Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEPERAWATAKELUARGA
KONSEP TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Arneliwati, M.Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

Anita Astuti (2011166006) Rahmad Hidayat (2011166601)


Dien Fadillah (2011166204) Ratih Oktavia (2011166603)
Fenni Indrayati (2011166201) Sandra Morena (2011166015)
Fenny Arzimustika (2011166001) Sekar Dyka Pratiwi (2011165373)
Intan Ayuza (2011165993) Sonia Putri Sihaloho (2011166737)
Nora Situmeang (2011166010) Winda G Putri Br. M (2011165996)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tugas ini di ajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Makalah ini berisi tentang “Konsep Tahapan Perkembangan Keluarga”.


Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan


makalah ini, untuk itu kritik dan saran akan sangat berharga untuk penulis dalam
memperbaiki penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
setiap usaha kita, Amin.

Pekanbaru, September 2021

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 4
1.5 Terminologi ................................................................................................................. 5
1.6 Identifikasi Masalah ................................................................................................... 5
1.7 Analisa Masalah .......................................................................................................... 8
1.8 Mind Map .................................................................................................................... 9
1.9 Learning Objective ................................................................................................... 10

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................

2.1 Definisi Keluarga ............................................................................................. 11


2.2 Fungsi Keluarga ............................................................................................... 11
2.3 Tipe Keluarga ................................................................................................... 13
2.4 Tahapan Perkembangan Keluarga.................................................................... 14
2.5 Hambatan pada Perkembangan Keluarga ........................................................ 23
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan keluarga .............. 29

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 36


3.2 Saran ........................................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka
yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban
dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun
perkawinan (Stuart,2014).
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan upaya yang umum,meningkatkan perkembangan fisik
mental,emosional dan social dari tiap anggota keluarga (Harnilawati, 2013).
Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010).
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang
berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Apabila setiap
keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga, perawat mendapat dua keuntungan. Perawat dapat memenuhi kebutuhan
individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga

1
2

yang sehat dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan


keluarga.
Di Indonesia angka pernikahan usia muda sangat tinggi dan mendapat
perhatian dari pemerintah. Kondisi yang seperti ini sangat memperihatinkan,
karena memicu terjadinya angka perceraian. Perkawinan dini di Indonesia tercatat
sangat banyak, yakni 34,5% dari total perkawinan di seluruh Indonesia yang
berjumlah antara 2-2.5 juta pasangan setiap tahunnya, (www.Kpai.go.id di unduh
pada 6 Juli 2012). Pada tahun 2009 presentase pernikahan usia muda mencapai
41,33 % dan mengalami kenaikan sebesar 50% pada tahun 2010 (Riskesdas
2010).
Presentase pernikahan tinggi tidak terjadi pada area perkotaan saja. Di Jawa
tengah tahun 2008 mencatat 37,11 % presentase pernikahan muda dikalangan
masyarakat desa. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan angka kejadian pernikahan
usia muda mencapai 50,08% (BKKBN. 2009). Maka dari hal tersebut diatas
penulis mengambil asuhan keperawatan keluarga dengan kasus berganning
family/ keluarga dengan pasangan baru. Keluarga dengan pasangan baru/
Berganning family adalah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah, dan meninggalkan
keluarganya masingmasing serta mempersiapkan keluarga yang baru. Pasangan
baru menikah adalah tahap awal pembentukan keluarga, jadi dibutuhkan adaptasi
yang baik. Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari, belajar hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Mereka
merupakan anggota dari 3 keluarga yaitu keluarga suami, istri dan membentuk
keluarga sendiri. Masing-masing mengahadapi perpisahan dengan keluarga orang
tuanya. Mereka mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok
sosial pasangan.
Pada tahap keluarga dengan pasangan baru mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dipenuhi. Tugas perkembangan tersebut adalah membina
hubungan intim yang saling memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina
hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan
secara harmonis dan keluarga berencana. Selain mempunyai tugas, keluarga juga
3

mempunyai fungsi supaya keluarga menjadi sejahtera. Fungsi keluarga yang harus
dipenuhi meliputi fungsi afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan, ekonomi,
biologis, psikologis dan fungsi pendidikan. Maka dari hal tersebut peran perawat
sangat berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui asuhan
keperawatan keluarga pasangan baru menikah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah Definisi Keluarga ?
b. Apakah Fungsi Keluarga ?
c. Apa Saja Tipe Keluarga ?
d. Bagaimana Tahapan Perkembangan Keluarga ?
e. Apa saja Hambatan pada Perkembangan Keluarga ?
f. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
keluarga?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang tahap tahap
perkembangan keluarga
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa/i diharapkan :
1) Mampu memahami Definisi keluarga
2) Mampu memahami Fungsi Keluarga
3) Mampu memahami Tipe keluarga
4) Mampu memahami Tahap-tahap perkembangan keluarga
5) Mampu memahami Hambatan pada perkembangan keluarga
6) Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
keluarga

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi mahasiswa/i
4

Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan dan


pembelajaran tentang tahap tahap perkembangan keluarga

b. Bagi institusi
Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan
untukmenunjang proses pembelajaran.

SKENARIO 1

Ada Apa dengan Keluargaku !! .....

Ners muda melakukan pengkajian ke beberapa keluarga. Pertama Ners muda


mengkaji keluarga pasangan baru menikah keluarga Bpk. Budi yang baru
menikah 1 bulan. Keluarga Bpk Budi sering bertengkar dengan istri karena
banyak hal hal yang tidak sesuai dan tidak sepaham dengan istrinya. Kedua
ners muda mengkaji keluarga childbearing Bpk Andre yang baru mempunyai
anak berusia 1 minggu awalnya Bpk Andre senang mempunyai anak tetapi dia
merasa istrinya hanya memperhatikan dan mengurus anak saja. Ketiga ners
muda mengkaji keluarga anak usia pra sekolah,usia sekolah dan remaja.
Keluarga Bpk Aswin mempunyai 3 orang anak dan banyak masalah pada anak
usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja setiap anak memiliki masalah yang
berbeda namun untuk An J (5th) dan An K (8th) memiliki kesamaan masalah
adalah sulit makan dan suka jajan, An M (14th) suka membangkang dan
membantah orang tua. Keempat ners muda mengkaji keluarga Bpk Amin yang
mempunyai anak usiadewasa 2 orang tapi masih belum menikah. Kelima ners
muda mengkaji keluarga Bpk Doni yang sudah memasuki usia lansia (60th).
Dari semua keluarga yang dikaji oleh ners muda semua mengalami
permasalahan dalam keluarga. Ners muda harus memahami tentang tahap
tahap perkembangan keluarga, masalah masalah tiap tahapan perkembangan
keluarga dan apa saja tugas perkembangan keluarga tersebut sehingga ners
muda bisa memberikan memberikan Asuhan keperawatan yang tepat untuk
5

sesuai tumbuh kembang keluarga yang dijumpai saat membina keluarga


dimasyarakat. Setiap tahap tumbuh kembang keluarga ners muda berusaha
membedakan bagaimana pemilihan intervensi yang tepat sesuai dengan
masalah yang dihadapi tiap tahapan tumbuh kembang keluarga.

1.5 Terminologi
a. Childbearing
b. Tahapan Perkembangan Keluarga
c. Intervensi
d. Tugas perkembangan keluarga
e. Keluarga
f. Anak usia pra sekolah, Anak usia sekolah, Anak usia remaja, Usia
dewasa, Usia Lansia

1.6 Identifikasi Masalah


a. Childbearing adalah tahap perkembangan keluarga yang dimulai ketika
kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30 bulan.
b. Tahapan perkembangan keluarga adalah tantangan emosional dan
intelektual yang harus dihadapi oleh sebuah keluarga.
c. Intervensi adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan
d. Tugas Perkembangan Keluarga

a. Menurut Friedman (1998) yaitu :


Tahap I : Keluarga pemula
o Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
o Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
o Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).

Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak


6

o Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap


(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
o Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dankebutuhan anggota keluarga.
o Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
o Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkanperan-peran orangtua dan kakek-nenek.

Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah


o Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
o Mensosialisasikan anak.
o Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhananak-anak yang lain.
o Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).

Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah


o Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
o Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
o Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
o Meningkatkan komunikasi terbuka

Tahap V : Keluarga dengan anak remaja


o Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remajamenjadi dewasa dan semakin mandiri
o Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
o Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
7

Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa


muda.
o Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
o Mempertahankan keintiman pasangan
o Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masatua
o Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
o Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.


o Mempertahankan kesehatan
o Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dananak-anak
o Meningkatkan keakraban pasangan

Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.


o Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
o Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
o Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
o Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
o Melakukan “ Life Review”

1. Keluarga adalah dua atau lebih individu yg bergabung karena hubungan


darah,hubungan perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga,yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
2. Pengertian :
 Usia pra sekolah : anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada
periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan
psikososial serta kognitif mengalami peningkatan. Anak
8

mulaimengembangkan rasa ingin tahunya, dan mampu


berkomunikasi dengan lebih baik.
 Usia sekolah : Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang
berada pada periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12
tahun (Santrock, 2008)
 Usia remaja : Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.
 Usia dewasa : menurut kemenkes Masa Dewasa Awal: 26–35
Tahun, Masa Dewasa Akhir: 36–45 Tahun;
 Usia lansia : Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud
dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas.

1.7 Analisa Masalah


1) Apa Saja Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah keluarga ?
Jawab :
 Kegagalan peran
 Pembekalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
 Keluarga selaput kosong
 Ketiadaan seorang dan pasangan karena hal yang tidak
diinginkan
 Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan. Malapetaka
dalam keluarga mungkin mencangkup penyakit mental,
emosional.
2) Apa Saja Tahapan perkembangan keluarga ?
9

Jawab :
 Tahap pasangan menikah dan belum memiliki anak (beginning
family)
 Tahap kelahiran anak pertama (child bearing family)
 Keluarga dengan anak sekolah (families with preschoolers)
 Keluarga dengan anak sekolah (families with preschoolers)
 Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
 Keluarga dengan anak dewasa (launching center families)
 Keluarga usia pertengahan (middle age families)
 Keluarga usia lanjut

3) Bagaimana Asuhan keperawatan keluarga ?


Jawab : Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi

1.8 Mind Mapping

Ners Muda melakukan


pengkajian lima keluarga

Keluarga baru Keluarga Keluarga dg anak Keluarga anak Keluarga dg


menikah Childbearing prasekolah,sekola dewasa Lansia
h, remaja

Masalah keluarga :
Masalah keluarga : -Prasekolah dan
Masalah keluarga : Masalah
Sering beramntam, sekolah tidak suka Masalah
Suami merasa keperawatan :
tidak sepaham makan namun suka keperawatan :
kurang Perawatan
jajan. Belum menikah
diperhatikan kesehatan lansia
-Remaja : suka
membangkak

Konsep Tahapan
Perkembangan Keluarga
10

1.9 Learning Objective


a. Definisi Keluarga
b. Fungsi Keluarga
c. Tipe Keluarga
d. Tahapan Perkembangan Keluarga
e. Tugas Perkembangan Keluarga
f. Hambatan pada Perkembangan Keluarga
g. Masalah yang terjadi pada tahapan perkembangan keluarga
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan keluarga
i. Intervensi penatalaksanaan tahapan perkembangan keluarga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masingmasing
yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen 1998).

Pakar konseling keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar


perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (
Sayekti 1994)

Menurut UU No. 10 tahin 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya

Menurut Depkes RI, dikutip oleh Effendy, 1998 : 32 Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (KURANG, 2008).

2.2 Fungsi Keluarga

Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et al.,
2013) :

a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,

11
12

sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan


keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh
anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa
yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan
anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi
tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota
keluarganya.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya
yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan
umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan
kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga.
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang
setiap saat selalu berubah secara dinamis.
13

Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011) :


a. Fungsi Biologis meliputi : fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
b. Fungsi Psikologi meliputi : fungsi dalam memberikan kasih sayang dan
rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga,serta memberikan identitas
keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi meliputi : fungsi dalam membina sosialisasi pada anak,
meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi Ekonomi meliputi : fungsi dalam mencari sumber-sumber
penghasilan, mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam

2.3 Tipe Keluarga

Berdasarkan sifat anggota keluarga, maka keluarga dibagi dalam beberapa tipe
yaitu:

a. Keluarga inti (nucear family). Adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family). Adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya kakek, nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi,
dan sebagainya.
c. Keluarga berantai ( serial family). Adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.
d. Keluarga duda-janda.(singel family). Adalah keluarga yang terjadi krena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi ( composite). Adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas ( cahabitation ). Adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga . (Freidman, 2010)
14

2.4 Tahapan Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu tertentu

yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan

keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers Friedman,(1998) dikutip oleh

Murwani Arita ( 2007). meskipun setiap keluarga melalui tahapan

perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti

pola yang sama.

Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar

dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Pada makalah ini akan diuraikan

perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller Friedman, (1998)

Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan

perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan keluarga masing-masing. Karena masih banyak kita temui

keluarga baru yang tinggal dengan orang tua, maka yang dimaksud dengan

meninggalkan keluarga di sini bukanlah secara fisik. Namun secara psikologis,

keluarga tersebut sudah memiliki pasanganbaru.

a. Tugas perkembangan keluarga pasangan baru yaitu :

 Membina hubungan intim yang memuaskan

 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompoksosial

 Mendiskusikan rencana anak

 Menetapkan tujuan bersama

b. Masalah pada tahap perkembangan keluarga baru


15

 Penyesuaian seksual dan peran perkawinan

 aspek luas tentang KB

 penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah

 Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan, hukum adat

c. Intervensi masalah

 Keluarga diharapkan mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa


 Keluarga saling membantu untuk memenuhi kebutuhan
fisik/emosional/spiritual anggota keluarga
 Keluarga dapat mencari atau menerima bantuan secara tepat

Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.

Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri

melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.

a. Tugas perkembangan Keluarga Child-bearing

 Persiapan menjadi orangtua.

 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga:

peran,interaksi,hubungan seksual, dankegiatan.

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan


pasangan.Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam
keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan
merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua, bagaimana
16

orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon.
Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.

b. Masalah Tahap perkembangan Keluarga Child-bearing

Masalah yang muncul : Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga


(suami-istri, anggota keluarga dan bayi) yang ditunjukkan dengan
perkembangan bayi yang optimal.

c. Intervensi masalah
 Bounding attachment optimal
 Perilaku positif menjadi orang tua
 Saling berinteraksi dalam merawat bayi
 Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi.

Tahap III. Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun.

a. Tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah

 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat

tinggal , privasi dan rasaaman.

 Membantu anak untukbersosialisasi.

 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak

yang lain juga harusterpenuhi.

 Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar

keluarga (keluarga lain dan lingkungansekitar).

 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap


17

palingrepot).

 Pembagian tanggung jawab anggotakeluarga.

 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembanganak

b. Masalah Tahap perkembangan Keluarga anak usia Pra sekolah

Masalah yang muncul : Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota
keluarga yang cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
serta dapat ditingkatkan.
c. Intervensi Masalah
 Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang
tua
 adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota
keluarga
 Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga

Tahap IV. Keluarga dengan Anak Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah

naggota keluarga maksimal, sehinga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di

sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri.

a. Tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah

 Membantu soisalisasi anak, tetangga, sekolah, dan lingkungan

 Mempertahankan ke intimanpasangan
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggotakeluarga

 orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan

pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun luar


18

sekolah.

 Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan

semangat belajar

 Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

 Menyediakan aktifitas untuk anak dan Menyesuaikan pada aktifitas

komunitas dengan mengikut sertakan anak.

b. Masalah Tahap perkembangan Keluarga anak usia sekolah

 Kecelakaan dan injuri pada anak

 Kanker terutama leukemia pada usia 1-14 tahun

c. Intervensi Masalah

 diskusi keselamatan anak dengan orangtua

 melakukan screening atau pemeriksaan diri melalui riwayat kesehatan

dan pemeriksaan diri.

Tahap V. Keluarga dengan Anak Remaja

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah

orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi

tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri

menjadi lebih dewasa.

a. Tugas perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja

 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dewasadan meningkatkan

otonominya
19

 Mempertahankan hubungan yang intim dalamkeluarga

 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua.,hindari perdebatan, kecurigaan danpermusuhan

 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang


keluarga

b. Masalah tahap perkembangan keluarga dengan Anak Remaja

 kecelakaan, perkelahian,
 penggunaan obat-obatan/NAPZA, alkohol, merokok,
 pergaulan bebas, kehamilan tidak dikehendaki.
 Terdapat beda persepsi antara orangtua dan anak remaja

c. Intervensi Masalah

 memberikan konseling dan pendidikan tentang seks education,

 meningkatkan pengetahuan remaja tentang, uji kehamilan, AIDS dan


aborsi.

 Meningkatkan penegtahuan remaja akan dampak negatif


NAPZA,alkohol dan merokok

 Memberi edukasi tentang rambu rambu lalu lintas dan kecelakaan


yang terjadi jika tidak menaati peraturan lalu lintas

 Meningkatkan pemhaman remaja tentang solidaritas di komunitas


dan menghindari perkelahian

Tahap VI. Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terkhir meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat terkhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung

dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan

tetap tinggal bersam orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
20

mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak

untuk hidupsendiri.

a. Tugas perkembangan Keluarga dengan Anak Dewasa

 Memperluas keluarga inti menjadi keluargabesar

 Mempertahankan keintimanpasangan

 Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki


masatua

 Membantu anak untuk mandrir dimasyarakat

 Pemantauan kembali peran dan kegiatan rumahtangga

 Keluarga mempersipkan anaknya yang tertua untuk membentuk

keluarga sendiri dan tetap membantu anak terkahir untuk lebih

mandiri.

 Pada saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata

ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal.

b. Masalah Perkembangan keluarga dengan Anak Dewasa

 Masalah komunikasi anak dengan orangtua (jarak)

 perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis; diabetes, hipertensi,

kolestrol dll.

c. Intervensi Masalah

 memberikan strategi promosi kesehatan dan gaya hidup sehat

Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
21

pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan

anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Untuk mengatasi hal tersebut

keluarga perlu melakukan tugas-tugasperkembangan.

a. Tugas perkembangan keluarga usia pertengahan

 Mempertahankan kesehatan

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak

 Meningkatkan keakrabanpasangan

 pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan

berbagai aktivitas, pola hidup yang sehat, diet seimbang, olah raga

rutin, menikmati hidup dan pekerjaan, dan sebagainya.

 Hubungan antar pasangan perlu semakin dieratkan dengan

memperhatikan ketergantungan dan kemandirian masing-masing

pasangan.

b. Masalah perkembangan keluarga usia pertengahan

 Masalah hubungan perkawinan,

 komunikasi dengan anak-anak dan teman sebaya,

 masalah ketergantungan perawatan diri

c. Intervensi Masalah

 kebutuhan promosi kesehatan, pemeriksaan berkala

Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut

Tahap terkhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal sampai keduanya


22

meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat

dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.

Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai

hubungan sosial, kehilangan pekerjaan, serta perasaan menurunnya produktivitas

dan fungsi kesehatan.

a. Tugas perkembangan keluarga usia lanjut

 Mempertahankan suasana rumah yangmenyenangkan.

 Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik, danpendapatan.

 Mempertahankan keakraban suami istri dan salingmerawat.

 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosialmasyarakat.

Melakukan ‘livereview dengan mengenang pengalaman hidup dan

keberhasilan di masa lalu. Hal ini berguna agar orang tua merasakan

bahwa hidupnya berkualitas dan berarti’.

 Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan

tugas utama keluarga pada tahap ini.

b. Masalah perkembangan keluarga Usia Lanjut

 Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik

 Sumber-sumber financial yan tidak memadai

 Isolasi sosial

 Kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia

menunjukan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia.

c. Intervensi maslah
23

 memfasilitasi perawatan kesehatan bagi lansia.

 Meningkatkan potensi lansia untuk meningkatkan financial lancia

2.5 Hambatan Pada Perkembangan Keluarga


a. Pendidikan keluarga yang rendah
b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga seperti keuangan, sarana dan
prasarana
c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. Sosial budaya yang menunjang
e. Orangtua yang merasa bahwa dia benar
f. Merasa teman yang terbaik daripada keluarga
g. Pengaruh dari gadget.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tahapan Perkembangan Keluarga

a. Cara orang tua mendidik


b. Relasi antar anggota keluarga
c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi ortu
e. Perhatian ortu
f. Latar belakang budaya
24

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi: perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.

3.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui
pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan
guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu
dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang
peduli terhadap kesehatan keluarga.
25

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, H.A., Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung


Seto.
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga (Pertama.). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Friedman, E. T., Bowden, V., & Jones, E.. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Hasanah, Uswatun. Mulyati, Teori Keluarga: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta, 2013
KURANG, D. M. G. (2008). Asuhan keperawatan keluarga.

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing


Ratnasari, N.Y., (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Activities Daily
Living (ADL) Lansia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Keluarga (Di
Wilayah RW V Giriwono Kecamatan Wonogiri). PhD Thesis. Surakarta:
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Ratnasari. (2011). Pengukuran Tingkat Kemandirian Dalam ADL Digunakan
Suatu Skala “Rating Scale” yang Didasarkan Pada Ketrampilan Fungsi
Biologis. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta VBN
Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan. (2010). Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta Transinfo Medika
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Sumber Bakri, Maria. 2019. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
Baru
Wirdhana et al. 2013. Buku Pegangan Kader BKR Tentang Delapan Fungsi
Keluarga. Jakarta: BKBN
26

Anda mungkin juga menyukai