Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

FUNGSI KELUARGA PERAN FORMAL DAN INFORMAL

Disusun oleh :

SEPTI NURWIDIARTI 2025010068.P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah
Keperawatan Keluarga Fungsi Keluarga Peran Formal dan Informal” tepat pada waktunya.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok dan mahasiswa/i
dapat menambah wawasan mengenai materi ini.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan maupun teori yang mendasar. Untuk itu penulis berharap mendapatkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Curup , 11 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………...4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5

C. Tujuan…………………………………………………………………………………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi………………………………………………………………………………..6

B. Fungsi Keluarga………………………………………………………………………6

C. Peran Keluarga………………………………………………………………………..8

D. Struktur
Kleuarga……………………………………………………………………………...11

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..13

B. Saran…………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah
berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan
keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh
sebab itu disini akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di
Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan
salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target
pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan
keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota
keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan


memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat
menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk
melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Keluarga?

2. Apa saja fungsi dari keluarga?

3. Apa saja peran dari keluarga?

4. apa saja struktur dari keluarga?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memeahami definisi dari keluarga

2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari keluarga

3. Untuk mengetahui dan memahami peran formal dan informal dari keluarga

4. Untuk mengetahui dan memahami struktur dari keluarga

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Defenisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).

Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan
mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi
yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap
anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).

Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.

B. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Mernurut Friedman (1998) dalam Henny
Achjar (2011) fungsi keluarga meliputi:

1. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga hasil atau konsekuensi dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga. Merupakan respon dari
keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang

6
ataupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih
sayang.

2. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,


membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan prilaku yang
boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana
keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak
dengan dunia luar dengan belajar berdisiplin, mengenal budaya dan norma melalui
hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi


keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,


papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga. Mencari
sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan
keluarga, menabung untuk memenuhikebutuhan keluarga.

5. Fungsi Biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

6. Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa
aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.

7. Fungsi Pendidikan

7
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk prilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

C. Peran keluarga

Menurut Barbara Kozier (1995); Wahit Iqbal Mubarak (2006) peran merupakan
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari prilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu (Mubarak, Wahit Iqbal,2006).

Peran keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

a. Peran formal keluarga

Berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga adalah peran-peran terkait,


yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi
peran secara merata kepada para anggota keluarga seperti cara masyarakat
membagi peran-perannya: menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi
berfungsinya suatu sistem. Nye dan Gecas (1976) dalam Wahit Iqbal Mubarak
(2006) mengidentifikasi enam peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu:

1).      Peran sebagai provider atau penyedia.

2).      Sebagai pengatur rumah tangga.

3).      Perawatan anak.

4).      Sosialisasi anak.

5).      Rekreasi.

6).      Persaudaraan (kinship) (memelihara hubungan keluarga paternal dan


maternal).

7).      Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan).

8).      Peran seksual.

8
b. Peran informal keluarga

Menurut Satir (1967) dalam Wahit Iqbal Mubarak (2006) peran-peran


informal bersifat implicit biasanya tidak tampak kepermukaan dan dimainkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Beberapa contoh peran-peran informal
yang bersifat adaptif dan yang merusak kesejahteraan keluarga antara lain:

1) Pendorong

Pendorong, memuji, setuju dengan dan menerima kontribusi dari orang lain.
Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa
pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.

2) Pengharmonis

Yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota


penghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat.

3) Inisiator-kontributor

Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat


masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

4) Penghalang

5) Dominator

Cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan memanipulasi


anggota kelompok tertentu dan membanggakan kekuasaannya dan bertindak
seakan-akan ia mengetahui segala-galanya dan tampil sempurna.

6) Penyalah

7) Pencari nafkah

8) Martir

Tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya berkorban untuk anggota
keluarga.

9) Keras hati

9
10) Kambing hitam keluarga

Masalah anggota keluarga yang telah diidentifikasi dalam keluarga, sebagai


korban atau tempat pelampiasan ketegangan dan rasa bermusuhan, baik secara
jelas maupun tidak. Kambing hitam berfungsi sebagai tempat penyaluran.

11) Penghibur

12) Perawat keluarga

13) Pioner keluarga

Yaitu membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing, dan dalam


pengalaman baru.

14) Koordinator keluarga

15) Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga, yang


berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.

16) Distraktor dan orang yang tidak relevan.

Distraktor bersifat tidak relevan, dengan menunjukkan prilaku yang menerik


perhatian, ia membantu keluarga menghindari atau melupakan persoalan-
persoalan yang menyedihkan dan sulit.

17) Penghubung keluarga

Perantara keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitor


komunikasi dalam keluarga.

18) Saksi

Sama dengan pengikut, kecuali dalam beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi
hanya mengamati, tidak melibatkan dirinya.

10
D. Struktur Keluarga

Struktur keluarga Struktur keluarga terdiri atas:

1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.

2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.

3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
istri.

4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
suami.

5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.

Ciri-ciri struktur keluarga:

1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota


keluarga.

2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.

Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur keluarga
menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga, dan
kekuatan keluarga.

1. Struktur komunikasi keluarga. Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi


secara emosional, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.
Komunikasi emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat
mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota

11
keluarga. Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa yang
diinginkan melalui katakata yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan
tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam
keluarga, misalnya pada saat istri marah pada suami, maka suami akan
mengklarifikasi kepada istri apa yang membuat istri marah.

2. Struktur peran keluarga. Peran masing masing anggaota keluarga baik secara formal
maupun informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.

3. Struktur nilai dan norma keluarga. Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap
sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang
dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai
yang dianut masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan
prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan. Nilai
memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri (Susanto, 2012, dikutip
dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.

4. Struktur kekuatan keluarga Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual


maupun potensial dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku
orang lain berubah kearah positif.

12
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.

B. Saran

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui pendalaman


keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai
kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu dikembangakan dan
ditingkatkan untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan
keluarga.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Henny.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta: Sagung Seto

Friedman, Marilyn.1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik.Jakarta:EGC

Mubarak, Wahit Iqbal,dkk.2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.Jakarta: Sagung Seto

14

Anda mungkin juga menyukai