Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan Ilmu
Kesehatan Univesitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Farmasi Dan Ilmu Kesehatan Univesitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep., SP.Kep.J, selaku ketua profesi ners
6. Ns. Anna Kasfi., S.Kep selaku pembimbing klinik di stase manajemen
keperawatan di RSU FULL BETHESDA
7. Ns. Erwin Silitonga, M.Kep selaku pembimbing akademik di stase manajemen
keperawatan
8. Ns. Eva Kartika Hasibuan, M.Kep selaku pembimbing akademik di stase
manajemen keperawatan
9. Ns. Rosetty Sipayung, M.Kep selaku pembimbing akademik di stase manajemen
keperawatan
10. Seluruh staf pengajar Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan praktik ini
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar laporan ini b
erguna bagi semua pihak khususnya dalam bidang manajemen keperawatan. Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2022
Penulis
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................4
BAB 2 Perspektif Pelayanan Keperawatan Di Ruangan..........................................5
2.1 Konsep Manajemen Keperawatan .........................................................5
2.2 Konsep Pelayanan Keperawatan..........................................................29
BAB 3 Kajian Situasional Manajemen Keperawatan............................................38
3.1 Analisa Situasi Ruangan.......................................................................38
3.2 Analisa SWOT.....................................................................................55
Tabel Planning Of Action......................................................................................57
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Mutu asuhan yang bermutu dicirikan oleh: tercapainya standar profesi yang
ditetapkan, pemanfaatan sumber daya pelayanan keperawatan yang merata,
efisien, dan efektif, keselamatan pasien dan pengasuh, kepuasan pasien dan
pengasuh, serta sosial, ekonomi, budaya, agama, etika, dan masyarakat. Nilai-
nilai diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan manajemen yang
baik.
Dari hasil observasi, wawancara dan angket yang dilakukan oleh mahasiswa
profesi Ners USM di Ruang Flamboyan Aster Lantai 3 RSU FULL
BETHESDA, ditemukan data bahwa ruang tersebut melaksanakan MPKP
dengan metode fungsional akan tetapi pengelolaan manajemen pelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan masih ada yang tidak sesuai dengan proses
penerapan manajemen yang benar. Hal ini dapat dilihat dari masalah
manajemen keperawatan yang ditemukan di ruangan ini antara lain caring
perawat tidak dilakukan secara optimal, dan resiko infeksi HAIs dimana ada
tindakan yang tidak sesuai SOP.
1. Tujuan Umum
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Defenisi
Manajemen adalah proses ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Suarli, &
Bahtiar 2019). Manajemen keperawatan merupakan suatu proses
menyelesaikan suatu pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara
efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses
keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji,
2014).
1. Planning
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan,
prosedur dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan,
kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka pendek, jangka panjang
serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan
berencana.
2. Organizing
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menentukan struktur
organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan
keadaan klien dan ketenagaan, mengelompokkan aktifitas-aktifitas
untuk mencapai tujuan dari unit, bekerja dalam struktur organisasi
yang telah ditetapkan dan memahami serta menggunakan kekuasaan
dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya
adalah rekrutmen, wawancara mengorientasikan staf, menjadwalkan
dan mensosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
4. Directing
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi
5. Controlling
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggung jawaban,
pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
Personalia
Persediaan Riset
Klasifikasi
Informasi ttg Tujuan Bentuk Pasien : Kekuasaan : Kendali mutu :
: Sistem : Organisasi : Penentuan Pemecahan Audit
Pasien Standar Uraian kebutuhan masalah Penampilan
Pegawai Kebijakan jabatan/ pegawai Pengambilan kerja
Sumber- Budget pekerjaaan Penjadwalan keputusan Disiplin
sumber Evaluasi Penugasan Mengatasi Hubungan
pekerjaan Pengurangan konflik kerja
Kerja absen Komunikasi Komputer
Tim / Pengurangan dan sistem sistem
Sumber : Gillies, 1985 kelompok analisis
pindah
Pengembang
an pegawai
2.1.5 Komponen Manajemen Keperawatan
Terdapat tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan,
yaitu : sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan,
sistem klasifikasi pasien dan metode proses asuhan keperawatan
1. Sistem pengorganisasian
Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan terdiri
dari :
1) Metode fungsional
Metode fungsional yaitu suatu metode pemberian asuan
keperawatan dengan cara membagi habis tugas pada perawat yang
berdinas.
a. Kelebihan metode fungsional
Menekankan efisiensi, pembagian tugas jelas dan
pengawasan baik untuk RS yang kekurangan tenaga.
Perawat senior bertanggung jawab pada tugas manajerial
sedangkan perawat junior bertanggung jawab pada perawatan
pasien.
b. Kelemahan metode fungsional
Pasien merasa tidak puas karena pelayanan keperawatan yang
terpisah-pisah atau tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
Perawat hanya melakukan tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
Kepala Ruang
Pasien
2) Metode tim
Metode tim yaitu pemberian asuhan keperawatan secara total
kepada sekelompok pasien yang telah ditentukan. Perawat terdiri
dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu.
Ketua TIM harus mampu menerapkan berbagai teknik
kepemimpinan.
Komunikasi yang efektif agar rencana keperawatan tercapai.
Anggota TIM harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
Pasien Pasien
Primary Nurse
Pasien
Catatan :
Waktu perawatan menurut Gillies (1989) :
a. Waktu perawatan langsung
- Self care = ½ X 4 jam = 2 jam
- Partial care = ¾ X 4 jam = 3 jam
- Total care = 1 – 1½ X 4 jam = 4-6 jam
- Intensive care = 2 x 4 jam = 8 jam
- Rata-rata perawatan langsung = 4-5 jam
b. Waktu perawatan tak langsung : 38 menit/klien/hari
c. Waktu penyuluhan : 15 menit/klien/hari
Ratio perawat ahli : trampil : 55 % : 45 %
Proporsi dinas pagi : sore : malam : 47 % : 36 % : 17 %
2) Rumus Douglas
5. Pengembangan staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi
kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan
kerja. Ada beberapa metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan
untuk meningkatkan prestasi kerja (Moenir, 1994).
1) Metode Seminar atau Konferensi
Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatan
sebagai kepala atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi
jabatan sebagai kepala. Masalah-masalah baik yang menyangkut segi
manajemen maupun penyelenggaraannya atau proses dari kegiatan yang
dipermasalahkan.
2) Metode Lokakarya (Workshop)
Penyelenggaraannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak
perbedaannya dengan seminar adalah pada materinya. Pada materi
lokakarya bersifat teknis, administrative dan sedikit bersifat manajerial.
3) Metode Sekolah atau Kursus
Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya
aturan-aturan atau hal-hal baru dalam organisasi yang harus dimengerti
dan dilaksanakan oleh peserta. Metode ini juga digunakan untuk
menambah pengetahuan baru bagi peserta yang ada kaitannya dengan
pekerjaan peserta. Pada akhir sekolah atau kursus, biasanya diberikan
ujian-ujian dengan atau tanpa kriteria kelulusan.
4) Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utama sehingga
mereka dapat menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh atasan
pada bawahan secara langsung dalam membimbing pegawai kantor.
Skema 1.
5. Enabling (pemungkin)
Faktor pemungkin berupa empowerment atau pemberdayaan, dimana
perawat memfasilitasi perubahan hidup dan kejadian- kejadian yang
tidak familiar yang dirasakan oleh pasien, seperti memfokuskan
pasien pada kejadian yang dialami saja, memberi informasi dengan
komunikasi yang baik, mencoba cara penyelesaian masalah, memberi
dukungan, memvalidasi perasaan pasien, memperbaharui alternative-
alternative tindakan yang dapat diberikan, berpikiran berpositif serta
mampu memberikan umpan balik kepada pasien pada saat
berkomunikasi.
Pada prinsipnya teori perilaku Caring menurut Swanson ini
mengandung makna pada kemampuan soft skill yang harus dimiliki
oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasiennya, seperti kemampuan beradaptasi dengan klien, mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi, memiliki kemampuan berkomunikasi
sehingga dapat memberikan informasi secara adekuat, memiliki
ketelitian dan kedisiplinan dalam melaksanakan praktek keperawatan,
sehingga dapat tercapai keamanan dan keselamatan pasien, serta
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah baik yang
dihadapi pasiennya maupun secara pribadi.
2.2.5 Perawat
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
(Kusnanto, 2019)
a. Peran perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang, sesuai keduduknnya dalam suatu
sistem (Kusnanto, 2019). Peran perawat diengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan
bersifat konstan. (Kusnanto, 2019), mengidentifikasi peran perawat
profesional, meliputi :
b. Fungsi perawat
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan perannya, dan dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan
yang lain. Selain peran, perawat juga mempunyai fungsi yang sama
penting dengan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan.
(Kusnanto, 2019), membagi fungsi perawat fungsi menjadi tiga
yaitu:
1). Pelaksanaan fungsi keperawatan mandiri ( independen)
Tindakan keperawatan mandiri adalah aktivitas yang
dilaksanakan atas inisiatif perawat itu sendiri berdasarkan
pengetahuan dan ketrampilannya. (Kusnanto, 2019). Contoh
fungsi keperawatan mandiri adalah perawat merencanakan dan
mempersiapkan perawatan pada mulut klien setelah mengkaji
keadaan mulut klien.
c. Asuhan keperawatan
Model ilmu keperawatan dari adaptasi Roy memberikan pedoman
kepada perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan.
Unsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan
diagnosis keperawatan, intervensi dan evaluasi (Nursalam, 2008).
1). Pengkajian
Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang
perilaku klien sebagai suatu sistem adaptif yang berhubungan
dengan masing-masing model adaptasi: adaptasi, fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu,
pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku,
yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi
secara sistematik dan holistic. Pelaksanaan pengkajian dan
pencatatan pada empat model adaptif akan memberikan
gambaran keadaan klien kepada tim kesehatan yang lain.
3) Intervensi keperawatan
2. Faktor penguat
2.3.1 Definisi
HAIs (Healthcare Associated Infections) adalah suatu infeksi yang
terjadi di rumah sakit atau infeksi oleh kuman yang dapat selama berada
di rumah sakit. HAIs tidak saja menyangkut penderita tetapi juga yang
kontak dengan rumah sakit termasuk staf rumah sakit, sukarelawan,
pengunjung dan pengantar ataupun keluarga pasien yang menjaga pasien
selama di rumah sakit.
3. Nosokomial Pneumonia
Prevalensi infeksi ini paling sering terjadi pada pasien dengan
ventilator di unit perawatan intensif. Kolonisasi dari mikroorganisme
ini terjadi di perut, saluran napas bagian atas, dan bronkus. Faktor
resiko nosokomial pneumonia ini diketahui berkaitan dengan jenis dan
durasi ventilasi, kualitas perawatan pernapasan, keparahan kondisi
pasien (ada atau tidaknya kegagalan organ), dan penggunaan antibiotk
sebelumnya. Namun, terlepas dari penggunaan ventilator, pasien
dengan kejang atau penurunan tingkat kesadaran juga berisiko terkena
infeksi nosokomial, bahkan jika tidak dilakukan intubasi.
4. Nosokomial Bakteriemia
Prevalensi infeksi nosokomial jenis ini terbilang cukup rendah, yaitu
hanya sekitar 5% dari total infeksi nosokomial, namun kasus kematian
akibat infeksi ini sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 50%.
Infeksi ini dibagi menjadi dua kategori utama:
a. Infeksi pembuluh darah primer (IADP), muncul tanpa adanya tanda
infeksi sebelumnya, dan berbeda dengan organisme yang
ditemukan dibagian tubuhnya yang lain.
b. Infeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari infeksi dari organisme
yang sama dari sisi tubuh yang lain. Mortalitas yang terjadi pada
infeksi ini terutama disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap
antibiotika seperti Staphylococcus dan Candida. Infeksi dapat
muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik, kateter
urin, dan kateter vena sentral (CVC). Faktor utama penyebab
infeksi ini adalah panjangnya kateter, suhu tubuh saat dilakukannya
prosedur invasif, dan perawatan dari pemasangan kateter.
Prosedur :
a. Isi kaleng/ wadah tertutup/pot sputum dengan cairan sabun / karbol
atau lisol.
7. Penataan Lingkungan
a. Merapikan barang-barang yang berserakan dan menumpuk di
dalam ruangan, karena akan menimbulkan tempat yang nyaman
untuk bersarangnnya nyamuk. Barang-barang pasien dimasukkan
semua ke dalam lemari pasien dan tidak ada yang menumpuk diluar
atau sudut ruangan.
b. Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada
tempatnya, seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri
dan langsung dibuang ditempat sampah khusus yang disediakan
RS.
c. Tidak membolehkan anak dibaeah usia 12 tahun berkunjung ke
rumah sakit. Dikarenakan Anak-anak mudah terserang penyakit.
Anak-anak rentan terhadap infeksi karena daya tahan tubuhnya
yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
d. Membatasi pengunjung yang menjenguk pasien di rumah sakit,
karena akan menimbulkan ruangan yang sesak, masuk dengan
membawa kuman dari luar rumah sakit.
Bulan Juni
No Uraian Total
Minggu Minggu Minggu
1 2 3
Jumlah Hari
1 8 12 20
Rawat pasien
Pasien Keluar
2 Hidup + Mati 8 12 20
Hidup 8 12 20
35%
30%
25%
20% juni
juni 1
15%
10%
5%
0%
Minggu 1 Minggu 2
2) ALOS
Gambar 3.2 ALOS Ruang Flamboyan-aster Periode Bulan
April, Mei dan juni 2022
6
3
April Mei Jan
0
ALOS ALOS ALOS
3
2
1
0
TOI TOI TOI
2.5
2
April Mei
1.5
Jan
1
0.5
0
BTO BTO BTO
2. Ketenagaan
a. Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan
Tabel 3.2 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi
Pekerjaan di Ruang Flamboyan- Aster 2022
Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen
1 Bidan 6 80%
2 Cleaning service 2 20%
Jumlah 16 100%
Kepala Ruangan
Perawat Pelaksana
51
Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Anak
dapat disampaikan bahwa :
Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup
sinar matahari
Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan
jendela.
Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
Terdapat ruang laburatorium
Sarana air bersih : Tersedia
Pembuangan air limbah : Lancar
Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
WC
2. Ruang administasi dengan Kapasitas Ruang Flamboyan-Aster Lt.3
Ruang fLamboyan- aster Lt.3 memiliki 8 kamar kapasitas 32 tempat
tidur dengan klasifikasi :
32 tempat tidur kelas terdiri atas kelas 1 dan 3
3. Fasilitas Untuk Petugas
Ruang nurse station
Kamar mandi dan komputer + akses internet.
Ruang kepala ruangan
52
C. Methods
1. Visi dan Misi
a. Visi dan Misi RSU FULL BETHESDA
Visi Menjadi Rumah Sakit Pilihan yang
berlandaskan cinta kasihi
Misi a. Memberikan pelayanan secara profesional
b. Meningkatkan penyediaan srana dan pra sarana
c. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber
daya manusia
d. Memberikan pelayanan dengan setulus hati dan
iklas
2. MPKP
a. Penerapan MPKP
Ruang Anak melaksanakan MPKP dengan metode Fungsional, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Dalam daftar dinas Ruang Flamboyan- Aster Lt 3 1 Karu , dan 5
orang perawat pelaksana
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada dan bertanggung jawab terhadap tugas masing-
masing
Tersedia buku laporan pasien untuk diisi lengkap tiap shift yang
berisi keadaan umum, pemenuhan KDM, terapi tindakan yang
sudah dan akan dilakukan pada shift berikutnya. Juga tersedia buku
TPRS, buku therapi dan buku visite. (ada forum handover)
Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 2 shift,
yaitu shift pagi s/d sore dari jam 07.30 WIB – 20.00 WIB, shift
sore dari jam 14.00 WIB -20.30 WIB dan shift malam s/d pagi dari
jam 20.00 WIB -08.00 WIB.
b. Discharge planning
53
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 2 pasien, pasien menyatakan
bahwa perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah pasien
diperbolehkan pulang.
c. Dokumentasi
Hasil evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap 6
sampel status pasien sudah baik.
17%
83%
54
Dirawat inap Lt.3 RSU FULL BETHESDA 2022
20%
35%
ya kadang-kadang tidak
45%
16%
19%
kadang-kadang iya tidak
64%
55
29%
50%
ya kadang-kadang tidak
21%
17%
50%
ya kadang-kadang tidak
33%
56
Pada Pasien” rawat inap flamboyant aster Lt.3 RSU
FULL BETHESDA 2022
10% 15%
ya kadang-kadang tidak
75%
20
%
35%
ya kadang-kadang tidak
45%
57
27%
50%
ya kadang-kadang tidak
23%
8% 27%
ya
kadang-kadang
tidak
65%
58
flamboyant aster Lt.3 RSU FULL BETHESDA 2022
47%
53%
ya kadang-kadang tidak
10%
50%
ya kadang-kadang tidak
40%
59
ya kadang-kadang tidak
100%
ya kadang-kadang tidak
100%
60
ya kadang-kadang tidak
100%
17%
ya kadang-kadang tidak
83%
61
10% 15%
ya kadang-kadang tidak
75%
ya kadang-kadang tidak
100%
62
10%
50%
ya kadang-kadang tidak
40%
ya kadang-kadang tidak
100%
63
ya kadang-kadang tidak
100%
ya kadang-kadang tidak
100%
64
17%
ya kadang-kadang tidak
83%
ya kadang-kadang tidak
83%
65
33%
ya
kadang-kadang
tidak
67%
17%
17%
ya kadang-kadang tidak
66%
66
17%
ya kadang-kadang tidak
83%
ya
kadang-kadang
tidak
100%
67
Berdasakan tabel 3.14 diatas, sebagian besar (60%) responden merasa
tidak puas terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang flamboyan
aster lt 3
D. Money
Penyediaan kebutuhan bahan pakai medis Habis Pakai (BMPH) di
ruangan dipergunakan berulang kembali.
Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur
permintaan barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.
E. Marketing
Adanya pasien peserta asuransi kesehatan seperti BPJS , dan umum.
Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.
68
dan ruangan dilakukan meningkatkan
untuk pendidikan.
meningkatkan Masih ada
kualitas tindakan yang
pelayanan. tidak sesuai
dengan SOP
Ruangan
bersih, nyaman,
dengan sarana
dan prasara
cukup
memadai.
Dilaksanakanya
MPKP dengan
metode
fungsional
69
Perawat menjelaskan peraturan
atau tata tertib rumah sakit saat
pertama kali anda masuk rumah
sakit: didapatkan responden
menjawab kadang-kadang sebanyak
(65%), dan menjawab tidak
sebanyak (16%) dan menjawab iya
sebanyak (19%)
71
TABEL PLANNING OF ACTION ( POA) BERDASARKAN SWOT
DI RUANGAN FLAMBOYAN ASTER
Tanggal Penanggu
No Masalah Rencana Tindakan Tujuan Indikator Narasumber
Pelaksanaan jawab
PLANNING DAN ORGANIZING
1 Caring Melakukan Untuk Dapat Jumat 24 Ns Erwin 1. Inri
kurang penyuluhan tentang meningkatkan meningkatka Juni 2022 Silitonga M.kep sihombi
optimal caring kualitas n kualitas S. Kep
Pembuatan pelayanan pelayanan 2. Melania
poster caring kepada pasien kepada pasien syafitri
Kep
3. Yuris. S
Kep
4. Nazela
nanda p
S. Kep
5. Febri w
hulu S.
Kep
6. Fahrini
syafiri. K
7. Rudi
desfanfa
Kep
Asmdi
winranto
S.Kep
2 Pencegaha Melakukan Untuk Perawat Senin, 27 Ns. Eva Kartika 1. Noraliss
sosialisasi mencegah mengetahui Juni 2022 Hasibuan M.Kep S.Kep
n resiko
tentang cara penyebaran cara
HAIs pencegahan infeksi pencegahan 2. Meylani
resiko HAIs penyebaran S.Kep
terhadap
Membuat infeksi
3. Sasmita
pasien poster HAIs S.Kep
kurang
4. Doni
optimal syahdi
S.Kep
5. Novia
S.Kep
6. Fince
S.Kep
7. Sabran
72
S.Kep
Verdaal
S.Kep
73