Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan II dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua
pihak.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah
kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan
baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya
kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-
hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Manfaat..........................................................................................................................................1
BAB II 3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Intervensi Keperawatan.............................................................................................3
B. Tujuan Intervensi Keperawatan...................................................................................................3
C. Langkah – Langkah dalam Menyusun Intervensi Keperawatan...............................................3
D. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis..........................................6
E. Komponen Intervensi Keperawatan............................................................................................7
BAB III 8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah salah satu metoda efektif pemecahan masalah yang
dilakukan perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan keperawatan
dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis, sistimatis, dinamis dan
terstruktur (Muhlisin, 2011). Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis
dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus pada respon
individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami (Manurung, 2011).
Perencanaan adalah fase proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan sistematis
dan mencakup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam perencanaan, perawat
merujuk pada data pengkajian klien dan pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalam
merumuskan tujuan klien dan merancang intervensi keperawatan yang diperukan untuk
mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan klien. Intervensi keperawatan
adalah setiap tindakan, berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang perawat lakukan
untuk meningkatkan hasil pada klien (McCloskey & Bulechek, 2000). Hasil fase perencanaan
adalah rencana asuhan klien. Meskipun perencanaan pada dasarnya merupakan tanggung jawab
perawat, masukan dari klien dan individu pendukung sangat penting untuk keefektifan rencana
tersebut. Perawat tidak merencanakan untuk klien, tetapi mendorong klien untuk berpartisipasi
aktif sesuai kemampuannya. Di tatanan rumah, orang-orang yang mendukung klien dan pemberi
asuhan adalah orang-orang yang mengimplementasikan rencana asuhan. Oleh sebab itu pada
kesempatan kali ini kami membuat makalah mengenai komponen proses keperawatan yaitu
rencana tindakan keperawatan yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud intervensi keperawatan?
2. Apa tujuan dilakukannya intervensi keperawatan ?
3. Apa saja langkah – langkah dalam menyusun intervensi keperawatan ?
4. Apa perbedaan rencana tindakan keperawatan dan tindakan medis?
5. Apa saja komponen rencana tindakan keperawatan ?
C. Manfaat
1. Mengetahui apa itu intervensi keperawatan?
2. Mengetahui tujuan dilakukannya intervensi keperawatan?
3. Mengetahui langkah – langkah dalam menyusun intervensi keperawatan?
4. Mengetahui perbedaan rencana tindakan keperawatan dan tindakan medis?
5. Mengetahui komponen rencana tindakan keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tujuan administratif
(3) Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
b. Tujuan klinik
(2) Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, diobservasi dan
dilaksanakan.
(3) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.
Menurut Carpenito (2000) ada perbedaan antara prioritas diagnosa dan diagnosa yang penting
yaitu :
a. Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan jika tidak diatasi saat ini akan berdampak
buruk terhadap keadaan fungsi status kesehatan klien,
b. Diagnosa yang penting adalah diagnosa keperawatan dimana intervensi dapat ditunda
untuk beberapa saat tanpa berdampak terhadap status fungsi kesehatan klien.
Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam memprioritaskan masalah. Salah satunya adalah
prioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yaitu :
c) Prioritas ke-3 : Masalah yang berhubungan dengan cinta dan mencintai. Contohnya adalah
isolasi sosial dan kehilangan orang yang dicintai.
Kriteria hasil sangat penting karena dapat menjadi tonggak pengukur keberhasilan asuhan
keperawatan yang diberikan, menjadi arahan untuk pelaksanaan intervensi, serta menjadi faktor
pemicu dan kerangka waktu untuk mencapai tujuan. Standar dan fokus yang digunakan dalam
perumusan kriteria hasil adalah berfokus pada bagian-bagian dari diagnosis keperawatan,
diformulasikan sebagai tujuan yang dapat diukur, merupakan suatu hal yang saling
menguntungkan bagi klien dan perawat, harus realistis dan sesuai dengan kemampuan serta
kondisi klien, serta dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
Keefektifan suatu asuhan keperawatan yang diberikan haruslah berfokus pada klien.
Upaya seperti in dikenal dengan istilah “tujuan berfokus pada klien”. Tujuan berfokus kepada
klien mengandung arti perubahan/kegiatan apa yang perawat inginkan terjadi pada klien dan
kapan perawat mengharapkan perubahan atau kejadian itu dicapai. Perawat harus memperhatikan
hal kondisi fisik klien, lamanya klien dirawat dirumah sakit, tingkat pertumbuhan dan
perkembangan.
Pedoman penulisan kriteria hasil (outcomes) yaitu berfokus pada klien, singkat dan jelas,
dapat di observasi dan diukur, ada batas waktunya, realistis, dan ditentukan oleh perawat dan
klien. Menurut Deswani (2009), kategori intervensi terdiri dari 2, yaitu:
2. Intervensi keperawatan tidak langsung Yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa langsung
berhadapan dengan klien, misalnya: memonitor hasil pemeriksaan laboratorium atau
memindahkan klien dari satu ruangan ke ruangan lain.
Intervensi keperawatan harus ditulis secara ringkas, singkat, serta mencakup aspek-aspek berikut
ini :
1) Tetapkan data dasar, yaitu data fokus yang berupa tanda dan gejala dari masalah
3) Jika perawat menggunakan standar asuhan keperawatan (critical pathway), maka gunakan
sebagai kerangka berpikir dan lakukan modifikasi sesuai kondisi klien.
Contoh : Diagnosis keperawatannya adalah risiko bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan riwayat pembedahan dan sakit pada lokasi insisi operasi. Maka, intervensi
keperawatannya meliputi:
2) Bantu klien untuk melakukan batuk efektif dan latihan napas dalam dengan menggunakan
bantal untuk menahan lokasi insisi
3) Jelaskan dan motivasi klien tentang pentingnya batuk efektif dan napas dalam
4) Catat suara napas dan produksi sputum tiap pertukaran shift. Bentuk dan metode dari
dokumentasi asuhan keperawatan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan klien dan
perawat. Saat perawat pindah ke rumah sakit atau institusi yang lain, maka yakinkan
bahwa perawat lain telah memahami peraturan yang terkait pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan yang ada dirumah sakit tersebut.
Hal yang harus tercantum di dalam rencana asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Masalah yang paling penting pada klien (apakah telah teratasi atau membaik saat klien
pulang dari rumah sakit).
2. Intervensi yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan klien, termasuk pengajaran dan
perecanaan pulang.
1. Dependen yaitu tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya.
2. Interdependen yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
3. Independen Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independent keperawatan
ada 4 yaitu:
2). Tindakan terapeutik Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah
klien. Misalnya: Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan melakukan
mobilisasi dan memberikan bantal air pada bagian tubuh yang tertekan.
3). Tindakan Edukatif Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi
kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat mengajarkan
kepada klien cara injeksi insulin.
4). Tindakan Merujuk Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
a. Waktu. Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasikan tanggal
dilaksanakan, misalnya : pertahankan tungkai kanan tetap dalam posisi istirahat selama 24
jam
b. Menggunakan kata kerja. Semua rencana tindakan keperawatan secara jelas menjabarkan
setiap kegiatan, misalnya : lakukan kompres dingin selama 20 menit.
c. Fokus pada pertanyaan Spesifik pada pertanyaan “who, what, where, when, which, and
how..” : siapa, apa, dimana, kapan, yang mana, dan bagaimana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://osf.io/x29bg/download/?format=pdf#:~:text=Rencana%20keperawatan%20yang%20akan
%20disusun,asuhan%20keperawatan%20yang%20telah%20diimplementasikan
https://osf.io/zjr6q/download?format=pdf
http://repository.unimus.ac.id