Anda di halaman 1dari 31

COVER

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT,Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah ilmu
pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah
Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Permata hati duri telah kita miliki. Pedoman ini diharapkan
menjadi acuan dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan di lingkungan Rumah Sakit
Permata Hati Duri yang kita cintai ini.

i
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….……..…i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….ii

PERATURAN DIREKTUR……………...…………………………………...…………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR
BELAKANG..........................................................................................................1
B. TUJUAN PEDOMAN……………………………………………………………………………2
C. RUANG LINGKUPPELAYANAN………………………………………..………..…..…….…3
D. BATASAN OPERASIONAL……………………………..……………………………………..3
E. LANDASAN HUKUM………….………………………………………………………………..3

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA……………….……………………………….


….
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN……………………………...…...……………………..……….
C. PENGATURAN JAGA……………………………………….…….……………………..…….

BAB III STANDAR FASILITAS ...................................................................................................

A. DENAH RUANG…………………………………...…………………………………………..
B. STANDAR FASILITAS………………………………………………….……………………..

BAB IV TATA LAKSANA


PELAYANAN………….........................................................................

BAB V LOGISTIK…………………………………………………………………….…………….……

BAB VI KESELAMATAN PASIEN………………….……………………..…………………………..

BAB VII KESELAMATAN KERJA…………………………………..…….……………….…………..

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU……………………………………...……………….…………….

ii
BAB IX
PENUTUP .......................................................................................................................

ii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA HATI
NOMOR : 162/Skep-Dir/RS-PH/IX/2019

TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT PERMATA HATI
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA HATI

MENIMBANG a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Permata Hati, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Keperawatan yang
bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit
Permata Hati dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata
Hati sebagai landasan bagi penyelengggaraan
pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Permata
Hati;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksudkan dalam a dan b, maka perlu ditetapkan
dan diberlakukan keputusan Direktur Rumah Sakit
Permata Hati tentang pedoman pelayanan
Keperawatan;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996
tentangTenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2001;
9. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen
Kesehatan 1991.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
Pertama : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati
tentang kebijakan pelayanan Keperawatan Rumah Sakit
Permata Hati;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannnya,
dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan inni akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Duri
Pada Tanggal : 02 September 2019 mei/
1 juni

Direktur RS Permata Hati

dr. EFRIANTI, M. Kes, CBA


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri
maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan
kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi
kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah
sakit / customer secara terus menerus dan berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta  tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan  selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan  kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna
jasa.
Bagian keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di Rumah
Sakit Permata Hati, berusaha menyediakan dan meningkatkan  sistem yang kondusif
bagi terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas. Hal tersebut
membutuhkan pengelolaan  yang profesional, dengan dukungan data dan pengetahuan
keperawatan yang up to date.
Oleh karena itu, Bagian keperawatan Rumah Sakit Permata Hati sebagai
pengelola profesi keperawatan, bertanggungjawab terhadap terciptanya pelayanan
yang berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan yang
profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, Bagian keperawatan menyusun Pedoman
Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis
pelaksanaan program-program bagian keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit Permata Hati.

1
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional
berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bagian keperawatan
1. Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai PAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
2. Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi.
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1. Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan dengan memperhatikan respon time
untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka kecatatan
pada kondisi gawat darurat.
2. Tujuan Ruang Operasi
3. Terlaksananya pelayanan  keperawatan aman dan nyaman serta
menghindari komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca operasi.
4. Tujuan ruang intensif
Terlaksananya pelayanan keperawatan  pada pasien kritis sesuai PAK dan
SPO dengan ketrampilan penguasaan  alat khusus untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan.
5. Tujuan Ruang Perawatan
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif kepada pasien
penyakit dalam, bedah, saraf, ortopedi, mata, anak, dan lain-lain sesuai PAK
dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien.
6. Tujuan Ruang Perinatologi
Terlaksananya pelayanan keperawatan neonatus level 1 dan level 2  sesuai
dengan PAK dan SPO  dengan mengutamakan keselamatan pasien untuk
menurunkan angka kematian bayi.
7. Tujuan Ruang Bersalin

2
Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan respon time
ke gawat daruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan pada ibu dan
bayi dan pada pasien ginekologi.

C. RUANG LINGKUP
Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari:
1. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan dan Asesmen
2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi.
5. Pelayanan Instalasi ICU/HCU.
6. Pelayanan Perinatologi
7. Pelayanan Pinere (covid 19)
8. Pelayanan Kamar Bersalin

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Informasi bagian keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang tersedia di
Rumah Sakit.
2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bagian keperawatan yang mengembangkan
mutu serta etika perawat.
3. Sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari keperawatan yang
menyediakan peralatan untuk menunjang mutu pelayanan keperawatan.
4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
5. Keselamatan kerja merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman.

E. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.

3
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
8. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
9. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Pendidikan Persyaratan Jumlah Tersedia Ket
Formal Kerja Non Formal / Tambahan kebutuhan
Sertifikat
1 Kabag DIII / S1 10 1. Manajemen 1. Mampu 1 1
Keperawatan Keperawatan tahun bidang bekerja
menjadi keperawatan dalam Tim
karu 2. Manajemen 2. Sehat
bangsal jasmani
3. BHD dan rohani
2 Karu Poliklinik DIII 3 tahun 1. Manajemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2. BHD dalam Tim
SI 3. PPI dasar 2. Sehat
Keperawatan jasmani
dan rohani
3 Katim DIII 3 tahun 1. Manajemen 1. Mampu 1 1
Perinatologi keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2. Resusitasi dalam Tim
SI neonates 2. jasmani
Keperawatan 3. Ponek dan rohani

5
4. Metode
Kanguru
5. MU
6. Pelatihan
perinatologi

4 Karu ICU/HCU DIII 5 tahun 1. Managemen 1. Mampu 1 1


keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2. ICU dasar dalam
SI 3. PPI Tim
Keperawatan 4. BTCLS 2. jasmani
dan
rohani
5 Karu Rawat Inap DIII 3 tahun 1. Managemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 3. BTCLS Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
6 Karu Kebidanan DIII 3 tahun 1. Managemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 3. MU Tim

6
Keperawatan 4. Ponek 2. jasmani
dan
rohani
7 Karu Kamar DIII 3 tahun 1.Managemen 1. Mampu 1 1
Operasi keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 3.OK dasar Tim
Keperawatan 4.BTCLS 2. jasmani
dan
rohani
8 Karu UGD DIII 3 tahun 1.Managemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 4.BTCLS Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
9 Karu Pinere DIII 3 tahun 1.Managemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 3.BTCLS Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani

7
10 Ketua Tim DIII 2 tahun 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bekerja
kebidanan katim dalam
SI Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
11 Perawat DIII 1. Mampu 1 1
pelaksana keperawatan/ bekerja
kebidanan dalam
SI Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani

8
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No Status pendidikan Total
1. S1 Keperawatan 22

2 SI Kebidanan 1

3. DIII keperawatan 42
4. DIII Kebidanan 47
3. DIV Kep 2
4 DIV Keb 8
Jumlah 122 Tenaga

C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga keperawatan terdiri dari :
1. Non shiff di struktural :
1. Hari senin s/d jumat, bekerja dari jam 07.30 s/d 16.00 wib.
2. Hari sabtu, bekerja dari jam 07.30 s/d 14.00 wib.
2. Rawat Inap (UGD. KB, OK, Perinatologi, ICU/HCU, Pinere) dalam pengaturan jam
dinas terdiri dari 3 shiff :
1. Shift Pagi: Dinas mulai jam 07.30 wib s/d jam 14.00 wib.
2. Shift Sore: Dinas mulai Jam14.00 wib s/d jam 21.00 wib.
3. Shift Malam: Dinas mulai 21.00 wib s/d jam 07.30 wib.
4. Shift 09.00 wib: Dinas mulai jam 09.00 wib s/d jam 16.00 wib.
5. Shift 10.00 wib: Dinas mulai jam 10.00 wib s/d jam 16.00 wib

3. Rawat Jalan dalam pengaturan jam dinas dibagi menjadi 2 shift:


1. Shift pagi bekerja dari pukul 07.30.00 s/d 14.00 Wib.
2. Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 Wib.
4. Pengaturan jadwal dinas Perawat atau Bidan di ruangan dilakukan oleh Kepala
Ruangan.
5. Apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau ada anggota keluarga yang
meninggal, serta musibah maka penjadwalan dinas diatur kembali oleh Kepala
ruangan, dan tidak ada penggantian dinas.

9
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Per ruang

B. STANDAR FASILITAS

Per ruang

10
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

1. Kebijakan Bidang Keperawatan

Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperwatan dan kebidanan dibuat oleh
keperawatan, yang meliputi:

a. Ketenagaan, yang terdiri dari:

1. Rekruitmen, yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen


SDM keperawatan adalah:

a. Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan.

b. BOR atau beban kerja ruangan.

c. Tingkat ketergantungan pasien

d. Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan


ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya ruangan yang
memerlukan kualifikasi tertentu.

e. Pengganti yang cuti melahirkan.

f. Estimasi Turn Over.

g. Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu


pada standar perhitungan dari Ilyas.

h. Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan


pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian HRD.

i. Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan dilakukan


berdasarkan:

1. Pendidikan

2. Masa kerja

11
3. Kompetensi

4. Diklat yang pernah diikuti.

j. Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi


berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.

2. Orientasi

Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat dalam


pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan orientasi
umum yang dilakukan secara klasikal dan orientasi khusus dengan target
pencapaian kompetensi tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini
dikoordinir oleh bagian HRD bekerjasama dengan SDM Keperawatan.

A. Rotasi / Mutasi

Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada di RS


Permata Hati Duri, baik perawat fungsional maupun struktural, yang bersifat
sementara maupun menetap dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Mutasi sementara

Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga keperawatan di


unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah tenaga karena ada
perawat yang cuti melahirkan atau sakit dalam waktu yang belum bisa
dipastikan.

2. Mutasi tetap Pedoman Pelayanan Keperawatan

Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun,
kecuali untuk ruangan khusus seperti ICU, UGD, OK dan HCU
dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.

3. Perbantuan

Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga


di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi pelonjakan
pasien atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu hal.

B. Promosi

12
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RS Permata Hati Duri
adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan untuk promosi baik
melaui jenjang fungsional maupun structural

a. Ketentuan Cuti Tahunan

Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan secara


keseluruhan.Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung
berdasarkan kondisi ketenagaan.

b. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya


meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal keperawatan
dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan
program tahunan. Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal
dilaksanakan secara in house trainning dan out training.

B. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL

Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan, Bidang


Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu:

1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan

Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk


pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu
kepada pedoman penyusunan Panduan Asuhan Keperawatan berdasarkan PPNI
(Persatuan Perawat Nasional Indonesia) yang terdiri dari:

1. SDKI (Standar Dignosa Keperawatan Indonesia)

2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

3. SIKI (Standar Intervansi Keperawatan Indonesia)

2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan

Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari:

1. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang
keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutase.

13
2. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir).

3. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan keperawatan

3. Standar Etika Profesi Keperawatan

Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur


perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan
dan kebidanan di Rumah Sakit.

4. Standar Logistik Keperawatan

Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di RS


Permata Hati Duri keperawatan membuat standar logistik yang meliputi standar
alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat habis pakai.

a. Perencanaan

Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat berdasarkan


ketentuan sebagai berikut:

1. Spesifikasi ruangan.

2. Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan


jumlah tempat tidur.

3. Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena

perkembangan teknologi.

b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari:

1. Golongan barang habis pakai.

2. Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakuakn
oleh tenaga keperawatan.

3. Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas


permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan
pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga
keperawatan.

14
4. Pengadaan.

Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan


keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik
Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan
prosedur yang telah ditetapkan.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan


dilakukan oleh ruangan yang meliputi: cara penyimpanan, perawatan /
kebersihan dan perbaikan, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

6. Penyaluran

Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan


keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan
kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di bidang
logistic.

7. Pencatatan dan Pelaporan

Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan


pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat
tersebut serta selalu siap pakai.

Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan telah disediakan


buku catatan yang terdiri dari:

a. Buku penerimaan barang / alat

b. Buku pemeliharaan

c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat

d. Buku peminjaman

e. Buku pengeluaran (mutasi atau penghapusan)

f. Buku operan harian

Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang /


alat diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat

15
dipertanggung jawabkan.

16
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk sarana
keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian logistic
rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk melaksanakan kegiatan
operasional.

17
18
BAB VI.

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya
pelaksanaan keselamatan pasien di RS Permata Hati Duri perlu dilakukan. Untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan RS Permata Hati Duri terutama di dalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas
sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan
keperawatan.
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas.

19
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu:
a. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
b. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
c. Insidens pasien jatuh.
d. Insidens kejadian infus blong.
e. Insidens kesalahan pemberian obat.
f. Insidens kesalahan cara pemberian obat.
g. Insidens kesalahan persiapan operasi.
h. Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.

20
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang
perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu
institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup
besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari
faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan
kelengkapan sarana dan prasarana menentukan kesehatan dan keselamatan
kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi sarana
dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin
meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit
pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka
perawat RS permata hati harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan
keselamatan kerja.

B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Permata Hati Duri.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

21
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll. d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik
sebelum dan sesudah menangani pasien.
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat di ruang perawatan (dekontaminasi):
a. Dekontaminasi alat kritis dikelola oleh CSSD
b. Dekontaminasi alat semi kritical dengan menggunakan DTT
c. Dekontaminasi alat non kritical dengan menggunakan sabun/detergen
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Covid 19 Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam
menghadapi penderita dengan Covid 19 adalah :
1. Cuci tangan
2. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
3. Memakai masker N95 atau minimal masker badan
4. Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)
5. Menggunakan apron / gaun pelindung
6. Menggunakan sarung tangan Menggunakan pelindung kaki (sepatu
boot)

22
6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi).

23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. UPAYA PENINGKATAN MUTU KEPERAWATAN


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di
RS Permata Hati Duri keperawatan membuat Program Pengendalian dan
Peningkatan Mutu sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pengendalian dan peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan
dari seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil
evaluasi kinerja bidang keperawatan secara periodik yang kemudian di
tindaklanjuti untuk dilaporkan kepada Direksi.
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, dapat dilakukan melalui :
1. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien,
perawat, kepala perawat dan seluruh anggota. Ronde Keperawatan
minimal dilakukan 2x setahun di ruang perawatan rawat inap dan rawat
jalan
2. Survey Kepuasan Pasien.
Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga
mengenai kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan
dan kebidanan melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan


Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh
pengelola keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-
masing. Upaya perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan
dilakukan secara terus menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan
dilakukan setahun sekali oleh Manager Keperawatan.

24
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan


kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun
kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan,
perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang
optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan dan
harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan
keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke
waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RS Permata Hati dalam
melakukan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan
melakukan perbaikan dalam memberikan pelayanan keperawatan.

25

Anda mungkin juga menyukai