Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Dosen Pengampu : Sri Siska M, M.Kep

Disusun Oleh :
1. Aurora Sinta Sabila 122020030154
2. Nabilatun Nailufah 122020030159
3. Dian Ayu Safitri 122020030160
4. Dewi Sri Utami 122020030163
5. Ema Saputri K W 122020030165
6. Dwi Prasetyo 122020030166
7. Fauzul Muna 122020030174
8. Dewi Aisyata C B 122020030185

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Salam dan Shalawat tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, seorang Nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang
benderang seperti yang kita rasakan seperti saat – saat sekarang ini.

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Ibu Dosen dan teman-teman yang telah ikut
serta dalam pembuatan makalah yang kami buat untuk memperdalam ilmu kita tentang Konsep
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital.

Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki
banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk
itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan
saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan
apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.

Kudus, 01 Oktober 2021

Penulis 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
D. Manfaat..........................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................2
A. Pengertian Tanda - Tanda Vital...................................................................................................2
B. Tanda - Tanda Vital Utama..........................................................................................................2
1. Tekanan Darah..........................................................................................................................2
2. Suhu Tubuh................................................................................................................................4
3. Nadi.............................................................................................................................................6
4. Pernapasan.................................................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh praktsisi kesehatan adalah
pengukuran suhu, nadi, tekanan darah dan frekuensi pernafasan. Sebagai indikator dari
status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi
neural dan endokrin tubuh, karena sangat penting maka disebut tanda vital. Pengukuran
tanda vital memberi data untuk menentukan status kesehatan klien yang lazim.
Perubahan tanda vital dapat juga menandakan kebuutuhan dilakukannya intervensi
keperawatan dan medis. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk
memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi. Pengkajian tanda vital memungkinkan perawat untuk
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengimplementasikan rencana intervensi dan
mengevaluasi keberhasilan bila tanda vital dikembalikan pada nilai yang dapat diterima.
Ketika perawat mempelajari variabel yang mempengaruhi tanda vital dan mengenali
hubungan perubahan tanda vital tersebut terhadap temuan lain dalam pengkajian
fisiologis, masalah klien dapat ditentukan dengan tepat. Teknik pengukuran yang cermat
menjamin temuan yang akurat. Hal inilah yang membuat penulisan makalah dengan
judul “Konsep Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital”
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanda-tanda vital ?
2. Bagaimana konsep dari pemeriksaan tanda-tanda vital ?
3. Bagaimana cara untuk memberikan prosedur pada saat pemeriksaan tanda-tanda
vital?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu tanda-tanda vital
2. Meningkatkan kualitas pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Dapat mengetahui bagaimana cara melakukan prosedur yang baik pada pemeriksaan
tanda-tanda vital

D. Manfaat
1. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. Menunjung tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pemeriksaan tanda-tanda
vital.
3. Untuk kebutuhan kesehatan klien.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanda - Tanda Vital


Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien
atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi. Tanda-
tanda vital atau tanda-tanda dasar meliputi suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan
darah. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan
keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh, karena sangat penting
maka disebut tanda vital. Menurut Potter dan Perry (2005) pengukuran tanda vital
diperlukan saat :
1. Ketika klien masuk ke fasilitas perawatan kesehatan
2. Di rumah sakit atau fasilitas perawatan pada jadwal rutin sesuai program dokter atau
standar praktik institusi.
3. Sebelum dan sesudah prosedur bedah
4. Sebelum dan sesudah prosedur diagnostik invasif
5. Sebelum dan setelah pemberian medikasi yang mempengaruhi Kardiovaskuler,
pernafasan dan fungsi kontrol suhu.
6. Ketika kondisi umum fisik klien berubah
7. Sebelum dan setelah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda vital.
8. Ketika klien melaporkan gejala non-spesifik disters fisik.
B. Tanda - Tanda Vital Utama
1. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah mengalir pada sistem sirkulasi
karena perubahan tekanan. Pengkajian tekanan darah dapat diukur baik secara
langsung (secara invasif) maupun tidak langsung (non invasif). Metode langsung
memerlukan insersi kateter kecil ke dalam arteri. Selang menghubungkan kateter
dengan laat pemantau lektronik. Monitor menampilkan gelombang dan bacaan
tekanan arteri secara konstan. Karena ada resikon kehilangan darah secara tiba-tiba
dari arteri, pemantau tekanan darah invasif digunakan hanya untuk situasi perawatan
intensif. Metode non invasif yang plaing umum memerlukan penggunaan
sfigmomanometer dan stetoskop. Perawat mengukur tekanan darah secara tidak
langsung dengan menggunakan auskultasi dan palpasi. Auskultasi merupakan teknik
yang paling sering digunakan.
Ketika mengatur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop, perawat
mengidentifikasi lima fase dalam rangkaian bunyi yang disebut bunyi korotkof.
pertama perawat memompa manset hingga 30 mmHg di atas titik tempat denyut nadi
tidak teraba lagi. kemudian perawat melepaskan tekanan secara perlahan sambil
mengamati ukran yang tampak pada manometer dan mengaitkannya dengan bunyi
yang tredengar melalui stetoskop. terdapat lima fase, namun tidak semuanya
terdengar. Sistole adalah Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi
sedangkan Diastole adalah Tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap
waktu
Ada beberapa faktor yang bertanggung jawab terhadap Tekanan Darah, yaitu :
a. Tahanan perifer: Pada dilatasi pembuluh darah & tahanan turun ,TD akan turun
b. Volume darah ; Bila volume meningkat , TD akan meningkat
c. Viskositas darah. Semakin kental darah akan meningkatkan TD
d. Elastisitas dinding pembuluh darah : penurunan elastisitas pembuluh darah akan
meningkatkan TD

Ada juga faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah, yaitu :

a. Usia : Tingkat normal TD bervariasi sepanjang kehidupan. Orang dewasa


cenderung meningkat seiring pertambahan usia
b. Stres : Ansietas, takut, nyeri dan stres emosi mengakibatkan stimulasi simpatik,
yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung, dan tahanan vaskuler perifer.
c. Ras : dipengaruhi oleh kebiasaan, genetik dan linkungan
d. Medikasi : Banyak medikasi yang secraa langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi tekanan darah. Analgesik narkotik dapat menurunkan TD
e. Variasi diurnal : TD berubah-ubah spanjang hari, biasanya rendah pada pagi hari,
secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada
senja hari atau malam.
f. Jenis kelamin : secara klinis tidak perbedaan yang signifikan ,setelah pubertas pria
lebih tinggi, setelah menopause maka wanita lebih tinggi.

Tekanan Darah
Normal Rata-rata

Usia Tekanan Darah (mm Hg)

Bayi Baru Lahir (300 g) 40 (rerata)


1 Bulan 85/54
1 Tahun 95/65
6 Tahun 105/65
10-13 Tahun 110/65
14-17 Tahun 120/75
Dewasa Tengah 120/80
Lansia 140/90

Klasifikais Tekanan Darah untuk Usia Dewasa 18 Tahun dan


Lansia

Kategori sistole diastole

Normal <130 <85


Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi# 140-159 90-99
Derajat 1(Ringan) 160-179 100-109
Derajat 2 (Sedang) 180-209 110-119
Derajat 3 (Berat) ≥210 ≥120
Derajat 4 (Sangat
Berat)

Beberapa masalah terkait Tekanan Darah abnormal, yaitu :


1. Hipertensi : Diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan rerata
tekanan darah pada dua atau lebih kunjungan, unutk sistolik 140 atau lebih dan
diastolik 90 atau lebih.
2. Hipotensi : Hipotensi dipertimbangkan secara umum saat tekanan darah sistolik
turun sampai 90 mmHg atau lebih rendah.
3. Hipotensi ortostatik postural : penurunan TD saat bergerak dari posisi duduk ke
berdiri disertai pusing,berkunang-kunang sampai pingsan.

2. Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan berfluktuasi
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai
38°C. suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran.
Pada suhu tubuh terdapat regiulasi yaitu Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh
mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada
batasan normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus
dipertahankan. Regulasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Produksi panas : Panas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolisme, yang
merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh.
a. Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh tubuh saat
istirahat.
b. Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan
c. Menggigil meruapakan respon tubuh involunteer terhadap suhu yang berbeda
dalam tubuh.
2. Pengeluaran Panas : Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultasn
melalui :
a. Radiasi : Perpindahan panas dari permukaan satu obyek ke permukaan obyek lain
tanpa keduanya bersentuhan.
b. Konduksi : Perpindahan panas dari satu objek ke objek lainnya dengan kontak
langsung.
c. Konveksi : Perpindahan panas karena pergerakan udara
d. Evaporasi : Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas (Kulit
merupakan tempat utama pengeluaran panas)
Ada banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh diantaranya :
a. Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitif
terhadap suhu yang ekstrim
b. Olahraga : Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hl ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi
panas
c. Kadar hormone : wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih besar dari pria
d. Irama sikardian : suhu tubuh secara normal berubah secara normal 0,5° sampai 1°
selama 24 jam, titik terendah pada pukul 1-4 dini hari.
e. Lingkungan : Bila suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, suhu tubuh akan
naik. Bila klien berada di luar lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin
rendah. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena
mekanisme suhu mereka kurang efisien.
f. Stres : Sters fisik dan emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persarafan.
Ada banyak tempat pengukuran suhu inti dan permukaan. Suhu inti dari arteri paru, esofagus
dan katung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Pengukuran ini memerlukan peralatan
yang dipasang invasif secara terus-menerus dalam rongga atau organ tubuh. Peralatan ini
harus memiliki pembacaan akurat yang secara cepat dan terus-menerus menunjukkan
pembacaan pada monitor elektronik.
Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu dan dapat digunakan
secara intermitten adalah membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Variasi suhu yang
didapatkan bergantung pada tempat pengukuran tetapi harus antara suhu 36-38°C. Pada Oral
rata-rata : 37°C, Rektal rata-rata : 37,5°C, dan Aksila rata-rata : 36,5°C. Tempat pengukuran
suhu:
a. Suhu inti : Rektum, membran tympani, Esofagus, Arteri pulmoner dan kandung kemih.
b. Suhu permukaan : Kulit, Aksila, dan Oral

Berikut ini ada berbagai keuntungan dan kerugian pemilihan tempat pengukuran suhu, yaitu :
Lokasi Keuntungan Kerugian

Oral 1. Mudah 1. Dipengaruhi oleh cairan atau makanan yang


dijangkau-tidak dicerna
membutuhkan 2. Tidak boleh dilakukan pada klien yang
perubahan posisi bernapas dengan mulut
2. Nyaman bagi 3. Tidak boleh dilakukan pada klien yang
klien mengalami bedah atau trauma oral, riwayat
3. Memberi epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
pembacaan suhu 4. Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil,
yang akurat anak yang sedang menangis, tidak sadar atau
tidak kooperatif
5. Resiko trpapar cairan tubuh

Rektal 1. Terbukti lebih 1. Pengukuran suhu inti lebih lambat selama


dapat diandalkan perubahan suhu yang cepat
bila suhu oral 2. Tidak boleh dilakukan pada klien yang
tidak dapat mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri
diperoleh pada rektal, atau yang cenderung perdarahan
2. Menunjukkan 3. Memerlukan perubahan posisi dan dapat
suhu inti merupakan sumber rasa malu dan ansietas klien
4. Resiko terpajan cairan tubuh
5. Memerlukan lubrikasi
6. Dikontraindikasikan pada bayi baru lahir

Aksilla 1. Aman dan non- 1. Waktu pengukuran lama


invasif 2. Memerlukan bantuan perawat untuk
2. Cara yanglebih mempertahankan posisi klien
disukai pada bayi 3. Tertinggal dalam pengukuran suhu inti pada
baru lahir dan waktu perubahan suhu yang cepat
klien yang tidak 4. Memerlukan paparan toraks
kooperatif

Timpani 1. Tempat yang 1. Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum


mudah dicapai pengukuran
2. Perubahan 2. Tidak boleh dilakukan pada klien yang
posisi tubuh yang mengalami bedah telinga atau membran timpani
dibutuhkan 3. Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai
minimal 4. Impaksi serumen dan otitis media dapat
3. Memberi menggangu pengukuran suhu
pembacaan inti 5. Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir
yang akkurat dan anak di bawah 3 tahun masih diragukan
4. Waktu 6. Variabilitas pengukuran melebihi pengukuran
pengukuran sangat variabilitas alat suhu inti yang lain
cepat (2-5 detik)
5. Dpaat dilakukan
tanpa
membangunkan
atau menggangu
klien

3. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat di
tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. penyebab nadi yang menjadi
lambat, cepat atau tidak reguler secara normal dapat mengubah curah jantung.
Perawat mengkaji kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh
terhadap nutrien dengan cara mempalpasi nadi perifer atau dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengar bunyi jantung (frekuensi apikal).
Pengkajian terhadap denyut nadi memberi data tentang integritas sistem
kardiovaskuler. Perawat secara rutin mengkaji frekuensi, irama, kekuatan, dan
kesetaraan dari setiap denyutan. Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak
teratur dapat menandakan masalah dalam pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan
cairan atau metabolisme. Disritmia jantung dapat megancam kemampuan jantung
untuk berfungsi dengan baik. Kekuatan denyutan menunjukkan volume darah yang
dipompa dalam setiap kontraksi jantung. Perbandingan denyut pada kedua sisi tubuh
dapat menunjukkan variasi seperti berhentinya aliran darah lokal yang disebabkan
oleh bekuan darah. Faktor yang mempengaruhi nadi diantaranya latihan fisik, suhu,
emosi, Obat-obatan, peradarahan, perubahan postur tubuh, gangguan paru
Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan artei
karotid dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba
memburuk, area karotid adalah area terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat.
Nadi radialis dan apikal merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk
mengkaji frekuensi nadi. Jika nadi radialis pada pergelanagn tanagn tidak normal atau
intermitten akibat disritmia atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan,
gips, atau halangan lain, yang dikaji adalah nadi apikal. Pada saat klien menggunakna
medikasi yang mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan
pengkajian yang lebih akurat terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan tempat
terbaik untuk mengkaji nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi perifer dalam dan
sulit untuk dipalpasi dengan akurat.

Alasan penggunaan nadi yang spesifik

nadi lokasi alasan

Radialis Menjalar sepanjang Mudah diakses


Temporalis tulang radial, sejajar ibu Digunakan ketika nadi radialis tidak
Karotis jari di bagian dalam teraba
Apikal pergelangan tangan. Digunakan pada kasus gagal jantung.
Brakialis Sisi superior dan lateral Digunakan untuk menentukan sirkulasi
Femoralis mata. menuju otak
Poplitea Pada sisi leher di antara Rutin digunakan pada bayi dan anak-
Tibialis trakea dan otot anak hingga usia 3 tahun.
posterior sternokleidomasteoideus. Digunakan untuk menentukan adanya
Dorsalis Pada apeks jantung. ketidaksesuaian dengan nadi radialis
pedis Pada bagian otot bisep Digunakan saat klien menggunakan
atau ditengah-tengah obat tertentu
ruang antekubiti. Digunakan untuk mengukur tekanan
Menjalar sepanjang darah
ligamentum inguinale Digunakan pada kasus gagal jantung
Melintas di belakang Digunakan pada kasus gagal jantung
lutut Digunakan pada bayi dan anak-anak
Pada permukaan medial Digunakan untuk menentukan sirkulasi
pergelangan tangan, menuju tungkai
melewati belakang Digunakan untuk menentukan sirkulasi
malleolus medialis menuju tungkai bawah
Menjalar di sepanjang Digunakan untuk menentukan sirkulasi
kaki, pada garis khayal menuju kaki
yang ditarikdari tengah- Digunakan untuk menentukan sirkulasi
tengah pergelangan kaki menuju kaki
menuju ruang antara ibu
jari dan jari telunjuk kaki

Pengkajian nadi radialis termasuk frekuensi, irama, kekuatan dan kesamaan


1.  Frekuensi : Pengkajian frekuensi nadi perifer dan apikal dapat menyatakan
perbedaan frekuensi jantung. Dua jenis ketidaknormalan yang biasa terjadi pada
frekuensi nadi adalah takikardia dan bradikardia.

Frekuensi jantung normal


Usia Usia Denyut/mnt

Bayi 120-160
Todler 90-140
Prasekolah 80-110
Usia sekolah 75-100
Remaja 60-90
Dewasa 60-100

2. Irama : Secara normal irama adalah interval reguler yang terjadi antara setipa denyut
nadi atau jantung. Interval yang disela oleh denyut di awal dan di akhiratau tidak ada
denyut menandakan irama yang tidak normal atau disritmia
3. Kekuatan : Kekuatan nadi menunjukkan volume darah yang diejeksikan ke dinding
arteri pada setiap kontraksi jantung dankondisi sistem pembuluuh darah arterial yang
mengarah nadi dan digambarkan dengan kuat, lemah, berurutan atau bersamaan
4. Kesamaan : Nadi kedua tempat dari sistem pembuluh darah perifer harus dikaji.
Semua nadi simetris dapat dikaji secara simultan kecuali nadi karotid karena tekanan
yang besar dapat menyumbat pasokan darah ke otak

4. Pernapasan
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:
a. Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru
b. Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah
c. Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler darah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pernafasan :
1. Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalamanuntuk memenuhi kebutuhan tubuh
untuk menambah oksigen
2. Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat stimulasi
saraf simpatik.
3. Anemia : Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam
daragh.. individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran O2.
4. Posisi tubuh : postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi paru. Posisi
yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.
5. Medikasi ( analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR)
6. Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat frekuensi dan
irama pernapasan
Pada Mekanisme pernapasan, yaitu :
1. Inhalasi : Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi (mengempis),
tulang iga bergerak ke atas dan keluar, dan sternum bergerak keluar sehingga
memperbesar ukuran toraks dan memungkinkan pengembangan paru
2. Ekshalasi : Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke bawah dan
ke dalam, dan strenum bergerak ke dalam sehingga memperkecil ukuran toraks saat
paru-paru terkompresi. Normalnya proses bernapas terjadi secara normal dan tanpa
usaha. Proses inspirasi pada orang dewasa normal berlangsung selama 1-1,5 detik dan
proses ekspirasi berlangsung selama 2-3 detik.
Ada beberapa Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pernafasan:
1. Frekuensi pernafasan : Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh pada
saat menghitung frekuensi ventilasi dan pernapasan. Frekuensi pernapasan normal
turun sepanjang hidup.
2. Kedalaman pernafasan : Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat
peyimpangan atau gerakan dinding dada. Perawat menggambarkan gerakan ventilator
sebagai dalam, normal dan dangkal. Pernapasan yang dalam melibatkan ekspansi
penuh paru dengan ekshalasi penuh.
3. Irama pernafasan : Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah setiap
siklus pernapasan. Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam bernapas. Anak-anak
kecil mungkin beranpas secara lambat selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba
bernapas secara cepat. Irama pernapasan teratur dan tidak teratur.

Frekuensi pernapasan
Rata-rata normal menurut

Usia Frekuensi

Bayi Baru Lahir 35-40


Bayi (6 Bulan) 30-50
Todler (2 Tahun) 25-32
Anak-anak 20-30
Remaja 16-19
Dewasa 12-20

Beberapa Gangguan dalam pola nafas:


1. Bradipnea: Nafas teratur namun lambat secara tidak normal ( pernafasan kurang dari
12x/menit).
2. Takipnea: Nafas teratur namun cepat secara tidak normal (pernafasan lebih dari
20x/menit).
3. Hipernea: Nafas sulit, dalam , lebih dari 20x/menit. Secara normal terjadi setelah
olahraga
4. Apnea: Nafas berhenti untuk beberapa detik
5. Hiperventilasi: Frekeunsi dan kedalaman nafas meningkat
6. Hipoventilasi: Frekuensi nafas abnormal dalam kecepatan dan kedalaman
7. Pernafasan Cheyne stokes: Frekuensi dan kedalamn nafas tidak teratur ditandai
dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah
8. Pernafasan Kussmaul: pernafasan dalam secara tidak normal dalam frekuensi
meningkat
9. Pernafasan Biot: Nafas dangkal secara tidak normal diikuti oleh periode apnea yang
tidak teratur.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien atau
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi. Seperti
yang sudah dijelaskan pada bahasan materi diatas, ada 4 tanda vital utama yaitu tekanan
darah, suhu tubuh, nadi dan pernapasan. Pada bahasan materi, dijelaskan bahwa 4 tana
vital tersebut memiliki factor-faktor terhadap tanda vital tersebut dan juga ada beberapa
hal dan gangguan yang harus diperhatikan terhadap tanda-tanda vital tersebut. Pengkajian
tanda vital memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasi keberhasilan bila tanda vital
dikembalikan pada nilai yang dapat diterima.
B. Saran
Pengkajian tanda vital merupakan unsur yang esensial bila perawat dan dokter melakukan
kolaborasi dalam menentukan status kesehatan klien. Teknik pengukuran yang cermat
menjamin temuan yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, proses dan
praktik. Jakarta : EGC.
Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital . Keperawatan.umm.ac.id , diakses pada 01
Oktober 2021.
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta III. 2009. Panduan Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia I. Berbasis Kompetensi. Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2011. Pengkajian Keperawatan. Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika.
Kozier, et al. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai