DILEMA ETIK
Dosen Pembimbing :
Ns. Fathra AN, M.Kep., Sp.Kep.J
Disusun Oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Studi Kasus ini dengan
baik. Makalah studi kasus ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan.
Tugas studi kasus ini berisi tentang “Dilema Etik”. Selama proses
penyusunan Makalah studi kasus ini, penulis tidak lepas dari bimbingan,
dukungan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema
etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang dilema etik serta
cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik. Oleh
karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang dilema etik supaya bisa
dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di
klinik atau institusi yang lain.
SKENARIO
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana disatu sisi dia harus
memenuhi permintaan keluarga namun disisi lain perawat tersebut harus
4
memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn.A karena itu merupakan hak
pasien untuk mendapatkan informasi. Tetapi secara kode etik dan standard praktik
keperawatan dan profesi, perawat tersebut tetap harus merahasiakan dengan
menjalankan prinsip etik sesuai kasus tersebut.
Tn.A, 38 tahun
1) Profesi supir
2) Perjalanan keluar masuk kota
3) Jadwal pupang 2 minggu s/d 1 bulan
4) Menderita sariawan sudah 3 bulan
5) BB berkurang 10 kg 3 bulan terakhir
1. Masuk IGD
2. OPNAME
3. Cek LAB
4. Hasilnya positif
Dilema Etik
Menurut Thompson dan Thompson, 1985 dalam Ganz, (2015), dilema etik
merupakan suatu masalah yang sulit dimana alternatif memuaskan atau tidak
memuaskan sebanding. Tingkat stress seorang perawat saat menghadapi dilema
etik lebih sering terjadi pada perawat menengah (ketua tim) daripada kepala
ruangan. Perawat berusaha untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi terhadap
kehidupan pasien. Perawat tetap menjunjung tinggi prinsip otonomi pasien
semaksimal mungkin. Dalam kasus dilema etik keputusan diambil tergantung
pada situasi pasien. Agar keputusan dilema etik yang diambil dapat memberikan
kepuasan kepada pasien, perawat dan keluarga pasien, perlunya pertimbangan
seorang kepala ruangan dalam mengambil keputusan yang baik.
Dilema etik merupakan hal yang kerap dialami oleh perawat dalam praktik
keperawatan sehari-hari. Sebab perawat dianggap bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi masalah pasien, membuat keputusan klinis dan mengevaluasi
efek klinis dari pengobatan (villa,2012).
Berdasarkan pendapat tersebut, dilema etik adalah suatu masalah yang
dihadapi seseorang yang mengharuskan seseorang untuk membuat keputusan
alternatif baik keputusan yang memuaskan ataupun tidak.
Sebuah studi tentang dilema etik dan resolusi dilema etik dalam keperawatan
menemukan ada 5 faktor yang mempengaruhi terjadinya dilema etik, yaitu :
8
9
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak
saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-
masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. Untuk mewujudkan
keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Setiap perawat harus mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang
didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi.
Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang pendidikan
tinggi.
penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja
(SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)
bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.
Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38, dijelaskan bahwa
perawat yang sengaja :
Standar Adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf
atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat
diterima sampai pada wewenangtertentu (Schroeder, 1991). Sebuah standar secara
komprehensif menguraikan semua aspek profesionalisme, termasuk sistem,
praktisi dan pasien. Secara umum standar ini mencerminkan nilai profesi
keperawatandan memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari para
anggotanya. Standar diperlukan untuk :
1. Contractual Liability
Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban
dari hubungankontraktual yang sudah disepakati
2. Vicarious Liability
Tanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga
kesehatan yang ada dalamtanggung jawabnya
3. Liability in Tort
Tanggung gugat atas perbuatan melawan hokum
1. Tahap pengkajian
Perawat bertanggung gugat mengumpulkan data atau informasi,
mendorong partisipasi pasiendan penentuan keabsahan data yang
dikumpulkan.
2. Tahap diagnosa keperawatan
22
1. Kontrak
Ada 2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan :
a) Kontrak antara perawat dengan pihak / insitusi
b) Kontrak antara perawat dengan pasien
Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis. Empat hal yang harus
ditanyakan perawat untuk melindungi mereka secara hukum
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua
atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Dlm konteks hukum,
kontrak sering di sebut dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya
mengikat orang yg satu dengan orang lain. Hukum perikatan di atur dlm UU
hukum Perdata pasal 1239 " Semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus
maupun yang tidak mempunyai nama tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum
yang termatub dlm bab ini dan bab yg lalu." Lebih lanjut menurut ketentuan pasal
1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatu atau
24
untuk tidak berbuat sesuatu. Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat
sbb:
denyut jantung tanpa stikulus eksternal; tidak ada respon verbal dan non
Masalah kualitas kehidupan sering kali menjadi masalah etik. Hal ini
keperawatan)
tersebut tetap dilakukan meskipun klien tersebut tidak mampu dan tidak
cangkok jantung.
26
d. Euthanasia Euthanasia
bahagia, atau baik) dan thanatos (berarti meninggal dunia). Jadi bila
volunter, klien secara sukarela dan bebas memilih untuk meninggal dunia.
dilakukan bukan atas dasar persetujuan dari klien dan sering kali
melanggar hukum dan dinyatakan dalam KUHP pasal 338, 339, 345 dan
Jawab
moral perawat, dan prinsip etis dan model kerangka keputusan etis.
3.1 Kesimpulan
Dilema etik merupakan hal yang kerap dialami oleh perawat dalam praktik
keperawatan sehari-hari. Sebab perawat dianggap bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi masalah pasien, membuat keputusan klinis dan mengevaluasi
efek klinis dari pengobatan (villa,2012.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya dilema etik, yaitu kurangnya
kerjasama untuk mempertahankan standar keperawatan, mengabaikan pasien dan
keterlibatan keluarga serta kebulatan tekad diri sendiri, tidak memberikan
kepercayaan dan mempertahankan ketakinan, kewajiban profesional dan tugas
untuk diri sendiri, memperpanjang kehidupan vs mengakhiri kehidupan
( chaowalit, suttharengsee, & intganont, 2011).
Beberapa dampak dilemma etik ayitu stress pada perawat, klien atau
lingkungan tidak lagi kohesif, emosional (marah,frustasi), takut saat proses
pengambilan keputusan rasional yang harus di hadapi.
Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema
etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang dilema etik serta
cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik
3.2 Saran
a. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan dan
pembelajaran tentang Dilema Etik.
b. Bagi institusi
Kelompok berharap Makalah ini dapat memberikan informasi lebih
lanjut sebagai bahan referensi dan penunjang proses pembelajaran untuk
pengetahuan mengenai Dilema Etik.
28
DAFTAR PUSTAKA
28