Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PROSEDUR DALAM PEMBERIAN OBAT”

Disusun oleh :

Meyda Nurul Cahyani

Natalia Reasoa

Nurul Ilmi

Riska Oktapiani

Shinta Rahmawati

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

ANGKATAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “prosedur
dalam pemberian obat”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Dasar 2 program Studi S1 Keperawatan STIKes Banten dengan baik. Dalam menyusun
makalah ini, kami sebagai penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung terselesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Tangerang Selatan , September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

2.1 Pengertian Obat .........................................................................................................

2.2 Prosedur Pemberian Obat Secara Oral ......................................................................

2.3 Prosedur Permberian Obat Secara Parenteral ...........................................................

2.4 Prosedur Pemberian Obat Secara Topikal .................................................................

2.5 Prosedur Pemberian Obat Secara Supositoria ...........................................................

BAB III PENUTUPAN ...................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................

3.2 Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat
bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam
banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran
yang sebenarnya.

Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau
respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan
pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu obat?


 Apa itu pemberian obat secara oral?
 Apa itu pemberian obat secara parenteral?
 Apa itu pemberian obat secara topikal?
 Apa itu pemberian obat secara supositoria?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui definisi dari obat


 Untuk mengetahui teknik pemberian obat secara oral.
 Untuk mengetahui teknik pemberian obat secara parenteral.
 Untuk mengetahui teknik pemberian obat secara topical.
 Untuk mengetahui teknik pemberian obat secara supositoria.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia sebagai perawatan,
pengobatan, atau pencengahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi didalam tubuhnya
(Saputra, 2013)

2.2 Pemberian obat secara Oral

 Pengertian
Pemberian obat dengan cara oral ialah memberikan obat melalui mulut.
 Tujuan
 Utnuk memudahkan dalam pemberian.
 Menghindari pemberian obat yang akan menyebabkan kerusakan kulit & jaringan.
 Menghindari pemberian obat yg mampu menyebabkan nyeri.
 Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi :
Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat.
 Kontra indikasi :
Pasien pada gangguan pencernaan seperti kanker oral, gangguan menelan, dll.
 Alat dan bahan
 Baki berisi obat;
 Kartu atau buku berisi rencana pengobatan;
 Pemotong obat (bila diperlukan);
 Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan);
 Gelas dan air minum;
 Sedotan;
 Sendok;
 Pipet;
 Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak.
 Prosedur kerja
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan;
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengsiapan lambung, dll);
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kadaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta;
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan;
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptic untuk menjaga
kebersihan obat).

 Obat tablet atau kapsul


 Tuangkan tablet atau kapsul kedalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat;
 Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan
dosis yang diperlukan;
 Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumping penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air;
 Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak
boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.

 Obat dalam bentuk cair


 Kocok atau putar atau dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan,
buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh;
 Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Utnuk menghindari kontaminasi
pada tutup botol bagian dalam;
 Pegang botol obat sehingga sisa label nya berada pada telapak tangan, dan tuangkan
obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan
obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat;
 Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala;
 Sebelum menutup obat tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas
tisu. Mencegah tutup botol akibat cairan obat yang mongering pada tutup botol;
 Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang lebih 5 ml maka gunakan spuit
steril untuk megambilnya dari botol;
 Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
 Yang perlu di perhatikan
 Identifikasi klien dengan tepat;
 Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang udah dimengerti oleh
klien;
 Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu
mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi;
 Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan
obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk
menelan dan mencegah aspirasi;
 Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda
tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya;
 Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar buang alat-alat disposibel
kemudian cuci tangan;
 Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

2.3 Pemberian Obat secara Parenteral


 Pengertian
Pemberian oabt secara parenteral merupakan pemberian obat melalui ijeksi atau infuse. Pada
umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi, pemberian obat via jaringan
intrakutan, jaringan subkutan, intra vena, dan via intramuscular.

A. Intra kutan
a) Pengertian
Cara memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit. Pemberian obat melalui
jaringan intra kutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis.
b) Tujuan
Untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
c) Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
 Kontra indikasi
Luka, berbulu, alergi, infeksi kulit.
 Alat dan Bahan
 Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
 Obat dalam tempatnya
 Spuit 1 cc/spuit insulin
 Cairan pelarut
 Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
 Bengkok
 Perlak dan alasnya.
 ProsedurKerja
 Cuci tangan;
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien;
 Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan
keatasan;
 Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik;
 Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil
0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril;
 Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan;
 Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik;
 Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap keatas dengan sudut 15-20
derajat dipermukaan kulit;
 Suntikkkan sampai terjadi gelembung;
 Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase;
 Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.

 Daerah penyuntikan
 Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
 Di lengan atas : 3 jari dibawah sendi bahu, ditengah daerah muskulus deltoid.

B. Pemberian obat secara Jaringan Subkutan


 Pengertian
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan
pada daerah lengan bagian atas sebelah luar sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah
luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
 Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin
terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.

 Yang perlu diperhatikan

 Tempat injeksi;
 Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan;
 Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi;
 Kondisi atau penyakit klien;
 Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat;
 Obat yang akan diberikan harus benar;
 Dosis yang akan diberikan harus benar;
 Cara atau rute pemberian yang benar;
 Waktu yang tepat dan benar.

 Indikasi dan kontra indikasi


 Indikasi : Biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama,
karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang
larut dalam air.
 Kontra indikasi : Obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air
atau minyak.

 Alat dan bahan


 Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat;
 Obat dalam tempatnya;
 Spuit insulin;
 Kapas alcohol dalam tempatnya;
 Cairan pelarut;
 Bak injeksi;
 Bengkok perlak dan alasnya.
 Prosedur kerja
 Cuci tangan;
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan;
 Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian;
 Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan;
 Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu tempatkan pada
bak injeksi;
 Desinfeksi dengan kapas alcohol;
 Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan);
 Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dari
permukaan kulit;
 Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga habis;
 Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan ke
dalam bengkok;
 Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat;
 Cuci tangan.

 Daerah Penyuntikan :
 Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian dari
Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus).
 Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris).
 Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus).

C. Pemberian obat secara Intra Vena


a) Pemberian obat secara Intra Vena langsung
 Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena
frontalis/temporalis (kepala).
 Tujuan
pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
 Yang perlu diperhatikan
 setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya;
 Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena;
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan;
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi;
 Kondisi atau penyakit klien;
 Obat yang baik dan benar;
 Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar;
 Dosis yang diberikan harus tepat;
 Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.

 Indikasi dan kontra indikasi


 Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
 Kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

 Alat dan bahan


 Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat;
 Obat dalam tempatnya;
 Spuit sesuai dengan jenis ukuran;
 Kapas alcohol dalam tempatnya;
 Cairan pelarut (aquades);
 Bak injeksi;
 Bengkok;
 Perlak dan alasnya;
 Karen pembendung.

 Prosedur kerja
 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada
daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
 Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat dalam
bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
 Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
 Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
 Desinfeksi dengan kapas alcohol.
 Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan
dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang
akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
 Ambil spuit yang berisi obat.
 Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.
 Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan hingga habis.
 Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan
masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan
di masukkan ke dalam bengkok.
 Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
 Cuci tangan.

b) Pemberian obat secara Intra Vena tidak langsung

 Pengertian
Cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah
cairan intra vena.
 Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
 Yang perlu diperhatikan
o Injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke
dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
o Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
o Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
o Obat yang baik dan benar.
o Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar.
o Dosis yang diberikan harus tepat.
o Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.

 Indikasi dan kontra indikasi


 Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
 Kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.

 Alat dan bahan


 Spuit dan jarum sesuai ukuran;
 Obat dalam tempatnya;
 Wadah cairan (kantung/botol);
 Kapas alcohol dalam tempatnya.

 Prosedur kerja
 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
 Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan
pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse.
 Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
 Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
 Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan
dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
 Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di
dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
 Periksa kecepatan infuse.
 Cuci tangan.
 Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.

 Daerah Penyuntikan :
o Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika);
o Pada Tungkai (v. Spahenous);
o Pada Leher (v. Jugularis);
o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak.

D. Pemberian obat secara Intra Muskular


 Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi
berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
 Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
 Yang perlu diperhatikan
 Tempat injeksi;
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan;
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi;
 Kondisi atau penyakit klien;
 Obat yang tepat dan benar;
 Dosis yang diberikan harus tepat;
 Pasien yang tepat;
 Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

 Indikasi dan kontra indikasi


 Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
 Kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.

 Alat dan bahan


 Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
 Obat dalam tempatnya.
 Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm, untuk
anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
 Kapas alcohol dalam tempatnya.
 Cairan pelarut.
 Bak injeksi.
 Bengkok.

 Prosedur kerja
 Cuci tangan;
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan;
 Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan
dalam bak injeksi;
 Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan);
 Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi;
 Lakukan penyuntikan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien
untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi;
 Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi;
 Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di
putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan tungkai
bawah;
 Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi
 Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus;
 Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit,
maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis;
 Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah penyuntikan dengan kapas
alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok;
 Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian;
 Cuci tangan.

 Daerah Penyuntikan :
o Bagian lateral bokong (vastus lateralis)
o Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)
o Lengan atas (deltpid)

2.4 Pemberian obat secara Topikal

PENGERTIAN
Obat tropikal adalah obat yang diberikan pada tempat-tempat tertentu pada kulit (Steven,1999). Obat
tropikal adalah obat yang diberikan kepada pasien melalui kulit (Depkes,1987).Obat tropikal adalah
obat yang diberikan pada kulit (Hidayat,2004)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian obat tropikal adalah memberikan obat pada tempat-tempat
tertentu pada kulit.
TUJUAN

 Adapun tujuan pemberian obat tropikal antara lain :


 Mempertahankan hidrasi permukaan kulit, melindungi bagian atas kulit
 Mengurangi iirtasi kulit lokal
 Membuat anentesi lokal mengobati infeksi, abrasi atau infeksi

Menurut Djuanda (1993) kegunaan dan khasiat pengobatan tropikal didapat dari pengaruh fisik dan
kimiawi obat-obat yang diaplikasidiatas kulit yang sakit.Pengaruh fisik antara lain:

 Mengeringkan
 Membasahi
 Melembutkan
 Lubrikasi
 Mendinginkan
 Memanaskan
 Melindungi dari pengaruh buruk dari luar

Semua hal itu bermaksud untuk mengadakan homeostatis,yaitu mengembalikan kulit yang sakit dan
jaringan disekitarnya ke keadaan fisiologik stabil secepat-cepatnya, disamping itu juga menghiangkan
gejala-gejala yang mengganggu, misalnya rasa gatal dan panas. Dalam jangka waktu 20 tahun terakhir
ini telah dikembangkan preparat-preparat topikal yang mempunyai khasiat kimiawi yang spesifik
terhadap organisme di kulit.

KLASIFIKASI,INDIKASI,KONTRAINDIKASI,DAN CARA PEMAKAIAN

Pada pemberian obat secara topikal dapat digolongkan sebagai obat:

1. Salep (lotion)
2. Obat-obat tetes mata , hidung, telinga (Steven, 1999)
Prinsip obat topika ecara umum terdiri atas 2 bagian:

1. Bahan dasar
2. Bahan aktif
1.Bahan dasar (Vehikulum)

Memilih bahan dasar obat tropikal merupakan langkah awal dan terpenting yang harus di ambil pada
pengobatan penyakit kulit. Pada umumnya sebagai pegangan adalah pada keadaan dermatosis yang
membasah dipakai bahan yang cair atau basah misalnya kompres dan pada keadaan kering dipakai
bahan dasar padat, misalnya salep.
Secara sederhana bahan dasar dibagi menjadi :

1. Cairan

Cairan terdiri atas :

1) Solusio artinya dalam air

2) Tingtura artinya larutan dalam alkohol

Solusio dibagi dalam :

a) Kompres ada 2 macam :

 Kompres terbuka
Kompres permeabel yang terdiri dari beberapa lapisan kain kasa tipis yang bersifat absorben
dan non iritan. Maksud kompres terbuka adalah penguapan dan absorpsi pada radang
superfisial.
 Indikasi : Dermatitis medidans dengan edema, eritema dan eksidema.
Kompres tertutup

Ialah cara kompres yang tertutup dengan bahan impermeabel, misalnya plastik. Cara ini mencegah
evaporasi, menahan panas, dan menyebabkan maserasi.

Indikasi : proses inflansi yang dalam misalnya selulitis dan abses.

Cara mengompres :

 Pakailah kain kompres yang halus, putih dan bersih.


 Rendam kain ini kedalam cairan dan kain kompres
 Kain bsah di letakan diatas lesi selama 1 menit dan diuangi 4-6 kali sehari. Kain kompres dapat
dipakai lagi setelah di cuci dan dikeringkan.
Sewaktu mengompres jangan lakukan hal-hal berikut:
 Jangan pakai kain kasa karena kasa terlalu kasar dan daya serap air terbatas.
 Jangan mengompres terlalu lama karena cairan akan menguap sehingga konsentrasi zat aktif
meninggi dan dapat merangsang lesi.
 Jangan pakai kain kompres yang terlalu basah sehingga mengotori pakaian, srei, lantai, dan
sebagainya.
 Jangan berikan pengobatan kompres kepada orang yang tidak mempunyai kesempatan dan
waktu untuk mengompres.

Jangan terlalu banyak jenis kompres. Pilihlah 3 macam kompres dan pelajrilah secara mendalam
seluk-beluk kompres ini.
a) Cairan kompres yang dipakai :

 Sol.acid.boric.2-3%
 Sol perm.kalic.1/10000-1/20000
 Liq.burowi di encerkan 5 kali
 Air dingin untuk mengurangi gatal
 Larutan garam untuk membersihkan lesi.

b) Rendam (bath), misalnya rendam kaki, rendam tangan

c) Mandi (fullbath)

Prinsip pengobatan cairan adalah membersihkan kulit yang sakit dari dribris(pus),krusta dan
sebagainya dan sisa-sisa obat tropikal yang pernah dipakai. Disamping ini terjadi perluakan dan
pecahan vesikel, bula dan pustula. Hasil akhir pengobatan adalah keadan yang membasah menjadi
kering, permukaan menjadi bersih sehingga microorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi
proses epitelisasi. Pengobatan cairan berguna untuk menghilangkan gejala rasa gatal, rasa terbakar,
parestesi oleh bermacam-macam dermatosis.

2. Bedak

Bedak dioleskan diatas kulit membuat lapisan tipis dikulit yang tidak melekat erat sehingga
penetrasinya sedikit sekali.

Efek bedak ialah :

 Mendinginkan
 Anti inflamasi ringan karena ada sedikit efek vasdokontriksi
 Anti pruritus lemah
 Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat
 Proteksi mekanis
 Kita memakai bedak terutama untuk daerah lipatan, misalnya di ketiak, di bawah mammae,
daerah ingiuinal, intergluteal, atau seajari kaki. Ada bedak yang netral, tidak mengandung zat
aktif misalnya taklum venetum. Khasiatnya untuk mengurangi gesekan di daerah lipatan.
 Bedak dapat mengandung zat aktif seperti :
 Zat anti septik:acid.borik.2,oxyd,zinci5,talc,venet ad 100,mdsue.
 Zat anti septik lain: viovorm 1%
 Zat anti pruritik:mentol 0,2%-0,5%
 Anti bakterial:tetrasiklin 3%,neomisin 0,2-0,5%
 Fungsida:bedak daktarin,bedak pevary1
3. Salap

Salap adalah bahan berlemak atau seperti lemak, yang pada suhu kamar berkonsistens, seperti
mentega. Bahan dasar biasanya biasanya vasein tetapi dapat pula lanonin atau minyak.

PROSEDUR PEMBERIAN

1. Pada Kulit

Persiapan

Alat dan Bahan

 Obat pada tempatnya


 Kain kasa
 Kertas tisu
 Pengalas
 Air sabun dan air hangat

Prosedur kerja:

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat(bila terdapat kilit yang
mengeras)atau air sabun
e. Berikan obat sesuai indikasi dan cara pemakaian, seperti mengoleskan, mengompres.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
g. Catat prosedur dan respon pasien

2. Pada Mata
Prosedur ini dapat diberikan untuk persiapan pemeriksaan sruktur internal mata dan menghilangkan
iritasi mata.

Persiapan

Alat dan bahan:

 Obat pada tempatnya (tetes steril atau salep)


 Plester
 Kain Kasa
 Kertas tisu
 Balutan
 Sarung tangan
 Air hangat atau kasa pelembab

Prosedur Kerja:

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien dengan kepala menengadahkan dan perawat disamping kanan pasien
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah kelopak mata dan bulu mata dengan kapas pelembab dari sudut luar
bulu mata kearah hidung, bila sangat kotor basuh dengan air hangat.
f. Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari atau jari
telunjuk diatas tulang orbita
g. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien untuk menutup
mata dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata
h. Bila menggunakan obat jenis salep, pegang aplikator diatas tepi kelopak mata. Kemudian
tekan tube hingga obat keluar dan berikan pada kelopak mata bawah. Setelah selesai
anjurkan pasien untuk melihat kebawah.Secara bergantian,berikan obat pda kelopak mata
bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata.
i. Tutup mata dengan kasa bila perlu
j. Cuci tangn setalah prosedur dilakukan
k. Catat prosedur dan respon pasien

3. Pada Telinga

Diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telimga tengah.

Persiapan

Alat dan bahan:

 Obat dalam tempatnya(tetes atau salep)


 Penetes
 Speculum telinga
 Pinset anatomi dalam tempatnya
 Plester
 Kain kasa
 Kertas tisu
 Balutan

Prosedur Kerja:

a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


b) Cuci tangan
c) Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau kekiri dengan daerah yang akan diobati,
upayakan telinga pasien ke atas
d) Uruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau ke belakang (pada anak)
e) Bil obat beupa tetes, teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis
f) Bila obat berupa salep, ambil kapas lidi dan oleskan salep.Kemudian masukkan atau oleskan pada
liang telinga
g) Petahankan posisi kepala selama 2-3 menit
h) Tutup telinga dengan balutan dan plester
i) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
j) Catat prosedur dan respon pasien

4. Pada Hidung

 Pada pasien inflamasi hidung


 Persiapan
 Alat dan bahan:
 Obat dalam tempatnya
 Pipet
 Specuum hidung
 Pinset anatomi
 Korentang dalam tempatnya
 Plester
 Kain kassa
 Kertas tissu
 Balutan

Prosedur kerja

a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


b) Cuci tangan
c) Atur posisi pasien dengan cara
d) Duduk dikursi dengan kepala tengadah kebelakang
e) Berbaring dengan kepala pada tepi tempat tidur
f) Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah kebelakang
g) Berikan tetes obat pada masing-masimg lubang hidung
h) Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit
2.5 Pemberian obat secara Supositoria

Tujuan Pemberian Supositoria

a. Memberikan efek lokal dan sistemik.


b. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat.
c. Menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
d. Pemberian obat ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani
interna.

C. Indikasi

a. Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.


b. Untuk pengobatan konstivasi, wasir.
c. Untuk efek sistematik seperti mual dan muntah.

D. Kontra Indikasi

1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.


2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada
saluran cerna.
3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.
4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
5. Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita piotitis atau hemoroid.
6. Pembedahan rektal.

E. Pelaksanaan

1. Persiapan Alat

a. Supositoria rektal atau tube salep dan aplikator salep


b. Catatan pasien dan daftar obat pasien
c. Bantalan kassa ukuran 10 cm x 10cm
d. Sarung tangan
e. Pelumas dalam larutan air
f. Pilihan : pispot

2. Persiapan Pasien

a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.


b. Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
c. Beri tahu pasien untuk tetap berbaring/miring selama kurang lebih 5 menit.
d. Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.
e. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.

3. Prosedur Tindakan

a. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan
dosis obat.
b. Siapkan pasien
c. Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya
d. Berikan penjelasan pada pasien dan jaga privasi pasien
e. Atur posisi pasien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
f. Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
g. Kenakan sarung tangan
h. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli,
beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.
i. Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan
sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan
timbulnya nyeri
j. Regangkan bokong pasien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang
tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai
dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
k. Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada pasiennya di
serap dan memberikan efek terapeutik
l. Tarik jari anda dan bersihkan areal anal pasien dcngan tisu.
m. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk
mencegah keluarnya suppositoria
n. Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil
dalam jangkauan pasien agar pasien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot
atau ke kamar mandi
o. Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
p. Cuci tangan
q. Kaji respon pasien
r. Dokumentasikan seluruh tindakan.
BAB 3

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya
yaitu, subkutan, intrakutan, intramuscular, dan intravena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang
perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat
tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

3.2 SARAN

Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika
kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya
bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan
sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://askep33.com/2016/02/23/sop-pemberian-obat-oral/

Desirusiana8930@gmail.com

Desirusiana3089@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai