Oleh :
Karmila
NIM : 191440153RPL
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
JUNI 2020
STUDI LITERATUR : ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DENGAN MASALAH
ANSIETAS MELALUI METODE PROSES KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Oleh :
Karmila
NIM : 191440153RPL
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
JUNI 2020
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Karmila
Hari : Rabu
Tanggal : 17 Juni 2020
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Nama : Karmila
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Juni 2020
Tim Penguji
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Karmila
vi
MOTTO
“ Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan
mampu mensyukuri sesuatu yang banyak”
(HR. Ahmad)
“ belajar itu tidak hanya sekedar paham baca tulis, namun juga kau
harus paham tentang apa yang kau baca dan kau tulis dan kamu mampu
untuk menuangkan pikiranmu dalam sebuah tulisan “
(Karmila)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
ridho dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Studi Literatur : Asuhan Keperawatan MaternitasPada Pasien
Ketuban Pecah Dini Dengan Masalah Ansietas Melalui Metode Proses
KeperawatanTahun 2020.”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk menyelesaikan program pendidikan
Diploma III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta pengarahan dari
berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak drg. Harindra, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI
Pangkalpinang.
2. Bapak Akhiat, S.KM.,M.Si selaku Ketua Prodi Keperawatan Poltekkes
Kemenkes RI Pangkalpinang.
3. Ibu Erni Chaerani, MKM selaku pembimbing I dan Ibu Ns. Syafrina Arbaani
Djuria, S.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,
ilmu serta pikirannya untuk membimbing, mendidik dan mengarahkan serta
memberikan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Bapak dan Ibu dosen beserta staff Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta keterampilan kepada penulis
selama mengikuti pendidikan.
5. Kedua orangtua Saya dan mertua saya yang telah banyak memberikan
dukungan serta supportnya.
6. Suami dan Anakku tersayang yang selalu menjadi motivasi dan energi untuk
menyelesaikan studi ini.
viii
7. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa RPL Keperawatan Angkatan III yang
selalu memberi dukungan, semangat dan canda serta air mata dalam
menyelesaikan pembelajaran ini.
Walaupun demikian penulis menyadari dalam Karya Tulis Ilmiah ini
masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
dijadikan acuan tindak lanjut selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ix
ABSTRAK
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda
persalinan atau ketuban pecah dini merupakan keluarnya cairan berupa air dari
vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan
berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37
minggu maupun kehamilan aterm. KPD dapat meningkatkan kecemasan yang
disebabkan karena rasa takut dan sakit yang dapat meningkatkan pengeluaran
adrenalin penyebab kecemasan.Tujuan penelitian yaitu mampu melaksanakan
studi literatur asuhan keperawatan maternitas pada pasien ketuban pecah dini
dengan masalah ansietas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Rancangan penelitian ini adalah studi kasus literatur review dengan pendekatan
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Studi kasus 1 mengaplikasikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan KPD di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr.
W.Z. Yohannes Kupang, dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24
jam. Jurnal 2 studi kasus dengan asuhan keperawatan pada klien, dengan
implementasi keperawatan selama 3x24 jam. kedua jurnal tersebut disimpulkan
bahwa kedua studi kasus pasien dengan masalah ansietas dapat teratasi dengan
adanya pengungkapan pasien tidak ada ansietas dan tidak khawatir dengan janin.
Hal ini diagnosa ansietas berhubungan dengan stressor dapat teratasi dengan
tindakan strategi coping dan edukasi yang mampu membuat klien mengatasi
ansietas.
x
ABSTRACT
Premature rupture of membranes rupture of the membranes before there are signs
of labor or premature rupture of membranes is fluid that comes out of the vagina
after being disconnected for 22 weeks before labor continues and can be used on
preterm before 37 weeks ago responded. KPD can increase the results that cause
fear and pain that can increase the amount of adrenaline caused by research. The
purpose of research that can be done is the study of maternity nursing care
literature in early amniotic rupture patients with anxiety problems using the
nursing consultation process. The design of this study is a case study of literature
that discusses nursing assessments that include assessment, nursing, planning,
implementation and evaluation. Case study 1 applies nursing care to patients with
KPD in the Flamboyan room of Prof. RSUD Dr. W.Z. Yohannes Kupang,
performed nursing care for 2 x 24 hours. Journal 2 case study with nursing care to
clients, with nursing implementation for 3x24 hours. these two journals conclude
that both case studies of patients with anxiety problems can be resolved by
complaints that there are no anxiety patients and are not worried about the fetus.
This is related to stress that can cope with coping strategies and education that can
make clients overcome anxiety.
xi
DAFTAR ISI
xii
C. Konsep Teori Ansietas ......................................................................... 23
1. Definisi Ansietas ........................................................................... 23
2. Tingkat dan Karakteristik Ansietas ................................................ 24
3. Faktor Pencetus Ansietas ............................................................... 25
4. Mekanisme Koping Terhadap Ansietas .......................................... 25
5. Penanganan Ansietas ..................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENULISAN ....................................................... 29
A. Rancangan Penulisan ............................................................................ 29
B. Pengumpulan Data ............................................................................... 29
BAB IV HASIL .............................................................................................. 31
A. Judul Jurnal .......................................................................................... 31
B. Tindakan Yang Diberikan..................................................................... 31
C. Tujuan Tindakan .................................................................................. 33
D. Cara Pemberian Tindakan..................................................................... 33
E. Cara Evaluasi Tindakan ........................................................................ 34
F. Hasil Pemberian Tindakan .................................................................... 34
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 35
A. Perbandingan Implementasi Antara Teori Dengan Jurnal 1 dan 2 ......... 35
B. Perbandingan Implementasi Resume Jurnal 1 dan 2 .............................. 36
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 38
A. Kesimpulan .......................................................................................... 38
B. Saran .................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Jurnal 1
2. Jurnal 2
xv
DAFTAR ISTILAH
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Tabel 1.1
Jumlah Angka Kejadian KPD di RSUD Bangka Selatan Tahun 2017 – 2019
Tahun Jumlah
2017 14
2018 12
2019 41
Sumber : Rekam Medik RSUD Bangka Selatan, 2019
B. Rumusan Masalah
1. Masyarakat
Memotivasi pengelolaan pasien ketuban pecah dini dalam
mengatasi keluhan–keluhan dan ansietas selama masa persalinan.
2. Bagi pengemban ilmu dan teknologi keperawatan
Menambah keluasan ilmu, wawasan dan terapan bidang
keperawatan dalam mengatasi ansietas pada ketuban pecah dini.
3. Penulis
Studi kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan meternitas sesuai dengan ilmu yang pernah didapatkan
mengenai asuhan keperawatan dengan gangguan proses persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kantong amnion secara
spontan dan keluarnya cairan amnion yang dimulai sebelum onset
persalinan pada berbagai usia kehamilan (Perry, 2013). Ketuban pecah
dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan
penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai
sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi ibu (Prawirohardjo, 2010).
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah
KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2. Etiologi
Sukarni dan Wahyu (2013) menyatakan penyebab ketuban pecah
dini belum diketahui. Faktor predisposisi ketuban pecah dini yaitu sebagai
berikut :
a. Infeksi genetalia
b. Serviks inkompeten
c. Gemeli
d. Hidramion
e. Kehamilan preterm
f. Disproporsi sefalopelvik
Manuaba (2014) menyatakan penyebab ketuban pecah dini
mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
5
6
a. Serviks inkompeten.
b. Ketegangan rahim berlebihan, kehamilan kembar, hidramnion.
c. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sungsang, letak lintang.
d. Kemungkinan kesempitan
e. panggul, perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP,
disproporsi sefalopelvik.
f. Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
g. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban
pecah.
3. Manifestasi Klinis
Sukarni dan Wahyu (2013) menyatakan tanda dan gejala ketuban
pecah dini sebagai berikut :
a. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
c. Janin mudah diraba.
d. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah
kering.
e. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering.
Manuaba (2014) menyatakan menifestasi klinis ketuban pecah dini,
antara lain sebagai berikut :
a. Terjadi pembukaan prematur servik
b. Membran terkait dengan pembukaan terjadi :
1) Devaskularisasi
2) Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan
3) Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban, makin berkurang
4) Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat denga infeksi yang
mengeluarkan enzim preteolitik dan kolagenase.
7
6. Pemeriksaan penunjang
Aspiani (2017) menyatakan pemeriksaan penunjang KPD adalah
sebagai berikut :
a. Laboratorium
1) Hitung darah lengkap dengan apisan darah : leukositosis digabung
dengan peningkatan bentuk batang pada apusan tepi menunjukkan
infeksi intrauterin.
2) Pemeriksaan lekosit darah : >15.000/ul bila terjadi infeksi.
3) Tes lakmus berubah menjadi biru.
4) Amniosentisis.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
1) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan
ketuban dalam kavum uteri, indeks cairan amnion berkurang.
2) Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Namun sering terjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion.
7. Komplikasi
Prawirohardjo (2010) menyatakan komplikasi KPD adalah
sebagai berikut :
a. Infeksi maternal ataupun neonatal.
b. Persalinan premature.
c. Hipoksia karena kompresi tali pusat.
d. Deformitas janin.
e. Meningkatnya indikasi seksio sesarea.
f. Gagalnya persalinan normal.
8. Penatalaksanaan Medis
Manuaba (2014) menerangkan ketuban pecah dini merupakan
sumber persalinan prematuritas, infeksi dalam rahim terhadap ibu maupun
janin yang cukup besar dan potensial. Oleh karena itu, tatalaksana ketuban
pecah dini memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat menurunkan
kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam rahim.
10
1. Pengkajian Keperawatan
Aspiani (2017) menyatakan pengkajian merupakan proses tahap
awal dari proses keperawatan dan suatu proses kolaborasi yang
melibatkan perawat, ibu, dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan
melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Saat pengkajian dibutuhkan
kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat, sehingga
dapat dikelompokkan dan dianalisis untuk mengetahui masalah dan
kebutuhan ibu terhadap perawatan.
Aspiani (2017) pengkajian yang dilakukan pada klien ketuban
pecah dini antara lain sebagai berikut:
a. Identitas
Mengkaji identitas klien dan penanggung jawab yang meliputi nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
lamanya perkawinan, dan alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada klien KPD adalah ketuban pecah tiba-tiba
berwarna putih keruh dari vagina, tidak ada his sampai 1 jam
persalinan.
14
c. Riwayat obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada ibu ketuban pecah dini adalah
1) Keadaan haid
Siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah
yang keluar, encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak
bau.
2) Riwayat persalinan
Perkawinan yang perlu ditanyakan adalah berapa kali kawin dan
sudah berapa lama sehingga mengalami pecah ketuban dini.
3) Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali
melakukan ANC (Ante Natal Care) selama kehamilan, periksa
dimana, ukur tinggi badan dan berat badan.
d. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya ditandai dengan ketuban pecah tiba-tiba, tidak merasa nyeri
sampai 1 jam dan menimbulkan gejala seperti badan lemah, suhu
meningkat, nadi meningkat.
e. Riwayat penyakit dahulu
Apakah ibu sudah mengalami ketuban pecah dini sebelumnya.
f. Riwayat penyakit keluarga
Ketuban pecah dini bukan merupakan penyakit keturunan dan tidak
mempengaruhi kehamilan.
g. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Respirasi
Frekuensi pernapasan biasanya normal.
2) Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi nutrinya
yang disebabkan karena kelelahan.
3) Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pola eliminasi dan
merasakan tidak nyaman.
15
4) Istirahat/tidur
Klien biasanya mengalami gangguan istirahat/tidurnya
disebabkan karena badan lemah, suhu meningkat.
5) Mempertahankan temperatur suhu tubuh dan sirkulasi
Pada klien dengan KPD biasanya mengalami gangguan dalam hal
temperatur tubuh, suhu tubuh dapat mencapai 37,5 0C.
6) Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri
sendiri, dimana kebutuhan personalhygine klien dengan KPD
dibantu oleh keluarganya.
7) Aktivitas
Pada klien KPD aktivitasnya terganggu, pekerjaan/kegiatan
sehari-hari tidak mampu dilakukan maksimal karena keadaannya
yang semakin lemah.
8) Gerak dan keseimbangan tubuh
Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena merasa nyeri
akibat proses persalinan memanjang.
9) Kebutuhan berpakaian
Klien dengan KPD tidak mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan berpakaian tersebut.
10) Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap
merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu
menghindari bahaya dari lingkungan.
11) Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini.
12) Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan klien tetap menjalankan
ajaran agamanya ataukah terhambat karena keadaan yang sedang
dialami.
16
Tabel 2.1
Protection (proteksi
terhadap infeksi):
9) Bantu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan.
10) Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi.
11) Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
5 Resiko kekurangan Setelah dilakukan tindakan Keseimbangan cairan
volume cairan faktor keperawatan diharapkan:
resiko keluarnya 1) Kaji keluaran
1) Keseimbangan cairan cairan
cairan ketuban.
2) Hidrasi 2) Observasi keadaan
Kriteria hasil: umum pasien
3) Kaji kebutuhan
1) Kadar glukosa darah cairan
normal 4) Ukur tanda-tanda
2) Keseimbangan elektrolit vital sign
dan asam/basa teratasi 5) Lakukan balance
3) Status asupan makanan cairan
dan cairan terpenuhi 6) Ajarkan pada
4) Vital sign dalam batas pasien untuk
normal mengetahui tanda-
tanda syok
7) Anjurkan pada
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan asupan
nutrisi
8) Pasang kateter IV
line sesuai
kebutuhan cairan
9) Pantau tanda-tanda
syok
Sumber : Bulechek, dkk (2018 )dan Moorhead, dkk (2018)
4. Implementasi
Perry (2010) menyatakan implementasi merupakan tahap keempat
dari proses keperawatan yang dimulai setelahperawat menyusun rencana
keperawatan. Melakukan implementasi intervensi keperawatan
menggunakan pemikiran kritis untuk menentukan ketetapan intervensi
23
1. Definisi Ansietas
Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan
dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanismen diri yang digunakan
dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2012). Moorhead, dkk (2018)
dalam Nursing Outcomes (NOC) mendefinisikan ansietas adalah perasaan
tidak nyaman atau kekhawatiran samar disertai respon aotonom (sumber
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu): perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Ansietas mempunyai dampakterhadap kehidupan seseorang, baik
dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila ansietas ini dialami
klien yang dirawat di rumah sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan
membuatnya semakin cemas. Oleh karenanya perawat sebagai tenaga
24
mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan
adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme
koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber koping
merupakan modal kemampuan yang dimiliki individu gen mengatasi
ansietas. Ansietas perlu diatasi untuk mencapai keadaan homeostasis
dalam diri individu, baik secara fidsiologis maupun psikologis. Apabila
individu tidak mampu mengatasi ansietas secara kontruktif, maka ketidak
mampuan tersebut dapat menjadi penyebab utama terjadinya perilaku
yang patologis.
Asmadi (2012) menyatakan mekanisme koping terhadap ansietas
diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu:
a. Strategi pemecahan masalah (problem solving strategic)
Bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi masalah/ancaman
yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis yang dapat
digunakan antara lain:
1) Meminta bantuan kepada orang lain.
2) Secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai
dengan situasi yang ada.
3) Mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah
yang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara
realistis.
4) Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah.
5) Meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah.
b. Mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
Jenis-jenis mekanisme pertahanan diri, yaitu:
1) Denial : menghindar atau menolak untuk melihat kenyataan yang
tidak diinginkan dengan cara mengabaikan atau menolak
kenyataan tersebut.
2) Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai ketidakmampuan
pribadinya atas kesalahan yang ia perbuat.
27
melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa aman pada klien
karena klien tidak dapat mengendalikan perilakunya (Asmadi, 2012).
Setelah tingkat ansietas klien menurun sampai tingkat sedang atau
ringan, prinsip intervensi keperawatan yang diberikan adalah re-edukatif
atau berorientasi pada kognitif. Tujuannya adalah menolong klien dalam
mengembangkan kemampuan menoleransi ansietas dengan mekanisme
koping dan strategi pemecahan masalah yang konstruktif. Intervensi
utama yang harus dilakukan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien ansietas adalah menyadari untuk mengenali
perasaannya dan juga mampu mengendalikannya (Asmadi, 2012).
Moorhead, dkk (2018) dalam Nursing Outcomes (NOC)
mengemukakan tujuan yang diharapkan pada pasien dengan ansietas
dapat menurunkan kecemasan, mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik
untuk mengontrol cemas, tanda vital dalam batas normal, dan pasien
dapat menunjukkan perilaku adaptasi.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Rancangan Penulisan
Studi kasus ini menggunakan rancangan literatur reviewuntuk
menambah wawasan kita tentang topik penelitian, menjabarkan masalah
penelitian, dan menentukan teori- teori dan metode- metode yang tepat yang
digunakan dalam penelitian. Literatur review akan menghubungkan
pengkajian yang akan kita lakukan dengan wacana yang ada dalam literatur
tentang topik permasalahan asuhan keperawatan maternitas pada pasien
ketuban pecah dini dengan masalah ansietas. Literatur reviewadalah metode
penelitian dan mencari kepustakaan dengan membaca berbagai jurnal dan
buku yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk mendapatkan hasil
penelitian suatu tulisan yang berkenaan dengan satu topik permasalahan atau
isu tertentu (Winanti, 2012).
B. Pengumpulan data
Literatur Review mengharuskan penyusun untuk memperbanyak
mengetahuan tentang mesin pencari artikel yang berkualitas. Pada bagian
ini penyusun wajib mencatumkan tentang dari mana artikel yang akan
dikaji didapatkan. Pencari data artikel dapet berasal dari text book, jurnal
ilmiah, artikel ilmia baik nasional maupun internasional (Zed, 2014).
Sumber- sumber tersebut berisikan tentang tema yang akan diteliti. Penulis
juga wajib menyertakan kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel
sesuai dengan kata kunci dan rentang tahun terbit artikel yang akan dikaji
dalam proses pencarian. Proses pencarian artikel sesuai kata kunci dan
rentang tahun terbit yang muncul akan di pilih oleh penulis.
Contoh Penulisan :
Tema : “Hubungan antara Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan
Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil.”
29
30
A. Judul Jurnal
Tabel 4.1 Judul Jurnal
Jurnal 1 Jurnal 2
Studi kasus : asuhan keperawatan pada Studi kasus kehamilan risiko tinggi ketuban
Ny. D. B.dengan ketuban pecah dini pecah dini di RSUD Sukohajo.
(kpd) di ruang Flamboyan RSUD Prof.
Dr. W. Z. Yohannes Kupang
Sumber : Yohana Ani (2019)Sumber : Riska Andriani, Tuti Yuliyanti (2016)
31
32
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi.
j. Memberi informasi pada ibu dan
keluarga bahwa air ketuban sudah
merembes, tetapi janin berada dalam
kondisi baik.
k. Memberitahu kepada keluarga
mengenai tindakan yang akan
dilakukan yaitu rencana operaso
Sectio caeris untuk itu perlu
persetujuan suami dengan
menandatangani lembar persetujuan
tindakan medis.
Hari keduatanggal 28 Mei
2019.Implementasi:
a. Menggunakan pendekatan yang
menenangkan dengan cara bina
hubungan saling percaya (BHSP).
b. Menjelaskan semua prosedur
tindakan dan apa yang dirasakan
selama prosedur tindakan.
c. Menemani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut.
d. Memberikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis.
e. Menganjurkan suami untuk
menemani ibu.
f. Mendengarkan dengan penuh
perhatian.
g. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.
h. Membantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan.
i. Memotivasi pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi.
j. Memberi informasi pada ibu dan
keluarga bahwa air ketuban sudah
merembes, tetapi janin berada dalam
kondisi baik.
k. Memberitahu kepada keluarga
mengenai tindakan yang akan
dilakukan yaitu rencana
operasiSectio caeris untuk itu perlu
persetujuan suami dengan
menandatangani lembar persetujuan
tindakan medis.
33
C. Tujuan Tindakan
Tabel 4.3 Tujuan Tindakan
Jurnal 1 Jurnal 2
Tujuan tindakan yang diberikan yaitu Tujuan tindakan yang diberikan pada ibu
Pasien tidak mengalami cemas selama diharapkan masalah kecemasan hilang dan
dalam perawatan. NOC : Anxiety control ibu lebih merasa tenang dalam menghadapi
(control kecemasan), Coping (Koping). perssalinan.
Kriteria Hasil : 1) Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas. 2) Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan
tehnik untuk mengontol cemas. 3) Vital
sign dalam batas normal. 4) Postur
tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Berdasarkan tabel 4.3 tujuan tindakan pada kedua studi kasus terdapat
persamaan yaitu tujuan tindakan yang diberikan pada pasien diharapkan
masalah kecemasan hilang dan pasien tidak mengalami kecemasan.
Berdasarkan table 4.4 cara pemberian tindakan pada kedua studi kasus
terdapat persamaan, pada studi kasus 1 dan 2 cara pemberian Tindakan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
34
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
38
39
B. Saran
Andriani & Yulianti. (2016). Studi Kasus Kehamilan Risiko Tinggi Ketuban
Pecah Dini di RSUD Sukoharjo (Case Study High Risk Pregnancy With
Premature Rupture of Membrane in RSUD Sukoharjo).(Online)
(https://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/view/76). Diakses pada
tanggal 2 Februari 2020.
Legawati & Riyanti (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Di
Ruang Cempaka RSUD DR Doris Sylvanus Palangkaraya. (Online)
(http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/jsm/article/view/106).
Diakses pada tanggal 2 Februari 2020.
Rekam Medis RSUD Bangka Selatan. (2019). Profil Kesehatan RSUD Bangka
Selatan.
Rohmawati & Fibriana (2018). Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum
Daerah Ungaran.(Online)(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia).
Diakses pada tanggal 2 Februari 2020.
Yohana, A. (2019). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Ny. D.B Dengan
Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang Flamboyan RSUD PROF. DR. W.Z.
YohannesKupang.(Online)http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/
1025)Diakses pada tanggal 19 Juni 2020.
Jurnal 1
Lampiran 2 :
Jurnal 2
Lampiran 3 :
PEMBIMBING
Akhiat, SKM.,Msi
NIP 19750302 199803 1 005
Lampiran 7 :
PEMBIMBING
Akhiat, SKM.,Msi
NIP 19750302 199803 1 005
Lampiran 8 :
Lembar Bimbingan Ketua Penguji
LEMBAR BIMBINGAN REVISI KTI
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH POLTEKKES PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Akhiat, SKM.,Msi
NIP 19750302 199803 1 005
Lampiran 9 :
Lembar Bimbingan Penguji 1
Akhiat, SKM.,Msi
NIP 19750302 199803 1 005
Lampiran 10 :
Lembar Bimbingan Penguji 2
Akhiat, SKM.,Msi
NIP 19750302 199803 1 005