Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK PADA Ny. U DENGAN KASUS INKONTINENSIA
URINE

USWATUN HASANAH
5022031120

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2022-2023
1. Identitas Klien
Nama : Ny. U
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Suku : Jawa (Indonesia)
Alamat : Pulo Ampel
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Single parent
Tanggal Masuk ke Panti Werdha : -
Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2022

1. Status Kesehatan Saat Ini


Ny. U mengatakan buang air kecil terus-menerus sejak 2 minggu yang lalu,
tidak terkontrol dan tidak bisa menahannya untuk pergi ke toilet sehingga
mengompol.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny. U tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan dan tidak pernah dirawat di
rumah sakit. Ny. U juga mengatakan tidak pernah datang ke pelayanan
kesehatan untuk memeriksa masalah kesehatan ini.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny. U mengatakan di anggota keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit
seperti itu sebelumnya dan tidak ada penyakit keturunan.

4. Tinjauan Sistem
 Keadaan umum : Keadaan baik, kesadaran : composmentis. TD : 130/90
mmHg, Nadi : 90 x/menit, RR 20x/menit, Suhu : 37,0 oC
 Integumen
Kulit terlihat keriput, turgor kulit tidak elastis.
 Kepala
Bentuk kepala bulat, distribusi rambut merata, warna rambut hitam dan
putih, tidak ada nyeri tekan tidak terdapat benjolan.

 Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik, pandangan
kabur dan berkunang-kunang, tidak ada pembengkakan pada mata.

 Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar seperti nanah
atau darah, tidak ada nyeri tekan pada telinga, pendengaran masih bagus.

 Mulut dan Tenggorokan


Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, keadaan mulut tampak bersih,
gigi lengkap, tidak ada peradangan pada tenggorokan, tidak ada nyeri
tekan pada bagian bibir.

 Leher
Pada leher terlihat normal dengan gerakan ke kanan dan ke kiri, tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada nyeri tekan pada leher.

 Sistem Pernafasan
Inspeksi bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris antara kanan
dan kiri, perkusi paru resonan, bunyi paru normal (fesikuler).

 Sistem Kardiovaskuler
Perkusi jantung dullness, auskultasi detak jantung takikardi 90x/menit,
terjadi palpitasi jantung.

 Sistem Gastrointestinal
I : Simetris, tidak nampak lesi, bersih.
A : Terdengar suara bising usus 18 x/ menit.
P : Tidak ada nyeri tekan.
P : Timpani, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada pembesaran
hepar.

 Sistem Perkemihan
Klien mengatakan sering buang air kecil. Pasien tidak mampu menahan
untuk buang air kecil sampai ke toilet. Ngompol (+).

 Sistem Muskuloskeletal
Klien terlihat masih seimbang dalam berjalan, kebutuhan klien selalu
dilakukan sendiri, kekuatan otot (5) bebas bergerak dan dapat melawan
hambatan.

 Sistem Persyarafan
Nervus I (Olfactorius) : Ny. U dapat membedakan bau dari minyak kayu
putih dan minyak wangi/parfum.
Nervus II (Opticus) : Ny. U sudah tidak dapat melihat jauh tulisan,
pandangan kabur dan berkunang-kunang. Masih mampu melihat orang dan
benda-benda yang kecil.
Nervus III, IV, V (Oculomotoris, Trochlearis, Abdusen).
Nervus V (Trigeminus) : Sensasi sensorik kulit wajah klien baik, dapat
merasakan goresan kapas pada pipi kanan.
Nervus VII (Facialis) : Ny. U dapat menggerakan alis dan mengerutkan
dahi.
Nervus VIII (Vestibulococlear) : Fungsi keseimbangan baik.
Nervus IX, X (Glasopharingeus, Vagus) : Reflek menelan baik.
Nervus XI (Accesorius) : Ny. U dapat menggerakkan kedua bahunya dan
menggerakkan kepalanya.
Nervus XII : Ny. U dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi baik.
5. Pengkajian Psikososial
5.1 Psikososial
Pada saat pengkajian klien terlihat baik dan menjawab pertanyaan dengan
kooperatif. hubungan antar keluarga sangat baik, hubungan antar anak
sangat dekat, hubungan klien dengan tetangganya sangat baik tetapi Ny.
U merasa malu jika keluar rumah karena sering mengompol dan bau
kencingnya sangat menyengat.
5.2 Identifikasi Masalah Emosional :
Pertanyaan Tahap 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur ? “Ya, klien suka terbangun
tengah malam karena terkencing.
 Apakah klien sering merasa gelisah? “Ya”
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? “Tidak”
 Apakah klien sering was-was atau hawatir? “Ya”

Pertanyaan Tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? ”Ya”
 Ada masalah atau banyak pikiran ? “Tidak”
 Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? “Tidak”
 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? “Tidak”
 Cenderung mengurung diri? “Tidak”

Interpretasi : Masalah emosional (-)

5.3 Spiritual :
Klien beragama islam, klien mengatakan dapat beribadah 5 waktu sehari
dan menganggap sakit yang dialami saat ini adalah ujian dari Allah SWT
dan klien sudah ikhlas menerima sakitnya.

6. Pengkajian Fungsional Klien


6.1 KATZ Indek : Kebutuhan klien dapat terpenuhi secara mandiri.
Interpretasi : Mandiri.
6.2 Modifikasi dari Bathel Indek

DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 0 15 Frekuensi : 3x sehari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : nasi, sayur, ikan
2. Minum 0 15 Frekuensi : 4 gelas/hari
Jumlah : + 600 ml
Jenis : air putih
3. Berpindah dari kursi 0 15
roda ke tempat tidur,
sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 0 15 Frekuensi : 2x sehari
muka, menyisir
rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 2x sehari
7. Jalan dipermukaan 0 15
datar
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 0 10 Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lunak
11. Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : 10x sehari
(BAK) Warna : kuning
12. Olargara/latihan 5 10 Frekuensi : -
Jenis : -
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Frekuensi : -
waktu luang Jenis : -

Interpretasi hasil : ≥130 (Mandiri)


Keterangan :
a. ≥130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan Sebagian
c. 60 : Ketergantungan Total

7. Pengkajian Status Mental Gerontik


7.1 Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan
short portable mental status questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

Benar Salah No Pertanyaan


√ 01 Tanggal berapa hari ini
√ 02 Hari apa sekarang ini
√ 03 Apa nama tempat ini
√ 04 Dimana alamat anda
√ 05 Berapa umur anda
√ 06 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
menurun
6 4
Score Total 4 (kerusakan intelektual ringan)

Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi Intelektual Utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan Intelektual Ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan Intelektual Sedang
d. Salah 7 – 10 : Kerusakan Intelektual Berat

7.2 Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)
 Orientasi
 Registrasi
 Perhatian
 Kalkulasi
 Mengingat Kembali
 Bahasa

ASPEK NILAI NILAI


No KRITERIA
KOGNITIF MAKS KLIEN
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
√ Tahun
√ Musim
√ Tanggal
√ Hari
√ Bulan
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang berada?
√ Negara Indonesia
√ Provinsi Banten
√ Kota Serang
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek
tadi (untuk disebutkan)
√ Obyek Pulpen
√ Obyek Buku
√ Obyek Jam Tangan
3. Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai
kalkulasi dari angka 100 kemudian
dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat.
93, 86, 79, 72, 65
4. Mengingat 3 2 Minta klien untuk megulangi
ketiga obyek pada No.2
(registrasi) tadi. Bila benar. 1
point untuk masing-masing
obyek.
5. Bahasa 9 7 Tunjukkan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
pada klien
√ Jam tangan
√ pulpen
√ buku
Minta klien untuk
mengulangi kata berikut :
“tak ada jika, dan atau,
tetapi”. Bila benar, nilai satu
point.
√ Pertanyaan benar 2
buah : tak ada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah :
“ambil kertas di tangan anda,
lipat dua dan taruh di lantai”
√ Ambil kertas di tangan
anda
√ Lipat dua
√ Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktivitas
sesuai perintah nilai point 1)
√ “Tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
 Tulis satu kalimat
√ Menyalin gambar
TOTAL NILAI 30 22

Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

8. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia


Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak,
dari kedua komponen tersebut dibagi lagi dalam beberapa gerakan yang perlu
diobservasi oleh perawat. Kedua komponen tersebut adalah :

a. Perubahan posisi atau keseimbangan


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan komponen di bawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menunjukan salah satu dari kondisi dibawah ini :

1) Bangun dari kursi ( dimasukan dalam analisis )*


Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke bagian
depan kursi terlebih dahulu ,tidak stabil pada saat pertama kali
berdiri.
Nilai : 1
2) Duduk ke kursi (dimasukan ke dalam analisis )
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan : (*) Kursi yang keras tanpa lengan
Nilai : 0

3) Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong


sternum perlahan –lahan sebanyak 3 kali )
Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya.
Nilai : 1

4) Mata Tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh
menutup mata (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan
untuk keseimbangannya)
Nilai : 1

5) Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sinya, kelelahan vertigo, pusing atau keadaan
tidak stabil.
Nilai : 0

6) Gerakan menggapai sesuatu


Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak
stabil, memegang sesuatu untuk dukungan
Nilai : 1

7) Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek kecil
(misal pulpen) dari lantai, memegang obyek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha-usaha multipel untuk bangun.
Nilai : 1

b. Komponen Gaya Berjalan atau Gerakan


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi dibawah ini, atau beri
nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini :

1) Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan


Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
Nilai : 0

2) Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)


Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm).
Nilai : 0

3) Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping


klien)
Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai.
Nilai : 0

4) Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari dari samping


klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi ke sisi
Nilai : 0
5) Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi
dari belakang klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi ke sisi
Nilai : 0

6) Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang obyek untuk dukungan
Nilai : 0

Interpretasi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
 0–5 : Risiko Jatuh Rendah
 6 – 10 : Risiko Jatuh Sedang
 11 – 15 : Risko Jatuh Tinggi

Keterangan :
Total : 5 (Risiko Jatuh Rendah).
9. ANALISA DATA

No Data Etiologi Diagnosa Keperawatan

1. DS : Perubahan neurologik Inkontinensia Urin Fungsional


- Klien mengatakan kencing ↓
Gangguan kontrol berkemih
sebanyak lebih dari 10 kali

dalam sehari. Inkontinensia urine
- Klien mengatakan bahwa ↓
Otot detrusor tidak stabil
dirinya tidak bisa menahan

kencing untuk sampai ke Reaksi otot berlebihan
toilet. ↓
Kencing berulang kali

DO: Inkontinensia urin fungsional
- Klien sering mengompol
2 DS: Perubahan neurologik Ansietas
- Klien mengatakan stress ↓
Gangguan kontrol berkemih
pada penyakitnya

- Klien merasa malu jika Tekanan dalam kandung kemih ↑
ingin keluar rumah ↓
Inkontinensia urine
- Merasa tidak berdaya ↓
Status kesehatan berubah
DO:

- Klien tampak gelisah Ansietas
- Sulit tidur
- Sering berkemih

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Inkontinensia urine fungsional b.d gangguan fungsi kognitif.
2. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri.

11. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

No Kriteria Hasil/Tujuan Intervensi


Diagnosa Keperawatan Aktivitas
(SLKI) (SIKI)
1. Inkontinensia urin Setelah dilakukan tindakan  Manajemen Observasi
fungsional b.d gangguan kepeerawatan selama 2x24 inkontinensia urine
a. Identifikasi penyebab inkontinensia urine
fungsi kognitif d.d jam diharapkan kontinensia  Manajemen
(gangguan fungsi kognitif, usia)
urin membaik dengan
b. Identifikasi perasaan dan persepsi terhadap
DS : kriteria hasil : enuresis inkontinensia urine
- Klien mengatakan c. Identifikasi karakter enuresis, kemampuan
- Nokturia menurun
kencing sebanyak dan kendala pengendalian kemih
- Dribbling menurun
lebih dari 10 kali Terapeutik
- Enuresis menurun
dalam sehari.
- Sensasi berkemih a. Sediakan pakaian dan lingkungan yang
- Klien mengatakan
membaik mendukung porgram inkontinensia urine.
bahwa dirinya tidak
b. Ambil sampel urine untuk pemeriksaan
bisa menahan kencing
urine lengkap atau kultur
untuk sampai ke toilet.
c. Anjurkan memberikan perhatian dalam
proses penyembuhan enuresis
DO:
d. Lapisi kasur dengan perlak
- Klien sering
e. Batasi asupan cairan pada malam hari.
mengompol
f. Anjurkan berkemih sebelum tidur
g. Jadwalkan waktu berkemih.

Edukasi

a. Diskusikan program inkontinensia urine


(mis. Jadwal minum dan berkemih)
Kolaborasi

a. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi


untuk mengatasi inkontinensia urine

2. Ansietas b.d ancaman Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas Observasi


terhadap konsep diri d.d keperawatan selama 1x24
a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
DS: jam diharapkan tingkat
(mis. Waktu)
- Klien mengatakan ansietas menurun dengan
b. Monitor tanda-tanda cemas (verbal dan
stress pada kriteria hasil :
nonverbal)
penyakitnya
- Verbalisasi khawatir Terapeutik
- Klien merasa malu
akibat kondisi yang
jika ingin keluar a. Ciptakan suasana terapeutik untuk
dihadapi menurun
rumah menumbuhkan kepercayaan
- Perilaku gelisah
- Merasa tidak berdaya b. Pahami situasi yang membuat ansietas
menurun
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan
DO: - Konsentrasi
menyakinkan
membaik
- Klien tampak d. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
- Pola tidur membaik
gelisah memicu kecemasan
- Pola berkemih
- Sulit tidur
membaik
Edukasi
- Sering berkemih a. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
b. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
c. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas,


jika perlu

12. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUSI


Hari Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
tanggal/ Keperawatan
waktu
Sabtu, Inkontinensia urin - Mengidentifikasi perasaan dan persepsi S :
22 Oktober fungsional b.d terhadap inkontinensia urine - Klien mengatakan masih tidak bisa
2022 gangguan fungsi - Mengidentifikasi karakter enuresis, menahan kecing untuk sampai ke
kognitif. kemampuan dan kendala pengendalian toilet.
kemih O:
- Menyediakan pakaian dan lingkungan yang - Pasien masih sering mengompol
mendukung porgram inkontinensia urine.
- Melapisi kasur dengan perlak A:
- Membatasi asupan cairan pada malam hari. - Masalah belum teratasi
- Menganjurkan berkemih sebelum tidur
P:
- Menjadwalkan waktu berkemih.
- Intervensi dilanjutkan
- Mendiskusikan program inkontinensia urine
(mis. Jadwal minum dan berkemih)
- Mengkolaborasikan dengan dokter dan
fisioterapi untuk mengatasi inkontinensia
urine

Jumat, Ansietas b.d ancaman - Mengidentifikasi saat tingkat ansietas S :


21 Oktober terhadap konsep diri berubah (mis. Waktu) - Klien sudah merasa lega dan tidak
2022 - Memonitor tanda-tanda cemas (verbal dan malu jika keluar rumah.
nonverbal) O:
- Menciptakan suasana terapeutik untuk - Klien sudah tidak gelisah
menumbuhkan kepercayaan - Masih sulit tidur dan sering berkemih
- Memahami situasi yang membuat ansietas A:
- Menggunakan pendekatan yang tenang dan - Masalah teratasi sebagian
menyakinkan
P:
- Memotivasi mengidentifikasi situasi yang
- Intervensi dilanjutkan
memicu kecemasan
- Menginformasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Melatih teknik relaksasi
- Mengkolaborasikan pemberian obat anti
ansietas, jika perlu
Dokumentasi Hasil Pengkajian

Anda mungkin juga menyukai