Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PRAKTIK PROFESI STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

JUDUL PROGRAM:
PENYULUHAN MENGENAI
“Manajemen dan Tata Laksana pada Sinusitis”

BIDANG KEGIATAN:
PROMOSI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan Oleh :
Kelompok 4
Hayu Ulfanigrum NIM 132023143008
Widiyas Ulfia Rachma NIM 132023143014
Arlesiane B. Njurumbaha NIM 132023143016
Ranee Dewi aneke NIM 132023143018
Ipung Jatmiko NIM 132023143021
Ulfa Nafi’atuzzakiyah NIM 132023143019
Ragil Titi Hatmanti NIM 132023143002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS”

Surabaya, 16 April 2021

Menyetujui,
Pembimbing Akademik

Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,M.Kep


NIP.198711022015042003
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Sasaran : Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah
Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah
Topik : Manajemen dan Tata Laksana pada Sinusitis
Hari/tanggal : Senin, 19 April 2021
Tempat : Media Sosial
Waktu : Pukul 07.00 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah Klp 4

1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan dapat menambah
pengetahuan masyarakat tentang tips perilaku hidup bersih dan sehat untuk
pencegahan kanker payudara.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, peserta diharapkan dapat:
1) Mengetahui Pengertian Sinusitis
2) Mengetahui Etiologi Sinusitis
3) Mengetahui Faktor Pencetus Sinusitis
4) Mengetahui Tanda dan Gejala Sinusitis
5) Mengetahui Klasifikasi Sinusitis
6) Mengetahui Pencegahan Sinusitis
7) Mengetahui Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis
8) Mengetahui Terapi Non Farmakologis Sinusitis
2. Sasaran
Masyarakat
3. Materi
1. Pengertian Sinusitis
2. Etiologi Sinusitis
3. Faktor Pencetus Sinusitis
4. Tanda dan Gejala Sinusitis
5. Klasifikasi Sinusitis
6. Pencegahan Sinusitis
7. Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis
8. Terapi Non Farmakologis Sinusitis
4. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
5. Media
1) Video
6. Setting Tempat
Dilakukan secara daring melalui media sosial
 Facebook
 Instagram
 Twitter
 Youtube
7. Pengorganisasian
Pembimbing akademik : Lingga Curnia Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep.
Penyaji : Ragil Titi Hatmanti, Ulfa Nafi’atuzzakiyah
Moderator : Widiyas Ulfia Rachma, Ranee Dewi Aneke
Observer : Hayu Ulfanigrum
Fasilitator : Arlesiane B. Njurumbaha, Ipung Jatmiko
Peserta : Masyarakat
8. Job Description
No
Nama Sie Job Description
.
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan melalui video
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan sebelum menyampaikan materi penyuluhan
3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta via kolom
komentar
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab via
kolom komentar
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan
kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan
4. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (presensi)
3. Membantu moderator dalam mendokumentasikan
pertanyaan untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya via kolom
komentar

9. Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 Menit Pembukaan: 1) Menjawab salam melalui
1) Mengucapkan salam kolom komentar di media
2) Memperkenalkan diri dan sosial
kelompok 2) Mengenal tim penyuluh
3) Menjelaskan kontrak waktu 3) Mengetahui kontrak waktu
4) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari
5) Menyebutkan materi penyuluhan penyuluhan
yang akan diberikan 5) Tahu apa saja yang akan
disampaikan
2. 3 Menit Pelaksanaan: 1) Menyebutkan apa yang
Penyaji mengkaji pengetahuan peserta diketahui tentang Kanker
tentang Kanker Payudara dan Payudara melalui kolom
menjelaskan materi tentang: komentar di media sosial
1. Pengertian Sinusitis 2) Mendengarkan dan
2. Etiologi Sinusitis memperhatikan materi
3. Faktor Pencetus Sinusitis
4. Tanda dan Gejala Sinusitis
5. Klasifikasi Sinusitis
6. Pencegahan Sinusitis
7. Penatalaksanaan Farmakologis
Sinusitis
8. Terapi Non Farmakologis
Sinusitis
3. 3 Menit Diskusi/ Tanya jawab dan evaluasi: 1) Mengajukan pertanyaan
1) Memberikan kesempatan pada melalui kolom komentar di
peserta untuk bertanya kemudian media social.
didiskusikan bersama 2) Membantu menjawab
2) Memberikan reinforcement kepada pertanyaan melalui kolom
peserta bila dapat menjawab dan komentar di media social.
menjelaskan kembali pertanyaan/
materi. (melalui kolom komentar)
4. 3 Menit Terminasi: Mendengarkan dan membalas
1) Mengucapkan terimakasih kepada salam melalui kolom komentar di
peserta dan mengucapkan salam media sosial.
penutup

10. Evaluasi
1) Kriteria struktur (Pra-pelaksanaan)
a) Kesiapan SAP sebelum kegiatan dimulai
b) Kesiapan materi penyuluhan
c) Kesiapan media penyuluhan: PPT, Video
d) Kesiapan peserta yang hadir
2) Kriteria proses (Saat pelaksanaan)
a) Peserta mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan
penyaji selama penyuluhan berlangsung (melalui video)
b) Adanya interaksi antara penyaji dengan peserta penyuluhan berupa tanya
jawab via kolom komentar di media sosial (minimal 3 pertanyaan dari
peserta)
c) Pengorganisasian kelompok penyaji berjalan sesuai dengan job
description
d) Suasana tertib dan kondusif selama penyuluhan berlangsung
3) Kriteria hasil (Pasca Pelaksanaan)
a) Kegiatan dimulai tepat waktu
b) Kehadiran peserta 75% dari total mahasiswa profesi stase keperawatan
dasar
c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan
d) Pengorganisasian kelompok penyaji melaksanakan tugas dan kewajiban
perannya dengan baik
e) Peserta dapat mengingat dan menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan melalui kolom komentar di media social.
2)
Lampiran 1
MATERI SINUSITIS

A. Definisi Sinusitis
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir
sinus parsial. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau
kerusakan tulang dibawahnya. Sinus paranasal adalah ronga rongga yang terdapat pada
tulang – tulang di wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal
hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sphenoid (di belakang sinus etmoid)
(Hardiansyah, 2018).

Definisi dari sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Diagnosis klinis
dari sinusitis sebagian besar didasarkan pada riwayat dan temuan dari pemeriksaan
fisik. Diagnosis dari CT Scan dianggap kurang akurat, tetapi dapat membantu
menentukan penyebaran penyakit (Andiyoga, 2012).

Sinusitis merupakan peradangan atau inflamasi pada bagian sinus paranasal


(Berkowitz, 2013). Sinus paranalis berada pada tulang kepala yang dapat
menghangatkan, meringankan berat tulang tengkorak, dan mengatur bunyi suara
manusia dengan ruang resonansi

B. Etiologi Sinusitis
Menurut Dhingra (2000), etiologi dari infeksi sinusitis meliputi :

a) Infeksi hidung
Mukosa sinus merupakan lanjutan mukosa hidung dan infeksi yang berasal dari
hidung dapat menyebar secara langsung atau melalui jalur submucosallymphatics.
Penyebab sinusitis akut secara umum adalah rinitis virus yang diikuti invasi bakteri.
b) Berenang dan menyelam
Air yang terinfeksi bisa masuk ke bagian sinus melalui ostia. Berenang atau
menyelam di kolam renang yang mengandung air tinggi klorin dikatakan
berpengaruh terhadap peradangan pada sinus hidung.
c) Trauma
Patah tulang atau luka yang hingga menembus sinus frontal, sinus maksilaris dan
sinus ethmoid memungkinkan terjadinya infeksi langsung pada sinus mukosa.
Barotrauma juga dapat diikuti infeksi sinusitis.
d) Infeksi gigi
Hal ini berlaku pada sinus maksilaris. Infeksi sinus seringkali berasal dari infeksi
geraham atas.
e) Lingkungan
Angka kejadian sinusitis meningkat di daerah yang memiliki suhu rendah dan
lembab. Beberapa faktor seperti polusi udara, debu, asap, dan kepadatan penduduk
juga berpengaruh.
f) Kesehatan umum yang buruk
Sinusitis sangat meningkat berhubungan dengan kebiasaan kesehatan masyarakat
yang buruk. Beberapa penyakit diantaranya: exanthematous fever (measles,
chickenpox, whooping cough), defisiensi nutrisi, dan penyakit sistemik ( diabetes,
defisiensi sistem imun).
g) Bakteriologi
Kebanyakan kasus sinusitis akut diawali dengan infeksi virus yang kemudian
dilanjutkan oleh invasi bakteri. Beberapa bakteri yang dikatakan berperan dalam
infeksi sinusitis supuratif akut diantaranya: Strept. pneumoniae, H. influenzae,
Moraxella catarrhalis, Strept. pyogenes, Staph. Aureus, dan Kleb. pneumoniae.
Organisme anaerobik dan infeksi campuran sering ditemukan pada sinusitis
dentogen.
C. Faktor Predisposisi Sinusitis
Menurut (Laely, 2020) adapun faktor predisposisinya adalah sebagai berikut:

1. Obstruksi ventilasi dan drainase sinus


Secara umum sinus memiliki ventilasi yang baik dan mensekresikan jumlah
mukus yang sedikit. Gerakan silia menyebabkan ostia sinus mengalir menuju ke
dalam rongga hidung. Setiap faktor yang berhubungan dengan fungsi tersebut
dapat menyebabkan sinusitis dimana terjadinya statis pada sekresi sinus. Beberapa
diantaranya adalah:
a) Tampon hidung.
b) Deviasi septum.
c) Turbinasi hipertropik.
d) Edema pada ostia sinus karena alergi atau alergi rinitis .
e) Polip hidung.
f) Struktur yang abnormal dari sinus ethmoidalis.
g) Neoplasma jinak atau ganas pada nasal
2. Sekresi statis rongga hidung
Ekresi hidung normal mengalir ke nasofaring karena perbedaan kekentalan
(biasanya karena cyctic fibrosis) atau dapat juga karena obstruksi ( adenoid,
atresia choanal).

3. Serangan sinusitis sebelumnya


Serangan sinusitis kembali dapat menyebabkan pertahanan lokal sinus mukosa
rusak.

D. Tanda dan Gejala Sinusitis


Menurut Amin dan Hardhi, 2015 dalam (Hardiansyah, 2018)

1. Secara umum, tanda dan gejala dari penyakit sinusitis adalah :


a. Hidung tersumbat
b. Nyeri di daerah sinus
c. Sakit Kepala
d. Hiposmia / anosmia
e. Hoalitosis
f. Post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak
2. Sinusitis maksila akut
Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat,m nyeri tekan,
ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah.
3. Sinusitis etmoid akut
Gejala : Sekret kental di hidung dan nasofaring, nyeri di antara dua mata, dan
pusing.
4. Sinusitis frontal akut
Gejala : Demam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang setelah
sore hari, sekret kental dan penciuman berkurang.
5. Sinusitis sphenoid akut
Gejala : Nyeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di nasofaring
6. Sinusitis Kronis
Gejala : Flu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,selalu
terdapat ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya rematik, nefritis,
bronchitis, bronkiektasis, batuk kering, dan sering demam.
E. Klasifikasi Sinusitis
Menurut D. Thane R. Cody dkk dalam (Hardiansyah, 2018) klasifikasi sinusitis
berdasarkan patologi berguna dalam penatalaksanaan pasien. Di samping
menamakan sinus yang terkena, beberapa konsep seperti lamaya infeksi sinus,
harus menjadi bagian klasifikasi

1. Sinusitis Akut Sinusitis akut merupakan suatu proses infeksi di dalam sinus
yang berlangsug dari satu hari sampai 3 minggu. Pengobatan sinusitis akut
dapat dilakukan secara konservatif, yaitu dengan memberikan terapi
medikamentosa berupa antibiotika selama 10-14 hari (Siregar & Mardhika,
2018)
2. Sinusitis Sub Akut
Sinusitis sub akut merupakan infeksi sinus yang berlangsung dari 4 minggu
sampai 12 minggu. Perubahan epitel di dalam sinus biasanya reversible pada
fase akut dan sub akut, biasanya perubahan tak reversible timbul setelah 3
bulan sinusitis sub akut yang berlanjut ke fase berikutnya / kronik.
3. Sinusitis Kronik
Fase kronik dimulai setelah 12 minggu dan berlangsung sampai waktu yang
tidak terbatas.
F. Pencegahan Sinusitis
Hal hal yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya sinusitis menurut
(Hardiansyah, 2018); antara lain:
1. Makan-makanan bergizi serta konsumsi vitamin C untuk menjaga dan
memperkuat daya tahan tubuh
2. Rajin berolahraga, karena tubuh yang sehat tidak mudah terinfeksi virus maupun
bakteri
3. Hindari stres
4. Hindari merokok
5. Usahakan hidung selalu lembab meskipun udara sedang panas
6. Hindari efek buruk dari polusi udara dengan menggunakan masker
7. Bersihkan ruang tempat tinggal
8. Istirahat yang cukup
9. Hindari alergen (debu,asap,tembakau) jika diduga menderita alergi

G. Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis


Menurut Amin & Hardhi, 2015 Prinsip pengobatan ialah menghilangkan gejala
membrantas infeksi,dan menghilangkan penyebab. Pengobatan dpat dilakukan
dengan cara konservatif dan pembedahan. Pengobatan konservatif terdiri dari :

1. Istirahat yang cukup dan udara disekitarnya harus bersih dengan kelembaban yang
ideal 45-55%
2. Antibiotika ayang adekuat palingsedikit selama 2 minggu
3. Analgetika untuk mengatasi rasa nyeri seperti ibuprofen, paracetamol dan aspirin
(Na’imah, 2016)
4. Dekongestan untuk memperbaiki saluran yang tidak boleh diberikan lebih dari
pada 5 hari karena dapat terjadi Rebound congestion dan Rhinitis redikamentosa.
Selain itu pada pemberian dekongestan terlalu lama dapat timbul rasa nyeri, rasa
terbakar,dan kering karena arthofi mukosa dan kerusakan silia
5. Antihistamin Jika ada factor alergi
6. Kortikosteoid, Beberapa jenis nasal spray dengan kortikosteroid dapat membantu
mengobati peradangan, seperti fluticasone (Flonase, Veramyst), triamcinolone
(Nasacort 24), budesonide (Rhinocort), mometasone (Nasonex), dan
beclomethasone (Beconase AQ, Qnasl, dll). Apabila spray dirasa kurang efektif,
dokter akan merekomendasikan cairan saline yang dikombinasikan dengan
budenisone (Pulmicort Respules) (Na’imah, 2016).
7. Air saline, Pemakaian air garam atau saline terbukti efektif mengatasi beragam
jenis gangguan hidung, termasuk sinusitis. Fungsi air saline adalah menjaga
kebersihan hidung, mengurangi jumlah kuman, serta membilas iritan lainnya yang
menumpuk di dalam hidung. Air saline tersedia dalam bentuk obat semprot dan
bisa Anda peroleh di apotek tanpa resep dokter. Namun, Anda juga dapat
membuat sendiri air saline di rumah dengan campuran 400 mililiter (ml) air

matang, 1 sendok teh baking soda, serta 1 sendok teh garam. (Na’imah, 2016).

H. Terapi Non Farmakologi Sinusitis


Menurut (Pena, 2015) ada beberapa hal yang dapat membantu penderita Sinusitis
untuk mempercepat perbaikan antara lain:

1. Menghindari konsumsi produk susu yang berlebihan 


Seperti yogurt, es krim, keju dan masih banyak lagi, karena hal ini akan
membuat penimbunan lendir dalam sinus menjadi lebih banyak dan semakin parah.

2. Menjaga Kebersihan Lingkungan


Buat lingkungan menjadi bersih, infeksi yang terjadi pada penderita penyakit
sinus karena lingkungan yang kurang streil atau kurang bersih, nah agar infeksi
tidak semakin parah, Anda harus rajin membersihkan lingkungan seperti dari debu,
polusi dan masih banyak lagi.

3. Hindari Merokok
Hindari merokok, asap dari rokok mengandung toksin atau racun yang sangat
membahayakan saluran pernapasan terutama untuk penderita sinusitis, maka dari
itu jika menderita sinusitis hindari rokok mulai sekarang juga.

4. Konsumsi Makanan Higienis


Konsumsi makanan higienis, makanan yang higenis atau bersih akan sangat
penting untuk mendukung proses penyembuhan dari penyakit sinusitis ini,
konsumsi makanan yang higienis seperti makanan yang telah terjamin mutunya.
5. Membersihkan Gigi Secara Rutin
Bersihkan gigi secara rutin, lendir yang terdapat pada gigi juga akan ikut
menyokong pengendapan yang terjadi pada tulang sinus, untuk menghindari hal
tersebut terjadi, rutinlah membersihkan gigi dengan cara gosok gigi ataupun
berkumur dengan cairan pembersih gigi.

6. Tidak Konsumsi Makanan Penyebab Lendir


Jangan mengkonsumsi makanan penyebab lendir menjadi banyak seperti es,
makanan yang terlau pedas, makanan yang terlalu asin dan masih banyak lagi,
karena hal tersebut akan memicu lendir menjadi banyak dan menyebabkan
pengendapan yang lebih besar.

7. Melakukan Terapi gurah


Pengobatan menggunakan gurah dapat meningkatkan aktifitas fagositosis
pada pasien sinusitis kronik sehingga dapat meningkatkan proses penyembuhan
(Andiyoga, 2012).

8. Irigasi/mencuci hidung dengan cairan isotonis


Pemberian terapi standar dan cuci hidung dengan salin isotonis pada pasien
rinosinusitis kronis baik yang disebabkan oleh alergi maupun non alergi dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien menjadi lebih baik (Yuliyani et al., 2020).

Lakukanlah terapi non farmakologi diatas secara rutin setiap hari, namun
apabila tidak ada perubahan, sebaiknya penderita dibawa ke dokter atau rumah sakit
terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

Andiyoga, F. (2012). ANALISIS FUNGSI FAGOSITOSIS SEL LEUKOSIT


PENDERITA SINUSITIS KRONIK PADA PENGOBATAN GURAH D.

Hardiansyah, R. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS


DENGAN TINDAKAN FUNCTIONAL ENDOSCOPIC SINUS SURGERY
(FESS) DI RUANG OK RUMAH SAKIT A. DADI TJOKRODIPO BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2020. Repository Poltekkes-Tjk, 53(9), 1689–1699.

Laely, N. (2020). Sinusutis. 5–14.

Na’imah, S. (2016). Sinusitis Kronis: Gejala, Penyebab, Hingga Pengobatan.


https://hellosehat.com/tht/hidung/sinusitis-kronis/

Pena, S. (2015). Terapi non farmakologis sinusitis.

Siregar, T., & Mardhika, W. D. (2018). Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien
Sinusitis Di Puskesmas Kecamatan Tebet Jakarta Selatan Periode Januari – Maret
2010. Sainstech: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi, 26(1),
12–19. https://doi.org/10.37277/stch.v26i1.61

Yuliyani, E. A., Kadriyan, H., & Yudhanto, D. (2020). EFEKTIVITAS IRIGASI


NASAL DENGAN LARUTAN SALIN ISOTONIS. 9(3), 245–249.
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TOPIK
MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


1. Persiapan media Pembukaan: 1. Acara dimulai tepat
telah lengkap 1. Mengucapkan salam waktu
dan siap untuk 2. Memperkenalkan diri 2. Peserta mengikuti
digunakan, 3. Menjelaskan kontrak waktu kegiatan sesuai
seperti video, 4. Menjelaskan tujuan dari dengan aturan yang
dan ppt penyuluhan telah dijelaskan
2. Pembuatan 5. Menyebutkan materi 3. Pengorganisasian
SAP, video, dan penyuluhan yang akan dalam penyuluhan
PPT, dilakukan diberikan melaksanakan
2 hari perannya dengan baik
sebelumnya Pelaksanaan:
6. Menjelaskan tentang :
- Pengertian Sinusitis
- Etiologi Sinusitis
- Faktor Pencetus
Sinusitis
- Tanda dan Gejala
Sinusitis
- Klasifikasi Sinusitis
- Pencegahan Sinusitis
- Penatalaksanaan
Farmakologis Sinusitis
- Terapi Non
Farmakologis Sinusitis
Lampiran 3

DAFTAR HADIR
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TOPIK
MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Senin, 19 April 2021


NO NAMA ALAMAT TTD

1)

2)

3)

4)

5)

6)

7)

8)

9)
Lampiran 4
DAFTAR PERTANYAAN
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATANDENGAN TOPIK
MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA

Senin, 19 April 2021

PERTANYAAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai