KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT,Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah ilmu
pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah
Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Permata hati duri telah kita miliki. Pedoman ini diharapkan
menjadi acuan dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan di lingkungan Rumah Sakit
Permata Hati Duri yang kita cintai ini.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….……..…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….ii
PERATURAN DIREKTUR……………...…………………………………...…………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG..........................................................................................................1
B. TUJUAN PEDOMAN……………………………………………………………………………2
C. RUANG LINGKUPPELAYANAN………………………………………..………..…..…….…3
D. BATASAN OPERASIONAL……………………………..……………………………………..3
E. LANDASAN HUKUM………….………………………………………………………………..3
A. DENAH RUANG…………………………………...…………………………………………..
B. STANDAR FASILITAS………………………………………………….……………………..
BAB V LOGISTIK…………………………………………………………………….…………….……
ii
BAB IX
PENUTUP .......................................................................................................................
ii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA HATI
NOMOR : 162/Skep-Dir/RS-PH/IX/2019
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT PERMATA HATI
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA HATI
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Pertama : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati
tentang kebijakan pelayanan Keperawatan Rumah Sakit
Permata Hati;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannnya,
dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan inni akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Duri
Pada Tanggal : 02 September 2019 mei/
1 juni
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri
maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan
kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi
kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah
sakit / customer secara terus menerus dan berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna
jasa.
Bagian keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di Rumah
Sakit Permata Hati, berusaha menyediakan dan meningkatkan sistem yang kondusif
bagi terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas. Hal tersebut
membutuhkan pengelolaan yang profesional, dengan dukungan data dan pengetahuan
keperawatan yang up to date.
Oleh karena itu, Bagian keperawatan Rumah Sakit Permata Hati sebagai
pengelola profesi keperawatan, bertanggungjawab terhadap terciptanya pelayanan
yang berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan yang
profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, Bagian keperawatan menyusun Pedoman
Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis
pelaksanaan program-program bagian keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit Permata Hati.
1
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional
berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bagian keperawatan
1. Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai PAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
2. Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi.
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1. Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan dengan memperhatikan respon time
untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka kecatatan
pada kondisi gawat darurat.
2. Tujuan Ruang Operasi
3. Terlaksananya pelayanan keperawatan aman dan nyaman serta
menghindari komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca operasi.
4. Tujuan ruang intensif
Terlaksananya pelayanan keperawatan pada pasien kritis sesuai PAK dan
SPO dengan ketrampilan penguasaan alat khusus untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan.
5. Tujuan Ruang Perawatan
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif kepada pasien
penyakit dalam, bedah, saraf, ortopedi, mata, anak, dan lain-lain sesuai PAK
dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien.
6. Tujuan Ruang Perinatologi
Terlaksananya pelayanan keperawatan neonatus level 1 dan level 2 sesuai
dengan PAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien untuk
menurunkan angka kematian bayi.
7. Tujuan Ruang Bersalin
2
Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan respon time
ke gawat daruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan pada ibu dan
bayi dan pada pasien ginekologi.
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari:
1. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan dan Asesmen
2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi.
5. Pelayanan Instalasi ICU/HCU.
6. Pelayanan Perinatologi
7. Pelayanan Pinere (covid 19)
8. Pelayanan Kamar Bersalin
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Informasi bagian keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang tersedia di
Rumah Sakit.
2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bagian keperawatan yang mengembangkan
mutu serta etika perawat.
3. Sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari keperawatan yang
menyediakan peralatan untuk menunjang mutu pelayanan keperawatan.
4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
5. Keselamatan kerja merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman.
E. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
3
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
8. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
9. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Pendidikan Persyaratan Jumlah Tersedia Ket
Formal Kerja Non Formal / Tambahan kebutuhan
Sertifikat
1 Kabag DIII / S1 10 1. Manajemen 1. Mampu 1 1
Keperawatan Keperawatan tahun bidang bekerja
menjadi keperawatan dalam Tim
karu 2. Manajemen 2. Sehat
bangsal jasmani
3. BHD dan rohani
2 Karu Poliklinik DIII 3 tahun 1. Manajemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2. BHD dalam Tim
SI 3. PPI dasar 2. Sehat
Keperawatan jasmani
dan rohani
3 Katim DIII 3 tahun 1. Manajemen 1. Mampu 1 1
Perinatologi keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2. Resusitasi dalam Tim
SI neonates 2. jasmani
Keperawatan 3. Ponek dan rohani
5
4. Metode
Kanguru
5. MU
6. Pelatihan
perinatologi
6
Keperawatan 4. Ponek 2. jasmani
dan
rohani
7 Karu Kamar DIII 3 tahun 1.Managemen 1. Mampu 1 1
Operasi keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 3.OK dasar Tim
Keperawatan 4.BTCLS 2. jasmani
dan
rohani
8 Karu UGD DIII 3 tahun 1.Managemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 4.BTCLS Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
9 Karu Pinere DIII 3 tahun 1.Managemen 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bangsal bekerja
kebidanan katim 2.PPI dalam
SI 3.BTCLS Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
7
10 Ketua Tim DIII 2 tahun 1. Mampu 1 1
keperawatan/ menjadi bekerja
kebidanan katim dalam
SI Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
11 Perawat DIII 1. Mampu 1 1
pelaksana keperawatan/ bekerja
kebidanan dalam
SI Tim
Keperawatan 2. jasmani
dan
rohani
8
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No Status pendidikan Total
1. S1 Keperawatan 22
2 SI Kebidanan 1
3. DIII keperawatan 42
4. DIII Kebidanan 47
3. DIV Kep 2
4 DIV Keb 8
Jumlah 122 Tenaga
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga keperawatan terdiri dari :
1. Non shiff di struktural :
1. Hari senin s/d jumat, bekerja dari jam 07.30 s/d 16.00 wib.
2. Hari sabtu, bekerja dari jam 07.30 s/d 14.00 wib.
2. Rawat Inap (UGD. KB, OK, Perinatologi, ICU/HCU, Pinere) dalam pengaturan jam
dinas terdiri dari 3 shiff :
1. Shift Pagi: Dinas mulai jam 07.30 wib s/d jam 14.00 wib.
2. Shift Sore: Dinas mulai Jam14.00 wib s/d jam 21.00 wib.
3. Shift Malam: Dinas mulai 21.00 wib s/d jam 07.30 wib.
4. Shift 09.00 wib: Dinas mulai jam 09.00 wib s/d jam 16.00 wib.
5. Shift 10.00 wib: Dinas mulai jam 10.00 wib s/d jam 16.00 wib
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Per ruang
B. STANDAR FASILITAS
Per ruang
10
BAB IV
Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperwatan dan kebidanan dibuat oleh
keperawatan, yang meliputi:
1. Pendidikan
2. Masa kerja
11
3. Kompetensi
2. Orientasi
A. Rotasi / Mutasi
1. Mutasi sementara
Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun,
kecuali untuk ruangan khusus seperti ICU, UGD, OK dan HCU
dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.
3. Perbantuan
B. Promosi
12
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RS Permata Hati Duri
adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan untuk promosi baik
melaui jenjang fungsional maupun structural
1. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang
keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutase.
13
2. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir).
3. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan keperawatan
a. Perencanaan
1. Spesifikasi ruangan.
3. Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena
perkembangan teknologi.
2. Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakuakn
oleh tenaga keperawatan.
14
4. Pengadaan.
5. Pemeliharaan
6. Penyaluran
b. Buku pemeliharaan
d. Buku peminjaman
15
dipertanggung jawabkan.
16
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk sarana
keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian logistic
rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk melaksanakan kegiatan
operasional.
17
18
BAB VI.
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya
pelaksanaan keselamatan pasien di RS Permata Hati Duri perlu dilakukan. Untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan RS Permata Hati Duri terutama di dalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas
sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
19
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu:
a. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
b. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
c. Insidens pasien jatuh.
d. Insidens kejadian infus blong.
e. Insidens kesalahan pemberian obat.
f. Insidens kesalahan cara pemberian obat.
g. Insidens kesalahan persiapan operasi.
h. Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.
20
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang
perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu
institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup
besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari
faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan
kelengkapan sarana dan prasarana menentukan kesehatan dan keselamatan
kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi sarana
dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin
meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit
pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka
perawat RS permata hati harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan
keselamatan kerja.
B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Permata Hati Duri.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
21
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
22
6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
24
BAB IX
PENUTUP
25