1-6.
Sutarni, Rusdi & Abdul (2019). Konsep Dasar Dari Vertigo. Jakarta: Salemba Medika.
Yulianto, R., H, M. F., & Doewes, M. (2016). Perkembangan Terapi Massage terhadap
vi
DOKUMENTASI
vii