I. Konsep Medis
A. Pengertian
B. Etiologi
Faktor penyebabnya belum diketahui, tetapi kondisi abrupsio plasenta
dapat dikaitkan dengan hal-hal berikut :
1. Tekanan darah tinggi pada ibu
2. Usia ibu atau paritas cukup tinggi
3. Perokok
4. Gizi buruk
5. Korioamnionitis
6. Trauma tumpul pada abdomen ibu
7. Riwayat absupsio plasenta terdahulu
8. Peningkatan dan ukuran uteri secara mendadak (misal, bila terjadi pecah
ketuban akibat polihidramnion atau diantara persalinan pada kehamilan
kembar).
9. Versi kepala luar
10. Pengguna kokain terutama jenis crack.
C. Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
mebentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya
terlepas.
Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding
uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, mungkin tidak
berpengaruh sama sekali, atau mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat
menentukan hebatnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal dan nasib
janin, makin lama sejak terjadinya Solutio Plasenta sampai selesai, makin hebat
umumnya komplikasi
D. Manifestasi Klinis
E. Pemeriksaan Penunjang
3. USG menilai letak plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin secara
keseluruhan.
4. Bila 1 botol tersebut belum lahir, ulangi dengan 1 botol lagi dan
ditunggu sampai lahir. Dengan langkah ini biasanya sebagian besar
kasus dapat diselesaikan dengan baik (90%) sedangkan bagi yang
gagal dapat dilakukan SC emergency.
b. Pengobatan
1. Umum
a. Pemberian darah yang cukup
b. Pemberian 02
c. Pemberian antibiotik
d. Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi.
2. Khusus
a. Terhadap hypofibrinogenaemi
1) Substansi dengan human fibrinogen 10 g atau darah segar.
2) Menghentikna fibrinolyse dengan trsylol (proteinase inhibitor)
200.000 S. IV selanjutnya kalau perlu 100.000 s/jam dalam
infus.
b. Untuk meransang diurese : mannit monnitol diurese yang baik
lebih dari 30 40 cc/jam.cPada Solutio Plsenta darah dari tempat
pelepasan, mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding
rahim dan pada akhirnya keluar dari serviks. Terjadilah pendarahan
keluar atau pendarahan tampak.
Kadang darah tidak keluar tetapi berkumpul dibelakang plasenta
membentuk hematom retroplsentair. Pendarahan ini disebut pendarahan kedalam
atau pendarahan tersembunyi.
Pendarahan juga dapat terjadi keluar tetapi sebagian masuk kedalam ruang
amnion, terjadilah perdarahan keluar dan tersembunyi.
a. Perbedaan Solutio Plsenta dengan pendarahan tersembunyi dan
pendarahan keluar :
1. Pendarahan tersembunyi
a) Pelepasan biasanya komplit
b) Sering disertai toksemia
c) Hanya merupakan 20% dari Solutio Plsenta
2. Pendarahan keluar
a) Biasanya inkomplit
b) Jarang disertai toksemia
c) Merupakan 80% dari Solutio Plsenta
b. Perbedaan Solutio Plasenta dengan Plasenta Previa
1. Solutio Plsenta
a. Pendarahan dengan nyeri
b. Pendarahan segera disusul partus
c. Pendarahan keluar hanya sedikit
d. Palpasi sukar
e. Bunyi jantung anak biasanya tidak ada
f. Pada toucher tidak teraba plasenta tapi ketuban yang terus menerus
tegang.
g. Ada impresi pada jaringan plsenta karena hematom.
2. Plasenta Previa
a. Pendarahan tanpa nyeri
b. Pendarahan berulang-ulang sebelum partus
c. Pendarahan keluar banyak
d. Bagian depan tinggi
e. Biasanya ada bunyi jantung
f. Teraba jaringan plasenta
g. Robekan selaput marginal
3. Obstetris
Pimpinan persalinan pada Solutio Plsenta bertujuan untuk
mempercepat persalinan sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam 6
jam.
Alasan ialah :
1. Bagian yang terlepas meluas
2. Pendarahan bertambah
3. Hypofibrinogenaemi menjelma dan bertambah
Tujuan ini dicapai dengan :
a. Pemecahan ketuban
b. Pemberian infus pitocin ialah 5 c dalam 500 cc glukosa 5%.
c. SC
d. Hysterektomi
G. Komplikasi
1. Syok perdarahan
2. Gagal ginjal
3. Kelainan pembekuan darah
4. Apoplexy uteroplacenta (uterus couvelaire)
Perdarahan uterus
CEMAS
Kerusakan Plasenta terdesak
jaringan
NYERI
Luka insisi
Darah akan menyendulup di
bawah selaput ketuban
INFEKSI
Otot uterus tidak dapat
berkontraksi lebih
3. Diagnosa
Intervensi Rasional
Dengarkan keterangan klien yang dapat Klien dapat meyakini bahwa adanya
menandakan kehilangan harga diri intervensi untuk membantu
proses persalinan adalah refleksi negatif
pada kemampuan dirinya sendiri
4. Evaluasi
Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang
diberikan dan pencapaianhasil yang diharapkan (yang
dikembangkan dalam fase perencanaan dan
didokumentasikan dalam rencana keperawatan) adalah
t a h a p a k h i r d a r i p r o s e s keperawatan. Fase evaluasi perlu untuk
menentukan seberapa baik rencana asuhantersebut berjalan dan
bagaimanan selama proses terus menerus. Revisi
rencanakeperawatan adalah komponen penting dalam evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/karakteristik-kasus-solusio- plasent
a-di-bagian-obstetri-dan-ginekologi-rsud-arifin-achmad-pekanbaru- periode-
1-januari-2002-31-desember-2006/. Diakses tanggal 22 Maret 2008.
Wong, Dona L, dkk,. 2002.Maternal child nursing care 2nd edition. Santa
Luis:Mosby Inc.