Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

DALAM KEPERAWATAN DI RUANG KEBIDANAN ARAFAH 2 RSUD


DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PERIODE
3 FEBRUARI – 22 FEBRUARI 2020

Disusun Oleh :

1. Nurlaini Sajinah 11. Risky Monika


2. Nurul Amelia 12. Shinta Zulmaidar
3. Nurul Chafifah 13. Siti Hamidah
4. Nurul Izzah 14. Siti Maisarah
5. Nurul Maghfirah 15. Umayra Hijriah
6. Pipin
7. Puji Indah Lestari
8. Putri Rizkiyah
9. Rahmaton Nuraina
10. Reska Asnita

Pembimbing Akademik :

Ns. Isneini, S.Kep, M.Kep


Ns. Dewi Marianti SKp., M.kep., Sp.Mat
Ns. Nurleli S.Kep., MNS
Sitio Budi Raharjo SKP, MKP

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN RI ACEH
PRODI D-IV KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan............................................................................................

1.1 Latar Belakang....................................................................................


1.2 Tujuan Penuisan.................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................
BAB 2 Tinjauan Lahan.......................................................................................

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit...........................................................

1. Sejarah Sigkat............................................................................

2. Visi,Misi, Motto, dan Nilai........................................................

3.Kedudukan, Tugas, dan Fungsi..................................................

4. Jenis-Jenis Pelayanan dan Kesehatan........................................

2.2 Pengumpulan Data...............................................................................

1. Data Umum Ruag Praktek.........................................................

2.Data Khusus Ruang Praktek.......................................................

BAB 3 Pelaksanaan dan Pembahasan...............................................................

3.1 Rencana Kegiatan................................................................................

3.2 Implementasi Kegiatan........................................................................

3.3 Evaluasi Kegiatan................................................................................

BAB 4 Kesimpulan dan Saran............................................................................

4.1 Kesimpulan..........................................................................................

4.2 Saran....................................................................................................

Lampiran..............................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi maha
penyayang atas segala limpahan Rahmat dan dan karunia Nya sehingga kita dapat
menyelesaikan, laporan praktik kepemimpinan dan manajemen keperawatan di
ruang Arafah 2 dengan baik laporan ini di susun secara rinci keseluruhan proses
praktik mulai dari kegiatan pengkajian, perumusan masalah, perumusan pmecahan
masalah, serta kesimpulan dan saran yang berupa tindak lanjut kegiatan profesi.

Harapan penyusun semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan


menjadi pembelajaran pelayanan kesehatan di rumah sakit dan dapat menerapkan
prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunkan model asuhan
keperawatan professional MAKP, serta bertanggung jawab dan menunjukkan
sikap kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen
keperawatan.
Penyusun tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar
laporan ini nantinya dapat menjadi Makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penyusun mohon maaf
sebesar-besarnya.

Banda Aceh, 3 Februari 2020

Kelompok Manajemen Kep


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak
terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka,
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) dikembangkan
sejalan dengan tanggung jawab pemerintah yaitu “melindungi” masyarakat
Indonesia dari gangguan kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia
yang juga tercantum dalam UUD 1945 (Muninjaya, 2004).
Layanan jasa rumah sakit merupakan suatu layanan masyarakat
yang paling penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan
kesehatan. Banyak unsur yang mendukung dan berperan dalam
berfungsinya operasional rumah sakit. Salah satu unsur utama pendukung
hal tersebut adalah sumber daya manusia (SDM) yang padat karya dan
berkualitas tinggi, disertai kesadaran akan penghayatan pengabdian kepada
kepentingan masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan layanan
kesehatan (Suharyono & Adisasmito, 2006).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan
keperawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien. Pelayanan
keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit, hal
ini terjadi karena pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang
diberikan selama 24 jam kepada pasien yang membutuhkannya (Priharjo,
2006).
Sumber daya yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan
pemenuhan layanan asuhan keperawatan yang lebih optimal, baik dari segi
layanan asuhan keperawatan maupun dari segi manajemen asuhan
keperawatan, serta sebagai suatu proses yang dapat dipelajari melalui
fungsi-fungsi manajemen (Muninjaya, 2004). Adapun yang dimaksud
dengan fungsi manajemen adalah langkah-langkah penting yang wajib
dilaksanakan oleh manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi
manajemen yang digunakan oleh Depkes RI diambil dari fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh George Terry (yang terdiri dari
Planning, Organizing, Staffing, Directing dan Controlling (POSDC).
Adapun tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusia
yang ada untuk memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin
bagi setiap pasien dan keluarga.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan
keperawatan, dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya
adalah faktor keberagaman kebutuhan setiap individu. Kebutuhan manusia
yang dikemukakan oleh Maslow tersusun dalam suatu hirarki dari tingkat
yang paling rendah hingga ke puncak. Adapun hirarki tersebut terdiri dari
kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan, cinta dan dicintai, harga
diri serta aktualisasi diri (Perry dan Potter, 2005).
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam memenuhi
kebutuhan pasien per individu. Hal ini dapat diwujudkan bila perawat
mampu menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach), menerapkan hasil penelitian/ pengetahuan terbaik
(evidence based practice), bekerja dengan baik bersama tim kesehatan,
serta melakukan pengkajian kemampuan diri/ refleksi diri untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari aspek profesional yang harus
dikuasai (Priharjo, 2006).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang dan wakil
kepala ruang serta observasi di ruang rawat inap Mamplam I, didapatkan 3
masalah yang belum optimal yaitu (1) pendokumentasian (2) pelaksanaan
ronde keperawatan disetiap shift, (3) visi misi ruangan yang belum
dirumuskan. Berdasarkan analisa data dari ketiga masalah tersebut,
didapatkan masalah pelaksanaan ronde keperawatan sebagai prioritas
masalah yang akan diselesaikan terlebih dahulu.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Merumuskan visi dan misi bersama Kepala Ruang, Case Manager
beserta Staff Ruang Arafah 2 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
(RSUDZA) Banda Aceh.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Memberikan informasi mengenai konsep dan teori visi dan misi.
b. Merumuskan visi dan misi bersama Kepala Ruang, Case Manager
dan Staff.
c. Mensosialisasikan visi dan misi tersebut menggunakan media
poster.

1.3 Manfaat Penulisan


Hasil dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan di ruang rawat inap kebidana Arafah 2 Rumah
Sakit Umum dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh diharapkan agar
visi dan misi dapat menjadi arah dan pedoman bagi tenaga kesehatan
dalam melaksanakan tugas. Adapun hasil laporan ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1. Mahasiswa/I Praktik Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh Sebagai kegiatan
dalam mencapai kompetensi yang diharapkan serta menambah
wawasan keilmuan di bidang Manajemen Keperawatan.
2. Manajemen ruangan Arafah 2 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
(RSUDZA) Banda Aceh.
Diharapkan dengan adanya visi dan misi ruangan, dapat
meningkatkan kinerja tenaga kesehatan secara optimal yang mengacu
pada visi dan misi di ruang rawat inap Arafah 2 Rumah Sakit Umum dr.
Zainoel Abidin (RSU ZA) Banda Aceh.
3. Program Studi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh
Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Praktik
Klinik Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Sejarah Singkat

RUMAH Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) adalah


salah satu instansi pelayanan publik yang memberikan pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat khususnya pelayanan rawat jalan maupun
rawat inap.

Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 22 Februari 1979 atas dasar
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 551/ Menkes/ SK/2F/1979 yang
menetapkan RSU dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit kelas C.

Selanjutnya dengan SK Gubernur Daerah Istimewa Aceh No.


445/173/1979 tanggal 7 Mei 1979 Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Zainoel
Abidin ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel
Abidin

Kemudian dengan adanya Fakultas Kedokteran Unsyiah, maka dengan


SK Menkes RI No. 233/Menkes/SK/ IV/1983 tanggal 11 Juni 1983, RSUD
dr. Zainoel Abidin ditingkatkan kelasnya menjadi rumah sakit kelas B
Pendidikan dan rumah sakit rujukan untuk Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Dalam rangka menjamin peningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan


kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat serta optimalisasi fungsi rumah
sakit rujukan dan juga sebagai rumah sakit pendidikan, maka dengan
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 8 Tahun 1997
tanggal 17 Nopember 1997 dilakukan penyempurnaan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja RSUD dr. Zainoel Abidin.
Selanjutnya berdasarkan SK Menkes RI No.153/Menkes/SK/II/1998
tentang Persetujuan Rumah Sakit Umum Daerah digunakan se bagai tempat
pendidikan calon dokter dan dokter spesialis.

Telah dikukuhkan kembali RSUD dr. Zainoel Abdian sebagai Rumah


Sakit Kelas B Pendidikan. Pada tanggal 27 Agustus 2001 me lalui Per da
No. 41 tahun 2001 RSUD dr. Zainoel Abidin ditetapkan perubahan dari
UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) menjadi LTD (Lembaga Teknis
Daerah) dalam bentuk “Badan Pelayanan Kesehatan (BPK)” yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPK RSUD dr. Zainoel Abidi
disempurnakan kembali dengan Qanun No.10 Tahun 2003. Berdasarkan
Qanun ini, dibentuk 2 (dua) wakil direktur, yaitu Wakil Direktur Pelayanan,
Penunjang dan Pelatihan serta Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan.

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam No. 10 Tahun 2003 juga


menjelaskan bahwa RSUD dr. Zainoel Abidin mempunyai tugas dan fungsi
memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan be mutu kepada
masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; memberikan pelayanan
rujukan dari Puskesmas, rumah sakit daerah; mendidik tenaga kesehatan
yang profesional; memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat;
memberikan pelayanan pemulihan kesehatan secara terpadu dan
menyeluruh.

Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang- Undang Nomor 32 tahun


2004 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah, mak Susunan Organisasi dan Tata Kerja
RSUD dr. Zainoel Abidin disempurnakan lagi dengan Qanun Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 5 Tahun 2007.

Dalam Qanun ini terjadi perubahan nomenklatur dan jumlah Wakil


Direktur, dari 2 menjadi 4 terdiri dari Wakil Direktur Administrasi dan
Umum, Wakil Direktur Pengembangan SDM, Wakil Direktur Pelayanan
dan Wakil Direktur Penunjang.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 04 Tahun 2010


tentang Status Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, RSUDZA
telah menjalankan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
menerapkan PPK-BLUD secara bertahap. Dengan menimbang fleksibilitas
PPK-BLUD yang belum diatur maka telah dilakukan perubahan dengan
dasar diterbitkannya Peraturan Gubernur Aceh Nomor 67 Tahun 2010.

RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh ditetapkan sebagai Rumah


Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala
Banda Aceh sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : HK.03.05/III/327/2011 yang ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 24 Januari 2011.

Dengan meningkatkan mutu d kemampuan pelayan kesehatan dalam


upaya kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan sejalan dengan
keberhasilan pembangunan, maka berdasarkan analisis organisasi, fasilitas
dan kemampuannya, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin telah
memenuhi persyaratan dan kemampuannya untuk menjadi rumah sakit
Kelas A, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1062/ MENKES/SK/2011 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin menjadi tipe kelas A yang ditetapkan di
Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011.

Setelah memenuhi berbagai persyaratan substantif, teknis, dan


administratif secara memuaskan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, maka pada tanggal 20 Desember 2011, Gubernur Aceh telah
menetapkan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin menjadi Satuan
Kerja Perangkat Aceh yang menerapkan status PPK-BLUD secara penuh
dalam Keputusan Gubernur 445/685/2011.

Saat ini, RSUD dr Zainoel Abidin adalah rumah sakit negeri kelas A
dengan meraih akreditasi paripurna dari Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) pada 2015. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan
sebagai rujukan tertinggi atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat.

2. Visi,Misi, Motto dan Nilai

Visi RSUDZA :

Terwujudnya Rumah Sakit Terkemuka Dalam Pelayanan


,Pendidikan,dan Penelitian Yang Berstandar International

Misi RSUDZA :

1. Meningkatkan Kompetensi SDM melalui pendidikan dan penelitian


berstandar internasional
2. Memberikan pelayanan kesehatan individu yang menyenagkan dan
mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan
3. Mendukung upaya pemerintah aceh dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat untuk mencapai sustainable development index
4. Menerapkan prinsip-prinsip islami dalam pengembangan sistem
pelayanan kesehatan,,administrasi dan pengelolaan keuangan

Motto RSUDZA :

Memberi Lebih Dari Yang Diharapkan

Nilai RSUDZA :

 Kerjasama
 Peduli
 Akuntabel
 Integritas
 Profesional

3. Kedudukan,Tugas dan Fungsi

Rumah Sakit Umum Daerah Dr Zainoel Abidin mem-punyai kewenangan


sebagai berikut:

a. Mengelola administrasi kepegawa-ian dan keuangan serta perlengka-pan


sesuai dengan peraturan pe-rundang – undangan yang berlaku;
b. Menyelenggarakan kerja sama de ngan Institusi Pendidikan yang me-
manfaatkan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin sebagai lahan prak-tek
c. Menyelenggarakan kerja sama dengan pihak ketiga dengan berpe-doman
pada Peraturan Perundang- undangan yang berlaku;
d. Memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuan dengan tetap
menyelenggarakan fungsi sosial;dane.
e. Melakukan hubungan koordinatif dan fasilitatif dengan Dinas Kese-hatan
dan instansi terkait dalam pelaksanaan teknis kesehatan

Fungsi Rumah Sakit RSUDZA sebagai berikut :

a) penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;


b) penyusunan kebijakan teknis di bidang :
1. pelayanan medis, penunjang medis dan non medis;
2. penyelenggaraan asuhan ke perawatan, pelayanan rujukan;
3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
4. pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penyelenggaraan
Administrasi umum dan Keuangan.

4. Jenis – Jenis Pelayanan Kesehatan

1. Kamar Bedah Jantung (Cardiac Hybrid Operating Suite )

Merupakan kamar operasi yang dapat melakukan dua tindakan dua


tindakan sekaligus yaitu tindakan diagnostic da intervensi dalam satu waktu
dan satu tempat yang sama.kamar bedah jantung hybrid milik RSUDZA
didirikan pertama kalinya di Aceh.

2. Percutaneus Coronary Intervention (PCI)

Tindakan yang dilakukan di Instalasi Kateterisasi Jantung RSUDZA


ini adalah tindakan melebarkan pembuluh darah coroner yang mengalami
penyempitan dengan mengguna-kan balon (tanpa Operasi).Sebagai
gambaran umum, tindakan ini menggunakan kateter khusus yang ujungnya
mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat di tempat
penyempitan pembuluh darah coroner/jantung. Dengan demikian
penyempitan menjadi lebih terbuka.Untuk mencegah penyempitan kembali
(Re-stenosis), dilakukan tindakan pemasangan “ring” atau cincin
penyanggah (Stent).

3. Penanganan Penderita Gondok dengan Prosedur Invasif Minimal

RSUDZA merupakan rumah sakit pertama di kawasan Asia Tenggara


yang melakukan pengobatan gondok dengan prosedur invasif minimal.
Layanan unggulan ini dirintis oleh seorang dokter ahli yang adalah putra asli
Aceh. Dengan prosedur invasif minimal, gondok dapat dihilangkan tanpa
pembedahan sehingga tidak menimbulkan bekas luka yang nya-ta.

4. ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotripsy)

Adalah tindakan pemecahan batu saluran kencing (ginjal, ureter,


kandung kemih) dengan gelombang kejut (Shockwave) tanpa pembedahan
sama sekali. Batu saluran kencing akan pecah menjadi fragmen kecil sekali
sehingga dapat keluar spontan bersama air kencing.Tindakan ini merupakan
satu-satunya di provinsi Aceh sampai dengan sekarang ini dilak-sanakan
oleh tenaga profesional yang sudah terlatih. Alat yang digunakan di
RSUDZA ini merupakan alat yang sangat canggih, pasien yang ditangani
tidak mengalami sakit ber-lebihan

5. Countinuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CPAD)


Dialysis peritonial mandiri berkesinambungan yaitu proses
pembersihan darah (cuci da-rah) yang bisa dilakukan sendiri oleh pasien
ataupun dibantu keluarga di rumah pasien yang tentu saja telah
mendapatkan pelatihan khusus yang diberikan oleh tim petugas medis
instalasi Dialisis RSUDZA. Manfaat yang dirasakan oleh pasien ialah
pasien lebih mandiri, pasien tidak tergantung pada mesin dialisis yang hanya
terdapat di rumah sakit tertentu, kemudian diet pasien lebih bebas
dibandingkan dengan pasien cuci darah meng-gunakan mesin
(Haemodialisa)

6. Ambulance VVIP

RSUDZA memiliki beberapa mobil Ambulans. Ambulan ini memiliki


fasilitas lengkap untuk layanan kegawatdaruratan, dapat dikatakan sebagai
mini ICU.

7. Pelayanan Laboratorium Klinik Terpadu menggunakan Sistem LIS


(Laboratory Informa-tion System)
8. Pelayanan Radiologi dengan alat MRI-3 Tesla dan CT Scan 64 Slice
9. Pelayanan Jantung Terpadu
10. Pelayanan Kateterisasi Jantung
11. Pelayanan Onkologi Terpadu
12. Pelayanan TB Terpadu
13. Rawat jalan
 Poliklinik anak
 Poliklinik endokrin
 Poliklinik jantung
 Poliklinik mata
 Poliklinik paru
 Poliklinik THT
 Poliklinik kulit dan kelamin
 Poliklinik saraf
 Poliklinik gigi dan mulut
 Poliklinik penyakit dalam
 Poliklinik kebidanan dan ginekologi
 Poliklinik bedah orthopedic
 Poliklinik bedah onkologi
 Poliklinik bedah anak
 Poliklinik bedah thorak
 Poliklinik bedah plastic
 Poliklinik bedah urologi
 Poliklinik bedah saraf
 Poliklinik bedah digestive
 Poliklinik rehabilitas medis
 Poliklinik medical check up
 Poliklinik VCT
 Poliklinik jiwa
 Poliklinik anestesi
 Poliklinik psikologi
14. Rawat Inap
Lantai 1

No Nama ruang Fungsi ruang


.
1. Aqsha 1 Ruang isolasi /kelas 1
2. Aqsha 2 Ruang penyakit dalam pria
3. Aqsha 3 Ruang penyakit dalam wanita
4. Arafah 1 Ruang anak
5. Arafah 2 Ruang Kebidanan
6. Arafah 3 Ruang Penyakit Kandungan
7. Bersalin Ruang bersalin
8. HCU Medical HCU Medical
9. Mina 1 Ruang saraf pria
10. Mina 2 Ruang saraf wanita
11. Zamzam 1 Ruang VIP
12. Zamzam 2 Ruang VIP
13. NICU Ruang NICU

Lantai 2

No Nama ruang Fungsi ruang


.
1. Raudhah 1 Ruang rawat pelayanan jantung terpadu
2. Raudhah 2 Ruang bedah anak
(bedah wanita ) Ruang bedh bedah urologi
Ruang bedah TKV plastic
Ruang bedah mulut
3. Raudhah 3 Ruang bedah onkologi
Ruang bedahplastik
Ruang bedah saraf
Ruang bedah digestif
4. Raudhah 4 Ruang bedah onkologi
Ruang bedahplastik
Ruang bedah TKV
Ruang bedah mulut
5. Raudhah 5 Ruang bedah urologi
Ruang bedah digestif
Ruang bedah saraf
6. Raudhah 6 Ruang bedah orthopedic wanita
7. Raudhah 7 Ruang bedah orthopedic pria
8. Zamzam 3 Ruang VIP
9. Zamzam 4 Ruang VIP
10. HCU Surgical Ruang HCU surgical
11. Nabawi Ruang kulit dan kelamin /mata /THT
12. Shafa Ruang jantung dan paru (non TB)
13. ICU 1 ICU 1
14. ICU 2 ICU 2
15. ICCU ICCU
16. PICU PICU

RSUD Lama

No Nama ruang Fungsi ruang


.
1. Thursina 1 Ruang kemoterapi anak dan thalasemia
2. Thursina 2 Ruang kemoterapi dewasa
3. RHCU Ruang pelayanan insentif paru
4. Marwah Ruang pelayanan tuberculosis terpadu

2.2 Pengumpulan Data

1. Data Umum Ruang Praktek

a. Man (MI)
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di ruang rawat inap Arafah
2 adalah 29 orang yang terdiri dari tenaga D-IV kebidanan sebanyak
a. Bangunan,sarana dan prasarana( M2/materials)
Ruang rawat inap Arafah 2 (Kebidanan) merupakan salah satu
ruang rawat inap yang ada dirumah sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Ruang rawat ini terdiri dari 9 kamar pasien, terdiri
dari: 3 kamar kelas I, 1 kamar kelas II, 1 Kamar pengawasan, 2 kamar
kelas III, 2 kamar isolasi, 1 kamar kepala ruang, 1 kamar perawat, 1
nurse station, 1 kamar tindakan,1 kamar penyimpanan bersih,1 kamar
penyimpanan kotor,1 kamar mandi,1 pantri,1 kamar dokter,1 ruang
pertemuan,29 tempat tidur pasien,loker obat pasien,dan 1 troli.
b. Metode pemberian Asuhan Keperawatan (M3/Methode)
Dari hasil wawancara dan kuesioner kepada ruangan perawatan
Arafah 2 model asuhan keperawatan yang digunakan saat ini adalah
metode tim. Jumlah kebutuhan perawat di Arafah 2 jika ditinjau dari
tingkat ketergantungan pasien belum sesuai karena ditinjau dari jumlah
pasien 1:6 pasien.
c. Pembiayaan (M4/Money)
Biaya perawatan pasien di runag Arafah 2 umumnya menggunakan
jaminan kesehatan seperti ASKES,BPJS,JKRA,Jamkesmas(Jaminan
Kesehatan Masyarakat).
d. Pemasaran (M5 /Marketing)
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan diruang
Arafah 2 sebagian besar berasal dari seluruh kabupaten yang ada di
Aceh. Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memberikan perawatan secara paripurna.

2. Data Khusus Ruang Praktek

a. Fungsi planning
1. Visi dan misi RS belum ada di ruangan
2. Tidak adanya SOP penggunaan alat disebagian alat medis Arafah 2
3. Kurangnya penepatan 7B diruang Arafah 2
4. Komponen SAK (Standar Asuhan Keperawatan) yang tersedia di
ruang Aqsha 3 yaitu ilmu penyakit dalam
5. Bidan diberi tanggungjawab oleh ketua tim kurang lebih 4-6 orang
Pasien.
6. Kepala ruangan jarang membuat pertemuan berkala dengan bidan
sebulan sekali untuk menyampaikan keluhan kerja dan konsultasi,
dilakukan jika kondisi sudah memburuk.
7. Perencanaan dan uraian tugas bidan dibuat oleh KaTim

b. Fungsi Organizing
1. Visi dan misi ruangan belum ada
2. Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai cuci tangan pakai sabun
kepada keluarga pasien
3. Sudah terpajang struktur organisasi terbaru di ruangan

Peran Kepala Ruangan :

1. Mementukan pembagian tugas ke KaTim


2. Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim
3. Melakukan supervisi dan evaluasi tugas staff dengan cara pre
conference dan post conference.
4. Pengaturan jadwal dinas dibuat tidak berdasarkan tingkat pendidikan
dan masa kerja dan tingkat ketergantungan pasien.
5. Penempatan pasien di ruangan diatur berdasarkan jaminan kesehatan
6. Pelatihan atau training yang pernah dilakukan bagi bidan dalam 1
tahun terakhir adalah BLS(Basic Life Support),BCS(Basic Cardiac
Support), BHD (Bantuan Hidup Dasar), Cara Menggunakan (APAR)
(Alat Pemandam Api Ringan) , Manajemen nyeri ,dll.
7. Pengaturan daftar pasien belum sesuai dengan kebutuhan jumlah bidan
dikarenakan belum mencukupi jumlah bidan di ruangan tersebut
8. Ruangan menyediakan tempat cuci tangan,masker,sarung tangan,dan
tempat sampah infeksius dan non infeksi/’;io[o8us yang memadai.
9. Metode penugasan yang digunakan dalam asuhan keperawatan pada
pasien di ruangan Arafah 2 adalah metode Tim.

Peran Ketua Tim :

1. Membuat perencanaan asuhan keperawatan.


2. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota tim.
3. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
sebagai penyeselesai masalah.

c. Fungsi staffing
1. Operan dilakukan setiap pergantian shif.
2. 100% perawat diruang Arafah 2 mengikuti tranning /pelatihan
3. 90 %perawat sudah memahami jenjang bidan
4. Pre conference hanya dilakukan pada pukul 08.00 pagi di ruangan
kepala ruangan dan post conference dilakukan pada pukul 14.00 siang
namun jarang dilakukan.
5. Pendelegasian tugas dari kepala ruangan akan didelegasikan atau
diwakilkan oleh wakil kepela ruangan saat kepala ruangan tidak ada di
ruangan.
d. Fungsi directing
1. 78% bidan menyatakan atasan mereka adil dalam memimpin
2. 26% bidan melakukan operan dengan Katim
3. 50% bidan mendapatkan reward berupa pujian dari kepala ruangan atas
keberhasilan dan prestasi kerja
4. 75% bidan pernah dilatih atau dibimbing dalam bekerja sebagai
perawat
5. 75% bidan melaporkan kepada katim jika ada kendala dalam merawat
pasien
6. 25 % bidan mengatakan jadwal dinas bidan terlalu padat sehingga
tidak cukup waktu untuk tidur.

e. Fungsi controlling
1. Indicator mutu berupa memastikan gelang nama pasien dan keserasian
jadwal puasa dan jadwal operasi
2. Implementasi askep yang dilakukan perawat sudah berdasarkan stndar
praktek keperawatan
3. 90% pasien mengaku cukup puas dengan informasi yang diberikan
oleh Bidan mengenai hal yang harus dilakukan jika sudah keluar dari
rumah sakit
4. Bidan mengawasi perilaku tidak disiplin pasien atau keluarga pasien
dengan cara memantau keruangan dalam jangka waktu tertentu.

Analisa Masalah

Pengkajian dan observasi dimulai pada tanggal 03 Februari hingga 22


februari 2020 didapatkan hasil pengkajian atau data di ruangan Arafah 2 sebagai
berikut :
1. Visi dan misi ruangan belum ada.
2. Kurangnya penerapan 7B ( benar pasien, benar waktu, benar dosis, benar
pemberian, benar dokumentasi, benar expired,benar informasi) dalam
pemberian obat di ruang Aqsha 3.
3. Kepala ruangan jarang membuat pertemuan berkala dengan bidan sebulan
sekali untuk menyampaikan keluhan kerja dan konsultasi, dilakukan jika
kondisi sudah memburuk.
4. Bidan diberi tanggungjawab oleh ketua tim kurang lebih 4-6 orang Pasien.
5. Kepala ruangan pernah membuat usulan perencanaan pendidikan atau
pelatihan untuk perawat
6. Pengaturan daftar pasien belum sesuai dengan kebutuhan jumlah bidan
dikarenakan belum mencukupi jumlah bidan di ruangan tersebut
7. 70% bidan sudah memahami jenjang bidan
8. 78% perawat menyatakan atasan mereka adil dalam memimpin
9. 25% bidan melakukan operan dengan Katim
10. 40% perawat mendapatkan reward berupa pujian dari kepala ruangan atas
keberhasilan dan prestasi kerja
11. 75% bidan pernah dilatih atau dibimbing dalam bekerja sebagai bidan
12. 75% bidan melaporkan kepada katim jika ada kendala dalam merawat pasien
13. 60 % perawat mengatakan jadwal dinas bidan terlalu padat sehingga tidak
cukup waktu untuk tidur.
14. 90% pasien mengaku cukup puas dengan informasi yang diberikan oleh
bidan mengenai hal yang harus dilakukan jika sudah keluar dari rumah sakit
15. Bidan mengawasi perilaku tidak disiplin pasien atau keluarga pasien dengan
cara memantau keruangan dalam jangka waktu tertentu.

Komponen Total
Nc M S A M
Masalah
Visi dan misi RS belum 3 1 1 3 4 36
terpajang di ruangan

SOP penggunaan alat 4 4 4 4 4 1024


tidak diletakkan pada alat
medis hanya diarsipkan
saja.
Kurangnya penerapan 3 2 3 4 3 210
10B dalam pemberian
obat
Kurangnya kepatuhan 4 4 4 4 3 768
dalam pemilahan tempat
penyimpanan linen kotor.

Kurangnya pendidikan 3 4 4 5 2 480


kesehatan mengenai cuci
tangan pakai sabun
kepada keluarga pasien

Berdasarkan hasil NCMSAM dari 5 masalah yang ada hanya 4 masalah yang
akan diselesaikan,yaitu :

1. SOP penggunaan alat tidak diletakkan pada alat medis hanya diarsipkan
saja.
2. Kurangnya fasilitas dalam pemilahan tempat penyimpanan linen kotor.
3. Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai cuci tangan pakai sabun
kepada keluarga pasien
4. Visi dan misi RS belum terpajang di ruangan

Rencana strategi

1. Meletakkan SOP disetiap alat medis

2. Meningkatkan kepatuhan dalam pemilihan antara linen infeksius dan non


infeksius

3. Meningkatkan pendidikan tentang cuci tangan pada keluarga pasien

4. Mencetak poster yang isinya visi misi rumahmemajang visi misi RS di


ruangan

BAB III
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Rencana Kegiatan

Dalam presentasi kelompok yang dilaksanakan pada tanggal 08 April 2019 di


ruang Aqsha 3 yang dihadiri oleh Kepala Ruangan Aqsa 3,Ketua tim Aqsha 3,
Perawat Pelaksana Aqsha 3 dan Clinical Instructure prodi D-IV Keperawatan
Poltekkes Aceh , dan dapat disimpulkan bahwa Prioritas masalah yang harus
diselesaikan yaitu :

N Prioritas Masalah Strategi


O
1. SOP penggunaan alat tidak diletakkan Meletakakkan SOP disetiap alat
pada alat medis hanya diarsipkan saja. medis.

2. Kurangnya Kepatuhan dalam Meningkatkan kepatuhan dalam


pemilahan tempat penyimpanan linen pemilihan antara linen infeksius dan
kotor. non infeksius

3. Kurangnya pendidikan kesehatan Meningkatkan pendidikan tentang


mengenai cuci tangan pakai sabun cuci tangan pada keluarga pasien
kepada keluarga pasien

4. Visi dan misi RS belum terpajang di Memajang visi misi RS di ruangan.


ruangan

3.2 Implementasi Kegiatan

Adapun rincian kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang


ada di ruang Arafah 2 RSUDZA Banda Aceh yaitu:

No Project Penanggung Jawab


1. Mengeprint dan menggantung SOP Fricillia Ramadhanty, Trina Mahnita,
penggunaan alat medis di setiap alat Maghfira Azzuhra, Sri Mulyati Salim
2. Membuat label tempat linen kotor Putri Riyangna, Nelly Maulisa, Farah
antara Infeksius dan non Infeksius Dina, Maulida Ridayani, Akmarina.

3. Melakukan sosialisasi, demonstrasi, Raihan F, Rifatul Mawaddah,


dan memberikan leaflet kepada Raudhatul Jannah, Miftahul Jannah,
keluarga dan pasien tentang cuci Yara Cantika
tangan

4. Mencetak banner yang isinya visi misi Agus Riyanda, Andi Afrizal, M. Amin
rumah sakit dan dipajang di ruangan Nurlah Annas, Farhanul Fajr, Shidqi
aqsha 3 Fahmi.

3.3 Evaluasi Kegiatan

Hasil evaluasi kegiatan project di ruang Rawat Inap Aqsha 3 RSUDZA Banda
Aceh adalah sebagai berikut :

1. SOP sudah tergantung di setiap alat medis di ruang aqsha 3. (foto


terlampir)
2. Label untuk membedakan antara linen infeksius dan non infeksius sudah
ditempelkan di ruang aqsha 3. (foto terlampir)
3. Sosialisasi, demonstrasi, serta lefleat sudah di lakukan di ruang aqsha 3.
(foto terlampir)
4. Banner visi misi rumah sakit sudah terpajang di ruang aqsha 3. (foto
terlampir)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktik manajemen dan kepemimpinan
dalam keperawatan diruang Arafah 2 RSUDZA Banda Aceh selama 21 hari
terhitung dari tanggal 3 Februari sampai 22 Februari 2020 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian data diruang praktik manajemen menggunakan alat
kuesioner,wawancara dan lembar observasi dan dari hasil analisis
ditemukan 5 masalah yang perlu diselesaikan diruangan antara lain (1)
Visi misi RS belum terpajang di ruangan, (2) SOP penggunaan alat tidak
diletakkan pada alat medis hanya diarsipkan saja, (3) Kurangnya
penerapan 10B ( benar obat,benar dosis,benar waktu pemberian,benar
cara dan tempat pemberian(route),benar pasien,benar pendidikan untuk
pasien,benar dokumentasi,benar hak pasien untuk menolak,benar
pengkajian penilai efek dari obat,benar evaluasi hasil penilaian dari efek
obat terhadap pasien.) dalam pemberian obat di ruang Aqsha 3,(4)
Kurangnya fasilitas dalam pemilahan tempat penyimpanan linen kotor,
(5) Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai cuci tangan pakai sabun
kepada keluarga pasien.Model yang digunakan dalam asuhan
keperawatan menggunakan model Tim.
2. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standar operasional
prosedur dengan rutinitas anatara lain operan,pre conference,post
conference,ronde keperawatan,supervise keperawatan dan dokumentasi
keperawatan.
3. Kegiatan evaluasi untuk manajemen antara lain (1) Meletakkan SOP
disetiap alat medis (2) Meningkatkan kepatuhan dalam pemilihan antara
linen infeksius dan non infeksius (3) Meningkatkan pendidikan tentang
cuci tangan pada keluarga pasien (4) Mencetak poster yang isinya visi
misi rumah sakit memajang visi misi RS di ruangan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil praktik manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan


di ruang Arafah 2 RSUDZA Banda Aceh maka disarankan :
1. Kepada perawat ruang rawat inap Arafah 2 RSUDZA Banda Aceh :
a. Agar dapat menggunakan alat medis sesuai dengan SOP yang telah di
gantungkan.
b. Agar menjaga dan mematuhi dalam pemilahan linen infeksius dan non
infeksius berdasarkan petunjuk yang sudah ditempelkan.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya cuci tangan pada
keluarga pasien dan pasien.
d. Agar menjaga dan merawat banner yang berisi visi,misi,mooto dan
tujuan RSUDZA yang dipajang di ruang Aqsha 3.
2. Kepada Kepala ruang dan CI ruang Aqsha 3 Banda Aceh :
a. Agar dapat mengawasi pelaksanaan penggunaan alat medis di ruangan
sesuai dengan SOP yang telah di cantumkan
b. Mengawasi keefektifan dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
pentingnya cuci tangan pada keluarga pasien dan pasien.
c. Kepada pihak pengelola praktik klinik D-IV keperawatan agar dapat
membimbing mahasiswa/I dengan lebih optimal sehingga terlaksana
praktik manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan sesuai
dengan yang diharapkan
d. Kepada kelompok manajemen selanjutkan agar dapat melaksanakan
prkatik menejemen dan kepemimpinan dalam keperawatan lebih baik
lagi sehingga dapat member hasil yang lebih memuaskan serta dapat
mengambil pelajaran dari pengamatan kelompok sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai