Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ISOLASI SOSIAL

Kelompok 7:

Anggi Dwi Ardita 21102191

Aris Sandi Nurrohman 21102193

Muhammad Qoismalkan 21102221

Pitutur Tri Budianing Tyastuti 21102224

DOSEN PENGAMPU:

Zidni Nuris Yuhbaba, S.Kep., NS., M.Kep


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS dr.SOEBANDI JEMBER

2023

A. Definisi

Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalamipenurunan atau


bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi denganorang lain di sekitarnya. Pasin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang laindisekitarnya (Keliat, 2011).

solasi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dan hubungan dengan
orang. Klien yang mengalami isolasi sosial ditandai dengan adanya afek datar, afek sedih,
ingin kesendirian, ketidakmampuan memenuhi harapan orang lain, menarik diri,
menunjukkan permusuhan, merasa tidak aman di tempat umum, perasaan beda dari orang
lain, riwayat ditolak, tidak ada kontak mata, dan tidak mempunyai tujuan. Isolasi sosial
mampu menyebabkan halusinasi apabila tidak segera ditangani.

Jadi isolasi sosial Menarik diri adalah suatu keadaan kesepian yangdialami seseorang
karena merasa ditolak, tidak diterima, dan bahkan pasien tidak mampu berinteraksi untuk
membina hubungan yang berartidengan oranglain disekitarnya.

B. Tanda Dan Gejala

Menurut pusdinatlakes (2012),Tanda dan gejala dari isolasi sosial adalah:

1. Perasaan sepi

2. Perasaan tidak aman

3. Perasaan bosan dan waktu terasa lambat

4. Ketidakmampuan berkonsentrasi

5. Perasaan ditolak

C. Faktor predisposisi

Menurut Fitria (2009) faktor predisposisi yang mempengaruhi masalah


isolasi sosial yaitu
1) Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas tugas perkembangan yang harus
erjadi gangguandalam hubungan sosial.Apabila tugas tersebut tidak terpenuhi
maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya dapat
menimbulkan suatu masalah.
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukungterjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkanketidakjelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggotakeluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktubersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk hubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
3) Faktor sosial budaya
Norma-norma yang salah didalam keluarga atau lingkungan dapatmenyebabkan
hubungan sosial, dimana setiap anggota keluarga yang tidakproduktif seperti
lanjut usia, berpenyakit kronis dan penyandang cacatdiasingkan dari lingkungan
sosialnya.

4) Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan
dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi gangguan
hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizfrenia yang mengalami
masalah dalam hubungan memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti
atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuksel-sel dalam limbic dan daerah
kortikal.

D. Faktor presipitasi

Menurut Herman Ade (2011) terjadinya gangguan hubungan sosial jugadipengaruhi


oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokan
sebagai berikut:

1) Faktor eksternal

Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya sepertikeluarga.

2) Faktor internal

Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stressyang terjadi akibat kecemasan atau
ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau tidak terpenuhi kebutuhan individu.

E. Rentang Respon
Menurut Stuart (2007). Gangguan kepribadian biasanya dapat dikenali pada masa
remaja atau lebih awal dan berlanjut sepanjang masa dewasa. Gangguan tersebut merupakan
pola respon maladaptive, tidak fleksibel,dan menetap yang cukup berat menyababkan
disfungsi prilaku atau distress yang nyata.

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Kesepian Manipulasi


otonomi menarik dari impulsif
kebersamaan ketergantungan narsisme
saling
ketergantungan

1.Respon Adaptif

Menurut sutejo (2017) respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh
norma norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku.Dengan kata lain individu
tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah.Berikut adalah sikap yang
termasuk respon adaptif:

-Menyendiri,respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah


terjadi dilingkungan sosial.

- Otonomi,kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,pikiran,


dan perasaan dalamhubungan sosial.

-Kebersamaan,kemampuan individu dalam hubungan interpersonal yang saling


membutuhkan satu sama lain.

-Saling ketergantungan(interdependen),suatu hubungan saling ketergantungan antara


individu dengan orang lain.

2.Respon Maladaptif

Menurut sutejo (2017) respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma
sosial dan kehidupan disuatu tempat.Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon
maladaptif:

-Manipulasi,kondisi dimana individu cenderung berorientasi pada diri sendiri.


-Impulsif, respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subjek yang tidak
dapat diduga,tidak dapat dipercaya dan tidak mampu melakukan penilaian secara
objektif.

-Narsisme,kondisis dimana individu merasa harga diri rapuh, dan mudah marah.

4. Mekanisme Koping

Individu yang mengalami respon sosial maladaptif menggunakan berbagai mekanisme


dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis
masalah hubungan yang spesifik (Gall W.Stuart 2006). Koping yang berhubungan dengan
gangguan kepribadian antisosial antara lain proyeksi, spliting dan merendahkan orang lain,
koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang spliting, formasi reaksi,
proyeksi, isolasi, idealisasi oranglain, merendahkan orang lain dan identifikasi proyektif.

Sumber koping yang berhubungan dengan respon maladaptif menurut stuart, (2006)
meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman, hubungan dengan
hewan peliharaan, penggunaan kreativitas untuk mengespresikan stres interpersonal
(misalnya kesenian,musik,atau tulisan).

5. Pohon Masalah

Risiko gangguan sensori persepsi halusinasi (Effect)

Isolasi Sosial ( Core Problem)

Gangguan Konsep diri (Causa)

Intervensi / Rencana keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Isolasi Sosial (D.0121) Harga Diri (L.09069) Promosi Harga Diri
Setelah dilakukan tindakan (1.09308)
keperawatan 1x24jam,masalah Tindakan Observasi:
keperawatan teratasi dengan -Monitor verbalisasi yang
kriteria hasil: merendahkan diri sendiri
No Kriteria hasil SA/ST -Monitor tingkat harga diri
1. Penilaian diri 3/4 setiap waktu,sesuai
positif kebutuhan.
2. Perasaan 3/4 Tindakan Terapeutik:
memiliki -Motivasi terlibat dalam
kelebihan atau verbalisasi positif untuk
kempuan positif diri sendiri
3. Minat mencoba 3/4 -Diskusikan pernyataan
hal baru tentang harga diri
4. Konsentrasi 3/4 -Diskusikan kepercayaan
5. Perilaku asertif 3/4 terhadap penilaian diri
-Diskusikan alasan
Keterangan: mengkritik diri atau rasa
1.Menurun bersalah
2.Cukup Menurun Tindakan Edukasi:
3.Sedang -Jelaskan kepada keluarga
4.Cukup meningkat pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
-Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
-Latih pernyataan atau
kemampuan positif diri
-Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan kemampuan
dalam menangani situasi
DIAGNOS TINDA
A KAN 1 2 3 4
ISOLASI PASIEN 1. Identifkasi penyebab 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 4. Evaluasi kegiatan
SOSIAL isolasi sosial ,dan apa bercakap- bercakap-cakap bercakap-cakap saat
sebabnya cakap(beberapa orang (beberapa orang) saat melakukan 4 kegiatan
2. Keuntungan punya ) melakukan 2 kegiatan harian,beri pujian
teman dan bercakap- 2. Latih cara bercakap- harian ,Beri pujian. 5. Latih cara bercakap-
cakap. cakap dengan 2 orang 2. Latih cara bercakap cakap dalam kegiatan
3. Kerugian tidak punya lain dalam 2 kegiatan cakap ( 4-5 orang) dalam sosial : belanja ke
teman dan tidak harian 2 kegiatan harian baru. warung ,meminta
becakap-cakap. 3. Masukan pada jadwal 3. Masukan pada Jadwal sesuatu, menjawab
4. Latih cara berbicara kegiatan untuk latihan kegiatan untuk latihan pertanyaan
dengan anggota keluarga bercakap-cakap bercakap-cakap dengan 1. Masukan pada jadwal
dalam 1 kegiatan harian dengan 2-3 orang : 4-5 orang saat kegiatan untuk latihan
5. Masukan dalam jadwal tetangga atau tamu melakukan 4 kegiatan bercakap-cakap dengan
untuk kegiatan harian saat melakukan harian >5 orang ,orang
kegiatan harian baru ,saat melakukan
kegiatan harian dan
sosialisasi
DAFTAR PUSTAKA

Wilanda, rori, seelvia, Ramadhani,sinthia, Saodah,siti, Aulia,Maulidia Suci,


Pratama,Wahyu, Hantini,Marti Yosmalia (2021). Asuhan keperawatan jiwa
isolasi. JURNAL KEPERAWATAN TANJUNGKARANG politeknik
kesehatan tanjungkarang https://id.scribd.com/document/483599540/Askep-
Jiwa-Isolasi-Sosial#sidebar

Piana,Elma, Hasanah,Uswatun, Inayati,Anik (2022). TURNAL PENERAPAN CARA


BERKENALAN PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL Akper Dharma Wacana
Metro

Stuart, G., (2013). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Buku
kedokteran EGC.

Keliat, A.B., & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai