Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INTERVENSI KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Fitriana Kartikasari, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh :

1. 122020030137 Diyah Ayu Rini


2. 122020030142 Feri Nanik Handayani
3. 122020030148 Khikmatul Nadia Putri
4. 122020030154 Aurora Sinta Sabila
5. 122020030160 Dian Ayu Safitri
6. 122020030167 Dihin Laksono
7. 122020030172 Awal Surya Desiansa
8. 122020030185 Dewi Aisyata Chulwa Bayana

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan II dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua
pihak.

Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah
kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan
baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya
kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-
hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Kudus, 08 Maret 2021

Penulis 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Manfaat..........................................................................................................................................1
BAB II 3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Intervensi Keperawatan.............................................................................................3
B. Tujuan Intervensi Keperawatan...................................................................................................3
C. Langkah – Langkah dalam Menyusun Intervensi Keperawatan...............................................3
D. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis..........................................6
E. Komponen Intervensi Keperawatan............................................................................................7
BAB III 8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah salah satu metoda efektif pemecahan masalah yang
dilakukan perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan keperawatan
dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis, sistimatis, dinamis dan
terstruktur (Muhlisin, 2011). Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis
dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus pada respon
individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami (Manurung, 2011).

Perencanaan adalah fase proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan sistematis
dan mencakup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam perencanaan, perawat
merujuk pada data pengkajian klien dan pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalam
merumuskan tujuan klien dan merancang intervensi keperawatan yang diperukan untuk
mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan klien. Intervensi keperawatan
adalah setiap tindakan, berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang perawat lakukan
untuk meningkatkan hasil pada klien (McCloskey & Bulechek, 2000). Hasil fase perencanaan
adalah rencana asuhan klien. Meskipun perencanaan pada dasarnya merupakan tanggung jawab
perawat, masukan dari klien dan individu pendukung sangat penting untuk keefektifan rencana
tersebut. Perawat tidak merencanakan untuk klien, tetapi mendorong klien untuk berpartisipasi
aktif sesuai kemampuannya. Di tatanan rumah, orang-orang yang mendukung klien dan pemberi
asuhan adalah orang-orang yang mengimplementasikan rencana asuhan. Oleh sebab itu pada
kesempatan kali ini kami membuat makalah mengenai komponen proses keperawatan yaitu
rencana tindakan keperawatan yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud intervensi keperawatan?
2. Apa tujuan dilakukannya intervensi keperawatan ?
3. Apa saja langkah – langkah dalam menyusun intervensi keperawatan ?
4. Apa perbedaan rencana tindakan keperawatan dan tindakan medis?
5. Apa saja komponen rencana tindakan keperawatan ?

C. Manfaat
1. Mengetahui apa itu intervensi keperawatan?
2. Mengetahui tujuan dilakukannya intervensi keperawatan?
3. Mengetahui langkah – langkah dalam menyusun intervensi keperawatan?
4. Mengetahui perbedaan rencana tindakan keperawatan dan tindakan medis?
5. Mengetahui komponen rencana tindakan keperawatan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Intervensi Keperawatan


Menurut Nursing Interventions Classification (NIC) (2013), intervensi keperawatan
merupakan suatu perawatan yang dilakukan perawat berdasarkan penilaian klinis dan
pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcoem pasien/klien. Intervensi keperawatan adalah
panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus
dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang
diharapkan (Deswani, 2009). Menurut kozier, et al (2010), intervensi keperawatan harus spesifik
dan dinyatakan dengan jelas. Pengelompokkan seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan
besarnya, menunjukkan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: mandiri (dilakukan oleh perawat) dan kolaboratif (yang dilakukan bersama
dengan pemberi perawatan lainnya). Perencanaan adalah suatu kategori dari perilaku
keperawatan dimana tujuan berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan ditetapkan dan
intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Tahap
perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil,
membuat instruksi keperawatan, dan mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan.

B. Tujuan Intervensi Keperawatan


Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut Dermawan (2012) yaitu:

a. Tujuan administratif

(1) Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau kelompok.

(2) Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.

(3) Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.

(4) Untuk menyediakan kriteria klasifikasi pasien.

b. Tujuan klinik

(1) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.

(2) Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, diobservasi dan
dilaksanakan.

(3) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

C. Langkah – Langkah dalam Menyusun Intervensi Keperawatan


Langkah – langkah dalam menyusun intervensi keperawatan harus akurat, baik dan benar
yaitu dengan urutan sebagai berikut :

1. Menentukan Prioritas Masalah


Untuk mulai memprioritaskan masalah, pertama kali perawat harus mengidentifikasi
masalah yang paling penting (urgent). Masalah yang paling penting ini biasanya memerlukan
tindakan medis segera. Setelah itu, perawat melihat tujuan yang ingin dicapai saat klien pulang
nanti. Hal ini diperlukan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan pertama kali dari
keseluruhan asuhan keperawatan. Untuk dapat memprioritaskan masalah, maka perawat
memerlukan kemampuan dan keterampilan berpikir kritis sehingga dapat menentukan masalah
mana yang memerlukan perhatian khusus dan masalah mana yang dapat ditunda, menentukan
masalah mana yang menjadi tanggung jawab perawat dan mana masalah yang perlu dirujuk pada
tim kesehatan lain, menentukan masalah mana yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan
dan mana yang dapat menggunakan clinical pathway (kerja sama antar tim kesehatan), serta
menentukan masalah mana yang tidak termasuk dalam standar keperawatan, tetapi harus
dirumuskan agar dapat diatasi sebelum klien pulang nanti.

Menurut Carpenito (2000) ada perbedaan antara prioritas diagnosa dan diagnosa yang penting
yaitu :

a. Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan jika tidak diatasi saat ini akan berdampak
buruk terhadap keadaan fungsi status kesehatan klien,

b. Diagnosa yang penting adalah diagnosa keperawatan dimana intervensi dapat ditunda
untuk beberapa saat tanpa berdampak terhadap status fungsi kesehatan klien.

Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam memprioritaskan masalah. Salah satunya adalah
prioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yaitu :

a) Prioritas ke-1 : Masalah mengancam kehidupan, yaitu kebutuhan fisiologis. Contohnya:


kebutuhan fisiologis masalah pernapasan, sirkulasi, nutrisi, hidrasi, dan kecukupan cairan,
eleminasi, pengaturan suhu, dan kenyamanan fisik.

b) Prioritas ke-2 : Masalah yang mengganggu keamanan dan kenyamanan, misalnya:


lingkungan, bahaya, takut.

c) Prioritas ke-3 : Masalah yang berhubungan dengan cinta dan mencintai. Contohnya adalah
isolasi sosial dan kehilangan orang yang dicintai.

d) Prioritas ke-4 : Masalah yang mempengaruhi harga diri. Misalnya, ketidakmampuan


mencuci rambut sendirian dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari secara
normal.

e) Prioritas ke-5 : Masalah yang mengganggu pencapaian tujuan pribadi, misalnya


aktualisasi diri.

2. Merumuskan Kriteria Hasil

Kriteria hasil sangat penting karena dapat menjadi tonggak pengukur keberhasilan asuhan
keperawatan yang diberikan, menjadi arahan untuk pelaksanaan intervensi, serta menjadi faktor
pemicu dan kerangka waktu untuk mencapai tujuan. Standar dan fokus yang digunakan dalam
perumusan kriteria hasil adalah berfokus pada bagian-bagian dari diagnosis keperawatan,
diformulasikan sebagai tujuan yang dapat diukur, merupakan suatu hal yang saling
menguntungkan bagi klien dan perawat, harus realistis dan sesuai dengan kemampuan serta
kondisi klien, serta dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.

Keefektifan suatu asuhan keperawatan yang diberikan haruslah berfokus pada klien.
Upaya seperti in dikenal dengan istilah “tujuan berfokus pada klien”. Tujuan berfokus kepada
klien mengandung arti perubahan/kegiatan apa yang perawat inginkan terjadi pada klien dan
kapan perawat mengharapkan perubahan atau kejadian itu dicapai. Perawat harus memperhatikan
hal kondisi fisik klien, lamanya klien dirawat dirumah sakit, tingkat pertumbuhan dan
perkembangan.

Pedoman penulisan kriteria hasil (outcomes) yaitu berfokus pada klien, singkat dan jelas,
dapat di observasi dan diukur, ada batas waktunya, realistis, dan ditentukan oleh perawat dan
klien. Menurut Deswani (2009), kategori intervensi terdiri dari 2, yaitu:

1. Intervensi keperawatan langsung Yaitu kegiatan yang dilakukan langsung berinteraksi


dengan klien, seperti membantu klien turun dari tempat tidur atau memberikan pendidikan
kesehatan tentang diabetes melitus.

2. Intervensi keperawatan tidak langsung Yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa langsung
berhadapan dengan klien, misalnya: memonitor hasil pemeriksaan laboratorium atau
memindahkan klien dari satu ruangan ke ruangan lain.

Formulasi intervensi keperawatan difokuskan pada pemulihan kesehatan, pemeliharaan


kesehatan, dan pencegahan penyakit. Keterlibatan klien dan keluarga dalam intervensi
keperawatan sangat penting, karena dapat meningkatkan kerja sama antar perawat dan klien
dalam pelaksanaan intervensi tersebut.

Intervensi keperawatan harus ditulis secara ringkas, singkat, serta mencakup aspek-aspek berikut
ini :

1) Apa kegiatan yang akan dilakukan pada klien.

2) Kapan seharusnya dilakukan.

3) Siapa yang akan melakukan

4) Kapan sebaiknya intervensi dievaluasi.

Petunjuk untuk membuat rumusan intervensi (Deswani, 2009) :

1) Tetapkan data dasar, yaitu data fokus yang berupa tanda dan gejala dari masalah

2) Perikas instruksi pengobatan yang berhubungan dengan intervensi keperawatan dan


kaitanya dengan masalah keperawatan (obat-obatan diet, aktivitas, pemeriksaan
diagnostik).

3) Jika perawat menggunakan standar asuhan keperawatan (critical pathway), maka gunakan
sebagai kerangka berpikir dan lakukan modifikasi sesuai kondisi klien.

4) Identifikasi program pemantauan masalah yang potensial, yaitu:


a) Apa yang akan anda pantau

b) Seberapa sering masalah tersebut dipantau

c) Seberapa sering masalah tersebut dicatat.

5) Identifikasi intervensi pencegahan

6) Yakinkan bahwa intervensi telah sejalan dengan terapi yang lain

7) Pertimbangkan pilihan klien semaksimal mungkin

8) Lakukan intervensi pendidikan kesehatan

9) Konsultasi dengan profesi yang lain

10) Yakinkan intervensi spesifik dengan kata kerja yang jelas.

Contoh : Diagnosis keperawatannya adalah risiko bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan riwayat pembedahan dan sakit pada lokasi insisi operasi. Maka, intervensi
keperawatannya meliputi:

1) Auskultasi suara paru tiap 4 jam

2) Bantu klien untuk melakukan batuk efektif dan latihan napas dalam dengan menggunakan
bantal untuk menahan lokasi insisi

3) Jelaskan dan motivasi klien tentang pentingnya batuk efektif dan napas dalam

4) Catat suara napas dan produksi sputum tiap pertukaran shift. Bentuk dan metode dari
dokumentasi asuhan keperawatan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan klien dan
perawat. Saat perawat pindah ke rumah sakit atau institusi yang lain, maka yakinkan
bahwa perawat lain telah memahami peraturan yang terkait pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan yang ada dirumah sakit tersebut.

Hal yang harus tercantum di dalam rencana asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Masalah yang paling penting pada klien (apakah telah teratasi atau membaik saat klien
pulang dari rumah sakit).

2. Intervensi yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan klien, termasuk pengajaran dan
perecanaan pulang.

Dokumentasi rencana asuhan keperawatan harus ditandatangani oleh perawat yang


membuatnya agar dapat dipertanggungjawabkan. Intervensi keperawatan akan mengarahkan
perawat dalam merawat klien. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencatat rangkaian
intervensi keperawatan berdasarkan prioritasnya.

D. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis


Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun oleh perawat
untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya.
Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah rencana yang disusun oleh dokter
untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program atau perintah dokter adalah bukan perintah untuk
perawat, tetapi perintah ditujukan kepada klien yang tindakannya dilaksanakan oleh perawat.
Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan yang independen, karena
secara hukum perawat harus menentukan apakah memang sudah selesai untuk melaksanakan
suatu tindakan berdasarkan standar praktik. Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada
kegiatan yang berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien.
Tindakan tersebut didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan medis
sering meliputi pengobatan, uji diagnostik, diet dan pemberian obat.

Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dengan


promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan tersebut bisa
dikategorikan menjadi 3, yaitu:

1. Dependen yaitu tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya.

2. Interdependen yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.

3. Independen Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independent keperawatan
ada 4 yaitu:

1). Tindakan Diagnostik

a. Wawancara dengan klien

b. Observasidan pemeriksaan fisik

c. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, misalnya HB dan membaca hasil dari


pemeriksaan laboratorium tersebut.

2). Tindakan terapeutik Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah
klien. Misalnya: Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan melakukan
mobilisasi dan memberikan bantal air pada bagian tubuh yang tertekan.

3). Tindakan Edukatif Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi
kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat mengajarkan
kepada klien cara injeksi insulin.

4). Tindakan Merujuk Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.

E. Komponen Intervensi Keperawatan


Komponen intervensi keperawatan dibawah ini harus diperhatikan untuk menghindari
kerancuan dalam rencana tindakan. Komponen tersebut adalah :

a. Waktu. Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasikan tanggal
dilaksanakan, misalnya : pertahankan tungkai kanan tetap dalam posisi istirahat selama 24
jam
b. Menggunakan kata kerja. Semua rencana tindakan keperawatan secara jelas menjabarkan
setiap kegiatan, misalnya : lakukan kompres dingin selama 20 menit.

c. Fokus pada pertanyaan Spesifik pada pertanyaan “who, what, where, when, which, and
how..” : siapa, apa, dimana, kapan, yang mana, dan bagaimana.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://osf.io/x29bg/download/?format=pdf#:~:text=Rencana%20keperawatan%20yang%20akan
%20disusun,asuhan%20keperawatan%20yang%20telah%20diimplementasikan

https://osf.io/zjr6q/download?format=pdf

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai