OLEH :
KRISTINA RUMATORA
202103057
MOJOKERTO 2021
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN PARTUS PREMATURUS IMMINENS
(PPI)
A. Defenisi
Partus Prematurus Imminens (PPI) atau Persalinan premature dapat diartikan
sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendarahan atau dilatasi
serviks serta turunya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya kueang dari 37
minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid terakhir (Oxom, 2010).
Partus Preterm adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
atau berat badan lahir antara 500 – 2499 gram (Rukiyah, 2010).
B. Etiologi dan Faktor Resiko
Faktor Resiko PPI menurut Wiknjosastro (2012) yaitu :
1. Janin dan plasante : perdarahan trimester awal, perdarahan antepartum, KPD,
pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin, gemeli, pilohidramnion
2. Ibu : DM, pre eklemsia, HT, ISK, infeksi dengan demam, kelainan bentuk uterus,
riwayat partus atau abortus berulang, inkompetesi serviks, pemakaian obat narkotik,
trauma, perokok berat, kelainan imun/resus.
Menurut Nugroho (2012) faktor yang mempengaruhi prematuritas adalah umur ibu, suku,
bangsa, sosial dan ekonomi, bakterinuria, BB ibu sebelum hamil dan sewaktu hamil,
prenatal (antenatal) care, anemia, penyakit janting, jarak persalinan yang terlalu rapat,
pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil. Ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan partus prematurus yaitu :
- Faktor Ibu
- Faktor resiko mayor
- Faktor janin &
j - Faktor resiko minor
plasenta
Dilatasi Serviks
MK : Nyeri Akut
- Tokolitik
Berikan tokolitik bila : kehamilan < 35 minggu, dilatasi serviks < 3 cm, tidak ada
amnionitis, pre-eklamsia atau perdarahan aktif tidak ada gawat janin.
1. Betamimetik (ritriodine, terbutaline)
2. Magnesium sulfat
Pemberian harus diawasi dengan ketat pemeriksaan refleks patella, frekuensi
pernafasan dan produksi urine
3. Indomethacine
Pemberian dapat peroral atau perrektal. Dosis 50 – 100 mg diikuti dengan
pemberian selama 24 jam yang tidak melebihi 200 mg. Pemberian
Indomethacine selama 7 hari atau lebih pada kehamilan < 35 minggu tidak
meningkatakan resiko medis pada janin.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PARTUS
PREMATURUS IMMINENS (PPI)
A. Pengkajian
1. Anamnesa
- Identitasi pasien
- Identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama : ibu mengeluh perutnya terasa kencang dan keluar darah atau lender
dari kemaluan dengan usia kehamilan 20 – 34 minggu
3. Riwayat kehamilan
TM 1 : pusing, mual muntah, kurang darah, anemia meningkatkan faktor resiko
terjadinya partus prematurus imminen
TM II : Keluhan perdarahan pada UK 20 minggu < merupakan salah satu faktor
terjadinya partus prematurus
TM III : Keluhan pengeluaran darah/air ketuban merupakan penyebab persalinan
preterm. Dapat disertai kencang – kencang yang semakin sering.
4. Riwayat kesehatan
Pernah / sedang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung atau paru,
penyakit infeksi kehamilan
5. Riwayat Kesehatan keluarga
Adanya infeksi menular dalam keluarga dan menyebabkan persalinan preterm apabila
ibu hamil tertular infeksi. Seperti TBC, pneumonia, dll.
E. Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
1 L.08066 Tingkat Nyeri 1.05178 Manajemen Energi
Setalah dilakukan tindakan Observasi
1 x 24 jam diharapkan - Identifikasi gangguan
Nyeri dapat teratasi, fungsi tubuh yang
dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
1. Keluhan nyeri - Monitor kelelahan fisik
menurun skala 5 dan emosional
2. Meringis menurun - Monitor pola dan jam
skala 5 tidur
3. Gelisah menurun - Monitor lokasi dan
skala 5 ketidaknyamanan selama
4. Kesulitan tidur melakukan aktivitas
skala 5 Terapeutik
5. Frekuensi nadi - Sediakan lingkungan
membaik skala 5 nyaman dan rendah
6. Tekanan darah stimulus
membaik skala 5 - Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
- Anajrlan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik
2 L.05047 Toleransi 1.05178i Manajemen energi
Aktivitas Observasi
Setalah dilakukan tindakan - Identifikasi gangguan
1 x 24 jam diharapkan fungsi tubuh yang
Intoleransi dapat teratasi, mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria hasil : - Monitor kelelahan fisik
1. Frekuensi nadi dan emosional
meningkat skala 5 - Monitor pola dan jam
2. Sturasi oksigen tidur
meningkat skala 5 - Monitor lokasi dan
3. Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama
melakukan melakukan aktivitas
aktivitas sehari – Terapeutik
hari meningkat - Sediakan lingkungan
skala 5 nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi dududk di sisi
tempat tidur jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi denga ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makananan
F.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C dan Pernoll, Martin L. (2012) Buku saku obsterti dan Ginekologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Oxorn Harry, dkk (2010). Ilmu kebidanan patologi dan fisiologi persalinan (human
labor and birth). Yogyakarta : YEM