i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya, Panduan Pelayanan Intensive
Care Unit RSUD Nurdin Hamzah dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
Panduan Pelayanan ke pasien disusun sebagai upaya untuk meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan di RSUD Nurdin Hamzah, khususnya dalam menerapkan sistem yang berfokus pada
pasien di Rumah Sakit.
Panduan ini disusun bertujuan untuk memperbaiki proses pelayanan ke pasien dengan
benar, memperhatikan keselamatan pasien serta sesuia dengan prosedur yang ditetapkan.Panduan
ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan apabila ditemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan kondisi Rumah Sakit. Demikianlah Panduan ini disusun semoga dapat menjadi
pedoman Implementasi kerja dalam melakukan peningkatan mutu ke pasien dan dengan adanya
panduan ini diharapakan dapat tercipta koordinasi yang baik disetiap unit kerja di RSUD Nurdin
Hamzah.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
B. TUJUAN PANDUAN .................................................................................. 1
C. BATASAN OPERASIONAL....................................................................... 2
D. LANDASAN HUKUM ................................................................................ 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................................. 4
KUALIFIKASI SDM ......................................................................................... 4
BAB III STANDAR FASILITASI ................................................................................... 7
A. DENAH RUANG ......................................................................................... 7
B. STANDAR FASILITAS .............................................................................. 7
BAB IV TATA LAKSANA PELAPORAN ..................................................................... 9
A. KRITERIA MASUK DAN KELUAR ICU ................................................. 9
B. PERSIAPAN PENERIMAAN PASIEN ...................................................... 15
BAB V LOGISTIK .......................................................................................................... 16
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................................... 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................................................. 20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................ 24
BAB IX STANDAR FASILITAS .................................................................................... 25
BAB X PENUTUP .......................................................................................................... 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia. Dengan
tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi
pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan
yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga
diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan
kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang
berdasarkan standar tertulis. Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap khususnya
Intensive Care Unit (ICU), pelayanan dengan kompetensi yang sesuai standar sangat
membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis
tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi.
B. Tujuan Panduan
a. Memberikan Pelayanan kepada pasien di ruang rawat ICU sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang
terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan
c. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal
sehingga dapat memuaskan pasien
1
d. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif
e. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga,sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga
C. Batasan Operasional
1. Pengertian unit kerja
Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri – sendiri
sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada
pasiennya. Standar Unit Kerja di ruang rawat ICU rumah sakit meliputi Ruang rawat pasien,
nurse station, ruang perawat, ruang kepala ruangan, tempat linen kotor, tempat linen bersih,
spoolhoek, kamar mandi/toilet. Adapun kondisi unit rawat inap di RSU Nurdin Hamzah terdiri
dari :
a. Ruang Pasien rawat inap ICU
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan kritis dan pengobatan
secara berkesinambungan serta komprehensif dan holistik lebih dari 24 jam yang
masuk sesuai dengan indikasi pasien masuk ICU. Ruangan terbagi menjadi 2, satu
ruangan untuk pasien Isolasi ( 1 bed), dan satu ruangan non Isolasi ( 3 bed )
b. Nurse Station dan Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan semua kegiatan pencatatan dan pengisisan untuk
administrasi khususnya pelayanan pasien di ruang rawat ICU. Ruangan ini menjadi
satu dengan nurse station , ruangan ICU ini dilengkapi meja nurse station, kursi
perawat, lemari berkas/ arsip, Telepon, computer sentral monitor. Kegiatan di
ruangan ini meliputi : Tempat serah terima pasien baru masuk, transfer pindah
ruangan rujuk dan pulang dengan kondisi tahap terminal yang sesuai dengan
persetujuan DPJP.
c. Ruang kepala ruangan
Ruangan ini merupakan ruangan untuk kegiatan kepala ruangan, dan menyimpan
berkas perawat.
d. Tempat Linen bersih
Tempat untuk menyimpan bahan – bahan linen bersih yang akan di gunakan diruang rawat
ICU, dan linen bersih tersebut di tempatkan di dalam lemari.
e. Tempat linen kotor
Tempat untuk menyimpan bahan – bahan linen kotor yang telah di gunakan di ruang rawat
inap ICU sebelum di bawa ke ruang cuci ( laundry ) di lengkapi wadah seperti ember untuk
linen yang kotor.
f. Spoolhoek.
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan.
Pada ruangan spoolhoek harus di sediakan kran air bersih untuk tempat mencuci tangan atau
tempat cairan.
2
g. Kamar mandi / toilet
Fasilitas yang ada diruangan ICU, yang dapat digunakan oleh kepala ruangan dan staff
D. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan untuk penyusunan pedoman ini adalah:
a. Undang – undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
b. Undang – undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
c. Kemenkes RI no.13333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumahsakit.
d. Peraturan mentri kesehatan nomor : 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Pelayanan
Kesehatan Swasta di bidang Medik.
e. Peraturan Mentri Kesehatan no. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang IntensiveCare Unit.
f. Peraturan Mentri Kesehatan No.1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan di Intensive Care Unit.
g. Peraturan Mentri Keshatan No. 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi
RumahSakit.
h. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1087/ Menkes/SK/ VIII/ 2010
tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
i. Keputusan Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Nomor:HK.02.04/I/ 1966/II
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit.
j. Surat Keputusan Direktur RSU Nurdin Hamzah
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Anestesi
2 Kepala DIII - Pelatihan BTCLS 1
Ruangan - Pelatihan ICU komprehensif
Keperawatan
3 Ketua Tim - Profesi Ners - Pelatihan ICU komprehensif 2
Hari kerja di RS adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja standar
perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah
merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani
masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan. Bagi karyawan yang
berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit kerja yang
bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu
minggu dengan 6 hari kerja.
4
dan non shift dapat dilihat seperti dibawah ini :
2. Distribusi Ketenagaan
Dibawah ini pola ketenagaan dan kualifikasi personal ruang ICU RSUD Nurdin
Hamzah:
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah Jumlah Yang
Tenaga Dibutuhkan
Kepala Dokter Anestesi 1
-
Instalasi ICU Anestesi
Kepala SI ProfesiNers Pelatihan ICU - 1
Ruangan Manajemen
Bangsal
PelatihanBTCLS
3. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga bagi tenaga kerja di unit Rawat ICU RSUD Nurdin Hamzah
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat ICU saat ini berjumlah 8 orang dan
yang memegang tanggung jawab sebagai :
5
Tenaga kerja di unit Rawat ICU ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
a. Kepala Unit : Setiap hari Selasa, Kamis, Jumat, on call setiap 24 Jam setiap hari
Ket : Bila pada saat ada pasien rencana masuk ICU kepala unit ICU tidak dapat
dihubungi, maka pasien tetap masuk ICU sesuai dengan persetujuan DPJP
sampai kepala unit ICU dapat dihubungi
Ketua Tim dan Perawat pelaksana: Bekerja sesuai dengan shift yang sudah
dijadwalkan
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1. Lokasi
Bangunan untuk ruang ICU terletak pada lokasi yang tenang , aman, dan nyaman serta
memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap dan kamar
operasi. Lokasi ruang ICU terletak di sebelah kamar operasi, yang terdiri dari Nurse
station, 3 ruang rawat pasien, 1 ruang isolasi. Sedangkan untuk ruang tunggu terletak di
depan Ruang ICU. Denah :
B. Standar Fasilitas
1. Penyimpanan arsip / Tata Arsip Penyimpanan arsip sebagai berikut:
a. Status Pasien di tempatkan dengan menggunakan list pasien yang telah disediakan,
yang mana di dalamnya berisikan ringkasan penyakit pasien, dan hasil-hasil
pemeriksaan selama perawatan. Status pasien tersebut di letakkan di nurse station.
Formulir – formulir pemeriksaan yang di butuhkan untuk pasien di simpan di tempat
yang telah disediakan, disusun secara rapi sehingga mudah untuk di ambil jika di
perlukan
7
b. Formulir Bukti tindakan rawat inap ICU disimpan di arsip yang tergabung di list
pasien.
c. Surat permintaan barang, surat nota dinas, bukti permintaan uang di simpan dalam map
penjepit Snelhechter. Yang di pisah dan di simpan dalam lemari yang disusun sesuai
dengan tanggal.
d. Buku Register rawat inap ICU, buku ekpedisi, pemeriksaan penunjang, buku observasi
ttv / list pasien ICU, buku pembagian tugas /buku operan, buku expedisi permintaan
obat, di simpan di lemari
2. Sarana dan Prasarana
5) Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh/ jatuh yang berakibat kecacatan/
kematian
6) Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setelah masuk rawat inap
/ICU
8
BAB IV
a. Berdasarkan Diagnosis
1) Sistem pernafasan
a) Ancaman gagal nafas dan gagal nafas akut yang membutuhkan bantuan
ventilator
b) Broncopneumoni berat
c) Croup Disease
e) Post tracheostomy
f) Abses laring
g) Bronkokiolitis
i) Status asmatikus
2) Sistem kardiovaskuler
c) Gagal jantung kongestif dengan gagal nafas dan/ atau membutuhkan support
9
hemodinamik
c) Penurunan kesadaran akut (GCS < 8 atau GCS < 10 secara cepat dan
memburuk) disertai defisit neurologis atau koma dengan potensi sumbatan
jalan nafas
d) Status konvulsif /kejang demam diikuti penurunan kesadaran yang tidak
responsif terhadap terapi atau membutuhkan infus continue anti konvulsan
e) Status epileptikus
a) Anemia berat dengan hemodinamik tidak stabil dan pernafasan yangtidak stabil
b) Transfusi tukar
d) Tumor atau penekanan massa pada pembuluh darah vital, organ atausaluran
nafas yang dapat mengancam nyawa
5) Endokrin
c) Gangguan elektrolit :
10
(2) Hiponatremi berat (Na < 135 mmol / l) atau hypernatremia (Na > 145
mmol/l)
(3) Hiperkalemia (K > 5,5 mmol /l), dengan pemantauan jantung
(4) Hipokalsemia simtomatik
d) Kondisi Hiperosmolar dengan koma dan / atau hemodinamik tidak stabil
6) Penyakit Gastrointestinal
7) Bedah
1) Tanda vital
11
2) Nilai laboratorium
a) Natrium serum < 135 mEq/L atau > 145 mEq/L
b) Kalium serum < 3.5 mEq/L atau > 5.5 mEq/L
c) Glukosa serum > 180 mg/dl
d) Kalsium serum > 15 mg/dl
e) Kadar toksik obat atau bahan kimia lain dengan gangguan hemodinamik dan
neurologis
3) Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi
a) Perdarahan vaskular otak, kontusio atau perdarahan subarachnoiddengan
penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis fokal
b) Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atauuterus
dengan hemodinamik tidak stabil
c) Diseksi aneurisma aorta
4) Elektrokardiogram
a) Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabilatau
gagal jantung kongestif
b) Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi
c) Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil
5) Pemeriksaan Fisik (onset akut)
a) Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
c) Anuria
e) Koma
f) Kejang berlanjut
g) Sianosis
h) Tamponade jantung
c. Berdasarkan Prioritas
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif
organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia
kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah kardiotorasik,
pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang
mengancam nyawa.Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak
12
mempunyai batas.
2) Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat
berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan
intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini
antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut
dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien
prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
3) Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU
pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan
keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan
jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai
komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya
untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai
melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
4) Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Rawat
Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan,
dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus
bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat
digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong
demikian antara lain:
a) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup
yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak
menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”.
Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan
canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
b) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
c) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya
untuk kepentingan donor organ
Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP dan dokter
13
penanggung jawab ruang ICU serta tim yang merawat pasien.
a) Berdasarkan Prioritas
Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi secara intensif telah gagal atau tidak
bermanfaat sehingga prognosis jangka pendek jelek.
Contoh-contoh golongan ini adalah pasien dengan tiga atau lebih gagal system
organ yang tidak respons terhadap pengelolaan agresif.
2) Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak
memerlukan terapi intensif telah berkurang.
3) Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lagi. Namun mungkin pasien demikian - dikeluarkan
lebih dini bila kemungkinan sembuh atau manfaat terapi intensif kontinyu kecil.
Contohnya antara lain adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit paru
kronis, penyakit jantung atau penyakit liver terminal, karsinoma yang telah
menyebar luas, dan lain- lainnya yang telah tidak berespons terhadap terapi ICU
untuk penyakit akutnya, yang secara statistic memiliki prognosis jangka pendek
jelek, dan yang tidak ada terapi yang potensial untuk memperbaiki prognosisnya.
Agar perawatan setara ICU tetap berlanjut, sebaiknya pasien yang keluar dari
ICU tetap dirawat di ruang perawatan khusus.
b) Kriteria Umum
1) Pasien yang sudah stabil dan tidak memerlukan lagi perawatan intensif/
pemantauan ketat dan dapat dirawat diruangan biasa.
2) Pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain
3) Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU (pulang paksa),
yang terlebih dahulu sudah diberi penjelasan dan “Informed Consent” dan
menandatangani formulir pulang paksa
4) Pasien meninggal dunia
c) Tanda vital
1) Nadi > 60 atau < 100 kali/menit
2) Mean arterial pressure > 65 mmHg
3) Tekanan darah diastolik < 110 mmHg
4) Frekuensi napas 8 - 30 kali/menit (berdasarkan usia)
14
5) Diuresis ≥ 0,5 ml/kgBB/jam
6) SpO2 > 93% dengan nasal kanul
7) Pasien sadar/ tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube
d) Nilai laboratorium
1) Natrium serum 135 - 145 mEq/L
2) Kalium serum 3,5 - 5,5 mEq/L
3) Glukosa serum 80 - 180 mg/dl
4) Kalsium serum 2,5- mmol/L
5) Laktat plasma perbaikan (kurang dari 2)
1. Monitoring pasien
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan
pelayanan ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Prosedur medik
a) Pemasangan CVP
b) Intubasi dan perawatannya
c) Ekstubasi
d) Balance cairan
e) Penilaian kematian batang otak
f) Indikasi penggunaan dan penghentian ventilator mekanik
g) Penggunaan ventilator mekanik
3. Penggunaan alat medik
a) Syringe pump
b) Infus pump
c) Suction
d) Defibrilator
4. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
Catatan ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan pelayanan di
ICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicata tersebut. Pencatatan menggunakan
status khusus ICU yang meliputi pencatatan lengkap terhadap diagnosis yang
menyebabkan dirawat di ICU, data tanda vital,pemantauan fungsi organ khusus
(jantung,paru,ginjal dan sebagainya) secara berkala, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan
cairan, catatan pemberian obt serta jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
15
BAB V
LOGISTIK
1. Pengelolaan Logistik
Pengelolaan perbekalan logistik di Unit ICU Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah dikelola
secara efektif dan efisien guna menunjang mutu pelayanan. Perbekalan logistik ini berupa
bahan habis pakai berupa obat-obatan, alat-alat kesehatan maupun alat tulis kantor dan rumah
tangga. Kelengkapan fasilitas sangatlah penting guna menunjang pelayanan yanag optimal
dan profesional. Dalam pengelolaannya, perbekalan logistik ini didukung dengan beberapaa
alur yaitu:
a. Permintaan Barang ke Gudang Farmasi/Bagian Apotek
2) Petugas ICU menyerahkan formulir tersebut yang telah disetujui atasan, kemudian
petugas ICU, menyerahkan formulir tersebut ke pihak gudang farmasi, dan mengambil
barang yang diminta tersebut, dan membawa form serah terima petugas.
3) Barang yang diminta tersebut di tempatkan di tempat yang sudah disediakan.
2) Petugas ICU menyerahkan formulir yang telah disetjui atasan ke bagian yang
dituju.
3) Petugas ICU mengambil barang yang diminta, kemudian letakkan ditempat yangsudah
disediakan.
4) Formulir rekapan disimpan di map yang disediakan.
2. Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan fasilitas dan peralatan yang ada perlu dilakukan secara berkala dan terus
menerus, ini penting agar alat yang ada selalu siap bila diperlukan. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
a) Gunakan fasilitas dan peralatan sesuai dengan fungsinya.
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman meliputi asesmen resiko, identifiksi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden keselamatan
pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak
cedera dan kejadian potensial cedera.
1) Kejadian tidak diharapakan (KTD)
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden
5) Kejadian sentinel : suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yangserius
B. Tujuan
17
• Ketepatan identitas
• Komunikasi SBAR
• Pasien jatuh
Kejadian dapat terjadi saat perpindahan dari brankar ruangan ketempat tidur
pasien ruang ICU, bila tidak hati-hati pasien bisa jatuh
• Tekanan oksigen/ tekanan udara yang kadang turun sehingga dapat menganggu
pemakaian ventilator karena konsentrasi oksigen yang diberikan tidak dapat
terkontrol
• Tindakan RJP karena indikator di monitor asoistole karena elektroda terlepas
• Kunci semua roda baik tempat tidur pasien ruang ICU atau brankar ruangan
• Pasang alat untuk memindahkan pasien dengan sempurna dan dorong pasien
dengan hati-hati
• Pasanng kedua pengaman disebelah kanan/kiri tempat tidur atau sebelah kanan/kiri
brankar bila pasien sudah pindah tempat
• Apabila terjadi KTD dimana pasien terjatuh saat perpindahan lakukan pertolongan
segera, cek keadaan umum pasien kemudian lapor dokter jaga untuk melakukan
evaluasi dan tindakan selanjutnya
• Apabila terjadi KTD maka buat laporan mengenai kronologis kejadian kepada TIM
Mutu RS
b. Langkah-langkah keselatan pasien saat terjadi kesalahan dalam pemberian transfusi
darah
• Lakukan cek ulang identitas pasien yang mendapatkan transfusi darah atau cek
identitas produk darah dan advis dokter
18
• Segera hentikan transfusi darah jika terjadi kesalahan
• Lakukan evaluasi terhadap keadaan pasien dan lapor dokter jaga untuk
• Apabila terjadi KTD buat laporan kronologis kejadian kepada Tim Mutu RS.
Lakukan cek ulang advise dokter, identitas pasien, nama obat, jenis obat, dosis obat,
maupun cara pemberian obat
Segera hentikan pemberian obat obat bila terjadi kesalahan
Lakukan evaluasi terhadap keadaan pasien dan ;lapor dokter jaga untuk melakukan
evaluasi dan tindakan selanjtnya
Apabila terjadi KTD buat laporan ke Tim Mutu RS
Cek tekanan udara dan tekanan oksigen sentral apakah turun atau sesuia
tekanannya apabila ventilator akan digunakan
Bila tekanan udara atau tekanan oksigen turun/tidak sesuai maka indikator akan
bunyi maka lapaor ke sapras/elektromedik
Cek ulang indikator, bila tidak berbunyi makan restart ventilator
Cek ulang kondisi pasien melipuit tingkat kesadaran,,pernafasan dan denyut nadi
pasien
Segera hentikan tindakan RJP bila terjadi kesalahan
Apabila terjadi KTD buat laporan dan hub Tim Mutu RS.
19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat kerja/aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cederan yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
2. Tujuan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proseskerjanya
a. Setiap petugas medis dan non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi yaitu:
20
Pencucian dengan sabun
pengeringan
• Flu burung
b. Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan di RSUD Nurdin Hamzah
adalah:
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi SDM Rumah sakit:
• Kesegaran jasmani
21
2) Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah sakit
• Pembinaan mental/rohani
22
• Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM rumahsakit
• Pembahasan kasus
23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Evaluasi dan pengendalian mutu suatu pelayanan sangat erat hubunganya demi
tercapinya suatu tingkat pelayanan yang tinggi dan optimal yang sangat diharapkan oleh
masyarakat sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang baik dan tinggi. Intensive Care Unit
sebagai salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang merupakan suatu sistem kerja, sehingga
perlu adanya evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan yang mana perlu kriteria.
a. Apabila Intensive Care Unit telah memiliki standar pelayanan dan prosedur kerja
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pokoknya
b. Apabila sumber daya manusia telah mendukung untuk kelancaran kegiatan di Intensive
Care Unit tersebut
c. Apakah tersedia dana operasional yang cukup untuk menunjang kegiatan pelayanan di
Intensive Care Unit Apakah ada evaluasi hasil kerja
24
BAB IX
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Alat yang Tersedia di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah.
B. Standar Fasilitas
Fasilitas ruang ICU antara lain ruang rawat pasien (ruang biasa dan isolasi). Yang terdiri
dari:
Inventaris Medis
No Jenis peralatan Jumlah
1 Bak Instrumen 23 cm steril 2
2 Pinset Anatomis 12 cm 10
3 Pinset Anatomis 16 cm 8
4 Pinset Anatomis 14 cm Steril 8
5 Pinset cirugis 14 cm 8
6 Pinset Cirugis 18 cm Steril 8
7 Nald Holder Steril 4
8 Klem Bengkok Steril 2
9 Gunting Steril 4
10 Nierbeken 2
11 Defibrilator 2
12 Stetoskop Dewasa / anak 2
13 Kom Tutup 5
14 Senter 1
15 Ambu Bag Dewasa 2
16 Ambu Bag Pediatrik 1
17 Ventilator 3
18 Laringoskope Dewasa 1
19 Laringoskope Anak 1
20 Syring Pump (lama) 6
21 Syring Pump (baru) 2
22 Tromol kecil 1
23 Tromol besar 1
24 Troly Obat Emergency 1
25 Lampu Baca Rontgen 2
25
26 Infus Pump (lama) 3
27 Infus Pump (baru) 2
28 Monitor 6
29 Suction central 5
30 Suctin manual 2
31 Meja Monitor Gantung 4
32 Regulator Oksigen 3
34 Tiang Infus Bed 6
35 Tiang Infus Roda 5
36 Margil forcep 2
37 Klem Lurus Steril 4
38 Duk Lobang 10
39 Alat Nebulizer 2
40 Kasur Dekubitus 1
41 Pispot 3
42 Urinal stenlis 2
43 Mandrain 2
44 Alat GDS 1
45 Pulse oxymeter (portable) 4
46 Papan RJP 1
47 EKG 2
48 Troly Laundry 1
Inventaris ATK
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Steker 2
2 Bantal Stempel 1
3 Stempel INK 1
4 Stempel RSUD Nurdin Hamzah 1
5 Pembolong kertas 3
6 Penggaris 2
7 Pensil 2 warna 2
8 Stempel Hand over 1
9 Stempel Read back 1
10 Stempel Nilai kritis Laboratorim 1
11 Kalkulator 1
26
Laporan Inventaris Alat Tenun
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Laken hijau 8
2 Baju pasien 5
3 Sarung bantal 8
4 Bantal 3
5 Selimut 5
6 Stik laken 4
7 Perlak 4
8 Waslap 2
27
BAB X
PENUTUP
Dengan dikeluarkannya Pedoman Pengorganisasian Intensive Care Unit ini maka setiap
petugas Rumah Sakit Umun Nurdin Hamzah yang terkait agar senantiasa memperhatikan dan
menjalankan pelayanan rawat inap sebaik-baiknya. Senantiasa mematuhi prosedur dan
mengembangkan pelayanan berbasis keselamatan dan kepuasan pasien
28