Anda di halaman 1dari 78

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
Rumah Sakit Ibu dan Anak Livasya dapat menyelesaikan Buku Pedoman Pelayanan Unit Rawat
Inap. Buku pedoman ini digunakan sebagai pegangan dalam memberikan pelayanan di Unit Rawat
Inap di Rumah Sakit Umum Medimas.

Buku pedoman ini dibuat sesuai dengan ruang lingkup di Unit Rawat Inap. Namun demikian tidak
tertutup kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya.

Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya Buku Pedoman Pelayanan Unit
Rawat Inap ini kami ucapkan terima kasih.

Majalengka, 01 September 2022

Penyusun

Kepala Unit Rawat Inap

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………....................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………….......................... ii
BAB I 1
PENDAHULUAN...................................................................................................
BAB II 4
STANDAR KETENAGAAN .....................................................................

BAB III 8
STANDAR FASILITAS...................................................................................

BAB IV 16
TATA LAKSANA PELAYANAN.....................................................................
BAB V 42
LOGISTIK............................................................................................

BAB VI 47
KESELAMATAN PASIEN..........................................................................

BAB VII KESELAMATAN KERJA........................................................................ 53

BAB VIII 69
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN UNIT RAWAT INAP...............
BAB IX 73
PENUTUP..................................................................................

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


ii
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK LIVASYA
NOMOR :001 /PER/DIR/IRN/RSIALIV/IX/2022
TANGGAL : 01 September 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan
pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme,
sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya
peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis. Dalam pelayanan keperawatan di rawat Inap,
standar sangat membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga
harus berfikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan
yang berkualitas tinggi namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat
tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari
seluruh anggota profesi.
Pelayanan rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular. Standar
yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti
yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan dengan mutu
karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang
akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Standar merupakan pernyataan-pernyataan
tertulis mengenai harapan-harapan singkat keterampilan dan kompetensi untuk
memastikan pencapaian suatu hasil tertentu.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


1
Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif
dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang
seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan
harapan yang akan terjadidalam upaya meningkatkan mutu layanan

B. TUJUAN
Umum :
Memberikan gambaran pelayanan kesehatan di rawat di Unit Rawat Inap yang bermutu dan
berorientasi pada keselamatan pasien.

Khusus :
1. Tersedianya acuan pedoman pelayanan rawat inap
2. Tesedianya acuan system penerimaan pasien
3. Tersedianya acuan dalam melakukan monitoring dan evalusi
4. Tersedianya acuan mutu pelayanan rawat inap

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Ruang lingkup pelayanan rawat inap meliputi :
a. Pasien yang kondisi stabil
Pasien yang di rawat dalam kondisi stabil keadaan umumnya seperti vital sign.
b. Pasien yang kondisi tidak stabil
Pasien yang tidak mau/menolak dirawat di intensif sehingga menempati rawat
inap dengan kondisi yang sudah di lakukan informed consent.
c. Pasien one day care
Pasien yang di rawat satu hari hanya untuk dilakukan tindakan saja
2. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan (Ruang Isolasi),seperti :
a. Pasien yang menderita penyakit menular
b. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor,
gangren, diabetes, dan sebagainya).
c. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan).
Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan jumlah dan jenis pasien
yang akan dirawat.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


2
D. Batasan Operasional
1. Rawat inap
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan secara
paripurna dan komprehensif dengan memandang manusia itu unik.
2. Pasien umum
Adalah pasien yang datang ke Unit Rawat Inap dengan berbagai penyakit dan
ditangani oleh beberapa dokter spesialis.
3. Pasien kebidanan
Adalah pasien khusus kebidanan dan ditempatkan diruangan khusus kebidanan dan
ditangani oleh dokter spesialis obgyn.
4. Pasien anak
Adalah pasien khusus anak yang ditempatkan di ruangan khusus anak dan ditangani
oleh dokter spesialis anak.
5. Peri sehat
Adalah pasien bayi post lahir spontan/seksio sesaria yang dalam kondisi umum
baik.
6. Pasien isolasi
Adalah pasien yang memerlukan ruangan khusus untuk perawatannya .

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
Kedokteran
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 kesehatan
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan
minimal kesehatan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal

1 Kepala Ruangan D3 Keperawatan Bersertifikat BLS/BTCLS/PPGD,

Rawat Inap Manajeman Bangsal

2 Perawat Pelaksana D3 Keperawatan BersertifikatBLS/BTCLS/PPGD


Rawat Inap
3. Bidan Minimal D3, kebidanan
4 Gizi D3 gizi -
5 Asper DI Asper -

Kualifikasi standar SDM sesuai dengan peraturan HRD yaitu :


1. Perawat
a. Lulusan D3 perawatan baik dari PTN maupun swasta
b. Nilai IPK 3.00
c. Bersertifikat minimal BTCLS
2. Bidan
a. Lulusan D3 Kebidanan baik dari PTN maupun swasta
b. Nilai IPK 3.00
c. Bersertifikat PONEK, APN
3. Asper
a. Lulusan SMA/D1 asper
b. Freshgraduate

B. Distribusi Ketenagaan
1. Tenaga keperawatan
Cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (DepKes RI, 2005)
a. Pengelompokan unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan
unit kerja yang ada di rumah sakit.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


4
Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit
sebagai berikut :
1. Rawat inap dewasa
2. Rawat inap anak/perinatal
3. Rawat inap intensif
4. Gawat darurat (IGD)
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap
rumah sakit. Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2. Rata pasien per hari
3. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5. Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari.
Tingkat Ketergantungan Pasien :
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
1) Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
b) Makan dan minum dilakukan sendiri;
c) Ambulasi dengan pengawasan;
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil;
2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali;
3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a) Sebagian besar aktivitas dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


5
c) Terpasang folley chateter, intake output dicatat;
d) Terpasang infus;
e) Pengobatan lebih dari sekali;
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a)      Segala aktivitas dibantu oleh perawat;
b)      Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua
jam;
c)      Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
d)     Gelisah/disorientasi

Jumlah jam perawat yang dibutuhkan adalah :

Jumlah jam perawatan di ruangan/hari


Jam efktif perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut ditambah (faktor koreksi) dengan :


      Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Loss day =
x jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar
Jumlah hari kerja efektif

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing


jobs) seperti contohnya; membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-
alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jaga perawat ruangan
Pengaturan jaga perawat diatur oleh peraturan rumah sakit yang di konversikan oleh
kepala ruangan masing-masing dengan system 3 shift yaitu :

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


6
a. Shift pagi jam 07.00 – 14.00
Terdiri dari:
1) 4 perawat pelaksana
b. Shift sore 14.00 – 21.00
Terdiri dari :
1) 4 perawat pelaksana
c. Shift malam 21.00 – 07.00 WIB
terdiri dari :
1) 4 perawat pelaksana
Pengaturan jadwal dinas perawat rawat inap dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh Kepala Ruangan (Karu) rawat inap dan disetujui oleh Kepala Unit Pelayanan Medis
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan setiap tanggal 25 bulan
sebelumnya dan direalisasikan ke perawat pelaksana rawat inap setiap satu bulan.
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan cuti pada buku permintaan. Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti.Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan
harus memberitahu Karu rawat inap : 3jam sebelum dinas pagi, dinas sore atau dinas
malam. Sebelum memberitahu Karu rawat inap, diharapkan perawat yang bersangkutan
sudah mencari perawat pengganti, apabila perawat yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti, maka KaRu rawat inap akan mencari tenaga perawat
pengganti yaitu perawat yang hari itu libur .
Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu akan mencari perawat pengganti yang hari itu
libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift
sebelumnya wajib untuk menggantikan. (Prosedur pengaturan jadwal dinas
perawatrawat inap sesuai SOP bidang keperawatan.)

2. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen


1) Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Kabid
Pelayanan medis.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


7
2) Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum
jaga di mulai.
3) Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
- Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke
manajer pelayanan medis paling lambat 1 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter
tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
- Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan
Kanit Pelayanan Medis dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter
jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka
Manager Pelayanan wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.
( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai SOP terlampir.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


8
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Unit Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
1. Denah Ruang Instalasi Rawat Inap lantai 2

Keterangan :
Instalasi rawat inap lantai 2 terdiri dari :
1. Isolasi : 201
2. Superior Dewasa/ BPJS Kelas 3 : 208A,208 B,209 A,209 B,210 A,210 B,211 A,211 B,212 A,
212 B,213A, 213B,214 A,214 B,215 A,215 B
3. Superior Anak/BPJS Kelas 3 : 216 A,216 B,217A,217 B,218 A,218 B,219 A, 219 B, 220 A,
220 B,221 A,221 B, 222A, 222B,223 A,233B
4. Duluxe 2 Dewasa/ BPJS Kelas 2 : 202 A.202 B,203 A,203 B, 204A, 204 B
5. Duluxe 2 Dewasa/ BPJS Kelas 2 : 205 A, 205 B,206 A,206 B, 207 A,207 B

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


9
2. Denah Ruang Instalasi Rawat Inap lantai 3

Keterangan :
Instalasi rawat inap lantai 2 terdiri dari :
1. VIP Dewasa :305,306,307
2. VIP Anak : 301, 302, 303,304
3. Duluxe 1 Dewasa/ BPJS Kelas 1 : 311 A, 311B, 312 A, 312 B, 313 A, 313 B
4. Duluxe 1 Dewasa/ BPJS Kelas 1 : 314 A, 314 B, 315 A, 315 B, 316 A, 316 B

1. Batasan dan pengertian


a. Ruang pasien rawat inap

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


10
Ruang untuk pasien yang memerlukann asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam
Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama
sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh
pihak rumah sakit kepada pasiennya.
b. Ruang perawat
Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan
keperawatan, dokumentasi sampai dengan evaluasi pasien. Ruang ini juga
menyelenggarakan kegiatan administrasi untuk pasien rawat inap. Kegiatan
administrasi meliputi :
- Pendataan pasien
- Penandatangan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan
tindakan bedah)
- Rekam medis pasien
Ruang perawat harus diatur sedemikian rupa untuk mempermudah semua pihak
yang memerlukan pelayanan pasien sehingga apabila ada keadaan darurat dapat
segera diketahui untuk diambil tindakan terhadap pasien
c. Ruang loker
Ruang ganti pakaian dokter, perawat dan petugas rawat inap
d. Ruang linen
- Linen bersih
Ruang untuk menyimpan bahan-bahan linen bersih yang akan digunakan di
ruang rawat.
- Linen kotor
Ruangan untuk menyimpan bahan-bahan linen kotor yang telah digunakan
di ruang rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundry)
e. Spoolhoek
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa
cairan.Spoolhoek dalam bentuk bak atau klosetdengan leher angsa (water
seal).Pada ruang spoolhoek juga harus disediakan kran air bersih untuk mencuci
tempat cairan atau cuci tangan.Ruang tempat spoolhoek ini harus menghadap
keluar/berada di luar area rawat inap kea rah koridor kotor.spoolhoekdihubungkan
ke septic tank khusus atau jaringan IPAL.
f. Kamar mandi/toilet

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


11
fasilitas diatur sesuai kebutuhan dan harus dijaga kebersihannya karena dengan
kamar mandi/toilet yang bersih citra rumah sakitkhususnya ruang rawatinap akan

baik. Terdiri dari toilet pasien dan staf .

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


12
2. Alur Pelayanan unit rawat inap

Pasien dari Poliklinik/UGD

Serah terima petugas UGD


dgn PPJP

Orientasi ruangan PenunjangDiagnostik


DPJP, PPJP, Farklin, Dietsien
 Penunjang Laboratorium
 Pengkajian Awal Rawat inap  Penunjang Radiologi
 Pengkajian Keb Edukasi  Fisiotherapi
 Pengkajian ulang rawat inap

DPJP, PPJP, Farklin, Dietsien

Tidak  Perencanaan Pelayanan Ya


Interdisipiln

 Pelayanan bedah
 Pelayanan farmasi
DPJP, PPJP, Farklin, Dietsien  Pelayanan ICU
 Pelayanan Rehab Medik
 Pelayanan terintegrasi  Pelayanan Gizi
 Kerohanian

 Rujuk
Perbaikan  Pulang
 Meninggal

Admnistrasi
Pulang

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


13
3. Alur Dokter,perawat dan staf
a. Yang akan bertugas
1) perawat masuk ke ruang perawat untuk ganti pakaian
2) staf, masuk ke ruang staf untuk ganti pakaian
b. setelah selesai tugas
dokter, perawat, staf ke luar melalui alur yang sama

Standar bangunan dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi persyaratan minimal
sesuai dengan tabel dibawah :
No Nama Ruang Luas Satuan
1. Ruang rawat inap :
VIp 18 M2
Kelas I 12 M2
Kelas II 10 M2
Kelas III 8 M2
2. Ruang pos perawat 20 M2
3. Ruang konsultasi 12 M2
4. Ruang tindakan 24 M2
5. Ruang administrasi 9 M2
6. Ruang dokter 20 M2
7. Ruang perawat 20 M2
8. Ruang ganti/loker 9 M2
9. Ruang kepala rawat inap 12 M2
10. Ruang linen bersih 18 M2
11. Ruang linen kotor 9 M2
12. Spoolhoek 9 M2
13. Kamar mandi/Toilet 2,5 M2

Persyaratan khusus
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA
14
1. Tipe ruang rawat inap, terdiri dari :
a) Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar disertai ruang yang berisi 1
tempat tidur untuk penunggu (VIP)
b) Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (kelas 1)
c) Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (kelas 2)
d) Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar (kelas 3 )
2. Khusus untuk pasien- pasien tertentu haru dipisahkan (Ruang Isolasi), seperti :
a) Pasien yang menderita penyakit menular
b) Pasiendengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit
tumor,gangrein,diabetes dan sebagainya)
c) Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan).
Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan jumlah dan
jenis pasien yang akan dirawat.

3. Pos perawat (Nurse station)


Lokasi pos perawat sebaiknya tidak jauh dari ruang rawat inap yang dilayaninya,
sehingga pengawasan terhadap pasien menjadi lebih efektif dan efisien.

Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon terdiri dari 2 lantai
meliputi ;
Lantai 1 meliputi 3 ruang VIP, 7 ruang kelas I
Lantai 2 meliputi 2 ruang kelas I, 6 ruang kelas II, 3 ruang kelas III dan 4 ruang isolasi

B. STANDAR FASILITAS
1. Standar alat yang ada di ruangan rawat inap masing-masing meliputi :
a. Tempat tidur khusus
b. Alat pengukur tekanan darah
c. Thermometer
d. Pulse oxymetri
e. EKG
f. Film viewer
g. Oksigen sentral
h. Lampu sorot
i. Emergency trolley yang berisi alat dan obat untuk keadaan emergency : Airway,
laringoskop, ambu bag, O 2, adrenalin, dll

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


15
j. Infus Pump
k. Syring Pump
l. Suction pump
m. Kursi roda
n. Standar Infus
o. Bed side table
p. Nebulizeir
q. Timbangan pasien
2. Standar alat di ruang kebidanan meliputi :
a. Tempat tidur obgyn
b. Lampu sorot
c. Suction
d. Infant warmer
e. EKG
f. CTG
g. Doppler
h. Standar infuse
i. Oksigen
j. Pulse Oxymeter

3. Standar obat-obatan emergency /life saving di unit rawat inap.

No Nama Obat/Alkes Jml Keterangan


1 Aminophillin Inj 240 mg/10 ml # 1
2 ATP Dankos Inj 20 mg/ 2 ml # 1
3 Atropin sulfate inj 0,25 mg/ml # 10
4 Cordarone inj 150 mg/3 ml # 2
5 Dexamethason inj 5 mg/ml 2
6 Dobutamin inj 250 mg/5 ml # 2
7 Dopac inj 200 mg/5ml # 2
8 Ecron Inj 4 mg/ml # 1
9 Epinephrine inj 0,1%- 1 mg/ml # 20
10 Fargoxin Inj 0,5 mg/2ml # 1
11 Farsix inj 20 mg/2ml 4
12 Fortanest inj 5mg/5ml # 2
13 Herbesser inj 50 mg # 1

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


16
14 Isorbid inj 10 mg/10 ml 1
15 Nicardipin inj 10 mg/10 ml 1
16 Nokoba inj 0.4 mg/ml 1
17 Phenytoin inj 100 mg/2ml # 2
18 Valisanbe inj 10mg/2ml # 2
19 Dextrose 40% 25 ml # 2
20 Meylon 8,4 % 25 ml # 4
21 NaCl 0,9 % 25 ml 2
22 Otsu WFI 25 ml 2
23 MgSo4 20% 25 ml # 1

Pemeliharaan, perbaikan dan kaliberasi peralatan


1. Pemeliharaan fasilitas perawatan dan fasilitas non medis
Dalam memberikan pelayanan di rawat inap banyak alat medis yang digunakan
oleh perawat sehingga perlu adanya perawatan yang intensif terhadap alat-alat
yang ada di ruangan.
a. Setiap hari dilakukan ceklit peralatan medis yang ada.
b. Alat yang habis dipakai perawat langsung di cuci dan disterilkan kembali
c. Alat seperti urinal atau pispot di cuci setiap hari di dinas pagi.
d. Asper melakukan kebersihan/bongkar besar sesuai instruksi karu.
2. Perbaikan alat
a. Bila ditemukan alat yang rusak maka dilaporkan dengan membuat /mengisi
form kerusakan alat yang di tanda tangani oleh Kepala Unit
b. Form kerusakan yang sudah diisi lengkap diserahkan ke teknisi RS yang akan
ditindaklanjuti .
c. Bila alat dapat di betulkan saat itu maka hari itu juga teknisi menyerahkan
kembali ke ruangan dengan serah terima yang ditandatangani oleh asper.
d. Bila alat tidak bisa diperbaiki maka dibuat form permintaan barang baru untuk
diajukan ke bagian logistik yang ditanda tangani oleh kepala unit rawat inap.
e. Bila alat sudah ada maka akan dilakukan serah terima ke ruangan dengan
ditandatangani oleh kepala unit

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


17
3. Kalibrasi alat
a. Kalibrasi alat dilakukan dalam setahun 1X yaitu bulan November
b. Semua alat medis dilakukan kalibrasi
c. Berkoordinasi dengan bagian umum dalam melakukan kalibrasi

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Tata Laksana Pasien Masuk Rawat Inap


1. Pemesanan Kamar Pasien Baru
a. Kriteria pasien masuk rawat inap
1) Sudah terdaftar di bagian administrasi
2) Pasien dalam kondisi baik dan stabil keadaan umum
3) Adanya status rekam medik
4) Status pembayaran yang jelas (umum/ Asuransi/BPJS)
b. Persiapan pemesanan kamar pasien baru
1) Petugas pendaftaran menelpon ruangan yang akan dituju oleh pasien
2) Pesan kamar yang diminta oleh pasien
3) Tulis di buku registrasi meliputi nama pasien, usia, diagnosa, dan dokter spesialis
penanggungjawab.
4) Lakukan verbeden oleh perawat/asper
5) Bila pasien VIP ,telpon bagian gizi untuk meminta welcome snack.
6) Telpon kembali bagian UGD/Poli/Ruangan lain kalau kamar sudah siap
2. Penerimaan Pasien Baru
a. Petugas penanggung jawab
Perawat penanggungjawab pasien
b. Kriteria pasien masuk rawat inap
1) Sudah terdaftar di bagian administrasi
2) Pasien dalam kondisi baik dan stabil keadaan umum
3) Adanya status rekam medik
4) Adanya kejelasan status pembayaran (umum atau Asuransi)

c. Tata laksana

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


18
1) Lakukan serah terima dari perawat UGD/VK/OK/Ruangan lain ke perawat ruangan
yang di tuju dengan menggunakan ceklist di ruang pasien serta perkenalkan
perawat yang bertanggung jawab.
2) Pastikan ceklist sudah terisi dan status rekam medik pasien sudah lengkap.
3) Pastikan infus lancar.
4) Pastikan pasien sudah mendapatkan informasi tentang fasilitas ruangan, hak dan
kewajiban pasien.
5) Pastikan gelang pasien terpasang sesuai dengan identitas pasien.
3. Assesmen Pasien Baru Di Ruangan
a. Petugas yang bertanggung jawab
Perawat penanggungjawab pasien
b. Alat yang digunakan
1) Form assesmen medis
2) Form assesmen keperawatan
3) Form assesmen gizi
4) Form assesmen nyeri
5) Form assesmen resiko jatuh
6) Form assesmen resiko decubitus
c. Tata laksana
1) Pastikan identitas pasien dengan gelang identitas yang dipakai
2) Lakukan assesmen keperawatan dengan menggunakan form assesmen medis
dan keperawatan dalam waktu 2 jam pertama dan assesmen rencana
pengobatan selama di rumah sakit.
3) Melakukan assesmen nyeri, assesmen resiko jatuh dan asessmen resiko
decubitus.
4) Bila pasien beresiko jatuh beri tanda warna kuning dan bila pasien punya alergi
obat beri tanda warna merah
5) Pasang penghalang tempat tidur
6) Dokter dan perawat melakukan assesmen gizi
7) Laporkan hasil pengkajian ke dokter spesialis dengan menggunakan komunikasi
SBAR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


19
8) Catat hasil konsultasi di form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
9) Lakukan tindakan setelah ada advice dari dr.spesialis yang didelegasikan ke
perawat
10) Rapihkan status Rekam Medik dan form persetujuan terintegrasi ,form DPJP
dokter spesialis,perawat ,apoteker dan Karu yang bertanggung jawab selama
pasien di rawat
4. Pengecekan Gelang Identitas Pasien di Rawat Inap
a. Petugas yang bertanggung jawab
Perawat penanggungjawab pasien
b. Alat yang digunakan
Gelang identitas
c. Tata laksana
1) Beri salam ketika masuk ke ruang pasien
2) Sebutkan nama
3) “saya perawat ruang..Yang akan bertugas hari ini dari jam..sampaijam..
4) Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang identitas pada pasien
”Bapak/ Ibu, sesuai prosedur keselamatan pasien, saya akan mengecek gelang
identifikas pada pergelangan tangan Bapak/ Ibu. Tujuannya adalah untuk
memastikan identitas Bapak/ Ibu dengan benar dalam mendapatkan pelayanan
dan pengobatan selama di rumah sakit ini. Setelah Bapak/ Ibu berada di ruang
rawat inap, petugas kami akan selalu menanyakan nama Bapak/ Ibu untuk
menyesuaikan dengan gelang identitas ini pada saat pemberian obat, pemberian
transfusi darah, pengambilan sampel untuk pemeriksaan Laboratorium,
pemeriksaan Radiologi, dan bila akan dilakukan tindakan medis”
5) Lakukan assesmen apakah pasien termasuk resiko jatuh tau ada alergi obat.
6) Bila pasien beresiko jatuh pasangkan gelang warna kuning dan bila alergi obat
pasangkan gelang warna merah.
7) Informasikan kepada pasien dan atau keluarga, bahwa gelang identitas ini harus
selalu dipakai hingga pasien diperbolehkan pulang.
8) ” Bapak/ Ibu, mohon agar gelang identitas ini jangan dilepas selama masih dalam
perawatan di rumah sakit ini ”
9) Ucapkan terimakasih dan sampaikan
“ Semoga lekas sembuh”
5. Pembarian Informasi di Ruangan
a. Petugas yang bertanggung jawab

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


20
Perawat penanggung jawab pasien
b. Alat yang digunakan
Form informasi rawat inap
c. Tata laksana
1) Lakukan pemberian informasi ke pasien dan keluarga tentang fasilitas yang ada di
ruangan
2) Berikan penjelasan tentang hak dan kewajiban pasien serta persetujuan umum
3) Lakukan ceklist bila sudah memberikan penjelasan kepada pasien
4) Tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan di form informasi
disertai nama jelas.
6. Konsultasi ke dokter spesialis
a. petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat penanggung jawab pasien
b. Alat yang digunakan
Form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
c. Tata laksana
1) Lakukan konsultasi ke dr. Spesialis bila sudah dilakukan pengkajian oleh dr.umum
tetap
2) Laporkan hasil laboratorium dan hasil penunjang lainnya ke dr. Spesialis
3) Catat hasil konsultasi ke form catatan perkembangan pasien terintegrasi.
4) Tanda tangan dan tulis nama jelas setelah ada advice

7. Pendelegasian Tindakan Medis


a. Petugas Penanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat
b. Alat yang digunakan
Form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


21
c. Tata laksana
1) Laksanakan advice dari dr.Spesialis yang sudah di tulis di catatan perkembangan
pasien terintegrasi.
2) Tindakan yang dapat didelegasikan dari dokter spesialis ke perawat antara lain
pemasangan NGT,DC,ETT,CTG,EKG.
3) Lakukan validasi nama,tgl lahir dan no rekam medik sebelum melakukan
tindakan.
4) Laporkan setelah tindakan medis dilakukan ke dokter tetap ruangan.
5) Catat semua tindakan ke form catatan paerkembangan pasien terintegrasi,beri
keterangan waktu, tanda tangan dan nama jelas.
6) Evaluasi semua tindakan yang telah dilakukan
8. Pemberian Edukasi
a. Petugas yang bertanggung jawab
Dokter, Perawat, Dietisien, Apoteker, Fisioterapis
b. Alat yang digunakan
Form edukasi penyakit
c. Tata laksana
1) Berikan form edukasi setelah diagnosa pasien ditentukan / 1 x 24 jam
2) Beritahu ke pasien/keluarga untuk dibaca dan dipelajari
3) Berikan penjelasan saat memberikan form edukasi penyakit
4) Tanya ke pasien/keluarga ada/tidak pertanyaan tentang form edukasi penyakit
yang diberikan
5) Beri kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya
6) Bila keluarga sudah mengerti beri tanda/keterangan di lembar edukasi

9. Pemberian Informed Consent


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat
b. Alat yang digunakan
Form informed consent

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


22
c. Tata Laksana
1) lakukan informed consent oleh dr.spesialis, dr umum dan perawat untuk pasien
yang beresiko menular
2) Berikan penjelasan tentang penyakit, tindakan yang akan dilakukan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
3) Berikan pemahaman ke keluarga pasien den
4) Kasih kesempatan keluarga untuk bertanya
5) Bila keluarga sudah mengerti beri form informed consent yang di tulis oleh
keluarga dan di tandatangani yang disaksikan oleh dokter, perawat dan keluarga
pasien.
6) Informed consent juga dilakukan pada tindakan bedah, tindakan medis lain dan
pemeriksaan penunjang yang membutuhkan biaya besar.

10. Sistem Komunikasi Rawat Inap


a. Petugas Penanggung Jawab
Perawat ruangan
b. Alat komunikasi
Pesawat telepon dan handphone
c. Tata laksana komunikasi rawat inap
1) Perawat menelpon ruangan lain dengan menggunakan pesawat telepon dan
nomor extensi masing-masing ruangan.
2) Perawat bila mau menelpon dokter spesialis melalui handphone
3) Bila mau merujuk pasien ke rumah sakit lain perawat menghubungi keluar
melalui customer care ke nomor Rumah Sakit yang dituju.

11. Visitasi Dokter Spesialis


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Perawat
b. Alat yang digunakan
Rekam medik pasien

c. Tata laksana

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


23
1) Pasien yang dirawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon mendapat
pelayanan visite oleh dokter spesialis dengan didampingi perawat setiap hari.
2) Dokter memeriksa rekam medis pasien terlebih dahulu.
3) Sebelum dokter melakukan pemeriksaan, dokter menyapa pasien dan
keluarganya.
4) Dokter menanyakan keluhan pasien baik secara langsung ataupun tidak serta hal-
hal lain yang berhubungan dengan kondisi sakitnya
5) Setelah dirasa cukup, kemudian dokter meminta izin kepada pasien atau
keluarga secara lisan untuk melakukan pemeriksaan fisik
6) Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis dan instruksi tindakan medis dicatat
di dalam formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan jelas dan
lengkap dengan tanggal pemeriksaan, waktu pemeriksaan, paraf dokter dan
nama dokter yang memeriksa.
7) Apabila dokter spesialis tidak dapat hadir untuk melakukan visite, maka wajib
memberitahu kepada dokter umum, staf bidang pelayanan medis atau perawat
pelaksana ruang rawat inap 1 hari sebelumnya dan dokter umum tetap menulis
di RM tentang alasan ketidakhadiran dokter spesialis untuk visite, lengkap
dengan tanggal,waktu saat itu, diberi paraf dan nama jelas.
8) Jadwal visitasi dokter spesialis pk 06.00-21.00 WIB dan bila sampai dengan pk
20.00 WIB dokter spesialis belum datang untuk visite,maka perawat
penanggungjawab pasien mengkonfirmasi ke customer care untuk menghubungi
dokter spesialis via telepon dengan sopan untuk datang visite.
9) Pastikan pasien selama dirawat divisite setiap hari oleh dokter spesialis.
10) Bila dokter berhalangan hadir dokter memberitahu ke bagian yanmed untuk
prosedur cuti.

12. Dokter Spesialis Berhalangan Hadir


a. Petugas yang bertanggung jawab
Perawat
b. Alat yang di pergunakan
Form cuti dokter spesialis

c. Tata Laksana

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


24
1) Dokter spesialis yang mempunyai rencana untuk tidak visitasi (minimal 1 hari
sebelumnya) memberitahukan kepada dokter umum tetap, staf yanmed dan
pasien atas rencana tersebut dan dokter umum tetap menulis di Rekam Medis
tentang alasan ketidakhadiran dokter spesialis untuk visite, lengkap dengan
tanggal,waktu saat itu diberi paraf dan nama jelas.
2) Dokter Spesialis, menginformasikan waktu kepergian dan menunjuk dokter
spesialis penggantinya.
3) Staf bidang yanmed membuat pemberitahuan ke semua unit fungsional kondisi
tersebut melalui formulir berhalangan hadir dokter spesialis yang berisi nama
dokter spesialis yang bersangkutan, dokter spesialis penggantinya, waktu
berhalangan dan keperluannya serta ditandatangani oleh Ka Manajer Pelayanan
Medis.
4) Status pergantian tersebut dibicarakan tersendiri oleh dokter penggantinya, bisa
berupa pergantian jadwal dinas atau yang lainnya.
5) Jadwal visitasi dokter spesialis pk 06.00-21.00 WIB dan bila sampai dengan pk
20.00 WIB dokter spesialis belum datang untuk visite, perawat penanggungjawab
pasien menkonfirmasi ke bagian customer care untuk mengingatkan dokter
spesialis via telepon dengan sopan untuk datang visite.

13. Pasien Yang Menyetujui Tindakan Medis


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat
b. alat yang digunakan
Form tindakan medis
c. Tata laksana
1) Pasien telah di periksa oleh dokter spesialis yang merawat atau dokter umum dan
pasien harus menjalani satu tindakan atau prosedur medis tertentu untuk tujuan
diagnostik, pengamanan atau perbaikan keadaan umum pasien
2) Pasien atau keluarga yang berkompeten ( Orang tua, suami, istri, saudara
kandung ) wajib mendapatkan penjelasan dari dokter spesialis yang merawat
atau dokter umum mengenai diagnosa,rencana tindakan atau prosedur medis
yang akan dilakukan,serta hal – hal lain berkaitan dengan keadaan umum
pasien,termasuk resiko atau bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan atau
prosedur medik tersebut.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


25
3) Pasien atau keluarga yang berkompeten menandatangani formulir persetujuan
atau penolakan menjalani tindakan atau prosedur medis tersebut setelah
mendapat penjelasan dari dokter spesialis yang merawat atau dokter umum
tetap disertai saksi-saksi dari kedua belah pihak termasuk pihak rumah sakit.
4) Setelah pihak keluarga pasien menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap pasien, perawat rawat inap memberitahukan kepada dokter umum
5) Dokter umum memberitahukan via telepon kepada dokter spesialis yang
merawat pasien tentang persetujuan tindakan dan meminta jadwal pelaksanaan
tindakan serta instruksi yang akan dilakukan untuk persiapan sebelum dilakukan
tindakan tersebut
6) Dokter umum menulis dalam rekam medis mengenai rencana tindakan tersebut
dan instruksi yang diberikan oleh dokter spesialis yang merawat dengan jelas dan
benar beserta tanggal, waktu disertai dengan paraf dan nama jelas.

14. Tata Laksana Pindah Ke Intensif


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat
b. Alat yang digunakan
1) Status Rekam Medis Pasien
2) Surat persetujuan pindah ruang intensif
3) Form alih rawat ruang intensive
c. Tata laksana
1) Pasien dan atau keluarga mendapat penjelasan dari dokter tentang kondisi pasien
yang tidak stabil ( tanda vital dan hemodinamik ) dan untuk alasan medis pasien
harus menjalankan perawatan di unit rawat intensif.
2) Bila pasien dan atau keluarga sudah setuju, maka keluarga menanda tangani
surat persetujuan . Keluarga dipersilahkan untuk ke bagian administrasi guna
menyelesaikan prosedur administrasi pindah perawatan ke unit rawat intensif.
3) Petugas administrasi rawat inap memberikan informasi mengenai fasilitas dan
biaya perawatan di ruang intensif kepada keluarga pasien
4) Setelah pihak keluarga setuju pindah, selanjutnya keluarga menandatangani
surat persetujuan rawat di unit intensif (di bagian administrasi)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


26
5) Setelah persetujuan pindah rawat ke unit intensif dari administrasi diterima
perawat, maka perawat yang bertanggung jawab pasien segera menghubungi
ruang intensif untuk menanyakan kesiapan ruangan,serta menginformasikan
tentang kondisi pasien yang akan dikirim.
6) Setelah ruang perawatan intensif siap,pasien diantar oleh perawat rawat inap
dan 1 orang asper menuju ke unit rawat intensif dalam target waktu 10 menit.
7) Proses evakuasi harus didukung dengan alat – alat bantu penunjang kehidupan
pasien bila diperlukan, dan selalu di monitor oleh perawat pendamping.
8) Perawat rawat inap melakukan serah terima dengan perawat intensif meliputi
keadaan umum pasien, program pengobatan yang telah dilakukan di ruang
rawat inap serta dokumentasinya dan terapi yang akan dilanjutkan
9) Berikan kesempatan kepada perawat penerima untuk bertanya sejelas jelasnya.
10) Perawat instalasi intensif melaksanakan instruksi dan tindakan sesuai dengan
informasi yang diterima, serta segera menghubungi dokter umum.
11) Perpindahan pasien harus diberitahukan atau diinformasikan langsung atau via
telepon oleh dokter umum kepada dokter spesialis yang merawat.

15. Penebusan Resep


a. Petugas yang bertanggung jawab
Perawat Pelaksana/ Asper
b. Alat yang digunakan
Resep
c. Tata laksana
1) Perawat menerima resep dari dokter.
2) Obat pasien diambilkan oleh perawat.
3) Bila dalam keadaan darurat , obat-obat kedaruratan dapat di ambil terlebih
dahulu di fix stok pada emergency kit, dan resep dapat segera menyusul.
4) Perawat menyerahkan resep kepada petugas farmasi.
5) Petugas farmasi memasukkan data resep dan harga ke dalam billing system.
6) Perawat mengambil obat pasien dan melakukan pengecekan di farmasi.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


27
16. Pasien Pra dan Post Operasi
a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat
b. alat yang digunakan
1) Form persetujuan tindakan operasi
2) Form persetujuan Anestesi
3) Form konsultasi
4) Ceklis pra operatif
c. Tata laksana
1) Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis sebelum dilakukan tindakan operasi.
2) Dokter operator atau dokter umum memberikan penjelasan kepada pasien dan
atau keluarga pasien tentang kondisi pasien dan rencana akan dilakukannya
tindakan operasi.
3) Bila pasien dan atau keluarga pasien setuju terhadap rencana tindakan operasi,
dokter operator atau dokter umum meminta keluarga pasien yang bersangkutan
untuk menyatakan persetujuannya dengan mengisi Formulir Persetujuan
Tindakan Operasi dan Anestesi dan menyelesaikan prosedur administrasi terlebih
dahulu ke bagian administrasi. Bila pasien/keluarga pasien menolak untuk
dilakukan operasi, maka keluarga pasien mengisi formulir Surat Penolakan.
4) Perawat ruangan mengisi formulir Permintaan Pemakaian Kamar Operasi yang
ditandatangani oleh kepala shift, perawat ruangan menyerahkan formulir
tersebut kepada perawat UBS yang bertugas
5) Bila tindakan operasi yang akan dilakukan bersifat cito, permintaan pemakaian
kamar operasi dapat diajukan per telepon kemudian disusulkan dengan
permintaan tertulis dengan menggunakan formulir Permintaan Pemakaian Kamar
Operasi.
6) Perawat ruangan menyiapkan pasien pra operasi sesuai dengan instruksi dokter
operator atau jenis operasinya
Instruksi dokter antara lain :
- menyiapkan darah bila diperlukan
- memberikan terapi premedikasi bila ada instruksi dari dokter anastesi
sebelum masuk ke kamar operasi
- mengganti IV cateter dengan no 18
- memasang DC sebelum operasi bila diperlukan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


28
- Menandai lokasi pembedahan
7) Perawat mempersiapkan pasien yang bersangkutan dipandu oleh lembar Check
list Persiapan Operasi.
8) Bila usia pasien pra operasi di atas 35 tahun, dokter umum melakukan
pemeriksaan EKG, foto thoraks dan pemeriksaan laboratorium lengkap lalu
mengkonsulkan hasilnya kepada dokter spesialis penyakit dalam untuk
mendapatkan persetujuan tindakan operasi.
9) Bila ada hasil pemeriksaan penunjang yang tidak normal dan atau kondisi pasien
menjadi tidak stabil maka dokter umum tetap melaporkan hasil tersebut kepada
dokter operator yang bersangkutan untuk selanjutnya dikonsulkan kepada dokter
spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis anak bila diperluUkan.
10) Pastikan persiapan operasi sudah sesuai dengan form ceklist sebelum pasien
dikirim ke kamar operasi.
11) Perawat ruangan mengantarkan pasien pra operasi ke ruang UBS paling lambat ½
jam sebelum operasi dilakukan dengan membawa kelengkapan pasien meliputi
status pasien, hasil pemeriksaan penunjang, obat – obatan dan form ceklist
persiapan operasi.
12) Lakukan serah terima dengan menggunakan ceklist persiapan operasi dengan
petugas UBS.
Kegiatan Pasca Operasi.

1) Setelah mendapat informasi dari kamar UBS bahwa operasi telah selesai, perawat
ruangan menjemput pasien pasca operasi di kamar UBS.
2) Melakukan serah terima pasien dari perawat UBS kepada perawat ruangan
meliputi :
a. Kelengkapan rekam medis,laporan operasi,laporan anestesi,dan
instruksi post operasi.
b. Membacakan semua instruksi dokter Operator dan dokter Anestesi secara
detail.
c. Memberi arahan yang jelas tentang perawatan post operasi seperti :
cairan infus,Drain dan perawatan luka dll.
3) Perawat ruangan membawa kembali pasien ke ruang perawatan semula.
4) Bila pasien pasca bedah memerlukan perawatan intensif maka perawat kamar
UBS, penata anestesi dan dokter anestesi mengirim pasien ke ruang perawatan
intensif.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


29
5) Proses serah terima antara perawat kamar UBS dengan perawat ruang intensif
adalah sebagai berikut :
a. Dokter anestesi memberikan instruksi kepada dokter jaga / perawat ruang
intensif.
b. Penata anestesi menyerahkan status pasien serta kelengkapannya yang
terdiri dari laporan operasi, laporan anestesia, resep atau sisa obat serta
penjelasan tentang instruksi pasca operasi/hal-hal penting/asuhan
perawatan yang perlu diperhatikan kepada perawat ruang intensif.
6) Setelah pasien berada di ruang perawatan, perawat ruangan melakukan
perawatan pasca bedah sesuai dengan instruksi yang diberikan
7) Bila terdapat instruksi pra dan atau pasca bedah yang tidak jelas, perawat
ruangan harus menanyakan kepada dokter umum tetap atau dokter operator
yang bersangkutan.
8) Perawat ruangan hanya melakukan tindakan perawatan pasca bedah sesuai
dengan instruksi yang diberikan

17. Pelayanan Pasien Rawat Inap Dirujuk Ke Rumah Sakit Lain.


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat
b. alat yang digunakan
1) Form informed consent
2) Form surat rujukan
3) Form ceklist transfer
c. Tata laksana
1) Pasien telah diperiksa oleh dokter spesialis yang merawat di unit pelayanan rawat
inap.
2) Pasien atau keluarga yang berkompeten ( Orang tua, suami, istri, saudara
kandung ) mendapatkan penjelasan dari dokter pemeriksa mengenai diagnosa,
rencana pengobatan atau tindakan yang akan dilakukan.
3) Dokter spesialis yang merawat dan dokter umum membuat surat pernyataan
informed consent untuk dirujuk ke Rumah Sakit lain yang disetujui dan
ditandatangani oleh pihak keluarga pasien.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


30
4) Dokter spesialis yang merawat atau dokter umum tetap membuat resume medis
di surat rujukan atas pelayanan medis yang telah diberikan selama pasien di
rawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
5) Copy surat rujukan untuk disimpan di status Rekam Medis rumah sakit dan untuk
ke rumah sakit lain.
6) Bila pasien /keluarga menghendaki menggunakan ambulance dan perawat atau
dokter pengantar dari Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon, koordinasi
dengan bagian keuangan untuk pemakaian ambulance .
7) Perawat melakukan kontak dengan Rumah Sakit yang dituju tentang rencana
akan merujuk pasien dan menginformasikan keadaan umum pasien, diagnosa,
serta permintaan ruangan sesuai dengan penyakit atau sesuai permintaan
keluarga.
8) Perawat meretur obat yang masih sisa ke farmasi setelah itu pasien dipulangkan
sesuai prosedur pasien pulang.
9) Lakukan serah terima dengan perawat yang merujuk menggunakan form ceklist
transfer pasien
10) Setelah semua persyaratan administrasi selesai, pasien membawa surat ijin
pulang dari kasir dan diserahkan kepada perawat rawat inap dan satpam,pasien
diantar dengan ambulance ke Rumah Sakit yang dituju.

18. Permintaan Alih Rawat Ke Rumah Sakit


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat
b. Alat yang di gunakan
Form alih rawat
c. Tata Laksana
1) Pasien / keluarga menyatakan ingin pindah ke RS lain
2) Perawat rawat inap memberitahukan kepada dokter umum tetap mengenai
rencana dan alasan keluarga melakukan alih rawat
3) Pasien atau keluarga yang berkompeten ( Orang tua, suami, istri, saudara
kandung ) menerima penjelasan dari dokter spesialis yang merawat atau dokter
umum tetap mengenai diagnosa, rencana pengobatan atau tindakan yang
dilakukan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


31
4) Pasien atau keluarga yang berkompeten menandatangani penolakan kelanjutan
perawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon di formulir penolakan.
5) Dokter umum tetap membuat resume medis dan formulir alih rawat atas
pelayanan medis yang telah diberikan selama penderita di rawat di Rumah Sakit
Ibu dan Anak LivasyaCirebon.
6) Perawat menghubungi RS yang akan dituju,informasikan bahwa :
- akan mengirim pasien dari Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
- Sebutkan diagnosa pasien
- Keadaan umum pasien
- Dokter yang dituju
7) Bila keluarga memilih menggunakan fasilitas transportasi ( Ambulance dan
perawat / dokter ) dari Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon maka Ka
ruangan atau Supervisor melakukan :
- Hubungi bagian Administrasi untuk order ambulance dan penyelesesaian
biaya .
- Mencari perawat pengantar dari jadwal perawat perujuk.
- Berkoordinasi dengan dokter jaga untuk mencari dokter pengantar (bila
diperlukan)
8) Perawat meretur obat sisa ke farmasi
9) Setelah semua persyaratan administrasi selesai, keluarga pasien membawa surat
ijin pulang dari kasir keuangan dan diserahkan kepada perawat rawat inap dan
satpam,
10) Perawat ruangan menyiapkan resume medis, formulir alih rawat dan hasil-hasil
pemeriksaan penunjang medis dan diserahkan kepada pasien / keluarga.
11) Pasien dapat meninggalkan RS, sesuai dengan prosedur pasien pulang

19. Pasien Pulang Paksa


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat
b. Alat yang digunakan
Form penolakan kelanjutan perawatan.

c. Tata laksana

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


32
1) Pasien atau keluarga memberitahu atau meminta kepada perawat atau dokter
umum untuk pulang atas permintaan sendiri, sedangkan pasien belum dapat
dipulangkan karena belum selesai penanganannya
2) Perawat atau dokter umum yang menerima permintaan tersebut memberikan
penjelasan kepada pasien tentang resiko – resiko yang mungkin terjadi bila pasien
memaksa pulang
3) Bila penjelasan tersebut tidak juga dapat memotivasi pasien untuk membatalkan
permintaan pulang paksa tersebut,pasien atau keluarga menandatangani
pernyataan penolakan rawat inap.
4) Dokter umum atau perawat menghubungi dokter spesialis untuk
memberitahukan bahwa pasien tersebut akan pulang paksa dan sekaligus
memintakan resep untuk di bawa pulang dan menanyakan waktu kontrol pasien.
5) Dokter umum membuat resep sesuai instruksi dokter spesialis atau dapat
membuat resep sendiri dan membuat resume pulang pasien.
6) Perawat meretur obat dan alkes yang sudah tidak dipakai serta menyerahkan
resep pulang ke apotek.
7) Minta pada keluarga agar menunggu di ruang perawatan sampai ada konfirmasi
dari bagian kasir.
8) Setelah ada konfirmasi dari kasir bahwa administrasi pasien sudah selesai,
perawat mempersilahkan keluarga pasien untuk segera ke kasir kemudian
menginstruksikan keluarga pasien agar kembali ke ruang perawataan setelah
bayar untuk serah terima obat pulang dan dokumen milik pasien.
9) Setelah itu pasien dipulangkan sesuai dengan prosedur pasien pulang.

20. Pasien Meninggal Dunia


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat
b. Alat yang di gunakan
Surat keterangan meninggal
c. tata laksana
1) Dokter spesialis atau dokter umum yang terakhir sekali memeriksa tanda-tanda
vital berdasarkan pemeriksaan detak jantung yang sudah tidak terdengar, pupil
midriasis maximal, refleks cornea negatif, henti nafas, pemeriksaan EKG flat dan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


33
menyatakan pasien sudah meninggal, jam dan tanggal kematian di catat direkam
medis.
2) Surat kematian ditandatangani oleh dokter spesialis yang merawat atau dokter
umum yang menyatakan meninggal dunia
3) Keluarga di beritahu oleh dokter spesialis yang merawat atau dokter umum
tentang penyebab kematiannya dan usaha – usaha yang sudah dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa pasien
4) Perawat dengan tenang menunjukan rasa empati dan menenangkan keluarga
pasien yang ditinggalkan
5) Perawat ruangan dibantu oleh asper melepaskan semua alat bantu perawatan
yang melekat pada jenazah, membersihkan tubuh jenazah sebaik mungkin,dan
selanjutnya menutup jenazah dengan kain / laken jenazah yang bersih
6) Semua dokumen pasien seperti : Hasil Rontgen, CT Scan, Laboratorium, EKG,
USG, ECHO diserahkan pada keluarga
7) Tanyakan pada keluarga akan di bawa pulang dengan menggunakan ambulance
atau pribadi,bila akan menggunakan ambulance, perawat memberitahukan
bagian administrasi.
8) Perawat meretur obat dan alkes yang tidak terpakai ke apotek serta menyerahkan
billing kepada bagian administrasi.
9) Keluarga diperbolehkan membawa jenazah terlebih dahulu dengan syarat ada
keluarga penanggungjawab pasien yang bersedia tinggal di ruang perawatan
sampai dengan administrasi selesai.
10) Perawat ruangan menghubungi petugas sekuriti untuk memberitahu bahwa akan
ada jenazah dari ruang tersebut.
11) Beritahukan pada keluarga dimana jenazah ditempatkan
12) Jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk di bawa pulang dengan
diketahui oleh petugas sekuriti.

21. Pasien Pulang


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


34
b. Alat yang di gunakan
1) Form surat ijin pulang
2) Form disharge planning
c. Tata laksana
3) Dokter spesialis yang merawat menyatakan pasien sudah boleh pulang ke rumah
dan selanjutnya kontrol sebagai pasien rawat jalan.
4) Dokter spesialis membuat resep obat yang akan di bawa pulang dan
menandatangani surat kontrol.
5) Dokter spesialis atau dokter umum membuat resume medis.
6) Perawat membuat disharge planning yang akan dibawa pulang pasien.
7) Perawat meretur obat dan alkes yang sudah tidak terpakai dan menyerahkan
resep pulang ke apotek.
8) Perawat menyerahkan billing rawat inap ke administrasi.
9) Perawat menginstruksikan kepada keluarga pasien untuk menunggu di ruang
perawatan sampai proses administrasi selesai.
10) Tanyakan pada pasien atau keluarga apakah akan menggunakan jasa ambulance
atau mobil pengantar dari Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon, jika
keluarga setuju menggunakan jasa tersebut perawat menghubungi petugas
administrasi untuk menanyakan biaya dan selanjutnya memberitahukan pada
keluarga,Inforrmasikan kembali kepada petugas administrasi bila keluarga setuju
dengan biaya tersebut.
11) Setelah rincian biaya dinyatakan selesai oleh bagian kasir, perawat
menginstruksikan keluarga pasien untuk ke bagian kasir untuk menyelesaikan
administrasi dengan membawa surat pengantar pulang serta memberitahukan
untuk kembali ke ruang perawatan setelah selesai pembayaran.
12) Perawat menyerahkan dokumen – dokumen milik pasien
13) ( Hasil Rontgen, CT-Scan, Laboratorium, EKG, USG, ECHO,surat Kontrol dan surat
pengantar pulang ) serta penyerahan obat pulang.
14) Perawat boleh memulangkan pasien setelah menerima surat persetujuan pulang (
Form 2 rangkap) yang diberikan oleh petugas kasir administrasi pada keluarga
pasien.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


35
15) Lepaskan Infus dan gelang yang masih terpasang,dan jika atas indikasi dan ijin
dokter yang merawat ,pasien dapat dipulangkan dengan NGTdan DC , serahkan
semua dokumen pasien yang harus dibawa,dan pasien/keluaraga
menandatangani form discharge planning dan buku register.
16) Pasien diantar sampai ke pintu gerbang RS dengan menggunakan kursi roda atau
brangkar oleh perawat / asper, bantu pasien sampai menaiki kendaraan,ingatkan
pada pasien atau keluarga untuk kontrol kembali sesuai jadwal.

22. Transport pasien


a. Penanggung jawab
1) Perawat
2) Administrasi
b. Alat yang digunakan
Ambulance
c. Tata laksana
1) Setiap pasien yang akan menggunakan fasilitas ambulance Rumah Sakit terlebih
dahulu memberitahu ke bagian perawat .
2) Perawat melakukan informed consent ke keluarga pasien akan penggunaan
ambulance dan fasilitas yang harus ada di ambulance dengan kondisi pasien yang
akan di transfer ke luar dan perawat yang mendampingi.
3) Perawat menulis form permintaan ambulance dan memberikan ke UGD untuk
ditindak lanjuti.
4) Perawat mempersilahkan keluarga pasien ke bagian administrasi untuk dijelaskan
mengenai biaya dan jenis ambulance yang akan dipakai.
5) Perawat UGD memberitahukan ke perawat ruangan bahwa ambulance sudah siap

23. Kegawat daruratan Pasien


a. Petugas penanggung jawab
1) Dokter spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat
b. Alat yang digunakan
Lembar Informed consent

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


36
c. Tata laksana
1) Pastikan keadaan umum dan hemodinamaik pasien apakah gawat /tidak
2) Lakukan pemeriksaan oleh dr.Spesialis /dr. Umum tetap bila keadaan umum
kurang baik (tanda vital menurun,sesak,hasil laboratorium jelek terutama AGD)
atau pasien dalam keaadan tiba-tiba apnue, lakukan resusitasi atas persetujuan
keluarga pasien.
3) Siapkan alat resusitasi dan obat-obatan life saving.
4) Bila pasien tidak memungkinkan di ruangan,pastikan airway pasien dalam
keadaan aman
5) Beri penjelasan dan pemahaman ke keluarga pasien atas tindakan kita.

24. Pasien Terminal


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter Spesialis
2) Dokter Umum tetap
3) Perawat
b. Alat yang digunakan
Form informed consent
c. Tata laksana
1) Keluarga pasien yang kompeten mengambil keputusan, telah mendapat
penjelasan dari dokternya, atau bagi pasien yang dinyatakan tidak kompeten,
keputusan dapat diambil oleh keluarga terdekat,atau wali yang sah yang ditunjuk
oleh pengadilan,
2) Dengan pertimbangan tertentu, hal-hal di bawah ini dapat menjadi bahan
diskusiperihal DNR denganpasien/walinya:
- Kasus-kasusdimanaangkaharapankeberhasilanpengobatanrendahatau CPR
hanyamenunda proses kematian yang alami
- Pasientidaksadarsecarapermanen
- Pasienberadapadakondisi terminal
3) Berikan informed consent tentang kondisi pasien yang sudah DNR/Terminal
4) Berikan form informed consent ke keluarga untuk diisi dan ditandatangani yang
disaksikan oleh dokter tetap dan perawat ruangan;

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


37
5) Pasangkan gelang DNR di pergelangan tangan atau pergelangan kaki.
6) Bila pasien apnue tidak dilakukan resusitasi hanya di observasi
7) Catat semua tindakan di form terintegrasi.

25. Keadaan Darurat Kebakaran Di Rawat Inap


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum
2) Perawat
3) security
b. Alat yang digunakan
APAR
c. Tata Laksana
Bila menemukan api di dalam ruangan pasien/perawat (penanganan keadaan
darurat kebakaran Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon)
1) nama,lokasi api secara lengkap,besar kecilnya api dan jumlah korban bila ada,
2) Security pos jagasegera membunyikan alarm tanda berwarna kuning
(menandakan hati-hati)
3) Setelah bunyi alarm pertama :
- Semua coordinator / kepala ruangan dan SOD bersiap siaga
- Karyawan segera memindahkan keberadaan benda-benda yang mudah
terbakar dan menyelamatkan dokumen-dokumen penting di masing-masing
ruangan (tidak boleh melebihi batas kemampuan)Supervisor melakukan
pengawasan di ruang perawatan untuk bersiap-siap.
- Teknisi jaga mematikan semua panel listrik dan segera mengamankan lift
dengan cara mematikan lift, kemudian teknisi jaga lainnya melakukan
pemeriksaan lift di tiap lantai apakah ada orang di dalam lift, apabila ada
maka lift dihidupkan kembali sesaat kemudian dimatikan lagi.
4) Security jaga tempat segera melakukan pemadaman api
5) Dokter umum jaga tetap melakukan analisa apakah kondisi aman atau perlu
evakuasi.
6) Dokter umum jaga tetap melaporkan hasil analisake security pos jaga
7) Security pos jaga membunyikan alarm sesuai dengan informasi dari dokter umum
jaga tetap, yaitu alarm hijau bila kondisi aman atau alarm merah bila memerlukan
evakuasi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


38
8) Apabila kondisi aman /alarm hijau , maka semua kembali ke posisi semula
9) Apabila memerlukan evakuasi /alarm merah, maka :
- Dokter umum tetap menghubungi katua KTD, Ka.Bagian umum dan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
- Dokter umum jaga tetap melakukan komunikasi intensif dengan dinas
pemadam kebakaran kabupaten cirebon
- Utamakan evakuasi pasien/keluarga pasien/karyawan/pengunjung di lantai
dimana terdapat kebakaran, selanjutnya evakuasikan
pasien/keluarga/pengunjung/karyawan diatas lantai dimana terdapat
kebakaran selanjutnya di lantai di bawah tempat kebakaran.
- Tetap tenang dan tidak panik
- Berjalan biasa dengan cepat dan jangan lari.
- Jangan membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
- Bila terperangkap asap,tahanlah nafas,kalau perlu pakai masker asap atau
kain basah untuk menutup hidung
-
Di Ruang Perawatan
1) Ka ruangan tiap ruang perawatan segera memimpin proses evakuasi di
ruangnannya masing-masing dengan menggunakan pengeras suara dan senter
(bila malam hari) menuju area evakuasi
2) Arahkan pasien yang masih bisa berjalan,keluarga dan pengunjung pasien menuju
zona/area evakuasi melalui tangga darurat terdekat yang berada di sebelah barat
dan timur ruang perawatan dengan kalimat sebagai berikut :”Kepada seluruh
pasien,keluarga dan pengunjung pasien diharapkan tenang. Kami akan membantu
anda menuju zona evakuasi yang ada disebelah utara,barat dan timur area rumah
sakit. Bagi pasien yang masih bisa berjalan sendiri,silahkan menuju tangga darurat
yang ada disebelah barat dan timur anda. Bagi pasien yang tidak bisa berjalan,
kami akan bantu anda menuju tangga darurat di sebelah barat. Kepada seluruh
pasien dan pengunjung jangan menggunakan lift untuk menuju zona evakuasi,
gunakanlah tangga darurat.

3) Untuk pasien yang tidak bisa berjalan, evakuasi dilakukan dapat dengan
menggunakan kursi roda, digendong atau menggunakan bed yang dilakukan oleh

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


39
perawat,bidan,asper,cleaning service dan keluarga pasien/pengunjung pasien.
Apabila evakuasi menggunakan kursi roda ataupun bed maka menggunakan
tengga darurat khusus untuk menuju area evakuasi
4) Selain mengevakuasi pasien, evakuasi juga dilakukan terhadap dokumen-
dokumen penting yang telah disiapkan
5) Security ruang perawatan berada di posisi tangga darurat di sebelah timur dan
barat di lantai 2 untuk membantu mengarahkan pasien/keluarga/pengunjung
pasien menujutangga darurat.
Untuk ruang non Perawatan
1) Utamakan terlebih dahulu kepada pasien
2) Koordinator jaga tiap ruangan memimpin proses evakuasi
3) Selamatkan diri dan dokumen-dokumen penting dan barang berharga (tidak
boleh melebihi batas kemampuan).
Ka Ruangan/perawat ruangan/ koordinator jaga ruangan
1) Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur evakuasi
2) Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran ada di
lantai tersebut, terutama di ruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera
menyelamatkan diri.
3) Melacak jalan, menyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan ataupun
jebakan pintu tertutup
4) Memimpin para penghuni meninggalkan ruangan,mengatur dan memberi
petunjuk tentang rute dan arus evakuasi menuju ke area evakuasi melalui jalan
dan tangga darurat
5) Mengadakan pengecekan jumlah penghuni guna menyakinkan bahwa tidak ada
yang tertinggal di gedung
6) Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka /pingsan/meninggal)

26. Pasien Komplain


a. Petugas yang bertanggung jawab
1) Dokter umum tetap
2) Supervisor on duty
3) Kepala Ruangan
b. Alat yang digunakan
Form komplain pasien.
c. Tata Laksana

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


40
1) Bila pasien/keluarga pasien complain, perawat segera melaporkan ke atasanya
2) Apabila jam dinas lapor ke kepala ruangan dan apabila diluar jam dinas lapor ke
supervisor on duty
3) Keluarga yang complain diarahkan ke ruang perawat yang difasilitasi oleh kepala
ruangan serta supervisor
4) Beri kesempatan keluarga untuk mengeluarkan complain,setelah selesai complain
kepala ruangan memberikan penjelasan terkait complain
5) Bila complain masalah medis karu memanggil dokter umum untuk memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien
6) Bila complain mengenai RS yang akan membawa dampak kurang baik ,supervisor
dan dokter tetap memberitahu manajer keperawatan yang bersangkutan atau ke
Manager pelayanan medis
7) Apabila complain sudah diatasi buat LKS yang akan di tindaklanjuti atasannya.

27. Penggunaan Restrain


a. Penanggung Jawab
Perawat
b. Alat yang digunakan
Restrain
c. Tata Laksana
1) Inspeksi tempat tidur, tempat duduk, restraint, dan peralatan lainnya yang akan
digunakan selama proses restraint mengenai keamanan penggunaannya
2) Jelaskan kepada pasien mengenai alasan penggunaan restraint
3) Semua objek / benda yang berpotensi membahayakan (seperti sepatu, perhiasan,
selendang, ikat pinggang, tali sepatu, korek api) harus disingkirkan sebelum
restraint diaplikasikan
4) Setelah aplikasi restraint, pasien diobservasi oleh staf
5) Kebutuhan pasien, seperti makan, minum, mandi, dan penggunaan toilet
akan tetap dipenuhi;

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


41
6) Secara berkala, perawat akan menilai tanda vital pasien, posisi tubuh pasien,
keamanan restraint, dan kenyamanan pasien.
7) Dokter harus diberitahu jika terdapat perubahan signifikan mengenai perilaku
pasien

28. Pemberian Transfusi darah


a. Penanggungjawab
Perawat Penanggungjawab Pasien/ Perawat Pelaksana
b. Alat yang digunakan
1) darah
2) blood set
c. Tata Laksana
1) Cocokkan golongan darah pasien dan darah yang akan diberikan
2) Cocokkan no kartu darah dengan no selang darah yang akan diberikan
3) Ganti infuse set dengan blood set
4) Pasang darah sesuai dengan instruksi dokter
5) Observasi efek dari pemberian tranfusi
6) Dokumentasikan di lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi.

29. Kasus Emergency di Rawat Inap


a. Penanggung jawab
1) Perawat
2) Dokter spesialis/dr.umum
b. Alat yang digunakan
Troli emergency
c. Tata laksana
3) Lakukan informed consent bila ditemukan pasien rawat inap dalam keadaan kritis
oleh dokter tetap/dr.spesialis
4) Dokter /perawat memberikan obat emergency yang ada di troli emergency
5) Lakukan tindakan yang biasa dilakukan seperti pasang Intubasi (bila perlu),injeksi
obat-obat emergency
6) Observasi hasil tindakan yang telah dilakukan
7) Catat di catatan perkembangnan pasien terintegrasi.
8) Bila memungkinkan pindah ke ruang intensif dengan persetujuan keluarga.
9) Bila tidak memungkinkan pasien tetap di ruangan sampai dengan ada keputusan.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA
42
10) Lakukan informed consent kembali setelah dilakukan tindakan
11) Dokumentasikan ke lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi.

30. Pasien Menular


a. Penanggung jawab
1) Perawat
2) Dokter
b. Alat yang digunakan
Form Informed Consent
c. Tata Laksana
1) Lakukan pemeriksaan pasien
2) Bila pasien dinyatakan menular maka dokter melakukan informed consent kepada
keluarga untuk memindahkan pasien ke ruang isolasi
3) Bila keluarga setuju maka pasien dipindahkan ke ruang isolasi atau ruang yang
sendiri
4) Perlakukan psien seperti pasien yang lain
5) Gunakan APD sesuai dengan kebutuhan dalam melakukan tindakan pasien isolasi
6) Dokumentasikan setiap tindakan di catatan perkembangan pasien terintegrasi.

31. Penundaan Pelayanan Medis


a. Penanggung jawab
1) Dokter tetap
2) Perawat
b. Alat yang digunakan
Form informed consent
c. Tata laksana
1) Lakukan informed consent bila ada tindakan yang di tunda
2) Beri penjelasan ke pasien penyebab tindakan yang tertunda untuk menghindari
complain.
3) Beri penjelasan “ mohon maaf bpk/ibu untuk tindakan ……… tidak dapat dilakukan
saat ini, dikarenakan alat penunjang mengalami kendala, bila alat sudah baik
maka akan di konfirmasikan kembali. Terima kasih.”
4) Perawat memberikan kesempatan kepada keluarga/pasien untuk bertanya
5) Selama melakukan informed consent komunikasikan dengan baik sehingga
pasien/keluarga tidak complain.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


43
BAB V
LOGISTIK

A. Latar Belakang
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara
lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari
kelima factor tersebut akan memberikan kepuasan kepada kostumer baik kostumer internal
maupun eksternal.
Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan
terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan membahas secara khusus
tentang pengelolaan Material atau logistic keperawatan.
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer
logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain
mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan
sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi
dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi
peningkatanmutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala
prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah
sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik
memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan,
kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun
biaya operasional rumah sakit. Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus
disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan
kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan
teknik.

B. Tujuan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


44
1. Tujuan Umum
Mengetahui manajemen logistik keperawatan dan mampu mengidentifikasi keadaan
manajemen logistik dalam satu pelayanan kesehatan hingga memberikan usulan
perbaikan yang diperlukan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi keadaan saat ini tentang pengelolaan logistik keperawatan.
b. Membuat sistem pengelolaan logistik keperawatan mulai dari perencanaan
pengadaan, pemeliharaan, evaluasi dan pengembangan sistem tersebut.

C. Macam- macam kebutuhan logistik


Macam-macam kebutuhan logistik di Unit Rawat Inap, diantaranya:
1. Alat kesehatan
2. Farmasi
3. Atk dan formulir
4. Barang Rumah Tangga
Tahapan logistik di unit rawat inap
1. Perencanaan
2. Permintaan
3. Penerimaan
4. Distribusi
Perencanaan peralatan medis di unit rawat inap
Dalam merencanakan kebutuhan logistik di unit rawat inap harus perpedoman dengan standar
depkes yang ada kemudian barang logistik yang ada diidentifikasi selanjutnya bila alat/barang
kurang dari kebutuhan maka ruangan harus merencanakan kebutuhan alat tersebut sesuai
dengan standar yang ada.
1. Permintaan logistik di unit rawat inap
a. Alat kesehatan terdiri dari 2 macam :
1) Alat medis
- Setiap ruangan yang akan meminta alat kesehatan membuat form permintaan
yang rangkap 3.
- Form di isi sesuai dengan alat yang diminta beserta spec alat tersebut dan
jumlah permintaan.

- Form ditandatangani oleh pemohon dan ditandatangani oleh setingkat ka. Unit.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


45
- Form di serahkan ke bagian gudang farmasi yang akan ditindaklanjuti.
2) Alat non medis
- Setiap ruangan yang akan meminta alat kesehatan membuat form permintaan
yang rangkap 3.
- Form di isi sesuai dengan alat yang diminta beserta spec alat tersebut dan
jumlah permintaan.
- Form ditandatangani oleh pemohon dan ditandatangani oleh setingkat ka.Unit.
- Form di serahkan ke bagian logistik yang akan ditindaklanjuti.

b. Farmasi
Penyediaan farmasi di ruangan terbagi menjadi 2 permintaan , yang pertama
khususnya penyediaaan obat-obat emergency yang ada di ruangan, yang kedua
penyediaan bahan habis pakai selama 1 bulan. Adapun permintaan tersebut
disesuaikan menurut kebutuhan ruangan.S edangkan Obat-obat emergency yang ada
diruangan disediakan menurut permintaan ruangan.
1) Obat-obat emergency antara lain:
Aminophillin Inj 240 mg/10 ml
Atropin sulfate inj 0,25 mg/ml #
Cordarone inj 150 mg/3 ml #
Dexamethason inj 5 mg/ml
Dobutamin inj 250 mg/5 ml #
Dopac inj 200 mg/5ml #
Epinephrine inj 0,1%- 1 mg/ml #
Fargoxin Inj 0,5 mg/2ml #
Farsix inj 20 mg/2ml
Isorbid inj 10 mg/10 ml
Nicardipin inj 10 mg/10 ml
Phenytoin inj 100 mg/2ml #
Valisanbe inj 10mg/2ml #

# obat high alert

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


46
2) Alur permintaan obat-obat emergency diruangan disesuaikan dengan prosedur
yang ada antara lain :
- Ruangan memberikan daftar obat-obat emergency dengan memakai form
permintaan dan jumlah permintaan.
- Form ditandatangani oleh kepala ruangan dan ka.unit ruangan.
- Form diserahkan ke bagian farmasi untuk ditindaklanjuti.
3) Alur permintaan bahan habis pakai ruangan disesuaikan dengan prosedur yang
ada antara lain :
- Ruangan mengisi form yang sudah disediakan bagian kasie farmasi sesuai
kebutuhan bhp di masing-masing ruangan dengan stok minimal.
- Form ditandatangani oleh kepala ruangan dan di verifikasi oleh manajer
keperawatan.
- Form diserahkan ke kasie penunjang farmasi untuk diserahkan ke bagian gudang
farmasi.
- Gudang farmasi akan menyiapkan bhp untuk ke esok harinya sesuai dengan
permintaan ruangan masing-masing.

c. ATK dan Form


Karu membuat perencanaan inventaris kebutuhan atk dan form sesuai dengan
kebutuhan.adapun alur permintaan atk dan form ditujukan ke bagian gudang umum
rumah sakit.
Alur permintaan atk dan form :
1) Ruangan melakukan identifikasi kubutuhan atk dan form
2) Ruangan mengisi form yang sudah disediakan oleh bagian atk sesuai kebutuhan
beserta jumlah barang yang diminta setiap hari Senin.
3) Kepala ruangan menandatangani form dan di verifikasi oleh manajer keperawatan.
4) Form diserahkan ke bagian atk untuk ditindaklanjuti.

d. Barang Rumah Tangga


1) Ruangan melakukan identifikasi kubutuhan rumah tangga
2) Ruangan mengisi form yang sudah disediakan oleh bagian rumah tangga sesuai
kebutuhan beserta jumlah barang yang diminta setiap hari Senin.
3) Kepala ruang menandatangani form dan di verifikasi oleh manajer keperawatan..
4) Form diserahkan ke bagian rumah tangga ditindaklanjuti.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


47
e. Tata Laksana Penerimaan Barang
Seluruh ruangan dalam menerima barang-barang logistik disesuaikan dengan waktu
yang telah disepakati di formulir permintaan barang juga tergantung dengan waktu
pembelian termasuk spec alat diminta, adapun prosedur penerimaan barang tersebut
adalah :
1) Bagian logistik menelpon unit yang meminta barang
2) Unit yang meminta bagian logistik
3) Kedua belah pihak yang menyerahkan dan yang menerima mencocokkan spec
barang.
4) Pihak yang menerima menandatangani formulir permintaan barang di kolom
penerima dan diberi tanggal menerima.
5) Arsip form merah di simpan oleh karu .

f. Tata Laksana Pelaporan Kerusakan Barang


1) Setiap alat yang rusak dilaporkan oleh asper ke karu dengan mengisi form
kerusakan barang dan dilaporkan ke bagian logistik.
2) Bagian logistik menindaklanjuti laporan kerusakan alat dan langsung memperbaiki
saat itu juga.
3) Bila tidak bisa diperbaiki maka bagian logistik akan menginformasikan ke ruangan
yang bersangkutan.
g. Tata Laksana Kalibrasi
1) Kalibrasi alat yang ada diruangan dilakukan 2X dalam setahun yaitu bulan
desember dan bulan juni.
2) Bagian logistik menginformasikan jadwal kalibrasi ke ruangan dan
menginformasikan alat yang akan dilakukan kalibrasi.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


48
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD)

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


49
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
- Karena “ keberuntungan”
- Karena “ pencegahan ”
- Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada
bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti, amputasi
pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya
masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


50
D. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga intensif
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden Keselamatan”

E. PENCEGAHAN
IPSG (International Patient Safety Goal) adalah salah satu standar mengenai pelayanan
pasien yang dibuat oleh JCI (Joint Comitte International) yang merupakan badan akreditasi
Internasional.Program IPSG ini bertujuan untuk menggalakkan perbaikan dalam aspek keamanan
dan keselamatan pasien saat memperoleh layanan kesehatan di Rumah Sakit.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko.Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
Standar SKP ada 6 (enam) yaitu :
SKP.1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
SKP.2 Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
SKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai
SKP.4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pembedahan Pada
Pasien Yang Benar
SKP.5 Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
SKP.6 Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

A. SKP.1 Mengidentifikasi pasien dengan benar


Kesalahan identifikasi pasien seringkali terjadi dalam pelayanan baik dalam aspek
diagnosis maupun tatalaksana. Pasien yang sedang dalam sedasi, disorientasi, tidak sadar
penuh, bertukar tempat tidur/ kamar, dan banyak hal lain, dapat menyebabkan kesalahan
identifikasi pasien. Tujuan standar ini meliputi dua hal: pertama, Identifikasi individu yang

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


51
akan mendapatkan pelayanan dengan menggunakan kriteria yang dapat dipercaya; kedua,
menyesuaikan pelayanan/perawatan yang akan diberikan pada individu tersebut.
Pelaksanaan :
1. Pasien diidentifikasi dengan menggunakan dua standar, (nama, tanggal lahir, alamat,
jenis kelamin) tidak termasuk penggunaan nomor kamar pasien atau lokasi.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum diambil darah atau spesimen tubuh lain untuk uji klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum menyiapkan tatalaksana dan prosedur.

B. SKP.2 Meningkatkan komunikasi yang efektif


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, tidak ambigu, dan dapat
dimengerti pendengar, mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berupa elektronik, verbal, atau tertulis.Komunikasi dengan kecenderungan
error terbanyak adalah saat instruksi tatalaksana pasien diberikan secara verbal, melalui
telepon, jika diijinkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Begitu juga dengan laporan
mengenai hasil test yang kritis, seperti bagian laboratorium mengabarkan hasil pemeriksaan
lab CITO melalui telepon kepada ruangan rawat.
Pelaksanaan
1. Seluruh pesan verbal dan telepon atau hasil test ditulis ulang oleh penerima pesan. (lihat
juga Seluruh pesan verbal dan telepon atau hasil test tersebut dibacakan kembali oleh
penerima pesan
2. Pesan atau hasil test dikonfirmasi kembali oleh pemberi pesan.
3. Kebijakan dan prosedur mendukung penerapan yang konsisten dalam memastikan
tingkat keakuratan komunikasi verbal dan telepon.

C. SKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang harus diwaspasdai


Saat obat-obatan merupakan bagian dari rencana tatalaksana pasien, manajemen yang
sesuai sangat kritikal untuk menjamin keselamatan pasien. Obat-obat risiko tinggi adalah obat
yang termasuk dalam penyebab terbanyak kesalahan dan/atau kejadian sentinel, obat yang
berisiko tinggi menyebabkan efek samping, Look-alike/sound-alike. Daftar obat-obatan risiko
tinggi tersedia dari World Health Organization (WHO) atau Institute for Safe Medication
Practices. Kejadian tersering mengenai hal ini adalah kesalahan akibat ketidaksengajaan
pemberian elektrolit terkonsentrasi (contoh, potassium klorida <setara dengan atau lebih
besar dari konsentrasi 2 mEq/ml>, potassium fosfat <setara atau lebih besar dari konsentrasi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


52
3 mmol/ml>, sodium klorida <lebih besar dari konsentrasi 0,9%>, dan magnesium sulfat
<setara atau lebih besar dari konsentrasi 50%>).
Kesalahan dapat muncul saat staf kurang mendapat pelatihan yang sesuai di ruang
rawat, jika menggunakan outsourcing perawat, atau saat kondisi gawat darurat. Cara yang
paling efektif untuk mengurangi kesalahan ini adalah dengan mengembangkan proses
manajemen obat-obat risiko tinggi yang mencakup pemindahan elektrolit terkonsentrasi dari
ruang rawat ke bagian farmasi.

Pelaksanaan :
1. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan dengan tujuan identifikasi, lokasi,
penamaan, dan penyimpanan obat-obat risiko tinggi.
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
3. Cairan elektolit terkonsentrasi tidak disediakan pada unit rawat kecuali dibutuhkan dan
dilakukan tindakan untuk mencegah penggunaan yang tidak benar.
4. Cairan elektrolit terkonsentrasi yang disimpan pada ruang rawat diberi label yang jelas
dan disimpan pada tempat dengan akses yang terbatas.

D. SKP.4 Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prodesur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar
Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi secara mengejutkan tidak jarang
terjadi dalam pelayanan kesehatan. Kesalahan ini adalah hasil dari ketidakefektifan atau
kekurangan komunikasi diantara anggota tim operasi, kurang terlibatnya pasien dalam
menandai lokasi operasi, dan kurangnya prosedur verifikasi lokasi operasi. Sebagai tambahan,
pemeriksaan pasien yang inadekuat, rekam medik yang inadekuat, budaya yang tidak
mendukung komunikasi terbuka diantara anggota tim operasi, masalah yang berkaitan
dengan tulisan tangan yang tidak terbaca, dan penggunaan singkatan adalah faktor-faktor
yang turut memiliki kontribusi.
Tujuan proses verifikasi preoperatif adalah untuk
1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang tepat
2. Memastikan seluruh dokumen, foto dan penelitian yang terkait tersedia, dilabel dengan
benar dan terjangkau
3. Verifikasi kebutuhan peralatan spesial dan/atau implant tersedia.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


53
E. SKP.5 Mengurangi Risiko Infeksi akibat perawatan kesehatan
Pencegahan dan kontrol infeksi merupakan suatu tantangan dalam lingkup
kesehatan, dan meningkatnya angka infeksi yang terkait pelayanan kesehatan (HAI)
memerlukan perhatian besar para praktisi kesehatan. Beberapa contoh infeksi yang terkait
lingkup pelayanan kesehatan antara lain infeksi saluran kemih yang terkait dengan
penggunaan kateter, infeksi pada aliran darah, dan penumonia (terkait dengan ventilasi
rumah sakit).
Inti dari eliminasi hal tersebut dan infeksi lainnya adalah dengan melakukan
kebersihan tangan yang benar. Panduan kebersihan tangan internasional yang berlaku antara
lain dari World Health Organization (WHO), the United States Centers for Disease Control and
Prevention (US CDC), dan organisasi nasional dan internasional lainnya.
Pelaksanaan :
1. Unit pengelola mengadaptasi dan menerapkan standard teraktual mengenai kebersihan
tangan.
2. Unit pengelola menjalankan program kebersihan tangan yang efektif
3. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan sehingga mendukung kelangsungan
pengurangan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan.

F. SKP.6 Mengurangi risiko cidera pasien akibat terjatuh


Luka akibat jatuh merupakan hal yang seringkali terjadi diantara pasien rawat
inap.Dalam konteks populasi yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya,
organisasi harus mengevaluasi risiko jatuh pasiennya dan mengambil tindakan untuk
meminimalkan risiko jatuh dan mengurangi luka akibat jatuh jika terjadi. Evaluasi mencakup
riwayat jatuh, riwayat konsumsi alkohol dan obat-obatan, skrining postur dan keseimbangan,
serta alat bantu berjalan yang digunakan pasien.

Pelaksanaan
1. Unit pengelola menanamkan proses penilaian risiko pasien jatuh dan peninjauan ulang
jika ada perubahan pada obat-obatan atau kondisi yang dapat memungkinkan pasien
untuk jatuh.
2. Pendataan dan implementasi proses pencegahan pasien yang memiliki risiko yang besar
untuk terjatuh.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


54
3. Mengukur dan mengawasi hasil keberhasilan pencegahan pasien dari jatuh maupun
luka akibat jatuh.
4. Kebijakan dan prosedur mendukung keberhasilan usaha pengurangan risiko pasien
terluka akibat jatuh di rumah sakit.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Rumah Sakit merupakan salah satu tempat kerja, yang wajib melaksanakan Program K3
yang bermanfaat baik bagi pekerja, pasien, pengunjung, maupun bagi masyarakat di
Iingkungan sekitar Rumah Sakit.
Pelayanan K3 harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai komponen yang ada
di Rumah Sakit.Pelayanan K3 di Rumah Sakit sampai saat ini dirasakan belum maksimal. Hal ini
dikarenakan masih banyak Rumah Sakit yang belum menerapkan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam undang-undang nomor 43 tahun 2016 tentang kesehatan, mengenai kesehatan
kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat
kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi
pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program
perlindungan tenaga kerja.

1. Pengertian
a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja,
promosi kesehatan,pengobatan dan rehabilitasi.
a. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik. Contoh: bila seorang pekerja kekurangan zat besi yang menyebab

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


55
kan anemia, maka kapasitas kerja akan menurun karena pengaruh kondisi Iemah
dan lesu.
b. Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus di tanggung oleh pekerja
dalam melaksanakan tugasnya. Contoh: pekerja yang bekerja melebihi waktu kerja
maksimum dll.
c. Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja. Contoh:
seorang yang bekerja di instalasi laboratorium, maka lingkungan kerjanya adalah
ruangan-ruangan yang berkaitan dengan proses pekerjaannya di instalasi
laboratorium.
2. Bahaya – Bahaya potensial (potential Hazards) di Rumah Sakit
Bahaya – bahaya potensial di rumah sakit yang disebabkan oleh Faktor biologis (Virus,
bakteri, jamur,dll), faktor ergonomi (cara kerja yang salah), faktor psikososial (kerja shift,
hubungan sesama pekerja/atasan) dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.

Penyakit akibat kerja (PAK) umumnya berkaitan dengan faktor biologi (kuman patogen
yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil yang terus
menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anastesi pada hati), faktor ergonomi (cara duduk
yang salah, cara mengangkat pasien salah), faktor fisik (panas pada kulit, tegangan tinggi
pada sistem reproduksi, radiasi pada sistim produksi sel darah), faktor psikologis
(ketegangan di kamar bedah, penerimaan pasien gawat darurat, bangsal penyakit jiwa dll).

Sumber bahaya yang ada dirumah sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan
tingkat resiko,yang merupakan tolak ukur kemungkinan tejadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
a. Identifikasi sumber bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
2) Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi.
b. Penilaian faktor risiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan melakukan penilaian
bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


56
c. Pengendalian faktor risiko
Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan bahaya,
menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih
rendah/tidak ada (engineering/rekayasa), administrasi dan alat pelindung pribadi (APP).

Bahaya –bahaya potensial di rumah sakit berdasarkan lokasi dan pekerjaan diantaranya :

No Bahaya Potensial Lokasi Pekerja yang paling berisiko

1 FISIK :
IPS-RS, laundri, dapur, CSSD, Karyawan yang bekerja di lokasi
Bising
gedung genset-boiler, IPAL tsb
ruang mesin-mesin dan peralatan
Getaran yangmenghasilkan getaran perawat, cleaning service dll
(ruang gigi dll)
genset, bengkel kerja,
Petugas sanitasi, teknisi gigi,
Debu laboratorium gigi, gudang rekam
petugas IPS dan rekam medis
medis, incinerator
pekerja dapur, pekerja
CSSD, dapur, laundri, incinerator,
Panas laundry,petugas sanitasi dan IP-
boiler, laboratorium.
RS, petugas laboratorium.
Ahli radiologi, radioterapist dan
X-Ray, OK yang menggunakan c-
Radiasi radiografer, ahli fisioterapi dan
arm, ruang fisioterapi, unit gigi
petugas roentgen gigi.
2 KIMIA :
Petugas kebersihan, perawat,
desinfektan Semua area
petugas laboratorium.
Farmasi, tempat pembuangan Pekerja farmasi, perawat,
Cytotoxics
limbah, bangsal petugas pengumpul sampah
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter,perawat
Laboratorium, kamar mayat, Petugas kamar mayat, petugas
Formaldehyde
gudang farmasi laboratorium dan farmasi
Methyl :
Petugas/dokter gigi, dokter
Methacrylate, Hg Ruang pemeriksaan gigi
bedah, perawat
(amalgam)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


57
No Bahaya Potensial Lokasi Pekerja yang paling berisiko

Laboratorium, bengkel kerja, Teknisi, petugas laboratorium,


Solvents
semua area di RS petugas pembersih
Ruang operasi gigi, OK, ruang Dokter gigi, perawat, dokter
Gas-gas anaestesi
pemulihan (RR) bedah, dokter/perawat anaestesi
3 BIOLOGIK :
IGD, kamar Operasi, ruang Dokter, dokter gigi, perawat,
AIDS, HepatitisB
pemeriksaan gigi, laboratorium, petugas laboratorium, petugas
dan Non A-Non B
laundry sanitasi dan laundry
Perawat, dokter yang bekerja di
Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang anak
bagian Ibu dan anak

Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat

Bangsal, laboratorium, ruang Perawat, petugas laboratorium,


Tuberculosis
isolasi fisioterapis

4 ERGONOMIK
Pekerjaan yang
Area pasien dan tempat Petugas yang menangani pasien
dilakukan secara
penyimpanan barang (gudang) dan barang
manual
Postur yang salah
dalam melakukan Semua area Semua karyawan
pekerjaan
Dokter gigi, petugas pembersih,
Pekerjaan yang fisioterapis, sopir, operator
Semua area
berulang komputer, yang berhubungan
dengan pekerjaan juru tulis
5 PSIKOSOSIAL
Seringkontak
dengan pasien,
kerja bergilir, kerja Semua area Semua karyawan
berlebih, ancaman
secara fisik

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


58
3. Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilaksanakan setiap ruamh sakit seperti tercantum
pada pasal23 dalam UU kesehatan No. 23 tahun 1992 dan Peraturan Mentri Tenaga kerja
& transmigrasi RI No. 03/men/1989 tentang pelayanan kesehatan kerja meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan
1) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
3) Pemeriksaan kesehatan khusus
b. Memberikan pengobatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang mengalami Kecelakaan
Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
Segala ketentuan kesehatan kerja di rumah sakit Permata Cirebon ditetapkan oleh
Keputusan direktur No. 4913/B/RS.MP/II/2011 tentang Ketentuan Kesehatan Kerja,
Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat kerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak
LivasyaCirebon.

4. Keselamatan Kerja
Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana, prasarana
dan peralatan kerja. Upaya pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan meliputi :
a. Penetapan tempat beresiko dan Penggunaaan Alat Pelindung Diri
Agar seluruh pegawai, pasien, keluarga pasien, pengunjung dapat mengetahui tempat
tempat berbahaya dilingkungan rumah sakit maka diberikan tanda – tanda atau
petunjuk yang ditempatkan di tempat yang telah ditentukan. Tempat yang dianggap
beresiko diantaranya :
1) Instalasi Radiologi
2) Instalasi Labolatorium
3) Instalasi Farmasi
4) Kamar Operasi
5) Genset
6) Kamar isolasi penyakit menular
7) Tempat dengan ketinggian lebih dari 1 Meter
Selain penetapan tempat beresiko salah satu pemberian rasa aman kepada pekerja,
juga diberlakukan kewajiban untuk menggunakan alat pelindung diri dalam
melakukan setiap kegiatan yang beresiko tinggi menimbulkan penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibat kerja.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


59
Penetapan tempat beresiko dan penggunaan alat pelindung diri ini ditetapkan oleh
keputusan direktur no. 4914/B/RS.MP/II/2011 tentang penetapan tempat beresiko
dan penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
(lampiran 3).
b. Pengawasan Keselamatan/Keamanan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
Pengawasan ini bertujuan untuk menjamin berfungsinya peralatan medik dan non
medik sebagaimana mestinya sehingga tidak merugikan pengguanaan alat tersebut.
Pengawasan atau pemantauan kelayakan alat medik dan non medik dengan cara :
1) Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
2) Melakukan pengujian kalibrasi alat
3) Pemeliharaan alat dilakukan secara berkala

Kegiatan pemeliharaan dan/atau perawatan sarana dan/atau prasarana dan kalibrasi


1. Pemeliharaan dan/atau perawatan sarana dan/atau prasarana
a. Program pemeliharaan dan/atau perawatan sarana dan/atau prasarana
masing – masing unit yang dilakukan oleh setiap unit pengguna/IPSRS/Pihak
Ekstern
b. Adanya pelaporan pelaksanaan pemeliharaan dan/atau perawatan Sarana
dan/atau prasarana kepada Ka. Sub. Bag. Logistik

2. Kalibrasi
a. Kalibrasi dilakukan secara periodik 1 (satu) tahun sekali pada atau
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
b. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk.
c. Pelaksanaan kalibrasi oleh pihak luar dilakukan mengikuti prosedur
Pembelian yang ada yaitu Bagian Logistik mendata alat ukur & monitor
yang harus dilakukan kalibrasi alat ukur & monitor dan mengajukannya
ke Ka. Bag. Perencanaan & Pengembangan untuk dilanjutkan ke Wadir
ADM Umum & Keuangan dalam Form permohonan kalibrasi alat ukur
& monitor untuk disetujui. Bagian Logistik menjadwalkan pelaksanaan
kalibrasi dan mengundang pihak luar yg ditunjuk.
d. Pada saat kalibrasi berlangsung Koordinator/ Ka. Unit/ Bidang unit
pengguna dan petugas PSRS mendampingi pihak luar yang melakukan
kalibrasi.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


60
e. Setiap Ka. Unit / Bidang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
alat tersebut telah dikalibrasi dengan memeriksa tanda status hasil
kalibrasi (bila ada).
f. Bagian Logistik mencatat waktu dan hasil pelaksanaan kalibrasi dari
alat tersebut pada Daftar Alat Ukur & Monitor sesuai dengan Laporan
Hasil Kalibrasi yang ada.
g. Alat yang tidak dapat dikalibrasi atau rusak akan diberi label yang
sesuai dan/atau dipisahkan.

c. Fasilitas perlengkapan keamanan pasien


Di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon dalam merealisasaikan penyelenggaraan
program K3 yang bertujuan membuat rasa aman terhadap pasien, pekerja, pengunjung di
lingkungan rumah sakit maka di lengkapi oleh perlengkapan diantaranya :
1) Pegangan pada tepi tangga.
2) Pegangan pengaman pada samping kloset dan dilengkapi dengan bel panggil.
3) Pintu dapat dibuka dari luar.
4) Tempat tidur dilengkapi tralis penahan dibagian tepi.
5) Sumber listrik mempunyai pengaman.
6) Pemasok oksigen cukup pada tempat – tempat penting.
7) Tersedia emergency suction pada keadaan gawat darurat.
8) Ada tenaga listrik pengganti bagi ruangan dan peralatan medik yang vital.

B. PENYEHATAN LINGKUNGAN
Lingkungan kerja rumah sakit meliputi semua ruangan dan area sekellilingnya yang merupakan
bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja yang dikelola secara komersial,
mempunyai resiko bahaya kesehatan, untuk itu diperlukan panduan untuk memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan sesuai dengan Kemenkes RI No. 261/Menkes/SK/II/1998
tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja.
1. Pengertian
Penyehatanlingkungan rumah sakit adalah segala upaya untuk menyehatkandan
memelihara lingkungan rumah sakit dan pengaruhnya terhadap manusia.
2. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
a. Penyehatan Air
1) Tersedianya air bersih dengan kapasitas minimal 40 liter/ orang/hari.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


61
2) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika,
kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai Permenkes No. 416 tahun 1990
tentang pengawasan dan persyaratanKualitas air
b. Penyehatan Udara Ruangan
Suhu : 18 – 28 °C
Kelembaban : 40 – 60 %
c. Limbah
1) Limbah padat/ sampah
a) Setiap limbah padat dari setiap ruangan satuan kerja dipisahkan sesuai dengan
jenis limbahnya (domestik, medis/klinik, Radioaktif) dan dimasukkan kedalam
bak/tong sampah yang telah dilapisi kantong plastik yang telah disediakan
untuk masing-masing jenis sampah yang akan dibedakan.
b) Kantong plastik merah untuk limbah medik/infeksius.
c) Tong sampah kuning untuk limbah domestik/umum.
d) Pengangkutan limbah padat dari masing-masing ruang dilakukan oleh petugas
yang telah ditunjuk dari masing-masing ruang, dengan menggunakan alat
pengangkut/gerobak sampah, melalui jalur yang telah ditentukan.
e) Limbah padat domestik dimasukkan ke tempat penampungan sementara
container yang selanjutnya dibuang ketempat pembuangan akhir oleh DPU.
f) Bak limbah padat dilakukan pemeliharaan kebersihan secara periodik dan atau
sesuai kondisi dan keperluannya.
g) Pengelolaan limbah padat bekerja sama dengan pihak ke 3 yaitu perusahaan
limbah Jasa Medivest.

2) Limbah Cair
a) Setiap ruang/satuan kerja yang menghasilkan limbah cair (dilengkapi dengan
fasilitas sistem pembuangan limbah cair (perpipaan khusus).
b) Limbah cair diolah di sentral pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke
lingkungan.
c) Pemeriksaan kualitas disalurkan setiap bulan ke laboratorium Referensi
dengan parameter sesuai Kep.Me.LH No. 58 tahun 1995 Untuk keperluan
terbatas intern pemeriksaan kualitas dilakukan oleh IPSRS .

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


62
d. Pencahayaan di ruangan
Intensitas cahaya diruangan kerja minimal 100 Lux.
e. Kebisingan Ruangan
Tingkat kebisingan diruangna kerja maksimal 85 dBA.
f. Getaran
Tingkat getaran tidak mengganggu
g. Vektor penyakit
1) Serangga penularpenyakit
a) Indeks Lalat : Maksimal 8 ekor/ fly grill (100 cm x 100 cm)/dalam
pengukuran 30 menit.
b) Indeks kecoa : Maksimal 2 ekor/ plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran 24
jam.
c) Indeks Nyamuk : Countainer indeks <= 5%.
2) Tikus
Setiap ruangan rumah sakit harus bebas tikus.

h. Ruangan dan Bangunan


1) Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya
gangguan kesehatan dan kecelakaan.
2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
bersih.
3) Langit – langit kuat, bersih dan atap kuat dan tidak bocor.
i. Penyehatan Makanan dan Minuman
1) Untuk bahan makanan dan minuman siap saji
Pengadaan makanan maupun bahan makanan perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini, yaitu:
a) Bahan makan dan makanan jadi dari Unit Gizi harus diperiksa secara fisik, dari
dilakukan pemeriksaan kualitas secara periodik 6 bulan sekali dengan jumlah
sampel dari parameter sesuai keperluan.
b) Pemeriksaan kualitas dilakukan oleh Kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan
Kota dengan koordinator Unit Gizi Rumah Sakit.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


63
2) Penyimpanan
a) Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara kebersihannya,
terlindung dari bahan kimia berbahaya, debu, serangga dan tikus.
b) Bahan makanan dari makanan hasil olahan disimpan pada tempat yang
terpisah.
c) Suhu tempat penyimpanan makanan disesuaikan dengan sifat makanan dan
penyajiannya.
3) Tempat pengolahan
a) Tempat pengolahan dari peralatannya dipelihara kebersihannya dan atau
dibersihkan/ didesinfeksi, selanjutnya dikeringkan dengan metode yang
dianggap efektif dan efisien.
b) Asap dari kegiatan dapur dibuang keluar baik dengan peralatan konvensional
maupun mekanis.
c) Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 Lux.
4) Penjamah Makanan
a) Selama bekerja harus menggunakan perlengkapan pelindung pengolahan
makanan (celemek, penutup rambut).
b) Selama bekerja tidak dibenarkan merokok, makan dan memakai perhiasan
serta selalu menjaga/ memelihara kebersihan pribadi (personal hygiene).
c) Selama melakukan pengolahan makanan tidak boleh kontak langsung dengan
tubuh (menggunakan alat pembantu sarung tangan plastik, penjepit makan,
dll)
d) Penjamah makanan tidak menderita atau menjadi sumber penularan penyakit.
e) Penjamah makanan harus sehat, diperiksa kesehatannya secara berkala
minimal 2 kali dalam setahun.
5) Penyajian Makanan
a) Penyajian makanan dari dapur pusat ke konsumen menggunakan kereta
dorong khusus untuk menghindarkan terjadinyapencemaran.
b) Transportasi makanan siap hidang diusahakan melalui jalur tertentu sehingga
dapat terhindar terjadinya pencemaran.
c) Makanan yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
d) Kereta dorong pengangkut makanan harus selalu dijaga kebersihannya secara
periodik dari atau menurut kebutuhan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


64
j. Penyehatan Tempat Pencucian
1) Tempat Pencucian dan Peralatan Penunjang Medis.
2) Setiap ruangan pelayanan medis dan Penunjang medis yang karena sifat
kegiatannya harus dilengkapi dengan fasilitas pencucian untuk mencuci peralatan.
Fasilitas pencucian harus dilengkapi dengan sarana pemeliharaan kebersihan
Binatu.
3) Lokasi Binatu diupayakan yang mudah dijangkau oleh Unit Kegiatan yang
memerlukan serta tidak berdekatan dengan Ruang Rawat Inap.
4) Konstruksi lantai dari beton atau plesteran yang kuat & tidak licin dengan
kemiringan lantai 2- 3 % kearah saluran pembuangan limbah cairan
5) Harus disediakan fasilitas pembuangan limbah cair sistem tertutup dan menjamin
kelancaran aliran limbah cair ke sistem jaringan limbah cair terdekat
6) Disediakan sistem penyediaan air bersih & air panas sesuai dengan keperluannya.
7) Dilengkapi ruangan-ruangan yang terpisah sesuai dengan peruntukannya
a) Ruangan Linen Kotor.
b) Ruang Linen Bersih.
c) Ruang Penyimpanan Perlengkapan Cuci.
d) Ruang Penyimpanan Perlengkapan Kebersihan.
8) Disediakan kamar mandi & WC dan tempat cuci tangan untuk petugas dengan
jumlah sesuai keperluan.
9) Pengaturan tata letak ruang harus diperhatikan sehingga dapat mencegah/
menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi silang.
10) Ruangan harus selalu terjaga kebersihannya.
11) Bak-bak penampungan air dibersihkan minimal seminggu sekali untuk mencegah
perindukan serangga vektor penyakit.
12) Tingkat pencahayaan diruang pencucian minimal 200 Lux
13) Secara periodik atau menurut keperluannya ruangan dapat dilakukan sterilisasi
dengan metode yang dianggap efektif dan efisien.
k. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
1) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dilakukan terhadap pegawai Rumah Sakit,
pengunjung Rumah Sakit dan masyarakat sekitar Rumah Sakit.
2) Materi Penyuluhan disesuaikan dengan keperluan khususnya yang terkait dengan
masalah kesehatan lingkungan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


65
3) Materi penyuluhan disiapkan oleh lnstalasi Sanitasi Lingkungan & Pelaksanaannya
dikoordinir oleh pengembangan SDM
4) Metode penyuluhan dapat dipilih sesuai dengan keperluan dengan metode yang
dianggap efektif dan efisien.

C. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi,limbah farmasi,logam berat,limbah
genotoksik dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.
Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit baik kepada SDM Rumah Sakit,pasien,pengunjung/pengantar pasien ataupun
masyarakat disekitar lingkungan Rumah Sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan
tubuh pasien,jarum suntik,darah,perban,biakan kultur,bahan atau perlengkapan yang
bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh
penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan Rumah
Sakit antara lain : penyakit menular (hepatitis, diare,campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi
(kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia.

1. Kategori B3
a. Memancarkan radiasi
Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau partikel radioaktif yang
mampu mengionkan secara langsung atau tidak langsung materi bahan yang
dilaluinya. Misalnya sinar x,sinar alfa,sinar beta, sinar gamma dll.
b. Mudah meledak
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa disertai pengimbangan
kehilangan panas. Sehingga kecepatan reaksi, peningkatan suhu dan tekanan
meningkat pesat dan dapat menimbulkan peledakan. Bahan mudah meledak apabila
terkena panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan ledakan.
c. Mudah menyala atau terbakar
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat disertai dengan pengimbangan
kehilanagn panas,sehingga tercapai kecepatan reaksi yang menimbulkan nyala. Bahan
mudah menyala atau terbakar mempunyai titik nyala rendah 21°C.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


66
d. Oksidator
Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan sehingga terjadi reaksi
oksidasi,mengakibatkan reaksi keluar panas (eksotermis).
e. Racun
Bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan kulit
atau mulut.
f. Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit,menyebakan proses pengkaratan
pada lempeng baja dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan
temperatur uji 55°C mempunyai pH sama atau kurang dari 2 (asam)dan sama atau
lebih dari 12,5 (basa).
g. Karsinogenik
Sifat bahan penyebab sel kanker yakni sel luar yang dapat merusak jaringan tubuh.
h. Iritasi
Bahan yang dapat mengakibatkan peradangan pada kulit dan selaput lendir.
i. Teratogenik
Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.
j. Mutagenik
Sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetika.
k. Arus listrik

2. Faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya/tingkat bahaya dipengaruhi oleh


daya racun
a. Cara B3 masuk kedalam tubuh yaitu melalui saluran pernafasan,saluran
pencernaandan penyerapan melui kulit. Diantaranya yang sangat berbahaya adalah
yang melalui saluran pernafasan karena tanpa disadari B3 akan masuk kedalam tubuh
bersama udara yang dihirup yang diperkirakan sekitar 8,3 m 2 selama 8 jam kerja dan
sulit dikeluarkan kembali dari dalam tubuh.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


67
b. Konsentrasi dan lama paparannya
c. Efek kombinasi bahan kimia,yaitu paparan bermacam-macam B3 dengan sifat dan
daya racun yang berbeda,menyulitkan tindakan-tindakan pertolongan atau
pengobatan.
d. Kerentanan calon korban paparan B3 karena masing-masing individu mempunyai
daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh bahan kimia.
1) Prinsip Dasar Pencegahan dan Pengendalian B3
a) Identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-ciri
dan karakteristiknya. Diperlukan penataan yang rapi dan teratur, dilakukan oleh
petugas yang ditunjuk sebagai penanggungjawab. Hasil identifikasi diberi label
atau kode untuk dapat membedakan satu dengan lainnya. Sumber informasi
didapatkan dari MSDS.
b) Evaluasi untuk menentukan langkah-langkah atau tindakan yang diperlukan
sesuai sifat dan karakteristik dari bahan atau instalasi yang ditangani sekaligus
memprediksi resiko yang mungkin terjadi apabila kecelakaan terjadi.
c) Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan evaluasi yang
dilakukan meliputi:
- Pengendalian operasional, seperti eliminasi, substitusi, ventilasi, penggunaan
alat perlindungan diri dan menjaga higiene perorangan.
- Pengendalian organisasi administrasi, seperti pemasangan label, penyediaan
MSDS, pembuatan prosedur kerja, pengaturan tata ruang, pemantauan rutin
dan pendidikan atau pelatihan.
- Inspeksi dan pemeliharaan sarana, prosedur dan proses kerja yang aman.
- Pembatasan keberadaan B3 di tempat kerja sesuai jumlah barang.
d) Untuk mengurangi resiko karena penanganan bahan berbahaya, antara lain:
- Upayakan substitusi yaitu mengganti penggunaan bahan berbahaya dengan
yang kurang berbahaya
- Upayakan menggunakan atau menyimpan bahan berbahaya sedikit mungkin
dengan cara memilih proses kontinyu yang menggunakan bahan setiap saat
lebih sedikit. Dalam hal ini bahan dapat dipesan sesuai dengan kebutuhan
sehingga resiko dalam penyimpanan kecil
- Upayakan untuk mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang bahan
berbahaya yang menyangkut sifat berbahaya, cara penanganan, cara
penyimpanan, cara pembuangan dan penanganan sisa atau

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


68
bocoran/tumpahan, cara pengobatan bila terjadi kecelakaan dan sebagainya.
Informasi tersebut dapat diminta kepada penyalur atau produsen bahan
berbahaya yang bersngkutan.
- Upayakan proses dilakukan secara tertutup atau mengendalikan kontaminan
bahan berbahaya dengan sistem ventilasi dan dipantau secara berkala agar
kontaminan tidak melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan.
- Upayakan agar pekerja tidak mengalami paparan yang terlalu lama dengan
mengurangi waktu kerja atau sistem shift kerja serta mengikuti prosedur
kerja yang aman.
- Upayakan agar pekerja memakai alat pelindung diri yang sesuai atau tepat
melalui pengujian, pelatihan dan pengawasan.
- Upayakan agar penyimpanan bahan-bahan berbahaya sesuai dengan
prosedur dan petunjuk teknis yang ada dan memberikan tanda-tanda
peringatan yang sesuai dan jelas.
- Upayakan agar sistem izin kerja diterapkan dalam penanganan bahan-bahan
berbahaya.
- Tempat penyimpanan bahan-bahan berbahaya harus dalam keadaan aman,
bersih dan terpelihara dengan baik.
- Upayakan agar limbah yang dihasilkan sekecil mungkin dengan cara
memelihara instalasi menggunakan teknologi yang tepat dan upaya
pemanfaatan kembali atau daur ulang
2) Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan,
menggunakan, dll) B3, setiap staf wajib mengetahui betul jenis bahan dan cara
penanganannya dengan melihat SOP dan MSDS yang telah ditetapkan.
a. Penanganan untuk personil
- Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau disimpan
- Baca petunjuk yang tertera pada kemasan
- Letakkan bahan sesuai ketentuan
- Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk
- Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan
- Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata.
- Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan penempatan
bahan, hindari terjadinya tumpahan/kebocoran.
- Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan kimia atau gas.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


69
- Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang menimbulkan
bahaya/kecelakaan atau nyaris celaka melalui formulir yang telah disediakan
dan alur yang ditetapkan.
b. Penanganan berdasarkan lokasi
Daerah-daerah yang beresiko (laboratorium, radiologi, farmasi dan tempat
penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 yang ada di Rumah Sakit harus
ditetapkan sebagai daerah berbahaya dengan menggunakan kode warna di area
bersangkutan,serta dibuat dalam denah Rumah Sakit dan
disebarluaskan/disosialisasikan kepada seluruh penghuni Rumah Sakit.
c. Penanganan administratif
Di setiap tempat penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi
tanda sesuai potensi bahaya yang ada, dan di lokasi tersebut tersedia SOP untuk
menangani B3, antara lain:
- Cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi
- Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan
- Cara penanganan B3

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


70
BAB VIII
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN UNIT RAWAT INAP

A. MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYACIREBON


1. Pengertian MUTU
Pengertian mutu beraneka ragam dan dibawah ini ada beberapa pengertian yang secara
sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
a. Arti strategic
Segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
b. Mutu menurut ISO (ISO 9000:2000)
Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan
yaitu:
1) Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
2) Mutu mencakup produk,tenaga kerja,proses dan lingkungan
3) Mutu merupakan kondisi yang berubah
2. Definisi Mutu Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Ibu dan
Anak LivasyaCirebon untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standart profesi dan standart pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit Ibu dan Anak
LivasyaCirebon secara wajar,fisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai dengan norma,etika,hukum dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Rumah Sakit dan masyarakat konsumen.
3. Pihak yang Berkepentingan dengan Mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, yaitu :
a. Konsumen
b. Pembayar/Perusahaan/asuransi
c. Managemen Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
d. Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensi.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


71
4. Dimensi Mutu
Dimensi mutu aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek social budaya
5. Mutu Terkait dengan Input, Proses , Output
Pegukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel,
yaitu :
a. Input, ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti tenaga ,dana, obat,fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi, informasi dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan
dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan
adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
b. Proses, Merupakan aktivitas dalam bekerja, adalah merupakan interaksi professional
antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat). Proses ini
merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
c. Output, ialah hasil pelayanan kesehatan ,merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen (pasien/masyarakat) termasuk kepuasana dari konsumen tersebut.

B. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK LIVASYACIREBON
1. Definisi Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon
Adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integrative yang
menyangkut input,proses dan output secara objektif, sistematis dan berlanjut memantau
dan menilai mutu dan kewajaran pelayana terhadap pasien, dan memecahkan masalah-
massalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak LivasyaCirebon berdaya guna dan berhasil guna.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


72
2. Tujuan Upaya Peningkatn Mutu Pelayanan Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan
Anak LivasyaCirebon
a. Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan
Unit Rawat Inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon secara efektif dan
efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal
b. Khusus
Tercapainya peningkatan mutu pelayanan Unit Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak
LivasyaCirebon melalui:
1) Optimasi tenaga, sarana dan prasarana.
2) Pemberian pelayanan sesuai dengan standart profesi dan standart pelayanan
yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3) Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan.
3. Indikator Mutu
Indikator mutu Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon meliputi indicator klinik,
indicator yang berorientasi pada waktu dan indicator ratio yang berdasarkan pada
efektivitas, efisiensi, keselamatan, kelayakan. Indicator yang di pilih :
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indicator untuk situasi dan kelompok daripada untuk
perorangan
c. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan Rumah sakit lain, baik didalam
maupun diluar negeri.
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
4. Strategi
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Ibu dan Anak
LivasyaCirebon maka di susunlah strategi sebagai berikut:
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu
pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon sehingga dapat menerapkan
langkah-langkah upaya peningkatan mutu di masing-masing instalasi kerjanya.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


73
b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Rumah
Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon, serta upaya meningkatkan kesejahteraan
karyawan.
c. Menciptakan budaya mutu di Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaPermata Cirebon
termasuk didalamnya menyusun program mutu Rumah Sakit Ibu dan Anak
LivasyaPermata Cirebon dengan pendekatan PDCA cycle.
5. Pendekatan pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus (daur) yang
berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses siklus ini adalah identifikasi masalah.
Identifikasi masalah merupakan bagian sangat penting dari seluruh proses siklus, karena
akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan pemecahan masalah
ini. Masalah akan timbul apabila :
a. Hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada terdapat penyimpangan
b. Merasa tidak puas akan penyimpangan tersebut
c. merasa bertangungjawab atas penyimpangan tersebut
Dengan telah jelasnya cara pemecahan masalah maka bisa dilakukan tindakan perbaikan.
Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan tindakan perbaikan perlu
dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari penilaian kembali maka
akandidapatkan masalah yang telah terpecahkan dan masalah yang masih tetap
merupakan masalah sehingga proses siklus akan berulang mulai tahap pertama.
6. Kegiatan dalam Pengendalian Mutu Rumah Sakit
a. Pengendalian atas dokumen meliputi :
1) Penerbitan dan persetujuan dokumen
2) Perubahan dokumen
3) Distribusi dokumen
4) Penomoran/ pengkodean dokumen
b. Pengendalian catatan mutu meliput kegiatan:
1) Identifikasi
2) Penyimpanan
3) Perlindungan
4) Penarikan
5) Lama simpan
6) Pemusnahan
c. Pemastian Implementasi manajemen mutu dilaksanakan sesuai persyaratan
dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan dalam bentuk kegiatan audit.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


74
d. Untuk memastikan rapat tinjauan manajemen dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan untuk meninjau keefektipan pelaksanaan Sisten Manajemen Mutu.
e. Setiap permasalahan yang terjadi harus dilakukan upaya penyelesaian dan
pencegahannya serta didokumentasikan.
f. Penyelenggaraan kegiatan komunikasi meliputi:
1) Penanganan Informasi (internal)
2) Pelaksanaan rapat (internal)
3) Komunikasi dengan pelanggan
4) komunikasi dengan rekanan
5) Komunikasi dengan instansi pemerintah
6) Komunikasi keadaan darurat
g. Mekanisme perencanaan kerja,sasaran dan indicator mutu Rumah sakit meliputi:
1) Rencana strategi lima tahunan
2) Rencana kerja tahunan organisasi dan instalasi kerja
h. Survei kepuasan pelanggan adalah suatu kegiatan pengukuran untuk mengetahui
tingkat kepuasan pelanggan eksternal terhadap pelayanan yang telah diberikan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


75
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan


penyelenggaraan dan penyusunan standar prosedur operasional pelayanan Instalasi rawat Inap di
Rumah Sakit Ibu dan Anak LivasyaCirebon.
Dibutuhkan dukungan dari semua pihak terutama pimpinan Rumah Sakit agar mutu
pelayanan di Unit Rawat Inap dapat senantiasa ditingkatkan dan dipertahankan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


76

Anda mungkin juga menyukai