Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RESIKO

PERILAKU KEKERASAN DI BALEE MELUR


RUMAH SAKIT JIWA

LAPORAN INDIVIDU

Diajukan Sebagai Syarat Praktik Stase


Keperawatan JiwaPada Program Studi
Profesi Ners

Disusun Oleh :
Nurul Maghfirah
P1337420921246

Dosen Pembimbing:
Ns. Supriyanti, S.Kep., M.Kes

CI Kliik:
Ns. Rospita, M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus kelolaan individu ini telah dibaca, dikoreksi dan


disetujui olehPembimbing Klinik (CI) Rumah Sakit Jiwa

Mahasiswa Yang Bersangkutan

Nurul Maghfirah S. Tr.Kep


P1337420921246

Pembimbing Klinik (CI) Pembimbing Akademik

Ns. Rospita, M.Kep Ns. Supriyanti, S.Kep., M.Kes

MENGETAHUI
Pengelola Penyelenggaraan
DiklatRumah Sakit Jiwa
Aceh

Syahrul Fitri, SKM


NIP. 197510052000121003
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan rencana harian perawat ini telah dibaca, dikoreksi dan disetujui oleh
Pembimbing Klinik (CI) Rumah Sakit Jiwa

Mahasiswa Yang Bersangkutan

Nurul Maghfirah S. Tr.Kep


P1337420921246

Pembimbing Klinik (CI) Pembimbing Akademik

Ns. Rospita, M.Kep Ns. Supriyanti, S.Kep., M.Kes

MENGETAHUI
Pengelola Penyelenggaraan Diklat
Rumah Sakit Jiwa Aceh

Syahrul Fitri, SKM


NIP. 197510052000121003
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Analisis Proses Interaksi/API ini telah dibaca, dikoreksi dan disetujui oleh
Pembimbing Klinik (CI) Rumah Sakit Jiwa

Mahasiswa Yang Bersangkutan

Nurul Maghfirah S. Tr.Kep


P1337420921246

Pembimbing Klinik (CI) Pembimbing Akademik

Ns. Rospita, M.Kep Ns. Supriyanti, S.Kep., M.Kes

MENGETAHUI
Pengelola Penyelenggaraan Diklat
Rumah Sakit Jiwa Aceh

Syahrul Fitri, SKM


NIP. 197510052000121003
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. PENGERTIAN
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi ynag timbul sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Perilaku kekerasan atau
agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseoarang secara
fisik atau psikologis (Riyadi dan Purwato, 2013). Sehingga perilaku kekerasan adalah
tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang
tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

B. RENTANG RESPON
Menurut Stuart dan Sundeen (2008), rentang respon marah adalah:
Rentang Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresisi Perilaku Kekerasan

Keterangan :
a. Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.
b. Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realitas atau terhambat
c. Pasif : Respon lanjut klien tidak mampu mengungkapkan perasaan
d. Agresif : Perilaku dekstruksi masih terkontrol
e. PK : Perilaku dekstruktif dan tidak terkontrol

Pasif Asertif Agresif


Isi pembicaraan Negatif Positif dan Menyombongkan diri,
menurun menawarkan memindahkan orang lain
menandakan diri, contoh : contoh
diit, contoh “saya dapat…. “ kamu selalu….”
“dapatkah “saya akan…. “kamu tidak pernah…”
saya?”
“Dapatkah
kamu ?”
Tekanan suara Cepat lambat, Sedang Keras dan mengotot
mengeluh.
Posisi badan Menundukan Tegap dan Kaku, cenderung
kepala santai
Jarak Menjaga jarak Mempertahan Siap dengan jarak dan
dengan sikap kan jarak yang menyerang orang lain
acuh nyaman
mengabaikan
Penampilan Loyo, tidak Sikap tenang Mengancam posisi
dapat tenang menyerang
Kontak mata Sedikit/ sama Mempertahan Mata melotot dan
sekali tidak kan kontak dipertahankan
mata sesuai
dengan
hubungan

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan menurut
teori biologik, teori psikologi dan teori sosiokultural adalah:
1. Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap perilaku:
a. Neurobiologik
Ada 3 area pada otak yang berpengaruh terhadap proses impuls agresif:
Sistem limbik, lobus frontal dan hypothalamus. Neurotransmitter juga mempunyai
peranan dalam memfasilitasi atau menghambat proses impuls agresif. Sistem limbik
merupakan sistem informasi, ekspresi, perilaku, dan memori. Apabila ada gangguan
pada sistem ini maka akan meningkatkan atau menurunkan potensial perilaku
kekerasan. Adanya gangguan pada lobus frontal maka individu tidak mampu
membuat keputusan, kerusakan pada penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresif.
Beragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif. Sistem limbik terlambat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku agresif. Pusat otak atas secara konstan berinteraksi dengan pusat agresif.
b. Biokimia
Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine, dopamine, asetikolin, dan
serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi atau menghambat impuls agresif.
Teori ini sangat konsisten dengan fight atau flight yang dikenalkan oleh Selye dalam
teorinya tentang respons terhadap stress.
c. Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku agresif dengan
genetik karyotype XYY.
d. Gangguan Otak
Sindroma otak organik terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku agresif dan tindak
kekerasan. Tumor otak, khususnya yang menyerang sistem limbik dan lobus
temporal; trauma otak, yang menimbulkan perubahan serebral; dan penyakit seperti
ensefalitis, dan epilepsy, khususnya lobus temporal, terbukti berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.
2. Teori Psikologik
a. Teori Psikoanalitik
Teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri rendah. Agresi dan tindak kekerasan memberikan kekuatan dan prestise
yang dapat meningkatkan citra diri dan memberikan arti dalam kehidupannya.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka
terhadap rasa ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri.

b. Teori Pembelajaran
Anak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran mereka, biasanya orang tua
mereka sendiri. Contoh peran tersebut ditiru karena dipersepsikan sebagai prestise
atau berpengaruh, atau jika perilaku tersebut diikuti dengan pujian yang positif. Anak
memiliki persepsi ideal tentang orang tua mereka selama tahap perkembangan awal.
Namun, dengan perkembangan yang dialaminya, mereka mulai meniru pola perilaku
guru, teman, dan orang lain. Individu yang dianiaya ketika masih kanak-kanak atau
mempunyai orang tua yang mendisiplinkan anak mereka dengan hukuman fisik akan
cenderung untuk berperilaku kekerasan setelah dewasa.
3. Teori Sosiokultural
Pakar sosiolog lebih menekankan pengaruh faktor budaya dan struktur sosial terhadap
perilaku agresif. Ada kelompok sosial yang secara umum menerima perilaku kekerasan
sebagai cara untuk menyelesaikan masalahnya. Masyarakat juga berpengaruh pada
perilaku tindak kekerasan, apabila individu menyadari bahwa kebutuhan dan keinginan
mereka tidak dapat terpenuhi secara konstruktif. Penduduk yang ramai /padat dan
lingkungan yang ribut dapat berisiko untuk perilaku kekerasan. Adanya keterbatasan
sosial dapat menimbulkan kekerasan dalam hidup individu.

D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan:
1. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti dalam
sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan sebagainya.
2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
3. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak membiasakan
dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan kekerasan dalam
menyelesaikan konflik.
4. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
5. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan alkoholisme dan
tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
6. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
1. Fisik
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot/ pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Postur tubuh kaku
f. Jalan mondar-mandir
2. Verbal
a. Bicara kasar
b. Suara tinggi, membentak atau berteriak
c. Mengancam secara verbal atau fisik
d. Mengumpat dengan kata-kata kotor
e. Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
a. Melempar atau memukul benda/orang lain
b. Menyerang orang lain
c. Melukai diri sendiri/orang lain
d. Merusak lingkungan
e. Amuk/agresif
4. Emosi
a. Tidak adekuat
b. Tidak aman dan nyaman
c. Rasa terganggu, dendam dan jengkel
d. Tidak berdaya
e. Bermusuhan
f. Mengamuk, ingin berkelahi
g. Menyalahkan dan menuntut
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menyinggung
perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

F. PSIKODINAMIKA
1. Marah dengan perilaku konstruktif.
2. Marah diekspresikan dengan perilaku agresif.
3. Perilaku tidak asertif seperti menahan perasaan marah atau melarikan diri sehingga
rasa marah tidak terungkap.
4. Stres, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan kemarahan.
Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal dan internal:
a. Eksternal yaitu konstruktif, agresif.
b. Internal yaitu perilaku yang tidak asertif dan merusak diri sendiri.
Mengekspresikan perilaku kekerasan dapat disebabkan karena
frustasi,takut,manipulasi/ intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik
emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan terjadi karena
gangguan konsep diri, HDR, mudah tersinggung, destruktif terhadap diri sendiri.
Akibatnya muncul resiko menciderai diri sendiri, orang lain/ lingkungan ditandai
dengan klien marah, suka membanting barang, suka menganiaya orang lain, dan
berusah melukai diri sendiri.

G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diharapkan pada penatalaksanaan
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien
marah untuk melindungi diri antara lain:
1. Sublimasi: menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluranya secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek
lain seperti meremas remas adona kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuanya
adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi: menyalahkan orang lain kesukaranya atau keinginannya yang tidak baik,
misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan
seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temanya tersebut
mencoba merayu, mencumbunya
3. Represi: mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh tuhan.
Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakanya.
4. Reaksi formasi: mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan. Dengan
melebih lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakanya sebagai
rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kuat.
5. Deplacement: melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan. Pada obyek
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi
itu. Misalnya: Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding kamarnya. Dia mulai bermai
perang-perangan dengan temanya.

H. SUMBER KOPING
Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang individu dapat
mengatur emosinya dengan menggunakan sumber koping di lingkungan, sumber koping
tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah interaksi dengan orang lain dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan emosi dan
mengandopsi strategi koping yang berhasil.

I. PENATALAKSANAAN UMUM
1. Farmakoterapi
Klien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan yang tepat. Adapun
pengobatan dengan neuroleptika yang mempunyai dosis efektif tinggi contohnya
Clorpromazine HCL yang berguna untuk mengendalikan psikomotornya. Bila tidak ada
dapat digunakan dosis efektif rendah, contohnya Trifluoperasine estelasine, bila tidak
ada juga maka dapat digunakan Transquilizer bukan obat anti psikotik seperti
neuroleptika, tetapi meskipun demikian keduanya mempunyai efek anti tegang, anti
cemas, dan anti agitasi.
2. Terapi Okupasi
Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja, terapi ini bukan pemberian
pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan kegiatan dan
mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena itu dalam terapi ini tidak harus
diberikan itu diajak berdialog atau berdiskusi tentang pengalaman dan arti kegiatan uityu
bagi dirinya. Terapi ini merupakan langkah awal yangb harus dilakukan oleh petugas
terhadap rehabilitasi setelah dilakukannyan seleksi dan ditentukan program kegiatannya.
3. Peran serta keluarga
Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberikan perawatan langsung
pada setiap keadaan(sehat-sakit) klien. Perawat membantu keluarga agar dapat
melakukan lima tugas kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat
keputusan tindakan kesehatan, memberi perawatan pada anggota keluarga,
menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada
pada masyarakat. Keluarga yang mempunyai kemampuan mengatasi masalah akan
dapat mencegah perilaku maladaptive (pencegahan primer), menanggulangi perilaku
maladaptive (pencegahan skunder) dan memulihkan perilaku maladaptive ke perilaku
adaptif (pencegahan tersier) sehingga derajat kesehatan klien dan kieluarga dapat
ditingkatkan secara optimal.
4. Terapi somatik
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa dengan
tujuan mengubah perilaku yang mal adaftif menjadi perilaku adaftif dengan melakukan
tindankan yang ditunjukkan pada kondisi fisik klien, tetapi target terapi adalah perilaku
klien.
5. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik atau electronic convulsive therapy (ECT) adalah bentuk terapi
kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan mengalirkan arus listrik
melalui elektroda yang ditempatkan pada pelipis klien. Terapi ini ada awalnya
untukmenangani skizofrenia membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya dilaksanakan
adalah setiap 2-3 hari sekali (seminggu 2 kali).

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan/amuk

K. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Perilaku Setelah dilakukan Pasien mampu: Intervensi untuk pasien:
kekerasan tindakan 1. Mengidentifikasi Sp 1
keperawatan penyebab, tanda 1. Identifikasi
selama 12 x30 dan gejala, PK penyebab,tanda dan
menit di harapkan yang dilakukan gejala PK yang dilakukan,
klien tidaak dan akibat PK akibat PK
menciderai diri 2. pasien mampu 2. Jelaskan cara mengontrol
sendiri, orang lain mengontrol PK: PK secara fisik, obat,
dan lingkungan fisik: tarik nafas verbal dan spiritual
dalam, pukul 3. Latih cara mengontrol PK
kasur dan bantal secara fisik: tarik nafas
dalam dan pukil bantal
4. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
latihan fisik
Sp 2
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik. Beri pujian
2. Latihan cara mengontrol
PK dengan minum obat (
jelaskan 6 benar)
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik dan obat. Beri
pujian
2. Latih cara mengontrol
PK secara verbal (3
cara: mengungkapkan,
meminta dan menolak
dengan benar )
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat dan
verbal
Sp 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik, obat dan verbal.
Beri pujian
2. Latih cara mengontrol
PK secara spiritual (2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan latihan fisik,
obat verbal dan spiritual
Sp 5
1. Evaluasi kegitan latihan
fisik, obat verbal dan
spiritual. Beri pujian
2. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
3. Nilai apakah pk
terkontrol

Intervensi untuk keluarga:


Sp 1
1. Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien
2. Jelaskan pengertian,
tanda & gejala, dan
proses terjadinya PK
(gunakan booklet )
3. Jelaskan cara merawat
PK
4. Latih 1 cara merawat PK
dengan menggunalan
kegiatan fisik: tarik nafas
dalam dan pukul bantal
5. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
beri pujian
Sp 2
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam merawat
atau melatih pasien
secara fisik. Beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara
memberi obat
3. Latih cara
memberikan/membimbing
minum obat
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal saat
besok dan beri pujian
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam merawat
atau melatih pasien
secara fisik dan
memberikan obat. Beri
pujian
2. Latih cara membimbing:
cara bicara yang baik
3. Latih cara membimbing
kegiatan spiritual
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
Sp 4
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam merawat
atau melatih pasien
secara fisik, minum obat,
latih bicara yang baik dan
kegiatan spiritual. Beri
pujian
2. Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM , tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
kegiatan dan memberikan
pujian
Sp 5
1. Evaluasi kegiatan kelurga
dalam merawat atau
melatih pasien secara
fisik, minum obat, latih
bicara yang baik, kegiatan
spiritual dan follow up.
Beri pujian
2. Nilai kemampuan
keluarga dalam merawat
klien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
control ke RSJ/PKM
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, GW dan Sundeen, S.J .2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Riyadi, Sujono dan Purwanto, Teguh 2013, Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Yusuf, Ah, Fitryasari PK, Rizky dan Nihayati, Hanik Endang 2015, Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Jakarta: Salemba Medika.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat : Ruangan seulanga


Tanggal dirawat : 6 Juni 2022
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.s (L/P) Umur : 27 tahun No.CM : 10989
II. ALASAN MASUK
Pasien masuk di antar oleh keluarga karena mengamuk, arah-marah, bicara sendiri, keluyuran,
mengganggu keluarga dan warga sekitar. Pasien tidak bisa tidur malam, pasien suka menghadang
mobil di jalan, melempar dan merusak barang-barang di rumah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Riwayat Penyakit masa lalu
Masalah Keperawatan
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu - Perubahan pertumbuhan
dan perkembangan
• Ya√ - Berduka antisipasi
• Tidak - Berduka disfungsional
- Respon pasca trauma
2. Pengobatan sebelumnya - Sindroma Trauma
Perkosaan
• Berhasil - Resiko tinggi kekerasan
• Kurang berhasil
• Tidak berhasil√
3. Trauma Usia pelaku korban saksi
• Aniaya fisik Pernah mengalami aniaya fisik
• Aniaya seksual Tidak pernah
Masalah Keperawatan
• Penolakan Tidak pernah - Koping keluarga tidak efektif :
ketidakmampuan
• Kekerasan dalam keluarga Tidak pernah - Koping keluarga tidak efektif : kompromi
- Resiko tinggi kekerasan
• Tindakan kriminal Tidak pernah
Jelaskan : Pasien mengatakan sering dipukul oleh abang iparnya
4. Anggota keluarga gangguan jiwa?
• Ada
Masalah Keperawatan
• Tidak√ - Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan
Kalau ada :- - Berduka antisipasi
Hubungan keluarga :- - Berduka disfungional
- Respon pasca trauma
Gejala :- - Sindroma trauma perkosaan
Riwayat Pengobatan :-
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Masalah Keperawatan
Pasien mengatakan sering dipukul sama orang - Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
PEMERIKSAAN FISIK - Defisit Volume cairan
- Perubahan volume cairan
1. Tanda Vital : TD 130/60 mmHg N 80 x/min - Resiko tinggi terhadap infeksi
- Perubahan nutrisi : < Kebutuhan tubuh
S 36.0 0C P 23 x/min - Perubahan nutrisi : > Kebutuhan tubuh
2. Ukur : BB 57 Kg TB 160 cm
3. Keluhan Fisik : Tidak ada keluhan fisik
- Perubahan nutrisi : Potensial >
Kebutuhan tubuh
IV. PSIKOSOSIAL - Perubahan perlindungan
- Kerusakan integritas jaringan
1. Genogram
- Perubahan membran mukosa oral
- Kerusakan integritas kulit
- Perubahan eliminasi feses
- Perubahan pola eliminasi urin

Masalah Keperawatan
- Koping keluarga tidak efektif : ketidak
mampuan
- Koping keluarga tidak efektif : kompromi
- Koping keluarga : potensial untuk
pertumbuhan
Jelaskan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Tidak ada kecacatan
b. Identitas : Tn.s anak pertama dari 3 bersaudara, pasien hanya Masalah Keperawatan
lulusan SMA yang saat ini sedang di rawat di RSJ Aceh - Pengabaian unilateral
- Gangguan Citra tubuh
c. Peran : Tn.s berperan sebagai anak dan masih lajang dan tinggal - Gangguan Identitas Pribadi
- Harga diri Rendah Kronik
bersama keluarga - Harga diri Rendah Situasional

d. Ideal diri : Tn.s merasa malu sudah sering diantar ke rumah sakit jiwa
e. Harga diri : Tn.s merasa apakah dirinya tidak anggap sebagai anak karna diantarkan
ke RSJ Aceh
3. Hubungan sosial
Masalah Keperawatan
a. Orang yang berarti : Tn.s mengganggap bahwa keluarganya - Kerusakan komunikasi
- Kerusakan komunikasi verbal
adalah orang sangat berarti dalam hidupnya, terutama ortu
- Kerusakan interaksi sosial
kakak dan adek. - Isolasi sosial

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : Tn.s tidak


ikut serta dalam kegaiatan masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Tn.s memiliki
hambatan karna terlalu agrsif
4. Spiritual
Masalah Keperawatan
a. Nilai dan keyakinan : Tn.s beragama islam dan yakin terhadap - Distress spiritual
agamanya
b. Kegiatan Ibadah : Selama di rumah sakit tn.s tidak melakukan
kegiatan ibadah

V. STATUS MENTAL
Masalah Keperawatan
1. Penampilan - Sindroma defisit perawatan diri (makan,
mandi, berpakaian, toileting, instrumentsi).
• Tidak rapi √
• Penggunaan pakaian tidak sesui
• Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Tn.s berpenampilan tidak rapi
2. Pembicaraan Masalah Keperawatan
- Cepat √ - Membisu - Kerusakan komunikasi
- Kerusakan Komunikasi verbal
- Keras - Lambat
- Gagap - Apatis
- Inkoherensi - Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : Tn.s mampu menjawab dengan cepat dan mudah dipahami

3. Aktivitas motorik
Masalah Keperawatan
- Lesu - Tik - Resiko tinggi Cedera
- Tegang - Grimasem - Intoleransi aktifitas
- Defisit aktifitas deversional/ hiburan
- Gelisah - Tremor - Kerusakan fisik mobilitas
- Agitasi - Kompulsif √
Jelaskan : Tn.s terlihat sedikit gelisah
Masalah Keperawatan
4. Alam perasaan - Resiko tinggi Cedera - Ansietas
- Ketakutan - Keputusasaan
- Ketidak berdayaan
- Resiko tinggi membahayakan diri
- Resiko tinggi penganiayaan diri
- Resiko tinggi mutilasi diri
• Sedih
• Ketakutan
• Putus asa
• Kuatir
• Gembira berlebihan √
Jelaskan :Tn.s merasa sangat gembira ketika
dikumpulkan di ruang terbuka bersama pasien lainya
5. Afek Masalah Keperawatan
• Datar - Resiko tinggi Cedera
- Kerusakan komunikasi
• Tumpul - Kerusakan komunikasi verbal
- Kerusakan interaksi sosial
• Labil √
• Tidak sesuai
Jelaskan :Tn.s berubah-ubah secara cepat, tiba-tiba marah
6. Interaksi selama wawancara
• Bermusuhan Masalah Keperawatan
- Kerusakan komunikasi
• Tidak kooperatif - Kerusakan interaksi sosial
- Isolasi sosial
• Mudah tersinggung
- Resiko membahayakan diri
• Kontak mata kurang √ - Resiko tinggi penganiayaan diri
- Resiko tinggi mutilasi diri
• Defensif - Resiko tinggi kekerasan
• Curiga
Jelaskan : Pada saat diwawancara tn.s jarang
melihat saat interakasi

Masalah Keperawatan
7. Persepsi - Perubahan sensori perseptual
Halusinasi - (Pendengaran, Penglihatan, Perabaan,
Pengecapan, Penghidu)
- Penglihatan - Viseral
- Pendengaran - Pengecapan
- Penciuman - Histetik
- Perabaan - Hipnogogik
- hipnopompik
- Halusinasi Perintah
- Kinestetik
Jelaskan : Tn.s tidak mengalami halusinasi
8. Isi pikir
Masalah Keperawatan
- Obsesi - Depersonalisasi - Perubahan proses pikir
- Phobia - Ide yang terkait
- Hipokondria - Pikiran magis
Waham
- Agama - Kejaran - Curiga - Kontrol pikir
- Somatik - Dosa - Nihilistik
- Kebesaran - Sisip pikir - Siar pikir
Jelaskan : Biasanya tn.s meyakini dirinya tidak sakit & baik-baik saja
Proses pikir
- Koheren - Bloking√
- Inkoheren - Flight of idea
- Sirkumstansial - Tangensial
- Asosiasi Longgar - Logorea
Pengulangan pembicaraan/ perseverasi
Masalah Keperawatan
- Neologisme - Irelevansi - Perubahan proses pikir

- Asosiasi Bunyi - Main kata - kata


- Afasi
Jelaskan : Tn.s berbicara dan tiba-tiba berhenti, kemudian kembali bercerita ke topik awal
9. Tingkat kesadaran
Masalah Keperawatan
- Compos mentis √ - Sopor - Resiko tinggi cedera
- Perubahan proses pikir
- Apatis - Somnolensia
- Subkoma dan koma - Disorientasi waktu
- Disorientasi orang - Disorientasi tempat
Jelaskan : Tn.s tampak banyak melakukan pergerakan dengan berjalan

10. Memori Masalah Keperawatan


- Gangguan daya ingat jangka panjang√ - Perubahan proses pikir

- Gangguan daya ingat jangka pendek


- Gangguan daya ingat jangka saat ini
- Amnesia - Paramnesia
- Hipermnesia - Kofabulasi
Jelaskan : Biasanya tn.s diwaktu wawancara dapat mengingat kejadian
yang terjadi dan mengalami gangguan daya ingat jangka panjang
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Masalah Keperawatan
• Mudah beralih√ - Perubahan proses pikir
- Isolasi Sosial
• Tidak mampu berkonsentrasi
• Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Saat di wawancara tn.s mudah Masalah Keperawatan
terpengaruh dengan temannya yang lain - Perubahan proses pikir

11. Kemampuan Penilaian


• Gangguan ringan√
• Gangguan bermakna Masalah Keperawatan
- Ketidakefektifan pelaksanaan
Jelaskan : Biasnya tn.s mengalami kemampuan regimen
- Terapeutik
Penilian ringan & tidak mampu mengambil keputusan - Ketidak patuhan
12. Data Tilik Diri/Insight - Perubahan proses pikir

• Mengingkari penyakit yang diderita√


• Menyalahkan hal- hal diluar dirinya
Jelaskan : Biasanya tn.s mengingtkari penyakit yang dideritanya

VI. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan Klien memenuhi kebutuhan Masalah Keperawatan
- Perubahan pemeliharaan kesehatan
Makanan Ya Tidak√ - Perilaku mencari bantuan kesehatan
-
Keamanan Ya Tidak√
Perawatan Kesehatan Ya Tidak√
Pakaian Ya Tidak√
Transportasi Ya Tidak√
Tempat Tinggal Ya Tidak√
Uang Ya Tidak√
Jelaskan: Tn.s masih tinggal bersama orang tuanya, jadi segala kebutuhan dipepenuhi
oleh orang terdekat dengannya yaitu orang tua

2. Kegiatan hidup sehari- hari


a. Perewatan Diri Bantuan total Bantuan minimal
Mandi √ Masalah Keperawatan
Kebersihan √ - Perubahan pemeliharaan kesehatan
- Perubahan eliminasi Feses
Makan √ - Perubahan pola eliminasi urin
- Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah
- Sindroma defisit perawatan diri
BAK/ BAB √
Ganti Pakaian √
Jelaskan : Tn.s mampu melakukan perawatan diri secara mandiri tampa bantuan siapa pun
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ?
Masalah Keperawatan
Ya√ - Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
Tidak tubuh
- Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan
Apakah anda makan memisahkan diri ? tubuh
- Perubahan nutrisi : potensial dari kebutuhan
Ya, jelaskan :- tubuh
Tidak √

Frekuensi makan sehari: 3 x 1


Frekuensi kudapan sehari: 1 x 1
Nafsu Makan
Meningkat√
Menurun
Berlebihan
Sedikit- sedikit
Berat Badan
Meningkat
Menurun√
BB Terendah : 50 Kg . BB Tertinggi : 65 Kg
c. Berpakaian
• Apakah klien dapat mengambil, memilih dan mengenakan pakaian:pasien dapat
mengambil, memilih, dan menggunakan pakaian sendiri
• Dandanan klien: setelah mandi menggunakan bedak
• Frekuensi ganti pakaian 1 X sehari
d. Tidur
Apakah ada masalah tidur ? ad, kadang-kadang
Apakah merasa segar setelah bangun tidur? Tidak
Apakah ada kebiasaan tidur siang ? Tidak ada
Lama tidur sang :-
Apakah ada gangguan tidur ?
Masalah Keperawatan
• Sulit tidur√ - Gangguan pola tidur
• Bangun terlalu pagi
• Somnamblisme
• Terbangun saat tdur
• Gelisah saat tidur
Jelaskan : Terkadang tn.s sulit tidur karna pasien lain ribut
3. Kemampuan klien dalam
Mengantisipasi kebutuhan diri
Ya Masalah Keperawatan
- Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen
Tidak√ terapeutik
- Ketidak mampuan
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri - Konflilk pengambilan keputusan
Ya√
Tidak
Mengatur penggunaan klien
Ya
Tidak√
Melakukan pemeriksaan kesehatan
Ya
Tidak √
Jelaskan : Tn.s tidak memperhatikan kesehatannya, dan tidak peduli tentang bagaimana cara yang
baik untuk merawat dirinya.
4. Klien memiliki sistem pendukung Masalah Keperawatan
Keluarga : Ya√Tidak - Perilaku mencari bantuan kesehatan

Terapis : YaTidak√
Teman sejawat :Ya√ Tidak
Kelompok sosial : YaTidak√
Jelaskan :Pasien mengatakan tidak ada mengikuti kegiatan sosial

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?


Ya
Tidak √

VII. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa medis
• RPK
• Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
2. Terapi medis yang diberikan
Medis
• Nozinan (pengontrol perilaku psikososial)
• Inj. Diazepam
Penatalaksanaan Keperawatan
• Psikoterapeutik
• Lingkungan terapeutik
• Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
• Pendidikan kesehatan dengan mengajarkan SP
ANALISIS DATA

No Data Masalah Keperawatan

1 Subjektif : Risiko Perilaku


Kekerasan
Klien mengatakan pernah melempar barang-
barang yang ada dirumahnya, pernah memukul
keluarganya dan marah- marah kepada adiknya.

Objektif :

Klien tampak memandang orang lain


dengan tatapan bermusuhan dan tampak gelisah.

2 Subjektif : Gangguan konsep diri:


Harga diri rendah
Klien mengatakan dibuang oleh keluarganya dan
merasa minder dengan orang lain karena di rawat
diyayasan pemenang jiwa

Objektif :
Klien tampak malu dan gelisah, dan tanpak sedih
saat di kaji

3.1 Daftar Masalah Keperawatan

a. Risiko Perilaku Kekerasan


b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
POHON MASALAH

Risiko Perilaku
Kekerasan

Gangguan Sensori Isolasi Sosial


Persepsi: Waham

Haraga Diri Rendah

(Diagnosa prioritas: Risiko Perilaku Kekerasan)

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx.
Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

Risiko perilaku Klien dapat membina hubungan saling 1. Membina hubungan saling
kekerasan percaya dengan KH: percaya dengan cara
Ketika di evaluasi klien mau (menjelaskan maksud dan
membalas salam, berjabat tangan, tujuan interaksi, jelaskan
menyebutkan nama, tersenyum, ada tentang kontrak yang akan
kontak mata,serta menyediakan waktu dibuat, beri rasa aman dan
untuk kunjungan berikutnya sikap empati)
2. Diskusikan bersama klien
tentang perilaku kekerasan
(penyebab, tanda dan gejala,
perilaku yang munc- ul
dan akibat dari perilaku
tersebut).
Klien dapat mengendalikan perilaku SP1:
kekerasan dengan cara relaksasi Latih klien melakukan cara
nafas dalam dan pukul bantal kasur mengontrol kemarahan
dengan KH: 1. jarkan tehnik relaksasi
Klien mampu menyebutkan dan nafas dalam
menredemonstrasi kan cara 2. Pukul bantal
mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara relaksasi nafas dalam dan pukul
bantal
Klien dapat mengendalikan perilaku Sp 2 :
kekerasan dengan minum obat secara Bantu klien mengontrol perilaku
teratur dengan KH: kekerasan pasien dengan minum
Klien mampu mengendalikan perilaku obat secara teratur
kekerasan dengan minum obat

Klien paham dan mampu SP 3:


mengendalikan risiko perilaku Pasien risiko perilaku
kekerasan dengan cara berbicara kekerasan:
dengan baik dengan KH: 1. Ajarkan kepada
Klien paham dan mampu klien bicara yang baik bila
menyampaikan amarah dengan sedang marah. Ada tiga cara:
cara bberbicara dengan baik • Meminta dengan
baik tanpa marah
• Menolak dengan baik
• Mengungkapkan
perasaan
kesal
Klien paham dan mampu SP 4:
mengendlikan risiko perilaku Pasien risiko perilaku kekerasan :
kekerasan dengan cara mempraktikan Diskusikan bersama klien cara
cara spiritual (beribadah) dengan KH: mengendalik an risiko
Klien paham dan mampu perila ku kekerasan dengan cara
mengendalikan risiko perilaku beribadah.
kekerasan dengan cara beribadah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tgl Implementasi Evaluasi


KAMIS 1. Data : S : antusias dan bersemangat

23-6-2022 Tanda dan gejala : mudah marah- O:


10:30 WIB marah,mudahtersinggung,tatapan
- Klien mampu
sinis, suka menyendiri, merasa
melakukan latihan fisik
tidak dihargai
tarik nafas dalam
dengan mandiri
2. Diagnosa Keperawatan
- Klien mampu pukul
Risiko Perilaku Kekerasan
kasur bantal dengan
Harga Diri Rendah
mandiri
3. Tindakan keperawatan: -
Sp 1Risiko PerilakuKekerasan:
A : Risiko Perilaku kekerasan
- Mengidentifikasi penyebab risiko (+)
perilaku kekerasan yaitu jika
kemauan klien tidak dituruti P : Latihan fisik :
- Mengidentifikasi tanda dan gejala - Tarik nafas dalam 1x/
risiko perilaku kekerasan yaitu hari
klien marah, mengamuk tanpa - Pukul kasur bantal 1x/
jelas, merusak barang-barang, hari
dan cenderung melukai orang
lain
- Menyebutkan cara mengontrol
risiko perilaku kekerasan adalah
dengan latihan fisik 1 : tarik napas
dalam latihan fisik 2 : pukul kasur
bantal
- Membantu klien latihan tarik
napas dalam dan pukul
kasur bantal.
4. RTL:
Sp2 Risiko Perilaku Kekerasan:

• Mengontrolrisiko perilaku
kekerasan dengan minum
obat secara teratur
JUMAT 1. Data : S : senang dan antusias

24-6-2021 Tanda dan gejala : mudah O:

11:00 WIB marah- marah, mudah - Klien mampu


tersinggung,tatapan sinis, melakukan tarik nafas
merasa tidak dihargai
dalam dengan mandiri
Kemampuan : berjualan depan
- Klin mampu pukul kasur
rumah
2. Diagnosa Keperawatan bantal secara mandiri

Risiko Perilaku - Klien mampu ke poli


Kekerasan Harga Diri jika merasa kumat dan
Rendah meminum obat secara
3. Tindakan keperawatan:
teratur dengan bantuan
Sp 2Risiko Perilaku Kekerasan perawat
1. Mengevaluasi kemampuan
klienuntuk tarik nafas
A : Risiko Perilaku kekerasan
dalam dan pukul kasur
(+)
bantal
2. Memberikan informasi
tentang penggunaan obat P:

- Latihantarik nafas dalam


4.RTL:
1 x/hari
Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan - Latihan pukul kasur

• Komunikasi secara bantal 1 x/hari


verbal:Asertif/bicara baik-baik. - berobat

SABTU 1. Data : S : senang


25-6-2022
Tanda dan gejala : mudah O:
11:00 WIB
marah- marah, mudah - Klien mampu melakukan
tersinggung,tatapan sinis, komunikasi secara verbal :
merasa tidak dihargai asertif/bicara baik-
Kemampuan : berjualan

2. Diagnosa Baik dengan motivasi


Keperawatan: Risiko A : RisikoPerilaku kekerasan (+)
Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah P:

3. Tindakan keperawatan: - Latihantarik nafas


Sp 3Risiko Perilaku Kekerasan dalam dan pukul kasur
bantal 1x/hari
- Mengevaluasi kemampuan klien
untuk tarik nafas dalam dan
- Berobat

pukul kasur bantal - Klien


- Minum obat melakukan komunikasi
secara
- Komunikasi secara verbal :
verbal : asertif/bicara
asertif/bicara baik-baik
baik-baik

4. RTL:
Sp 4 Risiko Perilaku Kekerasan:

• Spritual : Beribadah
SABTU 1. Data : S : senang
25-6-2022 Tanda dan gejala : mudah marah- O:
12:00 WIB marah, mudah tersinggung,tatapan - Klien mampu
sinis, merasa tidak dihargai melaksanakan kegiatan ibadah
Kemampuan : berjualan dengan baik misalnya Sholat
2. Diagnosa Keperawatan: A : Perilaku kekerasan (+)
Risiko Perilaku
Kekerasan Harga Diri
Rendah P:
3.Tindakan keperawatan:
− Latihantarik nafas
Sp 4Risiko Perilaku Kekerasan
dalam dan pukul kasur
- Mengevaluasi kemampuan klien bantal 2x/hari
dalam tarik nafas dalam dan - Berobat
pukul kasur bantal, minum obat - Latihan melakukan
secara teratur dan bicara baik- komunikasi secara
baik. verbal :
- Melatih klien untuk asertif/bicara
melaksanakan kegiatan spiritual baik-baik
yang sudah diatur.
- Latihan klien untuk
melaksanakan
RTL :
kegiatan spiritual yang
Risiko Perilaku Kekerasan : Follow up
sudah diatur.
dan evaluasi SP 1-4 risiko Perilaku
Kekerasan
s
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. S Nama Mahasiwa : Nurul maghfirah


Status interaksi perawat-klien : Pertemuan ke-1 dengan klien (pengkajian status mental) Tanggal : 26 Juni 2022
Lingkungan : Ruang pertemuan (ruang tengah), berhadapan, kondusif Jam : 12.30
Deskripsi klien : Klien tampak sering menyendiri dan kadang tampak Bangsal : Seulanga
Bingung dan jarang berbincang dengan teman-teman disana
Tujuan : a. Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan perasaannya
b. Dapat mengidentifikasi kondisi status mental dari klien

KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : “Selamat siang. P : Memandang pasien dan Perawat dalam kondisi Klien tampak tenang Klien mulai menerima
Samsuar ya?” tersenyum tenang dalam memulai sehingga proses interaksi kehadiran perawat.
K : Duduk dan diam pembicaraan atau lancar dan kooperatif
interaksi. memulai interaksi.
K : “Iya dek” K : Ekspresi datar
P : Fokus pada pembica-
raan
P : “Perkenalkan nama saya P : Tampak rileks, terse- Perawat merasa bahwa Klien masih memberikan Memperkenalkan diri dapat
fira bg, saya mahasiswa yang nyum ke arah klien klien harus diberikan tanggapan secara ragu- menciptakan rasa percaya
praktek disini selama 2 K : Tampak rileks penjelasan tentang ragu klien terhadap perawat
minggu ke depan” kedatangan perawat

K : (diam) K : Kontak mata cukup


P : Kontak mata baik, per-
hatian penuh pada klien
P : “Bagaimana kalau kita P : Fokus, kontak mata baik Perawat memulai Klien menunjukkan kesedi- Kontrak awal sangat
ngobrol-ngobrol bg? K : Mendengar dengan pembicaraan dengan klien annya untuk terbuka dan penting dalam interaksi
Sekitar 20 menit seksama disertai kontrak terlebih berinteraksi. untuk menunjang hubu-
bagaimana?” dahulu. ngan saling percaya.
K : Tampak lelah dan
K : “iya dek gak apa-apa” mengantuk
P : Mendegarkan dengan
seksama

P : “Bagaimana perasaan abg P : Kontak mata baik, Perawat berusaha meng- Klien mau mengungkapkan Eksplorasi perasaan klien
hari ini? Apa aja yang sudah perhatian penuh terhadap eksplorasi apa yang apa yang ia rasakan kepada penting untuk mengetahui
abg lakukan mulai dari tadi klien dirasakan klien. perawat. apa yang dirasakan klien.
pagi?” K : Badan condong ke
depan, mendengarkan
perawat dengan seksama

K : “Biasa aja. Tadi pagi K : Fokus pada pembicara-


bangun jam setengah 5 an
mandi trus bersih-bersih, P : Diam sejenak memikir-
makan, tidur-tiduran, minum kan bagaimana cara me-
milo, makan siang kemudian nyampaikan pada klien
santai-santai ditempat tidur”
P : “Oh begitu. Coba abg P : Fokus pada klien Perawat berusaha me- Klien tampak terbuka dan Daya ingat pasien dapat
ceritakan awal mula abg K : Kontak mata baik nggali alasan masuk klien mau mengungkapkan dikaji dengan menanyakan
masuk sini?” dan menggali daya ingat kronologi klien masuk ke RS data-data pasien yang
klien sederhana
K : “Saya di rumah ngamuk- K : Berbicara menghadap
ngamuk, memukul orang perawat sambil membena-
rumah, saya menghadang hi posisi duduk
mobil di tengah jalan” P : Badan condong ke
depan, ekspresi wajah
tenang, sikap terbuka
P : “abg, ingat sekarang P : Eskpresi tenang, tetap Perawat mencoba Klien dapat menyebutkan Daya ingat pasien dapat
dimana dan tanggal berapa? mempertahankan kontak mengorientasikan waktu tempat dimana ia sekarang dikaji dengan menanyakan
mata dengan klien, dan tempat terhadap klien tapi klien tampak kesulitan data-data pasien yang
tersenyum saat akan menyebutkan sederhana
K : badan condong ke arah waktu
perawat, fokus pada
pembicaraan

K : “Ini di RS Jiwa dek ya. K : Serius memandang


Ehmm, lupa dek sekarang perawat sambil mengung-
tanggal berapa.” kapkan keinginannya
P : Mendengarkan apa
yang di ungkapkan klien
P : ”Sekarang itu hari Senin P : Menjelaskan kepada Perawat mencoba Klien berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya
tanggal 26 Juni 2022 bg. klien dengan penuh perha- mengkaji daya ingat klien ingat ingat klien
Abg ingat sekarang umur tian sambil menggerak-
berapa?” gerakkan tangannya
K : Mengangguk-anggukan
kepala mendegarkan
penjelasan perawat

K : “Ehhmmm, saya umur 27 K : Menjawab pertanyaan


mbak” sambil menunduk
P : Fokus pada
pembicaraan
P : “Apa yang menyebabkan P : Tersenyum, memper- Perawat mencoba Klien dapat menjawab alas an Menggali alasan dari
Abg sering melempar barang- tahankan kontak mata menggali penyebab klien dari perilaku amuknya perilaku amuk sangat
barang?” dengan klien melakukan perilaku penting untuk menentukan
K : Menunduk, klien tam- kekerasan penyebab dan menentukan
pak lelah intervensi

K : “Saya minta uang sama K : Klien tampak sedih


ibu tapi tidak diberikan.” dengan kondisinya
P : Fokus pada pembi-
caraan, mengangguk-
anggukkan kepala
P : ”Biasanya pada saat apa P : Empati pada klien, Perawat mencoba Klien mencoba mengingat- Penggalian terhadap
abg ngamuk kemudian apa badan condong ke arah menggali frekuensi, situasi, ingat halusinasi klien penting
yang abg lakukan?” klien dan respon klien terhadap untuk mengetahui koping
K : Tampak lelah dan halusinasi yang dulu klien
mengantuk dilakukan

K : “Biasanya pada saat K : Memandang perawat


permintaan saya tidak.” P : Kontak mata baik

P : “Menurut abg, bagian P : tersenyum, melihat jam Perawat menggali Klien tampak terbuka Konsep diri menunjukkan
tubuh mana yang disukai, tangan, badan terbuka gambaran diri klien menyampaikan hal-hal yang gambaran diri klien yang
Mas anak keberapa, dan K : sedikit tersenyum dan ditanya oleh perawat meliputi citra tubuh,
apa yang mas memperhatikan perawat identitas diri, peran, ideal
inginkan/harapkan sekarang? diri, dan harga diri klien
Kalau dirumah
abg dekat dengan siapa?”

K : “Saya menyukai semua K : Memandang perawat


bagian tubuh saya, saya P : Fokus pada klien
bersyukur atas semuanya.
Saya ini anak kedua dari 1
dari 3 bersaudara, kakak dan
adik. Saya dirumah hanya
tinggal dengan bapak ibu dan
adik saya. Saat ini saya
ingin cepat sembuh
dan pulang. Kalau dirumah
saya dekat dengan ibu
Saya”
P : “abg agamanya apa? P : Menunjukkan perhatian Perawat menggali nilai dan Klien dapat menyebutkan Nilai dan keyakinan sangat
Biasanya dirumah sholat? K : Menunduk sambil keyakinan klien terkait kegiatan ibadah yang biasa penting untuk menentukan
Kalau disini sholatnya memandang kakinya spiritual serta kegiatan dilakukan baik pada saat di apakah terdapat masalah
bagaimana? ibadah yang biasa rumah atupun di RS terkait dengan spiritual
dilakukan klien
K : “Saya Islam dek, kalau K : Masih menunduk
dirumah saya sholatnya P : Memperhatikan
kadang-kadang, kalau disini
malah jarang sholat dek…”
P : “Abg ingat disini P : Memandang klien Perawat mengkaji data Klien berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan
sudah berapa hari?” sambil tersenyum umum dan daya ingat mengingat apakah klien kronis atau
K : Menunduk pasien akut

K : “Saya sudah 2 hari di Rs K : Bicara tanpa menoleh


dek, 6 hari awal saya di Perawat
Ruang mawar, jadi sisanya P : Memandang klien
hari saya di Ruang
Seulanga.”
P : “Oya abg, kalau misalnya P : Empati pada klien, Perawat menggali Klien dapat memberikkan Kemampuan penilaian
abg disuruh milih antara badan condong ke arah kemampuan penilaian klien penilaian terhadap hal-hal terhadap hal-hal yang
mandi dan makan, mana klien terhadap hal-hal yang yang sederhana sederhana dapat
yang abg pilih?” K : focus pada sederhana menunjukkan adanya
pembicaraan gangguan atau tidak.
K : “Saya milih mandi dulu ” K : Memandang perawat
P : Kontak mata baik
P : “Wah, abgnya pintar… P : badan condong ke arah Perawat mencoba Klien tampak bersemangat Penguatan terhadap klien
Oya, abg kan tau kalau klien, kontak mata baik menggali harapan klien segera ingin pulang atas kemampuannya sa-
sekarang abg ini di RS, K : Tampak lelah dan untuk memberikan ngat membantu untuk
berarti mas tau kalau abg mengantuk semangat cepat sembuh meningkatkan kemampuan
sakit, terus bagaimana dirinya.
perasaan abg?

K : “Iya saya tau abg kalau K : Memandang perawat


sakit, jadi saya menerima P : Mendengarkan dengan
penyakit saya dan ingin seksama
segera pulang kembali.
P : “Mengapa abg kalau di P : Menunjukkan perhatian Perawat mencoba Klien dapat Identifikasi penyebab
rumah lebih suka menyendiri K : Menunduk sambil menggali alasan klien suka mengungkapkan alasannya menarik diri sangat penting
jarang keluar rumah?” memandang kakinya menyendiri di rumah untuk mengetahui
penyebabnya
K : “Saya kadang merasa K : Masih menunduk
malu dek, tapi sebenarnya P : Memperhatikan
saya lebih senang kalau
punya teman”
P : “Baik bg, ini sudah 20 P : tersenyum, melihat jam Perawat mengakhiri Klien tampak memahami Penguatan terhadap klien
menit kita berbincang- tangan, badan terbuka kontrak dan membuat apa yang disampaikan atas kemampuannya sa-
bincang jadi kita akhiri saja K : sedikit tersenyum dan kontrak baru perawat. ngat membantu untuk
ya? Besok kita bertemu lagi memperhatikan perawat meningkatkan kemampuan
bagaimana?” dirinya.

K : “Iya” K : Menganggukkan kepala


P : Fokus pada klien
P : “Baiklah saya permisi P : Tersenyum, jabat ta- Perawat mengakhiri inte- Klien berespon untuk Klien sepakat untuk
dulu. abg bisa beristirahat ngan raksi dengan baik. mengakhiri interaksi menindaklanjuti pertemu-
lagi. Terimakasih bg” K : Menerima jabat tangan dengan baik. an. Hal ini menunjukkan
dari perawat bahwa antara klien dan
perawat telah terjadi trust.
K : “Iya sama-sama” K : Berdiri
Hal ini sesuai dengan teori
P : Berdiri sambil memper-
bahwa aspek utama untuk
silahkan klien untuk ber-
mempertahankan hubu-
istirahat kembali
ngan adalah adanya
hubungan saling percaya.
Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

A. Tindakan Keperawatan untuk Pasien


Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Klien dapat latihan nafas dalam
7. Klien dapat pukul kasur atau bantal
8. Klien dapat minum obat secara teratur
9. Klien dapat meminta atau menolak dengan baik
10. Klien dapat beribadah atau berdoa
11. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda


dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam
dan pukul bantal/Kasur).

1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
“ Selamat pagi bapak, Nama Nurul Maghfirah , senang dipanggil fira. Saya mahasiswa
poltekkes semarang yang sedang praktik diruangan ini selama 2 minggu. Nama bapak
siapa? Senang dipanggil apa? Bagaimana perasaan bapak S hari ini ? Bagaimana
tidurnya tadi malam ?”
b. Kontrak
Topik : “bapak S bagaimana jika kita mengobrol? Bagaimana kalau kita mengobrol tentang
perasaan marah yang bapak rasakan?”
Tujuan : “Setelah bapak S cerita, nanti saya bantu bapak S mengidentifikasi penyebab
marah bapak S dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik yang
pertama (latihan nafas dalam) dan kedua ( pukul bantal/kasue)”
Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol, bagaimana jika kita mengobrol selama
15 menit”
Tempat : “Dimana kita duduk? Bagaiman jika kita mengobrol dikursi depan”

2. Fase Kerja
“ Apa yang menyebabkan bapak S marah? Apakah sebelumnya bapak S pernah marah? Terus
penyebabanya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pada yang menyebabkan bapak
merasakan marah? seperti apa bisikan yang bapak S rasakan?” “Apakah bapak S merasa
kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan
tangan mengepal?” “apa yang bapak lakukan selanjutnya” “Apakah dengan bapak S
mengikuti bisikan tersebut yang memerintah bapak untuk marah-marah keadaan jadi lebih
baik? Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah? Maukah bapak
belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?” “Ada beberapa
2 cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar cara tersebut”
“Begini pak, kalau ada tanda-tanda dalam diri bapak yang memerintahkan bapak untuk marah
bapak berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-
lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi pak dan lakukan sebanyak 3
kali. Bagus sekali bapak S sudah dapat melakukannya.” “Nah, Sekarang mari kita latihan
memukul bantal dan kasur . Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak langsung
kekamar dan lampiaskan marah bapak tersebut dengan memukul bantal dan kasur.Nah
coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali bapak melakukannya!”.”
sebaiknya latihan ini bapak S lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah
itu muncul bapak S sudah terbiasa melakukannya”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak S setelah latihan tadi? Bapak S merasa senang tidak dengan
latihan tadi”
b. Evaluasi objektif
Lihat apakah bapak S dapat memperagakan cara nafas dalam yang tadi dilatih
c. Rencana tindak lanjut
“Bapak S kalau rasa marah itu muncul, silahkan bapak S coba cara tersebut! bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya? nanti dilakukan ya pak.”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “Pak S bagaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi tentang cara lain untuk
mencegah dan mengendalikan marah bapak S”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan pak, bagaimana jika jam 09.30 WIB, bisa ! Berapa lama
kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “bagaimana kalau kita mengobrolnya di kursi depan lagi? Baiklah sampai jumpa
bapak S!”

SP 2 Pasien : Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu pasien minum
obat secara teratur dengan prinsip 6 benar ( benar pasien, benar nama obat, benar
cara minum obat, benar waktu, benar dosis obat, Benar informasi disertai penjelasan
guna minum obat dan akibat berhenti minum obat, susun jadwal minum obat secara
teratur)
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak S, apa bapak masih ingat denga saya? Iya betul, nama saya perawat fira.
Bagaimana kabarnya hari ini?”
b. Evaluasi/Validasi
“Pak S, apa bapak masih ingat apa yang kita pelajarin kemarin? Iya betul, cara mengtrol
perilaku kekerasan. Apakah pak S mengingat cara mengontrol perilaku kekerasan yang
kita Latihan kemarin? Bagus! Silahkan bapak S peragakan. Pak S, apakah bapak masih
merasa marah? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Apakah sudah
berkurang? Bagus!”
c. Kontrak
Topik : “Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak S minum”
Waktu : “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”
Tempat : “Mau di mana kita bicara? Bagaimana kalau dikursi depan lagi?"
2. Fase Kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?” “Berapa macam obat yang bapak minum? warnanya apa
saja? wah hebat sekali, nah obat yang berwarna kuning namannya clozapine , warna putih
kecil namannya haloperidol, putih Panjang namannya vitamin B , dan yang warna biru
namannya stelosi. Nah sekarang coba bapak ulangi nama obatnya. Bagus! Jam berapa
bapak minum? Nah, jadi ada berapa kali minum obatnya? pak nanti kalau dapat obat di
minum terus ya jangan sampai lupa. sekarang puji mau tanya apa bapak tau 6 benar obat?
Coba bapak sebutkan. wahh bagus sekali, nah pak obatnya harus diminum ya, nanti kalau
sudah pulang juga tetap diminum ya.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak S setelah kita bercakap-cakap tentang obat?”
b. Evaluasi Objektif
“Pak S sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah marah muncul? Coba sebutkan!
Bagus! (Jika jawaban benar)
c. Rencana Tindak Lanjut
“Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak S. Jangan lupa
pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau dirumah.
d. Kontrak yang Akan Datang
Topik : “Nah pak S besok kita ketemu lagi untuk belajar 2 cara lagi untuk mencegah
amarah yang telah kita bicarakan”
Waktu : “Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 besok?”
Tempat : “Dimana bapak S mau mengobrol bagai mana kalau dikursi depan? Baiklah,
sampai jumpa!”
SP 3 Pasien : Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku
kekerasanlatihan mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal)

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak S, apa bapak masih ingat denga saya? Iya betul, nama saya perawat fira.
Bagaimana kabarnya hari ini?”
b. Evaluasi/Validasi
“Pak S, apa bapak masih ingat apa yang kita pelajarin kemarin? Iya betul, cara mengtrol
perilaku kekerasan. Apakah pak S mengingat cara mengontrol perilaku kekerasan yang
pertama dan kedua? Bagus! Silahkan bapak S peragakan. Pak S, apakah bapak masih
merasa marah? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Apakah sudah
berkurang? Bagus!”
c. Kontrak
Topik : “Sesuai janji kita saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol perilaku kekerasan
yaitu dengan mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik”
Waktu : “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”
Tempat : “Mau di mana kita bicara? Bagaimana kalau dikursi depan lagi?"
2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara bapak baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita
perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab marahnya karena
tidak di ijinkan keluar rumah, apa yang bapak inginkan tidak diberi, Coba bapak ijin
keluar rumah denga baik:” bu, bolehkah saya keluar rumah dan boleh kah saya meminta
ini” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba
bapak praktekkan . Bagus pak. “
2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.Coba bapak
praktekkan . Bagus pak.
3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu’. Coba
praktekkan. Bagus.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaiamana perasaan pak S stelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
marah agar tidak muncul? Bagus sekali!”
b. Evaluasi Objektif
“Coba pak S sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah marah agar tidak
muncul. Bagus sekali!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, dan makanan!
Bagus nanti dicoba ya pak!”
d. Kontrak yang Akan Datang
Topik : “Nanti kita ketemu lagi ya pak S dan kita akan membahas cara mengontrol perilaku
kekerasan secara spiritual. Bagaimana, mau? BaIK!”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 10.00 WIB, bisa !
Berapa lama kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “Bagaimana kalu kita mengobrolnya dikursi depan lagi? Baiklah sampai jumpa
bapak S!”

SP 4 Pasien : Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual


(diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan
sosial/verbal, minum obat latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/
berdoa)

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik “Selamat pagi pak S, apa bapak masih ingat denga saya? Iya betul,
nama saya perawat fira. Bagaimana kabarnya hari ini?”
b. Evaluasi/Validasi “Pak S, apa bapak masih ingat apa yang kita pelajarin kemarin? Iya
betul, cara mengtrol perilaku kekerasan. Apakah pak S mengingat cara mengontrol
perilaku kekerasan yang pertama, kedua, dan ketiga? Bagus! Silahkan bapak S
peragakan. Pak S, apakah bapak masih merasa marah? Apakah sudah dipakai cara
yang telah kita latih? Apakah sudah berkurang? Bagus!”
c. Kontrak
Topik : “Sesuai janji kita saya akan latih cara keempat untuk mengontrol perilaku kekerasan
yaitu mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan hasil latihan
mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan beribadah dan
berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa) ”
Waktu : “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah” Tempat : “Mau di
mana kita bicara? Bagaimana kalau dikursi depan lagi?"
2. Fase Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus, yang mana yang mau di
coba?” “Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya coba istigfar. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat”. “bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan.” “Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaiamana perasaan pak S stelah kita bercakap-cakap cara yang keempat untuk
mencegah marah agar tidak muncul? Bagus sekali!”
b. Evaluasi Objektif
“Coba pak S sebutkan 4 cara yang telah kita latih untuk mencegah marah agar tidak
muncul. Bagus sekali!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari”
d. Kontrak yang Akan Datang
Topik : “Besok kita ketemu lagi ya pak Auntuk melihat manfaat 4 cara mencegah amarah
yang telah kita bicarakan Bagaimana, mau? Baik!”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa !
Berapa lama kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “Dimana bapak S mau mengobrol bagai mana kalau dikursi depan? Baiklah,
sampai jumpa!
Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Senin, 20 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di Diklat Rumah Sakit Jiwa Aceh

2. 08.50 Mengikuti kegiatan pembekalan di


diklat RSJ Aceh
3. 10.00 Mengikuti pre-test sebelum masuk ke
RSJ
4. 10.20 Mengikuti orientasi ruangan di RSJ
Aceh

5. 11.30 Melakukan serah terima bersama


dengan perawat ruang balee Seroja
6. 12.00 Melakukan perkenalan bersama dengan
pasien balee Seroja

7. 12.30 Mengkaji pasien kelolaan

8. 13.00 Membimbing pasien untuk shalat


dzuhur

9. 14.00 Pulang
Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Selasa, 21 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang Balee Melur

2. 08.20 Membantu membimbing pasien melakukan oral


hygiene
3. 08.40 Mengkaji pasien resume

4. 09.00 Membimbing pasien untuk berjemur

5. 10.00 Melakukan pengkajian pasien kelolaan

6. 11.30 Melakukan kontrak waktu untuk SP RPK

7. 11.40 Membersihkan luka tn.t dengan dx RPK

8. 12.58 Membimbing pasien untuk sholat dzuhur

9. 13.00 Melakukan bimbingan bersama dengan abang


Perawat ruangan
10. 14.00 Pulang
Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Rabu, 22 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang melur

2. 08.30 Membantu pasien oral hygine

3. 08.40 Membimbing pasien untuk melakukan personal


hygiene

4. 09.00 Membimbing pasien untuk berjemur

5. 10.00 Mengajarkan Strategi Pelaksanaan I


RPK

6. 10.30 Melakukan pengkajian pada pasien resume

7. 11.00 Melakukan kontrak waktu SP II RPK

8. 12.00 Membantu pasien untuk membimbing makan


siang

9. 12.20 Membantu Tn. A melakukan oral hygine

10. 12.30 Mengarahkkan Tn.A untuk menggunakan


pakaian
11. 12.59 Membimbing pasien untuk Sholat dzuhur

12. 14.00 Pulang dari Balee Melur


Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Kamis, 23 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang Balee Melur

2. 09.00 Membantu pasien oral hygine

3. 10.00 Merawat luka tn.t dengan dx RPK

4. 11.00 Evaluasi Strategi Pelaksanaan I RPK:


Tarik nafas dalam dan pukul bantal
5. 12.00 Mengajarkan Strategi Pelaksanaan II
RPK

6. 12.40 Melakukan kontrak waktu untuk SP III dan


IV RPK
7. 12.50 Membuat laporan individu dan Rencana
Harian Perawat

8. 13.00 Membimbing pasien untuk Sholat dzuhur

9. 13.30 Membuat catatan perkembangan

10. 14.00 Pulang dari Bale Melur


Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Jumat, 24 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di Ruang Balee Melur

2. 08.30 Membantu membimbing melakukan oral


hygine
3. 09.00 Membimbing pasien untuk mandi

4. 09.10 Membersihkan luka tn.t dengan dx RPK


Dan tn.a dengan dx halusinasi

5. 10.00 Evaluasi Srategi Pelaksanaan I dan II


RPK
6. 10.30 Memberikan Strategi Pelaksanaan III dan IV
RPK
7. 11.00 Melakukan kontrak waktu bersama dengan
pasien balee seulanga
8. 12.00 Membimbing pasien untuk makan

9. 12.30 Membimbing pasien untuk shalat dzuhur

10. 14.00 Pulang dari ruang Balee melur


Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Sabtu, 25 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di Ruang Balee Melur

2. 08.30 Membimbing pasien melakukan personal


hygine
3. 09.00 Membersihkan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a
dengan dx halusinasi

4. 10.00 Evaluasi Strategi Pelaksanaan I,II, dan III

5. 10.30 Mengajarkan Strategi Pelaksanaan IV


RPK
6. 11.00 Melakukan evaluasi Strategi Pelaksanaan
I,II,III dan IV
7. 11.30 Menuliskan laporan catatan perkembangan

8. 12.15 Membimbing pasien untuk makan

9. 12.45 Membimbing pasien untuk shalat dzuhur

10. 14.00 Pulang dari ruang Balee melur


Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Senin, 27 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di Ruang Balee Melur

2. 08.10 Membimbing pasien untuk melakukan personal


hyegine
3. 09.00 Membersihakan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a
dengan dx halusinasi
4. 10.00 Membuat laporan Terapi Aktivitas
Kelompok
5. 10.30 Melakukan bimbingan bersama CI melur

6. 11.00 Evaluasi Strategi Pelaksanaan pasien


kelolaan
7. 11.30 Membimbing pasien untuk melakukan oral
hygine

8. 12.45 Membimbing pasien untuk melakukan shalat


Dzuhur
9. 13.00 Membuat catatan perkembangan pasien

10. 14.00 Mengikuti ujian bersama dengan CI dan


pasien

11. 14.10 Melakukan bimbingan mengenai Rencana


Harian
12. 15.00 Pulang dari ruang Balee melur
Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Selasa,28 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di Ruang Balee melur

2. 08.10 Membimbing pasien untuk melakukan personal


hygine
3. 08.30 Membimbing pasien untuk melakukan oral
hygine
4. 09.00 Membersihakan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a
dengan dx halusinasi
5. 10.00 Membuang laporan indivu dan resume

6. 10.30 Melakukan evaluasi strategi pelaksanaan RPK

7. 12.40 Membimbing pasien untuk melakukan shalat


Dzuhur
8. 13.00 Membuat catatan perkembangan pasien

9. 14.00 Pulang dari ruang Balee Melur


Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Rabu, 29 Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang Balee Melur

2. 08.10 Membimbing pasien untuk melakukan oral


hygine

3. 08.20 Membimbing pasien untuk melakukan personal


hygine
4. 09.00 Membersihakan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a
dengan dx halusinasi

5. 11.00 Melakukan bimbingan bersama CI mengenai


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
6. 12.00 Membimbing Tn.H untuk berhias

7. 12.30 Membimbing pasien utuk makan

8. 13.00 Membimbing pasien untuk shalat dzuhur

9. 14.00 Pulang dari ruang Balee Melur


Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl : Kamis, 30Juni 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang Balee Melur

2. 08.30 Membersihakan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a


dengan dx halusinasi

3. 10.00 Melakukan kegiatan Terapi Aktivitas


Kelompok (TAK) bersama pasien Balee
Melur
4. 11.00 Evaluasi kegiatan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK)

5. 12.00 Membimbing pasien untuk makan

6. 12.30 Membimbing pasien untuk melakukan oral


hygine

7. 12.50 Membimbing pasien untuk shalat dzuhur

8. 14.00 Pulang
Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl :Jumat, 1 Juli 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang Balee Melur

2. 08.30 Membimbing pasien untuk berhias

3. 09.00
Membersihakan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a
dengan dx halusinasi
4. 10.00 Melakukan bimbingan mengenailaporan
bersama CI Balee melur
5. 10.30 Melakukan pendokumentasi catatan
perkembangan
6. 12.00 Membimbing pasien untuk makan siang

7. 12.45 Membimbing pasien untuk shalat dzuhur

8. 14.00 Pulang
Format Rencana Harian Perawat

RENCANA HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruangan/Balee : Melur


Nama institusi Pendidikan : Poltekkes Semarang Hari/Tgl :Jumat, 1 Juli 22

NO PUKUL/JAM JENIS KEGIATAN TANDA TANGAN

1. 08.00 Tiba di ruang Balee Melur

2. 08.30 Membimbing pasien untuk melakukan personal


hygine
3. 09.00
Membersihakan luka tn.t dengan dx RPK dan tn.a
dengan dx halusinasi
4. 10.00 Melakukan bimbingan mengenai laporan
bersama CI Balee melur
5. 10.30 Melakukan pendokumentasi catatan
perkembangan
6. 12.00 Membimbing pasien untuk makan siang

7. 12.45 Membimbing pasien untuk shalat dzuhur

8. 14.00 Pulang

Anda mungkin juga menyukai