Anda di halaman 1dari 10

PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN ADHD

(ATTENTION DEFICIT HYPERCTIVITY DISORDER) PADA ANAK

M M

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


 RISSA SINTYA MAHERA (NPM. 2026010069.P)
 SEPTI NURWIDIARTI (NPM. 2026010068.P)
 WINDA AYU FEBRIANI (NPM. 2026010033.P)
 YEZI SILVIA (NPM. 2026010031.P)
1. DEFINISI ADHD

 Attention Deficit Hyperctivity Disorde (ADHD) adalah gangguan


perilaku neurobiologis yang ditandai dengan tingkat inatensi yang
berkembang tidak sesuai dan bersifat kronis dan dalam beberapa
kasus disertai hiperaktivitas. ADHD merupakan gangguan biokimia
kronis dan perkembangan neurologis yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk mengatur dan mencegah perilaku serta
mempertahankan perhatian pada suatu tugas
4. patofisiologi

Faktor genetik dan lingkungan berkontribusi pada ADHD, "sifat dan


pengasuhan." Studi kembar mengkonfirmasi hubungan genetik sebagai kembar
monozigot menunjukkan tingkat konkordansi 55% hingga 90% untuk ADHD. Studi
terbaru menggambarkan ADHD sebagai gangguan poligenik yang melibatkan
beberapa gen yang menentukan tingkat keparahan gejala. ADHD mungkin paling
baik dilihat sebagai ekstrim dari perilaku yang bervariasi secara genetis di seluruh
populasi pada suatu kontinum. Tidak ada pemindaian otak atau tes darah yang
menegaskan ADHD, bagaimanapun korteks prefrontal kanan, berekor nukleus, dan
globus pallidus biasanya lebih kecil, yang menunjukkan kurangnya konektivitas dari
wilayah otak utama yang memodulasi perhatian, pemprosesan stimulus, dan
impulsivitas.
Asuhan Keperawatan Teoritis

a. Pengkajian
Identitas Klien :
 Meliputi: nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, agama, alamat, penanggung jawab, tanggal
pengkajian, dan diagnosa medis.
 Keluhan Utama : Keluarga mengatakan anaknya tidak bisa diam, kaki atau tangannya bergerak terus.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua atau pengasuh melihat tanda-tanda awal dari ADHD :
• Anak tidak bisa duduk tenang
• Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal Lelah
• Perubahan suasana hati yang mendadak.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya : Tanyakan pada keluarga apakah anak dulu pernah mengalami cedera otak.
 Riwayat Tumbuh Kembang.
• Prenatal : Ditanyakan apakah ibu ada masalah asupan alkohol, atau obat-obatan selama kehamilan.
• Natal : Ditanyakan kepada ibu apakah ada penyulit selama persalinan, lahir premature, berat badan lahir
(BBLR).
• Postnatal : Ditanyakan apakah setelah lahir langsung diberikan imunisasi atau tidak.
Lanjutan…
Riwayat Imunisasi.
Tanyakan pada keluarga apakah anak mendapat imunisasi lengkap.
 Usia <7hari anak mendapat imunisasi hepatitis B.
 Usia 1 bulan anak mendapat imunisasi BCG dan Polio 1.
 Usia 2 bulan anal mendapat imunisasi DPT/HB 1 dan Polio 2.
 Usia 3 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB II dan Polio 3.
 Usia 4 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB III dan Polio 4.
 Usia 9 bulan anak mendapat imunisasi campak.
lanjutan
Activity daily living (ADL) :
 Nutrisi
Anak nafsu makannya berkurang (anorexia).
 Aktivitas.
Anak sulit untuk diam dan terus bergerak tanpa tujuan.
 Eliminasi.
Anak tidak mengalami gangguan dalam eliminasi.
 Istirahat tidur.
Anak mengalami gangguan tidur.
 Personal Hygine.
Anak kurang memperhatikan kebersihan dirinya sendiri dan sulit diatur.
Diagnosa keperawatan

 Gangguan interaksi social b.d perubahan neurologis


 Risiko cedera b.d hiperaktivitas dan perilaku impulsive
 Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
 Koping tidak efektif b.d ketidakadekuatan strategi koping
Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1. Gangguan interaksi social b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Modifikasi perilaku keterampilan social
perubahan neurologis dan selama 3x24 jam diharapkan interaksi social
Observasi
perilaku impulsive. meningkat dengan kriteria hasil:
1. identifikasi penyebab kurangnya
Ditandai dengan: 1. perasaan nyaman dengan situasi social
keterampilan social
2. perasaan mudah menerima atau
Ds: 2. identifikasi focus pelatihan keterampilan
mengkominukasikan perasaan
social
- Merasa tidak nyaman meningkat
dengan situasi social 3. responsif pada orang lain meningkat Terapeutik
- Merasa sulit menerima 4. perilaku sesuai usia meningkat
3. motivasi untuk berlatih keterampilan
atau
social
mengkomunikasikan
4. beri umpan balik positif (mis.pujian)
perasaan
terhadap kemampuan sosialisasi
Do: 5. libatkan kelaurga selama latihan
keterampian social, jika perlu.
- kurang responsive atau
tertarik pada orang lain Edukasi
- kontak mata kurang
6. jelaskan tujaun melatih keterampilan
- tidak kooperatif dalam
social
bermain dengan teman
7. anjurkan mengevalusai pencapaian setiap
sebaya
interaksi
  8. edukasi keluarga untuk dukungan
keterampialn social
9. latih keterampilan social secraa bertahap
lanjutan
2. Risiko cedera b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen keselamatan lingkungan.
hiperaktivitas dan perilaku selama 3x24 jam diharapkan tingkat cedera
Observasi
impulsive. menurun dengan kriteria hasil:
1. Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis.
  1. Kejadian cedera menurun
Kondisi fisik, fungsi kognitif)
2. Luka/ lecet menurun
2. Monitor perubahan status keselamatan
3. Toleransi aktivitas meningkat
lingkungan
Terapeutik
3. Hilangkan bahaya keselamatan (mis. Fisik,
biologi, kimis)
4. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan risiko
5. Gunakan perangkat pelindung
Edukasi
6. Ajarkan individu, keluarga dan kelompok
risiko tinggi bahaya lingkungan.
lanjutan
4. Koping tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Dukungan penampilan peran.
b.d ketidakadekuatan keperawatan selama 3x24 jam
Observasi
strategi koping. diharapkan status koping
membaik dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat
Ditandai dengan:
perkembangan
1. Kemampuan memenuhu
Ds: 2. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
peran social sesuai usia
- ­keluarga meningkat Terapeutik
mengatakan 2. Perilaku koping adaptif
3. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak
anak tidak meningkat
diinginkan
mampu  
4. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika
mengatasi
  perlu
masalah
5. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
 
6. Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah,
Do: jika perlu
- Menggunakan Edukasi
mekanisme
7. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau
koping yang
ketidakmampuan
tidak sesuai
8. Diskusikan stretegi positif untuk mengolah perubahan peran
- Perilaku tidsk
9. Ajarkan perilaku baru yang diutuhkan oleh pasien/ orang tua untuk
asertif
memenuhi peran
- Partisipasi social
kurang
 

Anda mungkin juga menyukai