Patofisiologi
Distensi kandung
Penurunan medulla oblongata Penurunan kerja pons Jaringan terputus Jaringan terbuka kemih
Penurunan refleksi batuk Penurunan kerja otot eiminasi Merangsang area sensorik Proteksi kurang Udem dan memar di
uretra
Akumulasi sekret Penurunan peristaltic usus Gangguan rasa nyaman Invasi bakteri Penurunan sensitivitas
&bsensasi kandug kemih
Bersihan jalan nafas tidak konstipasi nyeri Resiko infeksi
efektif Gangguan eliminasi urin
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir, insisi pembedahan luka operasi SC,
episiotomi)
Analgetik administration
l) Dosis adalah banyaknya suatu
obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang
penderita
m) Kolaborasi penanganan nyeri
untuk mencapai kriteria hasil
yang di inginkan
n) Alergi adalah suatu respon
abnormal sistem kekebalan
tubuh
o) Kolaborasi penanganan nyeri
untuk mencapai kriteria hasil
yang di inginkan
p) Pertimbangan pemilihan guna
mencapai kriteria hasil yang di
inginkan
q) Rute pemberian obat terutama
ditentukan oleh sifat dan tujuan
dari penggunaan obat sehingga
dapat memberikan efek terapi
yang tepat
r) Respons autonomic meliputi
perubahan pada tekanan darah,
nadi, dan pernafasan, yang
berhubungan dengan keluhan /
penghilangan nyeri.
Abnormalitas tanda vital terus
menerus memerlukan evaluasi
lanjut
s) Pemberian obat yang terlalu
cepat atau terlalu lambat dapat
berakibat serius
t) Mengontrol / mengurangi nyeri
untuk meningkatkan istirahat
dan meningkatkan kerja sama
dengan aturan teraupeutik
b. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko: episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.
e. Defisit perawatan diri: mandi/kebersihan diri, makan, toileting berhubungan dengan kelelahan post partum.
f. Resiko perdarahan
g. Defisiensi pengetahuan: perawatan post parrtum berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penanganan post
partum.