Oleh:
NUR BAITHI KURNIASARI
NIM : 1920171074
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji :
Penguji I
Penguji II
Sukesih, S.Kep.Ners.,M.kep
NIDN: 0617048502
iii
MOTTO
RIWAYAT HIDUP
iv
Nama : Nur Baithi Kurniasari
Tempat / tanggal lahir : Pati, 08 November 1999
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Lumbungmas RT 06 RW 01 Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati
Contact Person : 082257498406
Alamat E-mail : nurbaithi08@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK NAWANGSIH LULUS TAHUN 2005
2. SD N 01 LUMBUNGMAS LULUS TAHUN 2011
3. MTs TARIS SOKOPULUHAN LULUS TAHUN 2014
4. SMK KHOZINATUL ULUM TODANAN LULUS TAHUN 2017
5. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS ANGKATAN 2017
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn“A” DENGAN POST OP
LAPARATOMY ILEUS OBSTRUKTIF DI RUANG KANA RSUP Dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG
PERSEMBAHAN
v
Dengan menyebut nama Allah dan rasa syukur atas segala nikmat dan
karunia-Mu. Aku mau mengukir diatas tinta hitam dengan penuh perjuangan yang
telah aku tempuh. Untaian kata demi kata yang telah tertata semata karena
kebesaran-Mu, ijinkan aku mempersembahkan untuk mereka :
1. Bapak Sumarno dan Ibu Sholikati, tercinta yang selalu mendo’akan,
memberikan bimbingan, segala dukungan dan kasih sayang yang besar kepada
penulis.
2. Syaifudin Zuhri terima kasih telah memberi dukungan adikknya.
3. Terimakasih Kepada Bu Sri karyati., M.Kep.Ns.,Sp. Kep Mat & Umi Faridah,
S.Kep.,Ners.,MNS Yang Telah Membantu Dalam Menyelesaikan Tugas Karya
Tulis Ilmiah Ini.
4. Semua Dosen Maupun Asisten Dosen Di Universitas Muhammadiyah Kudus
Yang Telah Memberikan Ilmu Kepada Penulis.
5. Sahabatku Siti Nur Masamah, Endang Listowati & Ida Rohmana L.A yang
Telah Memberikan Dukungan, Doa, Serta Motivasi Kepada Penulis .
6. Teman-Teman Kholifatuz Zahro, Aini Octaviani, Vika Ruhmaya, Resa
Kiswanti, Rofiatun Sholekah, Febriana Arsita Sari, Inca Anjar Sari, Nita
Puswati, Siti Elly Nur Faiza, Ranti Yulikah,Belian Fitria MP, Nila Rifda
Terimakasih telah menemani 3 tahun dengan sabar mendengarkan keluh kesah
penulis.
7. Semua teman-temanku Prodi D3 Keperawatan angkatan lulusan tahun 2017.
8. Pembaca yang budiman, semoga dapat memanfaatkan karya sederhana ini.
KATA PENGANTAR
vi
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya, dan sholawat serta
salam terhatur kepada Rassullah Muhammad SAW semoga keselamatan tertuju
kepada para pengikutnya. Atas ridho dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Tn “A” Dengan Post Op Laparatomy Ileus Obstruktif Di Ruang Kana RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung” Sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli
Madya Keperawatan.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
kemampuan yang penulis miliki. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak Proposal Riset Keperawatan ini dapat diselesaikan. Untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan ijin dalam melakukan Karya Tulis Ilmiah
(KTI).
2. Sri karyati., M.Kep.Ns.,Sp. Kep Mat selaku pembimbing I, yang dengan sabar
memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
3. Umi Faridah, S.Kep.,Ners.,MNS selaku pembimbing II, yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
4. Kepada orang tua tercinta, ayah dan ibu, kakak tersayang yang keberadaannya
selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan maupun spiritual kepada penulis.
5. Segenap dosen dan staf di Universitas Muhammadiyah Kudus.
6. Teman-teman angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan kepada
penulis
DAFTAR ISI
vii
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
MOTTO............................................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
ABSTRAK........................................................................................................ x
ABSTRACT..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian......................................................................... 2
C. Tehnik Pengumpulan Data.......................................................... 3
D. Sistematika Penulisan.................................................................. 4
E. Manfaat Penulisan ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................... 6
A. Pengertian.................................................................................... 6
B. Etiolog ........................................................................................ 6
C. Patofisiologi ................................................................................ 8
D. Gambaran Klinis ......................................................................... 9
E. Penatalaksanaan .......................................................................... 10
F. Pemeriksaan Penunjang............................................................... 12
G. Pathway....................................................................................... 13
H. Asuhan Keperawatan .................................................................. 14
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 23
A. Pengkajian................................................................................... 24
B. Analisa Data................................................................................ 32
C. Diagnosa Keperawatan................................................................ 34
D. Intervensi Keperawatan.............................................................. 34
viii
E. Implementasi Keperawatan......................................................... 36
F. Evaluasi Keperawatan ................................................................ 46
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 52
A. Pengkajian...................................................................................
52
B. Diagnosa, Intervensi dan Evaluasi Keparawatan........................
53
C. Diagnosa Keperawatan Yang Tidak Muncul..............................
58
D. Diagnosa Keperawatan Yang Harusnya Dimunculkan Tetapi
Tidak Ada Diteori .....................................................................
59
E. Hambatan Dalam Asuhan Keperawatan .....................................
59
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 60
A. Kesimpulan.................................................................................. 60
B. Saran............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “A” DENGAN POST OP
LAPARATOMY ILEUS OBSTRUKTIF DI RUANG KANA
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Abstrak
Nur Baithi Kurniasari1, Sri Karyati2, Umi Faridah3
Latar Belakang : Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus.
Tujuan : Dapat memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif pada pasien Ileus
Obstruktif.
Metode : Metode yang dapat digunakan penulis adalah metode deskriptif, yaitu data diperoleh
dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi, dan study kepustakaan.
Hasil : Tn.A berumur 45 tahun dengan ileus obstruktif dalam waktu 3 hari, nyeri akut teratasi
sebagian, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian, dan
kekurangan volume cairan teratasi sebagian.
Kesimpulan : Tidak semua diagnosa keperawatan muncul pada kasus ini. Kasus dengan Ileus
Obstruktif terdiri dari 3 diagnosa aktual yaitu nyeri akut, ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, dan kekurangan volume cairan.
Kata Kunci : Ileus Obstruktif , Nyeri akut, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh dan kekurangan volume cairan.
x
1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus
2
Pembimbing Utama Universitas Muhammadiyah Kudus
3
Pembimbng Kedua Univeersitas Muhammadiyah Kudus
NURSING CARE IN Mr. "A" WITH POST OP
LAPARATOMY ILEUS OBSTRUCTIVE IN KANA ROOM
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Abstrac
Nur Baithi Kurniasari1, Sri Karyati2, Umi Faridah3
Background: Obstructive ileus is a mechanical blockage in the intestine which is a blockage that
completely closes or disrupts the course of intestinal contents.
Objective: To be able to provide comprehensive nursing care to Ileus Obstructive patients.
Method: The method that can be used by the writer is descriptive method, i.e. the data obtained by
interview, observation, physical examination, documentation, and literature study.
Results: Mr. A is 45 years old with obstructive ileus within 3 days, acute pain partially resolved,
nutritional imbalance is less than the body's needs partially resolved, and partially resolved fluid
volume shortages.
Conclusion: Not all nursing diagnoses appear in this case. The case with obstructive ileus consists
of 3 actual diagnoses, namely acute pain, nutritional imbalance less than the body's needs, and lack
of fluid volume.
Keywords: Obstructive ileus, acute pain, nutritional imbalance is less than the body's needs and
lack of fluid volume.
xi
1
Students University Of Muhammadiyah Kudus
2
Main Leader University Of Muhammadiyah Kudus
3
The Second Supervisor University Of Muhammadiyah Kudus
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya
isi usus (Sylvia A, price, 2012). Hal ini terjadi dikarenakan kelainan di dalam
lumen usus, dinding usus atau benda asing diluar usus yang menekan, serta
kelainan veskularisasi pada suatu sengmen usus yang dapat menyebabkan
nekrosis sistem usus (Indryani,2013).
Insiden ileus obstruktif pada tahun 2011 diketahui mencapai 16% dari
populasi dunia statistic darai data berbagai negara melaporkan terdapat variasi
angka kejadian ileus obstruktif. Di Amerika serikat, insiden keadian ileus
obstruktif adalah sebesar 0.13%. selain itu laporan dari Nepal tahun 2010
menyebutkan jumlah penderita ileus obstrukttif dan paralitik darai tahun 2009-
2010 adalah 1053 kasus (5,32%). (Mukherjee,2012 dalam Larayanthi,et al,
2012). Di Indonesia tercatat 7.059 kasus ileus paralistik dan obstruksi tanpa
hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2010
(Departemen Kesehatan RI, 2011). Selama praktek satu bulan di RSUP dr
Hasan Sadikin Bandung di ruang Kana terdapat 9 pasien yang mengalami
gangguan pencernaan ileus obstruktif dan di lakukan oprasi laparatomy.
Penyebab ileus obstruktif berkaitan pada kelompok usia yang terserang
dan letak obstruksi, 50% terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua
akibat perlekatan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus
merupakan penyebab tersering obstruksi usus besar pada usia petengahan dan
otang tua, kanker kolon merupakan penyebab dari 90% ileus obstruktif yang
terjadi (Kasminata, et.al,2013).
Pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasive yang di
lakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri atau deformitas
tubuh (Nainggolan, 2013), Berdasarkan data yang diperoleh dari world Health
Organization (2011) tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta pasien diseluruh
1
2
B. Tujuan penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulisan mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Penulis dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien post oprasi
tindakan Laparotomi pada Ileus Obstruktif.
b. Penulis dapat mendapat gambaran dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien post oprasi tindakan Laparotomi pada Ileus
Obstruktif.
3
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran dan memberikan asuhan keperawatan pada
pasien Tn. A post oprasi tindakan Laparotomi pada Ileus Obstruktif.
b. Melakukan pengkajian pada pasien Tn. A post oprasi tindakan
Laparotomi pada Ileus Obstruktif.
c. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Tn. A post oprasi
tindakan Laparotomi pada Ileus Obstruktif.
d. Membuat Intervensi keperawatan pada pasien Tn. A post oprasi
tindakan Laparotomi pada Ileus Obstruktif.
e. Meimplementasi pada pasien Tn. A post oprasi tindakan Laparotomi
pada Ileus Obstruktif.
f. Mengevaluasi pada pasien Tn A post oprasi tindakan Laparotomi pada
Ileus Obstruktif.
4. Observasi Partisipasi
4
D. Sistematika Penulisan
System penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri atas 5 BAB dan masing-
masing BAB terdiri dari sub BAB untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang hal-hal yang melatarbelakangi penulisan Karya Tulis ini,
tujuan penulisan, metode penulisan, dan tehnik pengumpulan data serta
asuhan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis,
pengolahan kasus, dan pathway dari teori Ileus Obstruktif.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian, analisa masalah, rencana perawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang semua masalah keperawatan pasien kemudian dianalisa
menggunakan tinjauan asuhan keperawatan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang lebih menekankan pada usulan
yang sifatnya lebih oprasional atau aplikasi.
E. Manfaat Penulisan
5
1. Penulis
Memberikan wawasan dan pemahaman pada penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah dan memberikan penatalaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien ileus obstruktif.
2. Keluarga dan Pasien
Dapat meningkatkan pengetahuan dan memahami cara merawat pasien
dengan ileus obstruktif.
3. Rumah Sakit
Sebagai tambahan informasi serta bahan tambahan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan pada pasien ileus obstruktif.
4. Institusi Pendidikan
Mengetahui tinggkat kemampuan dan bahan untuk materi yang telah
disampaikan kepada mahasiswa keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Ileus Obstruktif adalah suatu gangguan aliran normal isi usus sepanjang
saluran usus. Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus tidak dapat melewati
saluran gastrointestinal (Diyono 2013). Gangguan sebagian atau komplek dari
aliran maju isi usus di kenal sebagai obstruksi usus. Sekitar 90% dari obstruksi
usus terjadi pada usus halus, utamanya pada ileum, yang merupakan segmen
tersempit (Joyce,2014).
Ileus obstruktif adalah penyumbatan sebagian atau total pada lumen usus halus
atau usus besar (Dwi widiarti 2012). Ileus adalah gangguan atau hambatan
usus yang merupakan tanda keberadaan obstruksi usus akut yang segera
membutuhkan pertolongan atau tindakan (Indrayani 2013).
B. Etiologi
Obstruksi usus mekanik atau ileus obstruktif dapat dibagi dalam tiga kategori
penyebab menurut (Diyono 2013) yaitu :
1. Lesi ekstrinsik
Yang termasuk ke dalam etiologi ini diantaranya pelengketan malrotasi,
hernia, volvunus.
a. Malrotasi
Merupakan kasus gawat darurat di bidang bedah anak yang
meperlukan intervensi segera. Manifestasi berupa muntah hijau dengan
atau tanpa abdomen yang berhubungan dengan obstruksi duodenum
b. Hernia
Hernia inkarserata dapat mengakibatkan obstruksi, bergantung pada
ukuran dari cicin hernia tersebut, namun potensi terjadinya obstruksi
selalu ada pada setiap hernia. Hernia stangulata selalu mengalami
obstruksi karena usus tidak dapat berfungsi jika aliran darahnya
terputus.
6
7
c. Volvulus
Volvulus merupakan alairan usus yang sering terjadi pada suatu fokus
yang sering terjadi pada suatu fokus ysng diam atau statistik (misal,
tumor, atau divertikulum meckel) pada rongga abdomen. Hal ini dapat
mengakibatkan infrak dari usus dan dapat terjadi pada usus besar
maupun usus halus.
2. Lesi intrinsik
Lesi instrinsik dalam usus dapat menyebabkan obstruksi mekanik.
Disamping itu juga kelainan kogenital. Yang termasuk dalam penyebab ini
antara lain astresia, , neoplasma usus, endometriosis, deverticulitis, serta
peradangan sekunder terhadap radiasi.
a. Astresia
Salah satu jenis cacat atau kelainan sejak lahir. Pada kondisi ini,
perkembangan janin mengalami gangguan sehingga bentuk rektum
(bagian akhir usus besar) sampai lubang anus umumnya terbentuk
tidak sempurna.
b. Neoplasma usus
Kanker usus besar adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal atau tumbuh di dalam struktur saluran usus besar (kolon) dan
rektum yang merupakan bagian dari sistem pencernaan.
c. Endometriosis
Merupakan radang yang terkait dengan hormon estradiol/estrogen
berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan
pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan
ectopic) dan menyebabkan pelvic pain.
d. Deverticulitis
Merupakan peradangan atau infeksi yang terjadi pada divertikula, yaitu
kantung-kantung yang terbentuk di sepanjang saluran percernaan,
terutama di usus besar (kolon). Kondisi terbentuknya divertikula di
dinding usus besar disebut juga dengan diverticulosis
8
3. Obstruksi menutup
Pada kategori penyebab ini antara lain intususepsi maupun sumbatan
mekonilin yang banyak terjadi pada anak/bayi. Adapun pada orang dewasa
, tumor polioid, batu empedu, fases yang mengeras.
C. Patofisiologi
Menurut Diyono (2013). Patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus
adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut di akibatakan oleh
penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya pada obstruksi
paralitik dimana pristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi
mekanis pristaltik mula-mula di perkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya
hilang.
Lumen usus yang tersumbat secara progesif akan teregang oleh cairan dari
gas (70% dari gas yang ditelan) akibat meningkatkan tekanan intra lumen,
yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen usus kedarat. Oleh
karnanya sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran cerna setiap hari tidak
adanya absorsi dapat mengakibatkan penimbunan intra lumen yang cepat.
Muntah dan peyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber
kehilangan utama dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan cairan dan
elektrolit adalah penciutan ruang cairan ekstra sel yang mengakibatkan hemo
konsentrasi, hipovelenia, insufisiensi ginjal, sok hopotensi, pengurangan curah
jantung, penurunan perfusi jaringan asidosis metabolik, dan kemtian bila tidak
dikoreksi.
Peregangan usus yang terus menerus menyebabkan penurunan absorbsi
cairan dan peningktan sekresi cairan kedalam usus. Efek lokal perengangan
usus dalah iskemia akibat ditensi dan peningkatan permeabilitas akibat
nekrosis, disertai absorsi toksin-toksin atau bakteri kedalam rongga
peritonium dan sirkulasi sistemik. Pengaruh sistemik dari distensi yang
mencolok adalah elevasi diagfragma dengan akibat terbatasanya ventilasi dan
berikutnya timbul atelektasis. Aliran balik vena melalui vena cava inferior
jjuga dapat tergangggu segera setelah terjadinya gangguan aliran balik vena
9
yang nyata, usus menjadi sangat terbendung, dan darah mulai menyusup
kedalam lumen usus. Darah yang hilang dapat mencapai kadar yang cukup
berarti bila segmen usus yang terlibat cukup panjang.
Menurut Joyce (2014). Akumulasi isi usus, cairan, dan gas terjadi di
daerah di atas usus mengalami obstruksi distensi dan retensi cairan
mengurangi absorpsi cairan dan merangsang lebih banyak sekresi lambung.
Dengan peningkatan distensi, tekanan dalam lumen usus meningkat
menyebabkan penurunan tekanan kapiler vena dan arteriola yang akan
menyebabkan adema, kongesti, nekrosis, dan akhirnya ruptur atau performasi
dari dinding usus dengan akibat peritonitis.
Muntah refluks dapat terjadi distensi abdomen muntah mengakibatkan
kehilangan ion hidrogem dan kalium dari lambung. Serta menumbulkan
penurunan klorida dan kalsium dalam darah, yang akhirnya mencetuskan
alkalosis metabolik. Dehidrasi dan asidosis yang terjadi kemudian disebabkan
karena kehilangan cairan dan natrium, dengan kehilangan cairan akut, syok
hipovelemik.
D. Gambaran klinis
Menurut Diyono (2013). Pada obstruksi usus akan mengalami gangguan
pasage dimana tidak ada lagi flatus dan defekasi. Usaha untuk melawan
obstruksi usus akan meningkatkan perestaltiknya yang berupa kolik, mual dan
muntah. Kolik ini dipandang sebagai gerak/kejang usus, sehingga berupa nyeri
berkala, pada saat serangan pasien menggeliat, secara auskultasi di dapatkan
peristaltik usus dengan nada tinggi. Adanya akumulasi cairan dan gas di
lumen usus menyebabkan distensi abdomen. Pada kondisi ini maka akan
terjadi hipovolemi syok, oliguri, dan ganggua elektrolit.
Menurut Joyce (2014). Manifestasi dari obstruksi usus tergantung pada
bagian usus mana dan seberapa panjang usus yang terlibat, sejauh mana
obstruksi mengganggu aliran darah, sekomplet apa obstruksinya, dan tepi lesi
yang menciptakan obstruksi ini. Penungkatan tekanan berujung pada
perestaltik terbalik, mengakibatkan muntah yang membantu mencegah
10
distensi usus berlebih. Efek-efek lokasi tersebut terjadi karena (1) hilangnya
cairan, elektrolit, dan plasma (2) proliferasi bakterial dan (3) performasi. Efek-
efek sistemik antara lain penurunan cairan ekstraseluler dan volume darah
yang bersirkulasi, toksemia, dan peritonitis.
Klien dengan obstruksi usus halus umumnya mengalami nyeri abdomen
dengan pola gelombang berulang yang ritmis. Nyeri berasal dari distensi dan
usaha perestaltik dari usus halus untuk mendorong kandungan melewati
obstruksi. Nyeri usus halus terasa pada perut atas dan tengah, sementara nyeri
usus besar terasa pada abdomen bawah. Selain adanya nyeri pada abdomen,
muntah juga hampir selalu ada, dengan frekuensi muntah yang berhubungan
dengan lokasi anatomis dan obstruksi. Muntah akan lebih parah jika obstruksi
terletak tinggi pada usus halus. Akibat muntah tersebut juga dapat
menyebabkan klien menjadi dehidrasi.
Obstruksi kolon mengakibatkan pola BAB yang tidak simbang, nyeri
abdomen bawah, perasaan ingin BAB, distensi dan borborigmus. Muntah yang
menyertai obstruksi usus besar merupakan manifestasi paling akhir yang
terjadi pada usus halus yang terdistensi.
E. Penatalaksanaan
Menurut Diyono (2013) prinsip penatalaksanaan ileus obstruktif yaitu:
1. Intubasi nasograstik dengan menghisap dengan menggunakan selang
salem pump /selang usus panjang.
2. Penggantian cairan elektrolit
3. Tirah baring
4. Analgesik
5. Pembedahan seperti rekresi usus
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), tujuan utama penatalaksanaan adalah
dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi.
Tindakan oprasi biasanya selalu di perlukan .menghilangkan penyebab
obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatau penyumbatan sembuuh
11
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Diyono (2013).
1. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan rontgen sangat bermanfaat demi mengonfirmasi diagnosis,
obstruksi usus serta foto abdomen dalam posisi tegak dan berbaring kdang
di perlukan dengan peemeriksaan zat kontras (barium)
2. Pemeriksaan Laborat
Dalam pemeriksaan laboratorium akan di dapat peningkatan dari : BUN,
hematokrit, leukosit, juga berat jenis urin. Di samping itu juga terjadi
penurunan dari serum natrium klorida, kalium, bikarbonat.
13
G. Pathway
Ileus Obstruktif
Hospitalisasi
Rencana Pembedahan
Laparatomi
(Pembedahan abdomen)
Post Laparatomi
Luka Insisi
Gangguan gastrointestinal
Adanya Peningkatan
Leukosit Pergerakan
terbatas Mual, Muntah
Resiko
Nyeri
Infeksi
Dehidrasi
Intoleran aktivitas
Intake Nutrisi
Tidak Adekuat
Kekuarangan Volume
Cairan Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
2. Pola Nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, belencee cairan, dan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual muntah.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekskresi, kandung kemih, defekasi, ada
tidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan penggunaan
kateter.
4. Pola Istrirahat dan Tidur
Menggambarkan pola istirahat dan tidur, persepsi terhadap energi,
jumlah jam pada tidur siang maupun malam, masalah tidur atau
insomnia.
5. Kebuthan Rasa Aman dan Nyaman
Data yang dapat muncul pada pasien dengan post ileus obstruktif
adalah pasien mengalami gangguan rasa aman dan nyaman, kaeran
pasien merasakan nyeri pada bagian abdomen yang telah dilakukan
pembedahan.
6. Kebutuhan Berpakaian
Pada pasien post op ileus obstruktif mengalami sedikit gangguan
dalam berpakaian karena terdapat luka post op oprasi diabdomen,
sehingga dalam berpakaian pasien dibantu oleh keluarga
7. Kebutuhan Mempertahankan Suhu Tubuh dan Sirkulasi
Pasien pada post op ileus obstruktif menggunakan pakaian
berkancing
8. Kebutuhan Personal Hygine
Pada pasien post ileus obstruktif personal hygine kurang terpenuhi
karena pasien mengalami nyeri pada abdomen
9. Kebutuhan Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Pada pasien post ileus obsruktif pasien tubuhnya mengalami lemas,
sehingga keseimbangan untuk jalan maupun aktivitas lainnya
tergangggu.
16
secara efektif
f. Gunakan strategi
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
g. Informasikan
kepada keluarga
mengenai strategi
non farmakologi
yang sedang
digunakan dalam
menejemen nyeri
h. Kolaborasi
dengan pasien,
orang terdekat
dan tim medis
lainnya untuk
tindakan
penurunan nyeri
non farmakologi
i. Kolaborasi
dengan tim dokter
dalam pemberian
obat analgesik
keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan kapan
harus melaporkan
kepada penyedia
perawatan
kesehatan
e. Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
mengenai
bagaimana
menghindari
infeksi
5. Intoleran aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi:
berhubungan tindakan a. Observasi adanya
dengan imobilitas keperawatan 3x8 pembatasan pasien
jam diharapkan dalam melakukan
Domain 4 intoleran aktivitas aktivitas
aktivitas/istirahat berkurang dengan b. Monitor pola tidur
Kelas 4 respon KH : dan lamanya tidur
kardiovaskuler/pul - Daya tahan otot c. Bantu pasien untuk
monal tidak mengalami mengidentifikasi
(00094) gangguan aktiviitas yang
- Tidak ada mampu dilakukan
kelemahan otot d. Kaji adanya faktor
maupun kelelahan yang menebabkan
dalam beraktivitas kelelahan
e. Lakukan Rom Aktif
dan Pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas pasien
Nama : Tn A
Umur : 46 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : wiraswasta
Suku : Sunda
Status : Perkawinan
Alamat : Bandung
Tanggal masuk Rs : Kamis 14 November 2019
Nomor RM : 179603
Diagnosa Medis : Ileus Obstruktif
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny W
Umur : 45 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bandung
Hub dengan pasien : Istri
23
24
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri Post Op Laparatomi dibagian perut
sebelah kanan
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan tidak bisa BAB sejak tanggal 10 November
2019, pasien mengatakan nyeri pada perut, pasien mual muntah,
nafsu makan menurun, kemudian pasien dibawa ke RSUP dr Hasan
Sadikin Bandung pada tanggal 14 November 2019 sampai di IGD
pada jam 09.15 WIB Hasil pemeriksaan TTV TD: 100/80 mmHg
N: 78x/menit RR: 19x/menit S: 36,3º c Mendapatkan terapi medis
Infus RL 20 tpm, cetorolax 2x30 mg, cefotaxime 2x1 gram,
ranitidin 2x50 mg, Kemudian pasien dipindahkan keruang Kana
untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Pada saat di
ruang Kana pasien direncanakan untuk oprasi Laparatomi pada
tanggal 15 November 2019 jam 09.00 WIB kemudian oprasi
berjalan dengan lancar pasien dari ruang oprasi dibawa keruang
Kana pada jam 16.00 WIB.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya, pasien tidak mempunyai penyakit menular seperti
HIV,TBC
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit seperti yang diderita pasien dan riwayat penyakit
keturunan sepertui buta warna
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi obat, makanan maupun
minuman
25
f. Genogram
Keterangan :
Perempuan Meninggal Laki-laki meninggal
Perempuan Laki-Laki
Pasien Tinggal serumah
- Biochemical
Hb : 10,0
Ht : 29,4
- Clinical Sign
Turgor kulit dan mukosa bibir kering, lemas
- Diet
Bubur sumsum 3xsehari
Normal IMT : 18-22
c. Kebutuhan eliminasi
1) sebelum sakit : pasien mengatakn BAB 1x sehari, berwarna
kuning , konsistensi cair . BAK 5-6x sehari dengan warna
kuning jernih
2) selama sakit : pasien mengatakan BAB lewat colostomy cair,
berwarna kuning ±500cc/24jam berbau khas. BAK ±900
cc/hari dengan terpasang selang kateter, konsistensi warna
kuning keruh .
Balance cairan
Intake
Makan : 450cc
Minum : 700ml
500 cc
Cairan infus : +¿
1.650 cc
Output
BAB :500cc
BAK :900cc
Muntah1x :200cc
720
IWL :15x 48 : +¿
2,320 cc
Intake – Output
1,650 – 2,320
: - 670 cc
27
1.) Paru-paru
Inspeksi : Simetris tidak ada lesi atau jejas
Palpasi :Vokal premitus seimbang,
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada whezing, bunyi nafas vesikuler
2.) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada intra costa 5
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Reguler, tidak ada suara tambahan
3.) Abdomen
Inspeksi : Simetris, ada luka bekas oprasi laparatomi di
bagian perut kanan dan colostomy dibagian kiri
Auskultasi : Bising usus 14x/menit
Palpasi : Ada nyeri tekan dibagian kanan
Perkusi : Tympani
l. Genetalia : Terpasang kateter
m. Ekstremitas
Atas : Pada tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm
Bawah : Tidak ada odema
Skala kekuatan otot
5 5
5 5
n. Integumen : Kulit sawo matang, turgor lulit kering, crt < 2dtk
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan laborat tanggal 16 November 2019
b. Terapi Medis
- Infus RL 20 tpm
- Cetorolax 2x20 mg
- Cefotaxime 2x1 gram
- Ranitidin 2x50 mg
B. ANALISA DATA
D : Bubur sumsum 3x
sehari
720
+¿
2,320 cc
Intake – output
1,650-2,320 = -670cc
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik (prosedur
pembedahan).
2. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Ketidak Mampuan Mengabsorsi Nutrien
34
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
E. IMPLEMENTASI
720
+¿
2,320 cc
banyak
DS. Pasien mengatkan
39
B : Hb : 10,0
Ht : 29,4
C : Turgor kulit &
mukosa bibir
kering
D : Bubur sumsum 3x
sehari
14.50 2 2.Menganjurkan
WIB makan sedikit DS. Pasien mengatakan
tapi sering makan cemilan tapi
sedikit
Do. Pasien tampak makan
sedikit
14.55 2 3.Menginformas
WIB ikan pada DS. Pasien mengatakan
keluarga dan paham diberikan
pasien tentang informasi tentang
manfaat nutrisi manfaat nutrisi
DO. Menambah pengetahuan
pasien dan keluarga
15.05 3. 1. Memonitor DS. Pasien mengatakan
WIB status dehidrasi lemas, sudah tidak
(membran muntah
mukosa, turgor DO. Pasien tampak lemas,
kulit) mukosa bibir kering ,
turgor kulit kering.
Balance cairan
Intake : Makan : 450 cc
Minum : 720 cc
500 cc
Cairan infus :
1,670
42
720
+¿
2,170 cc
Ranitidin 2x50 mg
08.40 2 2.Menganjurkan
DS. Pasien mengatakan
WIB makan sedikit
makan cemilan tapi
tapi sering
sedikit
Do. Pasien tampak makan
sedikit
500 cc
+
1,850 cc
720
+¿
2,070 cc
terpasang infus RL
09.10 3 4. Mendukung DO. Terpasang infus RL 20
WIB klien dan tpm
keluarga untuk
membantu DS. Pasien mengatakan
dalam keluarga sering
pemenuhan memberikan minuman
kebutuhan dari buah-buahan
cairan DO. Pasien diberikan
minuman ringan oleh
keluarganya
F. EVALUASI
3
S : Pasien mengatkan lemas, muntah 1x
O: Pasien tampak lemas, mukosa bibir
kering , turgor kulit kering.
Balance cairan
Intake : makan : 450 cc
Minum : 700 cc
500 cc
Cairan infus : +
1,650
Intake – output
1,650-2,320 = -670cc
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan Intervensi1,2,3,4
Ht : 29,4
C : Turgor kulit & mukosa bibir kering
D : Bubur sumsum 3x sehari
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan Intervensai 1,2,3,4
3
S : Pasien mengatakan lemas, sudah tidak
muntah
O :Pasien tampak lemas, mukosa bibir
kering , turgor kulit kering.
Balance cairan
Intake : Makan : 450 cc
Minum : 720 cc
500 cc
Cairan infus : +
1,670
500 cc
Cairan infus : +
1,850 cc
Intake – output
1,850-2,070 = -220cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan Intervensi 1,2,3,4
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pembahasan kasus pada
Asuhan Keperawatan Pada Tn. “A” Dengan Post Op Laparatomi Ileus Obstruktif
di Ruang Kana dr Hasan Sadikin Bandung. Pembahasan ini meluputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencananaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi
serta kesenjangan yang terjadi antara konsep teori dengan kasuas nyata
dilapangan.
A. Pengkajian
52
53
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dari pengkajian, penulis mendapatkan data bahwa pasien Tn.A
dengan Post op Laparatomi disimpulkan bahwa pasien lemas , nyeri perut
post op, mual muntah, lemas, nafsu makan menurun. Dalam pengkajian
penulis menggunakan peralatan yang ada di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung dan peralatan yang penulis bawa sendiri. Kerjasama yang baik
pasien menjadikan proses pengkajian lancar dan berjalan dengan baik,
namun kurang penelitian dari penulis dalam melaksanakan pengkajian
menjadikan data kurang lengkap.
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak semua diagnosa keperawatan muncul pada kasus ini. Kasus
dengan Post Op Laparatomi Ileus Obstruktif ini terdiri dari 3 diagnosa
yang aktual, yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens cederafisik (post
oprasi), ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorsi nutrien, kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
3. Intervensi
Intervensi yang disusun disesuaikan dengan tinjauan teori dan tinjauan
kasus di lapangan, namun tidak semua intervensi keperawatan secara
teori dapat disusun untuk pasien, karena harus disesuaikan dengan
kondisi pasien serta sarana-prasarana ruangan. Sesuai dengan
60
61
B. Saran
1. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Mahasiswa sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pengkajian,
perawat bekerjasama dengan tim medis lainnya sehingga dapat
memantau kondisi pasien selama 24 jam dan perawat praktikan dalam
melakukan tindakan keperawatan dapat mengaplikasikan teori yang
didapatkan dari institusi ke lahan dengan didampingi oleh perawat.
62
NIM : 1920171074
TANGGAL UJIAN :
PENGUJI 1 PENGUJI 2
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
Kudus, 2020
NIM : 1920171074
TANGGAL UJIAN :
PENGUJI 1 PENGUJI 2
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
Kudus, 2020
NIM : 1920171074
TANGGAL UJIAN :
PENGUJI 1 PENGUJI 2
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
Kudus, 2020
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
Susunan kalimat / penggunaan bahasa
1
Sesuai EYD, cara pengutipan, kesalahan penulisan
Keputusan / Rujukan
2
Jumlah literature keperawatan (min 5), validasi
Kejelasan Isi Tulisan
Keterkaitan judul, latar belakang, tujuan,
3
pengumpulan data, sistematika penulisan,
manfaaat dan tinjauan teori
Penulisan Kasus
4 Pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi
Ketajaman analisa / pembahasan
5 Sesuai dengan masalah, di dukung data dan
referensi
Kesimpulan dan saran
6
Menjawab tujuan penulisan, operasional
Presentasi dan Media
Penguasaan materi, kejelasan, alokasi waktu,
7
bahasa tepat, ucapan lancar, fokus pada audience,
media menarik dan mudah dibaca
Pemahaman Konsep
8
Penguasaan terhadap konsep
Responsi
9 Menjawab dengan benar dan sistematis, didukung
teori / data
Argumentasi
10 Mampu berargumentasi, argumentasi didukung
teori / data
NILAI AKHIR = NILAI / 4
Penguji,
( )