OLEH
OLEH
ii
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
Student Thesis, August 2021
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Oleh :
EVA SRI NETA
NPM : 19.14201.93.27P
Program Studi Ilmu Keperawatan
Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan tim penguji Skripsi Program
Studi Ilmu Keperawatan
v
PANITIA UJIAN SIDANG SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
Ketua
Penguji I
Ns. Rusmarita,S.Kep.M.Kes.M.Kep
Penguji II
Husin,S.Kep, Ners.,M.Kes
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
IDENTITAS DIRI
Nama : Eva Sri Neta
Tempat tanggal lahir : Lubuk Layang, 15 maret 1982
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Orang Tua
Ayah : Romli Yakub
Ibu : Mariam
Nama Suami : Abdian Bethara Aike
Nama Anak : Raditya Adilla Aike
: Revandra Akbar Aike
: Rayna Anindhira Aike
Alamat : Prumnas Bunga Mas Blok B No.11 Desa Indikat Ilir
Kec.Gumai Talang Kab.Lahat
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1993 : SD Negeri 19 Lahat
Tahun 1996 : SMP Negeri 5 Lahat
Tahun 2000 : SPK Pemda Lahat
Tahun 2011 : Akper Pemda Lahat
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Tugas akhir skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, bimbingan dan saran
serta masukan dari berbagai pihak sampai selesai laporan ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang Tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan studi ini
2. Suami dan anak – anakku yang selalu mendukung dan memberikan motivasi
3. My Lovely Sister “Bunda Muti Alfath” yang telah banyak membantu
menyelesaikan skripsi ini
4. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan semangat dan dukungan
dalam menyelesaikan studi ini
5. Teman – teman seperjuangan STIK Bina Husada Palembang
Motto :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan sarjana (S1) program studi ilmu keperawatan STIK Bina Husada
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu pada
1. Ns. Ersita, S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang
skripsi ini
6. Ns. Rusmarita,S.Kep.,M.Kes Selaku Penguji I yang telah memberikan
8. Seluruh dosen dan staf tata usaha program studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
x
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Abstrak
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau
Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan
telah menjadi agenda yang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang
prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan
petugas dan pengunjung terhadap kemungkinan tertular infeksi pada saat menerima
dimana kewaspadaan standar itu sendiri terdiri dari kebersihan tangan atau cuci
1
2
praktik menyuntik yang aman dan praktek lumbal fungsi yang aman. (PMK 27 tahun
2017)
Cuci tangan merupakan pilar utama PPI dimana cuci tangan sangat penting
mikroba. Kepatuhan dengan praktek cuci tangan telah meningkat selama dua dekade
terakhir, terutama di rumah sakit dan layanan kesehatan dimana promosi multi-modal
telah dilaksanakan (Didiet pittiet et al.,2017). Cuci tangan adalah suatu proses
mekanik melepas kotoran dari kulit dengan menggunakan sabun dan air mengalir
ataupun dengan menggunakan handrub (cuci tangan berbasis alkohol ) Kuku petugas
harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan
Cuci tangan sangat penting dan sesuai prosedur efektif untuk mencegah dan
petugas kesehatan selama prosedur yang benar selama pasien dalam perawatan. Cuci
tangan yang efektif dapat membunuh atau melepas flora transient yang ada di kulit
(Emily dkk, 2016). Kontaminasi biasanya dari tangan petugas selama kontak
tidak selalu waspada dalam melakukan cuci tangan. Kami mempelajari pengetahuan
3
cuci tangan di antara profesi perawatan kesehatan di lokasi unik Sibu, Malaysia
Timur (Melanie Birks, Meaghan Coyle, Joanne Porter Jane Mills, 2011).
pemantauan kepatuhan cuci tangan untuk memberikan umpan balik sangat penting
Cuci tangan merupakan salah satu kebiasaan yang harus dibangun dan
ditanamankan oleh semua petugas kesehatan terutama perawat, dokter atau tenaga
kesehatan lainnya. Kepatuhan cuci tangan merupakan salah satu indikator nasional
dalam akreditasi rumah sakit dan yang lebih penting lagi adalah dengan melakukan
cuci tangan dapat menurunkan angka infeksi 80% sehingga kepatuhan cuci tangan
diupayakan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.
Rumah sakit umum daerah lahat. salah satu rumah sakit yang sedang giat
mencanangkan tentang cuci tangan, hal ini terkait dengan KPI (Key Performe
dilakukan tidak sesuai dengan SOP yang ada sehingga ada kemungkinan area
Kepatuhan cuci tangan perawat di RSUD Lahat bulan Januari-Juni 2019 yaitu
79.4% masih belum mencapai dari target yang sudah ditetapkan rumah sakit yaitu
80%. Dengan kepatuhan yang masih rendah merupakan faktor yang dapat dijadikan
4
mencari kebenaran untuk suatu pengetahuan yang baru dan pengetahuan inilah yang
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Adapun menurut Budiman dan Riyanto
yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena
yang terjadi karena yang melakukan perawatan terhadap pasien paling banyak dan
secara kontinu adalah perawat, sehingga sebagai petugas kesehatan perawat sudah
seharusnya melakukan cuci tangan sesuai dengan SPO yang ada. Dilihat dari
kepatuhan melakukan cuci tangan perawat paling patuh dalam melakukan cuci tangan
perawat yang melakukan cuci tangan hal ini dapat dipengaruhi oleh masih kurangnya
pemahaman tentang cuci tangan, belum menjadikan cuci tangan suatu kepentingan
perawat, masih harus diawasi secara konsisten karena belum menjadi kebiasaan setiap
tidak selalu dilakukan sesuai standar (Melanie Birks, Meaghan Coyle, Joanne Porter
Dari pembahasan latar belakang diketahui bahwa kepatuhan perawat RSUD Lahat
dalam melakukan cuci tangan sudah muncul namun belum sesuai dengan
prosedur dapat dilihat juga dari kepatuhan cuci tangan perawat sbesar 79.4%
belum sesuai dengan target yang ditetapkan rumah sakit yaitu 80%.
Dari rumusan masalah dan fenomena di atas sehingga peneliti ingin mengetahui
Lahat?”
Lahat
Lahat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi terkait hal-hal yang
kepatuhan cuci tangan perawat RSUD Lahat. Semua perawat diruangan hemodialisa
dan ruangan Paviliun RSUD Lahat sebanyak 51 orang yang diamati selama satu
bulan yaitu mulai tanggal 30 mei sampai 15 juni 2021. Peneliti akan memberikan
kuesioner tentang faktor apa saja yang berpengaruh dan bagaimana prosedur cuci
tangan perawat karena peneliti melihat kepatuhan cuci tangan belum mencapai target
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dikemukan tentang kajian secara teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas dan ruang lingkup batasan-batasan kerangka berfikir
sakit beberapa waktu yang lalu disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital
Acquired Infection). Saat ini penyebutan diubah menjadi Infeksi Terkait Layanan
yang lebih luas, yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi
juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi
kepada pasien namun dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang
8
9
HAIs merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di mana ketika masuk tidak
ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah
sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada
petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan
2. Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus ada untuk
oleh 6 komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus atau
Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit.
infeksi yaitu: patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau “load”). Makin
bahan organik lainnya. Dapat juga ditemui pada orang sehat, permukaan
kulit, selaput lendir mulut, saluran napas atas, usus dan vagina juga
merupakan reservoir.
binatang pengerat).
e. Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu
yang rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan
tubuh menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi. Faktor yang
penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan
Kewaspadaan isolasi adalah dua lapis dari Body Substain Isolation dan
1. Melalui kontak
2. Melalui droplet
lebih dari satu cara. Dalam buku pedoman ini, akan dibahas yang
(hand hygiene)
d. Petugas harus menahan diri untuk tidak menyentuh mata, hidung, mulut
dikeluarkan pada saat batuk, bersin, muntah, bicara, selama prosedur suction,
13
bronkhoskopi, melayang di udara dan akan jatuh dalam jarak < 2 meter
mengenai mukosa atau konjungtiva, untuk itu dibutuhkan APD atau masker
percikan ini dapat terjadi pada kasus antara lain common cold, respiratory
sumber, dapat terhirup oleh individu rentan di ruang yang sama atau yang jauh
dari sumber mikroba. Penting mengupayakan pertukaran udara >12 x/jam (12
diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di rumah sakit dan
lainnya juga berisiko besar terinfeksi. Oleh sebab itu penting sekali
Kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi Pada tahun 2007, CDC dan
respirasi/etika batuk dan bersin, praktik menyuntik yang aman dan praktik
Cuci tangan adalah mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus selalu bersih
dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin. Cuci
tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan
pada saat:
a) Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah,
cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun
b) Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang
bersih, walaupun pada pasien yang sama. Indikasi cuci tangan: - Sebelum kontak
pasien; - Sebelum tindakan aseptik; - Setelah kontak darah dan cairan tubuh; -
Setelah kontak pasien; - Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Hasil
yang ingin dicapai dalam cuci tangan adalah -mencegah agar tidak terjadi infeksi,
Cuci tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas
harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai
perhiasan cincin.
Cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir,
a. Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah,
cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun
b. Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang
kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi di faslitas layanan kesehatan nomor 7 tahun 2017 bahwa
3. Sabun antiseptik
Teori awal istilah Reward dan Punishment merupakan satu rangkaian yang
Thorndike dalam observasinya tentang trial and error sebagai landasan utama
seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekuensi ekstrernal dari perilaku dan
tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang
merugikan.
negative bisa dilakukan oleh diri sendiri dan orang lain seperti pujian, memberi
2.5.1. Rewards
melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Sebagai langkah nyata dalam hasil
agar seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
karyawan mau bekerja dengan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja
karyawan.
kerap dalam bentuk pemberian berupa piagam dan sejumlah uang dari perusahaan
untuk pegawai yang mempunyai prestasi. Ada juga perusahaan yang memberikan
reward kepada pegawai karena masa kerja dan pengabdiannya dapat dijadikan
22
teladan bagi pegawai lainnya. Pemberian reward karena masa kerja pegawai
ditekankan disini bahwa reward tidak hanya diukur dengan materi, akan tetapi
juga dipengaruhi oleh interaksi antara manusia serta lingkungan organisasi, pada
saat tertentu manusia terangsang dengan insentif ekonomi atau materi (material
incentive). Rewards diberikan pada saat ruangan mencapai target kepatuhan cuci
Bentuk rewards dalam hal ini dapat hal ini dapat berupa memberikan tambahan
insentif kepada ruangan yang dapat mencapai target kepatuhan cuci tangan yang
sudah ditetapkan rumah sakit atau dapat berupa piala bergilir yang diberikan
kepada ruangan yang mecapai target atau saat dilakukan supervisi ke lapangan
bagi petugas yang bisa melakukan praktek cuci tangan dengan baik dan benar
2.5.2. Punishment
resmi yang menjadi pengatur (KBBI, hal 196). Namun ada juga definisi
para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Melihat dari fungsinya itu, seolah
seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam
bekerja. Punishment diberikan jika ruangan tidak mencapai target kepatuhan cuci
hukuman badan sebagai bnetuk hukuman yang diberikan kepada seseorang karena
diberikan bagi ruangan yang tidak mencapai target yang sudah ditentukan seperti
pengurangan insentif bagi ruangan yang tidak mencapai target kepatuhan cuci
Notoatmodjo (2003), perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas yakni berjalan, berbicara,
dapat disimpulkan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas baik
dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor di luar perilaku, selanjutnya perilaku
prasarana.
masyarakat.
tidak bisa diamati langsung oleh pihak luar, dalam hal ini perilaku adalah
menghadapi perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni:
25
stimulus (Adoption).
Perubahan yang dimaksud bukan hanya covert behavior tapi juga overt behavior.
3. Diskusi partisipatif, cara satu ini merupakan pengembangan dari cara kedua
penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi dalam diskusi tentang
2.7 Kepatuhan
Pengertian Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, kepatuhan
adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur dan
yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus
2.7.1 Kemampuan
(Notoatmodjo, 2010).
2.7.2 Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu moreve yang berarti dorongan dalam
diri manusia untuk bertindaka atau berperilaku. Pengertian perilaku tidak terlepas
dari kata kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang
adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas, apabila kebutuhan
tersebut belum terpenuhi maka akan berpotensi muncul kembali sampai dengan
28
Dari berbagai batasan dan dalam kontek yang berbeda seperti tersebut di atas,
dengan situasi tertentu yang dihadapinya, jadi motivasi adalah suatu alasan
(Notoatmodjo, 2010).
2.7.3 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang
merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang
negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
Ketiga komponen di atas membentuk sikap yang utuh (total attitude). Sikap
juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: menerima, merespon, menghargai dan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.7.4 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
terbukti bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
sebelumnya. Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
b. Memahami (Comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau, materi harus dapat
yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
dipelajari pada situasi riil. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
d. Analisis (Analytic)
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
e. Sintesis (Syntesis)
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru
f. Evaluasi
2.7.5 Pendidikan
masyarakat. pendidikan dapat diperoleh dari dalam dan dari luar sekolah.
2010)
33
Kinerja Perawat Pelaksana Di Uptd Kesehatan Tapung Kab. Kampar Tahun 2018
bahwa terdapat hubungan motivasi perawat dengan kinerja dengan pvalue 0,004
antara ketersediaan fasilitas, aturan dan lingkungan sosial rumah sakit dengan
kepatuhan perawat dengan melakukan hand hygiene five moments dengan pvalue
0,04
BAB III
METODE PENELITIAN
saja yang mempengaruhi kepatuhan cuci tangan perawat. Metode penelitian kuantitaif
adalah cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah yang
dihadapi dan dilakukan secara hati-hati dan sistematis, dan data-data yang
penelitian yang diteliti antara variabel dependent dan variabel independent, serta
untuk mengetahui adakah hubungan kedua variabel tersebut. Sedangkan deskripsi itu
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang dikumpulkan
(Sugiono, 2015)
terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi
penelitian, tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling
35
36
penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya (Sugiyono, 2015)
Peneliti menggunakan kuesioner yang diisi oleh semua perawat yang bertugas
di ruang perawatan RSUD Lahat untuk melihat faktor apa saja yang mempengaruhi
Harun Sohar no.28, kelurahan pasar baru, Lahat. Peneliti memilih ruangan
Hemodialisa dan paviliun sebagai subyek karena masih banyak ditemukan perawat
melakukan cuci tangan tidak sesuai dengan prosedur operasional rumah sakit yang
diadopsi dari WHO namun ada juga yang sudah melakukan cuci tangan sesuai SPO
yang berlaku di rumah sakit. Penelitian ini diambil pada 01 Juni sampai 05 Juni 2021.
a. Populasi
objek atau responden pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam
ruang lingkup yang akan diteliti (Nanang Martono, 2011). Populasi dalam
37
penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di ruangan Hemodialisa dan
b. Sampel
Sampel merupakan bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Dimana keseluruhan perawat
orang.
a. Kerangka konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan
Fasilitas
b. Variabel Penelitian
atau yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada
kepatuhan
Tabel 1.
Definisi Operasional
3.6. Hipotesis
dalam pernyataan ini terkandung variabel-variabel yang akan diteliti dan hubungan
antar variabel tersebut serta mampu mengarahkan peneliti untuk menentukan desain
perawat
tangan perawat
mendalam, dan spesifik. Serta tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah
40
pengumpulan data berupa daftar pernyataan yang akan diajukan kepada responden
baik secara langsung maupun tidak langsung, (Toto Syatori, 2015). Tehnik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer, data primer
merupakan data yang di peroleh langsung dari sumber asli (Indriantoro, 2013)
3. Menjelaskan cara pengisian kuesioner dan informan akan diamati oleh peneliti
dan mendampingi serta membantu bila ditemukan hal-hal yang tidak dimengerti.
6. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner dijawab oleh responden, maka peneliti
Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
kategorisasi, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan
Dalam tahap pengolahan data ini, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu (Toto,
2015):
angka pada jawaban responden yang diterima. Tujuan pengkodean adalah untuk
42
pernyataan tetutup, untuk pernyataan terkait dengan fasilitas peneliti memberi kode :
pengkodean reward dan punishment kode 1 untuk setuju, kode 0 untuk tidak setuju
1. Tabulasi (tabulating)
Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung data
hasil pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Tabel dapat
berupa tabel frekuensi, tabel korelasi, atau table silang. Tabulasi penelitian ini di
2. Entry data
3. Cleaning
Yaitu pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan untuk menentukan ada
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah
semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah
diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis
data merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses
penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat berakibat fatal terhadap
kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap
a. Analisa Univariat
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari
dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing–
masing variabel yang diteliti. Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh
X= n/N x 100%
Keterangan:
X=nilai presentase
b. Analisa Bivariat
faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan cuci tangan dengan derajat
a. Jika nilai p ≤ α (p ≤ 0,05), maka hipotesis (Ho) ditolak, berarti data sampel
b. Jika nilai p > α (p > 0,05), maka hipotesis (Ho) diterima, berarti sampel tidak
Analisa bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat gambaran dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Analisa ini mengunakan uji
X2 : ∑ (O–E)
Keterangan :
k = jumlah kolom
b = jumlah baris
Square.
b. Selanjutnya mencari nilai Chi Square (x² tabel) derajat kebebasan (df)= (k-1)
d. Apabila nilai x² hasil perhitungan lebih besar dari nilai x² tabel dengan α=
5%, maka nilai probabilitas p < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak berarti ada
hubungan.
e. Apabila nilai x² hasil perhitungan lebih kecil dari nilai x² tabel dengan α=
5%, maka nilai probabilitas p > 0,05. Hal ini berarti Ho gagal ditolak berarti
1. Informed Concent
Informed Concent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
46
tujuan dan penjelasan penelitian kepada responden. Hal ini dilakukan setelah
kelengkapan dan izin dari pihak pendidikan STIK Bina Husada dengan lokasi
penelitian.
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
menyantumkan nama asli responden baik dalam kuesioner maupun pengolahan data.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Hidayat, 2011).
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan profil rumah sakit dan hal - hal yang berkaitan
dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut.
4.1.1 Geografi
48
49
Keadaan geografis Kabupaten Lahat terletak antara 3,25⁰ sampai dengan 4,15⁰
Lintang Selatan, 102,37⁰ sampai dengan 103,45⁰ Bujur Timur, meliputi wilayah yang
luasnya 436.183 Ha atau 4.361,83 Km2 dengan batas – batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatas dengan Kab. Muara Enim dan Kab. Musi Rawas
Sebelah Selatan : Berbatas dengan Kota Pagar Alam dan Kab. Bengkulu Selatan
Prop. Bengkulu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat didirikan pada tahun 1919 oleh
Belanda, berasal dari penyediaan Barak P3K untuk tenaga kerja yang membuat
tenaga kesehatan Belanda dan orang Indonesia turut membantu masalah kesehatan
dan kecelakaan kerja yang terjadi dalam masa pembuatan terowongan. Seluruh
bangunan barak tersebut saat ini telah musnah, hanya tersisa satu buah bangunan tua
Sampai dengan tahun 1992, RSUD Lahat berstatus Rumah Sakit Kelas D dan
baru tahun 1993 ditingkatkan menjadi Kelas C. Pada tahun 2001 nama Rumah Sakit
Umum Lahat berubah menjadi Kantor Pelayanan Kesehatan RSD Lahat. Pada tahun
2008 nama Rumah Sakit Lahat berubah lagi menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
50
(RSUD) Kabupaten Lahat. Sesuai dengan rencana perubahan status rumah sakit dan
dari hasil studi kelayakan, melalui Surat Keputusan Keputusan Bupati Lahat No:
administrasi dan persyaratan lainnya yang telah ditentukan.Maka resmi Rumah Sakit
Kode : 1604016
Tipe : C
Telephone : 0731-321785
Faximile : 0731-323808
E-Mail : rsud_lahat@yahoo.co.id
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Lahat di Jl. Letjend Harun Sohar no. 28
cepat dan tuntutan masyarakat akan pelayanan prima mendorong RSUD Lahat perlu
secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi agar tetap eksis dan
tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan
kewajiban untuk menunjang pencapaian visi daerah berdasarkan keunikan tugas dan
tersebut telah dijabarkan dalam 5 misi Pemerintah Kabupaten Lahat sebagai berikut :
Tujuan 1:
Sasaran :
Tujuan 2
Sasaran :
seluruh wilayah.
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi, rawa serta jaringan irigasi
lainnya
Misi 3 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, sehat, cerdas,
Tujuan 3
Sasaran :
4. Terbangunnya perempuan, anak dan lansia yang berkualitas dan berdaya saing
dalam pembangunan.
Tujuan 4
Sasaran :
4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi dan UMK (Usaha Mikro dan Kecil)
Tujuan 5 :
Sasaran :
Tujuan 6
Sasaran :
RSUD Lahat, maka keterkaitan yang sangat erat pada misi Ketiga pada Tujuan ketiga
sasaran kesatu.
4.1.3. Motto
a. Fasilitas
Tabel 3. Fasilitas
Kategori Frekuensi Prosentase
Mendukung 39 76.5
Tidak Mendukung 12 23.5
Total 51 100.0
Sumber: data primer di olah 2021
Setuju 27 52.9
Tidak Setuju 24 47.1
Total 51 100.0
Sumber : data primer di olah 2021
58
c. Kepatuhan
Tabel 5. Kepatuhan
Kategori Frekuensi Prosentase
Patuh 32 62.7
Tidak Patuh 19 37.3
Total 51 100.0
Sumber: data primer di olah 2021
Kepatuhan
Fasilitas Patuh Tidak Normal
F % F % F % P
Mendukung 28 54,9 11 21,6 39 76,5
Tidak 4 7,8 8 15,7 12 23,5 0,016
Total 32 62,7 19 37,3 51 100
Sumber: Data Primer 2021
Analisa bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Reward and Punishment
berikut:
dan Kepatuhan, dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p = 0,019 <
0,05)
60
4.3 Pembahasan
perawat patuh melakukan cuci tangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Pitted (2001) menyatakan bahwa salah satu kendala dalam ketidakpatuhan
terhadap cuci tangan adalah sulitnya mengakses tempat cuci tangan atau persediaan
alat lainnya yang digunakan untuk melakukan cuci tangan. Kemudian dalam
mengakses persediaan alat-alat untuk melakukan cuci tangan, sabun, alkohol adalah
Menurut analisis peneliti, jika fasilitas cuci tangan lengkap serta cairan
antiseptik selalu ada di tempat tidur pasien, nurse station dan lorong ruangan rawat
Dari penelitian diperoleh hasil ada Hubungan Reward and Punishment dan
Kepatuhan, dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p = 0,019 < 0,05).
Perawat yang merupakan salah satu petugas kesehatan memiliki resiko tinggi
menularkan patogen melalui tangan, karena perawat memiliki peluang yang besar
berada pada cuci tangan penting tersebut, sehingga kepatuhan mencuci tangan
61
pasien yaitu untuk menghindarkan pasien dari paparan kotoran dan kuman yang
dibawa oleh tenaga kesehatan lain dari pasien lain sehingga pasien dapat terhindar
dari kuman yang dibawa oleh tenaga kesehatan lain dari kuman yang dapat
Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien bertujuan untuk membersihkan tangan
perawat atau tenaga kesehatan lain dari kuman yang didapat ketika kontak dengan
pasien ataupun dengan lingkungan di sekitar pasien yang beresiko terpajan kuman.
Hal ini sangat berguna bagi perawat agar tidak terkena infeksi dan mencegah
Dalam hal ini Reward and Punishment pelaksanaan prosedur tetap adalah
seseorang berperilaku. Perubahan sikap dan perilaku individu diawali dengan proses
dikarenakan masa pandemi Covid 19, ada sedikit rasa ketakutan terhadap
62
dilakukan secara bertahap dengan batasan jarak dan jumlah responden saat
kuisioner dibagikan.
3. Keterbatasan kepustakaan
sebenarnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
(52.9%)
(62.7%)
4. Ada Hubungan Fasilitas dan Kepatuhan, dengan nilai significancy pada hasil
63
64
5.2. Saran
1. Rumah sakit
Lahat
2. Bagi Akademisi
Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pittiet D et al, (2017) Hand hygiene: From research to action; Journal of Infection
Control. NCBI; may 2017
Riyanto, Agus dan Budiman. (2013) Kapita Selekta kusioner pengetahuan dan sikap
Dalam Penelitian kesehatan, Jakarta: Salemba Medik
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Rekha Murthy, MD and Jonathan Grein, MD. (2014) Guide to Infection Control in
the hospital IFIC.
Stewardson, A.J., et al. (2016). Enhanced performance feedback and patient partici-
pation to improve hand hygiene compli-ance of health-care workers in the
setting of established multimodal promotion: a single centre, cluster-
randomised control-led trial. The Lancet Infectious Diseases, 16 (12), 1345
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KUISIONER
Tidak
NO PERTANYAAN Mendukung
Mendukung
FASILITAS
Apakah sabun untuk cuci tangan selalu tersedia diruangan
1
anda?
Apakah tisu untuk cuci tangan selalu tersedia diruangan
2
anda?
Apakah kran air mengalir selalu dalam kondisi baik di
3
ruangan anda?
Apakah fasilitas cuci tangan sabun, tisu selalu tersedia
4
konsisten setiap hari?
5 Apakah wastafel diruangan anda bebas dari barang-barang?
6 Apakah wastafel diruangan anda selalu bersih?
Apakah jika wastafel bersih semakin nyaman saat saat
7
melakukan cuci tangan?
Apakah di wastafel diletakkan gambar cara melakukan cuci
8
tangan
Apakah menurut anda gambar langkah cuci tangan dapat
9 membantu mengingatkan langkah cuci tangan yang sesuai
prosedur?
Apakah sabun cuci tangan yang anda gunakan saat ini anda
10
gunakan tidak mengalami alergi?
Apakah disetiap tempat tidur pasien sudah mempunya
11
handrub diruangan anda?
Apakah anda lebih senang handrub ada di tempat tidur
12
pasien untuk memudahkan melakukan cuci tangan?
Apakah anda lebih senang handrub ada troli tindakan untuk
13
memudahkan melakukan cuci tangan?
14 Apakah handrub selalu terisi?
Apakah anda akan mengisi/memberitahukan pos jika
15
handrub atau sabun habis?
Apakah anda tahu dirumah sakit ada SPO cuci tangan 5
16
moment?
Apakah anda tahu dirumah sakit ada SPO cuci tangan 6
17
langkah sesuai dengan WHO?
Apakah anda sudah diajarkan bagaimana melakukan cuci
18
tangan 6 langkah?
Apakah anda sudah disosialisasikan SPO tentang cuci
19
tangan
Tidak
PERTANYAAN Setuju
Setuju
REWARDS AND PUNISHMENT
Apakah anda setuju jika kepatuhan cuci tangan mencapai
1
target yang ditetapkan rumah sakit anda diberikan reward?
Apakah anda setuju jika kepatuhan cuci tangan tidak
2 mencapai target yang ditetapkan rumah sakit diberikan
punishment?
Apakah anda setuju jika tidak mencapai target yang
3 ditetapkan rumah sakit punishment diberikan keseluruh staf
ruangan?
Apakah jika ada reward akan meningkatkan kepatuhan
4
anda dalam melakukan cuci tangan?
Apakan anda akan selalu mengingatkan teman kerja anda
5
jika tidak melakukan cuci tangan?
Apakah anda lebih senang reward diberikan untuk ruangan
6
karena tim?
7 Apakah anda setuju jika reward diberikan untuk individu?
Apakah anda lebih senang punishment diberikan untuk
8
ruangan karena tim?
Apakah anda setuju jika punisment diberikan untuk
9
individu?
Apakah jika ada rewards/punishment anda akan semakin
10 menegur teman kerja anda yang tidak melakukan cuci
tangan?
Apakah menurut anda semua harus komitmen untuk
melakukan cuci tangan sesuai dengan 5 moment untuk
11
mencapai target kepatuhan cuci tangan yang sudah
ditetapkan rumah sakit?
Tidak
PERTANYAAN Patuh
Patuh
KEPATUHAN
Apakah anda melakukan cuci tangan sesuai dengan 5
1
moment?
Apakah anda melakukan cuci tangan sebelum kontak
2
dengan pasien?
Apakah anda melakukan cuci tangan sebelum tindakan
3
aseptik?
Apakah anda melakukan cuci tangan setelah terkena cairan
4
tubuh pasien?
Apakah anda melakukan cuci tangan setelah kontak dengan
5
pasien?
Apakah anda melakukan cuci tangan setelah meninggalkan
6
area lingkungan pasien?
Apakah anda melakukan cuci tangan diantara tindakan
7 seperti sebelum dan sesudah memasang NGT anda mencuci
tangan baru melakukan TTV?
Apakah gambar langkah mencuci tangan dapat menjadi
8
pengingat saat anda melakukan cuci tangan?
Apakah anda melakukan cuci tangan sesuai dengan 6
9
langkah sesuai dengan WHO?
Apakah anda melakukan cuci tangan tidak memperhatikan
10
langkah cuci tangan sesuai dengan WHO?
11 Apakah anda merasa cuci tangan suatu kebutuhan?
Apakah anda merasa jika tidak melakukan cuci tangan
12 sesuai dengan 5 moment anda bekerja tidak sesuai dengan
SPO?
Apakah anda menyadari bahwa jika anda tidak melakukan
13 cuci tangan anda dapat mentransmisikan mikroba tangan
anda ke pasien?
Apakah anda merasa bersalah jika tidak melakukan cuci
14
tangan saat memberikan pelayanan ke pasien?
Apakah anda menyadari jika tidak melakukan cuci tangan 5
15
moment dan 6 langkah anda sudah melanggar hak pasien?
Apakah anda setiap tindakan kepasien selalu menggunakan
16
handscoen?
Apakah anda menyadari bahwa jika melakukan cuci tangan
17
anda sudah melindungi anda sendiri dan pasien?
LAMPIRAN 2
KARAKTERISRTIK RESPONDEN
Jenis Kelamin
Usia (Tahun)
UJI UNIVARIAT
Fasilitas
Kepatuhan
UJI BIVARIAT
Fasilitas * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Count 28 11 39
Mendukung
% of Total 54.9% 21.6% 76.5%
Fasilitas
Count 4 8 12
Tidak Mendukung
% of Total 7.8% 15.7% 23.5%
Count 32 19 51
Total
% of Total 62.7% 37.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.807 1 .016
b
Continuity Correction 4.278 1 .039
Likelihood Ratio 5.673 1 .017
Fisher's Exact Test .037 .020
Linear-by-Linear Association 5.693 1 .017
N of Valid Cases 51
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.47.
b. Computed only for a 2x2 table
Reward and Punishment * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Count 21 6 27
Setuju
% of Total 41.2% 11.8% 52.9%
Reward and Punishment
Count 11 13 24
Tidak Setuju
% of Total 21.6% 25.5% 47.1%
Count 32 19 51
Total
% of Total 62.7% 37.3% 100.0%
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.94.
b. Computed only for a 2x2 table
LAMPIRAN 5
Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur penelitian ini yang banyak
memberikan keuntungan pada semua pihak seperti responden, rumah sakit, STIK Bina Husada,
maka saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia ikut menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh Eva Sri Neta, mahasiswa STIK Bina Husada dengan judul
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar, sukarela dan tanpa paksaan dari siapapun.
Lahat,
Saksi Responden
(…………………………) (…………………………)
Peneliti
(……………………………………)
LAMPIRAN 6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN CUCI TANGAN
PERAWAT DI RSUD LAHAT TAHUN 2021
KRITERIA PENELITIAN
Kriteria Inklusi
1. Perawat hemodialisa dan paviliun RSUD Lahat yang sedang cuti / ada keperluan
mendadak
2. Tidak bersedia menjadi responden
LAMPIRAN 7
Perkenalkan saya Eva Sri Neta mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan di STIK Bina
Husada Palembang, saya bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Cuci Tangan Perawat di RSUD Lahat tahun 2021 “. Cuci tangan 5
moment adalah tindakan melakukan cuci tangan sesuai dengan 6 langkah dengan indikasi 5
moment. Cuci tangan bisa di lakukan dengan air mengalir dan sabun dengan waktu 20-30 detik
jika tangan tampak kotor, cuci tangan juga bisa dilakukan dengan menggunakan handrub cairan
berbasis alkohol jika tangan tidak tampak kotor
Reward merupakan bentuk apresiasi dalam usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang
profesional sesuai dengan tuntutan jabatan. Diperlukan suatu pembinaan yang berkeseimbangan,
yaitu suatu usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pemeliharaan tenaga
kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Sebagai langkah nyata dalam
hasil pembinaan maka diadakan pemberian reward pegawai yang telah menunjukan prestasi
kerja yang baik. Punishment dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hukuman memiliki arti
peraturan resmi yang menjadi pengatur (KBBI, hal 196). Namun ada juga definisi punishment
adalah ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar
(Mangkunegara, 2000). Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi
seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya
Sedangkan kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan
berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan. Kepatuhan adalah
mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya
diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
cuci tangan perawat Hemodialisa dan paviliun RSUD Lahat. Sejauh mana kepatuhan cuci tangan
dengan pengetahuan berpengaruh pada pelayanan yaitu untuk memutus rantai penularan infeksi
dari petugas ke pasien, pasien ke petugas, pasien ke pengunjng atau sebaliknya memutus rantai
penularan infeksi, dengan melakukan cuci tangan sesuai indikasi 5 moment dapat mengurangi
risiko kontaminasi silang tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada hubungan
pengetahuan dengan cuci tangan
Manfaat penelitian bagi perawat sebagai responden adalah untuk meningkatkan pemahaman
tentang cuci tangan dan meningkatkan tindakan cuci tangan 5 moment perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan di ruang Hemodialisa dan paviliun RSUD Lahat.
Manfaat bagi rumah sakit adalah kepatuhan cuci tangan bagi rumah sakit menjadi bagian standar
operasional prosedur (sop) dalam memberikan pelayanan kepada pasien dalam rangka
meningkatakan sasaran keselamatan pasien. Sebagai dasar kebutuhan edukasi bagi perawat yang
memberikan pelayanan keperawatan yang masuk dalam program pendidikan dan pelatihan di
rumah sakit serta rumah sakit dapat melakukan strategi untuk meningkatkan kepatuhan cuci
tangan. Kebijakan rumah sakit memberikan reward kepada ruangan yang mencapai target
kepatuhan yang sudah ditetapkan maupun memberikan punishment kepada ruangan yang belum
mencapai target cuci tangan sehingga masing-masing ruangan berupaya untuk mencapai target
kepatuhan cuci tangan yang sudah ditetapkan rumah sakit
Manfaat bagi peneliti adalah sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan tugas akhir
dalam program pendidikan S1 Keperawatan STIK Bina Husada. Menjadikan penelitian ini
sebagai ilmu yang sangat berguna untuk dapat melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
Manfaat untuk perguruan tinggi adalah sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terutama
STIK Bina Husada
Langka-langkah dalam penelitian ini adalah setelah surat perijinan diadapatkan peneliti dari
pihak dinas kesehatan, rumah sakit dan responden selanjutnya peneliti bisa melakukan uji
validitas kuisioner yang akan digunakan sebagai alat instrument dalam penelitian di ruangan
karena mempunya similiritas tinggi dengan ruangan. Uji validitas di lakukan pada har tanggal 05
mei 2021 jam 08.00 wib diruangan pdl atas bawah . Dari hasil uji validitas akan diolah dan
dianalisa kedalam spss untuk dilihat apakah pertanyaan dalam kuisioner dapat dipahami oleh
responden sehingga setiap pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r table lebih besar 0,423
sehingga bisa di gunakan sebagai instrument dalam penelitian. Selanjutnya peneliti menyebarkan
kuisioner yang sudah dilakukan uji validitas pada 31 mei 2021 sampai dengan 15 juni 2021 jam
14.30 wib, pengisian kuesioner diberikan waktu kurang lebih selama 15 menit. Jumlah
pertanyaan tentang fasilitas sebanyak 19 pertanyaan, pertanyaan tentang rewards dan punishment
sebanyak 11 pertanyaan dan untuk tingkat kepatuhan sebanyak 17 pertanyaan, kuisioner yang
sudah diisi oleh responden dimasukan dalam spss untuk dilakukan pengolahan data dan analisa
hasil kuisioner.
Dalam penelitian ini semua data demografi maupun hasil jawaban kuesioner tetap akan
dirahasiakan karena penelitian ini semata-mata untuk kepentingan akademis. Atas kesediaan dan
kerjasaman responden saya ucapkan terima kasih.
LAMPIRAN 8
Abstrak
Kata kunci : kepatuhan cuci tangan, Hand hygiene 5 moment,kepatuhan cuci tangan perawat
Factors Affecting Nurse’s Handwashing Compliance At Lahat Hospital In 2021
Abstrac
Healthcare Associated Infection (HAIs) is one of the health problems in various countries in
the world, including Indonesia. HaIs events can actually be prevented if health care facilities
consistently by implementing ppi program ( Infection Prevention and Control) which is an effort
to ensure protection to patients, officers and visitors against the possibility of contracting
infection while receiving health services at various health facilities. One of the Infection Control
Programs is hand hygiene whereby by doing hand washing in accordance with 5 moments is one
of the effective efforts to prevent infection. Nurses are one of the officers who play a role in the
provision of health services, therefore from the existing phenomenon that handwashing
compliance in Lahat Hospital 79.4% has not reached the target set by the hospital is 80%. This
study aims to identify factors that influence the compliance of nurse handwashing so that it
becomes a basis for hospitals in improving handwashing compliance in accordance with the
targets set by hospitals. This study used quantitative design of analytical discrete with a total
sample of 51 nurses in Lahat Hospital. The results showed that the characteristics of
respondents based on the gender of respondents, most of which are respondents are included in
the category of women, namely as many as 42 respondents (82.4%). Characteristics of
respondents based on the age of respondents, most of the respondents are included in the
category of 20-30 years, namely as many as 22 respondents (43.1%). Characteristics of
respondents based on the length of work of respondents, most of which are respondents are
included in the category of 11-15 years, namely as many as 15 respondents (29.4%).
Characteristics of respondents based on the education of respondents, most of the respondents
are included in category D3 Nursing which is as many as 44 respondents (86.3%). There is a
meaningful relationship between facilities and compliance, with significancy values in the results
shown (p = 0.016 < 0.05). There is a meaningful relationship between reward and punishment
towards compliance, with significancy values in the results showing (p = 0.019 < 0.05). There is
a meaningful relationship between reward and punishment towards compliance, with
significancy values in the results showing (p = 0.019 < 0.05). The conclusion of the study that by
providing rewards and punishment can motivate health workers, especially nurses in improving
handwashing compliance so that the future can be enforced in hospitals to spur improved
compliance thereby improving the quality of service.