Disusun Oleh:
TOMI WAHYU HERLAMBANG
NIM: 201701103
2. P I C O
Nyeri dada pengukuran Tidak ada Setelah diberikan
merupakan salah tingkat nyeri perbandingan dalam tehnik relaksasi
satu keluhan yang sebelum perlakuan penelitian ini. napas dalam
paling banyak sebanyak 3 kali, sebagian besar
ditemukan di kemudian (82,4%) nyeri dada
klinik. Sebagian memberikan pasien IMA tetap
besar penderita perlakuan ada. Pasien IMA
merasa ketakutan relaksasi napas yang mengalami
bila nyeri dada. dalam yaitu penurunan nyeri
tersebut disebabkan dengan cara dada hanya sebesar
oleh penyakit menarik 17,6% (3 orang).
jantung ataupun napas dalam Dari hasil observasi
penyakit paru yang pelan-pelan pengukuran tingkat
serius. Diagnosa melalui hidung nyeri dada sebelum
yang tepat sangat kemudian dan sesudah
tergantung dari dihembuskan pemberian tehnik
pemeriksaan fisik melalui mulut. relaksasi napas
yang cermat, Setelah itu dalam, didapatkan
pemeriksaan pengukuran hasil bahwa hanya
khusus lainnya tingkat nyeri ulang 3 pasien (17,6%)
serta anamnesa dari dengan yang mengalami
sifat nyeri dada, menggunakan penurunan
mengenai lokasi, skala nyeri nyeri dada dari
penyebaran, lama perilaku/PABS tingkat nyeri berat
nyeri serta faktor sebanyak 3 kali. menjadi nyeri
pencetus yang sedang, sehingga
dapat menimbulkan sebagian besar
nyeri dada. Infark pasien masih
miokard akut atau mengalami tingkat
dikenal juga nyeri sedang. Hal
sebagai serangan ini kemungkinan
jantung atau dapat disebabkan
serangan koroner, karena pasien tidak
umumnya kooperatif,
disebabkan oleh sehingga kurang
penyumbatan arteri berkonsentrasi
koroner secara dalam melakukan
tiba-tiba akibat tehnik relaksasi
pecahnya plak napas dalam.
lemak Tehnik relaksasi
aterosklerosis pada napas dalam bisa
arteri koroner, yang berhasil jika pasien
mengakibatkan kooperatif (Poter &
terbentuknya Perry, 2010).
sumbatan atau
oklusi sehingga
memutuskan aliran
darah ke otot
jantung (Soeharto,
2004).