Disusun oleh:
WAHAM
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009). Gangguan isi pikir adalah
tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya,
serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan
psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan
a. Predisposisi
Biologi
yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal,
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang
terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggi pada skizofrenia dari pada
jiwa profesional).
Sosial budaya
b. Presipitasi
Biologi
maladaptif termasuk:
informasi
rangsangan.
Stres lingkungan
gangguan perilaku.
Pemicu gejala
episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
b. Fungsi persepsi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
d. Fungsi motorik
jelas, katatonia.
4. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
5. Mekanisme Koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri
1.) Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
1. Pengkajian
-Identifikasi klien
klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu
a. Psikologis
b. Biologis
c. Sosial Budaya
Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada
keluhan
-Aspek psikososial
a. Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
b. Konsep diri
Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien
laki/perempuan.
Peran: tugas yang diemban dalam keluarga /kelompok dan masyarakat dan
Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan
penyakitnya.
Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktvitas
motori klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi
selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran,
tilik diri.
-Proses pikir
Proses pikir dalam berbicara jawaban klien kadang meloncat-loncat dari satu
topik ketopik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai
2. Pohon Masalah
3. Diagnosa
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
Kerusakan komunikasi Tujuan (Tuk/Tum) Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
verbal b.d Perubahan TUM : Klien dapat 1. Bina hubungan saling percaya - Hubungan saling percaya merupakan
proses pikir waham Klien melakukan komunikasi mengungkapkan 2. Jangan menambah dan mendukung dasar untuk kelancaran hubungan
verbal. perasaannya dan waham klien interaksi selanjutnya.
keadaan saat ini secara 3. Yakinkan klien dalam keadaan - Mendorong keluarga untuk mampu
verbal. aman dan terlindungi merawat klien mandiri di rumah,
TUK : 4. Observasi apakah waham klien support system keluarga akan sangat
- Klien dapat membina - Ekspresi wajah klien mengganggu aktivitas sehari – hari mempengaruhi dalam mempercepat
hubungan saling percaya. bersahabat, dan perawatan diri. proses penyembuhan klien dan
- Klien dapat menunjukkan rasa 5. Beri tujuan pada penampilan dan meningkatkan peran serta keluarga
mengidentifikasi kebutuhan kemampuan klien yang realitas dalam merawat klien dirumah.
tenang dan ada
yang tidak terpenuhi 6. Observasi kebutuhan sehari – hari
kontak mata, mau 7. Bicara dengan klien dalam kontak
- Klien membina hubungan
realitas berjabat tangan dan realitas
- Klien dapat menggunakan mau menyebutkan 8. Sertakan klien dalam terapi
obat dengan benar. nama, mau aktivitas kelompok
menjawab salam dan 9. Diskusikan dengan keluarga
mau duduk tentang gejala waham, cara
merawatnya.
berdampingan
dengan perawat, mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi.
- Klien dapat
menjelaskan
kebutuhan yang tidak
terpenuhi
- Klien dapat bercerita/
sesuai dengan
realitas.
- Klien dapat minum
obat tepat waktu dan
sesuai dosis.
Waham SP I p
1. Membantu orientasi realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi
3. Membantu pasien memenuhi
kebutuhannya
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Evaluasi
Menurut Direja (2011), evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP diantaranya sebagai berikut :
- S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
- O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat di ukur dengan mengobservasi perilaku klien pada saat
tindakan dilakukan, atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau
memberi umpan balik sesuai dengan hasil observasi.
- A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan.
- P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon klien
yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Asis, S. J. De. (2018). Psychiatric Disorders Late in Life. Psychiatric Disorders Late in Life,
11–20. https://doi.org/10.1007/978-3-319-73078-3
Bell, V., Raihani, N., & Wilkinson, S. (2019). De-Rationalising Delusions. 1–34.
https://doi.org/10.1177/2167702620951553
Dalami, E., ROCHIMAH, N., SURYATI, K. R., & LESTARI, W. (2009). Asuhan
Keperawatan klien dengan gangguan jiwa.
Keliat, B. A., dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC