Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pendahuluan

“Psychotic disorders”

Nindy suci Kartika sari


(20191660068)

S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2022
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. V dengan “Psychotic disorders“
di Ruang Kenari 2 RS Jiwa Menur Surabaya

Nama Mahasiswa : Nindy suci Kartika sari


NIM : 20191660068
Asuhan Keperawatan ini telah disetujui dan disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

Nindy suci Kartika sari

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )
A. Diagnosa Medis

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan


individumenilaikenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilakukacau/aneh.Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan
kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan
dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid.

B. Etiologi

Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari satu
bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat menyatakan
suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang tidak diketahui,
yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya menunjukkan
sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood.
Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang
baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak
memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut. Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya
beberapa hari. Kadang-kadang, gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri
adalah suatu keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah
indikator telah dihubungkan dengan prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki
kemungkinan kecil untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood.
Ciri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat
· Penyesuaian premorbid yang baik
· Sedikit trait schizoid pramorbid
· Stressor pencetus yang berat
· Onset gejala mendadak
· Gejala afektif
· Konfusi selama psikosis
· Sedikit penumpulan afektif
· Gejala singkat
· Tidak ada saudara yang skizofrenik

C. Patofisiologi
Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang
dari satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu
dapat menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi
yang tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik
singkat selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan
gangguan mood. Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki
prognosis yang baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen
dari semua pasien tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.
Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala
depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase
psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan
prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki kemungkinan kecil
untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood

D. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan gangguan psikotik akut yakni:
1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara
yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya).
2. Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok
sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima
pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).
3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
4. Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk gejala psikotik yang
berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan dan yang tidak disertai dengan
suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik
karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkat kemungkinan merupakan
diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis
sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham adalah gejala
psikotik yang utama), gangguan skizofreniform ( jikagejala berlangsung kurang dari 6
bulan), dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan).

E. Klasifikasi

1. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya

a.Skizofrenia

Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-gejala khas tersebut telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non
psikotik prodromal).

b.Gangguan Skizotipal
Tidak terdapat onset yang pasti dan perkembangan serta perjalanannya biasanya menyerupai
gangguan kepribadian.

c.Gangguan Waham Menetap

Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama (paling sedikit
selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan
tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif.

d.Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

Memiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi
dalam 2-3 bulan, sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya
sebagian kecil dari pasien dengan gangguan ini berkembang menjadi keadaan yang menetap dan
berhendaya.

e.Gangguan Waham Induksi

Dua orang atau lebih mengalami waham atau system waham yang sama, dan saling mendukung


dalam keyakinan waham itu. Yang menderita waham orisinil (gangguan psikotik) hanya satu
orang, waham tersebut terinduksi (mempengaruhi) lainnya, dan biasanya menghilang apabila
orang-oarang tersebut dipisahkan. Hampir selalu orang-orang yang terlibat mempunyai hubungan
yang sangat dekat.

Jika ada alasan untuk percaya bahwa duaorang yang tinggal bersama mempunyai gangguan
psikotik yang terpisah, maka tidak satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis
ini.

f.Gangguan Skizoafektif

Merupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama-
sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama.

g.Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif
yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi kriteria gejala
untuk gangguan waham menetap.

2. Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif})

a.Episode Manik
Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan
kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan.

b.Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode) dimana afek pasien dan
tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada wktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai
penembahan energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan
afek disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi)

a.Episode Depresi

Gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy
yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Pada episode
depresi, dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2 minggu untuk
menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat.

d.Gangguan Depresif Berulang

Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode depresi berat. Masing-
masing episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang
dibandingkan dengan gangguan bipolar.

e. Gangguan Suasana Perasaan Menetap

Terbagi atas

1. Skilotimia : ciri esensialnya adalah ketidak-stabilan menetap dari afek(suasana perasaan),


meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan,diantaranya tidak ada yang
cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi criteria gangguan afektif bipolar.
2. Distimia: cirri esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi criteria gangguan depresif berulang
ringan atau sedang.

f. Gangguan Suasana Perasaan Lainnya

Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup parah atau tidak
berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan distimia.
F. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada klien resiko bunuh diri salah satunya
adalah dengan terapi farmakologi. Menurut (Yosep & Sutini, 2014) .Obat-obat yang biasanya
digunakan pada klien resiko bunuh diri adalah :
a. SSRI (selective  serotonine reuptake inhibitor (fluoksetin 20 mg/hari per oral),
venlafaksin (75-225 mg/hari per oral)
b. Nefazodon (300-600 mg/hari per oral)
c. Trazodon (200-300 mg/hari per oral)
d. Bupropion (200-300 mg/hari per oral).
Obat-obat tersebut sering dipilih karena tidak berisiko letal akibat overdosis.
Mekanisme kerja obat tersebut akan bereaksi dengan sistem neurotransmiter monoamin di otak
khususnya norapenefrin dan serotonin. Kedua neurotransmiter ini dilepas di seluruh otak dan
membantu mengatur keinginan, kewaspadaan,  perhataian, mood, proses sensori, dan nafsu
makan.
penatalaksanaan keperawatan Terapi Lingkungan pada Kondisi Bunuh Diri
a. Ruangan aman dan nyaman, terhindar dari alat yang dapat digunakan untuk
mencederai diri sendiri atau orang lain.
b. Alat-alat medis, obat-obatan, dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci.
c. Ruangan harus ditempatkan di lantai satu dan keselur4uhan ruanagn mudah dipantau
oleh petugas kesehatan.
d. Ruangan yang menarik, misalnya dengan warna cerah, ada poster dll.
e. Hadirkan musik yang ceria, televisi, film komedi, bacaan ringan dan lucu.
f. Adanya lemari khusus untuk menyimpan barang pribadi klien.
g. Lingkungan sosial: komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa
pasiien sesering mungkin, memberikan penjelasan setiap akan melakukan tindakan
keperawatan atau kegiatan medis lainnya, menerima pasien apa adanya tidak engejek
atau merendahkan, meningkatkan harga diri pasien, membantu menilai dan
meningkatkan hubungan social secara bertahap, membantu pasien dalam berinteraksi
dengan keluarganya, sertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan, jangan
biarkan pasien sendiri dalam waktu yang lama. (Yosep & Sutini, 2014)
G. WOC

RESIKO BUNUH DIRI

Stres, Tekanan 1. Isolasi sosial


2. HDR

- Masalah dg orangtua Respon protektif


diri
- Masalah dg teman
- Masalah dg sekolah

Koping maladaptif

Perilaku destruktif diri tidak


langsung

Pencederaan diri

Isyarat bunuh diri

Motivasi

Niat

Penjabaran
gagasan

Ancaman bunuh Krisis bunuh diri


diri
H. Asuhan Keperawatan
1. Identitas klien. Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan
alamat klien.
2. Keluhan utama. Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah,
dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi. Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal.
Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik/biologis. Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan,
TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b) Konsep diri
c) Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok,
yang diikuti dalam masyarakat
d) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental. Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik
klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
b) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d) Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping. Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan. Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan
kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik. Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
I. Diagnosa Keperawatan

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah


sebagai berikut :
1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada
bendanya).
2. Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima
oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni
oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh
orang lain).
3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
4. Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk


gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan
dan yang tidak disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan berhubungan
dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis
gangguan psikotik akut kemungkinan merupakan diagnosis yang tepat.
Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis
sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham
adalah gejala psikotik yang utama), gangguan skizofreniform (jika gejala
berlangsung kurang dari 6 bulan), dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsung
lebih dari 6 bulan).
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Psikotik akut.
a). Adanya satu (atau lebih) gejala berikut :
1) Waham
2) Halusinasi
3) Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau
inkoherensi)
4) Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik
Catatan: jangan masukan gejala jika pola respon yang diterima secara kultural.
b).Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi
kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat funsi
pramorbid.
c). Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu ganggan mood
dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan
karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang
disalahgunakan) atau suatu kondisi umum.
Sebutkan jika:
a) Dengan stresor nyata (psikosis akut reaktif); jika gejala terjadi segera
setelah dan tampak sebagai respon dari suatu kejadian yang sendirian atau
bersama-sama akan menimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap
orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.
b) Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah
atau terlihat bukan sebagai respon terhadap kejadian yang terjadi sendirian atau
bersama sama akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap
orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.
c) Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat minggu
setelah persalinan.
Penegakan diagnosis gangguan psikotik akut di Indonesia ditegakkan
melalui Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ
III). Berikut kriteria diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan
PPDGJ III: 6. Dengan menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan
urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini.
Urutan prioritas yang dipakai ialah:
a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu
gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang
gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh
kelompok.
b) Adanya sindrom yang khas ( berupa “polimorfik”= beraneka ragam dan
berubah cepat, atau “schizophrenia-like”= gejala skizofrenik yang khas).
c) Adanya stres akut yang berkaitan ( tidak selalu ada, sehingga
dispesifikasi dengan karakter tanpa penyerta stres akut, dengan penyerta stres
akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan
sebagai sumber stres dalam konteks ini.
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik atau episode depresif, walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala
afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium dan demensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan
J. Intervensi Keperawatan dan Rasional

Farmakoterapi

 Obat utama antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik:

1. Haloperidol 2-5 mg. 1 sampai 3 kali sehari, atau


chlorpromazine 100-200. 1 sampai 3 kali sehari
2. Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk
mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien
mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi.

 Obat antiansietas juga bisa digunakan Bersama dengan


neuroleptika untuk mengendalikan agitasi akut
(misalnya:Lorazema 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)

 Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3


bulan sesudah gejala hilang

 Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi


dengan suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson

 Kegelisahan motoric berat (Akatisia), bisa ditanggulangi


dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker

 Gejala Parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa


ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral (misalnya,
trihexyphenidyl 2 mg 3 kali sehari)

Psikoterapi

 Psikoterapi individual, kelompok, dan budaya

 Mengatasi stressor dan episode psikotik

 Mengembalikan harga diri dan kepercayaan


K. Daftar Pustaka

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/aplikasi-kompuier/crs-
gangguan-psikotik-akut/8124025
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/aplikasi-kompuier/crs-gangguan-
psikotik-akut/8124025

https://www.academia.edu/38147994/Gangguan_psikotik_akut_dengan_halusinasi_auditorik

https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-psikotik-akut/diagnosis

https://pdfcoffee.com/lp-gangguan-psikotik-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai