Disusun oleh :
Natalia Reasoa
Nurul Ilmi
Riska Oktapiani
Shinta Rahmawati
ANGKATAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “prosedur
dalam pemberian obat”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Dasar 2 program Studi S1 Keperawatan STIKes Banten dengan baik. Dalam menyusun
makalah ini, kami sebagai penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat
bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam
banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran
yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau
respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan
pengetahuan.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia sebagai perawatan,
pengobatan, atau pencengahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi didalam tubuhnya
(Saputra, 2013)
Pengertian
Pemberian obat dengan cara oral ialah memberikan obat melalui mulut.
Tujuan
Utnuk memudahkan dalam pemberian.
Menghindari pemberian obat yang akan menyebabkan kerusakan kulit & jaringan.
Menghindari pemberian obat yg mampu menyebabkan nyeri.
Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi :
Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat.
Kontra indikasi :
Pasien pada gangguan pencernaan seperti kanker oral, gangguan menelan, dll.
Alat dan bahan
Baki berisi obat;
Kartu atau buku berisi rencana pengobatan;
Pemotong obat (bila diperlukan);
Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan);
Gelas dan air minum;
Sedotan;
Sendok;
Pipet;
Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak.
Prosedur kerja
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan;
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengsiapan lambung, dll);
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kadaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta;
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan;
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptic untuk menjaga
kebersihan obat).
A. Intra kutan
a) Pengertian
Cara memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit. Pemberian obat melalui
jaringan intra kutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis.
b) Tujuan
Untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
c) Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Kontra indikasi
Luka, berbulu, alergi, infeksi kulit.
Alat dan Bahan
Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
Obat dalam tempatnya
Spuit 1 cc/spuit insulin
Cairan pelarut
Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
Bengkok
Perlak dan alasnya.
ProsedurKerja
Cuci tangan;
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien;
Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan
keatasan;
Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik;
Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil
0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril;
Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan;
Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik;
Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap keatas dengan sudut 15-20
derajat dipermukaan kulit;
Suntikkkan sampai terjadi gelembung;
Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase;
Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
Daerah penyuntikan
Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
Di lengan atas : 3 jari dibawah sendi bahu, ditengah daerah muskulus deltoid.
Tempat injeksi;
Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan;
Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi;
Kondisi atau penyakit klien;
Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat;
Obat yang akan diberikan harus benar;
Dosis yang akan diberikan harus benar;
Cara atau rute pemberian yang benar;
Waktu yang tepat dan benar.
Daerah Penyuntikan :
Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian dari
Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus).
Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris).
Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus).
Prosedur kerja
Cuci tangan.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada
daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat dalam
bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
Desinfeksi dengan kapas alcohol.
Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan
dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang
akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
Ambil spuit yang berisi obat.
Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.
Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan hingga habis.
Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan
masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan
di masukkan ke dalam bengkok.
Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
Cuci tangan.
Pengertian
Cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah
cairan intra vena.
Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Yang perlu diperhatikan
o Injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke
dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
o Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
o Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
o Obat yang baik dan benar.
o Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar.
o Dosis yang diberikan harus tepat.
o Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.
Prosedur kerja
Cuci tangan.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan
pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse.
Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan
dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di
dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
Periksa kecepatan infuse.
Cuci tangan.
Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
Daerah Penyuntikan :
o Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika);
o Pada Tungkai (v. Spahenous);
o Pada Leher (v. Jugularis);
o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak.
Prosedur kerja
Cuci tangan;
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan;
Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan
dalam bak injeksi;
Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan);
Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi;
Lakukan penyuntikan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien
untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi;
Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi;
Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di
putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan tungkai
bawah;
Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi
Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus;
Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit,
maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis;
Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah penyuntikan dengan kapas
alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok;
Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian;
Cuci tangan.
Daerah Penyuntikan :
o Bagian lateral bokong (vastus lateralis)
o Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)
o Lengan atas (deltpid)
PENGERTIAN
Obat tropikal adalah obat yang diberikan pada tempat-tempat tertentu pada kulit (Steven,1999). Obat
tropikal adalah obat yang diberikan kepada pasien melalui kulit (Depkes,1987).Obat tropikal adalah
obat yang diberikan pada kulit (Hidayat,2004)
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian obat tropikal adalah memberikan obat pada tempat-tempat
tertentu pada kulit.
TUJUAN
Menurut Djuanda (1993) kegunaan dan khasiat pengobatan tropikal didapat dari pengaruh fisik dan
kimiawi obat-obat yang diaplikasidiatas kulit yang sakit.Pengaruh fisik antara lain:
Mengeringkan
Membasahi
Melembutkan
Lubrikasi
Mendinginkan
Memanaskan
Melindungi dari pengaruh buruk dari luar
Semua hal itu bermaksud untuk mengadakan homeostatis,yaitu mengembalikan kulit yang sakit dan
jaringan disekitarnya ke keadaan fisiologik stabil secepat-cepatnya, disamping itu juga menghiangkan
gejala-gejala yang mengganggu, misalnya rasa gatal dan panas. Dalam jangka waktu 20 tahun terakhir
ini telah dikembangkan preparat-preparat topikal yang mempunyai khasiat kimiawi yang spesifik
terhadap organisme di kulit.
1. Salep (lotion)
2. Obat-obat tetes mata , hidung, telinga (Steven, 1999)
Prinsip obat topika ecara umum terdiri atas 2 bagian:
1. Bahan dasar
2. Bahan aktif
1.Bahan dasar (Vehikulum)
Memilih bahan dasar obat tropikal merupakan langkah awal dan terpenting yang harus di ambil pada
pengobatan penyakit kulit. Pada umumnya sebagai pegangan adalah pada keadaan dermatosis yang
membasah dipakai bahan yang cair atau basah misalnya kompres dan pada keadaan kering dipakai
bahan dasar padat, misalnya salep.
Secara sederhana bahan dasar dibagi menjadi :
1. Cairan
Kompres terbuka
Kompres permeabel yang terdiri dari beberapa lapisan kain kasa tipis yang bersifat absorben
dan non iritan. Maksud kompres terbuka adalah penguapan dan absorpsi pada radang
superfisial.
Indikasi : Dermatitis medidans dengan edema, eritema dan eksidema.
Kompres tertutup
Ialah cara kompres yang tertutup dengan bahan impermeabel, misalnya plastik. Cara ini mencegah
evaporasi, menahan panas, dan menyebabkan maserasi.
Cara mengompres :
Jangan terlalu banyak jenis kompres. Pilihlah 3 macam kompres dan pelajrilah secara mendalam
seluk-beluk kompres ini.
a) Cairan kompres yang dipakai :
Sol.acid.boric.2-3%
Sol perm.kalic.1/10000-1/20000
Liq.burowi di encerkan 5 kali
Air dingin untuk mengurangi gatal
Larutan garam untuk membersihkan lesi.
c) Mandi (fullbath)
Prinsip pengobatan cairan adalah membersihkan kulit yang sakit dari dribris(pus),krusta dan
sebagainya dan sisa-sisa obat tropikal yang pernah dipakai. Disamping ini terjadi perluakan dan
pecahan vesikel, bula dan pustula. Hasil akhir pengobatan adalah keadan yang membasah menjadi
kering, permukaan menjadi bersih sehingga microorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi
proses epitelisasi. Pengobatan cairan berguna untuk menghilangkan gejala rasa gatal, rasa terbakar,
parestesi oleh bermacam-macam dermatosis.
2. Bedak
Bedak dioleskan diatas kulit membuat lapisan tipis dikulit yang tidak melekat erat sehingga
penetrasinya sedikit sekali.
Mendinginkan
Anti inflamasi ringan karena ada sedikit efek vasdokontriksi
Anti pruritus lemah
Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat
Proteksi mekanis
Kita memakai bedak terutama untuk daerah lipatan, misalnya di ketiak, di bawah mammae,
daerah ingiuinal, intergluteal, atau seajari kaki. Ada bedak yang netral, tidak mengandung zat
aktif misalnya taklum venetum. Khasiatnya untuk mengurangi gesekan di daerah lipatan.
Bedak dapat mengandung zat aktif seperti :
Zat anti septik:acid.borik.2,oxyd,zinci5,talc,venet ad 100,mdsue.
Zat anti septik lain: viovorm 1%
Zat anti pruritik:mentol 0,2%-0,5%
Anti bakterial:tetrasiklin 3%,neomisin 0,2-0,5%
Fungsida:bedak daktarin,bedak pevary1
3. Salap
Salap adalah bahan berlemak atau seperti lemak, yang pada suhu kamar berkonsistens, seperti
mentega. Bahan dasar biasanya biasanya vasein tetapi dapat pula lanonin atau minyak.
PROSEDUR PEMBERIAN
1. Pada Kulit
Persiapan
Prosedur kerja:
2. Pada Mata
Prosedur ini dapat diberikan untuk persiapan pemeriksaan sruktur internal mata dan menghilangkan
iritasi mata.
Persiapan
Prosedur Kerja:
3. Pada Telinga
Persiapan
Prosedur Kerja:
4. Pada Hidung
Prosedur kerja
C. Indikasi
D. Kontra Indikasi
E. Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
2. Persiapan Pasien
3. Prosedur Tindakan
a. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan
dosis obat.
b. Siapkan pasien
c. Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya
d. Berikan penjelasan pada pasien dan jaga privasi pasien
e. Atur posisi pasien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
f. Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
g. Kenakan sarung tangan
h. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli,
beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.
i. Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan
sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan
timbulnya nyeri
j. Regangkan bokong pasien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang
tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai
dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
k. Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada pasiennya di
serap dan memberikan efek terapeutik
l. Tarik jari anda dan bersihkan areal anal pasien dcngan tisu.
m. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk
mencegah keluarnya suppositoria
n. Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil
dalam jangkauan pasien agar pasien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot
atau ke kamar mandi
o. Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
p. Cuci tangan
q. Kaji respon pasien
r. Dokumentasikan seluruh tindakan.
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya
yaitu, subkutan, intrakutan, intramuscular, dan intravena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang
perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat
tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
3.2 SARAN
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika
kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya
bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan
sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://askep33.com/2016/02/23/sop-pemberian-obat-oral/
Desirusiana8930@gmail.com
Desirusiana3089@gmail.com